Obat yang Sering Dilupakan Kaum Muslimin (Bagian 2)

Saudaraku!

Jadikanlah tawakal kepada Allah Ta’ala sebagai senjata awal, kemudian berusahalah untuk mencari pengobatan dengan cara-cara medis kepada ahli kesehatan dalam segala bentuknya.

Selain tawakal dan berharap kepada Allah Ta’ala, ada obat lain yang sangat penting dan sering dilupakan yaitu dokter yang pandai lagi cerdik.

Dokter yang menguasai bidang keilmuan dan profesinya. Dokter yang selalu mengikuti perkembangan bidang spesialisasinya.

Dokter yang selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan profesionalismenya.

Dokter itu siap untuk mengorbankan segala hal yang ia miliki hingga sesuatu yang paling mahal dalam rangka meningkatkan kemampuan bidang keilmuan dan profesinya, melalui penelitian-penelitian dan usaha yang berkesinambungan.

Dokter muslim yang taat, tidak pernah merasa tinggi hati -meskipun ia telah mencapai tingkat akademik yang tinggi.

Ia mengerti dan tahu bahwa sikap sombong akan menghentikannya dari usaha untuk selalu mengembangkan kemampuan bidang keilmuan dan profesinya.

Dokter yang selalu merasa bahwa dirinya masih pemula –yunior-, yang selalu menuntut ilmu walaupun ia telah banyak memakan garam asamnya kedokteran.

Walaupun ia telah mahir di bidangnya dan walaupun ia telah mencapai derajat keilmuan yang tinggi, dia merasa ilmunya belum seberapa.

Beginilah seharusnya setiap dokter muslim, yang tidak pernah putus asa atau bosan dalam meneliti, belajar dan berusaha.

Walaupun kadang dokter nonmuslim melakukan usaha yang sama, akan tetapi ada satu kelebihan yang terdapat pada pribadi dokter muslim yang hal itu tidak dimiliki oleh dokter nonmuslim.

Inti perbedaan yang sekaligus merupakan kelebihan yang dimiliki oleh seorang dokter muslim dibandingkan dokter nonmuslim ialah bahwa seorang dokter muslim menaruh harapannya kepada Allah Ta’ala, yang mana hal itu tidak mungkin dilakukan oleh dokter nonmuslim.

Dengan begitu, seorang dokter muslim memiliki banyak kelebihan atas dokter nonmuslim.

Sebab, jika niat seorang dokter muslim tulus ia akan segera menghadap Allah dengan berharap kepada-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, beristighatsah kepada-Nya dan berdoa kepada-Nya yang semua ini bersumber dari rasa takutnya kepada Allah Ta’ala.

Perbedaan-perbedaan ini bagaikan senjata ampuh yang berada di tangan seorang dokter muslim.

Jika ia menggunakannya dengan benar maka senjata tersebut akan mempunyai andil yang besar dalam kesembuhan pasiennya.

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Obat yang Sering Dilupakan Kaum Muslimin

Saudaraku yang mungkin sedang tertimpa penyakit. Anda selayaknya ingat bahwa ada satu obat yang perlu anda miliki sebelum anda melakukan terapi pengobatan dengan cara apapun.

Obat ini lebih manjur dari obat-obatan apapun, baik obat ini pernah disebut oleh seseorang maupun belum.

Obat itu ialah kekuatan psikologi dan kekuatan hubungan orang yang sakit dengan Tuhannya, Allah Ta’ala.

Ketika orang yang sakit mempunyai hubungan yang kuat dengan Tuhan yang menguasai segala penyakit beserta obatnya, maka saat itu ia telah memiliki obat yang lebih bagus dari obat-obatan apapun.

Sebagaimana telah diketahui bahwa, ketika kekuatan psikologi dan keyakinan seseorang menguat, maka kedua kekuatan tersebut akan bersatu memaksa penyakit keluar dari dalam tubuh.

