Lantunkan Doa Ini Agar Terhindar dari Fitnah

Surat Al Mumtahanah ayat 5 dapat menjadi doa untuk memohon perlindungankepada Allah dari bahaya fitnah.

Dalam hubungan antarmanusia pasti terdapat beberapa persinggungan. Tidak semua orang bisa ramah. Bahkan, ada sebagian dari mereka menyimpan dengki terhadap orang lain.

Lantas, mereka membuat fitnah terhadap seseorang. Tujuannya adalah menjatuhkan kehormatan pihak yang dijadikan sasaran fitnah di mata orang lain.

Allah SWT sendiri telah mewanti-wanti akan bahaya fitnah. Peringatan itu terdapat dalam petikan ayat 191 Surat Al Baqarah, ‘Walfitnatu asyaddu minal qotl‘ yang artinya ‘Fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.

Akibat bahaya fitnah yang sangat besar, umat Islam diajarkan untuk selalu berhati-hati. Selain itu, dianjurkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari fitnah.

Untuk menghindari bahaya fitnah, dianjurkan membaca Surat Al Mumtahannah ayat 5. Berikut lafal ayat tersebut.

“Robbanaa laa taj’alnaa fitnatalladzina kafaruu waghfirlanaa, robbanaa innaka antal ‘aziizul hakim.”

Artinya:

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran0 fitnah bagi orang-orang kafir, dan ampunilah kami Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

 

sumber: Dream

Doa Rasulullah agar Terhindar dari Empat Fitnah

Hidup ini adalah fitnah, penuh dengan ujian, hanya mereka yang Sabar meraih Hikmah (QS25:20).

Doa Rasulullah agar terhindar dari 4 fitnah dunia, “Ya Allah, hamba mohon perlindungan-Mu dari istri “tusyyibani”  yang banyak menuntut, dari anak yang mengundang “wabalan” bala bencana, dari harta yg menyebabkan “adzaaban” adzab neraka, dan dari sahabat “khooinan” hianat, kalau melihat kebaikanku, ia sembunyikan, tetapi kalau melihat keburukanku ia sebarkan”.

 

sumber: Republika Online

Inilah Doa Perlindungan dari Fitnah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Salah satu doa yang diajarkan Allah kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِى إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ

Allahumma inni as-aluka fi’lal khoirat wa tarkal munkarat wa hubbal masakin. Wa idza arad-ta bi ‘ibaadika fitnatan, faq-bidh-nii ilaika ghaira maf-tuun..

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq untuk bisa mengamalkan semua kebaikan, meninggalkan semua kemungkaran, dan bisa mencintai orang miskin. Jika Engkau menghendaki untuk menimpakan ujian (fitnah) bagi hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku, tanpa terkena fitnah itu.

Keutamaan Doa:

Doa ini diajarkan oleh Allah kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar dibaca ketika shalat. Ini menunjukkan nilai keistimewaan doa ini. Hingga Allah perintahkan Nabi-Nya untuk membacanya dalam shalat.

Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan mimpi beliau. Dalam mimpi itu, beliau bertemu Allah. Salah satu yang diajarkan,

يَا مُحَمَّدُ إِذَا صَلَّيْتَ فَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ…

Wahai Muhammad, jika kamu shalat, bacalah doa: Allahumma inni as-aluka fi’lal khoirat… dst.  (HR. Ahmad 22109, Turmudzi 3541, dan dishahihkan al-Albani).

Disamping itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara khusus memerintahkan untuk mempelajari dan memahami kandungan makna doa ini. Dalam riwayat Turmudzi terdapat tambahan, pernyataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّهَا حَقٌّ فَادْرُسُوهَا ثُمَّ تَعَلَّمُوهَا

Kalimat ini benar, karena itu hafalkan dan pelajari kandungannya. (HR. Turmudzi 3543).

Keterangan:

Dalam doa ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kepada Allah semua kebaikan dunia dan akhirat. Dalam doa itu, beliau memohon 4 hal:

Pertama, Petunjuk agar bisa mengamalkan semua kebaikan

Ada banyak alasan, mengapa kita harus memohon petunjuk kepada Allah untuk mengamalkan semua kebaikan,

[1] Setiap butuh pahala amal, karena ini modal hidup bahagia di akhirat.

[2] Dengan keterbatasan manusia, mereka tidak tahu apa saja kebaikan yang bisa mengantarkan kepada surga. Sehingga mereka sangat butuh petunjuk dari Allah. Allah berfirman dalam hadis qudsi,

يَا عِبَادِي وَكُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ

Wahai para hamba-Ku, kalian semua sesat, kecuali mereka yang Aku beri petunjuk. Karena itu, mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri petunjuk kepada kalian. (HR. Ahmad 21367 & Muslim 6737).

Semakin banyak seorang hamba memohon petunjuk dan merasa butuh kepada Allah akan petunjuk, semakin besar peluang dia untuk mendapat petunjuk dari Allah.

