Masuki Musim Hujan, Apakah Genangan Air itu Najis?

DALAM Alquran, Allah Taala menyebut hujan sebagai air untuk alat bersuci. “Dialah yang menurunkan kepada kalian hujan dari langit yang mensucikan kalian.” (QS. al-Anfal: 11)

Allah juga berfirman, “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang bisa digunakan untuk bersuci.” (QS. al-Furqan: 48).

Ibnu Katsir mengatakan, “(Makna Maaan Thahura), alat untuk bersuci.” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/114).

Karena itulah, diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam apabila ada aliran air hujan, beliau Shallallahu alaihi wa sallam berwudu dengannya. Dari Yazid bin al-Had, bahwa apabila ada air hujan mengalir di lembah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.” (HR. Baihaqi 3/359 dan dishahihkan dalam Irwa al-Ghalil no. 679)

Ibnu bi Hatim membawakan keterangan dari Tsabit al-Bunani, “Saya masuk kota Bashrah bersama Abul Aliyah di waktu cuaca hujan. Ketika masuk bashrah, kami terkena kotoran. Kemudian Abul Aliyah shalat. Sayapun menegurnya. Lalu beliau membaca firman Allah, (yang artinya), Kami turunkan dari langit air yang bisa digunakan untuk bersuci. Lalu beliau mengatakan, “Telah disucikan oleh air hujan.” (Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, 6/115).

Ini semua menunjukkan bahwa air hujan adalah air yang suci dan mensucikan, artinya bisa digunakan alat bersuci, baik wudu maupun mandi. Bagaimana bila genangan air coklat karena terkena tanah? Air yang suci, jika kemasukan benda suci, statusnya tetap suci. Misalnya, air campur teh, tambah gula, dikasih es, jadinya es Teh. Suci dan halal.

Permukaan tanah, statusnya suci. Dan bahkan, bagian dari syariat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, permukaan tanah, bisa digunakan sebagai alat bersuci, berupa tayamum. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhuma, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan lima keistimewaan beliau, yang tidak dimiliki nabi-nabi yang lain. Di antaranya, Bumi ini dijadikan untukkan sebagai masjid (tempat salat) dan alat bersuci. Karena itu, siapapun di antara umatku yang menjumpai waktu salat, hendaknya dia segera salat. (HR. Bukhari 335 & Muslim 1191).

Perubahan warna yang terjadi, tidak mempengaruhi status kesucian air itu. Artinya dia tetap suci, sekalipun warnanya coklat pekat, bercampur tanah. Air yang berubah warna dinilai najis, jika perubahan warna itu disebabkan benda najis. Selama kita tidak tahu, apakah dalam genangan air tadi ada najisnya ataukah tidak, maka status air itu suci.

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Bayi yang Bicara Satu Kalimat

Pernah Rasulullah mengisahkan tentang seorang hamba Allah di zaman dahulu yang sangat saleh bernama Juraij. Demikian salehnya sehinga dia membuat sebuah surau tempat dia memencilkan diri untuk beribadah kepada Allah. Dia tinggal dalam surau tersebut dan jarang pergi menjenguk ibunya, padahal ibunya masih hidup dan sudah tua. Apabila ibunya sudah sangat rindu kepadanya, beliaulah yang datang melihatnya. Dihormatinya ibunya tersebut sejenak, lalu dia meneruskan lagi shalat dan ibadahnya.

Pada suatu hari, ibunya datang dan didapati Juraij sedang sangat tekun beribadah. Dipanggil-panggilnya anaknya. “Juraij. Juraij!”

Namun Juraij asyik shalat. Ibunya memanggil lagi.

Lalu dia menadahkan tangan ke langit, “Tuhanku… ibukukah atau shalatku! lbukukah atau shalatku!” Akhirnya, Shalatnya dilanjutkan dan ibunya tidak dipedulikan.

Sedih hati ibunya. Kemudian, dia menadahkan tangannya ke langit seraya menyampaikan permintaan kepada Tuhan . “Ya Allah, sebelum anakku Juraij ini meninggal, biar dilihatnya juga perempuan lacur!”

Setelah berdoa demikian, ibu Juraij pergi meninggalkan tempat beribadah Juraij, dan dia tidak menoleh-noleh lagi ke belakang karena sangat sedih hatinya.

Tidak berapa lama kemudian datang seorang perempuan pengembala ternak yang namanya telah kotor karena kejahatannya.

Dia menggembalakan ternaknya dekat surau si Juraij. Dia mencoba merayu-rayu Juraij yang saleh, tetapi tidak berhasil. Juraij tetap teguh dalam ibadahnya, tekun dalam shalatnya. Perempuan lacur tersebut kemudian pergi berzina dengan seorang penggembala lain sampai hamil. Kian lama perutnya kian besar sehingga timbul kecurigaan orang sekampung melihat perempuan tersebut hamil, tetapi tidak bersuami.

