‘Sebagai Muslim Inggris, Saya Takut Theresa May Jadi Perdana Menteri’

Surat terbuka disampaikan Muslim Inggris menyusul terpilihnya Theresa May menjadi Perdana Menteri menggantikan David Cameron. Dalam suratnya yang dipublikasikan Independent, Sahen Sattar menyinggung Undang-Undang Counter Terrorism and Security Bill 2015 yang dianggap menyudutkan Muslim.

Theresa May dianggap berperan penting dalam lahirnya aturan itu. Aturan tersebut membungkam suara Muslim di universitas yang ingin berpendapat saat kuliah maupun pelajaran karena khawatir dianggap ekstremis.

“Sudah jelas aturan ini memberi ruang warga untuk menjadi Islamofobia dengan memberi pandangan terorisme adalah ‘masalah Muslim'” tulisnya.

Theresa May merupakan perdana menteri wanita kedua Inggris setelah Margareth Thathcer. Ia terpilih menjadi pemimpin Partai Konservatif setelah PM David Cameron mengundurkan diri menyusul hasil Brexit.

May, kata Sattar, mengklaim telah memperkuat respons terhadap terorisme sejak menjadi Menteri Dalam Negeri. Namun pada kenyataannya ia hanya membuat Muslim Inggris semakin sedikit yang mengidentifikasikan budaya Inggris.

Menurut Sattar, dengan keinginannya menjadi Iron Lady di abad moderen, ia justru khawatri akan membuat komunitas Muslim kian tersudut. Pada 2015, May bahkan mendapat penghargaan Islamophobe of the Year dari Komisi Hak Asasi Manusia Islam.

Baca juga, Theresa May PM Baru Inggris yang Boikot Pendakwah Zakir Naik.

Sudah terbukti, saat May menjadi menteri dalam negeri, ia menciptakan atmosfer kebencian dan kekerasan terhadap Muslim. “Kenaikannya sebagai perdana menteri sangat berat untuk dirayakan jika Anda menjadi seorang Muslim seperti saya,” ujarnya.

Sattar menegaskan, jika May ingin membuka jalan Inggris ke arah lebih baik, ia harus menyingkirkan ketidakpercayaan dan ketakutan yang dibangun saat menjadi menteri dalam negeri.

“Di saat seperempat pemuda di Inggris mengatakan tidak percaya terhadap Muslim, maka hal ini harus menjadi prioritas sebelum kita mengecam generasi masa depan yang penuh dengan kecurigaan, perpecahan serta memecah belah negara,” ujarnya.

Theresa May yang akan menggantikan David Cameron sebagai perdana menteri Inggris memiliki cerita tersendiri dengan pendakwah Zakir Naik. Pada 2010, ketika ia mulai menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, May melarang Zakir Naik masuk ke Inggris.

Alasannya, Naik dianggap membuat komentar yang mencerminkan sikap ia tak dapat diterima. Sikap itu termasuk mempublikasikan materi mengandung unsur provokasi tindakan teroris.

“Saya telah mengecualikan Naik,” ujarnya kepada Telegraph saat itu. “Saya tidak akan mengizinkan mereka yang tak kondusif buat publik masuk ke Inggris,” ujarnya.

Kementerian Dalam Negeri mengutip pernyataan Naik yang kontroversial. “Ketika perampok melihat polisi ia takut. Sehingga buat perampok, polisi adalah teroris. Sehingga dalam konteks ini, setiap Muslim harus menjadi teroris bagi perampok,” ujar Naik seperti dikutip pemerintah Inggris.

 

Setelah Bersyahadat, Dedi tak Ragu Jalankan Puasa Ramadhan

Keinginan mulia Dedi Setiawan untuk memeluk Islam akhirnya terwujud. Pria kelahiran Tanjung Karang 06 Februari 1970 ini mengaku telah lama tertarik pada Islam. Hal ini disebabkan karena Islam adalah agama yang mengajarkan kebenaran.

Menurutnya, kebenaran Islam tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya saat berpuasa di bulan suci ramadhan. Puasa bukan menjadikan seseorang jatuh sakit, tapi sebaliknya menurut Dedi justru puasa menjadi salah satu cara agar tetap sehat.

Orang yang berpuasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena menjalankan diet sehat yang seimbang di antara waktu puasa, maka orang yang berpuasa akan mendapatkan kekebalan tubuh.

“Kita makan tiga kali sehari. Memakan lemak, makanan yang mengandung kolesterol, dan zat-zat berbahaya seperti penyedap makanan dan lainnya. Ini tentu tidak baik bagi kesehatan,” paparnya seperti dilansir annaba-center.com, Rabu (13/7).

Dedi menjelaskan, dengan berpuasa tubuh kita secara alami melepaskan racun dan mengurangi timbunan lemak jahat yang tidak baik bagi tubuh. “Sebab itulah puasa menjadi cermin akan kebenaran sebuah agama, khususnya Islam karena agama mengajarkan sesuatau yang benar dan baik bagi penganutnya.”, terang Dedi

 Sebagai seorang Katholik yang kini memeluk Islam, Dedi begitu kritis akan ajaran yang ada pada Katholik dan membandingkannya dengan Islam hingga akhirnya ia memantapkan diri untuk memeluk Islam karena ia menganggap Islam-lah agama yang benar.

Tanpa menunggu waktu lama, setelah mendengarkan penjelasan lebih lanjut mengenai Islam yang disampaikan oleh pimpinan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia, KH. Syamsul Arifin Nababan, Dedi kemudian mengucapkan kalimat syahadat.

 Pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini merasa lega akhirnya bisa bersyahadat dihadapan Kiai Nababan. Usai pensyahadat tersebut, Kiai Nababan menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim, kini Dedi memikul tanggung jawab untuk melaksanakan yang ada pada rukun Islam dan wajib beriman kepada yang ada pada ruku iman.

