Kapan Nabi Isa Turun ke Muka Bumi?

NABI Isa turun di saat kaum muslimin akan memerangi Dajjal di saat shalat Shubuh.

Dari Abu Umamah Al Bahili, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Imam mereka adalah seorang laki-laki yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke depan untuk mengimami dalam shalat subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam, maka mundurlah imam mereka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin mereka) sambil berkata, Majulah engkau dan pimpinlah shalat, karena sesungguhnya ia ditegakkan untuk kalian. Akhirnya pemimpin mereka pun mengimami mereka shalat, dan ketika shalat telah usai, Isa berkata, Bukalah pintu. (HR. Ibnu Majah no. 4067. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami Ash Shogir no. 13833 mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Dan ketika mereka sedang mempersiapkan peperangan dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam, lalu ia mengimami mereka.” (HR. Muslim no. 2897). Namun bukan yang dimaksudkan dalam hadits ini bahwasanya Isa menjadi imam shalat. Disebutkan dalam hadits lainnya, dari Jabir bin Abdillah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun mengatakan, “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR. Muslim no. 156)

 

INILAH MOZAIK

Dialog Jibril & Rasulullah soal Dahsyatnya Neraka

YAZID Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda?

Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa — neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dahsyat– untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu.”

Rasulullah menjawab: “Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku.”

Jibril berkata: “Baik, …Ketika Allah Swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam.”

“Demi Zat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya.”

“Demi Zat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni neraka itu digantung di antara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya.”

“Demi Zat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam Alquran diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh.”

“Demi Zat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya.”

Neraka itu mempunyai tujuh pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.

Rasulullah bertanya; “Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?”

Jibril menjawab; “Tidak. Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada di bawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang di bawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang di atasnya.”

“Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu.

Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka.”

Rasulullah bertanya, “Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?”

Jibril menjawab, “Pintu yang paling bawah namanya Hawiyyah. Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Fir’aun, dalam neraka Hawiyyah.

Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah ; “Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah” (QS.Al-Qari’ah :9).

Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan keenam. Tingkatan neraka ini di atasnya neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini: “Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat” (QS.Asy-Syu’araa :91).

Pintu ketiga namanya Saqar, tempat arang-orang shabi’in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan kelima. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri.

Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah telah berfirman yang artinya: “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)” (QS. Al-Mudatstsir : 42)

Pintu keempat namanya Ladza, berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza ini di atasnya pintu neraka Saqar.

Dalam hal ini Allah telah berfirman: Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak”. (QS. Al-Ma’arij : 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.

Pintu kelima namanya Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ketiga. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman dalam Alquran: “Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan”. (QS. Al-Humazah : 5-6).

Pintu keenam namanya Sa’ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan kedua. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah Ta’ala telah berfirman: “Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.(QS. Al-Insyigaq : 12).

Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian Rasulullah bertanya, “Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?”

Jibril menjawab: “Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.”

Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali.

Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, “Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?” Namun tidak ada yang menjawab, sehingga mereka pun menangis dan terjatuh.

Rasulullah bersabda: “Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?”

Jibril menjawab, “benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar.”

Kemudian Rasulullah saw menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah Saw lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan salat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam salat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Taala.

Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a datang ke rumah beliau dan mengucapkan, “Assalaamualaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW. ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu.

Umar r.a datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, “Assalaamu’ alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, ” Assalaamu’ alaikum, wahai putri Rasulullah Saw” sementara Ali r .a sedang tidak ada di rumah.

Salman lantas berkata, “Wahai putri Rasulullah Saw, dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk salat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau.”

Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah Saw Fathimah mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah.”

Waktu itu Rasulullah Saw sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, “Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya.” Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.

Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis.

Fathimah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?” Beliau bersabda, “Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih.”

Fatimah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?” Beliau bersabda, “Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai.”

Fatimah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka oleh malaikat?” Beliau bersabda, “Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak di antara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, “Betapa sayang kemudaan dan ketampananku.

“Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, “Sungguh aku sangat malu.” Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, “Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?”

Malaikat itu menjawab, “Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu.” Malik berkata kepada mereka, “Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?” (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad Saw karena seramnya Malaikat Malik).

Mereka menjawab, “Kami adalah umat yang diturunkan Alquran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadan.” Malik berkata, “Alquran hanya diturunkan untuk umat Muhammad Saw.”

Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, ‘Kami termasuk umat Muhammad Saw”. Malik berkata kepada mereka, “Bukankah di dalam Alquran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta’ala?”

Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata “Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.”
Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah.

Malik lantas berkata, “Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.”

Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, “Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka.” Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah…., sehingga api neraka langsung menjadi padam.

