Inilah 10 Nasihat untuk Orang Tua Dalam Menyikapi Anak-Anaknya (Bagian 2)

6. Jangan menggunakan kekerasan dalam memberi sanksi, bahkan jangan sekali-kali memberi sanksi sebelum ada bukti yang kuat atas kesalahan anak yang dihukum.

Sesungguhnya kalaupun Anda seratus kali salah dalam memaafkan, hal tersebut masih lebih baik daripada sekali saja Anda salah dalam memberi sanksi.

Sikap yang perlu Anda biasakan adalah meminta maaf kepada anak Anda ketika anda salah dalam memberikan sanksi kepadanya. Sikap ini bisa dikatakan jarang dilakukan oleh sebagian orang tua terhadap anaknya.

7. Hindari dan sekali lagi hindari mencela anak di depan orang lain, meskipun di depan teman-temannya sesama anak kecil.

Mencela dengan cara seperti itu, justru membuat anak membangkang dan tidak mau berhenti dari kesalahannya. Koreksilah kesalahan anak Anda ketika sudah berada di rumah.

8. Berikanlah dorongan semangat kepada anak ketika dia mendapat kesuksesan, atau ketika menyenangkan hati kedua orang tuanya.

Bahkan, ada baiknya sesekali anak itu diberi sanjungan tanpa berlebihan di depan umum, agar timbul semangatnya dan meningkat morilnya sehingga dia melakukan lompatan dalam upaya menggapai kesuksesan.

Studi dan penelitian yang dilakukan para psikolog dan para pakar pendidikan membuktikan bahwa mendorong semangat anak mendatangkan hasil-hasil yang lebih besar daripada menyalahkan dan mencelanya.

9. Jangan mengingatkan anak akan dosa atau kesalahan yang telah lalu.

Alasannya, karena hal tersebut akan mematahkan semangatnya dan menjadikannya kehilangan kepercayaan diri, bahkan terkadang dia malah ingin menikmati lagi kesalahannya yang lalu dan akhirnya menjadi kebiasaan.

10. Berikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pendapatnya dan doronglah dia untuk mengemukakan pandangannya.

Bahkan, sebaiknya kedua orang tua atau pendidik bersikap diam mendengarkan anak yang sedang mengungkapkan pendapatnya, lalu ucapkan terima kasih atas pendapatnya yang cemerlang dan cara berpikirnya yang baik.

Demikian tulisan yang sederhana ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi para orang tua yang barangkali selama ini tidak dekat dengan anak-anaknya sendiri. Aamiin. Wallahu A’lam. Wabillahittaufiq wal hidayah.

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Inilah 10 Nasihat untuk Orang Tua Dalam Menyikapi Anak-Anaknya

Mempunyai anak yang baik dan patuh kepada orang tua adalah harapan semua orang. Ketika anak mulai terlihat membangkang, maka jangan beranggapan bahwa anak Anda yang salah. Barangkali sikap Anda kepada mereka yang perlu diperhatikan.

Bagaimana Anda memperlakukan anak-anak dalam keseharian, bagaimana menegurnya ketika melakukan kesalahan, bagaimana bersikap kepada anak yang lebih tua dan lebih muda, dan lain sebagainya, merupakan kunci kasih sayang yang akan tertanam dalam diri anak-anak Anda.

Dalam kitab Salwa Hazin karya Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-Utsaim disebutkan 10 nasihat untuk orang tua dalam menyikapi anak-anaknya. Berikut adalah pemaparannya.

1. Hubungan antara kedua orang tua hendaklah dipelihara dengan baik sehingga terwujudlah kedamaian, cinta kasih, dan pergaulan yang baik di tengah keluarga.

Adalah salah besar bila kedua orang tua bertengkar dan terlibat perselisihan dengan sengit di depan anak-anak.

2. Kedua orang tua haruslah menyadari bahwa anak kecil adalah makhluk yang kecil badannya, perasaan batinnya, dan perasaan lahirnya.

Semua itu harus diperhatikan ketika proses pendidikan berlangsung. Oleh karena itu, tidak boleh mencela anak kecil seperti halnya mencela orang yang sudah dewasa, apa pun sebabnya, apalagi menyamakan keduanya dalam memberi sanksi.

3. Buatlah anak merasakan cinta dan kasih sayang, dengan cara bersikap lemah lembut terhadapnya, bercanda dengannya, mencium, dan mendekapnya.