“Pak Dedi, setelah mengucapkan kalimat syahadat, pak Dedi berkewajiban untuk mengerjakan yang ada pada rukun Islam. Sholat wajib lima kali sehari semalam, mengerjakan puasa di bulan suci ramadhan, membayar zakat karena dalam rezeki yang diberikan oleh Allah terdapat hak orang-orang yang tidak mampu, dan kalau ada kelapangan rizki serta memiliki kemampuan, pak Dedi wajib pergi haji sekali seumur hidup.”, ucap Kiai Nababan.

 

sumber: Republika Online

Penipu Berkedok Muallaf Ditangkap, Jaringannya Terungkap

Seperti diberitakan sebelumnya, tokoh Muallaf Center Indonesia, Hanny Kristianto sempat mempublikasikan modus muallaf gadungan yang menipu umat Islam. Mereka diantaranya:Stevanus Armansyah Firnanda Rolan, sesuai KTP, ia lahir di Sidoarjo, 6 Januari 1973. Lalu, M Huri Finanda, lahir Balikpapan, 9 Juni 1976, pria ini juga sering menggunakan samaran Muhammad Hijrie.

Hanny menyebut, bahwa di tahun 2007, mereka adalah missionaris yang diutus oleh Gereja Gloria Tuhan di Jalan Suba Mataram NTB dan Gereja Matahari Timur di Jalan Cendana Belakang Tunjungan Plaza Surabaya oleh Pendeta JIMI (NTB) dan Pendeta Immanuel, Pdt. Yohanes Pasaribu serta Pdt. Piit di Surabaya, yang beranggotakan 15 orang yang disebar kebeberapa daerah di Kaltim (2 orang di Bontang dan 13 orang lainnya di Paser dan Panajam Paser Utara, bekerjasama dengan ketua salah satu ormas besar di kaltim yg ketuanya seorang dayak kenyah aktivis gereja kristen (diplot jadi ketua seumur hidup).

Misi penyamaran missionaris pada tahun 2007 yang diakui oleh mereka adalah:

  1. Merusak dari Dalam Pemahaman Umat Islam (aqidah) bahwa Semua Agama Sama saja dan Mengadu Domba, Memecah Belah.
  2. Umat Islam di mata kristen dianggap sebagai domba-domba yang tersesat.
  3. Seorang Missionaris wajib menghamilkan minimal 5 (lima) orang Muslimah, agar Muslimah tersebut bisa jauh dari ajaran Aqidahnya atau langsung di Kristenkan (kawin).
  4. Memberikan santunan kepada Umat Islam yang miskin dengan catatan si-Muslim tersebut wajib masuk Agama Kristen.
  5. Memberikan Dukungan kepada Generasi Muda Islam yang Gemar berolah Raga, berupa Perlengkapan Olah Raga dan bergaul untuk merusak aqidah agar si-muslim tersebut tidak lagi dekat dengan Masjid (Agamanya).

10 tahun sudah berlalu dan jumlah mereka diperkirakan bertambah banyak dan tersebar di banyak daerah di Indonesia dengan identitas dan KTP yang diperkirakan palsu.

Mereka juga merupakan DPO Polres Tamiyang Layang, Barito Timur, Kalimantan Tengah. Mereka mengaku sebagai mantan pendeta Dayak Kristen Protestan namun tidak bisa membuktikan.

Bulan Ramadhan 1437H sempat berceramah di masjid-masjid Banjarmasin, Banjarbaru, Pelaihari, Barabai dan daerah lain di Kalimantan Selatan.

Modusnya menipu jemaah dan Lembaga Bina Mualaf pimpinan Ustadz Abrar dengan puluhan juta rupiah dana zakat dan infaq dibawa kabur. Kemudian, mengadu domba antar lembaga dan antar umat muslim.

