Bersyahadat di Hadapan Zakir Naik, Para Mualaf Khawatirkan Orang Tua

Para mualaf yang bersyahadat di hadapan Dr Zakir Naik mengkhawatirkan hubungan mereka dengan orang tua usai mereka menjadi Muslim. Kepada mereka, Dr Zakir Naik memberi nasihat singkat padat.

Dalam ceramah umum di Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, akhir pekan lalu, mualaf-mualaf yang bersyahadat dibimbing Dr Zakir Naik mengkhawatirkan hubungan mereka dengan orangtua. “Saya mantap bersyahadat, tapi saya khawatir mengecewakan orang tua saya. Apa yang harus saya lakukan?,” kata Amelia (bukan nama sebenarnya) sambil berlinang air mata.

Di hadapan sekitar 50 ribu orang yang hadir di Stadion Patriot, Amelia bercerita kalau ia makin yakin menjadi Muslimah setelah menonton ceramah Dr Zakir Naik. Keraguannya selama ini terjawab satu per satu.

Wanita berkacamata itu mengatakan ia sangat ingin dibimbing bersyahadat oleh Dr Zakir Naik. “Saat saya tahu Anda ke Indonesia, saya berdoa semoga saya bisa bertemu. Takdir Allah, saya dibantu orang yang tidak saya kenal untuk bisa sampai ke sini,” ungkap Amelia.

Amelia tidak sendiri. Beberapa mualaf lain juga mengaku takut jadi anak durhaka jika mereka meninggalkan agama yang diajarkan orang tua mereka. Mereka takut mengecewakan orang tua mereka karena berpindah agama.

Kepada mereka, Dr Zakir Naik menasihati, dengan masuk Islam, mereka harus lebih mencintai orang tua. Apalagi Rasulullah mengatakan surga di bawah kaki ibu. Dr Zakir meminta mereka tidak kasar dan tetap bersikap baik, bahkan lebih baik, terutama kepada ibu mereka.

“Turuti ibumu kecuali untuk urusan aqidah. Kalau ibumu minta kamu pakai baju biru, pakailah. Allah meminta kita taat pada orang tua kecuali jika kita diminta durhaka kepada Allah,” ungkap Dr Zakir.

 

REPUBLIKA ONLINE

Inilah Kecerdasan Dr. Zakir Naik!

Zakir Naik masuk dalam daftar “10 guru spiritual terbaik di India”. Namanya juga dimasukkan ke dalam daftar “100 orang India terkuat 2009” oleh surat kabar Indian Express. Ia juga ditempatkan dalam 62 teratas dalam daftar “500 Muslim paling berpengaruh di Dunia” yang diterbitkan oleh George Washington University, Amerika Serikat.

Dia juga dijuluki “Ahmed Deedat Plus” karena kemampuannya berdakwah mirip dengan kemampuan yang dimiliki Ahmed Deedat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa pencapaian Dr. Zakir Naik dalam bidang dakwah dan studi perbandingan agama telah melampaui gurunya, Ahmed Deedat. Pada tahun 2000, Syekh Ahmed Deedat, memberikan plakat yang dipersembahkan kepada Dr. Zakir Naik sebagai hadiah karena pencapaiannya di bidang dakwah dan studi perbandingan agama. Terukir di plakat tersebut kata-kata sebagai berikut: “Putraku (Dr. Zakir Naik), kau telah melakukan dalam waktu 4 tahun hal-hal yang butuh 40 tahun bagiku untuk melakukannya, alhamdulillah”.

Sebagai seorang murid, Dr. Zakir Naik mempunyai persamaan dengan gurunya Syekh Ahmed Deedat. Keduanya mampu mempunyai hafalan yang kuat terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang kemudian digunakan sebagai referensi dalam berceramah dan berdiskusi. Tidak hanya kitab al-Qur’an dan Hadits saja yang mereka hafal dan digunakan sebagai referensi, mereka juga menghafal kitab-kitab agama lain yang juga mereka gunakan sebagai referensi dalam ceramah dan berdiskusi. Oleh karenanya, ulama sekelas Yusuf Estes menyebut Syekh Ahmed Deedat dan Dr. Zakir Naik sebagai ulama yang mempunyai memori ingatan besar seperti komputer penyimpan data.