Bisa juga dengan membelikan untuknya hadiah dan mainan yang spesial. Studi-studi psikologi telah membuktikan bahwa tidak menerima cinta kasih dan kurang mendapatkan perhatian adalah penyebab utama timbulnya penyakit-penyakit saraf dan kejiwaan pada anak.

Bahkan, sejumlah dokter memastikan bahwa tidak diperolehnya sentuhan perasaan pada usia dini dapat menghambat pertumbuhan anak dalam segala hal.

4. Kedua orang tua hendaklah memperlakukan semua anak-anaknya secara adil, tidak boleh membeda-bedakan.

Sebab, cara ini membuat mereka dapat merasakan cinta lebih banyak dan menjadikan hati mereka nyaman.

5. Kedua orang tua hendaklah selalu menegur anak-anak atas kekeliruan-kekeliruan perilaku mereka dengan lemah lembut, tanpa berteriak ataupun menggunakan suara tinggi, dan tanpa menyalahkannya lebih dari yang diperbuatnya.

Tidak diragukan lagi bahwa dalam hal ini, keteladanan yang baik merupakan faktor utama dalam mendidik mereka. Karena, dengan demikian, anak akan belajar berperilaku yang baik dari kedua orang tuanya.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Muliakan Hari Jumat, Bersinarlah di Akhirat

Hari Jumat adalah hari paling istimewa dari semua hari dalam sepekan bagi kaum muslimin. Ia adalah hari penuh kemuliaan dan penuh keberkahan. Allah Ta’ala mengkhususkan hari Jum’at ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari ummat-ummat sebelum Umat Rasulullah SAW dan juga umat nabi yang terdahulu.

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Hari ini dinamakan Jum’at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam’u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya.”

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Allah berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumuah: 9)

Keutamaan yang mulia itu menuntut umat Islam untuk semangat mempelajari risalah Rasulullah SAW dan sahabatnya, memberikan pelajaran yang mulia agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Di antara beberapa keistimewaan hari Jum’at yang mulia ini sebagai berikut:

Hari Jum’at, penghulu dari hari-hari dalam sepekan yang dimuliakan oleh Allah SWT

Dari Abu Hurairah dan Hudzaifah -radhiallahu ‘anhuma- berkata, “Allah telah merahasiakan hari Jum’at terhadap umat sebelum kita, maka orang-orang Yahudi memiliki hari sabtu, orang-orang Nashrani hari ahad, kemudian Allah mendatangkan umat Islam, maka Dia menunjukkan kita hari Jum’at ini, kemudian Allah menjadikan urutannya menjadi jum’at, sabtu, ahad, demikian pula mereka akan mengikuti kita pada hari kiamat, kita adalah umat terakhir di dunia ini namun yang pertama di hari kiamat, yang akan diputuskan perkaranya sebelum makhluk yang lain.” (HR. Muslim)

“Allah menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Allah membawa kita dan menunjukan kita kepada hari Jum’at.” (HR. Muslim).

Untuk itulah karena ada keistimewaan hari jumat itu dan karena memang telah dijadikan sebagai hari termulia, maka selayaknya segenap kaum muslimin senantiasa berantusias menyambut jum’at barakah dengan berlomba dalam kebaikan dan semangat serta niatan untuk beribadah. Harus ada yang berbeda pada hari jumat daripada hari-hari lain sebagaimana sejarah dan syariat kita telah mencontohkannya akan hal ini.

Hari Raya Umat Islam

Selain 2 hari raya umat islam (idul Fitri dan Idul Adha) yang datang setiap setahun sekali, Allah memuliakan hari Jum’at ini sebagai hari raya pekanan bagi kaum muslimin sebagai momen berlomba dalam kebaikan.

Dari sekian banyak keutamaan hari Jumat, Allah menjadikan pada hari Jumat sebagai hari istimewa apabila bertepatan dengan hari raya umat muslim. Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya hari ini (Jumat) merupakan hari raya, Allah menjadikannya (pada hari Jumat) istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat jum’at maka hendaklah dia mandi.” (Ibnu Majah)

Terdapat waktu doa mustajab

“Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR. Bukhari).