Perempuan tersebut segera ditangkap dan ditanyai dengan siapa dia berzina. Dia menjawab bahwa dia berzina dengan Juraij. Tidak berapa lama kemudian, demikian menurut salah satu dari riwayat tersebut, anak tersebut pun lahir. Setelah perempuan tersebut melahirkan anaknya, tangan dan leher perempuan jahat tersebut diikat dan digiring bersama-sama ke tempat Juraij beribadah. Juraij didapati sedang beribadah seperti biasa.

Sementara, orang-orang di luar telah berteriak-teriak menuduhnya sebagai seorang alim yang palsu, seorang munafik. Sebelum dia sempat menjawab atau mempertahankan diri, suraunya sudah mulai diruntuhkan orang dan dia diseret keluar, diikat tangan dan lehernya, digiring bersama-sama perempuan lacur tersebut oleh orang banyak untuk dihukum bunuh.

Setelah dikatakan kepadanya bahwa dia akan dihukum mati bersama perempuan lacur tersebut sebab mereka telah melakukan zina, barulah Juraij mengerti mengapa dia diseret, mengapa suraunya diruntuhkan, dihancurkan habis, dan diratakan dengan tanah. Sebelum dihukum; Setelah dikatakan kepadanya bahwa dia akan dihukum mati bersama perempuan lacur tersebut sebab mereka telah melakukan zina, barulah Juraij mengerti mengapa dia diseret, mengapa suraunya diruntuhkan, dihancurkan habis, dan diratakan dengan tanah.

Sebelum dihukum; Juraij meminta agar mereka berhenti sebentar. Orang pun terdiam, tetapi di wajah masing-masing terbayang rasa kebencian. Lalu, Juraij mendekat kepada perempuan lacur yang sedang menyusui anaknya tersebut. Anak yang tidak jelas siapa bapaknya, yang dituduhkan perempuan tersebut bahwa Juraijlah bapaknya.

Semua orang diam. Juraij tegak berdoa sebentar, menengadahkan wajahnya ke langit memohon pertolongan kepada Tuhan, lalu dipegangnya anak bayi yang baru lahir tersebut dengan lemah lembut.

Dia bertanya, “Hai Buyung! Katakanlah, siapa bapakmu yang sebenarnya?” Semua orang diam menunggu.

Anak tersebut kemudian melepaskan mulutnya dari susu ibunya dan berkata, “Bapakku ialah si anu tukang gembala.”

Perkataan anak ini didengar oleh semua orang. Sesudah berkata demikian, anak tersebut kembali menyusu dan tidak berkata-kata lagi.

Orang-orang berpandangan satu kepada yang lain. Akhirnya, serentak mereka tersungkur ke hadapan Juraij, minta ampun atas kesalahan, dan Juraij yang saleh bertambah besar dan agung di mata mereka. Kemudian, datang tetua kampung tersebut kepada Juraij, memohon izin hendak membangun kembali surau yang telah mereka runtuhkan dengan bertahtakan emas dan perak. Namun dengan tenang Juraij menjawab, “Biarlah surau yang seperi dahulu saja, dibuat dari tanah.”

 

Paramuda/BersamaDakwah

Inilah Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Memanah (Bagian 2)

3. Abdullah bin Maslamah telah memberitahukan kepada kami, Hatim bin Ismail telah memberitahukan kepada kami, dari Yazid bin Abi Ubaid, dia mengatakan, aku mendengar Salamah bin Al-Akwa’ Radhiyallahu Anhu berkata,

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah melewati beberapa orang dari Bani Aslam yang sedang berlomba (memanah), lantas Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Memanahlah kalian wahai Bani Ismail, sebab sesungguhnya nenek moyang kalian adalah seorang memanah. Memanahlah kalian dan aku akan bersama Bani Fulan.”

Salamah mengatakan, “Lalu salah satu dari dua kelompok itu menahan tangan mereka (untuk berhenti berlatih memanah), maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya,

“Kenapa kalian tidak berlatih memanah?”

Mereka menjawab, “Bagaimana mungkin kami akan berlatih sedangkan engkau bersama mereka?”

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Memanahlah kalian, karena aku akan bersama kalian semua.” (HR. Al-Bukhari)

4. Sa’id bin Manshur telah memberitahukan kepada kami, Abdullah bin Al-Mubarak telah memberitahukan kepada kami, Abdurrahman bin Yazid bin Jabir telah memberitahukan kepadaku, Abu Sallam telah memberitahukan kepadaku dari Khalid bin Zaid dari Uqbah bin Amir, dia mengatakan,

Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah Azza wa jalla memasukkan 3 orang ke dalam surga karena satu anak panah, yaitu

(1) Pengrajin anak panah yang ketika proses pembuatannya hanya mengharapkan kebaikan darinya; (2) pemanahnya (3) dan orang yang mengambilkan anak panah untuk pemanah.