Zakir Naik merupakan pendiri dan presiden direktur IRF (Islamic Research Fondation), sebuah organisasi nirlaba yang salah satu tujuannya untuk mengembangkan dakwah Islam. Dia juga pendiri Peace TV, Peace TV Bangla, dan Peace TV Urdu. Melalui Peace TV inilah kemudian dakwah-dakwahnya disiarkan dan ditonton oleh orang banyak di berbagai penjuru dunia. Melalui situs Youtube, yang sebagian besar sumber siarannya dari Peace TV, dakwah Dr. Zakir Naik disampaikan dengan berbahasa Inggris, dan beberapa telah disertai terjemahan bahasa Indonesia.

Saat ini Dr. Zakir Naik sangat gencar dalam menyampaikan dakwahnya. Menurutnya, adalah tugas setiap Muslim untuk meluruskan kesalahpahaman tentang Islam, guna melawan apa yang dia anggap sebagai biar anti-Islam oleh media Barat, terutama setelah serangan teroris 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat. Untuk itu, ceramah yang dia sampaikan bertujuan membuka wawasan non-Muslim bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang damai. Menurut, Dr. Zakir Naik, medialah yang memiliki andil besar dalam membentuk citra Islam di mata dunia. Sayangnya kebanyakan media, terutama media Barat, berusaha membentuk imej Islam menjadi citra yang negatif. Oleh karena itu, melalui media pula Dr. Zakir Naik berusaha menyampaikan ajaran-ajaran Islam secara lebih objektif.

Sejak Dr. Zakir Naik aktif mengadakan ceramah dan dialog, banyak jurnalis dari India dan luar India yang menulis mengenai Dr. Zakir Naik, rata-rata mereka menulis kata-kata yang biasa dikeluarkan oleh Dr. Zakir Naik seringkali “kejam”, ada juga yang mengatakan bahwa Dr. Zakir Naik terkadang sering mencerca kepercayaan lain dan dunia Barat secara umum. Namun, dalam sebuah ceramah dia pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah menghina agama atau kepercayaan lain, dia hanya menyalahkan dan berusaha memberi pemahaman yang benar berdasarkan al-Qur’an, hadits, dan ilmu pengetahuan. Zakir Naik berpesan, bahwa agama itu masuk akal, terlebih agama Islam, semua ajarannya pasti masuk akal.

Pada Selasa malam, tanggal 4 April 2017, Dr. Zakir Naik dijadwalkan mengisi acara “International Public Lecture” di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Berdasarkan informasi valid dari Panitia UNIDA Gontor, check-in untuk peserta yang telah terdaftar dimulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Peserta diharuskan membawa ID-Card saat check-in nanti. Adapun nomor registrasi peserta untuk mendapatkan ID-Card dapat dilihat di unida.gontor.ac.id/zakirnaik/hutama

Sumber: Diambil dari buku berjudul “Dr. Zakir Naik: Dokter yang Mengislamkan Ratusan Ribu Orang” oleh Albi K. dkk.

 

GONTOR.AC.ID

Ceramah Zakir Naik Jadi Ajang Bersyahadat

Cendekiawan Muslim bertaraf Internasional Dr Zakir Naik memberikan ceramah di hadapan puluhan ribu jamaah yang hadir di Gymnasium UPI, Kota Bandung, Ahad (2/4), selama sekitar satu setengah jam. Selesai berceramah, Zakir Naik mempersilakan peserta yang hadir untuk bertanya. Namun, Ia memprioritaskan peserta non-Muslim untuk memberikan pertanyaan.

Beberapa orang yang beragama non-Muslim beragama Katolik, Kristen Protestan, ateis, dan Buddha melontarkan banyak pertanyaan tentang Nabi Isa, tentang Allah SWT, dan tentang Islam. Dari belasan orang yang bertanya, ada sekitar empat orang yang langsung bersyahadat menyatakan diri masuk Islam. Di antaranya adalah Danalia Permata Sari (26 tahun) beragama Buddha, Novita Luciana (25) beragama Katolik, Kevin beragama Katolik, dan Deni Saputra seorang ateis.

Saat mualaf tersebut membacakan syahadat, banyak peserta yang tak bisa menahan tangisnya. Begitu juga, para mualaf, mereka terbata-bata membacakan dua kalimat syahadat sambil menangis.

