Mengenal Lebih Dekat Hamzah Bin Abdul Muthalib -Semoga Alloh Meridhainya-

Nama lengkapnya adalah Hamzah Abu Imarah bin ‘Abdul Muthalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manaf al-Qurasy. Beliau merupakan paman Nabi , sekaligus saudara se-persusuan, serta kerabat dekatnya dari jalur ibu. Dilahirkan dua tahun sebelum Nabi .

Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan pemuda Quraisy yang mulia dan paling kuat kesadarannya akan harga diri. Ia juga seorang pemanah ulung, cerdas dan berakhlak mulia. Ia memeluk Islam pada penghujung tahun keenam kenabian, lebih tepatnya pada bulan Dzulhijjah tiga hari sebelum keislaman ‘Umar bin Khaththab .

Karena kecerdasan dan ketangguhannya, Rosululloh  pernah menugasi Hamzah sebagai orang pertama yang membawa panji dalam Islam. Beliau  menunjuknya menjadi komandan atas 30 pasukan berkuda dari kalangan Muhajirin dalam perang Saiful Bahar.

Hamzah merupakan pahlawan dalam setiap peperangan yang diikutinya. Dalam perang Badar ia banyak menewaskan jagoan-jagoan kafir Quraisy. Ia adalah orang yang pertama kali melemparkan benih-benih kekalahan ke wajah-wajah pasukan kafir Quraisy. Ia membunuh orang yang pertama kali menyulut api peperangan, al-Aswad bin Abdul Asad.

Selain al-Aswad, banyak tokoh-tokoh kafir Quraisy yang berakhir riwayatnya pada perang Badar di tangan Hamzah seperti, Syaibah bin Rabi’ah, Thu’aimah bin Adiy, ‘Utbah bin Rabi’ah dan yang lainnya. Hamzah telah berjasa besar dalam tercapainya kemenangan yang gemilang bagi kaum Muslimin di perang Badar.

Di sisi lain, kematian Thu’aimah bin Adiy di perang Badar telah menggoreskan luka yang mendalam bagi Jubair bin Muth’im selaku keponakannya. Ia sesumbar ingin membalas dendam atas kematian pamannya kepada Hamzah. Jubair menjanjikan kepada budaknya yang bernama Wahsyi bahwa jika ia berhasil membunuh Hamzah, maka ia akan dimerdekakan.

Tibalah waktu yang dinantikan bagi Jubair bin Muth’im untuk mengobati lukanya karena dendam. Pasukan Alloh dan pasukan setan saling berhadapan di Uhud. Perang berkecamuk dengan sangat dahsyat. Seperti biasa, Hamzah tampil sebagai pahlawan yang menciutkan nyali musuh-musuhnya. Ia bagaikan onta abu-abu yang lincah di tengah-tengah pasukan, ia mengobrak-abrik pasukan musuh dan tidak ada yang dapat menghadangnya. Bahkan, ia berhasil menewaskan 30 orang pasukan kafir Quraisy.

Namun, Hamzah tidak menyadari bahwa telah ada yang mengincarnya di tengah kecamuk peperangan. Wahsyi sang budak Habsyi –yang mempunyai keahlian melempar tombak–  telah siap siaga untuk melemparkan tombaknya ke arah Hamzah. Hingga saatnya tiba, Wahsyi melemparkan tombaknya dan berhasil mengenai Hamzah di bagian bawah perut hingga menembus keluar lewat selangkangannya.  Hamzah sang singa Alloh gugur sebagai syuhada.

Sungguh, syahidnya Hamzah merupakan sebuah musibah besar. Namun, musibah tersebut bertambah parah ketika mayatnya dicincang orang-orang kafir. Perutnya dirobek-robek, hatinya dikeluarkan, kedua telinga dan hidungnya pun dipotong.

Demi melihat keadaan mayat pamannya yang demikian, Rosululloh  bersabda, “Tidak akan ada lagi orang yang mengalami sepertimu, wahai Hamzah. Aku belum pernah mengalami kondisi sesedih ini. Jibril datang dan memberitahu bahwa nama Hamzah termaktub di penghuni langit yang tujuh dengan nama Hamzah bin Abdul Muthalib, Asad Alloh (singa Alloh) dan Asad Rosulih (singa Rosul-Nya).” [Nzal/hsm]

Referensi: “Perjalanan Hidup Rasul yang Agung” karya Syaikh Shafiyyur Rahman Mubarakfuri.

 

sumber: Panji Mas

Wafatnya Rasulullah

Rasulullah ﷺ kembali dari haji wada’ setelah Allah ﷻ menurunkan firman-Nya,

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ. وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا.

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS:An-Nashr | Ayat: 1-3).

Setelah itu, Rasulullah ﷺ mulai mengucapkan kalimat dan melakukan sesuatu yang menyiratkan perpisahan. Beliau ﷺ bersabda pada haji wada’

لتأخذوا عني مناسككم لعلي لا ألقاكم بعد عامي هذا

“Pelajarilah dariku tata cara haji kalian, bisa jadi aku tidak berjumpa lagi dengan kalian setelah tahun ini.” (HR. al-Bukhari, 4430).

