Hijr Ismail, Tempat Mustajab untuk Berdoa dan Sejarahnya

Hijr Ismail terletak di sebelah utara Kakbah, bentuknya setengah lingkaran. Hijr Ismail dibangun Nabi Ibrahim sebagai tempat berteduh sewaktu membangun Kakbah.

Awalnya, Hijr Ismail termasuk dalam bagian Kakbah. Karena kekurangan biaya, mereka mengurangi bangunan Kakbah.

Hijr Ismail ini menjadi salah satu tempat favorit jemaah haji untuk dikunjungi. Sebab, lokasi ini adalah salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Dan dianjurkan melakukan salat sunah di sana.

Dikutip dari buku ‘Amalan di Tanah Suci: Membantu Haji & Umrah Anda Lebih Produktif’ karya H Rafiq Jauhary, Kamis (8/9/2016), mengenai awal mula dikenal istilah Hijr sendiri terdapat dua cerita yang berbeda.

Cerita pertama mengatakan bahawa Hijr adalah Hujrah, yakni kamar yang digunakan Nabi Ismail beristirahat saat membangun Kakbah. Cerita lainnya mengatakan bahwa Hijr adalah kuburan Nabi Ismail.

Terhadap dua sumber ini pakar sejarah Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury lebih menguatkan pada cerita pertama. Apalagi jika dikatakan bahwa Hijr adalah kuburan Nabi Ismail.

“Maka itu mustahil karena jenazah para Nabi tidak akan rusak, padahal dahulu ketika direnovasi oleh Quraisy dan di waktu lain dibangun oleh Abdullah bin Zubair, di bawahnya tidak didapati jenazah Nabi Ismail. Dan Andaikan itu kuburan, maka kuburan tidak boleh diinjak dan diduduki. Inilah yang membuat beliau menyangsikan cerita kedua tersebut,” tulis Rafiq Jauhary

Pengelola Masjidil Haram tidak banyak memberi kesempatan bagi para peziarah untuk memasuki bagian dalam Kakbah. Hanya kabilah yang berwenang dan orang-orang penting atau tamu negara yang diperkenankan masuk.

“Kunci Kakbah saat ini dipercayakan pada Syaikh Shalih bin Zainal Abidin. Penyerahannya baru dilakukan 1 Muharram 1436 H setelah pemegang sebelumnya yakni Syaikh Abdul Qadir bin Thaha meninggal dunia,”ujarnya.

Keduanya berasal dari kabilah asy-Syabi, dan kini Syaikh Shalih adalah pemegang kunci Kakbah ke-109 terhitung sejak pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah). Sejak dulu, bagian dalam Kakbah digunakan oleh bangsa Quraisy untuk menyimpan barang berharganya. Hingga kini pun di dalam Kakbah masih tersimpan barang-barang peninggalan kuno seperti bejana dan lainnya

Beberapa sahabat ada yang tidak diizinkan oleh Rasulullah SAW masuk ke dalam Kakbah dan melakukan salat di dalamnya. Bahkan Aisyah RA, istri Rasulullah juga dilarang.

Dalam sebuah hadits, dari Aisyah RA berkata: ‘Saya dahulu ingin masuk ke dalam Baitullah dan salat di dalamnya, maka Rasulullah menggandeng tangan dan membawaku masuk ke dalam Hijr lalu bersabda: ‘Salatlah di dalam Hijr jika engkau ingin masuk ke dalam Baitullah, karena sesungguhnya Hijr itu adalah bagian dari Baitullah. Akan tetapi kaummu (Quraisy) kekurangan biaya ketika membangun Kakbah (merenovasinya) sehingga mereka terpaksa mengeluarkannya dari Baitullah’ (Sunan Abu Dawud: 2030).

“Salat di dalam Hijr dihukumi sama dengan salat di luar Kakbah. Tidak terdapat keutamaan khusus dari salat di luar Kakbah, akan tetapi jika seseorang ingin merasakan salat di dalam Kakbah, maka Hijr bisa menjadi alternatifnya,” tutur pria yang juga muthawif (pembimbing-red) haji dan umrah ini.

Rafiq menjelaskan cara salatnya pun seperti halnya salat biasa. Anda bisa melakukan salat duha, salat istikharah atau salat tahajud di dalamnya.

“Tidak ada salat khusus yang diniatkan untuk dilaksanakan di dalam Hijr Ismail,” katanya.

sumber: Detikcom

Honor Buku untuk Berhaji, Beli Rumah dan Menikah

Berbeda dengan Bung Karno, yang bisa meledak-ledak saat berpidato dan membangkitkan semangat para pendengarnya, Bung Hatta tidak. Dia bukan orator dan agitator. Tapi dia biasa menuangkan gagasan, pemikiran, dan ide-ide cemerlangnya lewat tulisan.