Jaringan Penipuan Berkedok Muallaf Dibekuk
Akhirnya, jaringan penipu berkedok muallaf berhasil dibekuk oleh tim gabungan antara Muallaf Center dan Front Pembela Islam (FPI). Berikut ini rilisan yang disampaikan Muallaf Center melalu akun mualaf.com.
Segala Puji dan Syukur hanya bagi Allah Azza wa Jalla yang telah memudahkan dan menolong kita semua dan team gabungan Mualaf Center Jakarta, Mualaf Center Kalsel, Mualaf Center Jatim, team Arimatea dan FPI Mojokerto untuk menemukan lokasi persembunyian dan menangkap Mualaf Palsu (Misionaris) ini beserta keluarganya..
https://m.facebook.com/story.php… -> FB Ko Hanny dibanned 30 hari kedepan, karena kaum kafir melaporkan postingan ini..
Hanya karena ridho dan pertolongan Allah saja team kita berhasil membongkar kejahatan dan jaringan baru misionaris ini.
Berbagai makar tertumpah dari pikiran jahat mereka yang telah tumpul dari kebenaran, sehingga ditempuhlah berbagai macam usaha dan pengerahan segala kekuatan untuk merusak dien Islam dan kaum Muslim.
Diantaranya adalah menyamar menjadi mualaf, untuk merusak Islam dari dalam..
Allah Ta’ala mengingatkan kita dalam kitab-Nya, yang artinya:
“Wahai orang-orang mukmin, sebagian besar kaum Yahudi dan Nasrani menginginkan kalian menjadi kafir setelah kalian beriman. Mereka dengki kepada kalian setelah bukti-bukti kerasulan Muhammad jelas bagi mereka. Karena itu, maafkanlah dan berilah tempo kepada orang-orang kafir sampai Allah menimpakan adzab-Nya kepada mereka. Sungguh Allah Mahakuasa mengatur apa saja.“ (QS. Al-Baqarah:109)
Golongan kafir selalu memerangi kalian sampai kalian mau meninggalkan agama kalian, sekiranya mereka dapat melakukannya.…” (QS. al-Baqarah:217) Barakallah ikhwah Fillah yang membantu menyebarkan foto tsk dan semua team yang terlibat dalam Amar Maruf Nahi Munkar ini (pak nanang, pak subandi, pak Iwan, mbak wiek fauziah, ko hendry, pak agung, pak sulistio, ashar, lesa, dll) in syaa Allah menjadi pelajaran berharga bagi mereka yang membuat makar terhadap Allah dan kaum muslimin.
Tidak ada yang dapat mem­berikan pertolongan kepada kalian selain Allah. Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana dalam memberikan pertolongan kepada hamba-Nya. (QS. Al-Anfaal:10)
Tidak ada perto­longan bagi kalian, kecuali hanya dari sisi Allah. Allah adalah Tuhan Yang Maha perkasa menghancurkan musuh kalian lagi Maha bijaksana dalam menyuruh kalian membela agama-Nya. (QS. Ali ‘Imran:126)
Ibroh dari peristiwa ini adalah:
1. Kaum Muslim lebih mengetahui makar mereka dan kita in syaa Allah lebih sistematis menyelesaikan masalah ini
2. Ghiroh ukhuwah Islamiyah dan sikap iman adalah kunci dalam bersikap dan menyikapi masalah dari berbagai macam sektor.
3. Visi dan Misi kita semua memiliki satu tujuan yang sama dan Alhamdulillah peristiwa ini menjadikan persatuan dan persaudaraan kaum Muslim akan semakin kokoh.
Saudaraku, tegakkanlah syari’at Islam dalam diri-diri kita, niscaya Allah Ta’ala akan menegakkannya di Indonesia.
Akan selalu ada diantara umat muslim, sekelompok orang yang tampil membela kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menelantarkan (tidak menolong) mereka sehingga datang ketetapan Allah, sedang mereka tetap dalam keadaan demikian. (HR. Muslim)
Orang-orang mukmin yang sebe­narnya yaitu orang-orang yang ber­iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian tidak lagi ada keraguan dalam hatinya tentang keimanannya. Kemudian mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka untuk membela Islam. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. (QS. al-Hujurat:15)
Ramadhan 1437H dan seterusnya in syaa Allah umat Islam terbukti mau sungguh-sungguh berkomitmen menerapkan semua hal yang disyari’atkan Allah Ta’ala serta bersungguh-sungguh mengamalkannya secara kaaffah, maka kemenangan dan kejayaan Islam in syaa Allah akan segera terwujud nyata.
Allah Ta’ala telah menjanjikan kemenangan bagi hamba-hamba-Nya yang memiliki ketundukkan kepada-Nya, dalam firman-Nya:
Wahai kaum mukmin, perangilah kaum kafir yang memerangi kalian. Allah akan menghancurkan kekuatan mental kaum kafir dengan tangan-tangan kalian, menghinakan mereka, memenangkan kalian atas mereka, dan menyenangkan hati kaum yang beriman. (QS. At-Taubah:14)
Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian me-reka tidak mendapat pertolongan. (QS. Ali ‘Imran:111)
Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). (QS. Al-Fath:22)
Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisaa’:141)
Akhir kata, kami peringatkan kepada mualaf-mualaf palsu misionaris jaringan Aletheia yang masih hidup dan menyusup ditengah kami kaum muslim… Dengan atau tanpa anda Islam pasti menang, kalian hanya pecundang dan kami sudah mengetahui identitas dan area anda semua, segera berhentilah dari semua kejahatan kalian dan bertaubatlah sebelum Allah ambil nyawa kalian, karena mati tidak menunggu taubat kalian..
Jika kalian mau sungguh-sungguh bertaubat silakan hub ko Hanny di WA 0852.100.000.66 (24 jam) jika tidak, kami in syaa Allah akan mendapatkan kalian dan membongkar kedok kalian.
Dan demi kebaikan dan keselamatan saat ini teman kalian Stevanus dan keluarganya in syaa Allah audah sungguh – sungguh bertaubat, karenanya wajib kami bina dan kami lindungi dari kejahatan jaringan kalian yang dibongkarnya, Stevanus dan keluarganya sekarang dibina di pondok pesantren Al Hadid, Jogja dengan pendampingan dari team Arimatea.
La hawla wala quwatta illa billah..
Saudaraku, mualaf dan Muslim, jalan dakwah menuju jannah memang tidak mudah, lelah itu lillah.. karenanya terus nyalakan api kita, kobarkan semangat persatuan, persaudaraan, ukhuwah Islamiyah dalam Iman dan Ihsan, hidup mulia atau mati syahid berjuang mewujudkan kejayaan Islam dimuka bumi ini, jangan sampai kita malu bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam disaat Allah pertemukan kita dengan beliau.. Shallallahu Alaihi Wassalam yang berpesan Ummati.. Ummati.. Ummati..
Amin ya mujibassailin.
Muslim Bersatu, Mualaf Berseru !
Allahu Akbar !
Allahu Akbar !!
Allahu Akbar !!!

Bagaimana Sebuah Doa Diijabah?

ANDA tentu pernah memohon sesuatu kepada Allah, lalu terkabulkan. Di sisi lain, Anda juga pasti pernah memohon sesuatu, namun hingga kini tak kunjung terkabulkan. Sesungguhnya sebagai hamba tugas kita adalah berdoa dan meminta. Bahkan hal tersebut memiliki nilai ibadah sebagaimana sabda Rasulullah, “Doa itu ibadah.” (HR Abu Daud & Tirmidzi).

Allah Swt. sebagai Sang Pencipta memerintahkan agar kita berdoa pada-Nya. “Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir [40]: 60)

Berdoa adalah salah satu bentuk penghambaan kita kepada Sang Pencipta. Doa merupakan pengakuan atas kelemahan yang kita miliki sebagai hamba. Pada ayat tersebut menunjukkan bahwa tidak berdoa adalah wujud dari kesombongan yang akan berakhir dengan hukuman dari-Nya.

