Inilah Bukti Rasulullah Sangat Mencintai Umatnya

NERAKA adalah tempat terburuk dan penuh rasa sakit. Diperuntukkan buat mereka yang hidup bergelimang dengan dosa di dunia. Penuh kobaran api yang panasnya sungguh dahsyat.

Batu yang dilemparkan ke dalamnya baru akan mencapai dasarnya 70 tahun kemudian. Bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Serta minuman buat para penghuninya adalah air kental yang berbau busuk dan membakar.

Sebagai manusia yang beriman tentunya kita tidak akan pernah mau dijerumuskan ke dalam neraka karena dosa-dosa yang telah dilakukan. Rasulullah saw pun tidak pernah rela umatnya menjadi bahan bakar neraka. Oleh karenanya Rasulullah saw seringkali bicara dalam nada tarhib (peringatan) kepada para sahabat agar berhati-hati dengan amalan-amalan ahli neraka yang akan menjerumuskan mereka kepada siksa.

Selain itu Rasulullah SAW banyak memberikan cara kepada umatnya agar terhindar dari lubang yang sangat dalam itu. Salah satunya dengan doa perlindungan seperti yang ada pada sebuah hadits hasan berikut ini.

Dari Alharits bin Muslim Attamimi ra, ia berkata: Nabi saw bersabda kepadaku: “Apabila kamu selesai salat Subuh maka ucapkanlah sebelum berbicara: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka (Allahumma ajirni minannar)”, tujuh kali; karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada harimu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka, dan apabila kamu selesai salat Magrib maka ucapkanlah sebelum berbicara, “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka (Allahumma ajirni minannar)”, tujuh kali; karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada malammu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka.”

Dalam kitab Almuntaqa min Kitab Attarghib wa Attarhib Lil Mundziri karya Dr. Yusuf Alqaradhawi, disebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Nasai, lafaz ini baginya, dan Abu Dawud dari Alharits bin Muslim dari bapaknya Muslim bin Alharits. Alhafizh Almundziri berkata: “Ia benar, karena Alharits bin Muslim adalah tabii. Abu Zarah dan Abu Hatim Arrazi mengatakannya.” Catatan kaki dalam kitab itu tertulis: Alhafizh berkata, “Ia adalah hadis hasan (sumber yang lain sama yakni Syarh Alazhar, hal.68).”

Hadis ini mengajarkan kepada kita beberapa hal. Pertama, berlindung dari api neraka dapat dengan berdoa menggunakan kalimat yang pendek dan bisa dihafal dengan mudah serta tidak membutuhkan waktu yang lama. Langsung pada tujuan dan sasarannya. Tidak seperti kebanyakan doa pada manusia zaman sekarang yang bersajak-sajak dan berlebihan.

Kedua, Islam mengajarkan umatnya untuk berlaku istikamah. Bahwa doa ini menuntut kepada pembacanya untuk dibaca setiap hari dan malam. Cukup membacanya sebanyak tujuh kali setelah salat Subuh dan Magrib.

Ketiga, sifat menepati janji melekat pada semua nabi dan tentunya Rasulullah SAW. Manusia mulia ini memberikan jaminan bahwa Allah akan melindungi dari api neraka jika si pembaca kalimat ini meninggal di hari atau malam itu. Semoga kita terhindar dari siksa api neraka. Amin ya Robbalalamin.

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2336296/inilah-bukti-rasulullah-sangat-mencintai-umatnya#sthash.gO58UxTv.dpuf

Rasulullah tidak Melarang Umatnya Bercanda

SUATU ketika Rasulullah saw berbuka puasa dengan para sahabatnya. Menunya, seperti biasa, kurma. Sayyidina Ali bin Abi Thalib duduk di samping Nabi. Keduanya sibuk memakan kurma masing-masing diselingi obrolan ringan.