Hendaklah kalian memanah dan berkuda. Jika kalian memanah, maka itu lebih aku sukai daripada kalian berkuda.

Tidak ada permainan yang diperbolehkan selain tiga hal, yaitu seorang laki-laki yang melatih kudanya (untuk berjihad di jalan Allah); laki-laki yang bersenda gurau dengan istrinya, dan laki-laki yang memainkan busur dan anak panahnya.

Siapa saja yang meninggalkan panahan setelah mengetahuinya karena tidak suka padanya, sungguh ia telah meninggalkan nikmat atau kufur terhadap nikmat.

(HR. Abu Dawud)

Status hadits terakhir ini dhaif (lemah) menurut Syaikh Al-Albani, namun maknanya selaras dengan hadits shahih, sehingga dapat dijadikan motivasi untuk belajar memanah. Semoga bermanfaat. Aamiin.

Abu Syafiq/BersamaDakwah

Inilah Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Memanah

Dalam sejumlah hadits disebutkan, bahwa di antara olahraga yang disunnahkan adalah memanah, berkuda dan berenang. Akhir-akhir ini, olahraga memanah mulai digalakkan oleh sejumlah pihak.

Klub-klub memanah pun juga muncul di mana-mana. Kelas-kelasnya pun beragam. Ada yang tradisional, ada yang modern. Ada horse bow (memanah untuk berkuda), jemparingan (memanah sambil duduk), standar bow (panahan standar dengan pegangannya terbuat dari kayu), ada juga recurve (panahan yang pegangannya terbuat dari besi.

Bagi sebagian kalangan, memanah barangkali hanya untuk sekadar olahraga atau untuk bersenang-senang (fun). Namun, bagi kaum muslimin, tujuan memanah lebih dari itu, yakni menghidupkan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Apa saja keutamaan memanah menurut hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam? Mari kita simak berikut ini.

1. Harun bin Ma’ruf telah memberitahukan kepada kami, Ibnu Wahb telah memberitakan kepada kami, Amru bin Al-Harits telah memberitakan kepadaku, dari Abu Ali Tsumamah bin Syufayy, bahwa ia telah mendengar Uqbah bin Amir berkata,

‘Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ketika di atas mimbar,

Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki” (QS. Al-Anfaal: 60). Ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah )

2. Harun bin Ma’ruf telah memberitahukan kepada kami, Ibnu Wahb telah memberitahukan kepada kami, Amru bin Al-Harits telah memberitakan kepadaku, dari Abu Ali , dari Uqbah bin Amir, ia berkata, ‘Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Akan dibukakan kepada kalian beberapa negeri, dan Allah akan mencukupkan kalian, oleh karena itu, janganlah salah seorang di antara kalian tidak bisa memainkan anak panahnya.” (HR. Muslim)

Muhammad bin Rumh bin Al-Muhajir telah memberitahukan kepada kami, Al-Laits telah memberitakan kepada kami, dari Al-Harits bin Ya’qub, dari Abdurrahman bin Syamamah, bahwa Fuqaim Al-Lakhmi berkata kepada Uqbah bin Amir, ‘Dua tujuan ini saling berbeda, sementara engkau telah tua dan membuat engkau susah. Uqbah pun berkata, ‘Seandainya bukan karena perkataan yang telah saya dengar dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, niscaya saya tidak akan mempedulikannya.’

Al-Harits berkata, ‘Saya pun bertanya kepada Ibnu Syamamah, ‘Apakah itu?’ Ia menjawab,

“Sesungguhnya ia mengatakan, “Barangsiapa telah mengetahui tentang memanah kemudian meninggalkannya, maka dia bukan termasuk golonganku, atau telah bermaksiat.” (HR. Muslim)

 

Abu Syafiq/BersamaDakwah

Bank Muamalat

Rencana masuknya strategic investor ke Bank Muamalat merupakan awal kebangkitan industri perbankan syariah Indonesia. Dengan demikian, diperkirakan pada tahun 2018 akan ada tiga bank umum syariah yang menjadi bank BUKU III menyusul Bank Syariah Mandiri.

Wajah perbankan syariah diperkirakan akan diwarnai oleh empat segmen pasar. Pertama, segmen korporasi melalui pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah yang diperkirakan akan mencapai 30 persen dari portofolio perbankan syariah. Segmen ini menjadi mesin utama pertumbuhan aset dengan risiko relatif rendah.

Kedua, segmen konsumer melalui pembiayaan rumah dan sebagian kendaraan bermotor yang diperkirakan akan mencapai 30 persen pangsa pasar juga. Segmen ini diwarnai dengan produk baru, yaitu sekuritisasi aset, sehingga selain bertumbuh cepat dengan risiko yang relatif terkendali juga memberikan likuiditas baru ke dalam industri perbankan syariah.

