Kemegahan Masjidil Haram, Mekkah, menyambut para tamu Allah. Lantai marmer mewah, tiang-tiang besar, pendingin udara di setiap sudut, serta papan informasi yang cukup terang mengantar jemaah menuju kakbah yang terletak persis di tengah-tengah.
Untuk bisa bertawaf dan bermunajat di Masjidil Haram, jemaaah terlebih dahulu mesti melewati beragam pintu. Pintu-pintu yang berjumlah banyak dan hampir serupa ini kerap memecah konsentrasi para calon haji, terutama yang berasal dari Indonesia lantaran bercampur dengan jutaan Muslim lainnya yang datang dari segala penjuru dunia. Jika tak bisa mengingatnya dengan baik dari pintumana ia masuk, maka seseorang bisa tercerai dari rombongannya dan bahkan tersesat.
Sebelum dilakukan pemugaran, keseluruhan pintu masuk Masjidil Haram berjumlah 120 buah. Masing-masing pintu memiliki nama. Yang masyhur dan cukup mudah diingat di antaranya adalah Bab (pintu) Shafa, Ali, Alfath, Marwah, Umrah, dan Abu Bakar Shidiq. Penamaan pintu ini sebenarnya ditujukanagar mudah dihafal jemaah. Namun masjid dengan luas lebih dari 388.375 meter ini tampaknya tetap menyulitkan jemaah haji dalam memetakan arah dan mengenali pintu sebagai patokan.
Denah pintu Masjidil Haram
Beruntung dalam musim haji tahun ini sebagian besar pemugaran tuntas dilakukan. Termasuk pintu-pintu di Masjidil Haram. Perbedaan keberadaan pintu sebelum dan sesudah pemugaran ini cukup mencolok. Salah satu pekerja renovasi asal Indonesia, Herman, mengatakan meski pintu yang dibangun bertambah banyak namun pengelompokkan namanya semakin sederhana dan mudah diingat.
Herman delapan tahun bekerja di Arab Saudi. Dia bertugas sebagai teknisi AC di Masjidil Haram tiga tahun terakhir. Pria asal Purwakarta, Jawa Barat, itu berulangkali menolong dan memberi petunjuk arah pulang jemaah haji asal Indonesia yang tersesat. Agar jemaah tidak tersesat, Herman memberi petunjuk kunci, “Meskipun pintu semakin banyak, semua mengarah ke King Fahd. Yang perlu dipahamipintu masuk utama saja.”
Kelompok pintu masuk utama yang dimaksud Herman berjumlah empat. Perinciannya bisa dipaham mulai dari pintu bernama Bab King Fahad, nama ini mencakup pintu masuk nomor 70 hingga 93. Berikutnya nama King Abdul Aziz, King Abdullah, dan Safa Marwah mencakup pintu-pintu bernomor 20 sampai 25. Kelompok pintu King Fahd, King Abdul Aziz dan King Abdullah akan mengarahkan pada masjid baru hasil pemugaran. Posisinya tepat menghadap Hotel Dar at Tauhid Continental serta Zam-zam Tower.
Sementara kelompok pintu Shafa Marwah akan mengarahkan jemaah yang memilih tinggal yang cukup jauh dari Masjidil Haram. Sebagian jemaah haji Indonesia termasuk yang banyak menggunakan jalur ini. Mereka biasanya menetap di Mafazin, Aziziyah, dan Raudhah. Meski begitu, untuk menujuMasjidil Haram jemaah bisa mengakses kendaraan yang disediakan berupa bus berwarna merah maupun hijau.