Salah satu mualaf yang terus menangis setelah membacakan syahadat adalah Novita Luciana (25). Menurut Novi, Ia tak bisa menahan rasa harunya karena akhirnya bisa memeluk Islam dan membaca syahadat.

Menurut Novi, dirinya mengenal Islam awalnya dari pacarnya yang Muslim. Namun, selama ini pacarnya tak pernah memaksa dirinya untuk masuk Islam. Rasa penasaran justru timbul dari dirinya sendiri. Ia pun, melihat  video Zakir Naik di Youtube yang membandingkan tentang Bibel dan Alquran.

“Saya semakin yakin untuk memeluk Islam, setelah melihat video Zakir Naik. Sudah dua tahun, saya nggak ke gereja,” katanya.

Novita mengatakan, sudah dua tahun ini mulai mempelajari Islam. Semakin dipelajari, ia merasa cocok karena agama Islam masuk akal dan mudah dipahami. Ia pun, mulai mengomunikasikan keinginan kuatnya untuk masuk Islam kepada orang tuanya.

“Alhamdulillah, saya bisa bertanya langsung ke Zakir Naik dan dibimbing bersyahadat langsung oleh beliau,” ujar Novi sambil terus menangis tak bisa menahan harunya.

Bagi Novi, adanya ceramah Zakir Naik di Youtube bisa memudahkan non-Muslim yang ingin mencari tahu tentang Islam. Karena kalau harus membaca buku biasanya Ia susah paham.

“Tadi saya pun dapat jawaban dari Zakir Naik, agar jangan khawatir kehilangan pekerjaan setelah masuk Islam karena Allah yang memberikan rezeki,” kata Novi seraya mengatakan bahwa ia sebernarnya sudah belajar shalat dan sudah hapal surah al-Ikhlas, an-Nas, dan al-Falaq.

Sementara menurut Deni Saputra, dia sebenarnya lahir dari orang tua beragama Islam. Namun, kedua orang tuanya bercerai. Jadi, dia pun mempelajari banyak paham. Yakni, dari mulai paham komunis, sosialis, Kristen, Buddha, dan agama yang lainnya.

Namun, sampai sekarang dia belum meyakini satu agama pun. “Saya ke sini untuk menguatkan keyakinan saya, agama apa yang harus saya pilih. Soalnya, saya sering lihat Zakir Naik di Youtube memang masuk akal,” katanya.

Deni mengatakan, ia sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Zakir Naik, yang selama ini mengganjal pikirannya. Ternyata, Zakir Naik bisa menjawab semua pertanyaannya dan menjelaskannya. “Ya, saya mengikrarkan kembali untuk masuk Islam,” katanya.

 

sumber:republika Online

Mengenal Zakir Naik, Salah Satu Orang Berpengaruh di India

Dr Zakir Abdul Karim Naik adalah seorang cendekiawan Muslim, dai, dan mubaligh asal India. Ia juga penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama. Secara profesi, sejatinya ia seorang dokter medis.

Zakir Naik lahir pada 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani. Ia bersekolah di St. Peter’s High School (ICSE) di kota Mumbai.

Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College dan Nair Hospital di Mumbai. Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Pada 1991 ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan pada akhirnya fokus dalam dunia dakwah.

Sejak saat itu, ia  menjadi seorang dai yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Di India, Zakir adalah pendiri sekaligus Presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.

Zakir Naik telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama juga hal hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam. Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.
Karena karyanya tersebut, Zakir Naik memperoleh beberapa penghargaan. Baik di India maupun penghargaan internasional.

Salah satu media India, Indian Express yang terbit pada 22 Februari 2009 menjadikan Zakir Naik ke dalam peringkat 82 dari “100 Orang India Terkuat 2009” di antara satu miliar penduduk India.

Sementara dalam daftar khusus “10 Guru Spiritual Terbaik India”, Zakir Naik berada di peringkat tiga, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar. Ia menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.

Selain itu, pada  01 Maret 2015 lalu, Zakir Naik juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Saudi Arabia, King Faisal International Prize (KFIP).

KFIP merupakan penghargaan terhadap karya-karya luar biasa dari individu dan lembaga dalam lima katagori yakni Dakwah Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan. Penghargaan itu disampaikan secara langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz
zAtas penghargaan tersebut, Zakir Naik menerima sertifikat, medali kenang-kenangandari emas 24 karat seberat 200 gram dan cek sebesar 200.000 ribu dollar Amerika. Dalam acara penganugerahan penghargaan itu, Zakir menyatakan dirinya akan menyumbangkan semua hadiah uang untuk digunakan oleh Peace TV.