Kita tidak pernah tahu bagaimana Allah mengijabah doa-doa yang kita panjatkan. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri menyebutkan, “Seorang muslim yang berdoa dalam keadaan tanpa dosa dan tidak memutus silaturrahim, Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: disegerakan pengabulan doanya (mewujudkan harapan dan permintaanya sesegera mungkin), menyimpan permohonannya untuk kehidupan akhirat (sebagai balasan dari Allah), atau dihindarkan dari keburukan (dijauhkan dari musibah yang akan menimpanya).” Para sahabat lalu bertanya, “Bagaimana jika doa kita banyak?” Rasulullah Saw. menjawab, “Yang ada di sisi Allah masih jauh lebih banyak dari yang kalian minta.” (HR Ahmad)

Sebuah hadits Qudsi menyebutkan, ” Wahai hamba-Ku, andaikata mulai orang pertama sampai akhir, bangsa jin dan manusia, berdiri di satu bukit dan berdoa kepada-Ku, lalu Kupenuhi permintaan tiap-tiap orang, semua itu tidaklah mengurangi apa-apa yang ada di sisi-Ku, melainkan seperti berkurangnya air laut yang dimasuki jarum”

Sekalipun doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya sangat banyak, Allah tidak akan kekurangan apapun untuk memenuhi permintaan-permintaan tersebut. Hal ini diibaratkan dengan sebuah jarum yang dimasukkan ke dalam samudera. Sungguh tidak akan berkurang apa-apa kecuali hanya sedikit air yang menempel pada jarum tersebut.

Teruslah berdoa atas segala apapun yang kita harapkan. Berusahalah menjaga pintu doa tersebut dengan memenuhi perintah-Nya agar doa kita diijabah. Sesungguhnya semua itu teramat mudah bagi Allah. Berdoalah kepada Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, niscaya Dia memperkenankannya. []

Wallahualam bishawab

(referensi: buku Kumpulan Ceramah Pilihan Syaikh Al Qaradhawi)

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2308069/bagaimana-sebuah-doa-diijabah#sthash.izEml9Fv.dpuf

Bukti Cinta kepada Sang Nabi SAW

Sebagian Muslim mengaku paling mencintai Nabi Muhammad SAW karena selalu merayakan kelahirannya. Sebagian yang lain mengaku paling mencintai karena selalu melaksanakan sunnahnya.

Mereka tentu jauh lebih baik dari orang yang tidak mencintai Nabi SAW, tidak merayakan kelahirannya dan tidak pula melaksanakan sunnahnya.

Di luar Muslim, ada beberapa orang yang menghina, menuduh penipu, pembohong, gila sex karena memiliki banyak istri, rakus harta, dan banyak tuduhan dan penghinaan lainnya.

Penghinaan terhadap beliau, tidak hanya berlangsung saat ini saja, ketika beliau masih hidup pun jauh lebih parah dan menyakitkan.

Namun ada pula, yang mengakui kemulian akhlaknya, mengagumi sikap kepemimpinannya, kelembutan hatinya, bahkan menempatkannya sebagai Top One orang yang paling berpengaruh di dunia.

Jika seorang Muslim mencintai sang Nabi SAW, maka harus membuktikan kecintaanya tersebut. Bukti cinta kepada Nabi SAW diantaranya: Pertama, berkeinginan kuat untuk bertemu dan berkumpul bersama Nabi SAW.

Bagi Muslim generasi setelah sahabat termasuk generasi sekarang yang tidak memiliki kesempatan bertemu dengan sang Nabi SAW, berharap agar dikumpulkan bersama Nabi di Jannah Firdaus yang Allah SWT janjikan kepada orang-orang shaleh dan muttaqin. Dengan cara melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya.

Kedua, menaati beliau dengan menjalankan sunnahnya, mengikuti setiap ajarannya. Allah SWT menegaskan dengan menaati Nabi SAW, berati telah menaati Allah.

Melaksakan sunnah Nabi SAW memiliki keistimewaan dan memberi kebahagiaan tersendiri. Selain merasa dekat dengan Nabi, secara saintis sunnah-sunnah Nabi memiliki efek menyehatkan.

Shalat Tahajjud misalnya, sebuah penelitian membuktikan aktivitas selepas bangun tidur pada waktu sepertiga malam (kira-kira pukul 02.00 sampai pukul 04.00) dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan.

Shalat Tahajud menjadi terapi pengobatan terbaik dari berbagai macam penyakit. Karena itu, orang-orang yang membiasakan diri Tahajud akan memiliki daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.

Nabi SAW bersabda, “Dirikanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh.” (HR Tirmidzi).

Ketiga, memperbanyak shalawat kepadanya. Nabi SAW bersabda “barang siapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim).

Allah SWT senantiasa melindungi dan merahmati mereka yang bershalawat kepada Nabi SAW. Bahkan dengan memperbanyak shalawat, mempermudah setiap urusan duniawi.

Keempat, mencintai orang-orang yang dicintai Nabi SAW. Jika Nabi mencintai para sahabatnya, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dll serta para istri dan keturunannya, sudah sepatutnya seorang Muslim mencintai mereka pula.

Kelima, mengikuti akhlaknya. Tidak dipungkiri Nabi SAW memiliki akhlak yang mulia. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalam ayat 4 yang artinya, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yang agung.

Salah satu tugas Nabi SAW diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak. Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhari).

Bukti-bukti cinta ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap Muslim. Keluhuran akhlak beliau dapat menjadi standar dasar akhlak yang harus dimiliki. Dengan menunjukkan bukti mencintai Nabi SAW, semoga kelak dikumpulkan bersamanya di jannah Allah nanti. Wallahu A’lam

 

Oleh: Cecep Supriadi*
Peserta Program Kaderisasi Ulama (PKU) Gontor Angkatan VIII
sumber: Reublika Online

Bolehkah Lafalkan Sayyidina Saat Bershalawat?