Ketiga, segmen UKM yang diperkirakan mencapai 20 persen dengan margin keuntungan dan risiko yang relatif sedang. Keempat, segmen mikro yang diperkirakan mencapai 20 persen dengan margin keuntungan yang tinggi dan risiko yang beragam dari rendah sampai tinggi.

Dari pergerakan itu, Bank Muamalat menjadi kunci perubahan karena posisinya sebagai bank syariah terbesar kedua sangat menentukan baik-buruknya kinerja industri perbankan syariah. Dengan asumsi kinerja Bank Syariah Mandiri sebagai bank syariah terbesar tetap berkembang stabil, maka perubahan di Bank Muamalat menjadi lokomotif perubahan, terutama masuknya ke segmen pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah.

Kebutuhan tambahan modal dan/atau dana Bank Muamalat dapat dihitung dengan tiga skenario. Skenario pertama, dengan memperhitungkan jumlah pembiayaan dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet berdasarkan laporan keuangan Juni 2017, maka diperlukan tambahan modal sekitar Rp 11 triliun. Bila menggunakan data Desember 2016, diperlukan tambahan modal Rp 8 triliun.

Skenario kedua, dengan memperhitungkan jumlah pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet berdasarkan laporan keuangan Juni 2017, dan secara konservatif mengalikan dua. Pengalian dua ini dilakukan untuk satu bagian mencukupi jumlah pembiayaan bermasalah tersebut dan satu bagian lagi untuk menggantikannya.

Dengan metode tersebut, kebutuhan tambahan modal mencapai Rp 4,88 triliun, yang dengan asumsi tingkat pemulihan mencapai 20 persen dari yang bermasalah maka kebutuhan tambahan modal mencapai Rp 4 triliun. Bila strategic investor baru menyetorkan Rp 4,5 triliun, tentu itu akan lebih baik karena memberikan sedikit buffer.

Skenario ketiga, dengan memperhitungkan jumlah pembiayaan dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet dan secara konservatif mengalikan dua. Selanjutnya ditambahkan kebutuhan al-ijarah, anak perusahaan Bank Muamalat, dan dengan asumsi tingkat pemulihan 10 persen, maka kebutuhan tambahan modal mencapai Rp 20 triliun.

Skenario ketiga merupakan skenario yang dapat membawa Bank Muamalat tumbuh kuat, sehat, dan stabil pada 2018. Namun, bila skenario ini yang digunakan maka pemegang saham eksisting akan terdilusi sampai pada level terendah menjadi pemegang saham nonpengendali. Oleh karena itu, skenario gabungan antara skenario satu dan tiga menjadi pilihan baru.

Tambahan modal sebesar Rp 4,5 triliun atau setara 51 persen dari total modal dan tambahan bisnis baru sebesar Rp 20 triliun untuk menjamin tercapainya kondisi yang kuat, sehat, dan stabil. Tanpa tambahan bisnis baru sekitar Rp 20 triliun itu, maka tambahan modal Rp 4,5 triliun tidak akan membawa kondisi sehat, kuat, dan stabil yang berkelanjutan.

Bagaimana cara menambah bisnis Rp 20 triliun dalam waktu satu tahun merupakan kunci keberhasilan. Diperlukan segmen yang mempunyai karakter pertumbuhan yang cepat dengan risiko yang relatif rendah. Pilihan yang sesuai dengan karakter ini adalah segmen pembiayaan proyek infrastruktur pemerintah.

Setiap proyek infrastruktur memerlukan dua jenis pembiayaan, yaitu credit financing dan equity financing. Jenis credit financing biasanya merupakan segmen yang digarap bank-bank besar, yaitu bank konvensional kelas atas. Jenis equity financing tidak dapat dilakukan oleh bank-bank konvensional.

Berdasarkan regulasi yang ada, jenis pembiayaan equity financing dapat dilakukan oleh bank-bank syariah dan perusahaan Sarana Multi Infrastruktur. Inilah celah yang dapat dimanfaatkan oleh bank syariah.

Berbeda dengan praktik yang lazim pada tahun 90-an, saat ini instrumen pembiayaan equity financing dapat dibedakan menjadi corporate equity financing dan project equity financing. Yang corporate equity financing menyandang status junior obligor, sedangkan yang project equity financing dapat menyandang status senior obligor.

Dengan strategi ini, Bank Muamalat dapat bertumbuh cepat dengan risiko rendah. Strategi ini harus dilengkapi dengan strategi pembiayaan konsumer dengan sekuritisasi aset pembiayaan perumahan, yang juga merupakan program pemerintah dalam pengadaan sejuta rumah. Strategi ini memberikan platform lain untuk mencapai pertumbuhan tinggi dengan risiko yang relatif terkendali, dan yang paling penting adalah memberikan tambahan likuiditas.