Waktu mustajab terkabulnya doa pada hari Jumat diantaranya adalah pada waktu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat Jum’at. Sedangkan waktu lainnya adalah batas akhir dari waktu yang pertama tadi sampai dengan waktu setelah ‘Ashar.

Diampuni dosa-dosanya antara Jum’at tersebut dengan Jum’at lainnya

Setiap jumat tiba, berharaplah ini menjadi momentum penggugur dosa bagi kita semuanya. Tidak ada manusia hidup tanpa bermaksiat walaupun itu sekecil biji sawi maka hendaklah memuliakan hari Jum’at dengan ketaqwaan.

Hal ini berdasarkan atas dalil sebuah hadist Rasulullah SAW yang artinya : “Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dan ke Jum’at berikutnya.” ( HR. Bukhari).

Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

“Antara shalat 5 waktu, antara shalat jumat satu ke shalat jumat berikutnya, dan antara puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya merupakan pelebur untuk dosa di antara keduanya (waktu-waktu tersebut), apabila dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)

Maksudnya adalah bahwasannya keberkahan hari jumat lainnya adalah bahwa siapa saja yang menunaikan shalat Jum’at sesuai dengan tuntunan adab dan tata cara yang benar, maka dosa-dosanya (dosa kecil) yang terjadi antara Jum’at tersebut dengan Jum’at sebelumnya akan diampuni.

Hari Jumat = Hari Bersejarah

Terdapat beberapa peristiwa sejarah yang terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:

  1. Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya pada hari Jum’at.
  2. Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surge pada hari Jum’at.
  3. Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi pada hari Jum’at.
  4. Hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)

“Sungguh begitu banyak amalan-amalan di hari Jum’at, jangan kita sia-siakan untuk meraup pahala berlipat sebagai bekal perjalanan kita ke akhirat .”

 

Bersama Dakwah

Kisah Haru Abu Hurairah Mendakwahi Ibunya

DARI Abu Kasir, Yazid bin Abdurrahman, Abu Hurairah bercerita kepadaku, “Dulu aku mendakwahi ibuku agar masuk Islam ketika dia masih musyrik.

Suatu hari aku mendakwahinya namun dia malah memperdengarkan kepadaku cacian kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang tentu merupakan kalimat-kalimat yang tidak kusukai untuk kudengar. Akhirnya aku pergi menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sambil menangis. Ketika telah berada di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam aku berkata, “Ya Rasulullah, sungguh aku berusaha untuk mendakwahi ibuku agar masuk Islam namun dia masih saja menolak ajakanku. Hari ini kembali beliau aku dakwahi namun dia malah mencaci dirimu. Oleh karena itu berdoalah kepada Allah agar Dia memberikan hidayah kepada ibu-nya Abu Hurairah”. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lantas berdoa, “Ya Allah, berilah hidayah kepada ibu dari Abu Hurairah”.

Kutinggalkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan gembira karena Nabi mau mendoakan ibuku. Setelah aku sampai di depan pintu rumahku ternyata pintu dalam kondisi terkunci. Ketika ibuku mendengar langkah kakiku, beliau mengatakan, “Tetaplah di tempatmu, hai Abu Hurairah”. Aku mendengar suara guyuran air. Ternyata ibuku mandi. Setelah selesai mandi beliau memakai jubahnya dan segera mengambil kerudungnya lantas membukakan pintu. Setelah pintu terbuka beliau mengatakan, “Hai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusannya”.

Mendengar hal tersebut aku bergegas kembali menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku menemui beliau dalam keadaan menangis karena begitu gembira. Kukatakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, bergembiralah. Sungguh Allah telah mengabulkan doamu dan telah memberikan hidayah kepada ibu-nya Abu Hurairah”. Mendengar hal tersebut beliau memuji Allah dan menyanjungnya lalu berkata, “Bagus”. Lantas kukatakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, doakanlah aku dan ibuku agar menjadi orang yang dicintai oleh semua orang yang beriman dan menjadikan kami orang yang mencintai semua orang yang beriman”. Beliau pun mengabulkan permintaanku. Beliau berdoa, “Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu ini yaitu Abu Hurairah dan ibunya orang yang dicintai oleh semua hambaMu yang beriman dan jadikanlah mereka berdua orang-orang yang mencintai semua orang yang beriman”. Karena itu tidak ada seorang pun mukmin yang mendengar tentang diriku ataupun melihat diriku kecuali akan mencintaiku. [HR Muslim no 6551].