[3] Faktor lingkungan terkadang membuat manusia tidak semangat melakukan ketaatan. Sehingga dia butuh taufiq dari Allah, agar semangat dalam mengamalkan ajaran islam.

Karena makna petunjuk bisa berarti keterangan mana yang baik mana yang salah, dan bisa juga dipahami semangat untuk mengamalkan kebaikan.

Kedua, Taufiq dan hidayah untuk bisa meninggalkan setiap kemungkaran.

Beberapa alasan mengapa kita harus memohon petunjuk untuk meninggalkan kemungkaran,

[1] Kita sangat butuh perlindungan dari neraka. Dan untuk menghindari hukuman di neraka, hamba harus berusaha meninggalkan setiap kemungkaran. Sehingga hakekat dari permohonan ini adalah memohon agar dilindungi dari setiap sumber dosa.

[2] Kita tidak tahu mana yang munkar mana yang makruf, kecuali setelah mendapat petunjuk dari Allah.

[3] Terlebih bagi kita yang hidup di zaman serba berhias maksiat. Untuk bisa meninggalkan semua kemungkaran, butuh perjuangan sangat berat.

Ketiga, Mencintai orang miskin.

Ada apa dengan mencintai orang miskin, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta agar hatinya dibuat bisa mencintai orang miskin?

Manusia, umumnya mereka mencintai sesuatu, jika yang dia cintai itu bisa memberikan manfaat kepadanya. Setidaknya ada hasil yang bisa dia dapatkan.

Bagaimana dengan mencintai orang miskin yang mereka tidak berharta?

Justru ini yang menjadi alasan besar, mengapa kita disarankan mencintai orang miskin. Mengingat mereka tidak berharta, sehingga tidak ada latar belakang duniawi ketika mencintai mereka. Karena itu, cinta yang kita berikan hanya ada 2 kemungkinan,

[1] Kita mencintai orang misiin agar kita bisa semakin bersyukur dengan nikmat yang ada. Yang ini akan membuat orang lebih bersikap qanaah terhadap rizki yang dia miliki. Dia selalu melihat orang ang secara materi lebiih rendah dari pada dirinya.

[2] Mencintai orang miskin yang muslim berarti mencintai karena Allah. Ketika tidak ada latar belakang dunia yang bisa dia dapatkan, cinta yang dia bangun, akan mengantarkannya untuk mencintai karena Allah.

Keempat, perlindungan dari fitnah

Fitnah (ujian) adalah bagian yang tidak mungkin bisa dipisahkan dalam hidup manusia. Setiap orang pasti mengalaminya. Fitnah berarti setiap ujian yang bisa mempengaruhi keutuhan iman seseorang.

Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada umatnya untuk rajin-rajin memohon perlindungan dari bahaya fitnah. Beliau bersabda kepada para sahabat,

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

Berlindunglah kepada Allah dari setiap fitnah, yang nampak maupun yang tidak nampak. (HR. Muslim 7392)

Dan terkadang, ada satu kondisi, dimana fitnah datang secara besar-besaran, sehingga tidak bisa dibendung. Terutama ketika masyarakat dalam kondisi tidak stabil. Baik karena iklim politik atau munculnya aliran sesat, atau sebab lainnya. Sehingga terjadi banyak perusakan, pembantaian, dst.

Di saat itu, bisa saja orang menjual agamanya, untuk menyelamatkan harta dan nyawanya.

Dalam doa ini, kita memohon kepada Allah agar terlindungi dari fitnah itu sampai mati.

Bisa dalam bentuk, kita di jauhkan dari sumber fitnah itu atau kita diwafatkan sebelum bencana dan fitnah itu terjadi.

Karena orang yang jauh dari fitnah, agamanya lebih terjaga dibandingkan orang yang mendekat ke fitnah. Sehingga kita meminta, agar dilindungi dari pengaruh buruk fitnah sampai kita meninggal.

Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada 2 hal yang dibenci manusia: pertama, kematian. Padahal bagi mukmin, kematian lebih baik dari pada fitnah. Kedua, mereka benci hartanya sedikit. Padahal harta yang sedikit, lebih memudahkan hisab. (HR. Ahmad 23625 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Semoga Allah melindungi kita dari setiap fitnah, yang nampak maupun yang tidak nampak.

Allahu a’lam.

 

 

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Sumber: https://konsultasisyariah.com/25877-doa-perlindungan-dari-fitnah.html

Bahaya Ashabul Fitnah: Dapat Hancurkan Peradaban Bangsa

Ketika baru-baru ini seorang ‘ustadz’ di laman facebooknya memosting gambar Imam Besar Universitas Al-Azhar sedang berciuman dengan Paus Fransiskus banyak orang langsung menuduh bahwa sang ustadz sedang menyebar fitnah. Setelah dilaporkan ke polisi atas tuduhan mencemarkan nama baik, sang ustadz tidak bisa mengelak; seakan mengakui telah menyebar foto palsu ia segera menghapus alat fitnah tersebut dari laman facebooknya. Tapi ironisnya ia tidak mengakui kesalahannya, tetapi justru menyampaikan bahwa ia memosting foto tersebut dengan ‘niat baik’ mengingatkan umat Islam agar menolak upaya berdamai dengan penganut Syiah sebagaimana pesan Sang Imam.