Strategi lainnya adalah mengelola portofolio UKM yang selama ini menjadi tulang punggung Bank Muamalat. Walau strategi ini tidak memberikan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan risiko yang relatif sedang, tetap penting dipertahankan agar tidak terjadi kekosongan pasar yang dapat menegasikan keberhasilan di segmen lain.

Segmen mikro merupakan segmen yang dapat diharapkan menghasilkan profit margin yang tinggi dengan risiko yang beragam dari rendah sampai tinggi. Keragaman risiko ini merupakan tantangan pemilihan model bisnis dan subsegmen yang tepat.

Bank BTPN Syariah yang juga bermain di segmen ini memiliki rasio laba terhadap rata-rata aset (ROA) 7,6 persen pada 2016, mirip dengan ROA Bank BRI segmen mikro yang 7,3 persen. Berbeda dengan kinerja Bank BNI segmen mikro dan UKM yang ROA-nya 3,3 persen, atau dengan Bank BTPN konvensional yang 3,1 persen. Juga berbeda dengan Bank Index yang 2,4 persen atau Bank Bukopin yang 1,6 persen. Jelas bank-bank ini menggarap subsegmen yang berbeda.

Ini juga terlihat dari rasio biaya operasi terhadap rata-rata pembiayaan (opex) mereka. Bank BTPN Syariah memiliki rasio 25,5 persen, BTPN konvensional 9,8 persen, BRI segmen mikro hanya 7,4 persen, Bank Bukopin hanya 4,3 persen, Bank Index hanya 3,5 persen, BNI segmen mikro UKM bahkan hanya 1,9 persen. Kejelian memilih subsegmen mikro ini menentukan keberhasilan Bank Muamalat.

Dukungan strategic investor, masyarakat luas, dan semua stakeholder akan membawa kebangkitan Bank Muamalat dan industri perbankan syariah. Bismillahi majreha wa mursaha.

 

Oleh: Adiwarman Karim

REPUBLIKA

Buktikan! Ini Faedah Amalkan Al-Fatihah

SURAT Al-Fatihah adalah surat pembuka dalam Al-Quran. Ada banyak kelebihan dari surat Al-Fatihah ini. Selain menjadi induknya Al-Quran (ummul Quran / ummul kitab), surat ini juga menjadi salah satu rukun yang harus dibaca dalam salat.

Ada banyak fadhilah dan keutamaan ketika seseorang membaca Al-Fatihah. Antara lain adalah:

Hikmah Dan Keutamaan Membaca Surah AlFatihah.

1. Membaca surat Al-Fatihah mendapat pahala seperti membaca sepertiga Al-Quran.

2. Amalkan membaca Al-Fatihah sebanyak 70 kali setiap hari dalam keadaan berwudhu dan ditiupkan pada air lalu diminum selama tujuh hari. Insya Allah akan mudah memperoleh ilmu pengetahuan; di samping itu dapat mengontrol hati dan pikiran dari hal-hal yang merusak.

3. Amalkan membaca Al-Fatihah saat hendak tidur, diikuti membaca Surah Al-Ikhlas tiga kali, Surah Al-Falaq dan Surah an-Nas, insya Allah akan aman tentram dan terjauh dari gangguan setan.

4. Bagi mereka yang memiliki hajat yang baik, termasuk untuk mendapat kenaikan pangkat/derajat, untuk mendapatkan rezeki yang lebih baik dari keadaan fakir, untuk dapat menyelesaikan utang, untuk menyembuhkan penyakit, agar anak menjadi saleh dan berbagai hajat lagi, maka hendaklah ia memohon kepada Allah swt dengan membaca al – Fatihah sebanyak 41 kali setiap hari. Waktunya adalah antara salat sunah Subuh dan salat fardhu Subuh. Amalkan praktik ini sampai 40 hari, insya Allah hajat kita akan dikabulkan oleh Allah swt.

5. Amalkan membaca Al-Fatihah sebanyak 20 kali setiap habis salat fardhu, insya Allah akan memperoleh rezeki yang lancar, pangkat/derajat yang baik di sisi masyarakat, dan baik akhlaknya. Mudah dalam urusan hidupnya dan keluarga mendapatkan perlindungan Allah swt

6. Untuk membuka pintu rezeki yang luas dan mempermudah segala urusan hidup serta terhindar dari segala kesulitan, amalkan membaca Al-Fatihah sebanyak 41 kali saat makan sahur malam. Insya Allah akan dimakbulkan Allah s.w.t.

7. Setengah ulama menganjurkan membaca Al-Fatihah sebanyak 40 kali setiap habis salat Maghrib dan sunatnya. Insya Allah hajatnya akan terkabulkan.

8. Dianjurkan juga mengamalkan membaca Al-Fatihah sebanyak 41 kali, insya Allah dapat mengobati sakit mata, sakit gigi, sakit perut dan lain-lain.