Kemudian di Madinah, beliau berziarah ke makam baqi’, mendoakan keluarganya. Juga menziarahi dan mendoakan syuhada Perang Uhud. Beliau juga berkhotbah di hadapan para sahabatnya, berucap pesan seorang yang hendak wafat kepada yang hidup.

Pada akhir bulan Shafar tahun 11 H, Nabi ﷺ mulai mengeluhkan sakit kepala. Beliau merasakan sakit yang berat. Sepanjang hari-hari sakitnya beliau banyak berwasiat, di antaranya:

Pertama: Beliau ﷺ mewasiatkan agar orang-orang musyrik dikeluarkan dari Jazirah Arab (HR. al-Bukhari, Fathul Bari, 8/132 No. 4431).

Kedua: Berpesan untuk berpegang teguh dengan Alquran.

Ketiga: Pasukan Usamah bin Zaid hendaknya tetap diberangkatkan memerangi Romawi.

Keempat: Berwasiat agar berbuat baik kepada orang-orang Anshar.

Kelima: Berwasiat agar menjaga shalat dan berbuat baik kepada para budak.

Beliau ﷺ mengecam dan melaknat orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid. Lalu beliau melarang kubur beliau dijadikan berhala yang disembah.

Di antara pesan beliau ﷺ adalah agar orang-orang Yahudi dikeluarkan dari Jazirah Arab. Sebagaimana termaktub dalam Musnad Imam Ahmad, 1/195.

Beliau ﷺ berpesan kepada umatnya tentang dunia. Janganlah berlomba-lomba mengejar dunia. Agar dunia tidak membuat umatnya binasa sebagaiman umat-umat sebelumnya binasa karena dunia.

Dalam keadaan sakit berat, beliau tetap menjaga adab terhadap istri-istrinya, dan adil terhadap mereka. Nabi ﷺ meminta izin pada istri-istrinya untuk dirawat di rumah Aisyah. Mereka pun mengizinkannya.

Karena sakit yang kian terasa berat, Nabi ﷺ memerintahkan Abu Bakar untuk mengimami masyarakat. Abu Bakar pun menjadi imam shalat selama beberapa hari di masa hidup Rasulullah ﷺ.

Sehari sebelum wafat, beliau bersedekah beberapa dinar. Lalu bersabda,

لا نورث، ما تركناه صدقة

“Kami (para nabi) tidak mewariskan. Apa yang kami tinggalkan menjadi sedekah.” (HR. al-Bukhari dalamFathul Bari, 12/8 No. 6730).

Pada hari senin, bulan Rabiul Awal tahun 11 H, Nabi ﷺ wafat. Hari itu adalah waktu dhuha yang penuh kesedihan. Wafatnya manusia sayyid anaknya Adam. Bumi kehilangan orang yang paling mulia yang pernah menginjakkan kaki di atasnya.

Aisyah bercerita, “Ketika kepala beliau terbaring, tidur di atas pahaku, beliau pingsan. Kemudian (saat tersadar) mengarahkan pandangannya ke atas, seraya berucap, ‘Allahumma ar-rafiq al-a’la’.” (HR. al-Bukhari dalam Fathul Bari, 8/150 No. 4463).

Beliau memilih perjumpaan dengan Allah ﷻ di akhirat. Beliau ﷺ wafat setelah menyempurnakan risalah dan menyampaikan amanah.

Berita di pagi duka itu menyebar di antara para sahabat. Dunia terasa gelap bagi mereka. mereka bersedih karena berpisah dengan al-Kholil al-Musthafa. Hati-hati mereka bergoncang. Tak percaya bahwa kekasih mereka telah tiada. Hingga di antara mereka menyanggahnya. Umar angkat bicara, “Rasulullah ﷺ tidak wafat. Beliau tidak akan pergi hingga Allah memerangi orang-orang munafik.” (Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 8/146).

Abu Bakar hadir, “Duduklah Umar”, perintah Abu Bakar pada Umar. Namun Umar menolak duduk. Orang-orang mulai mengalihkan diri dari Umar menuju Abu Bakar. Kata Abu Bakar, “Amma ba’du… siapa di antara kalian yang menyembah Muhammad ﷺ, maka Muhammad telah wafat. Siapa yang menyembah Allah, maka Allah Maha Hidup dan tidak akan wafat. Kemudian ia membacakan firman Allah,

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS:Ali Imran | Ayat: 144).

Mendengar ayat yang dibacakan Abu Bakar, orang-orang seakan merasakan ayat itu baru turun hari itu. Mereka begitu larut dalam kesedihan. Mereka merasakan kosong. Bagaimana tidak, mereka ditinggal orang yang paling mereka cintai. Orang yang mereka rindu untuk berjumpa setiap hari. Orang yang lebih mereka cintai dari ayah, ibu, anak, dan semua manusia. Mereka lupa akan ayat itu. Dan mereka diingatkan oleh Abu Bakar, seorang yang paling kuat hatinya di antara mereka.