Tanpa disadari Ali, Nabi menaruh biji kurma miliknya ditumpukan milik menantunya itu. Kontan saja biji kurma milik Ali paling banyak dibanding yang lain. Nabi sendiri tidak memiliki tumpukan biji kurma.

“Wahai Ali, menurutmu, siapa yang makan kurma paling banyak?” tanya Nabi.

Ali melihat biji kurma miliknya dan milik Nabi. Dia keheranan melihat banyaknya biji kurma yang terkumpul di depannya, namun tak menemukan satu biji pun di depan Rasulullah.

“Ya Rasulullah, yang lebih banyak memakan kurma adalah yang bijinyapun dihabiskan,” kata Ali tak mau kalah.

Nabi pun tertawa diiringi para sahabat. Candaan Ali tak kalah cerdas dari candaannya.[Islamindonesia]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2337387/rasulullah-tidak-melarang-umatnya-bercanda#sthash.D3z76W2h.dpuf

Rasul: Meski Matahari dan Bulan di Tanganku, Aku…

PADA kesempatan kali ini kita bahas mengenai apa itu kekuatan tekad yang ternyata kaitannya sangat erat dalam melahirkan kesungguhan dan keberanian dalam diri kita untuk memperjuangkan target tujuan dalam kehidupan.

Ada sebuah kisah yang cukup melegenda khususnya di kalangan kita, Umat Islam. Ingin tahu ceritanya? Saya yakin semua pernah mendengar kisahnya, tapi tak mengapa kalau diulang kembali.

Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadapi berbagai marabahaya dan malapetaka secara sekaligus. Semua terkait aktifitas dakwah beliau di Mekkah. Diantara meningkatnya eskalasi perlawanan dan kecaman dari kaum kafir Quraisy, maka Abu Thalib, berbicara kepada kemenakannya Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

“Tidak bisakah kau berhenti dari semua ini?”
“Yakini saja semuanya untuk dirimu sendiri, tapi jangan usik orang lain!”
“Jangan kau buat murka para penguasa dan membahayakan dirimu serta kita semua dengan menyebarkannya!”

Dengan penuh keberanian dan percaya diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, lalu menyuruhku untuk meninggalkan tugas ini, aku tidak akan meninggalkannya!”

Jawaban yang diungkapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap paman beliau yang sangat beliau cintai ini menunjukkan kekuatan Ilahiyyah yang dimiliki beliau. Ungkapan tersebut pun menunjukkan bahwa beliau tidak pernah menunjukkan kelemahan dalam memperjuangkan tugas yang beliau emban.

Dengan penuh totalitas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjalankan misi sebagai pengemban Risalah dengan kesungguhan dan sepenuh kekuatan tekad.

 

 

[Ustaz Noorahmat Abu Mubarak]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2337905/rasul-meski-matahari-dan-bulan-di-tanganku-aku#sthash.6j7aBIaT.dpuf

Takut Pendukung Trump, Muslimah Ini Mengganti Jilbabnya dengan Topi

Kemenangan Donald Trump dalam ajang pemilihan Presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) membuat sebagian umat Muslim di sana khawatir. Pasalnya, Trump seringkali melontarkan pernyataan-pernyataan yang mengucilkan Muslim.

Dalam kampanyenya pun, Trump terus menyatakan sentimen anti-Muslim dan imigran, misalnya saja, akan membangun pusat data untuk mencatat Muslim Amerika Serikat. Selain itu, Trump menegaskan pula akan melarang Muslim masuk ke AS.

Pernyataan tersebut membuat kebanyakan Muslim di AS takut, salah satunya Howida Tarabzooni (18). Dia adalah salah satu mahasiswi Institut Teknologi New York yang pindah dari Arab Saudi pada 2015. Tarabzooni memutuskan mengganti jilbabnya dengan topi.

“Ini memang tidak benar. Anggap saja rasanya seperti menggunakan celana jins selama keadaan darurat ketika pakaian Anda yang lain sedang dicuci,” ujarnya seperti dikutip dari New York Daily News, Rabu (9/10).