9. Barangsiapa mengamalkan bacaan Al-Fatihah diwaktu sahur ( tengah malam ) sebanyak 41 kali maka Allah swt bukakan pintu rezekinya dan Dia mudahkan urusannya tanpa kepayahan dan kesulitan. Selesai bacaan Al-Fatihah tersebut dan sebaiknya berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada – Mu dengan kebenaran surah Al – Fatihah dan rahasianya , sehingga Engkaubukakan bagiku pintu – pintu rahmat , karunia – Mu dan rezeki – Mu . Dan Engkau mudahkan setiap urusanku , murahkanlah bagiku rezekiMu yang banyak berkat tanpa kekurangan dan tanpa susah payah , sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu . Aku mohon kepada – Mu dengan kebenaran surah Al-Fatihah dan rahasianya, berikan apa yang kuhajati …….. ” . Diriwayatkan dari Syeikh Muhyiddin Ibnul Arabi didalam kitab ‘Qaddasallaahusirrahu

Itulah beberapa fadhilah atau khasiat dari surat al-Fatihah yang bisa kita amalkan sesuai dengan hajat kita. Apapun hajat kita, asalkan kita percaya dan yakin dengan kekuasaan Allah, tentu Allah akan mengabulkan doa-doa kita. []

 

INILAH MOZAIK

 

 

Ketika Orang Bodoh Klaim Tahu Ilmu Makrifat

ORANG yang bodoh adalah yang menganggap dirinya tahu tentang makrifat ilmu yang sebenarnya tidak diketahuinya, dan dia merasa cukup dengan pendapatnya saja.

Orang yang alim mengetahui orang yang bodoh karena dia dahulunya adalah orang yang bodoh, sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang alim karena dia tidak pernah menjadi orang alim.

Orang bodoh adalah kecil meskipun dia orang tua, sedangkan orang alim besar meskipun dia masih remaja.

Allah tidak memerintahkan kepada orang bodoh untuk belajar sebelum Dia memerintahkan terlebih dahulu kepada orang alim untuk mengajar.

Segala sesuatu menjadi mudah bagi dua macam orang: orang alim yang mengetahui segala akibat dan orang bodoh yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.

Ada dua orang yang membinasakanku: orang bodoh yang ahli ibadah dan orang alim yang mengumbar nafsunya.

Imam `Ali a.s. menjawab pertanyaan seorang yang bertanya kepadanya tentang kesulitan, dia berkata, “Bertanyalah engkau untuk dapat memahami, dan janganlah engkau bertanya dengan keras kepala. Sebab, sesungguhnya orang bodoh yang terpelajar serupa dengan orang alim, dan orang alim yang sewenang-wenang serupa dengan orang bodoh yang keras kepala.”

Engkau tidaklah aman dari kejahatan orang bodoh yang dekat denganmu dalam kekerabatan dan ketetanggaan. Sebab, yang paling dikhawatirkan terbakar nyala api adalah yang paling dekat dengan api itu.

Alangkah buruknya orang yang berwajah tampan, namun dia bodoh. la seperti rumah yang bagus bangunannya, tetapi penghuninya orang yang jahat, atau seperti taman yang penghuninya adalah burung hantu, atau kebun kurma yang penjaganya adalah serigala.

Janganlah engkau berselisih dengan orang bodoh, janganlah engkau mengikuti orang pandir, dan janganlah engkau memusuhi penguasa.

Yang engkau lihat dari orang yang bodoh hanyalah dua hal: melampaui batas atau boros.

Sebodoh-bodoh orang adalah orang yang tersandung batu dua ka1i.

Menetapkan hujah terhadap orang bodoh adalah mudah, tetapi mengukuhkannya yang sulit.

Tidak ada kebaikan dalam hal diam tentang suatu hukum, sebagaimana tidak ada kebaikan dalam hal berkata dengan kebodohan.

Tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kebodohan.

Dan tidak ada kefakiran yang sebanding dengan kebodohan. []

 

 

http://mozaik.inilah.com/read/detail/2412492/ketika-orang-bodoh-klaim-tahu-ilmu-

makrifat

Pendapat Ulama Soal Pemberian Nama Nabi pada Anak

DI dalam Alquran Al-Kariem memang ada disebutkan tentang panggilan kepada Maryam, ibunda Isa alaihissalam dengan sapaan: saudara perempuan Harun. “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” (QS Maryam: 28)

Tentu saja para ulama berbeda pendapat dalam masalah siapakah yang dimaksud dengan Harun dalam ayat ini? Nabi Harun kah atau Harun lainnya? Sebab Nabi Harun alaihissaam adalah saudara nabi Musa alaihissalam dan hidup dalam satu zaman yang jauh dari zaman Maryam. Paling tidak ada 600 tahunan atau ada yang mengatakan lebih dari 1.000 tahun terpaut, sebagaimana keterangan Az-Zamakhsyari.