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2369034/kisah-haru-abu-hurairah-mendakwahi-ibunya#sthash.EH1xtjHC.dpuf

Ini Akibat Makanan Haram terhadap Anak

DOA orangtua adalah salah satu doa yang diijabahi Allah. Namun mengapa ada doa orangtua yang tertolak, hingga seakan tak berpengaruh sama sekali untuk anak? Berikut ini kisah dan penjelasan tertolaknya doa orang tua akibat makanan.

“Saya sudah mendoakan anak saya untuk sekian lama, ustaz. Selesai salat fardhu, selesai salat malam. Tapi anak saya tetap nakal. Tidak ada perubahan sama sekali. Doa saya seperti tidak mempan,” kata seorang ibu menceritakan kondisi anaknya yang duduk di bangku sekolah menengah.

Sang ustaz diam sejenak. Ia mencoba mencerna keseluruhan cerita ibu tadi. Dengan nada berhati-hati ia mencoba menggali pertanyaan. “Mohon maaf apakah Ibu pernah memberikan makanan dari hasil syubhat atau haram kepada anak ibu?”

Mendengar pertanyaan itu, sang ibu terdiam. Air mukanya menyiratkan kegundahan dan perlahan matanya berkaca-kaca.

“Iya, ustaz. Kalau dari uang syubhat sering. Suami saya sering mendapatkan uang yang tidak jelas. Kadang sebagai bentuk terima kasih customer yang telah dilayaninya. Kadang pemberian pimpinan yang nggak jelas dari mana. Kadang juga ada rekayasa laporan di tempat kerjanya.”

“Nah, itu Bu. Ketika anak-anak mendapatkan asupan makanan yang haram atau syubhat, salah satu efeknya ia bisa terhijab dari doa. Apalagi orangtuanya juga memakan makanan haram. Semakin tidak nyambung itu doanya. Allah tidak berkenan mengabulkan doa orangtua tersebut”

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik dan hanya menerima yang baik. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin untuk sama seperti yang diperintahkan kepada para nabi. Kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya, Wahai para rasul, makanlah makanan yang baik dan kerjakanlah amal shalih. Dia juga berfirman yang artinya, Hai orang-orang mukmin, makanlah makanan yang baik yang telah Kami anugerahkan kepadamu. Kemudian beliau menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh hingga rambutnya kusut dan kotor, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa, Ya Rabb, ya Rabb. Akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia kenyang dengan yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan.” (HR. Muslim)

Ketika menjelaskan hadis ini, para ulama menerangkan bahwa laki-laki tersebut telah memenuhi empat hal yang semestinya membuat doanya terkabul yakni ia seorang musafir, ia lelah, ia menengadahkan dua tangan dan sangat berharap kepada Allah. Namun karena ia menggunakan barang haram, doanya tertolak. Sebab makanan haram, minuman haram dan pakaian haram adalah penghalang terkabulnya doa.

Para orangtua muslim, mari kita menjaga diri dari makanan dan hal-hal yang haram. Kita jaga pula anak-anak kita dari makanan dan hal-hal yang haram. Dengan demikian, semoga tak ada penghalang antara doa kita dan ijabah Allah. Semoga tak ada penghalang terkabulnya doa kita untuk kebaikan anak-anak kita. [bersamadakwah]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2341311/ini-akibat-makanan-haram-terhadap-anak#sthash.qh7yxxMz.dpuf

Ini Alasan Kenapa Daging Babi Diharamkan?

ALLAH telah mengharamkan makanan dan hewan-hewan yang jelek, karena makanan memiliki pengaruh terhadap akhlak dan tabiat seseorang. Harta dan makanan yang halal dan baik akan menumbuhkan darah dan daging yang baik, demikian juga sebaliknya.

Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih dan memilah harta dan makanan untuk diri kita, anak dan keluarga kita, jangan sampai memakan barang dan makanan yang haram, baik berupa daging ataupun yang lainnya.

Apalagi dewasa ini orang-orang sudah banyak yang tidak peduli dengan hal-hal tersebut, sebagaimana Rasulullah telah isyaratkan dalam sabdanya:

“Akan datang kepada manusia suatu zaman (ketika itu) seorang tidak lagi peduli dengan apa yang dia dapatkan, apakah dari yang halal atau haram?!” (HR. Bukhari: 2059)

Sehingga sangat perlu pengetahuan yang cukup untuk dapat memilih dan memilah-milah hewan yang diperbolehkan dimakan.