Kemudian Malik berkata, “Wahai api, sambarlah mereka!” Api itu menjawab, “Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, “Sambarlah mereka”.

Api itu menjawab, “Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah.” Malik berkata, “Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy”. Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehernya.

Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, “Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud kepada Zat Yang Maha Kuasa.”

Dalam Alquran, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut: “Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi gunung”.(QS. Al-Mursilat : 32) “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. (QS. Al-Hijr : 43)

Dari Hadis Qudsi: Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku. Tahukah kamu bahwa neraka jahanam-Ku itu mempunyai tujuh tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zarqum.

Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat.

 

INILAHMOZAIK

Perbedaan antara Nabi dan Rasul

BERIKUT kami sampaikan penjelasan Syaikh Shalih Alu Syaikh hafizhahullah yang kami terjemahkan dengan bebas dari kitab Syarah Tsalatsatul Ushul:

Terdapat perbedaan antara seorang nabi dan rasul, karena tidak semua nabi adalah rasul, namun setiap rasul adalah nabi. Perbedaannya adalah, Rasul adalah utusan Allah yang mendapatkan wahyu/risalah atau kitab suci dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada kaum yang menentang dan mengingkari risalah yang diembannya.

Sedangkan nabi adalah seorang yang mendapatkan wahyu untuk menjalankan syariat bagi dirinya sendiri atau untuk disampaikan kepada suatu kaum yang tidak mengingkarinya, atau dengan kata lain kaum tersebut telah menjalankan syariat yang bersesuaian dengan risalahnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi Bani Israil, ketika para nabi tersebut wafat maka mereka digantikan oleh seorang nabi yang menyampaikan risalah kepada kaum Bani Israil yang telah menjalankan syariat nabi sebelumnya sehingga nabi yang datang kemudian hanya meneruskan syariat yang lalu atau melengkapi syariat nabi sebelumnya.

Namun terkadang risalah yang diwahyukan kepada seorang nabi hanya diperuntukkan bagi dirinya sendiri, berdasarkan hal ini para ulama menjelaskan di antara sebab seorang nabi tidak memiliki pengikut sebagaimana yang ditunjukkan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Dan akan datang seorang nabi pada hari kiamat kelak tanpa seorang pun yang mengikutinya.”

Adalah karena tidak ada seorang pun dari kaumnya yang menerima seruannya atau karena risalah yang dia terima hanya diperuntukkan bagi dirinya sendiri. [Ust. Said (Pengajar Pondok Jamilurrahman, Bantul)]

 

INILAH MOZAIK

Kisah Ali bin Abi Thalib Bongkar Modus Wanita yang Mengaku Dizinai

Kisah Ali bin Abi Thalib ini menunjukkan betapa jenius kecerdasannya menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di Madinah. Dengan izin Allah, tentunya.

Seorang wanita datang menghadap Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu sambil berteriak histeris.

“Laki-laki itu telah menodai kehormatanku, ini bukti perbuatannya” kata wanita itu sambil menunjuk pakaiannya, di seputar organ rahasianya.

Umar meminta bantuan para wanita untuk memeriksa bukti tersebut.

“Pada badan dan bajunya ada bekas air m*ni,” kata para wanita itu setelah melihat bekas cairan kental pada baju dan paha si pelapor.

Umar lantas mendatangkan pemuda Ansor yang dituduh wanita tersebut. Namun sebelum dijatuhi hukuman, ia membela diri menyatakan tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan kepadanya.

“Wahai Amirul Mukminin, periksalah dengan teliti kasus ini. Demi Allah, aku tidak berzina. Aku juga tidak menyukainya. Dia menggodaku tetapi aku menjaga kehormatanku.”

“Wahai Abul Hasan, apa pendapatmu terkait kasus ini?” tanya Umar kepada Ali setelah mendengar perkataan pemuda itu.

Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu mengamati bekas air m*ani yang menempel pada baju wanita tersebut. Ia minta disediakan air mendidih. Lantas dituangkannya air panas itu ke baju tersebut. Apa yang terjadi? Apa yang tadinya disebut bekas air bukti perzinaan itu menjadi beku. Setelah beku, diambilnya, dicium baunya, lantas dicicipinya.

“Ini putih telur,” simpul Ali.

Setelah terbongkar kebohongannya, Ali mendesak wanita itu mengungkapkan tipu muslihatnya.

“Sebenarnya aku yang menyukai pemuda tersebut. Aku mendekatinya, namun tak mampu menaklukkannya. Maka aku membuat rencana ini. Kuoleskan putih telur pada baju dan sekitar pahaku. Kemudian aku kemari untuk mengadukan pemuda tersebut.”