Ada sejumlah persoalan yang dibahas oleh Imam Isma’il bin Ishaq, di antaranya adalah persoalan penggunaan kata sayyidina dalam lafal shalawat.

Kata sayyidina, yang berarti tuanku, sering disertakan sebagian umat Islam tatkala melafalkan shalawat kepada nabi. Kata tersebut dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan terhadap Rasulullah. Lantas timbul pertanyaan bagaimana hukum mencantumkan kata tersebut di setiap shalawat yang kita ucapkan?

Para ulama berbeda pendapat. Namun, Ismail bin Ishaq mengutip pendapat dan fatwa Ibnu Hajar. Yaitu, kata sayyidina hendaknya tidak perlu diucapkan setiap menyampaikan shalawat kepada Rasulullah, baik di luar aktivitas shalat maupun saat melafalkan tasyahud sewaktu shalat.

Fatwa itu, ditambahkan Ibnu Hajar, sangat penting agar ungkapan shalawat yang disampaikan tidak tercampuri dengan unsur bid’ah. Menurut Ibnu Hajar, umat Islam sebaiknya bershalawat seperti yang pernah diajarkan Rasulullah dan para sahabatnya.

Sebab, salah satu hadis yang terdapat dalam Sunan Ibnu Majah dan dijadikan sebagai rujukan bershalawat derajatnya lemah. 

Hadis yang dimaksudkan yaitu hadis riwayat dari Abdullah bin Masud RA, ia berkata, “Jika kalian bershalawat atas Nabi, perbaguslah shalawat kalian karena sesungguhnya kalian tidak mengerti barangkali shalawat tersebut akan disampaikan kepadanya.”

Para sahabat berkata, “Ajari kami. Dia (Abdullah bin Masud) berkata, Katakanlah, ‘Ya Allah jadikanlah shalawat, berkah, dan rahmat-Mu atas tuan umat Islam dan imam orang-orang yang bertakwa.”

Kemudian, Ismail Ibnu Ishaq menulis dalam karyanya ini, tempat yang dianjurkan untuk meningkatkan bacaan shalawat adalah tatkala beriktikaf di masjid. Shalawat di dalam masjid memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan bershalawat di tempat lainnya.

Karena itu, hendaknya seorang Muslim tidak melewatkan menguntaikan shalawat kepada Rasullullah selama berada di Rumah Allah. Kali ini, sang penulis tidak menyertakan riwayat hadis, tetapi atsar yang dinukil dari Ali bin Abi Thalib. Ungkapan Ali berbunyi, “Apabila kalian berdiam diri di masjid, bershalawatlah kepada Nabi.”

Namun, hari yang ditekankan memperbanyak membaca shalawat adalah hari Jumat. Rasulullah menyebutkan beberapa hikmah di balik anjuran menggiatkan bershalawat pada Jumat. Hikmah yang pertama, Jumat adalah hari tatkala malaikat diperintahkan secara khusus untuk mendengarkan shalawat dari anak Adam.

Diriwayatkan dari Yazid ar-Raqasyi, dia berkata, “Sesungguhnya malaikat didelegasikan pada hari Jumat, barang siapa yang bershalawat atas Nabi Muhammad pada Jumat, dia akan menyampaikannya kepadanya sembari mengatakan, ‘Si Fulan menyampaikan shalawat atasmu Rasulullah’. Rasulullah menjamin siapa pun yang bershalawat pada Jumat, dipastikan akan sampai kepadanya.” 

sumber: Republika Online

Air Mata Hilangnya Tujuh Kata Piagam Jakarta

Tahun-tahun berlalu. Namun sedih dalam benakKasman Singodimedjo tak juga beranjak. Airmatanya menetes saban mengingat perannya menyetujui penghapusan tujuh kata dalamPiagam Jakarta pada pagi 18 Agustus 1945. “Saya lah yang ikut bertanggung jawab dalam masalah ini (menghapus tujuh kata Piagam Jakarta-red), dan semoga Allah mengampuni dosa saya,” kata Kasman seperti ditulis cendikiawan Muhammadiyah Lukman Harun dalam Hidup Itu Berjuang: Kasman Singodimedjo 75 Tahun.

Menurut Lukman dalam sejumlah pertemuan Kasman kerap mengungkapkan kesedihan serupa. Kesedihan Kasman bukan tanpa alasan.

Pagi itu, Sabtu 18 Agustus 1945, usia republik belum genap sehari. Rencananya, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) akan bersidang dengan agenda mengesahkan UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, serta mengangkat kepala daerah. Namun sidang yang dijadwalkan dimulai pukul 09.00 WIB terpaksa molor beberapa jam. Sebab, ada persoalan sensitif dan krusial yang mesti segera diselesaikan lebih dahulu oleh sejumlah anggota PPKI.

Persoalan itu ialah tuntutan menghapus tujuh kata  dalam Pembukaan UUD 1945 yang saat itu dikenal dengan istilah Piagam Jakarta. Tujuh kata dimaksud terdapat dalam kalimat: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Wakil Ketua PPKI, Mohammad Hatta mengungkapkan tuntutan tersebut datang kepadanya dari para pemuka agama Kristen dan Katolik di Indonesia Timur pada sore 17 Agustus 1945 melalui seorang opsir Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Pemuka agama Kristen dan Katolik menilai kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” bersifat diskriminatif terhadap kelompok non-Muslim.

Bung Hatta yang termasuk perumus Piagam Jakarta di Panitia Sembilan menolak anggapan itu. Dia menjelaskan kalimat yang mewajibkan penerapan syariat Islam tidak bertujuan mendiskriminasikan kelompok minoritas. Sebab kalimat itu hanya berlaku bagi para pemeluk Islam. Apalagi, kalimat itu juga telah disetujui AA Maramis yang merepresentasikan kelompok non-Muslim di Panitia Sembilan.