Akan tetapi, pertanyaannya adalah bagaimana cara memperkuat hati dan keyakinan?

Tidak lain caranya adalah dengan bersandar kepada Allah Ta’ala, bertawakal kepada-Nya, bergantung kepada-Nya, bersimpuh di hadapan-Nya, dengan memberikan sedekah, berdoa, bertaubat, beristighfar, berbuat baik kepada semua makhluk, menolong orang yang memerlukan pertolongan dan membantu orang yang perlu bantuan.

Obat ini telah dicoba oleh banyak orang, dan ternyata mereka mendapatkan kemajuan kesehatan dengan pesat yang tidak mungkin dicapai oleh usaha penyembuhan secara medis yang dilakukan oleh seorang dokter.

Inilah senjata dan obat pertama yang dimiliki oleh setiap muslim yang percaya kepada takdir Allah Ta’ala, takdir yang baik maupun yang buruk.

Mereka paham, bahwa semua urusan seorang muslim itu pasti baik, apapun yang dialaminya, entah ia berada di dalam kelapangan maupun di dalam kesusahan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik untuknya.

Hal itu tidak mungkin terjadi kecuali pada seorang mukmin, jika ia mendapat kesenangan ia bersyukur maka itu adalah baik untuknya, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia bersabar itu adalah baik untuknya.” (HR. Muslim)

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

KH Ali Mustafa Ya’qub Meninggal Dunia

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

Kabar duka kembali menerpa umat Islam Tanah Air. Mantan imam besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Ya’qub meninggal dunia pagi ini, Kamis (28/4).

Pengasuh Pesantren Darussunnah, Ciputat, Tangerang Selatan ini wafat pada pukul 06.00, di Rumah Sakit Hermina, Ciputat.

 

Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan mengampuni segala dosa-dosanya, serta memberikan kesabaran kepada keluarga yang ditinggalkannya.

Bagi kita yang masih hidup, juga diberikan kekuatan untuk meneruskan perjuanganya menegakkan Islam, dan diingatkan bahwa kita pun akan kembali kepada Sang Khalik.

Amien.

Eumroh.com
http://bit.ly/jadwalhaji

Wahai Istri, Ucapkan Kalimat Ini Sebelum Suamimu Bekerja di Pagi Hari

Setelah terjadi akad nikah, seorang laki-laki secara otomatis menjadi suami dan perempuan menjadi istrinya. Kehidupan suami istri dalam rumah tangga dimulai pada saat itu.

Suami sebagai kepala rumah tangga berkewajiban memberi nafkah kepada istri dan anaknya.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencari nafkah adalah bekerja sesuai dengan kapasitas yang dimiliki, baik di sebuah perusahaan atau pun berwiraswasta.

Waktu yang paling baik untuk mulai bekerja adalah di pagi hari. Karena pada saat itu matahari terbit untuk menyinari dunia, menyingkirkan hawa dingin, membunuh virus-virus penyakit, dan menyemangati kehidupan manusia.

Beraktivitas di pagi hari menimbulkan rasa optimisme yang tinggi bagi seseorang, agar dia bisa mengisi hari itu dengan rangkaian kegiatan yang menghasilkan dan bermanfaat bagi dirinya.

Orang yang berbahagia di antara kita adalah dia yang hari-harinya penuh dengan amal shalih, penghasilan yang halal dan mengulurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan.

Sementara itu, orang yang celaka di antara kita adalah dia yang hari ini seperti hari kemarin yang penuh dengan kemalasan, tindakan-tindakan dosa, rezeki yang haram dan enggan memberi bantuan.

Seorang laki-laki yang sukses dalam kehidupannya dapat dipastikan di belakangnya terdapat istri yang sukses dalam kehidupannya. Yaitu perempuan yang memiliki keimanan dan dapat menerima keadaan suaminya, rezekinya, pekerjaannya, rumahnya dan anak-anaknya.