Di antara hewan yang diharamkan untuk dimakan adalah babi dan ini sudah merupakan kesepakatan kaum muslimin, sebab pelarangan memakan daging babi sudah dijelaskan dalam Alquran dan Sunah, di antaranya:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.” (QS. Al Baqarah: 173)

Firman-Nya:

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al Maaidah: 3)

Dan firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.” (QS. An Nahl: 115)

Demikian juga sabda beliau:

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan khamr dan hasil penjualannya dan mengharamkan bangkai dan hasil penjualannya serta mengharamkan babi dan hasil penjualannya.” (HR. Abu Daud)

Dengan demikian jelaslah haramnya daging babi dan seluruh anggota tubuhnya. (Ibnu Hazm menandaskan hukum ini merupakan ijma dalam kitab Al Muhalla 7/390-430)

Hikmah pengharamannya

Mayoritas para ulama menjelaskan bahwa sebab pengharaman babi adalah karena najisnya berdasarkan firman-Nya:

Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor (najis)” (QS. Al Anaam: 145)

Sedangkan hikmah pengharamannya dijelaskan Syaikh Shalih Al Fauzan dalam pernyataan beliau: “Ada yang diharamkan karena makanannya yang jelek seperti Babi, karena ia mewarisi mayoritas akhlak yang rendah lagi buruk, sebab ia adalah hewan terbanyak makan barang-barang kotor dan kotoran tanpa kecuali.” (Kitab Al Athimah hal. 40)

Penulis Tafsir Al Manaar menyatakan: “Allah mengharamkan daging babi karena najis, sebab makanan yang paling disukainya (makanan favoritnya) adalah kotoran dan ia berbahaya pada semua daerah, sebagaimana telah dibuktikan dengan pengalaman serta makan dagingnya termasuk sebab menularnya cacing yang mematikan. Ada juga yang menyatakan bahwa ia memiliki pengaruh jelek terhadap sifat iffah (menjaga kehormatan) dan cemburu (ghirah).” (Shohih Fiqh Sunnah, 2/339) Wallahu taala alam.

Menjual daging babi

Rasulullah sendiri menyatakan bahwa Allah mengharamkan babi dan harta hasil penjualannya. Tentu saja hal ini menunjukkan pengharaman jual beli babi dan dagingnya serta seluruh anggota tubuhnya walaupun sudah diusahakan untuk mengubahnya dalam bentuk-bentuk lain, misalnya sebagai katalisator atau dicampur dengan daging lainnya. Hal ini juga ditegaskan Rasulullah dalam sabdanya:

Dari Jabir bin Abdullah beliau mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda pada tahun penaklukan Mekkah dan beliau waktu itu berada di Mekkah: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan jual beli khamr, bangkai, babi dan patung-patung.” Lalu ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah Apakah boleh (menjual) lemak bangkai, karena ia dapat digunakan untuk mengecat perahu dan meminyaki kulit serta dipakai orang untuk bahan bakar lampu?” Maka beliau menjawab: “Tidak boleh, ia tetap haram.” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda lagi ketika itu: “Semoga Allah memusnahkan orang Yahudi, sungguh Allah telah mengharamkan lemaknya lalu mereka rubah bentuknya menjadi minyak kemudian menjualnya dan memakan hasil penjualannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Walaupun pertanyaannya mengenai bangkai namun juga bersifat umum terhadap seluruh yang haram dalam hadits tersebut dan yang lainnya. Demikian, mudah-mudahan Allah menunjuki kaum muslimin ke jalan yang lurus. []

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2373399/ini-alasan-kenapa-daging-babi-diharamkan#sthash.0lamuYm4.dpuf

Menikmati Hidup Sambil Tersenyum

SENANG sekali saya bertemu sahabat lama siang hari tadi. Materi obrolan adalah mengenang masa lalu, keluguan dan “kebodohan” yang menjadi pilihan sikap pada masa lalu. Teman saya tertawa cekikikan mentertawakan sejarahnya sendiri sambil berkata: “Bodohnya saya waktu itu ya, mengapa mau-mau saja di”plokotho” para senior.”