Tapi bagaimana Alquran bisa menyebutkan Maryam sebagai saudara Harun? Berikut ini kami nukilkan perbedaan-perbedaan serta tanggapan para ulama dalam masalah ini. Yang pertama bereaksi terhadap ayat ini adalah seorang shahabat nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Ka’ab Al-Ahbar. Dahulu dia seorang pemeluk agama ahli kitab lalu masuk Islam. Sebagai mantan ahli kitab, tentunya beliau punya banyak pengetahuan tentang sejarah dan tsaqafah ahli kitab.

Beliau datang kepada Aisyah dan menyatakan bahwa Maryam itu bukan saudara perempuan Harun, saudara Musa. Lalu Aisyah berkata, “Kamu bohong.” Beliau lalu menjawab, “Wahai ibunda mukminin, kalau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memang menyatakan hal itu, tentu beliau lebih benar dan lebih mengetahui. Tapi kalau tidak ada keterangan dari beliau, sesungguhnya aku mendapatkan bahwa di antara keduanya terpisah jarak waktu 600 tahun.” Maka Aisyah pun terdiam.”

Dari kisah di atas bisa disimpulkan bahwa Harun yang dimaksud dalam ayat tersebut memang bukan nabi Harun alaihissalam saudara nabi Musa, melainkan orang lain yang bernama Harun, yang menjadi saudara Maryam. Kesimpulan ini dikuatkan lagi dengan hadis lain yang sahih dari riwayat imam Muslim.

Dari Muhgirah bin Syu’bah berkata, ‘Ketika aku tiba di Najran, penduduknya bertanya kepadaku, “Kalian membaca (Quran), “Wahai saudara perempuan Harun”, padahal Musa hidup sebelum Isa selama sekian dan sekian tahun.” Ketika bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam aku tanyakan hal itu dan beliau menjawab, “Sesungguhnya mereka biasa menamakan anak mereka dengan nama nabi dan orang-orang saleh yang hidup sebelum mereka.” (HR Muslim)

Maka jelaslah apa yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa nama Harun dalam ayat ini bukan Nabi Harun saudara Musa, melainkan Harun saudara Maryam, kebetulan dia bernama Harun. Lantaran kebiasaan mereka untuk menamakan anak-anak mereka dengan nama nabi atau nama orang saleh. Penjelasan Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini kemudian disimpulkan oleh para ulama bahwa ada kebolehan memberi nama anak dengan nama nabi atau nama orang-orang saleh di masa lalu.

Sebenarnya masih ada beberapa versi jawaban lagi dalam masalah ini, namun kami cukup sekian dulu, lantaran jawaban ini pun sudah lumayan bisa menjawab. Untuk lebih jelasnya, anda bisa bukan kitab tafsir Al-Jmi’ li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurthubi pada tafsir surat Maryam ayat 28.

Wallahu a’lam bishshawab. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc.]

 

INILAH MOZAIK

Ini 5 Ciri Orang yang Mendapatkan Hidayah

Seorang Muslim yang menegakkan shalat lima waktu, sesungguhnya ia meminta hidayah 17 kali dalam sehari. “Setiap kali membaca Surat Al-Fatihah, pada ayat keenam ia membaca “Ihdinash shirathal mustaqim”, yang artinya “tunjukilah (berilah hidayah) kepada kami jalan yang lurus,” kata Habib Abdurrahman Al-Habsy saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/9).

Abdurrahman menambahkan, ada dua bentuk hidayah. Pertama, hidayah bayan wal irsyad (penjelasan dan petunjuk). “Hidayah ini cenderung dimiliki oleh para nabi dan rasul. Hidayah turun kepada mereka dan mereka punya kewajiban menyampaikan dan menjelaskan hal tersebut kepada umat yang ada bersama mereka pada saat itu,” ujarnya.

Kedua, hidayah taufiq. Ini adalah hidayah yang Allah turunkan kepada hamba-hamba Allah, siapa saja, dengan syarat punya kemauan dan kesungguhan untuk mendapatkan hidayah Allah. “Hidayah ini akan sampai kepada seseorang manakala dia mau menjemputnya. Hanya hamba-hamba Allah yang punya persiapan yang baik, punya keinginan yang baik dalam hidupnya, dan mau berikhtiar sungguh-sungguh untuk menjemputnya, yang akan mendapatkan hidayah taufiq,” tuturnya.

Lalu, apa kendaraan untuk menjemput hidayah taufiq tersebut? Menurut Abdurrahman, ada dua kendaraannya, yakni Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW. “Hendaklah kita selalu mengakrabi Alquran, baik dengan cara membacanya, memahaminya, mendalaminya dan mengamalkannya. Selain itu, pelajari Sunnah Rasulullah SAW dengan sebaik mungkin, baik perkataan, perbuatan maupun penetapan beliau,” paparnya.