Penutup

Para ulama sepakat bahwa Nabi ﷺ wafat pada hari sendin tahun 11 H. Namun berbeda pendapat tentang tanggal wafatnya Nabi ﷺ. Mayoritasnya berpendapat tanggal 12 Rabiul Awal. Sebagian menyatakan tanggal 12 tidak tepat, karena haji wada’ terjadi pada hari Jumat. Melihat urut hari sejak itu, maka tanggal 12 Rabiul Awal tidak tepat jika dikatakan hari senin.

Perbedaan pendapat ulama juga terjadi pada tanggal kelahiran beliau ﷺ. Bahkan perbedaannya lebih banyak: antara tanggal 2 Rabi’ul Awal, tanggal 8, 10, 12, 17 Rabiul Awal, dan 8 hari sebelum habisnya bulan Rabi’ul Awal. Berdasarkan penelitian ulama ahli sejarah Muhammad Sulaiman Al Mansurfury dan ahli astronomi Mahmud Basya disimpulkan bahwa hari senin pagi yang bertepatan dengan permulaan tahun dari peristiwa penyerangan pasukan gajah dan 40 tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan atau bertepatan dengan 20 atau 22 april tahun 571, hari senin tersebut bertepatan dengan tanggal 9 Rabi’ul Awal. Allahu a’lam.

 

 

Sumber:
– az-Zaid, Zaid bin Abdulkarim. 1424. Fiqh as-Sirah. Riyadh: Dar at-Tadmuriyah.

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel KisahMuslim.com

Cerita lucu budak cilik Anas ibn Malik disuruh Nabi malah pergi main

Nabi selalu menghormati dan tidak membebani para budaknya, termasuk budak kecil Anas ibn Malik. Ada cerita lucu, saat Rasulullah memerintahkan Anas untuk keperluan.

Anas ibn Malik yang masih kecil dan suka bermain semula semangat diperintah Rasulullah. Namun saat dirinya mendapati anak-anak seusianya bermain, Anas tergiur bergabung dan melupakan perintah Nabi.

“Ketika dia asyik bermain, tiba-tiba ada orang yang menarik bajunya dai belakang. Anas berkata aku menoleh dan ternyata yang menarik bajuku Rasulullah,” dikutip Nizar Abazhah dalan Bilik-Bilik Cinta Muhammad, Kamis (9/7).

Sambil tersenyum, Rasulullah berkata, “Anas, pergi lah ke tempat yang kuperintahkan,”. Kendati demikian, Rasulullah tidak pelit berdoa untuk Anas meski Anas sering bandel. Ibunda Anas meminta,”Doakan lah pelayan kecilmu Anas,”.

Kemudian Rasulullah meminta kepada Allah agar diberi rezeki dan keberkahan, serta dipanjangkan umurnya dan dimasukkan ke surga. Anas adalah salah satu budak yang paling lama ikut Rasulullah sampai-sampai Anas dianggap sebagai orang yang paling mirip Rasulullah dalam ibadah.

Abu Hurairah pernah berkata, “Tak seorang orang yang salatnya mirip dengan Rasulullah kecuali putra Ummu Salamah (Anas ibn Malik),”. Al-Taratib al-Idariyah juga menyebut Anas adalah tempat meminta izin jika hendak bertemu Rasulullah.

 

sumber: Merdeka

Nabi Muhammad Memohonkan Syafaat untuk Seluruh Umat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Saya adalah pemimpin semua orang pada hari kiamat. Tahukah kalian sebabnya apa? Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang akhir di suatu dataran tinggi. Mereka dapat dilihat oleh orang yang melihat dan dapat mendengar orang yang memanggil. Matahari dekat sekali dari mereka. Semua orang mengalami kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak mampu memikulnya. Lantas orang-orang berkata, ‘Apakah kalian tidak tahu sampai sejauh mana yang kalian alami ini? Apakah kalian tidak memikirkan siapa yang dapat memohonkan syafaat kepada Rabb untuk kalian?’ Lantas sebagian orang berkata kepada sebagian lain, ‘Ayah kalian semua, Nabi Adam‘alaihissalam’.

Mereka pun mendatangi beliau, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Adam! Engkau adalah ayah semua manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud, sehingga mereka pun bersujud kepadamu. Di samping itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan tempat tinggal kepadamu di surga. Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami? Bukankah engkau tahu apa yang kami alami dan sampai sejauh apa menimpa kami?’ Nabi Adam‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, Dia melarangku akan suatu pohon, tetapi saya berbuat maksiat. Diriku, diriku, diriku. Pergilah ke selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam’.

Lantas mereka mendatangi Nabi Nuh ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Engkaulah Rasul pertama di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebut dirimu hamba yang banyak bersyukur. Bukankah engkau mengetahui apa yang sedang kita alami sekarang? Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami?’ Nabi Nuh ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya mempunyai suatu dosa mustajab yang telah saya gunakan untuk mendoakan kebinasaan pada kaumku. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam’.

Kemudian mereka pun mendatangi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, lalu mereka bertanya, ‘Wahai Ibrahim! Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah engkau telah mengetahui keadaan yang sedang kami alami?’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sesungguhnya saya pernah berdusta sebanyak tiga kali. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Musa‘alaihissalam’.

Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Musa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi keutamaan kepadamu dengan kerasulan dan kalam-Nya yang melebihi orang lain. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Musa‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya pernah membunuh seorang manusia padahal saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Isa ‘alaihissalam’.

Setalah itu, mereka pun mendatangi Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Isa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Engkau dapat berbicara dengan orang-orang ketika masih dalam buaian. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.’ Nabi Isa tidak menyebutkan dosa yang diperbuatnya. ‘Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam’.

Lalu mereka mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya mereka berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penutup para nabi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas saya berangkat hingga saya sampai di bawah Arsy. Kemudian saya bersujud kepada Rabbku. Lantas AllahSubhanahu wa Ta’ala ajarkan padaku pujian-pujian kepada-Nya serta keindahan sanjungan terhadap-Nya yang belum pernah Dia ajarkan kepada selain diriku. Lalu dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepadamu. Ajukanlah permohonan, niscaya permohonanmu dikabulkan. Mohonlah syafaat, pastilah akan diterima syafaatmu.’ Selanjutnya aku mengangkat kepalaku, lalu saya berkata, ‘Ummatku, wahai Rabbku, umatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku!’ Lantas dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Masukkanlah umatmu yang tidak peru dihisab dari pintu surga ke sebelah kanan. Mereka juga sama dengan orang-orang lain di selain pintu tersebut.’ Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Dzat yang mengauasai diriku, sesungguhnya jarak anara dua daun pintu dari beberapa daun pintu surga sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar atau antara Mekah dan Bushra’.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1

Artikel www.KisahMuslim.com

Pelajaran Ranting Kecil dari Rasulullah

Ada peribahasa, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit yang artinya sesuatu yang sedikit dan kecil, apabila dikumpulkan terus-menerus, lama-lama akan menjadi banyak dan besar pula. Peribahasa ini mungkin pas untuk menggambarkan kisah berikut ini.

Ketika Nabi Muhammad saw. melakukan perjalanan bersama para sahabat, mereka tiba di sebuah padang pasar nan gersang. Kebetulan, matahari juga tengah bersinar dengan teriknya. Rombongan tersebut kemudian memutuskan untuk beristirahat.

“Ayo, kumpulkan ranting-ranting kecil untuk memasak,” kata Rasulullah saw.

Salah seorang sahabat ada yang bingung dan berkata. “Ya, Rasulullah. Di tempat yang gersang seperti ini, tidak ada ranting sepotong pun,” sautnya.

“Carilah! Kalian akan mendapatkannya. Bawalah, walau kalian hanya menemukannya sebesar lidi,” jawab Nabi saw.

Mereka kemudian mencari ranting-ranting tersebut. Rupanya, memang benar ada pula ranting-ranting kecil yang bisa diambil. Setelah beberapa kali dicari dan dikumpulkan, maka jadilah, sebuah gundukan yang tinggi.

“Lihat gundukan itu!” kata Nabi saw.

“Awalnya hanya sebesar lidi. Namun, setelah dikumpulkan dan ditumpuk, bisa menjadi gundukan yang setinggi itu. Demikian halnya, dengan dosa-dosa kecil yang dilakukan manusia. Karena itu, jangan menyepelekan dosa kecil,” sabdanya. (Ajie Najmuddin)

 

 

sumber: NU

Ketika Hasan-Husain Menaiki Punggung Nabi

Menyayangi anak adalah sifat dan naluri yang dimiliki setiap orang tua. Tetapi, kasih sayang semacam apakah yang paling hakiki? Apakah dengan memanjakannya orang tua telah memenuhi tanggung jawabnya? Cerita dalam kitab Tanqih al-Qaul karya Syekh Nawawi al-Bantani berikut ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Suatu hari Abu Dzar dan sahabat-sahabat lainnya duduk berbicang dengan Rasulullah. Di tengah-tengah perbincangan, tiba-tiba kedua cucu beliau, Sayidina Hasan dan Husain, datang dan menaiki punggung kakeknya.

Setelah selesai bincang-bincang, Rasulullah pun meminta kepada kedua cucu kesayangannya untuk turun. “Wahai cucuku sayang, turunlah,” pinta Rasulullah.

Sayyinda Ali sebagai ayah menatap tajam kepada putra-putranya. Hasan dan Husain semakin takut dengan tatapan ayahnya tersebut, dan akhirnya keduanya turun dari punggung Rasulullah.

Rasulullah pun bertanya kepada kedua cucunya, “Kenapa kalian gemetar wahai cucuku?”

“Kami takut kepada ayah,” jawab polos Hasan dan Husain.

Sayidina Ali pun memberi pelajaran dengan memukul pelan paha kedua anaknya dan menasihati dengan nada sedikit tinggi, “Bersopan santunlah kalian ketika ada tamu, wahai putraku.”

Rasulullah pun berkata, “Wahai menantuku, Ali, janganlah kamu bentak Hasan dan Husain, karena mereka adalah buah hatiku.”

Ali pun langsung menundukan kepala dan berkata dengan penuh penghormatan, “Ya”.

Jibril datang dan menegur Nabi Muhammad. “Wahai Muhammad, tindakan Ali adalah benar.”

