Sahabat Ummi, pernahkah mendapati suami melakukan kesalahan fatal terhadap diri kita?
Kesalahan ini kemudian mencederai kepercayaan, mengikis rasa cinta, menyemai benih benci, dan membuat kita sulit memaafkannya?
Kalau pernah, mari kita renungkan bersama hal berikut ini…
Rasanya tiada suami yang sempurna selain Rasulullah shalallaahu alaihi wassalaam, oleh sebab itu selain Beliau, pria lain merupakan suami yang sangat mungkin melakukan kesalahan dan kekhilafan, bahkan yang berskala besar sekalipun.
Lalu apakah kita harus memaafkan kesalahannya padahal kekhilafan tersebut menghancurkan hidup kita? Demi Allah, ya!
Jika kita tidak ingin lebih hancur dan tidak ingin keadaan semakin memburuk, maka kita harus bisa melepaskan hati kita dari rasa dendam, yakni dengan memaafkannya!
Sudah jelas, memendam emosi negatif hanya memberi efek buruk untuk kesehatan kita (bukan kesehatan suami), dan juga membuat psikologis kita terganggu (bukan psikologis suami), jadi… Buat apa bersikeras tidak memaafkannya?
Jangan salah paham! Memaafkan adalah pekerjaan hati, jadi bukan berarti dengan memaafkan kita tidak memberikan tindakan hukum untuk kesalahan suami yang bersifat melanggar hukum. Kita bisa saja memintanya dijatuhkan sanksi hukum tapi hati kita sudah lapang dan tenang.
Jadi, yang perlu kita fokuskan adalah memaafkan untuk kelapangan hati kita sendiri!
Berikut ini Ummi sharingkan bagaimana cara memaafkan kesalahan suami, semoga bermanfaat untuk menyembuhkan luka hati Sahabat Ummi:
1. Tukar maaf kita dengan ampunan Allah!
Apakah kita tidak mempunyai kesalahan? Apakah kita tidak ingin Allah mengampuni kesalahan kita?
Jika kita mengharapkan ampunan Allah, maka tukarlah kemaafan kita untuk suami dengan ampunan Allah!
2. Tukar maaf kita dengan tiket ‘doa yang pasti terkabul’!
Orang yang didzolimi sesungguhnya memiliki tiket doa yang pasti terkabul, maka…
Daripada menyia-nyiakan tiket tersebut untuk mendoakan kesialan bagi suami (tidak ada untungnya juga buat kita), lebih baik pergunakan untuk mendoakan rezeki, kelimpahan dan keberkahan untuk kehidupan dunia dan akhirat kita.
3. Tukar maaf kita dengan kesehatan tubuh!
Orang yang mudah memaafkan sudah pasti terjauh dari penyakit berbahaya, dikarenakan hatinya lapang dan pikirannya damai.
Sebaliknya, orang yang penuh emosi dan kebencian: marah pada suami, mertua, tetangga, saudara, sudah pasti lebih gampang terkena penyakit darah tinggi, stroke, kanker, atau penyakit membahayakan lainnya.
Ini disebabkan emosi negatif berefek buruk untuk tubuh kita.
4. Tukar maaf kita dengan surga!
Bohong jika kita lebih memilih neraka daripada surga! Maka, didzolimi orang lain tapi bisa memaafkannya adalah cara tercepat meraih surga.
Allah mengetahui bahwa memaafkan bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh nafsu dan ego manusia. Sebab itu, salah seorang sahabat Rasulullah yang ibadah khususnya biasa-biasa saja, mendapat undangan ke surga dikarenakan kebiasaannya memaafkan kesalahan orang tiap sebelum tidur.
Sungguh alangkah indahnya hidup ini jika kita bisa meneladani pribadi Rasulullah yang mudah memaafkan kesalahan. Selamat menikmati hidup bahagia dengan memaafkan!