Istilah diplokotho ini adalah istilah yang sulit dicarikan padanannya dalam kamus besar bahasa Indonesia. Yang paling dekat maknanya mungkin dikerjain atau dimanfaatkan tanpa adanya upah.

Saya juga ikut tertawa untuk membantu memuncakkan kebahagiaannya sambil berpikir bahwa hal-hal bodoh masa lalu ternyata bisa juga menjadi penyebab lahirnya tawa bahagia saat ini. Ternyata hidup manusia itu bukan merupakan potongan-potongan episode yang terputus, melainkan saling berkaitan. Dulu dan kini ternyata berkaitan erat, dan kaitannya kadang tak terduga. Karena itu, tatalah kini kita saat ini demi kini kita yang akan datang.

Saya kemudian bertanya kepadanya ada apa datang ke kampus. Kembali dia cekikikan sambil berkata: “Bayar utang. Saya mengantarkan anak saya mendaftar kuliah. Saya merasa bersalah dulu sehabis SMA tak mau kuliah. Saya tak ingin anak saya senasib dengan saya.” Saya ikut cekikikan juga untuk membantu menaikkan tingkat kelucuan masa lalunya. Diam-diam saya berpikir lagi bahwa kesalahan masa lalu ternyata bisa juga berhikmah pada masa kini.

Kalau begitu, berhentilah mengeluhkan masa lalu. Teruslah jalani hidup dengan seksama dan tersenyum sambil menanti hikmah sejarah muncul di hadapan kita. Bahwa ada yang tak enak dalam episode hidup adalah biasa, begitulah tabiaat hidup. “Banyak orang inginnya adalah bahagia tanpa derita. Mereka lupa bahwa pelangi yang indah tak akan pernah myncul tanpa adanya gerimis.” Salam, AIM. [*]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2373777/menikmati-hidup-sambil-tersenyum#sthash.etRZFMDD.dpuf

Din Syamsudin Ingatkan Pepatah Jawa untuk Kemenangan Anies-Sandi

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menganjurkan masyarakat untuk menerapkan filosofi Jawa dalam melihat hasil Pilkada Jakarta putaran kedua. Petuah hidup “Menang tanpo ngasorake, ngluruk tanpo bolo” atau menang tanpa merendahkan, berjuang tanpa pasukan, dinilainya sangat relevan dengan kondisi saat ini.

“Terlalu mahal harga yg harus kita bayar jika bangsa tercinta terpecahbelah,” kata  tokoh Muhammadiyah ini dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/4).

Menurutnya, menjaga diri untuk tidak melampaui batas menjadi poin yang perlu diingat ketika menghadapi kemenangan. Dia mengingatkan memelihara persatuan dan menghindari perpecahan perlu dilakukan.

Perbedaan yang terjadi dalam pilihan politik, kata dia, dipandang merupakan hal biasa. Sehingga, dia menilai tidak seharusnya perbedaan tersebut menjadi perusak dalam tali persaudaran sebangsa.

“Bertasbihlah dengan senantiasa memuji Tuhanmu, dan mohon ampunlah kepadaNya. Sesungguhnya Dia penerima taubat,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015.

Din Syamsudin menjelaskan dalam ajaran Islam mengajarkan tentang etika menghadapi kemenangan sehingga penting untuk terus mengingat ajaran-ajaran tersebut.

 

sumber: Republika Online

Ustaz Arifin Ilham: Kemenangan Anies Bukan Kemenangan Sebenarnya

Pasangan Anies-Sandi unggul di semua lembaga survei dalam perhitungan cepat sementara Pilkada Jakarta putaran kedua. Dai kondang, Ustaz Arifin Ilham mengingatkan bahwa kemenangan Anies-Sandi bukan kemenangan sebenarnya.

“Astagfirullah, kemenangan ini awal ujian Allah, dan ini bukan kemenangan sebenarnya,” ujar Ustad Arifin, Rabu malam (19/4).

Menurut perumus Majelis Dzikir ini, kemenangan sejati adalah kemenangan dalam pembuktian janji. Dia mengatakan, jika gubernur terpilih telah menjalankan amanah Allah dan amanah rakyat Jakarta, maka itulah yang dinamakan kemenangan yang sesungguhnya.