Dia sudah mengenakan jilbab sejak usia 13 tahun. Tarabzoon pun menyebut bahwa jilbab telah menyatu ke dalam kepribadiannya dan juga caranya berpakaian. Namun perempuan yang tinggal di Upper West Side ini tidak asing dengan Islamofobia.

Dia pernah dilecehkan sopir taksi dan juga beberapa orang lainnya saat kunjungan ke Prancis dan Inggris. Apalagi saat ini Presiden baru AS Trump mengusulkan larangan terhadap Muslim dan pemeriksaan ketat bagi para imigran.

“(Saya) bukan takut Trump, tapi takut para pendukungnya,” ungkap Tarabzooni. Menurut dia, seorang Trump saja sudah memiliki begitu banyak kebencian dan diskriminasi terhadap minoritas. Apalagi jika ditambah kebencian dan diskriminasi dari para pendukungnya.

Rabu (9/10) pagi, Tarabzooni terbangun dari tidurnya. Setelah berpakaian, ia duduk di pintu apartemennya dan bertanya-tanya apakah dia harus pergi kuliah atau tidak. Dia menangis dan sesekali berkomunikasi dengan beberapa temannya tentang keputusan untuk menanggalkan jilbabnya di rumah.

“Saya tidak ingin mereka (teman-teman) menganggap saya bukan seorang Muslimah karena saya memutuskan untuk melepaskan jilbab karena rasa takut,” kata dia.

Ketika sampai di kampus, Tarabzooni menemukan tiga dari empat yang berjilbab juga telah memilih metode alternatif lain untuk menutupi rambut mereka. Sesekali Tarabzooni berpikir untuk kembali ke Arab Saudi.

Menurut dia, bukan hanya umat Muslim yang cemas akan kemenangan Trump, tetapi juga kaum minoritas lain. “Saya melepas jilbab saya karena saya takut, tapi aku tidak ingin orang lain harus melakukannya juga,” kata Tarabzooni.

 

 

sumber: Republika Online

Orang Bertauhid Pasti Banyak Istighfar, Tidak Sombong & Semakin Tawadhu’

Mempunyai tauhid yang benar dan lurus memang menjadi idaman dan impian setiap insan dari umat Islam yang beriman. Sebab, tauhid yang benar dan lurus didalam sabda Rasulullah SAW merupakan salah satu hal yang bisa menghantarkan umat Islam menuju jannah(surga).

Akan tetap, menjadi suatu keprihatinan jika seseorang yang mengaku atau mengikrarkan jika dirinya sudah benar dan lurus tauhidnya, ternyata didalam kehidupan sehari-harinya masih ada benih-benih kesombongan dari dalam diri dan hatinya.

Menurut ustadz Dr Ahmad Zain An-Najah MA, orang-orang seperti itu sejatinya belum benar dan lurus tauhid dan aqidahnya, dan bisa jadi dengan kesombongannya tersebut, justru akan dapat merusak tauhid dan imannya.

Hal ini seperti yang disampaikan ustadz Zain yang juga alumni Universitas Islam Madinah Al-Munawarah pada saat mengisi kajian Islami bertajuk “Membangun Keluarga dengan Ilmu Syar’i” pada Ahad (3/5/2015) pagi di Solo. (Baca: Ustadz Zain An-Najah: Perbanyaklah Istighfar, Karena Istighfar Dapat Menolak Musibah)

Dalam mengawali pemaparannya seputar permasalahan rumah tangga dan hubungan pasangan suami istri (pasutri), alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki Solo ini kemudian mengutip QS. Muhammad, surat ke 47 ayat ke 19 dan hadits shahih riwayat Bukhari yang berbunyi, “al-ilmu qoblal qouli wal-‘amali”.

Allah SWT berfirman, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”.