Seorang istri yang sukses pasti memiliki semangat dan keimanan bahwa rezeki dari AllahTa’ala akan sampai kepada keluarganya jika Allah Ta’ala menghendakinya meski manusia berusaha menghalanginya.

Sebaliknya, rezeki itu tidak akan mengalir kepadanya jika Allah Ta’ala mencegahnya, meskipun manusia berusaha untuk membawakannya.

Istri yang sukses akan selalu mengingatkan suaminya setiap pagi dengan hal-hal yang biasa diucapkan oleh wanita-wanita shalihah tempo dulu kepada suaminya.

Mereka selalu memegang baju suaminya sebelum pergi bekerja dan berkata,

“Wahai suamiku, takutlah kepada Allah Ta’ala dalam urusan kami, jangan memberi makan kami dengan rezeki yang haram, kami kuat menahan panasnya lapar dan dahaga, tetapi kami tidak kuasa menahan panasnya api neraka.”

Istri shalihah tidak akan membebani suaminya dengan segudang tuntutan, permintaan, kebutuhan dan perabotan rumah tangga yang dianggarkan untuk sebulan, setengah tahun atau pun setahun.

Istri shalihah tidak akan menuntut rezeki esok, karena rezeki esok belum datang.

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Mengapa Allah Disebut Allah? Ini Jawaban DR Zakir Naik

Seorang wanita non muslim –di antara ribuan hadirin- bertanya kepada DR Zakir Naik mengapa Allah disebut Allah, tidak disebut dengan nama lainnya?

Seperti biasanya, DR Zakir memberikan jawaban yang brilian.

“Saudari itu bertanya mengapa Allah disebut Allah, tidak nama lainnya. Jawabannya ada dalam Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 110.

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى

Katakanlah, serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma’ul husna (QS. Al Isra’: 110)

Kau bisa menyebut Tuhan (Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan nama apapun, tapi haruslah nama-Nya yang benar, haruslah nama yang diberikannya pada diri-Nya sendiri. Dan ada 99 nama yang disebutkan dalam Al Qur’an dan hadits shahih; Ar Rahman, Ar Rahim, Al Karim, Al Hakim, dan seterusnya tak kurang dari 99 nama. Dan yang menjadi mahkotanya adalah “Allah”.

Dan firman Allah “Allah memiliki asma’ul husna” ini selain tercantum dalam surat Al Isra’ ayat 110 juga diulang dalam surat Thaha ayat 8, Al A’raf ayat 180 dan surat Al Hashr ayat 24 di mana Allah menjelaskan bahwa Dia memiliki asma’ul husna. Tapi nama yang menjadi mahkota adalah “Allah”.

Mengapa Muslim lebih senang menyebut “Allah” daripada menggunakan bahasa Inggris “God”?

Saudari, alasannya adalah, semua nama dan kata yang lainnya dapat mereka mainkan. Misalnya jika engkau menambahkan “s” pada kata “God”, dia menjadi Gods (tuhan-tuhan). Namun tidak ada bentuk jamak dari kata “Allah”. Dialah yang Maha Esa.

Jika engkau menambahkan kata “dess” pada kata “God” dia menjadi “Goddes” (tuhan perempuan).

Dalam Islam, tidak ada yang namanya “Allah laki-laki” atau “Allah perempuan”. Allah tidak memiliki jenis kelamin.

Jika kau menambahkan “Bapak” pada “Tuhan” maka menjadi “Tuhan Bapak”. Tidak ada yang namanya Tuhan Bapak dalam Islam.

Jika kau menambahkan “Ibu” pada “Tuhan” maka menjadi “Tuhan Ibu”. Tidak ada yang namanya Tuhan Ibu dalam Islam.

Jika kau menambahkan nama tertentu pada “Tuhan”, jadilah ia “Tuhan Palsu”. Dalam Islam tidak ada Allah palsu. Itulah mengapa kami muslim lebih suka menyebut “Allah” sesuai dengan bahasa Arabnya.”