“Aku mengatakan bahwa itu bukan diskriminasi, sebab penetapan itu hanya mengenai rakyat yang beragama Islam,” kenang Hatta dalam buku Di Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Namun penjelasan Bung Hatta tak  berbuah hasil. Opsir Kaigun memastikan para pemuka agama Kristen dan Protestan akan tetap bersikukuh meminta tujuh kata dalam Piagam Jakarta dihapus. Jika kalimat itu tetap dipertahankan, mereka mengancam Indonesia Timur tidak akan bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan.

Bung Hatta akhirnya mengalah dan berjanji akan membahas persoalan ini dalam sidang PPKI besok (18 Agustus 1945). Bung Hatta sadar jika republik yang baru diproklamasikan pecah, maka Belanda akan mudah kembali menjajah. “Kalau Indonesia pecah, pasti daerah di luar Jawa dan Sumatra akan dikuasai kembali oleh Belanda dengan menjalankan politik devide et impera, politik memecah dan menguasai,” kenang Hatta.

Esok paginya sebelum rapat PPKI dimulai, Bung Hatta mendiskusikan tuntutan para pemuka agama Kristen dan Katolik dari Indonesia Timur bersama sejumlah tokoh Islam. Mereka yang terlibat ialah Ki Bagus Hadikusumo, K.H Wachid Hasjim, Teuku M. Hasan, dan jugaKasman Singodimedjo.

 

Debat Sengit Menghapus Tujuh Kata Piagam Jakarta

Kasman menggambarkan sengit dan tegangnya suasana saat lobi di pagi itu. Menurutnya, semula tokoh-tokoh Islam seperti Mohmmad Hatta, AbikusnoTjokrosuyoso, Abdul Kahar Muzakkir, Haji Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo, dan Kiai Wahid Hasjim sukar menerima tuntuntan para pemuka agama Katolik dan Kristen dari Indonesia Timur. Namun akhirnya mereka mengalah karena saat itu republik membutuhkan persatuan untuk mendapat dukungan dan simpati dunia.

Salah satu tokoh Islam yang saat itu paling bersikeras menolak penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta ialah Ketua Umum Muhammadiyah sekaligus anggota Panitia Sembilan Ki Bagus Hadikusumo.

Kasman mengatakan, pagi itu Sukarno yang merupakan Ketua PPKI memang sengaja memintanya bergabung sebagai anggota tambahan PPKI. Selain Kasman ada lima orang lain yang juga diminta Sukarno bergabung sebagai anggota tambahan PPKI. Mereka ialah: Wiranata Kusumah, Ki Hadjar Dewantara, Sayuti Melik, Mr Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Ahmad Subarjo.

Namun Sukarno punya tugas khusus untuk Kasman yakni membujuk Ki Bagus Hadikusomo agar berkenang menghapus tujuh kata dalamPiagam Jakarta. Sukarno percaya Kasman yang juga warga Muhammadiyah dapat melunakan pendirian Ki Bagus. Sebab lobi sejumlah tokoh Islam seperti K.H Wachid Hasjim, Teuku M.Hasan, hingga Bung Hatta tidak mampu melunakan pendirian Ki Bagus mempertahankan tujuh kata dalam Piagam Jakarta.

Sukarno sendiri menurut Kasman tampak tidak ingin terlibat dalam proses lobi menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta. “Mungkin karena beliau sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan terutama sebagai peserta dari Panitia Sembilan mengenai pembuatan Piagam Jakarta merasa agak kagok untuk menghadapi Ki Bagus Hadikusumo dan kawan-kawannya,” kata Kasman.

Mulanya Kasman keberatan  memenuhi permintaan Sukarno. Sebabtujuh kata dalam Piagam Jakarta merupakan hal prinsip bagi umat Islam dalam bernegara. Namun Kasman pun sadar situasi sangat mendesak. PPKI harus segera bersidang mengesahkan UUD 1945 dan memilih presiden dan wakil presiden. Jika terus berdebat, maka republik yang baru sehari diproklamasikan itu terancam bubar.

Dengan menggunakan Bahasa Jawa halus Kasman akhirnya berkenan membujuk Ki Bagus:

“Kiai, kemarin proklamasi kemerdekaan Indonesia telah terjadi. Hari ini harus cepat-cepat ditetapkan Undang-Undang Dasar sebagai dasar kita bernegara dan masih harus ditetapkan siapa presiden dan lain sebagainya untuk melancarkan perputaran roda pemerintahan. Kalau Bangsa Indonesia, terutama pemimpin-pemimpinnya cekcok, lantas bagaimana?! Kiai, sekarang ini Bangsa Indonesia kejepit di antara yang tongol-tongol dan tingil-tingil. Yang tongol-tongol itu ialah balatentara Dai Nippon yang masih berada di bumi Indonesia dengan persenjataan moderen. Adapun yang tingil-tingil adalah sekutu termasuk di dalamnya Belanda, yaitu dengan persenjataan yang moderen juga. Jika kita cekcok pasti kita akan konyol,” kata Kasman kepada Ki Bagus.

Kasman juga mengingatkan dalam Undang-Undang Dasar yang akan disahkan hari itu terdapat satu pasal yang menyatakan bahwa enam bulan lagi Majelis Permusyawaratan Rakyat akan melakukan penyempurnaan isi Undang-Undang Dasar. Sehingga tidak ada salahnya bagi umat Islam mengalah sementara menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta demi Indonesia merdeka yang berdaulat, adil, makmur, dan diridhai Allah SWT.

Mendengar penjelasan Kasman, Ki Bagus bersedia mengendurkan pendirian dan menerima usul penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Dan akhirnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu berganti menjadi kalimat: “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

“Pada waktu itu kami dapat menginsyafi bahwa semangat Piagam Jakarta tidak lenyap dengan menghilangkan perkataan ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’ dan mengggantinya dengan ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’,” kata Kasman.