Ibarat tanaman padi yang semakin tinggi akan semakin menunduk, maka seseorang yang benar dan lurus tauhidnya serta pemahaman ilmunya, adalah yang semakin tawadhu’ dan banyak istighfar kepada Allah SWT.

“Maka tidak mungkin orang yang bertauhid, yang tauhidnya lurus kok sombong, gak ada. Dalam kamus itu gak ada. Orang yang bertauhid dan kuat pemahaman Islamannya, pasti tawadhu’ dan banyak istighfar kepada Allah dari kesombongan. Sebab dirinya lemah, dan Allah Maha Kuat lagi Maha Sempurna. Itulah makna dari fa’lam annahu laa ilaaha illallah wastaghfir lidzambik,” tegasnya. [GA]

 

sumber:PanjiMas

Ditanya Soal Banyak Anak Suriah Tewas, Sambil Tertawa Assad Bilang Bisa Tidur Nyenyak

Presiden Bashar al-Assad tertawa dan mengatakan bisa tidur nyenyak ketika ditanya tentang banyak sekali anak Suriah tewas akibat konflik berkepanjangan di Suriah.

Dalam wawancara dengan The Sunday Times, Assad ditanya apakah dia bisa tidur nyenyak waktu malam saat banyak sekali anak tewas setiap hari di Aleppo dan bagian lain Suriah.

“Saya tahu arti dari pertanyaan itu. Saya tidur teratur, saya tidur dan bekerja, makan seperti biasanya, dan berolahraga,” kata Assad sambil tertawa, seperti dirilis The Independent, Senin (7/11/2016).

cinta

Assad juga mengangkat bahunya ketika ditanya bagaimana perasaannya tentang banyak pembunuhan warga sipil, perempuan dan anak-anak tak berdosa.

“Ini kesalahan teroris dan kita berbicara tentang perang, bukan amal,” kata Assad.

Selama wawancara, Assad juga menyinggung lagi soal Hadiah Nobel Perdamaian untuk pasukan Helm Putih Suriah (Syrian White Helmets), kelompok Pertahanan Sipil Suriah, palsu.

tim

Assad juga menyatakan, foto seorang bocah lima tahun yang terluka akibat pasca serangan udara di Allepo adalah palsu. Presiden Suriah itu berbicara merujuk foto Omran Daqneesh, bocah berusia lima tahun, yang menjadi pengingat tentang penderitaan warga sipil di Aleppo, juga sebagai gambar palsu. (San)

 

sumber: Bumi Syam

Apakah Gaji Pembantu Termasuk Pahala Sedekah?

YA, gaji pembantu termasuk sedekah, bahkan hal itu juga mendatangkan pahala sebagaimana hadis Abu Masud Al-Badri radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya seorang muslim apabila ia menafkahi keluarganya dengan suatu nafkah, sedangkan ia berharap pahala darinya, maka nafkahnya itu menjadi suatu sedekah baginya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan di dalam riwayat Saad bin Abi Waqqash, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Tidaklah engkau memberikan suatu nafkah yang mana engkau mengharapkan wajah Allah dengannya, melainkan engkau diberi pahala karenanya, sampai pun (makanan) apa yang engkau berikan ke dalam mulut istrimu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan dua hadis di atas, seorang muslim ketika melakukan kewajiban-kewajiban atau hal-hal yang dianjurkan yang pada asalnya bukan termasuk ibadah, jika ia menyertainya dengan niat yang baik (ikhlas karena Allah) dan mengharapkan pahala dari-Nya, maka ia akan diberi pahala oleh Allah.

Wallahu alam bish-shawab. [Ustadz Muhamad Wasitho, L.c.]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2330924/apakah-gaji-pembantu-termasuk-pahala-sedekah#sthash.JN7phUnM.dpuf

Komnas PA Sebut 4500 Remaja Indonesia Pernah Melihat Pornografi

Data Komisi Nasional Perlindungan Anak mengungkapkan dari 4.500 remaja di 12 kota di Indonesia, 97 persennya pernah melihat pornografi.