Ustaz Arifin mengaku mensyukuri kemenangan pasangan Anies-Sandi dalam Pilkada putaran kedua ini. Dia juga bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan harapan, cita-cita, dan hajat mayoritas warga Jakarta untuk gubernur baru yang membawa perubahan yang diharapkan lebih baik, aman, damai, dan sejahtera.

“Subhanallah kemenangan ini adalah kemenangan semua, bukan hanya pendukung bang Anies-Sandi tetapi juga kemenangan pendukung bang Ahok–Djarot,” ungkap dia.

Dia mengimbau kedua pasangan untuk menerima hasil dengan lapang dada. Bagi Anies-Sandi sebagai pasangan terpilih, diimbau untuk tidak berbesar hati, dan tidak melupakan janjinya kepada rakyat. Sedangkan Basuki-Dajrot diharapkan tidak berkecil hati, karena kesempatan membangun Jakarta bukan hanya milik pasangan terpilih, tapi seluruh warga Jakarta.

Allahu Akbar, damai Indonesiaku, bersatu bangsaku, sejahtera rakyatku, dan berkah negeriku,” katanya.

Ustad Arifin berharap seluruh berita palsu, fitnah, benci, dan dendam tidak terus tumbuh, dan dapat berhenti bersamaan dengan selesainya pesta demokrasi ini. Dia juga berterimakasih kepada pemerintah, aparat keamanan dan pengurus serta pengawas Pilkada yang telah bekerja keras demi menciptakan situasi yang kondusif hingga pilkada dapat terlaksana dengan khidmat.

“Alhamdulillah pesta demokrasi sudah selesai, tidak boleh lagi ada hoax fitnah, benci, dendam, caci maki. Kita bersaudara, kita keluarga besar bangsa Indonesia, kita bersyukur dengan kebinekaan NKRI kita tercinta,” ujarnya.

 

 

sumber: Republika Online

Memperbarui Iman dengan Memperbanyak Tahlil

Al Imanu yazidu wa yanqush. Demikian salah satu judul bab dalam Shahih Muslim, meski hadis ini mengundang polemic tentang keshahihannya. Bahwa iman itu naik dan turun.

Karena sifatnya fluktuatif, iman perlu diperbarui sesering mungkin. Agar ia kembali stabil. Agar ia kembali kokoh. Kuat dan kokohnya iman akan membuat seorang muslim diliputi kedamaian. Kuat dan kokohnya iman akan membuatnya memiliki daya imunitas terhadap godaan duniawi yang kian hari kian berat. Godaan duniawi cukup efektif membuat banyak orang kehilangan idealismenya; menggadaikan keyakinan demi mendapatkan harta dan kekayaan. Larut dalam budaya permisif yang menjerumuskan. Hingga tak lagi peduli antara halal dan haram.

Bagaimana cara memperbarui iman? Salah satu caranya ditunjukkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Cara ini tergolong sederhana karena hanya berisi kalimat singkat yang mudah dihafal. Bahkan tak perlu lagi dihafal karena setiap muslim telah biasa melafalkannya.

Kalimat yang dimaksud adalah kalimat tahlil. La ilaha illallah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Perbarui iman kalian” Lalu ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya memperbarui iman kami?” Beliau pun menjawab, “Perbanyaklah ucapan Laa ilaha illah.” (HR. Ahmad dan Hakim dalam Al Mustadrak ala Shahihain)

Ternyata terapinya sangat mudah; memperbanyak mengucap kalimat tahlil. La ilaha illallah. Meskipun mudah, nyatanya tidak banyak yang bisa mengamalkannya. Mungkin karena tidak mengetahui keutamaannya. Atau dunia terlalu menyibukkan kita. Hingga kita tak sempat berdzikir dan memperbanyak mengucap kalimat tahlil.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa ada orang yang telah banyak mengucap kalimat tahlil tetapi tidak terlihat bekas keimanan yang membara dalam kehidupannya? Bisa jadi orang yang demikian hanya mengucapkan tahlil tanpa menyelami maknanya. Hanya membaca di bibir saja. Sehingga ia menyatakan la ilaha illallah tetapi tidak beribadah kepada Allah. Ia mengatakan la ilaha illallah tetapi tidak berdoa hanya kepada Allah. Ia menyebut la ilaha illallah tetapi tidak bergantung hanya kepada Allah. [Bersamadakwah]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2373164/memperbarui-iman-dengan-memperbanyak-tahlil#sthash.Jlu0u8vE.dpuf