DR Zakir Naik juga menunjukkan bahwa kata “Allah” ternyata ada di hampir semua kitab suci agama besar di dunia. Penasaran? Berikut ini video selengkapnya:

 

sumber: Bersama Dakwah

Ingin Menjadi Istri yang Lembut? Ini Kiatnya (Bagian 2)

Lanjutan dari Ingin Menjadi Istri yang Lembut? Ini Kiatnya

 

Sang ratu berkata, “Aku, kekasihmu, Victoria.”

Suara dari dalam berkata, “Sekarang saya kenal denganmu, masuklah kekasihku.”

Cerita ini sekadar selingan belaka, tidak ada hikmah yang diambil selain bahwa seorang laki-laki tidak mau perempuan yang dicintainya itu berlaku sombong kepadanya.

9. Jangan memandang berlebihan kepada laki-laki selain suamimu, karena kodrat laki-laki adalah rasa cemburu, tidak senang istrinya berbincang-bincang dengan seseorang kecuali mendapatkan izin darinya.

Jangan pula kamu bersolek kecuali untuk suamimu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Tidak halal bagi seorang istri memberi izin pria lain sementara suaminya tidak suka, tidak keluar rumah sementara ia tidak suka, tidak menuruti orang lain, tidak menyakiti hati (suami)nya, tidak meninggalkan tempat tidurnya, tidak memukulnya meskipun pada kenyataannya sang suami lebih zhalim darinya, sampai benar-benar ia merelakan.”

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,

“Jika seorang istri memakai minyak wangi tidak untuk suaminya maka itu adalah api dan cela.”

Alkisah, seorang ulama menikahkan putrinya dengan salah satu santrinya.

Pada saat malam pertama, sang mertua dan juga guru memberitahukan kepadanya bahwa putrinya seorang yang buta, bisu dan tuli.

Mendengar berita ini sang santri hampir pingsan, tetapi ia rela dengan apa yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepadanya, apalagi sang guru tidak menuntutnya sepersen pun.

Ketika ia masuk kamar dan membuka tabir wajah istrinya, maka ia terperanjat karena perempuan di depannya adalah seorang bidadari dengan mata yang lentik, hidung yang mancung dan pendengaran yang sempurna.

Ia sangat tertegun dan menceritakan apa yang diucapkan oleh ayah istrinya itu tentang dirinya.

Sang istri berkata, “Semua yang diceritakan oleh ayahku benar adanya, saya buta, bisu dan tuli dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala.

Mataku tidak pernah memandang kecuali kepadamu, telingaku tidak pernah mendengar kecuali perkataanmu dan aku tidak pernah berbicara kecuali dengamu.”

Mendengar semua ini sang suami memuji keagungan Allah Ta’ala dan mengecup kening istri tercintanya.

Saudariku.

Takutlah kepada Allah Ta’ala! Jangan sekali-kali berbicara dengan seorang laki-laki dalam sambungan telepon kecuali dalam masalah yang benar-benar darurat.

Jangan sekali-kali menceritakan kekagumanmu terhadap seorang laki-laki di hadapan suamimu, karena itu semua akan membuat hatinya mendidih.

Dengan berlaku lembut kepada suami, semoga membuat rumah tanggamu lebih nyaman dan menenteramkan hatimu. Amin.

Demikian disarikan dari buku Kuni Aniqah karya Shafa Syamandi.

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Ingin Menjadi Istri yang Lembut? Ini Kiatnya

Pada saat seorang laki-laki menyunting perempuan untuk menjadi istrinya, maka sesungguhnya ia mengidamkan sosok yang benar-benar perempuan.

Untuk itulah, wahai saudariku, yang dituntut darimu adalah sifat keperempuananmu.

Engkau tidak akan seperti itu manakala bersaing dengan suamimu untuk mengangkat benda-benda berat dan duduk di atas meja saat berada di toko atau pabrik.