Sejak 1926 hingga 1979, Bung Hatta diketahui telah menerbitkan sedikitnya 15 buku di bidang ekonomi, politik, hingga filsafat. Honor dan royalti dari penulisan buku yang terbit di Belanda jumlahnya cukup lumayan.

“Honor dari ‘Verspeide Geschriften’ (kumpulan karangan Bung Hatta dalam bahasa Belanda, red) bisa untuk membeli rumah di Jalan Diponegoro ini,” kata Meutia Farida Hatta saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.

Iding Wangsa Widjaja, sekretaris pribadi Bung Hatta, memberikan kesaksian serupa. Dalam buku ‘Mengenang Bung Hatta’, Wangsa menulis, melalui honor dari buku-buku yang ditulisnya, Hatta membawa keluarganya menunaikan ibadah haji pada 1952.

Kala itu, sebetulnya Presiden Sukarno sudah menawarinya untuk menanggung semua ongkos haji Hatta dan keluarga. Tapi tawaran itu ditolak Hatta. Untuk beribadah, tulis Wangsa, Hatta lebih suka menggunakan uang pribadi.

“Saya masih ingat benar bahwa kami semua diberangkatkan Bung Hatta dengan uang hasil honorarium buku yang terbit di Belanda (‘Verspeide Geschriften’),” tulis Wangsa.

Karena dikenal sebagai pencinta berat buku, ada cerita parodi tentang Hatta yang kerap diulang. Saat pulang ke Tanah Air usai kuliah di Belanda, koleksi buku Bung Hatta mencapai 16 peti. Ketika harus menjalani pengasingan di Boven Digul, semua koleksi bukunya dibawa serta. Begitupun ketika harus kembali ke Jakarta, lalu dibuang ke Bangka.

Ketika pada 18 November 1945 harus menikahi Rahmi Rachim, gadis yang dijodohkan Bung Karno, dia memberikan buku pengantar filsafat barat yang disusunnya sendiri sebagai maskawin. Judulnya ‘Alam Pikiran Yunani’. Begitu tahu maskawinnya sebuah buku, Saleha (ibunda Hatta dari keluarga pengusaha terpandang di Bukittinggi) langsung meledak amarahnya. Tapi kemudian tak bisa berbuat apa-apa.

Sebagai pencinta buku, Bung Hatta punya disiplin dalam menjaga dan merawat koleksinya tetap dalam kondisi baik. Salah satunya, “Tidak boleh melipat halaman buku maupun mencorat-coretnya dengan tinta,” kata Halidah Nuriah Hatta kepada detikcom, Selasa (14/3/2017).

Kalaupun mau menandai halaman atau bagian tertentu yang tengah dibaca, “Cukup menggunakan pensil,” imbuh putri ketiga Bung Hatta itu.

sumber: Detikcom

Mengaku Islam tapi Jauh dari Akhlak Islami

DEWASA ini, kemaksiatan semakin merajalela bahkan telah menjadi hal yang biasa. Sedangkan kebaikan menjadi hal yang tabu bahkan langka. Lantas apa sebenarnya yang terjadi pada umat ini?

Asy-Syaikh al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah mengatakan:

“Aku perhatikan, sangat disesalkan bahwa manusia pada hari ini mementingkan sisi pertama, yaitu ilmu, namun tidak mementingkan sisi yang lain, yaitu akhlak dan tata krama.

Apabila dulu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam nyaris membatasi dakwah beliau dalam rangka akhlak yang baik dan mulia, tatkala beliau menyatakannya dengan ungkapan pembatasan dalam sabda beliau:

“Hanyalah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Sabda beliau itu tidak lain menunjukkan bahwa akhlak yang mulia merupakan bagian asasi (mendasar) dari dakwah Rasulullah.

Pada kenyataannya sejak awal aku memulai menuntut ilmu dan Allah memberi hidayah kepadaku tauhid yang murni, dan aku tahu kondisi kehidupan alam Islami yang jauh dari tuntunan tauhid, ketika itu aku memandang bahwa problem pada alam Islami hanyalah karena mereka jauh dari memahami hakekat makna ‘Laa ilaaha illallah’.

Namun bersama dengan waktu, menjadi jelas bagiku bahwa di sana ada masalah lain di alam Islami ini, tambahan dari masalah asasi yang pertama yaitu jauhnya umat dari tauhid.

