Ujian Terbesar bukanlah Musibah dan Kesulitan Hidup!

Allah Swt berfirman :

وَبَلَوۡنَٰهُم بِٱلۡحَسَنَٰتِ وَٱلسَّيِّـَٔاتِ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

“Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS.Al-A’raf:168)

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS.Al-Anbiya’:35)

Dari dua ayat ini cukup menjelaskan bahwa ujian di dunia ini bukan hanya berupa musibah dan kesulitan, namun setiap sisi dalam kehidupan kita adalah ujian.

Sakit adalah ujian, kesehatan pun ujian.

Kemiskinan adalah ujian, kekayaan pun ujian.

Kesengsaraan hidup adalah ujian, kesenangan pun ujian.

Tapi nyatanya, ujian berupa kesenangan sebenarnya lebih “berbahaya” daripada ujian berupa kesulitan. Mengapa?

Karena musibah dan kesulitan seringkali membuat seseorang merasa lemah dan butuh kepada pertolongan Allah, yang akhirnya menjadikannya berusaha mendekat kepada-Nya agar segala kesulitannya bisa terselesaikan.

Dalam sebuah ayat, Allah Swt Berfirman :

وَإِذَا غَشِيَهُم مَّوۡجٞ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٞۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٖ كَفُورٖ

“Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat-ayat Kami hanyalah pengkhianat yang tidak berterima kasih.” (QS.Luqman:32)

Sementara kesenangan adalah ujian yang lebih dahsyat. Karena seringkali seorang yang mendapatkan kenikmatan terlalu sibuk dengan kenikmatan tersebut dan lupa terhadap Pemberinya. Dan pada akhirnya ia menjadi budak dari kenikmatan itu sendiri sehingga membuatnya celaka di dunia dan akhirat.

Karenanya jangan bangga bila hidup kita selalu senang dan penuh kenikmatan, karena itu semua adalah ujian terbesar yang seringkali melenakan.

Jangan dulu berbangga karena kita masih dalam ruang ujian. Boleh kita berbangga jika telah lulus dalam ujian ini yaitu selamat dari api neraka dan meraih surga.

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ

‘Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS.Ali ‘Imran:185)

Semoga bermanfaat…

KHAZANAH ALQURAN

Ujian Kekurangan Harta

ALLAH SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (QS. al-Baqarah [2]: 155-156).

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui kemampuan setiap hamba-Nya dalam menghadapi suatu ujian. Ada orang-orang yang diuji dengan kekayaannya, yang dari ujian tersebut ada yang lulus dan ada yang tidak. Demikian juga ada orang-orang yang diuji dengan kefakirannya, yang dari ujian tersebut ada yang lulus dan ada juga yang tidak.

Manakah di antara kedua ujian tersebut yang lebih baik? Yang terbaik adalah orang yang menjalani ujiannya dengan penuh kesabaran dan berpegang teguh kepada Allah SWT. Apalah artinya harta kekayaan berlimpah kalau hanya menjauhkan pemiliknya dari Allah. Dan semakin berat kefakiran seseorang manakala kefakirannya dijalani dengan putus asa, buruk sangka dan menjauh dari-Nya.

Pada ayat surat al-Baqarah yang disebutkan sebelumnya, Allah menjelaskan secara tersurat kepada kita bahwa salah satu bentuk ujian yang akan menimpa kita adalah kekurangan harta. Dan, barangsiapa yang tidak bersabar dalam ujian ini, maka penderitaannya hanya akan bertambah panjang.

Saudaraku, kefakiran bukan hanya diukur misalnya dengan rumah yang sederhana, bukan tampak pada kendaraan tua yang hanya roda dua, bukan tampak hanya pada menu makanan yang ala kadarnya. Karena sangat mungkin orang-orang yang berada dalam kondisi demikian justru memiliki hati yang tenang, jiwa yang merdeka dan bahagia karena merasa cukup dengan apa yang ada.

Boleh jadi pada pandangan orang lain, mereka ini tidak beruntung. Tapi, hakikatnya merekalah orang yang kaya dan berkecukupan. Sebaliknya, manakala kita melihat seseorang punya rumah yang megah, kendaraan yang mewah, pakaian yang indah, namun hatinya sempit dan jiwanya terkekang. Mengapa? Karena ternyata harta berlimpah yang ia miliki tidak pernah cukup menutupi segala kebutuhannya, belum lagi utang yang banyak dan sulit dilunasi.

Oleh karena itu, yang terpenting bukanlah terletak pada banyak atau sedikitnya harta, yang terpenting adalah apakah harta yang kita miliki itu mencukupi atau tidak. Tidak masalah jika rumah kita masih ngontrak, namun kebutuhan kita tercukupi. Tidak masalah jika kita tidak punya kendaraan pribadi, namun urusan kita lancar.

Saudaraku, jika kita sedang berada dalam episode keterbatasan harta, maka itu tidak membahayakan selama kita bersyukur. Karena syukur adalah pengundang karunia Allah yang belum datang kepada kita. Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7). [*]

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Apakah Dibalik Ujian Ada Keuntungan?