Sebab, pada saat itu engkau telah kehilangan kelembutan dan daya tarikmu sebagai seorang perempuan.

Jika kamu menghendaki biduk rumah tanggamu berjalan di rel yang benar, maka prioritaskan hubunganmu dengan suamimu, kemudian baru pekerjaanmu.

Perlu engaku ketahui, bahwa ada beberapa hal yang dapat menyenangkan suamimu saat kamu mau melakukannya. Janganlah engkau lupa bahwa suamimu selalu menunggumu dalam keadaan sebagai berikut:

1. Memerhatikan sifat keperempuanan.

2. Memerhatikan suamimu sebelum kamu memerhatikan dirimu sendiri.

3. Realistis dalam mengajukan permintaan.

Janganlah menjadi istri yang semuanya serba suami; jika suami mendapatkan sesuatu maka kenginannya menjadi-jadi.

Di sini perlu diperhatikan, janganlah kamu membebani suamimu dengan sesuatu di luar kemampuannya. Jika demikian berarti kamu menyandera SK-nya di bank selamanya.

4. Perempuan pintar akan rela dinikahi laki-laki dengan keshalihannya, tidak semati dinikahi dengan harta dan barang-barang berharga, seperti mobil mewah atau berlibur ke negara-negara Eropa setiap tahun.

Ada satu guyonan menyatakan,

“Sesungguhnya wanita yang waras adalah wanita yang rela disunting laki-laki yang tidak memiliki rekening di bank, daripada menikah dengan rekening dan tiada laki-laki pasangannya.”

5. Jangan berbuat sesuatu yang dapat memusingkan suami. Banyak suami yang meninggalkan istrinya –meskipun mereka cantik- karena lari dari kondisi yang memusingkan kehidupannya.

6. Carilah kelemahan-kelemahanmu dan perbaikilah. Jangan mencari-cari aib dan kelemahan suamimu.

7. Relakan hatimu dengan apa yang telah diberikan Allah Ta’ala kepadamu.

8. Jangan sombong, karena kesombonganmu dapat membuat suamimu marah.

Diceritakan bahwa seorang ratu cantik bernama Victoria sedang terpesona dengan seorang laki-laki dari kalangan rakyat jelata.

Setelah berhubungan lama, sang ratu bertandang ke rumah sang laki-laki dan mengetuk pintu rumahnya. Laki-laki di dalam berkata,

“Siapa?”

Sang ratu menjawab, “Aku, ratu Victoria.”

Laki-laki di dalam rumah berkata, “Aku sama sekali tidak kenal seorang ratu.”

 

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Buah Manis Tawakal Seorang Ibu (Bagian 2)

Setelah para dokter berhasil mengatasi kebocoran di otaknya, anak itu mengalami keracunan di seluruh tubuhnya dibarengi dengan kegagalan ginjal.

Sehingga, kondisinya sangat mengkhawatirkan sekali, sementara itu ibunya selalu melantunkan bacaan,

“Hasbiyallahu wa ni’mal wakil (Cukuplah Allah untukku, dan ia sebaik-sebaik Pelindung).”

Ibu itu juga selalu berdoa, “Ya Allah, sembuhklanlah anakku jika kesembuhan adalah yang terbaik untuknya.”

Setelah kondisi keracunan dan kegagalan ginjal membaik sedikit demi sedikit, ternyata anak itu mengalami radang selaput pembungkus jantung dan sekitar tulang rongga dada.

Kondisi yang di alami anak itu mengharuskan adanya operasi baru membuka rongga dadanya untuk mengatasi radang tersebut.

Enam bulan setelah terbaring di ruang pemulihan, anak itu dipindahkan ke bagian bedah jantung khusus anak.

Anak itu tiba di bagian operasi dalam kondisi yang mengenaskan, tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar dan tidak bisa berjalan, dengan dada terbuka.