Masalah lainnya adalah mayoritas umat tidak berakhlak dengan akhlak Islami yang benar, kecuali dalam jumlah yang terbatas.” []

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2368645/mengaku-islam-tapi-jauh-dari-akhlak-islami#sthash.mHb2aFfO.dpuf

Mayoritas Warga Israel Tolak Pembentukan Negara Palestina

Sebuah survei yang dilakukan oleh Jerusalem Center for Public Affairs menunjukkan bahwa 64 persen warga Israel tidak bersedia mendukung penarikan pasukan Zionis dari Tepi Barat. Selama ini, hal itu menjadi bagian dari perjanjian perdamaian untuk menjadikan Palestina sebagai sebuah negara.

Dalam jajak pendapat itu juga terlihat bahwa hanya 10 persen warga Isreal yang setuju untuk menyerahkan  Haram as-Sharif di Kompleks Al Aqsa ke Palestina. Sementara 83 persen lainnya menentang ide tersebut.

“Sebanyak 79 persen meyakini bahwa sangat penting mempertahankan Yerusalem berada di awah kedaulatan Israel dan 15 persen lainnya mengatakan tidak demikian,” tulis survei yang dilakukan Jerusalem Center for Public Affairs seperti dilansir Middle east Monitor, Rabu (29/3).

Banyak warga Israel yang terlihat memiliki pemikiran yang berbeda terhadap perjanjian perdamaian kedua pihak. Sebelumnya, sekitar 60 persen warga menyetujui penarikan pasukan dari Tepi Barat. tepatnya pada 2005 lalu.

Israel berkonflik dengan Palestina sejak perang pada 1967 lalu. Saat itu, Israel menetapkan kebijakan pembangunan permukiman Yahudi di sejumlah wilayah yang dianggap sebagai hak atas Palestina yaitu Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.

Solusi dua negara menjadi salah satu opsi untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel. Dengan hal itu, Palestina akan menjadi sebuah negara merdeka dalam wilayah-wilayah yang selama ini menjadi sengketa.

Kemudian, sebagai bagian dari perjanjian damai Israel dan Palestina yang dikemukakan oleh mantan presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton, Yerusalem juga akan dibagi sebagai Ibu Kota kedua negara. Temple Mount diserahkan kepada Palestina, sementara Isreal mempertahankan Tembok Barat.

Keengganan warga Israel untuk mendukung perjanjian damai dengan Palestina disebut salah satunya akibat tidak adanya tekanan dan intervensi dari negara-negara Arab. Kemudian kontrol politisi sayap kanan di parlemen Israel membuat timbulnya warga dengan pemikiran ala ektremis Yahudi.

Dalam sebuah wawancara, direktur jenderal Kementerian pariwisata Jericho, Iyad Hamdan mengatakan peningkatan ektremisme masyarakat Yahudi berdampak pada pembentukan negara Palestina. Di masa depan, mereka diprediksi dapat menjadi jauh lebih radikal dan melakukan segala cara untuk mengakhiri perjanjian damai dua belah pihak.


sumber: Republika Online

 

Mari kita doakan saudara-saudara kita di Palestina bisa membesakan diri dari Bangsa Yahudi Israel


 

Ini Kisah Opsir Guantanamo yang Bersyahadat

“Awalnya saya selalu menolak agama. Saya tak pernah berpikir akan adanya eksistensi Tuhan yang mengusai alam semesta. Tapi kini, saya seorang Muslim,” ungkap Terry Holdbrooks (34 tahun), seperti dikutip AboutIslam.net, Rabu (8/3).

Pada masa mudanya, Terry pernah bertugas sebagai penjaga penjara Guantanamo, wilayah kemiliteran AS yang berlokasi di Kuba. Ia pertama kali tiba di sana pada 2003 saat berusia 19 tahun.

Banyak narapidana Guantanamo yang menjadi tahanan lantaran dituduh sebagai kelompok teroris oleh Pemerintah AS. Sejak peristiwa runtuhnya menara kembar WTC, militer AS menyasar negara-negara mayoritas Muslim dalam rangka melumpuhkan jaringan Alqaidah.

Siapa sangka, pekerjaan di Guantanamo ternyata mengantarkan Terry kepada hidayah. Pria mengubah namanya menjadi Mustafa Abdullah itu menuturkan pengalaman hidup sebagai mualaf di Islamic Center Bloomington, Amerika Serikat.

Sejak remaja, Terry sangat senang menghabiskan waktu untuk hura-hura. Ia kerap mabuk-mabukan bersama kawan-kawannya. Penyuka musik hard rock tersebut sejak kecil dididik tidak mengakui eksistensi Tuhan alias ateis.

