Lengkapi dengan Puasa, Sempurnakan dengan Haji

Puasa dan haji adalah salah satu rukun Islam, dan amalan yang sangat mulia

SETELAH kita berikrar syahadat, lalu menjaga hubungan dengan Rabb Semesta Alam lewat shalat lima waktu, serta mengasah kepedulian sosial lewat zakat, maka kita masih perlu melengkapi tiga rukun tersebut dengan satu rukun lagi agar kita bisa pulang kembali ke kampung halaman kita di Surga. Satu rukun tersebut adalah berpuasa di bulan Ramadhan.

Abu Hurairah RA menjelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa suatu hari seorang Arab badui datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, “Tunjukkanlah kepadaku amalan yang jika aku kerjakan, maka aku akan masuk surga.”

Rasulullah ﷺ menjawab, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu (apa pun), mendirikan shalat yang wajib, menunaikan zakat yang wajib, dan berpuasa di bulan Ramadhan.”

Mendengar hal tersebut, orang Arab badui itu berkata lagi, “Demi Allah yang jiwaku (berada) di Tangan-Nya, aku tidak (akan) menambah sedikit pun dan tidak mengurangi (nya).”

Ketika orang itu telah pergi, Rasulullah ﷺ berkata kepada para sahabatnya, “Barang siapa ingin melihat salah seorang penghuni surga, maka lihatlah orang ini.”

Kewajiban berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan, sebagaimana kita jalani pada pekan-pekan lalu, dengan menahan makan, minum, dan berhubungan suami istri, serta hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari telah dengan jelas disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an suar al-Baqarah [2] ayat 183 hingga 185.

Adapun faedah puasa Ramadhan, tentu banyak. Salah satunya, sebagaimana diterangkan Rasulullah ﷺ dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena beriman dengan kewajibannya dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Dalam Hadits lain, Rasulullah ﷺ menjelaskan, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu yang disebut dengan pintu Ar Rayyan. Hanya orang-orang yang sering berpuasa yang akan memasuki pintu tersebut. Mereka dipanggil, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Kemudian mereka masuk ke dalamnya dan orang-orang selain mereka tidak bisa masuk. Jika mereka sudah masuk, maka tertutup pintu tersebut dan tidak ada lagi yang masuk selain mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Itulah empat kewajiban yang menjadi pilar Islam. Sebagai penyempurna dari 4 kewajiban tersebut, ada satu kewajiban lagi yang harus ditunaikan bagi mereka yang berkesanggupan. Yakni, menunaikan haji ke Padang  Arafah.

Berhaji, bagi mereka yang tak memiliki iman, jelas akan terasa berat. Tak akan ada orang yang suka menghabiskan uang begitu besar, waktu begitu banyak, berpisah berhari-hari dengan anak dan isteri, menuju suatu tempat yang gersang dan panas, untuk berpayah-payah melaksanakan ritual yang menguras habis tenaga.

Tapi dengan iman, perjalanan haji yang amat melelahkan, akan terasa nikmat. Segala kelelahan akan terbayar dengan janji Allah Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya, sebagaimana diriwayatkan oleh Thabrani.

“Keluarnya kamu dari rumah menuju Baitul Haram, maka setiap tanah yang diinjak kendaraanmu, Allah akan menuliskan untukmu sebuah kebaikan dan menghapuskan dosamu. Adapun wukufmu di Arafah, maka Allah turun ke langit dunia dan membanggakan manusia di hadapan malaikat seraya berfirman, ‘Mereka adalah hamba-hamba-Ku. Mereka mendatangi-Ku dalam keadaan kusut dan berdebu dari segenap penjuru yang jauh. Mereka mengharapkan rahmat-Ku dan takut akan azab-Ku, padahal mereka tidak melihat-Ku. Lalu bagaimana bila mereka melihat-Ku?’.”

“Seandainya engkau mempunyai dosa sebanyak pasir yang menggunung, sejumlah hari-hari umur dunia, atau pun tetesan hujan, maka Allah akan menyucikannya darimu. Adapun lemparan jumrahmu, maka dia disimpan untukmu. Begitupun pemotongan rambutmu, setiap helai rambut yang jatuh adalah bernilai satu kebaikan. Lalu jika engkau telah bertawaf di Baitullah, maka engkau telah terbebas dari dosa-dosamu seperti saat engkau dilahirkan ibumu,” jelas Rasulullah ﷺ lagi.

Inilah tiket manusia menuju surga. Semua itu tak akan terasa sulit jika kita hiasi hati dengan iman, dan amal dengan ilmu. *

HIDAYATULLAH