Apa yang dilakukan sang ustadz bukanlah kejadian yang baru dan jarang terjadi. Belakangan media sosial seakan penuh sesak dengan berita dan tulisan-tulisan yang didasarkan pada fakta palsu dan disinformasi. Apa yang sedang terjadi? Apakah penyebaran fitnah hanyalah ekspresi kebencian dan kemarahan yang tidak terkendali dari orang-orang yang merasa keyakinanya terganggu?

Seorang ulama yang juga Professor di Universitas Damaskus Suriah, baru-baru ini berkeliling memberi ceramah di sejumlah universitas di Indonesia. Di Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Taufiq Al-Buthi yang merupakan putra dari almarhum Syaikh Ramadhan Al-Buthi, ulama Suriah yang meninggal karena dibunuh pada Malam Jum’at (21/3/2013) saat sedang mengajar/ceramah di masjid Al-Iman Damaskus, memberi pesan berharga bagi Indonesia.

Mengacu pada pengalaman Suriah, negara yang kini hancur oleh perang, Al-Buthi menekankan pentingnya mewaspadai bahaya fitnah bagi keberlangsungan sebuah bangsa. Kelompok ekstrem, menurut Al-Buthi menggunakan fitnah sebagai senjata utama untuk merongrong fondasi sebuah bangsa. Fitnah dianggap mempunyai kekuatan untuk menciptakan jurang yang membelah kekuatan-kekuatan sosial-politik penopang keutuhan bangsa; ia mendorong posisi ekstrim dan pada akhirnya menggoyah pondasi bangsa. Dalam situasi ini, kelompok ekstrim yang pada umumnya adalah kelompok kecil akan memetik keuntungan karena bisa memainkan peran kunci. Keberadaannya dianggap penting oleh masyarakat luar sebagai alat koreksi.

Jadi, fitnah bukanlah sekedar ekspresi kemarahan dan kebencian buta, tetapi lebih dari itu adalah sebuah strategi yang didasarkan pada kesadaran taktis.

Karakteristik Ashabul Fitnah

Dalam Bahasa Arab, Al-Buthi menyebut kelompok ekstrem yang menggunakan strategi fitnah sebagaiAshabul Fitnah. Ada tiga karakter yang menandai kelompok ini.

Pertama, mudah mengafirkan kelompok yang berseberangan baik secara agama dan politik. Dalam Islam, tindakan mengafirkan Muslim lain sangat dilarang; bahkan secara keras Nabi Muhammad pernah mengingatkan bahwa barang siapa mengafirkan Muslim lain maka tuduhan itu bisa berbalik pada dirinya sendiri. Mereka yang suka mengafirkan bisa jadi dia sendirilah yang kafir.

Kedua, sifat takfiri ini berkaitan dengan dengan karakter kedua yakni kecenderungan untuk menciptakan polarisasi berdasarkan aliran (mazhab) dan identitas keagamaan. Polarisasi ini dianggap penting karena pada umumnya tidak ada bangsa yang sepenuhnya homogen. Sejarah sebuah bangsa biasanya dibentuk oleh proses negosiasi dan kompromi di antara kekuatan-kekuatan sosial politik yang berbeda. Dengan demikian dimungkinkan terjadinya koeksistensi damai antar masyarakat yang berbeda identitas dan keyakinan. Di Suriah, menurut Al-Buthi, relasi antar warga tidak dipengaruhi oleh perbedaan agama dan aliran. Adalah hal yang biasa bahwa satu apartemen menjadi tempat tinggal bersama warga yang berbeda keyakinan.

Ashabul Fitnah menyadari pentingnya legasi koeksistensi ini bagi keberlangsungan sebuah bangsa. Karena itu, mereka menyasar pondasi ini dengan menyebarkan rumor dan cara pandang sempit untuk membangun tembok yang membelah masyarakat berdasarkan perbedaan agama dan aliran.

Ketiga, tantangan utama kelompok ekstrem dalam menciptakan polarisasi adalah tokoh atau ulama moderat. Ulama moderat menjadi kekuatan penting karena merekalah yang memberikan basis legitimasi bagi koeksistensi damai. Dalam teori perdamaian tokoh moderat mewakili salah satu prasyarat koeksistensi damai yang disebut “critical mass of peace enhancing leaders.” Dalam sebuah masyarakat multikultur, selalu ada kekuatan yang kritis dan ekstrim. Tokoh pembawa damai dalam jumlah yang cukup kuat (critical mass) menjadi kunci keberlangsungan pluralitas dalam masyarakat tersebut karena merekalah yang bisa membendung rumor dan agitasi yang mengancam kemapanan basis koesistensi.