“Rawatlah, kasihlah nama yang bagus, dan perbaikilah gizi anak-anakmu, karena di akhirat nanti anak-anakmu akan memberi pertolongan,” pesan Malaikat Jibril.

Ketika mendengar teguran dan pesan tesebut, Rasulullah bersabda, “Wahai kaum muslimin, barang siapa yang diberi anak oleh Allah, maka wajib baginya mengajarkan sopan santun dan mendidiknya dengan baik. Bilamana hal itu dilakukannya, maka Allah akan menerima permohonan syafa’at anaknya. Tapi barang siapa yang membiarkan anaknya bodoh, tidak mengenal agama, suka melakukan pelanggaran serta tidak berakhlak, maka setiap pelanggaran dan dosa yang dilakukan anak-anaknya, orang tua ikut menanggungnya”. (Ahmad Rosyidi)

 

sumber: NU

Bercanda Sehat Ala Rasulullah SAW

Seseorang dilarang bercanda dalam hal-hal serius, seperti membuat undang-undang, menentukan sebuah hukum, dan dalam pengadilan.

Canda gurau sebagai obat stres tentu menjadi kebutuhan setiap makhluk bernama manusia. Islam juga tidak melarang umatnya untuk bersenda gurau dan tertawa. Namun, syariat memberikan tuntunan bagaimana harusnya seorang Muslim menyikapinya.

Rasulullah SAW sebagai suri teladan telah memperlihatkan bagaimana semestinya seorang Muslim bersenda gurau.

Beliau sendiri juga bercanda dengan keluarga dan para sahabatnya. Dengan bercanda, beliau bisa menambah keakraban, menghibur, menimbulkan kasih sayang, sekaligus memberikan edukasi positif.

Dalam suatu riwayat, seorang wanita tua mendatangi Rasulullah SAW. Ia menanyakan perihal surga. “Wanita tua tidak ada di surga,” sabda Rasulullah SAW.

Mendengar ucapan itu, si nenek pun menangis tersedu-sedu. Rasulullah SAW segera menghiburnya dan menjelaskan makna sabdanya tersebut itu. “Sesungguhnya ketika masa itu tiba, Anda bukanlah seorang wanita tua seperti sekarang.”

Rasulullah pun kemudian membacakan ayat, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.“ (QS al-Waaqi’ah [56]: 35-36). Akhirnya, si nenek tua tadi pun tersenyum.

Mungkin ada yang menilai, betapa kasarnya guyonan Rasulullah sehingga membuat wanita yang sudah tua sampai menangis.

Namun perlu dicermati, guyonan tersebut adalah suatu kebenaran, mempunyai nilai edukasi, dan sarat dengan ilmu pengetahuan.

Si nenek diajarkan suatu ilmu baru, kelak para penghuni surga akan dikembalikan seperti masa ia ketika muda.

Rasulullah SAW juga dikenal sebagai seorang suami yang hangat dalam keluarga. Suatu kali, Rasulullah SAW menantang istrinya, Aisyah RA, lomba lari. Karena Aisyah masih sangat muda, ia berhasil mengalahkan Rasulullah SAW.

Mungkin saja Rasulullah SAW hanya mengalah demi membahagiakan istrinya yang masih sangat muda itu. Ia ingin memupuk rasa cinta dan kasih sayang dengan istrinya.

Beberapa waktu setelah itu, Rasulullah kembali menantang Aisyah untuk lomba lari. Karena badannya sudah gemuk, Rasulullah pun memenangkan perlombaan itu. “Ini pembalasan untuk kekalahan yang dulu,” sabda Rasulullah SAW.

Bagaimana mungkin seorang Rasul yang telah berusia senja dan menjadi pemimpin ummat itu malah bermain kejar-kejaran? Mungkin ada yang menilai perilaku Rasulullah kekanak-kanakan.

Mungkin juga ada yang menilai, beliau cukup egois karena tidak mau kalah dengan istrinya walau hanya sebatas lomba lari. Tetapi, begitulah Rasulullah SAW menciptakan permainan yang bisa memupuk rasa cinta dalam keluarganya.

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah RA, seorang sahabat bertanya kepada Muhammad SWA, “Wahai, Rasullullah! Apakah Engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Rasulullah SAW menjawab, “Benar. Hanya saja saya selalu berkata benar.” (HR Ahmad).

Begitulah model bercanda yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dalam bercanda, beliau tidak pernah tertawa sampai terbahak-bahak. Tertawanya hanya sampai terlihat gigi taringnya saja.

Beliau juga tidak melontarkan lelucon bohong, dusta, atau merendahkan orang lain. Beliau juga tidak berlebih-lebihan dalam bercanda. Hanya sebatas refreshing dan pelepas kesuntukan sesaat.

Seperti dipesankan Imam Nawawi, bercandanya Rasulullah SAW tidak sampai membuat martabatnya rendah. Materi yang menjadi guyonan juga tidak mengada-ada. Bahkan, sarat dengan pelajaran dan ilmu pengetahuan.