Tumbuh besar di Arizona, AS, Terry merupakan anak semata wayang. Sayangnya, kedua orang tuanya bercerai ketika Terry baru berusia tujuh tahun. Ia kemudian diasuh oleh kakek neneknya yang semasa remaja termasuk kelompok hippies. Dalam lingkungan demikian, pola pengasuhan begitu kering akan nilai-nilai spiritual.

Terry sangat membenci kemiskinan yang dialaminya sejak kecil. Dia memiliki impian menjelajahi dunia luas dan bebas. Dalam masa kuliah, Terry mendaftarkan diri di dinas kemiliteran. Tujuan utamanya membiayai sekolah.

Namun, ia menilai, dunia militer juga sesuai dengan sifatnya yang keras. Pos pertamanya adalah Military Police Company 253. Beberapa lama di sana, Terry kemudian dikabarkan akan dikirim ke Guantanamo.

Saat itu, kejadian WTC 9/11 sudah lewat beberapa lamanya. Namun, dinas kemiliteran rupanya mewajibkan para calon penjaga Guantanamo mengikuti sesi indoktrinasi dua pekan lamanya. Mereka diberangkatkan ke New York untuk melihat langsung Ground Zero, lokasi kejadian nahas tersebut.

Terry masih mengingat jelas pesan-pesan komando AS kepada para prajurit, termasuk dirinya ketika menyambangi situs Ground Zero. Di sana, terdapat daftar panjang nama-nama korban Tragedi WTC.

Rupanya, para prajurit yang akan dikirim ke Guantanamo ditanamkan di dalam diri mereka stigma-stigma terhadap Islam. Wajah Islam yang ditampilkan hanyalah kebencian, terorisme, dan terutama Usamah bin Ladin.

Pekan-pekan awal Terry di Guantanamo, ia bertugas membersihkan lantai, mengumpulkan sampah, dan patroli. Ia dan para penjaga lain berkewajiban memeriksa para tahanan agar tertib. Selain itu, para tahanan juga selalu ditakut-takuti dengan ancaman verbal atau interogasi di ruangan yang pekat dan gelap.

Waktu di Guantanamo, saya sama sekali tidak memahami Islam. Jadi, ada semacam gegar budaya yang saya alami. Justru, di sanalah muncul keinginan saya mengenal lebih lanjut. Saya banyak mengobrol dengan sejumlah tahanan mengenai politik atau cara mereka hidup dan budaya mereka, ujar Terry mengenang.

Namun, sikap Terry ini dibaca sebagai keramahan oleh kawan-kawannya sesama penjaga. Saat itu, Terry merasa dijauhi oleh mereka. Di sisi lain, beberapa tahanan menjuluki Terry penjaga yang baik.

Terry juga mulai mempertanyakan sesi interogasi yang dinilainya melampaui batas-batas kewajaran. Sejumlah tahanan yang Muslim dilarang menunaikan shalat lima waktu.

 

Sekadar mandi pun mereka dicegah. Selama di Guantanamo, Terry mengaku setiap hari menyaksikan bagaimana para penjaga menyiksa sejumlah tahanan dengan keji. Beberapa tahanan dipaksa telanjang bulat, sedangkan para penjaga, termasuk yang perempuan, tertawa-tawa atau mengambil gambar.

Bagi Terry, kelakuan kawan-kawannya itu justru jauh dari nilai-nilai patriotis Amerika. Di pihak lain, Terry justru semakin terpacu mempelajari budaya-budaya asing milik para tahanan, khususnya Islam. Memang, saat itu Terry masih menganggap Islam hanyalah sebuah kultur dari Timur Tengah yang jauh.

Ia bahkan meluangkan waktu secara disiplin mempelajari Islam. Sedikitnya, satu jam setiap hari Terry membaca buku-buku mengenai agama ini.

Tidak hanya itu, Terry juga kerap berdiskusi secara mendalam dengan beberapa tahanan yang dirasakannya pakar mengenai ajaran Islam.

Keramahan dari para tahanan ini kemudian menimbulkan keguncangan dalam diri Terry. Sebab, pada kenyataannya ia berada dalam kubu yang menyiksa mereka. Setiap hari tak pernah terlewati tanpa kekerasan terhadap para tahanan.

Sementara para tahanan menderita, kelaparan, dan dilucuti hak-hak kemanusiaannya, para penjaga bersenang-senang. Kawan-kawan Terry banyak yang menikmati penderitaan para tahanan.

Suatu malam, kenang Terry, ia tidak bisa tertidur dan terus memikirkan apa yang salah terhadap dirinya. Saya tidak ingin terjaga keesokan harinya. Dan, saya tidak mau ikut-ikutan menyiksa mereka (para tahanan).