Allah swt berfirman :

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Baqarah:155)

Dunia adalah ruang ujian, setiap sisi dalam hidup ini adalah ujian. Terkadang manusia di uji dengan kesusahan dan tak jarang yang di uji dengan kesenangan.

Dunia adalah alam yang terbatas. Dalam arti kita tidak mampu meraih sesuatu kecuali dengan mengorbankan sesuatu yang lain.

Orang yang ingin sampai pada derajat keilmuan tertentu dan meraih titel yang tinggi harus mengorbankan waktu, tenaga dan menekan berbagai keinginan yang ada dalam dirinya.

Orang yang ingin mendapatkan harta harus mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya bahkan tak jarang yang harus mengorbankan diri untuk tidak bertemu keluarga dalam waktu yang cukup lama.

Apapun yang ingin kita raih di dunia pasti disertai dengan sesuatu yang harus dikorbankan.

Namun ada dua pertanyaan yang perlu kita cari jawabannya.

1. Apakah ujian ini hanya untuk kaum mukminin saja atau untuk seluruh umat manusia tanpa terkecuali?

Kita akan temukan jawaban dalam Firman-Nya :

ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ

“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS.Al-Mulk:2)

Maka ujian itu diperuntukkan untuk semua manusia, bukan untuk kaum mukminin saja.

2. Apakah dibalik ujian ini ada keuntungannya?

Setiap ujian pasti ada hasilnya. Setiap perlombaan pasti ada hadiahnya. Lalu apa keuntungan ujian ini bagi seorang mukmin?

a. Ujian bagi seorang mukmin akan mengokohkan keimanannya dan membuatnya semakin yakin dan pasrah bahwa semua yang terjadi adalah atas Kehendak dan Ketentuan Allah swt. Tugas manusia hanyalah berusaha sesuai dengan kemampuannya.

b. Ujian mendorong manusia untuk lebih bersemangat meraih sesuatu yang ia harapkan. Tantangan membuat seseorang semakin mengasah potensinya untuk menghadapi semua rintangan hidup. Karenanya setiap kali seseorang mampu menghadapi satu ujian maka ia akan menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Jika kita bertanya apakah dibalik ujian ada keuntungan? Bagi seorang mukmin pasti ada ! Karena setidaknya bila ia bersabar pasti ia akan mendapatkan pahala dari kesabarannya itu.

Karena itu di akhir ayat diatas disebutkan :

وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar..”

Kesabaran membawa kita pada dua hadiah yang menanti. Hadiah berupa pahala dari Allah dan hadiah berupa kesuksesan atas kesabaran kita di dunia. Karena tiada kesuksesan tanpa kesabaran.

Semoga bermanfaat.

KHAZANAH ALQURAN

Tujuh Ujian Hidup Manusia

DALAM menghadapi kehidupan di dunia ini, manusia selalu berhadapan dengan dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan suka, saat lain merasakan duka.

Pada saat bahagia, terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya, saat duka mendera, seringkali manusia berkeluh -kesah.

Bagi hamba Allah Swt yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji Allah Swt. “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk [67]: 2).

Minimal ada tujuh ujian hidup yang wajib kita ketahui. Insya Allah, Allah Swt luruskan dari ujian-ujian-Nya, sehingga meraih gelar shobirin dan mujahidin. “Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS Muhammad [47]: 31).

Pertama, ujian berupa perintah Allah, seperti Nabi Ibrahim diperintahkan Allah Swt menyembelih putra tercintanya bernama Ismail.

Kedua, ujian larangan Allah Swt, seperti larangan berzina, korupsi, membunuh, merampok, mencuri, sogok-menyogok, dan segala kemaksiatan serta kezaliman.

Ketiga, ujian berupa musibah. “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.” (QS Al-Baqarah [2]: 155).

Keempat, ujian nikmat, sebagaimana Allah Swt jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 7. “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.”

Kelima, ujian dari orang zalim buat kita, baik kafirun (orang yang tidak beragama Islam), musyrikun (menyekutukan Allah Swt), munafiqun, jahilun (bodoh), fasiqun (menentang syariat Allah), maupu hasidun (dengki, iri hati).

Keenam, ujian keluarga, suami, istri, dan anak. Keluarga yang kita cintai bisa menjadi musuh kita karena kedurhakaanya kepada Allah Swt.

Ketujuh, ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, tempat dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan/negara.

Subhanallah, Allah Swt amat sayang kepada kita. Allah Swt tunjukkan cara menjawab ujian itu semua. “Dan minta pertolonganlah kamu dengan kesabaran dan dengan shalat, dan sesungguhnya shalat sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk tunduk jiwanya.” (QS Al-Baqarah [2]: 48). Semoga kita dijadikan Allah Swt, hamba-Nya yang lulus dari ujian. Aamiin.

 

[KH Muhammad Arifin Ilham]