Akan tetapi ibunya terlihat sangat tegar dengan penuh harap kepada Allah Ta’ala.

Setiap dokter yang datang akan melihat ibu tersebut berada di sisi anaknya dengan membaca Al-Qur`an dari mushaf kecil berwarna biru yang selalu melekat di tangannya.

Tiga bulan telah berlalu, anak itu keluar dari bagian bedah jantung khusus anak dengan kondisi bisa melihat, bisa berbicara, bisa mendengar dan berjalan sendiri seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa atas dirinya

Semua ini berkat karunia dari Allah Ta’ala, di samping ketegaran ibunya dalam berharap kepada Allah Ta’ala, yang selalu beritsighatsah dan meminta pertolongan kepada Yang Maha Perkasa, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang dan Maha Penyembuh.

Satu setengah tahun kemudian, di rumah sakit ini saya melihat wanita tersebut menggendong bayi mungil, dan dia ditemani oleh suaminya.

Di sisi mereka ada anak kecil yang dahulu pernah berjuang melawan berbagai penyakit di rumah sakit ini yang sekarang ia dalam keadaan yang baik.

Setelah bertanya kepada mereka, saya baru mengetahui bahwa anak yang pernah sakit tersebut terlahir setelah sang ibu mengalami kemandulan selama lima belas tahun, anak itu adalah anak pertamanya.

Alangkah hebatnya ibu itu. Setelah ia bersabar selama lima belas tahun akhirnya ia mendapatkan seorang anak, tetapi kegembiraannya terampas saat anaknya mengalami sekian banyak penyakit.

Walaupun begitu ia tetap bersabar dan berharap kepada Allah Ta’ala.

Patut kita ucapkan selamat kepada wanita ini, ia telah membuktikan keimanannya terhadap takdir Allah, yang buruk secara zahir maupun yang baik, dan ia telah menunjukkan keikhlasan tawakalnya kepada Allah Ta’ala.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bertawakal kepada Allah Ta’ala di setiap urusan kita.

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Buah Manis Tawakal Seorang Ibu

Tawakal kepada Allah Ta’ala adalah sikap berserah diri sepenuh hati dalam semua hal. Banyak ayat Al-Qur`an yang memerintahkan orang-orang beriman untuk bertawakal.

Di samping itu, sikap tawakal juga merupakan obat paling mujarab yang sering dilupakan kaum muslimin.

Dengan bertawakal, seseorang akan merasakan kenyamanan dalam hatinya. Sehingga, dengan izin Allah, semua penyakit akan sembuh.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita dengar kisah tawakal yang dialami sekelompok orang. Di antaranya adalah tawakal orang-orang yang ditimpa musibah dalam beragam bentuknya.

Di antara kisah itu dimuat oleh seorang dokter dari Arab Saudi, Dr. dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jabir dalam bukunyaMusyahadat Thabîb Qashash Waqi’iyah.

Mari kita simak kisahnya berikut ini.

Saya telah melakukan operasi kepada seorang anak bayi yang belum genap berumur dua tahun.

Dua jam setelah operasi, anak ini mengalami pendarahan yang cukup hebat pada saluran pernapasannya disebabkan oleh adanya luka pada urat nadi yang menuju saluran ini.

Kejadian ini tidak ada kaitannya secara langsung dengan operasi yang baru saja dilakukan.

Akibatnya, anak itu mengalami sesak nafas yang memicu kegagalan jantung.

Jantungnya berhenti bekerja selama empat puluh lima menit. Setelah itu –Alhamdulillah– jantungnya kembali bekerja. Biasanya dalam kondisi seperti ini kemungkinan terjadinya kematian otak sangat tinggi sekali.

Ketika kejadian ini kami jelaskan kepada ibunya, sang ibu tidak berkata-kata apa-apa kecuali hanya mengucapkan,

“Hasbiyallahu wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah untukku, dan ia sebaik-sebaik Pelindung). Ya Allah sembuhkanlah ia jika kesembuhan adalah yang terbaik untuknya.”