Puncak dari kondisi psikologis ini adalah keinginan bunuh diri (suicidal thought). Atasannya yang mengamati perubahan drastis pada diri Terry memanggilnya. Kepada bosnya ini, Terry secara jujur mengakui bahwa sempat terlintas dalam pikirannya mengakhiri hidup. Sebab, ia tidak tahan dengan kondisi penjara Guantanamo yang melampaui kemanusiaan.

Orang-orang yang kita siksa setiap hari hanya menjalankan kepercayaan dan iman mereka. Sama saja dengan kita yang menjalani hidup, kata Terry saat itu kepada atasannya tersebut. Namun, Terry hanya mendapatkan respons yang ringan. Atasannya itu bahkan menganggap Terry hanya belum terbiasa dan masih perlu beradaptasi dengan kultur Guantanamo. Terry begitu kecewa dengan jawaban ini.

Akhirnya, keberanian membuncah dalam diri Terry.

Enam bulan sejak dipindahkan ke Guantanamo, Terry siap menerima Islam, agama yang dipeluk oleh mayoritas tahanan. Pada 29 Desember 2003, di hadapan tahanan Muslim yang kelak menjadi sahabatnya, Errachidi, Terry mengucapkan dua kalimat syahadat. Prosesi ini dilangsungkan secara diam-diam tanpa ada kawannya sesama penjaga tahu. Itu dilakukan di sel tahanan Errachidi.

“Tidak ada Tuhan selain Allah. Dan Nabi Muhammad (SAW) adalah utusan Allah,”ujar Terry.

Sejak saat itu, Terry mulai menjalani hidup secara islami. Dia menjauhi minuman yang memabukkan. Satu kesulitan yang paling besar, menurut Terry, adalah shalat lima waktu.

Ia terus mencoba secara sembunyi-sembunyi menunaikan ibadah tersebut agar tidak diketahui kawan-kawannya sesama penjaga Guantanamo, apalagi atasannya. Sebagai dalih, Terry sering izin ke kamar mandi.

Padahal, ia hanya melaksanakan shalat. Di samping itu, Terry juga terus melanjutkan diskusi secara sembunyi-sembunyi dengan para tahanan yang pakar Islam.

Semenjak menjadi Muslim, Terry makin menderita dengan pekerjaannya. Ia memang memiliki kebebasan, sesuatu yang dilucuti dari diri para tahanan. Namun, hati nuraninya tak bisa berbohong. Betapa menyengsarakan masa-masa dinas di Guantanamo ini bagi Terry.

“Saya merasa diperbudak oleh sistem militer. Padahal, saya punya kebebasan yang mereka (para tahanan) tidak miliki,”kata Terry. Akhirnya, pada musim panas 2004, Terry menuntaskan masa baktinya di Guantanamo. Tak lama kemudian, ia melepaskan fungsinya di kemiliteran AS. Dia didakwa mengalami gangguan psikologis.

Sampai kini, Terry terus berupaya menjadi seorang Muslim yang taat. Betapa pun mengerikan pengalamannya selama di Guantanamo, Terry mengambil sisi baik. Ia rasa-rasanya tidak akan menemuka hidayah Islam bila tidak ditugaskan ke sana.

 

sumber: Republika Online

Cara Dapatkan Pahala Jihad dengan Kunjungi Masjid

DARI Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barang siapa yang masuk ke dalam masjid kami ini, tujuannya mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia seperti mujahid fisabilillah. Barang siapa memasukinya bukan untuk itu, maka dia seperti orang yang melihat sesuatu yang bukan kepunyaannya.” (HR. Ahmad No. 8587, Ibnu Hibban No. 78. Hadis ini hasan menurut Syaikh Syuaib Al Arnauth dalam tahqiq Beliau terhadap Shahih Ibni Hibban)

Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr Hafizhahullah mengatakan: “Barang siapa yang mendatangi masjid ingin salat di dalamnya, atau ingin salat berjemaah dan itu merupakan kewajiban, atau karena ingin mendapatkan pahala di masjid dengan berzikir, membaca Alquran, maka dia mendapatkan bagian sesuai yang diinginkan, barang siapa yang masuk ke masjid bukan untuk amal-amal agung ini, dia ke masjid tidak ada kaitan urusan agama dan ketaatan, maka dia akan mendapatkan sesuai apa yang diinginkan itu tapi tanpa pahala.”

[Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr, Syarh Sunan Abi Daud, No. 066. Maktabah Al Misykah/ Farid Nu’man Hasan, SS.]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2367956/cara-dapatkan-pahala-jihad-dengan-kunjungi-masjid#sthash.x8BV8cpf.dpuf

Salah Baca Ayat Saat Salat? Inilah Tipsnya

SETIAP mukmin pasti pernah mengalami salah membaca ayat saat sedang salat. Jika mengalami hal ini apa yang harus dilakukan. Apakah harus istigfar?