Kendati begitu setelah enam bulan UUD 1945 disahkan, karena situasi republik yang tidak menentu akibat agresi militer Belanda, MPR tidak pernah bersidang untuk memperbaiki isi Pembukaan UUD 1945 sebagaimana aspirasi sejumlah tokoh Islam.

 

 

Oleh: M Akbar Wijaya/ Wartawan Republika

sumber: Republika Online

Pesan Muslim Tolak Terorisme Dipajang di Papan Reklame Jalan Tol AS

Kelompok Muslim pinggiran kota menyampaikan pesan di dua papan reklame jalan bebas hambatan Chicago. Mereka berharap pesan itu bisa memerangi terorisme sekaligus Islamofobia yang ada.

Pesan itu bertuliskan “Muslims to Muslims: See Something Say Something. Save Innovent Lives” yang mulai terpasang sejak Ahad (10/7) lalu. Iklan itu dibiayai Association of Pakistani Americans of Bolingbrook, sebuah komunitas masyarakat yang selama dua dekade terakhir menggelar Pakistan Day di Chicago.

“Kami mencoba memberitahu orang Amerika siapa kita, dan kita tidak merestui itu (terorisme),” kata Talat Rashid yang merupakan pendiri kelompok tersebut, seperti dilansir Chicago Tribune, Rabu (13/7).

Ia menegaskan, Muslim di Chicago akan membiarkan pihak berwenang tahu apabila ada indikasi apapun tentang terorisme dan Islamofobia. Rashid merupakan anggota dari Bolingbrook Planning COmmission, serta pernah terpilih sebagai warga negara penggiran kota terbaik tahun 2003.

Sayangnya, pesan di papan reklame itu juga menuai kontroversi lantaran seperti menekankan terorisme akrab dengan Muslim. Setidaknya ada Council of Islamic Organizations of Greater Chicago dan Chicago Council on American Islamic Relation, yang mempertanyakan kesan atas pesan yang ditampilan di papan reklame.

Pesan ditakutkan menuai pelaporan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, seperti menimpa Muslim 14 tahun di Texas yang jam buatannya dikira bom oleh gurunya. Pesan itu melebihi anjuran Departemen Keamanan Dalam Negeri As ‘Jika Anda Melihat Sesuatu Katakan Sesuatu’ yang tidak menekan Muslim.

Meski begitu, Talad Rashid menuturkan penyamaan persepsi akan sangat membantu menjelaskan salah persepsi tentang pesan tersebut. Ia juga mengaku lebih banyak menerima komentar positif dibandingkan negatif, atas pemasangan pesan yang dimaksudkan meredakan meningkatnya Islamofobia.

“Ini bagus untuk semua orang, hal ini baik untuk negeri ini,” ujar Rashid.

 

sumber: Republika Online

Puasa Sepanjang Masa

Ramadhan sudah mulai beranjak menuju akhir. Ketika Ramadhan telah benar-benar meninggalkan kita, masihkah kita membawa pesan puasa dalam diri kita untuk waktu selanjutnya? Ada baiknya kita merenungkan makna puasa yang pernah diutarakan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Dalam kitabnya Sir al-Asrar, Syekh Abdul Qadir al-Jailani menyebutkan bahwa makna puasa, dilihat dari segi rentang waktunya, ada dua. Yakni, puasa yang waktunya terbatas (muaqqat) dan puasa yang tidak terbatas (muabbad). Puasa yang waktunya terbatas adalah puasa sebagaimana yang kita pahami selama ini. Yakni, mencegah dari yang hal membatalkan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Inilah yang disebut dengan puasa syariat (shaum al-syari’ah).

Pada puasa ini, seseorang biasanya terfokus pada hal-hal yang terkait dengan hukum puasa secara lahiriah. Tatkala sudah terpenuhi syarat rukun secara fikih, maka dianggap cukup dan sahlah puasa tersebut. Dan, memang demikianlah batasan syar’inya. 

Seruan-seruan moral, semisal tidak boleh berkata buruk (qaul al-zuur) dan melakukan hal-hal buruk lainnya, sering kali dianggap sebagai pelengkap dan bukan sebagai bagian integral dari makna puasa itu. Oleh karenanya, masih banyak umat Islam yang meskipun melaksanakan ibadah puasa, tetapi perilaku akhlaknya tidak selaras dengan semangat puasa.

Pada tahap ini, maka selayaknya kita beranjak menuju pemahaman puasa yang kedua, yakni puasa yang tidak terbatas. Artinya, sepanjang hayat manusia harus melaksanakan puasa. Pada pengertian ini, puasa dimaknai sebagai menahan diri dari perilaku yang diharamkan Allah, menjauhi hal yang dilarang-Nya, serta menghindari perkataan dan perbuatan yang dapat menyakiti sesama. 

Inilah yang disebutnya sebagai puasa tarekat (shaum al-thariqah). Pada fase ini, seseorang di sepanjang hidupnya harus senantiasa “berpuasa” dengan berusaha tetap pada jalan kebaikan dan menghindar dari jalan keburukan. 

Meskipun Ramadhan usai, seseorang tetap pada tekadnya untuk berpuasa dari hal yang diharamkan dan dilarang oleh Allah. Pemahaman ini sebagai tindak lanjut puasa lahiriah untuk menemukan makna batin dari puasa. Sehingga, puasa melahirkan akhlak mulia, tidak sekadar lapar dan dahaga sebagaimana termaktub dalam hadis Rasulullah SAW. 

Hingga pada saatnya, manusia akan sampai pada puasa yang ketiga, yakni puasa hakikat (shaum al-haqiqah). Pada tahap ini, seorang Muslim berusaha sekuat tenaga untuk menahan diri dari mencintai sesuatu apa pun bukan karena Allah. Puasa hakikat meniscayakan ketulusan niat dan kebulatan tekad bahwa setiap ibadah dan perasaan cinta hakikatnya hanya untuk Allah, bukan semata karena persoalan duniawi. 