Abdurrahman lalu mengungkapkan lima cirri orang yang mendapat hidayah Allah. Pertama, ia merasakan mudah atau tidak berat melaksanakan kewajiban (ketaatan) kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya. “Termasuk di dalamnya tidak berat melaksanakan Tahajud, shalat fardhu berjamaah dan ketaatan lainnya kepada Allah,” ujarnya.

Kedua, kalau mendengar nama Allah disebut cintanya kepada Allah bertambah, hatinya bergetar.   “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetar hati mereka. dan apabila dibacakan ayat-ayatnya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS Al-Anfal: 2)

Ketiga, senantiasa istiqamah/ konsisten. Artinya berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan yang dimiliki. “Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali ‘Imran: 101)

Keempat, rajin dan sungguh-sungguhn menghadiri majelis-majelis ilmu, guna menambah perbendaharaan keilmuan dan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. “Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat.” (QS Al Mujadalah: 11)

Kelima, hidupnya bermahkotakan rasa malu. Baik malu kepada Allah maupun makhluk Allah.

Abdurrahman mengatakan, banyak sekali hadits Rasulullah yang menegaskan pentingnya sifat malu (haya’).  Salah satu di antaranya, “Malu itu sebagian dari iman.” Hadits lainnya, “Jika kamu tidak punya rasa malu, silakan lakukan sesuka hatimu.” “Malu dan iman itu ibarat saudara kembar. Orang yang beriman pasti punya rasa malu.” “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu, kecuali kebaikan.”

 

REPUBLIKA

Mengapa Hijrah Rasulullah Jadi Dasar Penanggalan Islam?

Allah SWT menegaskan dalam Surah at-taubah (9) ayat 36, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Dalam kalender Hijriyah, terdapat 4 bulan haram. Yakni bulan Dzulqoidah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab. Dalam keempat bulan ini, Allah SWT melarang kaum Muslimin menganiaya diri dan berperang.

Menurut Guru Besar IPB Prof Didin Hafidhuddin MS, dalam sistem penanggalan ini, terdapat perbedaan yang substansial antara penanggalan Masehi dan Hijriyah. “Dalam penanggalan Masehi, hanya penamaan bulan. Sedangkan, dalam bulan-bulan Hijriyah, tidak hanya penamaan bulan, tetapi terkandung di dalamnya peristiwa yang penting juga perintah-perintah untuk beribadah,” kata Didin Hafidhuddin saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/10) pagi.

Sebagai contoh, dalam setiap bulan hijriyah, Rasulullah Saw. menganjurkan untuk melaksanakan puasa tiga hari, di pertengahan bulan, tanggal 13, 14, dan 15 yang dinamakan shaum yaumun bidh.

Kiai Didin mengutip Surah al-Baqarah (2) ayat 189, “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji …”

“Dengan demikian, perhitungan bulan ini menunjukkan waktu-waktu tertentu di bulan-bulan hijriyah ini yang terdapat perintah untuk beribadah secara khusus,” kata Direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu.

Hari ini, kata mantan ketua Baznas itu, sedang terjadi ghazwul fikri (perang pemikiran) di tengah-tengah kaum Muslimin. “Tanpa disadari, sedikit demi sedikit, kaum Muslimin dijauhkan dari agamanya. Termasuk pengetahuan mereka tentang urgensitas penanggalan hijriyah. Banyak kaum Muslimin yang lebih mengutamakan penanggalan Masehi,” tuturnya.

Didin menjelaskan, dalam sistem penanggalan Islam, momentum hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah yang dijadikan dasar oleh Sahabat Umar ibn Khaththab ra dan juga Utsman ibn Affan ra. untuk menetapkan penanggalan. Hal ini karena: pertama, Islam melarang umatnya untuk mengultuskan individu.

Siapa pun dia, tidak boleh dikultuskan. Termasuk diri pribadi Rasulullah SAW.  “Kita memang diperintahkan untuk mencintainya, mengikuti sunnahnya, tetapi tidak untuk dikultuskan. Maka dari itu, penanggalan hijriah ini tidak diambil dari hari kelahiran atau wafatnya Rasulullah SAW,” ujarnya.

Kedua, hijrah merupakan pergerakan bersama kaum Muslimin, atas perintah Allah. “Hijrah itu, wujud keimanan seseorang. Agar kehidupan kaum Muslimin hidup lebih baik,” tuturnya.

Ketiga, momentum hijrah merupakan wujud bangunan peradaban yang mulia dan sebenarnya. Dalam pada itu, inilah satu-satunya peradaban yang memuliakan wanita, menghilangkan perbudakan, menghargai ilmu, mengajarkan kebaikan, dan sebagainya, mengeluarkan manusia dari kejahiliyahan menuju cahaya yang terang benderang.

“Inilah beberapa alasan yang melatarbelakangi momentum hijrah Rasulullah SAW  dari Makkah ke Madinah dijadikan sebagai dasar penanggalan Islam,” papar Kiai Didin Hafidhuddin.

 

REPUBLIKA