Menurut Fatawa Nurun Ala Ad-Darbi, karangan Syekh Ibnu Utsaimin, barangsiapa yang lupa membaca sesuatu atau salah membaca dalam salat, kalau surat Al-Fatihah, maka harus dibenarkan bacaannya. Karena tidak sah salat bagi orang yang belum membacanya. Barangsiapa yang lupa sedikit darinya atau salah yang sampai merubah artinya, maka salatnya tidak sah kecuali setelah dibenarkan.

Kalau salahnya selain dari surat Al-Fatihah, maka salatnya sah. Karena bacaan setelah Fatihah adalah sunah bukan wajib.

Ulama Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Iftah mengatakan: “Barangsiapa yang lupa surat setelah Al-Fatihah, tidak ada apa-apa baginya. Baik dia sebagai imam atau salat sendirian. Baik salatnya wajib atau sunah. Hal itu menurut pendapat terkuat dari dua pendapat para ulama.

Barangsiapa yang salah dalam membaca surat atau lupa sedikit dari bacaannya, tidak diajarkan baginya membaca istigfar. Akan tetapi berusaha untuk membetulkan kesalahan dan mengingat yang lupa. Kalau tidak mampu, diperbolehkan melewati ayat dan meneruskan ayat setelahnya atau meninggalkan surat ini dan memulai membaca surat yang lain. Atau rukuk, kalau dia melakukan salah satu dari tadi, maka tidak mengapa.

Ulama Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta berkata: “Kalau terjadi kerancuan orang yang salat dalam bacaan ayat dan tidak teringat, maka tidak mengapa membaca ayat setelahnya. Akan tetapi dianjurkan baginya untuk tidak membaca dalam salat kecuali apa yang telah dihafal dengan bagus agar tidak seringkali rancu.”

Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya: “Kalau imam membaca dalam salat apa yang mudah dari ayat Alquran, kemudian dia lupa menyempurnakan ayat, dan tidak ada seorangpun dari orang salat yang membetulkannya, apakah langsung takbir dan menyelesaikan rakaatnya atau membaca surat lainnya?

Beliau menjawab: “Dia dapat memilih, kalau mau takbir dan menyelesaikan bacaan. Kalau mau membaca ayat atau beberapa ayat di surat lain. Sesuai dengan kandungan sunah dalam bacaan waktu salat yang dibaca di dalamnya jikalau hal itu selain surat Al-Fatihah. Kalau Al-Fatihah, maka harus dibaca semuanya, karena bacaan Al-Fatihah rukun di antara rukun-rukun salat.”

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya: “Kalau saya salat sendirian, dan salah dalam bacaan ayat. Sementara saya tidak dapat menyempurnakan dan campur bagiku dengan ayat lain, maka apa yang selayaknya saya lakukan sementara saya dalam salat?

Beliau menjawab: “Anda dapat melakukan salah satu dari dua perkara, anda dapat melewati ke ayat setelahnya atau anda rukuk. Karena masalah dalam hal ini luas.” Allahualam. []

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2368240/salah-baca-ayat-saat-salat-inilah-tipsnya#sthash.5oCLf3Xr.dpuf

Sikap Atasan pada Bawahan

TADI siang setelah shalat Jum’at saya diundang Pemprop Jawa Timur untuk berbicara di hadapan para atasan agar supaya bersedia dan mampu mengajak bawahannya untuk memiliki karakter shalih ritual dan shalih sosial. Ada kesadaran memuncak di kalangan pejabat teras bahwa mengubah perilaku yang kurang aktif dan produktif menjadi aktif dan produktif tak akan berhasil sempurna tanpa perbaikan modal dasar bernama potensi spiritual.

Sudah banyak kajian ilmiah yang menyimpulkan bahwa pembinaan dan pengembangan spiritual merupakan sarana paling cepat memulihkan segala jenis penyimpangan prilaku baik secara personal ataupun komunal dalam sebuah institusi, organisasi atau apapun namanya. Sayangnya, selama ini, urusan spiritual seringkali dipinggirkan. Kebanyakan orang adalah menuhankan kemampuan non-spiritual saja.

Mengawali presentasi saya, saya sampaikan bahwa tak perlu sombong, arogan, merasa jumawa karena menjadi atasan. Toh sesungguhnya atasan itu adalah bawahan dari yang lebih atas. Bersikaplah ramah dengan bawahan karena tanpa bawahan maka tak akan ada atasan. Menariknya, orang yang hanya memakai baju atasan tanpa bawahan akan dianggap porno dan saru. Sementara orang yang memakai pakaian bawagan tanpa atasan masih bisa dianggap normal.