Karena itu, ashabul fitnah menjadikan tokoh moderat sebagai sasaran. Dalam situasi ekstrim seperti Suriah upaya ini bisa dilakukan dengan membunuh ulama-ulama moderat; tetapi di negara di mana kekerasan fisik beresiko secara hukum, upaya menyerang tokoh moderat bisa dilakukan dengan membunuh karakter mereka misalnya dengan memberikan label-label antagonis seperti liberal, syiah, dan sekuler.

Anti-Virus Fitnah

Fitnah layaknya sebuah virus yang menyerang sendi-sendi utama yang menopang sebuah tubuh. Virus tidak berbentuk luka pada bagian luar tubuh yang nampak secara nyata dan karena itu memicu reaksi cepat. Karena tidak nampak virus seringkali diremehkan, sebelum ia tumbuh berkembang dan menciptakan rasa sakit yang mengganggu gerak tubuh.

Kesadaran tentang ancaman fitnah sudah mulai menguat belakangan; bisa jadi karena ibarat virus fitnah sudah tumbuh berkembang dan mulai mengganggu gerak maju bangsa. Contoh paling nyata adalah Surat Edaran yang dikeluarkan Kapolri pada tahun 2015 yang menginstruksikan aparat kepolisian untuk mengambil tindakan terhadap apa yang disebut dengan istilah ujaran kebencian (hate speech). Surat Edaran ini tidak serta-merta membuat polisi menangkap para pengujar kebencian yang memang tidak mudah dihentikan. Tetapi paling tidak kita melihat langkah maju untuk menghambat persebaran virus fitnah. Situs-situs dan media sosial yang menjadi arena pertempuran ashabul fitnahsedikit-demi sedikit mulai dibatasi. Kementerian Komunikasi dan Informasi mulai bertindak menutup situs-situs ekstrim. Selain itu, kesadaran publik terhadap ancaman fitnah juga mulai muncul. Inisiatif untuk melaporkan fitnah berupa gambar Imam Al-Azhar berciuman dengan Paus adalah contoh nyata yang patut diikuti.

Langkah-langkah seperti di atas adalah anti-virus fitnah yang perlu diperkuat. Kini banyak orang baik bahkan tokoh moderat yang ikut larut dalam arus taktik ashabul fitnah. Hal ini bisa dilihat dari masuknya tema-tema sektarian di kalangan masyarakat yang pada dasarnya moderat. Kekhawatiran dan ketakutan yang terbangun terhadap isu-isu keagamaan seperti ‘bahaya’ Syi’ah, aliran sesat Kristenisasi dan Islamisasi tidak bisa dipungkiri sangat menguntungkan agenda ashabul fitnah untuk menciptakan polarasi sektarian di negeri ini.

Anti-virus fitnah lain yang ditegaskan oleh Al-Buthi adalah tashih berita atau kesadaran tentang pentingnya menerima berita secara kritis. Dalam ilmu studi perdamaian, anti-virus ini disebut “membunuh rumor.” Istilah membunuh mungkin terasa keras tetapi ini merefleksikan pentingnya merespon dengan tegas persebaran fitnah dan berita palsu yang bertujuan untuk menciptakan kebencian dan polarisasi komunal.

Langkah “membunuh rumor” tidak harus dilakukan dengan melarang aktivitas penyebar rumor, tetapi dengan menyediakan alternatif informasi yang bisa menguji keabsahan rumor. Di sejumlah negara, langkah ini diwakili misalnya oleh keberadaan sejumlah lembaga ‘Fact Check” yang bisa menangkal disinformasi.

Pesan penting yang disampaikan Taufiq Al-Buthi di atas seperti menohok jantung sumber ancaman terhadap keutuhan Indonesia sebagai negara kesatuan yang sejak berdiri begitu bangga dengan identitas Bhineka Tunggal Ika.

Tentu ada yang patut menjadi catatan kritis dari  ceramah Al-Buthi yang menjadi inspirasi tulisan ini. Catatan khususnya terkait dengan posisi politik Al-Bouthi  yang tampak mengesampingkan pelanggaran HAM pemerintahan Bashar Al-Asad. Al-Bouthi kerap memberikan argumen yang sepenuhnya negatif terhadap negara-negara Barat, seakan fitnah dan kehancuran yang terjadi di Suriah adalah sepenuhnya ulah “konspirasi Barat.” Cara pandang esensialis demikian mengesampingkan keragaman dari apa yang secara sederhana disebut “Barat” dan “Islam”. Terlepas dari itu, pengalaman Suriah sebagai sebuah bangsa yang hancur karena polarisasi sektarian patut menjadi pelajaran berharga agar Indonesia tetap utuh.”  (AL)

 

 

 

Judul asl: Ashabul Fitnah dan Kehancuran Sebuah Bangsa, Pelajaran dari Suriah

Oleh: M. Iqbal Ahnaf*

*Penulis adalah Staff Pengajar di Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), UGM.

sumber: Islam Institute

Dahsyatnya Bahaya Fitnah

Sebuah peristiwa terjadi ketika rombongan Rasulullah SAW beserta sahabat kembali dari perang melawan Bani Mushtaliq pada Sya’ban tahun ke-5 H. Beberapa orang munafik juga turut serta dalam peperangan ini.