 

sumber: Republika Online

Dr Zakir Naik Telah Tiba di Indonesia

Publik Indonesia kemarin dipenuhi dengan pemberitaan kehadiran Raja Salman di Indonesia namun tenryata kemarinDr Zakir Naik telah tiba di Indonesia, Dr Zakir mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada Rabu(1/3/2017) sore. Kedatangan Dr Zakir tersebut luput dari pemberitaan media.

Informasi kedatangan Dr Zakir ini dibenarkan oleh Ketua Mualaf Centre Indonesia Steven Indra Wibowo melalui akun Facebooknya dengan memperlihatkan sejumlah foto Dr Zakir saat tiba di Indonesia.

Kehadiran Dr Zakir di Indonesia hanya untuk melakukan koordinasi dengan Tim Indonesia yang diketuai Hanny Kristiano. Rencananya Dr Zakir akan memberikan ceramah dan dakwahnya pada bulan April 2017 mendatang.

“Kalau ada yg menemukan gambar Dr Zakir Naik (DZN) di Indonesia, bertebaran di internet, maka sekalian kami konfirmasikan itu benar adanya, namun bukan untuk memberikan ceramah, akan tetapi koordinasi dengan tim Indonesia yg diketuai ko Hanny Kristianto. Nah nginep dimana? Dan sampai kapan? Maaf ini classified, doakan agar April 2017 bisa terealisasi kedatangannya di indonesia, itu saja Saya bukan ketua panitia ya” jelas Steven di akun Facebook pribadinya.(mms/sp)

 

sumber: Sang Pecerah

Mengapa Allah Disebut Allah? Ini Jawaban DR Zakir Naik

Seorang wanita non muslim –di antara ribuan hadirin- bertanya kepada DR Zakir Naik mengapa Allah disebut Allah, tidak disebut dengan nama lainnya?

Seperti biasanya, DR Zakir memberikan jawaban yang brilian.

“Saudari itu bertanya mengapa Allah disebut Allah, tidak nama lainnya. Jawabannya ada dalam Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 110.

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى

Katakanlah, serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma’ul husna (QS. Al Isra’: 110)

Kau bisa menyebut Tuhan (Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan nama apapun, tapi haruslah nama-Nya yang benar, haruslah nama yang diberikannya pada diri-Nya sendiri. Dan ada 99 nama yang disebutkan dalam Al Qur’an dan hadits shahih; Ar Rahman, Ar Rahim, Al Karim, Al Hakim, dan seterusnya tak kurang dari 99 nama. Dan yang menjadi mahkotanya adalah “Allah”.

Dan firman Allah “Allah memiliki asma’ul husna” ini selain tercantum dalam surat Al Isra’ ayat 110 juga diulang dalam surat Thaha ayat 8, Al A’raf ayat 180 dan surat Al Hashr ayat 24 di mana Allah menjelaskan bahwa Dia memiliki asma’ul husna. Tapi nama yang menjadi mahkota adalah “Allah”.

Mengapa Muslim lebih senang menyebut “Allah” daripada menggunakan bahasa Inggris “God”?

Saudari, alasannya adalah, semua nama dan kata yang lainnya dapat mereka mainkan. Misalnya jika engkau menambahkan “s” pada kata “God”, dia menjadi Gods (tuhan-tuhan). Namun tidak ada bentuk jamak dari kata “Allah”. Dialah yang Maha Esa.

Jika engkau menambahkan kata “dess” pada kata “God” dia menjadi “Goddes” (tuhan perempuan).

Dalam Islam, tidak ada yang namanya “Allah laki-laki” atau “Allah perempuan”. Allah tidak memiliki jenis kelamin.

Jika kau menambahkan “Bapak” pada “Tuhan” maka menjadi “Tuhan Bapak”. Tidak ada yang namanya Tuhan Bapak dalam Islam.

Jika kau menambahkan “Ibu” pada “Tuhan” maka menjadi “Tuhan Ibu”. Tidak ada yang namanya Tuhan Ibu dalam Islam.