Seperti sabda Rasul, “Celakalah bagi mereka yang berbicara, lalu berdusta supaya dengannya orang banyak yang tertawa. Celakalah baginya dan celakalah.” (HR Ahmad)

Model yang diajarkan Rasulullah sangat jauh dari fenomena yang terjadi di masyarakat. Seperti, tontonan-tontonan yang semata bertujuan membuat pemirsanya tertawa. Di antaranya, lawakan yang penuh dengan materi bohong, mengada-ada, dan berpura-pura bodoh.

Bahkan, ada yang menyalahi kodrat ilahi, seperti berpura-pura menjadi banci agar orang tertawa. Padahal, laki-laki yang berpura-pura menjadi wanita atau sebaliknya mendapat laknat yang keras disisi Allah.

Kebanyakan dunia televisi menyajikan lawakan yang kasar. Kerap ditemui materi lawakan berupa olok-olokan yang merendahkan orang lain. Mereka sengaja menghina kekurangan rekan mereka hingga membuka aibnya.

Acara komedi seperti ini jelas bertentangan dengan firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”(QS al- Hujuraat [49]:11).

Imam Nawawi juga memesankan, seseorang dilarang bercanda dalam hal-hal serius, seperti membuat undang-undang, menentukan sebuah hukum, dalam pengadilan/ persidangan, ketika menjadi saksi, dan lain sebagainya.

Bercanda juga dilarang ketika situasi yang tidak tepat, seperti tempat yang terkena bencana, ketika sedang bertakziyah, atau ketika mengiringi jenazah.

Intinya, perhatikanlah situasi dan kondisi sebelum melontarkan guyonan. Seorang Muslim yang bercanda tetap memperhatikan norma-norma kesopanan. Terlalu banyak tertawa juga akan mengeraskan dan mematikan hati.

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk lebih banyak menangis ketimbang tertawa. Maksudnya, hendaklah seorang Muslim lebih menyibukkan diri dengan muhasabah dan mengevaluasi dirinya.

 

Oleh: Hannan Putra

sumber: Republika Online

Makanan yang Dapat Melemahkan Tubuh Manusia

Banyak diantara kita tidak terlalu memikirkan apa yang kita makan. Asal dilihat enak oleh mata, lidah siap dengan leluasa menyantap. Banyak bahan-bahan makanan yang dapat membuat kita terlena dengan kenikmatannya. Sampai sering kali kita merasakan belum puas jika belum menyantap berkali-kali.

Banyak makanan yang membuat lidah tak bosan mengunyahnya. Apalagi makanan yang miliki cita rasa manis. Baik makanan maupun minuman yang memiliki rasa manis terasa nikmat dilidah.

Setelah makan makanan manis biasanya badan mulai terasa lemas, malas untuk beraktivitas. Karena mengandung kadar gula yang tinggi. Mengkonsumsi gula dalam kadar tinggi dapat memperlambat kerja sel-sel darah putih yang menjadi pelindung tubuh kita. Berdampak dengan melemahnya fungsi imun sehingga rentan sekali tubuh terserang virus dan bakteri.

Selain makan makanan yang manis, mengkonsumsi daging juga termasuk daftar menu yang dapat melemahkan tubuh jika mengkonsumsi dalam takaran yang banyak. Orang yang memakan daging dalam porsi yang banyak cenderung akan mengkonsumsi gula dalam jumlah yang besar. Mengapa demikian? karena keduanya saling berkaitan. Memakan daging akan meningkatkan kadar protein dan lemak dalam tubuh sehingga tubuh pun akan terangsang untuk lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat dan gula. Dan usaha untuk menyeimbangkannya yakni harus mengkonsumsi sayuran dalam takaran yang banyak pula bahkan tujuh kali lipat dari jumlah daging yang kita makan. Termasuk biji-bijian juga bisa mengatasi ketidakseimbangan tersebut. Namun, karbohidrat dalam biji-bijian akan bertukar menjadi gula dalam beberapa jam.

Daging memiliki lemak dan minyak yang berbahaya bagi tubuh. Ia dapat menyumbat pembulu darah serta menghambat kerja sel-sel imun. Lemak jenuh yang terdapat di hewan dapat melahirkan penyakit yang bernama auto-imun yakni terhambatnya sel-sel imun dalam bekerja.

Daging sapi, daging ayam, dan daging-daging lainnya yang diproses dan dikemas di pabrik kemasan daging mengandung bahan pencemar berbahaya. Misalnya, racun tikus dan insektisida, sebelum dan sewaktu disembelih, biokimia hewan ternak itu mengalami perubahan besar. Bahan-bahan pencemar tersebut menyebar ke seluruh bagian tubuh hewan tersebut.[1]

Tak lain daging hewani, susu sapi pun termasuk daftar makanan yang dapat melemahkan sel-sel imun tubuh. Lantaran susu sapi yang tidak dicerna masuk kedalam aliran darah dalam bentuk protein lengkap. Dan protein lengkap itu masih membawa DNA sapi sehingga sel-sel imun menjadi cepat bereaksi. Ia akan menyerang bakteri, virus atau sel kanker, serta menyerang susu yang diminum. Karena itulah ia melemahkan tubuh manusia lantaran pada hakikatnya manusia tidak mampu sepenuhnya mencerna susu sapi.