Kisah bermula ketika dalam perjalanan pulang, rombongan Muslimin berhenti di suatu tempat. Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, yang ikut dalam rombongan, keluar dari sekedup. Kalungnya hilang.

Lama mencari, perhiasan dari mutiara zifar itu tak juga ketemu. Ketika Aisyah kembali ke sekedupnya, rombongan sudah berangkat. Penanggung jawab sekedup pasti mengira bahwa Aisyah masih berada di dalamnya.

Menyadari dirinya tertinggal, Aisyah lantas duduk diam di tempat semula. Dia berharap, ada anggota rombongan yang berbalik untuk menjemputnya. Lelah menunggu, akhirnya Aisyah mengantuk dan tertidur. Pada saat bersamaan, lewatlah seorang sahabat bernama Shafwan bin Muaththal as-Sulami. Shafwan memang bertugas sebagai anggota pasukan paling belakang.

Melihat Aisyah sendirian di pinggir jalan, Shafwan terkejut seraya mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, istri Rasulullah!” Aisyah terbangun. Shafwan langsung memberikan untanya untuk dikendarai Aisyah. Dia sendiri berjalan kaki menuntun unta sampai tiba di Madinah.

Nahas. Peristiwa itu diketahui orang munafik. Desas-desus pun muncul. Dasar orang munafik, selalu ada cara untuk menjatuhkan reputasi Rasulullah yang memang menjadi incaran sejak lama.

Ummul Mukminin, Aisyah, difitnah berselingkuh dengan Shafwan. Adalah orang munafik bernama Abdullah bin Ubai bin Salul yang paling getol menggencarkan fitnah keji bahwa Aisyah ada afair dengan Shafwan. Terang saja, fitnah segera menyebar ke seantero kota.

Fitnah itu menjadi buah bibir di kalangan penduduk Madinah selama kira-kira sebulan. Jangankan Muslimin pada umumnya, bahkan Rasulullah sendiri sempat terpengaruh. Karena termakan tuduhan murahan itu, dikabarkan Rasulullah sampai menunjukkan perubahan sikap kepada Aisyah. Tentulah hati Aisyah hancur. Dia tidak berhenti menangis dan jatuh sakit.

Tabir fitnah baru tersingkap ketika turun surah an-Nur ayat 11-26. Nama Aisyah dan Shafwan kembali bersih. Kini, semua benderang sudah. Peristiwa itu menunjukkan betapa dahsyatnya bahaya fitnah. Istilah yang dipakai oleh Allah dalam Alquran untuk mendefinisikan fitnah ialah buhtan (kebohongan besar). (QS al-Ahzab [33]: 58).

Akibat badai fitnah, hidup seseorang bisa sengsara. Keluarga kehilangan muka. Karier dan jabatan yang dibangun puluhan tahun lenyap seketika. Kepercayaan mendadak sirna. Kita berdoa semoga diselamatkan oleh Allah SWT dari segala fitnah yang menghinakan.

Segenap daya, kita juga berupaya agar jangan sampai termasuk golongan penebar fitnah. Di antara caranya ialah menghindari gibah. Sungguh lisan terasa ringan digerakkan untuk bermaksiat kepada Allah, tetapi betapa berat untuk diajak berzikir kepada Allah.

Banyak sekali faktor yang bisa mendorong manusia untuk berbuat kesalahan. Terkadang dorongan itu datang dari dalam diri sendiri dan terkadang dari luar. Berbahagialah orang yang mengoreksi kelemahan dirinya.

Sebab, kata Abu ad-Darda, “Termasuk wujud ilmu seorang hamba adalah dia mengetahui imannya bertambah atau berkurang. Dan, termasuk berkah ilmu seorang hamba adalah dia mengetahui dari mana setan akan menggelincirkannya.”

 

 

Oleh: M Husnaini

sumber: Republika Online

Calon Haji Diingatkan Rajin Berolahraga

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengingatkan agar para jamaah calon haji asal Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menjaga kondisi tubuh dan rajin berolahraga. “Untuk mencapai kondisi tubuh yang tahan cuaca, maka para jamaah calon haji harus rajin berolahraga,” katanya, disela pembukaan manasik haji 2016 bagi jamaah calon haji di Purwakarta, Kamis (14/7).

Pada musim haji tahun ini, jamaah calon haji asal Purwakarta sebanyak 603 orang. Mereka kini mulai bersiap-siap untuk berangkat ke tanah suci Makkah. Dedi mengingatkan agar jamaah calon haji asal Purwakarta bisa lebih fokus mempersiapkan kondisi tubuh untuk menghadapi cuaca ekstrem di salah satu negara Timur Tengah tersebut.