Jika kau menambahkan nama tertentu pada “Tuhan”, jadilah ia “Tuhan Palsu”. Dalam Islam tidak ada Allah palsu. Itulah mengapa kami muslim lebih suka menyebut “Allah” sesuai dengan bahasa Arabnya.”

DR Zakir Naik juga menunjukkan bahwa kata “Allah” ternyata ada di hampir semua kitab suci agama besar di dunia. Penasaran? Berikut ini video selengkapnya:

 

sumber: Bersama Dakwah

Pertanyaan Cerdas Seorang Ateis Berhasil Dijawab Dr. Zakir Naik

Pertanyaan ini diajukan oleh seorang ateis/agnostik kepada Dr. Zakir Naik pada saat konvensi di Dubai. Videonya bisa dilihat disini. Berikut ini transkrip percakapannya:

Halo Dr. Zakir Naik. Namaku Harris dari Phoenix, Arizona, AS. Aku seorang wirausahawan dan manager marketing. Dua temanku di Amerika telah masuk Islam karena menonton video YouTube tentangmu. Salah satu dari mereka orang Kristen, yang satu lagi Ateis. Salah satu temanku memberikan kepadaku DVD-mu “How to Deal with an Atheist” yang telah kutonton. Tapi itu tidak menjawab pertanyaanku. Aku telah bertanya tentang ini kepada banyak orang cerdas tapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Dari semua ulama yang pernah kutonton di YouTube, menurutku andalah yang paling rasional, masuk akal, dan mudah dipahami.

 

Pertanyaanku adalah: Tuhan telah menciptakan seluruh jagat raya dan Quran berfirman banyak hal tentang penciptaan itu. Jauh sebelum Tuhan menciptakan keseluruhan jagat raya ini, sebelum dia memutuskan untuk menciptakan manusia, Dia sudah tahu hasil akhirnya. Dia tahu pada akhirnya Dia akan kecewa dengan orang-orang tertentu dan mereka akan masuk ke dalam neraka. Dia tahu mereka akan dibakar dan disiksa. Jauh sebelum Dia menciptakan seluruh jagat raya, Dia tahu bahwa hasilnya akan menjadi buruk. Ini mungkin baik bagi orang-orang yang ada di surga, tapi Dia tahu bahwa Dia bisa menyelamatkan orang-orang yang akan masuk neraka bahkan jauh sebelum Dia memutuskan untuk menciptakan. Tapi tetap saja Dia memutuskan untuk menciptakan mereka dengan segala logika Ketuhanannya. Kenapa Dia melakukan itu? Kesimpulan dari pertanyaannya adalah: Bagaimana mungkin Tuhan begitu sadis, sehingga Dia tetap melanjutkan rencana-Nya padahal Dia tahu rencana-Nya akan berakhir seperti itu?

Jawaban

Saudara kita menanyakan pertanyaan yang sangat bagus dan cerdas.  Saudara berkata bahwa meskipun satu orang saja masuk neraka maka Tuhan akan kecewa. Saudaraku, Tuhan tidak pernah kecewa sama sekali. Sekarang untuk menjawab pertanyaanmu.

Aku menggunakan pengandaian dengan seorang guru di sekolah. Jika seorang guru menuliskan pertanyaan di kertas ujian, “Berapakah 2+2?” Murid yang berada di hadapannya menulis “5.” Gurunya bisa saja berkata pada muridnya “Ubahlah 5 menjadi 4.” Apakah gurunya adil jika pada saat ujian dia membetulkan jawaban muridnya? Bagaimana dengan pendapat murid-murid yang lain?

Ateis: Gurunya tidak adil. Tapi Tuhan bisa menjadi adil pada saat bersamaan. Dia bisa menciptakan kondisi yang sepenuhnya berbeda, Dia tidak perlu menjalani situasi seperti itu, Dia tidak dibatasi oleh situasi apapun.

Dr. Zakir: Maksud saudara adalah Tuhan bisa menciptakan sesuatu yang sempurna dan tidak salah, benar? Tuhan telah menciptakan hal itu. Dia menciptakan para malaikat yang tidak pernah menentang perintah Tuhan. Tapi manusia adalah ciptaan yang lebih baik daripada malaikat karena para malaikat tidak punya kehendak sendiri. Namun manusia punya kehendak bebas untuk menentang atau mengikuti Tuhan.