Kemudian ia pergi menengok anaknya seraya membaca Al-Qur`an dari mushaf kecil yang berada di tangannya.

Dua minggu kemudian, terlihat bahwa organ otak anak tersebut sama sekali tidak terpengaruh oleh kejadian itu.

Dua hari berikutnya, anak itu mengalami pendarahan serupa, dan tiap kali kondisinya kelihatan membaik ia mengalami pendarahan lagi, akan tetapi ibunya tidak mengucap selain,

“Hasbiyallahu wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah untukku, dan ia sebaik-sebaik Pelindung).”

Dokter sepesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan) berhasil mengatasi masalah pendarahan di saluran pernafasan anak tersebut, sehingga kondisi kesehatan anak itu menunjukkan kemajuan secara perlahan

Akan tetapi, tiba-tiba ia terkena kebocoran otak yang hampir merenggut nyawanya. Ibunya selalu mengulang-ulang doa,

Hasbiyallahu wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah untukku, dan ia sebaik-sebaik Pelindung).”

Sang ibu tetap setia membacakan Al-Qur`an dari mushaf kecil yang berwarna biru kepada anaknya.

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Inilah Kalimat Dzikir yang Paling Dicintai Allah

Dzikir adalah kunci ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia serta kesejahteraan di akhirat kelak.

Saking pentingnya dzikir, tujuan utama dari perintah shalat adalah mengingat Allah Taala ketika berdiri, rukuk, duduk, sujud, dan dalam kehidupan selepas salam. Sedangkan shalat merupakan amal yang pertama dihisab di akhirat kelak.

Berdizikir hendaknya menjadi kebiasaan seorang hamba yang beriman. Jangan lalai apalagi enggan. Upayakan. Prioritaskan. Tak ada yang lebih penting di dunia ini selain mengabdi kepada Allah Taala, salah satunya dengan selalu mengingat nama-Nya di setiap jenak kehidupan.

Ada begitu banyak kalimat dzikir yang disunnahkan. Namun, ada di antaranya yang menjadi kalimat-kalimat yang paling disukai Allah Taala.

Dua Kalimat

Sebagaimana disebutkan dalam al-Adzkar, Imam an-Nawawi mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Dzarr al-Ghifari, “Maukah engkau kuberitahu kalimat yang paling dicintai Allah Taala?”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya ucapan yang paling disukai Allah Taala adalah (Subhanallahi wa bihamdihi-Mahasuci Allah dan segala puji hanya bagi-Nya).”

Empat Kalimat

Empat kalimat ini amat masyhur di kalangan kaum Muslimin pecinta dzikir. Bisa diucapkan dalam satu kalimat utuh, dipisah-pisah, dan bisa dibaca sesuai kondisi seseorang.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Samurah bin Jundab, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kalimat yang paling dicintai Allah Taala ada empat.”

Ialah; (Subhanallah-Mahasuci Allah), (Alhamdulillah-Segala puji bagi Allah), (Laa ilaha ilallah-Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), (Allahu akbar-Allah Mahabesar).

Di akhir riwayat yang dikutip oleh Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan petunjuk, “Tidak ada salahnya bagimu untuk memulai (membacanya)nya dari kalimat yang mana.”

Paling Utama

Diriwayatkan secara hasan oleh Imam at-Tirmidzi, Jabir bin Abdillah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah (Laa ilaha ilallah-Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah).”

Ya Allah, bantulah kami untuk senantiasa mengingat nama-Mu, mudahkan dan istiqamahkan kami untuk mensyukuri semua nikmat-Mu, dan kuatkan kamu untuk membaguskan kualitas ibadah kepada-Mu. [ ]

Sumber bersamadakwah

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2250122/inilah-kalimat-dzikir-yang-paling-dicintai-allah#sthash.RHgkzV4z.dpuf