“Kondisi tubuh harus selalu dijaga. Dari sekarang bapak dan ibu bisa mulai berolahraga agar selalu sehat saat menjalankan ibadah haji,” katanya.

Ia juga mengingatkan agar jemaah calon haji menjaga pola makan, sehingga metabolisme tubuh mereka kuat untuk tinggal di tengah iklim yang berbeda. “Kalau pola makan diatur, metabolisme tubuh kuat, kalau sudah kuat kita akan lebih fokus menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji,” katanya.

Sementara itu, teknis keberangkatan jemaah calon haji asal Purwakarta sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Pemerintah daerah setempat telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mempersiapkan tenaga medis berikut obat-obatan yang dibutuhkan selama rangkaian ibadah haji. Seluruh biaya yang timbul atas ketersediaan pelayanan kesehatan ini ditanggung Pemerintah Kabupaten Purwakarta.

Seorang Pemuda di India Tak Diterima Kerja karena Beragama Islam

Seorang pemuda India lulusan MBA ditolak lamaran pekerjaannya oleh sebuah perusahaan eksportir berlian semata-mata karena dia beragama Islam, sehingga mendorong Komisi Nasional untuk Minoritas meminta penjelasan soal masalah itu ke perusahaan terkait.

Lulusan manajemen bernama Zeshan Ali Khan mengajukan lamaran ke perusahaan Hari Krishna Exports pada 19 Mei lalu. Menurut Khan, hanya dalam waktu 15 menit dia langsung mendapatkan respon dari perusahaan, yang mengatakan bahwa dirinya ditolak karena perusahaan itu hanya mempekerjakan non-Muslim.

“Terima kasih atas aplikasi Anda. Dengan menyesal kami beritahukan kepada Anda bahwa kami hanya mempekerjakan kandidat non-Muslim,” kata perusahaan itu menjawab permohonan lamaran pekerjaan Khan.

“Saya sedang mencari pekerjaan, kebetulan saya tahu tentang rekruitmen yang sedang dibuka di Hare Krishna Exports, salah satu perusahaan ekspor terkemuka di negara ini. Saya pikir sangat bagus sekali jika saya mendapatkan kesempatan untuk memulai karir bersama mereka. Saya cukup terkejut ketika membaca tanggapan dari mereka, saya lantas membuat screen shot-nya dan memuatnya di Facebook,” kata Khan seperti dikutip Arab News (22/5/2015).

“Di saat Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi negara-negara asing dan mengundang mereka untuk berinvestasi dan mendorong kampanye “Buatan India”, perusahaan ekspor justru menolak pelamar kerja karena alasan agamanya,” kata Khan, menggambarkan tidak sejalannya antara program pemerintah dengan tindakan pengusaha.

Meskipun pengalaman pahit yang dialami Khan itu mengundang banyak kecaman pedas dari netizen atas perusahaan terkait, perusahaan itu justru mengirimkan surat elektronik kepada Khan yang isinya menyalahkan seorang pegawai magang di bagian sumber daya manusia (kepegawaian) sebagai penyebab dari masalah tersebut.

Menanggapi berita tersebut, seorang pembaca Arab News bernama Arshad Ali menceritakan pengalaman serupa yang dialaminya. Ali yang mengaku 20 tahun terakhir bekerja sebagai tenaga bidang TI (teknologi informasi) di Amerika Serikat tidak pernah mengalami masalah dalam mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan Amerika. Namun, setelah beberapa tahun belakangan tenaga TI dari India membanjiri negeri Paman Sam, saat dirinya diwawancarai oleh orang yang semisal bernama Sharma, Deepak atau Shashank (nama-nama khas India), begitu mereka mengetahui dirinya dari Pakistan (dari namanya Arshad Ali sudah langsung dikenali sebagai Muslim), nada bicara dan sikap pewawancara tersebut langsung berubah. Ali mengaku tidak pernah mendapatkan kesempatan atau panggilan kerja jika diwawancarai oleh pendatang dari India. Padahal di tempat lain, dari 10 kali kesempatan maka 9 di antaranya dia berhasil mendapatkan pekerjaan yang ditawarkan.

Sejumlah pembaca lainnya ikut memberikan komentar tentang diskriminasi yang tidak jarang dialami warga Muslim di India.*

 

sumber: Hidayatullah.com

206 Juta Dolar Digelontorkan untuk Promosi Kebencian terhadap Muslim AS

Dewan Hubungan Amerika Islam dan Universitas California Berkeley melaporkan 74 kelompok yang berkontribusi pada islamophobia di AS. Hasutan untuk membenci Muslim Amerika dan Islam telah menjadi bisnis jutaan dolar, berdasarkan laporan yang dirilis pada Senin.