Kemudian salah satu zat makanan yang dapat melemahkan tubuh yaitu salah satunya terdapat zat kimia yang bercampur pada makanan yang biasa kita makan, seperti zat aditif, zat yang biasa digunakan untuk memperbagus kualitas makanan serta menambah rasa dan kesegaran produk.

Penggunaan zat tersebut juga harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan yakni Standar Nasional Indonesia. Tetapi tidak menutup kemungkinan zat tersebut tetap dalam kewaspadaan kita sebagai konsumen.

World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) pun menyatakan ancaman terhadap residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia terbagi menjadi tiga kategori:

  1. Aspek toksikologis, yakni reksidu yang dapat bersifat racun
  2. Aspek mikrobiologis, mikroba yang dapat mengganggu saluran pencernaan yang terdapat pada bahan makanan
  3. Aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai makanan yang dapat melemahkan tubuh manusia jika manusia mengkonsumsi terlalu berlebihan akan mengakibatkan kerusakan pada sel-sel tubuh manusia itu sendiri.

Semoga kita dapat bijak memilih makanan yang baik untuk tubuh kita yang nanti dapat berdampak pada kesehatan tubuh kita selamanya serta tidak berlebih-lebihan sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Al-A’raf: 31 yang artinya:

“hai Anak adam, pakailah pakaianmu yang bagus disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah, danjanganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. Al-A’raf: 31). [AW/Miftahul Jannah]

_____________________

Sumber:

“Jangan ke Dokter Lagi!” oleh Tauhid Nur Azhar dan Bambang Trim cetakan MQ Gress

[1] Tauhid Nur Azhar & Bambang Trim, “Jangan ke Dokter lagi”, MQ Gress, 2007. h. 125-126

 

sumber: PanjiMas

Fakta Thibbun Nabawi: Habbatus Sauda, Madu, dan Minyak Zaitun

Pada dasarnya, penyakit itu ada dua macam, yaitu penyakit hati dan penyakit jasmani? Kedua penyakit itu disebutkan dalam Al-Qur’an. Klasifikasi jenis penyakit ini mengandung hikmah ilahi dan kemukjizatan yang hanya bisa dicapai oleh kalangan medis di pertengahan abad ke-18. Sesungguhnya iman kepada Allah dan para Rasul, yaitu aqidah yang tertanam dalam hati, merupakan solusi pengobatan yang terpenting bagi hati, yakni bagi penyakit jiwa. Sedangkan untuk penyakit jasmani, kita bisa menengok metode pengobatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Istilah Thibbun Nabawi dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurofat.

 

1. Habbatus Sauda’ atau Jinten Hitam atau Syuwainiz

Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. bahwa ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Sungguh dalam habbatus sauda’ itu terdapat penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Saya bertanya, “Apakah as-sam itu?”Beliau menjawab, “Kematian”. Habbatus sauda’ berkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal. Biji habbatus sauda’ mengandung 40% minyak takasiri dan 1,4% minyak atsiri, 15 jenis asam amino, protein, Ca, Fe, Na dan K. kandungan aktifnya thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY). Telah terbukti dari berbagai hasil penelitian ilmiah bahwa habbatus sauda’ mengaktifkan kekebalan spesifik/kekebalan didapat, karena ia meningkatkan kadar sel-sel T pembantu, sel-sel T penekan, dan sel-sel pembunuh alami. Beberapa resep penggunaan dan manfaat habbatus sauda’:

  1. Ditumbuk, dibuat adonan dangan campuran madu, kemudian diminum setelah dicampur air panas, diminum rutin berhari-hari: menghancurkan batu ginjal dan batu kandung kencing, memperlancar air seni, haid dan ASI.
  2. Diadon dengan air tepung basah atau tepung yang sudah dimasak, mampu mengeluarkan cacing dengan lebih kuat.
  3. Minum minyaknya kira-kira sesendok dicampur air untuk menghilangkan sesak napas dan sejenisnya.
  4. Dimasak dengan cuka dan dipakai berkumur-kumur untuk mengobati sakit gigi karena kedinginan.
  5. Digunakan sebagai pembalut dicampur cuka untuk mengatasi jerawat dan kudis bernanah.
  6. Ditumbuk halus, setiap hari dibalurkan ke luka gigitan anjing gila sebagian dua atau tiga kali oles, lalu dibersihkan dengan air.

Untuk konsumsi rutin menjaga kesehatan, sebaiknya dua sendok saja. Sebagian kalangan medis menyatakan bahwa terlalu banyak mengkonsumsinya bisa mematikan.