Jika anda memilih menjadi manusia, jika anda menentang perintah-Nya anda masuk neraka. Namun jika anda mematuhi perintah-Nya, anda lebih baik daripada malaikat. Karena malaikat tidak punya kehendak bebas dari diri sendiri maka mereka mengikuti Tuhan dan ini tidak hebat. Manusia adalah ciptaan yang lebih baik dari Tuhan. Tuhan telah memberikan kehendak bebas pada mereka.

Ini adalah pertanyaan yang berbeda bahwa Tuhan mengetahui… karena Dia punya ilmu tentang masa depan. Jadi Dia telah menciptakan makhluk yang punya kehendak bebas. Kesalahannya ada pada manusia, bukan Tuhan.

Ateis: Kenapa Dia memberikan kita kehendak bebas sedangkan Dia tahu bahwa Dia pada akhirnya akan ada banyak orang di neraka?

Dr. Zakir:  Itu adalah ciptaan yang berbeda. Tentang yang anda permasalahkan, Tuhan telah menciptakan para malaikat. Aku bertanya padamu, mana yang lebih baik? Para malaikat yang mengikuti perintah Tuhan atau manusia yang mengikuti perintah Tuhan?

Ateis: Jika aku punya kesempatan, aku ingin menjadi malaikat. Kenapa juga aku mau mengambil risiko.

Dr. Zakir: Kesempatan kedua. Benar! Itulah mengapa Tuhan berfirman dalam surat Al-A’raaf[7]:172 bahwa Tuhan telah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Tuhan berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Semua manusia pun mengakuinya. Tuhan berfirman dalam surat Al Hashr[59]:21 jika sekiranya Tuhan mewahyukan Quran pada gunung, maka gunung itu akan runtuh. Tuhan berfirman pada surat Al Ahzaab[33]:72 bahwa manusialah yang bodoh karena mengatakan “Kami ingin menjadi manusia.” Kitalah yang bodoh. Sekarang kita tidak bisa mundur. Sekali kita mengajukan diri untuk menerima ujiannya, sekali anda membaca kertas ujiannya.

Ateis: Tidak ada yang bertanya padaku. Mereka bertanya pada Adam dan Hawa.

Dr. Zakir: Tidak saudara. Quran berfirman bahwa setiap manusia ditanya apakah mereka ingin menjadi manusia. Kemudian ingatan itu dihilangkan. Sebelum kita diciptakan jadi manusia, Tuhan berfirman dalam Quran “Apakah kamu ingin menjadi manusia? Jika kamu menjadi manusia, kamu bisa mengungguli para malaikat atau bisa lebih hina daripada mereka. Jika kamu tidak mau menjadi manusia maka tidak apa-apa.” Jadi Tuhan bertanya pada manusia dan Quran berfirman bahwa kita bodoh karena memilih mengikuti ujiannya.

Sekarang ketika anda sudah ikut ujiannya, jika anda mengikuti perintah Tuhan atas kehendak bebasmu maka anda akan lebih mulia daripada malaikat, jika anda menentang Tuhan, anda menjadi lebih rendah daripada malaikat. Kita ingin melewati ujiannya dengan baik.

Anda berkata “Aku tidak ingat pernah ditanya ingin menjadi manusia atau tidak.” Tentu saja anda tidak akan ingat, bahkan aku juga tidak ingat. Tapi aku percaya pada Quran. Pada hari kiamat, Tuhan berfirman “Tidak ada satu manusia pun yang menentang pengadilan Tuhan.” Anda akan tahu pada hari kiamat. Satu-satunya yang kita katakan adalah “Tolong beri kami kesempatan”, namun Tuhan berfirman “Sudah terlambat.”

Jadi jika anda ingin mendapat kesempatan baru, maka anda harus kembali ke dunia lagi, begitu juga setiap orang. Tuhan telah memberikan kita kesempatan di dunia. Jika anda berbuat salah, Tuhan memberikanmu kesempatan untuk memohon ampun. Anda bertaubat dan Tuhan memaafkanmu. Dan anda berbuat salah lagi… begitu seterusnya. Ketika anda mati, tidak ada kesempatan lagi.

Jadi berkenaan dengan pertanyaanmu, kenapa Tuhan menciptakan manusia? Karena ini adalah ciptaan yang lebih baik. Setiap orang yang rasional, termasuk anda harus setuju bahwa makhluk yang punya kehendak bebas adalah ciptaan yang lebih baik daripada makhluk yang tidak punya kehendak bebas.