Dirilis oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) dan Pusat Ras dan Gender Universitas California Berkeley, laporan itu menyebut 74 kelompok yang mereka katakan berkontribusi dalam menyebarkan Islamophobia di AS. 33 kelompok diantaranya mempunyai tujuan utama “untuk menyebarkan prasangka, atau kebencian terhadap Islam dan Muslim”.

Kelompok inti, diantaranya Abstraction Fund, Clarion Project,David Horowitz Freedom Center, Middle East Forum, American Freedom Law Center,Center for Security Policy,Investigative Project on Terrorism, Jihad Watchand Act! for America, telah mendapat dana hampir sebesar 206 juta dollar antara tahun 2008 dan 2013, laporan itu mengatakan.

Corey Saylor, penulis laporan itu dan direktur departemen monitor dan perlawanan Islamophobia CAIR, mengatakan: “Kebencian yang kelompok-kelompok ini danai dan sebarkan memiliki konsekuensi yang nyata seperti serangan-serangan terhadap masjid di seluruh negara dan hukum baru yang mendiskriminasikan Muslim di Amerika.”

Saylor menambahkan bahwa Center for Security Policy dan Act! For America mempunyai dampak yang paling besar, karena mereka mencoba untuk mendorong retorika anti-Muslim mereka melampaui yang terdahulu.

Dua kelompok di daftar yaitu Center for Security Policy dan David Horowitz Freedom Center, telah memberi hadiah pengakuan pada Jeff Sessions, seorang senator AS dari Alabama yang menjabat sebagai komite penasihat keamanan nasional Trump dan kemungkinan dipilih menjadi wakil presiden oleh Trump.

Pada Senin, berita utama di website David Horowitz Freedom Center ialah “Muslim diberi hak istimewa membunuh 49 orang di Orlando”, merujuk ke penembakan massal pada 12 Juni di sebuah klub malam LGBT Orlando oleh Omar Mateen, seorang Muslim Amerika dari Port St Lucie, Florida.

Dua penasihat kebijakan luar negeri Trump lainnya memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok yang disebutkan dalam laporan CAIR-UCB tersebut. Center for Security Policymenulis Joseph Schmitz sebagai rekan senior; Walid Phares dilaporkan bekerja di jajaran Act! for America.

The Guardian menghubungi Brigitte Gabriel, pendiri Act! for America, dan Center for Security Policy, yang dipimpin okeh Frank Gaffney, yang pernah menjadi penasihat keamanan nasional Ted Cruz selama kampanye kepresidenan senator Texas itu. Kedua kelompok tersebut belom merespon ketika diminta konfirmasi.

Kantor Senat Sessions dan kantor kampanye Trump juga tidak berkomentar mengenai hal itu.

Act! for America Education menjalankan Proyek Thin Blue Line, database informasi yang dilindungi dengan password mengenai komunitas Muslim di AS. Berdasarkan website kelompok itu, proyek tersebut “memberikan edukasi dan konten informasi mengenai persoalan yang berhubungan dengan keamanan nasional dan terorisme serta bagaimana panggilan Jihad mempercepat asal tumbuhnya terorisme”.

Pada sebuah artikel yang diterbitkan pada 2 Juni, Stephen Piggott dari Southern Poverty Law Center menulis bahwa komponen utama Proyek Thin Blue Line ialah “Peta Penunjuk Lokasi Radikalisasi … yang menbuat daftar alamat setiap Asosiasi Pelajar Muslim (MSA) di negara itu serta jumlah masjid dan institusi Islam – semua didaftarkan sebagai ancaman keamanan nasional”.

Laporan CAIR-UCB itu juga melacak proposal hukum anti-Islam, yang mereka katakan telah menjadi hukum resmi di 10 negara bagian, dan tercatat 78 insiden pada tahun 2015 di mana masjid menjadi target seranga. Saylor mengatakan hal ini merupakan jumlah serangan pada masjid tertinggi dalam setahun sejak CAIR memulai pencatatan pada 2009.*/Nashirul Haq AR

 

sumber: Hidayatullah.com

Jejak Rekam Radikalisme Biksu Wirathu Pembenci Etnis Rohingya

Biksu radikal Budha, Ashin Wirathu, menjadi figur yang saat ini dinilai paling bertanggungjawab atas krisis SARA yang melanda etnis minoritas Rohingya.

Diketahui biksu Ashin Wirathu adalah pemimpin kampanye para biksu mendukung usulan Presiden Myanmar, Thein Sein, untuk mengirim etnis Muslim Rohingya ke negara ketiga yang entah di mana.

Sebelum krisis Rohingya mengemuka saat ini, silsilah radikalisme yang pernah dilakukan Wirathu ternyata telah berlangsung sejak lama.

Dikutip dari berita yang dimuat berbagai media, Wirathu sejak tahun 2001 diketahui telah mempromosikan kampanye nasionalis kelompok “969” yang di antaranya memboikot bisnis Muslim Myanmar.