Lalu, apa yang membenarkan atasan merasa lebih hebat dari bawahan? Apalagi jika semua bawahan melakukan class action ptotes dan menolak kebijakan atasan. Apa yang bisa dilakukan? Memecat? Ah, itu bukan cara bijak dan jantan. Cara terbijak dan terjantan adalah mampu menemukan solusi damai menyejukkan semua pihak.

Ini tentu saja membutuhkan seni memimpin, the art of leadership. Itu yang saya sampaikan tadi dengan merujuk pada penelitian dari Harvard, Cambridge, Chicago dan Sydney. Panjang sekali jika harus diposting di sini. Copy slide tersedia.

Seorang Bapak di pelosok Madura kaget ditelpon anaknya yang sudah lama tinggal di Jakarta tanpa kabar. Si anak berkata dengan bangga: “Bapak, maaf lama tidak telpon. Memang saya niat tak akan telpon sebelum menjadi siapa-siapa. Sekarang saya tak lagi menjadi bawahan. Sekarang sudah jadi atasan.” Dengan nada sedih lesu si Bapak menjawab: “Jangan bangga jadi atasan. Kamu tak tahukah bahwa harga bawahan lebih mahal ketimbang atasan?” Salam, AIM. [*]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2368362/sikap-atasan-pada-bawahan#sthash.ZWW36Hsv.dpuf

Bangsa Jin Mengabarkan Kematian Dua Khalifah Terkemuka

Di antara kemampuan yang dimiliki bangsa jin adalah, dia mampu mengakses informasi-informasi di alam gaib, yang tak mampu diindera manusia.

Syekh Qadi Badruddin bin Abdullah as-Syibli dalam kitabnya Gharaib al-Jin wa ‘Ajaib al-Jin, mengisahkan peristiwa-peristwa langkah yang membuktikan aksi bangsa jin menginformasikan kepada manusia ihwal meninggalnya sejumlah tokoh.

Di antara tokoh itu antara lain Umar bin Abd al-Aziz. Diriwayatkan dari al-Majisyun, suatu malam dia sedang berjalan keluar di sekitar Makkah, tiba-tiba dia berpas-pasan dengan seekor anjing.

Dia melihat anjing tersebut akhirnya berkumpul dengan gerombolan teman-temannya. Tiba-tiba sang anjing itu berbicara,”Bagaimana mungkin kalian bisa tertawa dan bermain riang, padahal Umar bin Abd al-Aziz, Sang Khalifah agung itu telah meninggal.”

Spontan, al-Majisyun pun kaget dan segera mencari validitas informasi tersebut. Dia semakin kaget lagi tatkala memang Umar bin Abd al-Aziz wafat pada malam hari itu.

Tokoh yang berikutnya adalah kabar duka yang disampaikan seekor jin ihwal meninggalnya Harun ar-Rasyid. Al-Hakim dalam kitab Tarikh Nisabur menyebutkan kejadian tersebut dari Abdullah as-Sa’di.

As-Sa’di berkata,”Suatu ketika saya naik di menara masjid untuk azan shalat Shubuh, di sekitar masjid, terdapat dua anjing yang saling berhadap-hadapan. Tib-tiba keduanya berbicara dengan jelas.

“Ada kabar apa?”

“Harun ar-Rasyid meninggal dunia.”

As-Sa’di pun segera turun dan mencatat waktu, hari, dan tanggal kejadian tersebut.

Dan ternyata, beberapa waktu kemudian, dia menerima informasi bahwa tepat pada hari dan jam yang sama dalam catatan as-Sa’di, Harun ar-Rasyid meninggal dunia yaitu pada Sabtu malam, 3 Jumadil Akhir, 193 Hijiriyah di usia 47 tahun.

Dalam banyak riwayat disebutkan, bangsa jin bisa berubah wujud antaralain ke dalam rupa dan fisik binatang. Di antaranya ular dan anjing.

 

 

sumber: Khazah Republika

Ini Reaksi Orangtua di Alam Kubur Saat Diziarahi

ZIARAH kubur merupakan salah satu sunah Rasulullah, karena dengan berziarah kubur akan mengingatkan pada kematian yang pasti datang, jika sering ingat mati, maka bisa melembutkan hati yang berdampak pada mudah menerima nasihat dan rajin beribadah.