 

2. Madu atau ‘Asl

“Dari perut lebah itu keluar cairan dengan berbagai warna, di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia.” (QS. An-Nahl: 69)

Beberapa hasil penelitian tentang madu:

a. Bakteri tidak mampu melawan madu

Dianjurkan memakai madu untuk mengobati luka bakar. Madu memiliki spesifikasi anti proses peradangan (inflammatory activity anti)

b. Madu kaya kandungan antioksidan

Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress)

c. Madu dan kesehatan mulut

Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawan dan gangguan mulut lain.

d. Madu dan kulit kepala

Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90% (madu dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang terinfeksi di kepala dan wajah diurut pelan-pelan selama 2-3 menit, madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe, memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta menyembuhkan penyakit kulit kepala.

e. Madu dan pengobatan kencing manis

Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes karena adanya unsure antioksidan yang menjadikan asimilasi gula lebih mudah di dalam darah sehingga kadar gula tersebut tidak terlihat tinggi. Madu nutrisi kaya vitamin B1, B5, dan C dimana para penderita diabetes sangat membutuhkan vitamin-vitamin ini. Sesendok kecil madu alami murni akan menambah cepat dan besar kandungan gula dalam darah, sehingga akan menstimulasi sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin. Sebaiknya penderita diabetes melakukan analisis darah dahulu untuk menentukan takaran yang diperbolehkan untuknya di bawah pengawasan dokter.

f. Madu mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag dan tukak lambung

Madu berperan baik melindungi kolon dari luka-luka yang biasa ditimbulkan oleh asam asetat dan membantu pengobatan infeksi lambung (maag). Pada kadar 20% madu mampu melemahkan bakteri pylori penyebab tukak lambung di piring percobaan.

g. Selain itu madu amat bergizi, melembutkan sistem alami tubuh, menghilangkan rasa obat yang tidak enak, membersihkan liver, memperlancar buang air kecil, cocok untuk mengobati batuk berdahak. Buah-buahan yang direndam dalam madu bisa bertahan sampai enam bulan.

Madu terbaik adalah yang paling jernih, putih dan tidak tajam serta yang paling manis. Madu yang diambil dari daerah gunung dan pepohonan liar memiliki keutamaan tersendiri daripada yang diambil dari sarang biasa, dan itu tergantung pada tempat para lebah berburu makanannya.

3. Minyak Zaitun

“Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan sebagai minyak rambut, karena minyak zaitun dibuat dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Fungsi minyak zaitun:

  1. Mengurangi kolesterol berbahaya tanpa mengurangi kandungan kolesterol yang bermanfaat.
  2. Mengurangi risiko penyumbatan (trombosis) dan penebalan (ateriosklerosis) pembuluh darah.
  3. Mengurangi pemakaian obat-obatan penurun tekanan darah tinggi.
  4. Mengurangi serangan kanker.
  5. Melindungi dari serangan kanker payudara. Sesendok makan minyak zaitun setiap hari mengurangi risiko kanker payudara sampai pada kadar 45%.
  6. Menurunkan risiko kanker rahim sampai 26%.
  7. Pengkonsumsian buah-buahan, sayuran, dan minyak zaitun memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari kanker kolon.
  8. Penggunaan minyak zaitun sebagai krim kulit setelah berenang melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma)
  9. Berpengaruh positif melindungi tubuh dari kanker lambung dan mengurangi risiko tukak lambung.
  10. Mengandung lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi manusia seperti yang terdapat dalam ASI.
  11. Penggunaan sebagai minyak rambut mampu membunuh kutu dalam waktu beberapa jam saja.

Setiap penyakit itu ada obatnya, seperti hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya: “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan obatnya.”(HR. Bukhari dan Muslim) Setiap kali Allah menurunkan penyakit, Allah pasti menurunkan penyembuhnya. Hanya ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya. Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang pesat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengetahui dan menerapkan pengobatan yang terbukti kemanjurannya.

Maraji:

  1. Keajaiban Thibbun Nabawi, Aiman bin ‘Abdul Fattah
  2. Metode Pengobatan Nabi SAW, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

***

Penyusun: Ummu Hajar /Artikel www.muslimah.or.id

Meneladani Pola Makan Sehat Rasulullah

Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah SWT, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah SWT telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.

Rasulullah saw pernah bersabda “Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari, Imam Ahmad dan Imam Turmudzi).

Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Nikmat yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakn kepadanya, “Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu minum dengan air yang dingin?” (HR Turmudzi dan Hakim).

Menurut Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah”, kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota indah diatas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.

Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah saw memang sudah dirancang oleh Allah SWT sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah saw. Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.

Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah saw tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.

Rasulullah saw bersabda, “Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah betul-betul lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kekenyangan.” (Al Hadist)

Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yagn menghidangkan makanan kepada Rasulullah saw di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.

Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al’ilaji).

Dengan mencontoh pola makan Rasulullah saw, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza).

Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah saw melalui makanan dengan senyawa kimia organik.

Prof. Dr. Musthofa Rimadhon memberikan beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut: Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian punuh.

 

Di pagi hari, Rasulullah saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu. Di pagi hari pula Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakirohisim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah saw senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang).

Rasulullah saw pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”. Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah saw kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokk seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah saw mselalu mengonsumsi sana al makki dan sanut.

 

Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjealskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit. Rasulullah saw tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.

 

Caranya juga bisa dengan shalat. Rasulullah saw bersabda,” Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”. (HR Abu Nu’aim dari Aisyar r.a). Disamping menu wajib diatas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya.

 

Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).

 

Rasulullah saw sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-ana dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah r.a. Rasulullah saw tidak menganjurkan umatnya untuk bergadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh. Pola makan Rasulullah saw ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).

 

sumber: Republika Online