Dan anda berkata bahwa anda tidak ingat, anda sepenuhnya benar. Ketika anda mati dan dibangkitkan, pada saat itu kita akan menemui-Nya, maka pada saat itu kita akan berkata “Aku ingat.” Bahkan sekarang aku tidak mengingatnya. Tapi percayalah pada Quran, karena Quran tidak pernah salah. Jika anda mendengar ceramahku, maka anda akan tahu bahwa 80% kandungan Quran sesuai 100% dengan ilmiah. 20%-nya lagi masih ambigu, tidak benar dan juga tidak salah. Jadi logikaku berkata, ketika 80% itu 100% benar, dan bahkan tidak 0,01% dari yang 20% itu salah, logikaku mengatakan bahwa yang 20% ini pasti juga benar.

Aku adalah orang ilmiah, aku orang yang menggunakan logika, jadi aku percaya pada pernyataan Quran, bahwa kitalah yang memilih menjadi manusia. Jika anda tidak memilihnya maka anda boleh mempertanyakan Tuhan: “Kenapa Engkau menjadikan aku sebagai manusia?” maka Tuhan akan disalahkan. Tapi Tuhan berfirman dalam Quran bahwa kita ditanya. Gunung saja ketakutan,

semuanya ketakutan tapi kita sebagai manusia memilihnya.

Ateis: Tapi apakah anda ingat pernah ditanya? Aku tidak ingat pernah ditanya.

Dr. Zakir: Saudara, jika anda mendengar jawabanku, bahkan aku tidak ingat. Tapi jika anda mengingatnya, dimana ujiannya? Bayangkan jika seorang guru mengajarkan sesuatu padamu, kemudian sang guru memberikanmu bukunya. Gurumu berkata “Kamu tidak boleh buka buku ketika ujian.” Andai saja guru itu berkata “Oke, buka saja bukunya dan jawablah ujiannya” maka dimana ujiannya? Setelah ujiannya berakhir, anda bisa memeriksa dari bukunya atau tidak?

Ateis: Tentu saja.

Dr. Zakir: Tapi saat ujian, bolehkah anda buka buku?

Ateis: Tidak.

Dr. Zakir: Jadi sekarang ujiannya sedang berlangsung saudaraku. Ketika ini sudah berakhir, anda bisa memeriksanya. Pada saat ujian, anda tidak bisa mengecek buku pelajaran, itu namanya menyontek. Jadi ketika ujiannya sudah berakhir, jika anda tidak ingat, anda katakan pada Tuhan “Kenapa ini tidak masuk akal?” Tapi Quran berfirman bahwa tidak satupun manusia akan menentang pengadilan Tuhan.

Aku adalah orang ilmiah, aku orang berlogika, berdasarkan pengetahuanku pada ilmiah, berdasarkan logikaku, ketika aku membaca kitab-kitab lain dan membaca Quran, aku lihat bahwa Quran adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi yang melewati ujian-ujiannya. Jadi dengan begitu aku, aku meyakini bahwa Quran pasti benar. Aku tidak ingat, itulah ujiannya, jika aku ingat maka dimana ujiannya?

Jadi itu menjawab bagian pertama dari pertanyaannya. Bagian pertama yang menjawab bahwa Tuhan itu sadis. Tuhan tidak sadis. Sebagai contoh, aku ingin anak-anakku masuk universitas medis. Berapa banyak anak-anak yang akan masuk universitas medis? Hanya sedikit, lebih kecil dari 5%, atau mungkin hanya 1%. Jadi kenapa hanya 1% yang bisa masuk ke kampus? Memang karena ini diperuntukkan untuk orang-orang terpilih. Begitu juga Tuhan menciptakan surga, surga firdaus. Tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus.

Begitu juga, tidak setiap orang bisa menjadi dokter. Hanya mereka yang punya kapasitas yang bisa masuk. Begitu juga, tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus, tingkat surga yang tinggi. Kita harus berusaha. Tuhan telah memberikan anda kapasitas. Jika anda tidak mengikuti petunjuk-Nya maka anda tidak bisa (masuk surga). Jika anda mengikuti petunjuk-Nya untuk masuk surga, maka ini sangat mudah. Jika anda cerdas dan jujur kepada diri sendiri, maka ini menjadi mudah. Tapi jika anda tidak jujur pada diri sendiri, bahkan orang-orang yang tidak cerdas bisa masuk surga. Yang paling penting adalah anda harus jujur.

