Kisah Uwais al Qarni Menggendong Ibunya Naik Haji

Berikut adalah kisah Uwais al Qarni menggendong ibunya naik haji. Ia menggendong ibunya untuk menunaikan ibadah haji dari Yaman hingga Makkah. Alkisah Uwais mendapat ujian berupa penyakit kulit yang dideritanya. Namun dengan kesulitan fisik tersebut tak menyurutkan baktinya untuk merawat ibunya yang sudah lanjut usia dan mengalami lumpuh.

Uwais selalu bisa memenuhi keinginan sang ibu, hingga suatu ketika sang ibu berkata “Wahai Uwais anakku. Mungkin aku tak akan lama lagi bisa bersamamu. Tolong usahakanlah agar aku dapat menunaikan ibadah haji,” kata ibunya. 

Setelah mendengar permintaan ibunya, Uwais terdiam sembari berpikir bagaimana cara agar bisa memenuhi keinginan ibunya. sementara untuk membeli unta sebagai kendaraan tentu tidak mungkin karena tidak ada biaya. Akhirnya ia memutuskan, kelak di musim haji ia akan membawa ibunya menunaikan ibadah haji dengan cara menggendongnya. 

Di tengah waktu menunggu musim haji Uwais membeli anak lembu yang masih kecil untuk dirawatnya.  Akhirnya Uwais membuatkan kandang untuk anak lembu tersebut di atas bukit. Setiap hari di waktu pagi hari Uwais menggendong anak lembunya itu untuk digembala di kaki bukit, hingga menjelang petang ia kembali menggendong anak lembu itu untuk dikembalikan ke kandangnya yang ada di atas bukit. Rutinitas itu ia lakukan setiap hari hingga masyarakat disana menyangka bahwa Uwais telah gila. 

Tak terasa musim haji akan segera tiba, dan anak lembu itu sudah besar, bukan untuk dijual, ternyata pekerjaan Uwais menggendong anak lembu naik dan turun bukit itu adalah untuk melatih tenaganya agar kuat menggendong ibunya untuk pergi menunaikan ibadah haji dari Yaman ke Makkah yang itu membutuhkan tenaga yang kuat karena jauhnya jarak yang akan ditempuh. 

Akhirnya Uwais pergi bersama ibunya untuk menunaikan ibadah haji, sepanjang perjalanan panas matahari dan dinginnya udara malam tak bisa dihindari oleh Uwais, namun itu tak menyurutkan semangatnya untuk membahagiakan ibu yang disayanginya. Sesampainya di Makkah ia thawaf  tetap dengan menggendong ibunya, selepas tawaf ia lalu berdoa di depan kakbah agar Allah Swt mengampuni dosa dosa ibunya, 

Lalu ditanyalah Uwais bagaimana dengan dosamu? Dan Uwais menjawab “dengan dosa ibuku diampuni maka ibuku akan masuk surga maka cukuplah ridla ibuku yang membawaku ke surga,” katanya.  

Seketika itu penyakit kulit yang dideritanya sembuh, dan hanya menyisakan satu bercak putih sebagai tanda agar Umar bin Khattab bisa mengenalinya. Karena Rasulullah berpesan kepada Umar agar mencari orang shaleh yang bernama Uwais Al-Qarni yang di salah satu bagian tubuhnya ada bercak putih.

Baktinya kepada ibunya membuat Uwais memiliki derajat kemulian yang tinggi. Hal itu ditandai dari sabda Rasulullah Saw kepada sahabat bahwa jika para sahabat menjumpai Uwais agar meminta doa ampunan melalui Uwais. 

Dalam hadits riwayat Muslim, Sayidina Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in itu adalah orang yang bernama Uwais, ia memiliki orang tua, dan kepadanya terdapat kusta. Suruhlah dia untuk memohonkan ampun untuk kalian’.”

Demikian kisah Uwais al Qarni menggendong ibunya naik haji. Semoga bermanfaat, Wallahu a`lam.

BINCANG SYARIAH