Begitu juga di kalangan siswa. Dari 2.818 siswa, 60 persennya pernah melihat tayangan yang tidak senonoh itu.

“Pornografi berdampak buruk bagi perkembangan otak anak,” kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi dalam acara bertajuk gathering parenting di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/10). Demikian dilansir antara.

Menurut Kak Seto, sapaan akrabnya, pornografi merupakan perilaku menyimpang yang terjadi pada anak-anak yang kurang mendapatkan pengawasan dan perhatian orang tua maupun guru.

Ia menyebutkan perilaku menyimpang terjadi pada anak karena aktivitas yang tidak terkontrol, dikarenakan orang tua yang terlalu sibuk, tidak ada komunikasi dan tuntutan terlalu tinggi, kekerasan pada anak, tidak tahu potensi anak, ambisi orang tua dan guru serta diskriminasi.

“Perilaku menyimpang pada anak melakukan bully, tawuran, perkosaan, pencurian, narkoba, pembunuhan, perampokan, seks bebas, kabur dari rumah dan pornografi,” katanya.

Kak Seto menyebutkan saat ini para orang tua sedang berlomba dengan predator seksual anak yang berkeliaran di luar, jika keluarga tidak menjadi surga bagi anak-anak untuk tumbuh dengan nyaman.

“Perlu komunikasi efektif terkait psikoseksual. Pornografi berdampak buruk bagi perkembangan otak anak,” katanya.

Ia mengatakan anak diarahkan untuk belajar tidak hanya ilmu matematika dan pelajaran lainnya, tetapi juga perlu diajarkan pendidikan moral, etika, dan agama.

“Perlu diingat semua anak unik, otentik, tidak tergantikan. Tidak masalah anak lemah matematika tetapi unggul di bidang lain,” katanya.

Kak Seto mengatakan orang tua harus belajar agar dapat mendidik anak dengan baik, membaca buku psikologi pertumbuhan anak.

“Jadi orang tua jangan mudah terpancing emosi, kalau emosi datang alihkan melakukan kerjaan lain seperti membersihkan kamar mandi,” kata psikolog anak ini.

Kak Seto tampil dalam seminar orang tua yang diikuti ratusan guru dan juga orang tua se-Kota Bogor. Dengan cara yang khas seperti mendongeng, Kak Seto menyampaikan cara mendidik anak yang baik bagi orang tua dan guru.

Kak Seto menitikberatkan terciptanya sekolah dan rumah ramah anak serta mendorong orang tua dan guru yang kreatif.

“Orang tua dan guru yang krearif menghasilkan anak yang kreatif pula,” kata Kak Seto. [RN]

 

 

sumber:Panji Mas

Perbanyaklah Istighfar, Karena Istighfar Dapat Menolak Musibah

Ada sebagian kaum Muslimin yang jika ditimpa musibah, mereka justru mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat, atau mendatangi seseorang yang dianggap bisa meringankan beban penderitaan yang dialaminya.

Mereka pada saat seperti itu justru lupa kepada Allah dan tidak segera memohon ampun kepada Allah. Padahal Allah-lah yang mendatangkan manfaat dan madharat, dan Allah pula yang akan mencabut manfaat dan madharat tersebut.

Salah satu musibah yang bisa dijadikan contoh adalah percekcokan dalam kehidupan rumah tangga atau pasangan suami istri (pasutri). Hal ini seperti yang disampaikan ustadz Dr Ahmad Zain An-Najah MA pada saat mengisi kajian Islami bertajuk “Membangun Keluarga dengan Ilmu Syar’i” pada Ahad (3/5/2015) pagi di Solo.

Menurut ustadz Zain, percekcokan antara pasutri dapat diminimalisir jika keduanya tahu dan faham akan hak dan kewajiban masing-masing pasangan dalam mengarungi kehidupan pasutri. Dan pengetahun tersebut tidak akan bisa didapat begitu saja tanpa mempelajarinya terlebih dahulu.