Semoga kita mampu menapaki setahap demi tahap menuju hakikat puasa sehingga mampu meluaskan makna puasa untuk kebaikan semua. Wallahu a’lam.

Oleh: Ahmad Munir / Republika Online

Beginilah Kondisi Dunia Tanpa Setan dan Iblis

Iblis merupakan makhluk laknatullah yang akan menggoda manusia agar memilih jalan menuju neraka. Sejak baru lahir hingga manusia menuju ajal, tidak akan pernah lepas dari godaannya. Golongan ini tidak akan membiarkan Bani Adam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Banyak manusia berpikir, jika demikian jahat iblis tersebut, mengapa Allah tidak membinasakannya saja. Tapi Allah tentu tidak menciptakan makhluk ini tanpa fungsi. Pernah suatu ketika, Nabi Sulaiman AS memohon kepada Allah untuk menangkap iblis dan memenjarakannya.

Nabi berharap ketiadaan iblis akan membuat manusia hidup lebih tentram dan damai tanpa dosa. Namun, apa yang terjadi  setelahnya membuat Nabi Sulaiman kembali melepaskan makhluk tersebut. Sebenarnya kondisi apa yang dialami dunia tanpa iblis dan setan? Berikut ulasannya.

Kisah ini dipetik dari buku Kisah-kisah Allah karya Ahmad Mir Khalaf Zadeh & Qasim Mir Khalaf Zadeh. Dalam sebuah riwayat diceritakan bagaimana Nabi Sulaiman AS memiliki kekuatan penuh menundukan kalangan manusia, jin dan hewan.

Bahkan setan-setan kala itu menjadi pekerjanya untuk membawa dan mengimpor batu batuan, pasir serta bahan bangunan lain untuk membangun bangunan bangunan megah. Namun meski dengan kekayaan dan kekuasaan tersebut, ternyata Nabi Sulaiman mencari makan dari rezeki yang diperolehnya dengan berjualan tas di pasar. Padahal, didapur sang raja setiap hari selalu dimasak 4.000 unta, 5.000 sapi, dan 6.000 kambing.

Di dalam buku tersebut dituliskan sebuah riwayat saat Nabi Sulaiman AS memohon kepada Allah agar diperbolehkan memenjarakan Iblis.

“Ya Allah, Engkau telah menundukkan padaku manusia, jin, binatang buas, burung-burung, dan para malaikat. Ya Allah aku ingin menangkap dan memenjarakan iblis, merantai serta mengikatnya, sehingga manusia tidak berbuat dosa dan maksiat lagi.”

Namun, permintaan ini tidak serta merta dikabulkan oleh Sang Pencipta. Allah Ta’alaa kemudian mewahyukan kepada Nabi Sulaiman, bahwa tidak ada baiknya jika iblis ditangkap atau dibinasakan “Wahai Sulaiman, tidak ada baiknya jika iblis ditangkap”.

Tapi Nabi Sulaiman tetap memohon, “Ya Allah, keberadaan mahluk terkutuk ini tidak ada kebaikan didalamnya”.

Allah berfirman, “Jika iblis ditangkap maka banyak pekerjaan manusia yang akan ditinggalkan. Nabi Sualiman berkata, “Yaa Allah. aku ingin menangkap mahluk terkutuk ini selama beberapa hari saja. Kemudian Allah mengizinkan Nabi Sulaiman untuk menangkap iblis dan memenjarakannya.

Keesokan harinya, Nabi Sulaiman mengutus pekerjanya untuk berjualan tas ke pasar. Namun sesampainya di pasar, ada hal yang tidak biasanya terjadi. Pasar tersebut kosong tanpa penghuni. Semua pedagang menutup dagangan mereka. Pekerjanya lalu memberitahukan hal itu kepada Nabi Sulaiman alaihissalam.

Nabi Sulaiman as,  bertanya :” Apa yang telah terjadi?”

Pekerjanya menjawab, ” Kami  tidak tahu “.
Pada malam itu, Nabi Sulaiman tidak makan dan hanya minum air saja.  Pada hari berikutnya, anak buah Nabi kembali ke pasar untuk berjualan tas. Namun hal yang sama kembali terjadi. Pasar kosong dan tidak berpenghuni.

Ternyata setelah dicari tahu, manusia lebih banyak memilih menutup pasar. Mereka pergi ke masjid, dan menuju kuburan untuk mengingat  kematian, menangis dan meratap. Mereka sibuk mempersiapkan bekal menuju ke akherat tanpa memperdulikan lagi keindahan duniawi.

Hal ini tentu membuat sang Nabi keheranan. “Apa yang sedang terjadi” pikirnya. Nabi Sulaiman lalu bertanya kepada Allah perihal ini. Kenapa orang orang tidak bekerja mencari nafkah ?

Lalu, Allah mewahyukan kepada Nabi Sulaiman, “Wahai Sulaiman, engkau telah menangkap iblis itu, sehingga akibatnya manusia tidak bergairah bekerja mencari nafkah. Bukankan sebelumnya telah Ku-katakan kepadamu bahwa menangkap iblis tidak mendatangkan kebaikan.

Mendengar jawaban Allah, Nabi Sulaiman kemudian melepaskan Iblis dan bala tentaranya. Dan benar saja, keesokan harinya pasar kembali ramai. Manusia kembali bersemangat bekerja mencari harta dunia untuk makan dan memenuhi kebutuhannya. Jadi jangan berprasangka buruk terhadap ciptaan Allah meksi dia kita anggap tidak berguna sekalipun. Karena Allah lah yang maha tahu apa yang Dia ciptakan.

 

 

oleh Wiwik Setiawati/Infoyunik.com