Seperti terpapar paranoia, Wirathu melancarkan aksinya secara massif. Karena kampanyenya itu pada tahun 2003 pria berkepala plontos ini dipenjara selama 25 tahun karena menghasut kebencian agama.

Saat itu, Wirathu membagikan selebaran anti-Muslim yang menyebabkan 10 Muslim dibunuh di Kyaukse. Namun pada tahun 2010 Wirathu dibebaskan karena amnesti umum.

Pada Juni 2012 kekerasan pecah antara Muslim Rohingya etnis Rakhine dengan umat Budha di negara bagian Rakhine.

September 2012 Wirathu memimpin kampanye para biksu mendukung usulan Presiden Thein Sein untuk mengirim Rohingya ke negara ketiga. Akhirnya pada Oktober 2012 kekerasan lebih besar pecah di Rakhine

Maret 2013 terjadi pertempuran antaragama di Meiktila yang menewaskan 40 orang dan memaksa 13.000 orang mengungsi. Saat itu, stiker dan plakat kelompok 969 yang dipimpin Witathu didistribusikan ke seluruh Myanmar.

Biksu radikal berwajah dingin ini lahir pada tahun 1968 di Kyaukse, dekat Mandalay. Ia mulai bergabung dengan kebiksuan di tahun 1984.*

 

sumber: Hidayatullah.com

Pidato Biksu Ashin yang Memicu Kebencian pada Muslim Rohingya

Biksu radikal Budha, Ashin Wirathu, mendadak populer. Namanya kini selalu dikaitkan sebagai kunci utama di balik kekerasan dan pengusiran etnis Muslim Rohingya dari Rakhine, Myanmar.

Wirathu diketahui acapkali memupuk kebencian warga mayoritas Buddha di Myanmar terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya dalam pidato-pidatonya secara terbuka. Sejumlah pidato radikalnya itu juga diunggah di Youtube dan Facebook.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah media internasional menyebut biksu radikal ini berasal dari kelompok ‘969’ dan pernah dipenjara sekian tahun karena menghasut gerakan anti-Islam.

Berikut beberapa petikan pidato dan komentar radikal Ashin Wirathu dikutip Hidayatullah.com dari berbagai sumber juga yang tersebar lewat sosial media:

1. Ras Lebih Penting

Dalam pidatonya yang dikutip majalah TIME, 1 Juli 2013, “Sekarang bukan waktu untuk tenang. Sekarang adalah waktu untuk bangkit, untuk membuat darah Anda mendidih,” kata Wirathu di hadapan ratusan umat Budha di sebuah kuil di Mandalay, Myanmar, untuk membakar semangat orang Budha melawan Muslim Rohingya.

“Muslim berkembang biak begitu cepat, dan mereka mencuri perempuan kami, memperkosa mereka. Mereka ingin menduduki negara kami, tapi aku tidak akan membiarkan mereka. Kita harus terus menjaga Myanmar tetap Buddha”.

Wirathu menyebut 5 persen warga Rohingya dari total 60 juta warga Myanmar merupakan ancaman bagi Myanmar.

“Merawat agama kita sendiri dan ras lebih penting daripada demokrasi,” kata Wirathu sambil duduk bersila di panggung biara New Masoeyein di Mandalay. Menurut Wirathu, sekitar 90 persen Muslim di Myanmar adalah “radikal dan orang jahat”.

2. Invasi Jihad Muslim

“Jadi, kerusuhan di Rakhine (Juni 2012) bukanlah konflik antara dua kelompok etnis, itu hanyalah invasi perang jihad Muslim,” kata Wirathu dalam sebuah pidato yang diunggah di kaman Youtube pada 2013.

“Saya, Wirathu yang dihormati, menyatakan secara terbuka: sudah saatnya kita melindungi tanah Myanmar. Dengan melindungi dan mendukung Myanmar,” lanjut Wirathu dalam pidato di Youtube tersebut.

3. Hina Utusan PBB

“Kami telah menjelaskan tentang hukum perlindungan ras, tapi ada pelacur yang mengkritik hukum kita tanpa belajar dengan baik. Jangan anggap Anda orang terhormat hanya karena Anda punya posisi di PBB. Di negara kami, Anda hanya seorang pelacur.

Anda dapat menawarkan pantat Anda (ke Muslim Myanmar) jika Anda begitu ingin, tapi Anda tak boleh menjual Rakhine kami,” kata Wirathu mengomentari laporan Lee Yang-hee, wanita asal Korea Selatan yang sempat tinggal seminggu di Myanmar dan melaporkan kekerasan yang menimpa minoritas Rohingya ke PBB.

“Jika saya bisa menemukan kata yang lebih keras, saya akan menggunakannya. Hal ini tak bisa dibandingkan dengan apa yang dia lakukan terhadap negara kita,” kata Wirathu mengomentari sejumlah pihak yang mengkritik komentar Wirathu terhadap Lee.*

 

sumber: Hidayatullah.com