 

Lebih lanjut, alumni Universitas Islam Madinah Al-Munawarah ini menjelaskan, silang pendapat dan perbedaan faham itu biasa saja terjadi diantara manusia. Tapi jika kedua pasutri tersebut mahu belajar, maka perselisihan itu bisa dipersempit. Sebab yang namanya percekcokan itu jika hilang seluruhnya tidak akan mungkin.

Untuk itu, jika terjadi gesekan dan perselisihan, maka segera mengingat Allah dan beristighfar kepada Allah. Pria kelahiran Klaten Jawa Tengah (Jateng) dan juga alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki Solo ini kemudian mengutip QS. Muhammad, surat ke 47 ayat ke 19.

Allah SWT berfirman, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”.

“Istighfar itu merupakan kekuatan yang luar biasa didalam kehidupan dan hidup kita. Dan salah satu kekuatan istighfar yaitu dapat menolak musibah. Jadi salah satu cara tolak balak itu adalah dengan cara istighfar,” jelas pakar ilmu fiqh dan alumni Universitas Al-Azhar Kairo tersebut.

“Mulai dari bencana atau musibah, dari sakit, dari kematian, dari apa saja baik itu musibah besar atau kecil itu insya Allah bisa ditolak dengan istighfar. Maka seorang ahli tauhid, itu salah satu indikasinya adalah selalu memperbanyak istighfar. Jadi tauhid yang benar itu harus selalu diiringi dengan istighfar,” tegasnya. [GA]

 

 

sumber: PanjiMas

5 Cara mempertahankan keutuhan Rumah Tangga

Hj Rr Ina Wiyandini yang juga dikenal sebagai pemilik Ina Cookies serta aktif di berbagai ormas keislaman dan juga muslimah menegaskan  sesibuk apapun seorang muslimah itu harus mampu mempertahankan keutuhan rumah tangganya agar tidak salah persepsi muncul di kalangan masyarakat. Karenanya ia menyebut ada 5 cara untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga, katanya saat mengisi materi di Islamic Book fair yang diselenggarakan di Pusdai Jabar Kota Bandung Kamis, (3/11).

Pertama, Ina menegaskan sebuah rumah tangga akan berjalan dengan baik jika di dalamnya di mana seluruh anggota keluarga yang ada berpedoman kepada al Quran“Dan kami turunkan dari Al Qur-an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur-an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra: 82).

Kedua, setiap pasangan harus mampu menjaga amarah karena amarah itu munculnya dari syetan. Jika pasangan suami selalu mengikuti kermarahannya maka tentu saja rumah tangganya akan banyak tidak akurnya dibanding akurnya.
“Seorang Muslim hendaknya menjauhi kemarahan karena urusan dunia yang tak mendatangkan pahala,” tutur Syekh Sayyid Nada. Rasulullah SAW, kata dia, tak pernah marah karena dirinya, tapi marah karena Allah SWT. Nabi SAW pun tak pernah dendam, kecuali karena Allah SWT.

Ketiga, untuk menguatkan rumah tangga yang dijalani makanya setiap pasangan haruslah selalu jujur dalam segala hal dan hindari kebohongan dalam rumah tangga.

“Sesungguhnya yang mengadakan kebohongan ialah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka adalah orang yang pendusta.” (QS. An=nahl : 105.
Keempat, Seorang suami atau isteri di dalam menjalani kehidupan rumah tangganya janganlah selalu menjadi paling hebat tapi jadilah mitra yang bisa bekerja sama sehingga semua dapat berjalan secara baik.

Kelima, sepasangs suami isteri di dalam kehidupannya harus senantiasa mengutamakan ketakwaan karena hal tersebut adalah bentuk penghambaan siapapun kepada Allah.“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Itulah lima tips yang disampaikan Ina Wiyandini untuk menjaga keutuhan rumah tangga yang Islami. [DF]

 

sumber:PanjiMas