Tuhan telah memberikan berbagai pilihan tentang bagaimana cara mematuhi-Nya. Jika mereka pintar, mereka akan melihat bahwa Quran ini sangat jelas bahwa ini adalah firman Tuhan dan anda harus mengikuti-Nya. Itulah alasan mengapa Francis Bacon berkata “Sedikit pengetahuan menjadikanmu seorang Ateis. Pengetahuan yang mendalam menjadikanmu seorang yang beriman pada Tuhan.”

Jadi aku tidak akan mengatakan bahwa Tuhan itu sadis, aku katakan kitalah yang bodoh karena telah memilih untuk mengikuti ujiannya. Tuhan telah memberikanmu pilihan. Apa yang kita inginkan, kitalah yang memilihnya. Jadi kitalah yang bertanggung jawab bukan Tuhan. Pada hari kiamat anda akan tahu, insya Allah. Insya Allah jika aku masuk surga, aku berdo’a kepada Tuhan dan bersyukur pada-Nya. Jika kita gagal, maka kita hanya menghancurkan diri sendiri. Semoga itu menjawab pertanyaanmu.

 

sumber: Lampu Islam

Antara Dr. Zakir Naik, Aliran Syi’ah, serta Sebutan Wahabi

Diantara adab seorang Muslim, jika menyebut Nama Sahabat Nabi maka ditambahkan kata ‘Radhiallahu’anhu’ yang maknanya, “Semoga Allah senantiasa melimpahkan keridhaan kepadanya”.

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah….”

Hal ini berdasarkan Surat At-Taubah ayat 100, dan ayat-ayat lain yang Allah telah memuji para Sahabat Nabi dibanyak tempat.

Berbeda dengan Syi’ah (semoga Allah melaknat mereka semua), Syi’ah mengkafirkan seluruh para Sahabat Nabi kecuali hanya beberapa orang saja.

Dulu, ada Syi’ah yang paling rendah kadar kesesatannya, yaitu Syi’ah Zaidiyah (sekarang sudah langka), mereka hanya mengkafirkan Muawiyyah bin Abu Sufyan dan Yazid bin Muawiyyah -radhiyallah taa’la anhum ; semoga Allah meridhai mereka-

Dalam sebuah Konferensi Damai di Mumbai pada tahun 2007, Dr. Zakir Naik membela kedudukan mereka (Muawiyyah dan Yazid), pendapat Dr. Zakir Naik ini adalah mengikuti pendapat paraulama besar kaum Muslimin empat mazhab dari dulu hingga sekarang,

Dalam ceramahnya tersebut, Dr. Zakir Naik menambahkan kata pujian ‘Radhiallahu’anhu’, saat setiap kali menyebut nama ‘Yazid’. Inilah yang menjadi sebab Dr. Zakir Naik dicaci maki oleh Sekte Syiah

Dr. Zakir Naik menjelaskan, “Syiah memiliki aqidah yang mengharuskan kita melaknat para Sahabat, mereka paling benci kepada Umar bin Khattab, dan setiap bulan Muharram mereka memiliki ritual melaknat tiga sahabat utama, lalu bagaimana bisa mereka melaknat para sahabat sementara kita bisa diam saja?”

Menghadapi kemarahan Syi’ah ini, Dr. Zakir Naik berkata kepada mereka, “Silahkan kalian melaknat aku 1000 kali! Aku tidak permasalahkan, tapi.. hentikan laknat kalian kepada Abu Bakar, Umar dan Utsman!”

Dan setelah saat itu, mulai terlihat orang-orang yang tidak bertanggung jawab mulai menebar fitnah, setelah orang-orang Syiah, sebagian kaum muslimin pun mulai terhasut untuk menghembuskan isu/sebutan “Wahabi” kepada Dr. Zakir Naik

Padahal, sebutan yang sering diucapkan Syiah itu adalah untuk menipu kaum Muslimin sejak lama, oleh karenannya jangan heran jika Anda Anti Syi’ah pasti akan disebut sebagai Wahabi.

Simak Video Pandangan Dr. Zakir Naik tentang Peristiwa Karbala