Keutamaan ziarah kubur ini disebutkan dalam beberapa hadis berikut:

“Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkanmu akan akhirat” (HR. Ibnu Majah)

Ziarah kubur dapat melembutkan hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang lain:

“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, membuat air mata berlinang, dan mengingatkan kalian akan akhirat namun jangan kalian mengatakan perkataan yang tidak layak (qaulul hujr), ketika berziarah” (HR. Al Haakim)

Ziarah kubur dapat membuat hati tidak terpaut kepada dunia dan zuhud terhadap gemerlap dunia. Dalam riwayat lain hadits ini disebutkan:

“Dulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah-kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat membuat kalian zuhud terhadap dunia dan mengingatkan kalian akan akhirat” (HR. Al Hakim)

Imam Al Munawi berkata: “Tidak ada obat yang paling bermanfaat bagi hati yang kelam selain berziarah kubur. Dengan berziarah kubur, lalu mengingat kematian, akan menghalangi seseorang dari maksiat, melembutkan hatinya yang kelam, mengusir kesenangan terhadap dunia, membuat musibah yang kita alami terasa ringan. Ziarah kubur itu sangat dahsyat pengaruhnya untuk mencegah hitamnya hati dan mengubur sebab-sebab datangnya dosa. Tidak ada amalan yang sedahsyat ini pengaruhnya” (Faidhul Qaadir, 88/4)

Lalu apa yang terjadi pada orangtua saat Anda berziarah ke makam mereka atau saat Anda mendoakan mereka?

Syaikh Muhammad al-Syanqithi berkata: “Semoga Allah mengampuni keluarga kita yang telah meninggal dunia dan kaum Muslimin yang sudah meninggal dunia. Aku tidak mampu menahan tangis melihat betapa membutuhkannya ahli kubur pada kita. Aku terkesan dan aku ingin semuanya tahu hal ini.”

 

 

Utsman bin Sawad, ulama salaf, bercerita tentang ibunya, seorang wanita yang ahli ibadah. Saat ibunya bakal meninggal dunia, ia mengangkat pandangannya ke langit dan berkata: “Wahai tabunganku, wahai simpananku, wahai Tuhan yang selalu jadi sandaranku alam hidupku dan setelah kematianku, jangan Engkau abaikan diriku saat mati, jangan biarkan aku kesepian dalam kuburku.” Kemudian ia meninggal dunia.

Aku selalu berziarah ke makamnya setiap hari Jumat. Aku berdoa untuknya, dan memohonkan ampun baginya dan semua ahli kubur di situ. Pada satu malam aku bermimpi berjumpa dengan ibuku.

Aku berkata: “Wahai ibuku, bagaimana keadanmu?”

Ia menjawab: “Wahai anakku, sesungguhnya keematian itu yaitu kesusahan yang dahsyat. Aku alhamdulillah ada di alam barzakh yang terpuji. Ranjangnya harum, dan bantalnya terdiri dari tenunan kain sutera.”

Aku berkata: “Apakah Ibu ada keperluan kepadaku? ”

Ia menjawab: “Iya, jangan anda tinggalkan ziarah yang anda lakukan pada kami, sungguh aku sangat senang dengan kedatanganmu pada hari Jumat saat berangkat dari keluargamu. Orang-orang bakal berkata kepadaku: “Ini anakmu telah datang.” Lalu aku merasa senang, dan orang-orang mati yang ada di sekitarku juga senang.”

Basysyar bin Ghalib, ulama salaf juga, berkata: “Aku bermimpi Robiah al-Adawiyah dalam tidurku. Aku memang selalu mendoakannya. Dalam mimpi itu ia berkata kepadaku : “Wahai Basysyar, hadiah-hadiahmu selalu sampai pada kami di atas piring dari cahaya, ditutupi dengan sapu tangan sutera.”

Aku berkata : “Bagaimana hal itu dapat terjadi?”

Ia menjawab : “Begitulah doa orang-orang yang masih hidup. Apabila mereka mendoakan orang-orang yang sudah mati dan doa itu dikabulkan, jadi doa itu diletakkan di atas piring dari cahaya dan ditutupi dengan sapu tangan sutera. Lalu hadiah itu diberikan kepada orang mati yang didoakan itu. Lalu dikatakan kepadanya: “Terimalah, ini hadiah si anu kepadamu.”

Seberapa sering kita berziarah ke makam orang tua, keluarga dan guru kita yang sudah meninggal dunia? Seberapa banyak kita mendoakan mereka saat ini? Ziarah kita dan doa kita sangat dibutuhkan oleh mereka. (YES MUSLIM/MediaDakwahIslam)

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2368648/ini-reaksi-orangtua-di-alam-kubur-saat-diziarahi#sthash.TOWIaOaZ.dpuf