 

Demikian kasus yang ditangani Ali bin Abi Thalib ini berakhir dengan cemerlang. Dengan izin Allah, pemuda yang tak bersalah itu selamat dari hukuman.

Kisah yang diabadikan Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam bukunya Ath Thuruq al Hukmiyyah fi as Siyasay asy Syar’iyyah ini bukan satu-satunya kisah Ali bin Abi Thalib membantu Khalifah Umar bin Khattab memutuskan perkara pelik.

Sebelumnya telah dikisahkan, seorang pemuda dari kalangan Anshor mengadukan ibunya kepada Khalifah Umar. Namun, wanita itu menolak mengakui pemuda tersebut sebagai anaknya. Ia justru menuduh pemuda itu berdusta dan menuduhnya berzina.

Amirul mukminin meminta pemuda itu membawakan bukti, namun ia tak memilikinya. Sementara wanita yang diakui sebagai ibunya itu membawa beberapa saksi wanita yang menyatakan bahwa ia belum menikah dan pemuda itulah yang berdusta dan secara tidak langsung menuduh wanita baik-baik telah berzina.

Perselisihan itu berakhir ketika Ali meminta pemuda itu mengalah. Sebagai gantinya, ia akan menjadi ayah angkat bagi pemuda tersebut.

Setelah pemuda tersebut mau mengalah, Ali menikahkannya dengan wanita yang mengadukannya. Pihak wali wanita setuju. Namun, wanita itu mengiba.

“Wahai ayah Al Hasan,” kata wanita itu. “Demi Allah, ini adalah dosa. Aku tidak bisa menikah dengannya. Dia itu sebenarnya anakku.”

Semua orang kaget mendengar pengakuan wanita tersebut. Sejak tadi ia menolak mengakui pemuda tersebut anaknya bahkan bersikeras mengatakan pemuda itu berdusta.

“Bagaimana itu bisa terjadi?” tanya Ali.

Wanita itu pun membuka rahasianya. “Aku dinikahkan dengan pria negro, lalu mengandung anak ini. Ketika pergi berperang, suamiku terbunuh. Lalu kubawa anak ini ke Bani Fulan hingga ia tumbuh besar di sana. Sejak itu aku tak mengakuinya sebagai anak.”

“Aku adalah ayahnya Al Hasan. Pertemukan pemuda ini dengan ibunya, sambungkan garis nasabnya,” pungkas Ali.

Masih banyak kisah Ali bin Abi Thalib lainnya yang tak kalah menarik. Semoga lain kesempatan kita bisa menyajikannya.

 

BERSAMA DAKWAH

Yang Dilakukan di Kamar Hotel Agar tak Diganggu Mahluk tak Kasat Mata

Hotel menjadi salah satu kebutuhan primer bagi mereka yang sedang keluar kota entah untuk liburan atau rapat urusan pekerjaan.

Namun, memilih hotel kadang menjadi was-was atau khawatir tidak sesuai yang diharapkan. Misalnya, ada mahluk tak kasatmata yang mengganggu keberadaan kita. Lalu apa yang harus dilakukan seorang muslim ketika memasuki kamar hotel?

Yang pertama adalah mengucapkan salam

Mengucapkan salam saat masuk ke kamar hotel tak ubahnya mengucapkan salam saat masuk ke rumah yang (lama) tidak berpenghuni atau tidak ada seorang pun di rumah tersebut. Memang tidaklah wajib, hanya saja disunnahkan.

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

إذا دخل البيت غير المسكون، فليقل: السلام علينا، وعلى عباد الله الصالحين

“Jika seseorang masuk rumah yang tidak didiami, maka ucapkanlah “Assalamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibadillahish sholihiin (salam bagi diri kami dan salam bagi hamba Allah yang sholeh)” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod 806/ 1055).

Yang kedua adalah membaca ayatul Kursi

Bisa dilakukan di tempat yang baik di sudut kamar hotel asalkan bukan di toilet. Bisa juga saat menjelang tidur.

Rasulullah SAW. bersabda, “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi” (HR. Al-Bukhari).

Jadikanlah ayat kursi sebagai dzikir rutin yang dibaca ketika hendak tidur. Selain itu, ayat kursi juga termasuk bacaan dzikir pagi dan petang. Lihat ayat kursi, Al Baqarah: 255. Allah adalah Tuhan yang Maha Hidup dan Maha Memelihara makhlukNya.

Yang ketiga, mengibaskan tempat tidur

Ini adalah salah satu sunnah sebelum tidur. Bisa jadi di atas tempat tidur kamar hotel itu mungkin saja ada setan dari kalangan jin yang numpang di situ, sementara saat kita datang dan langsung berbaring/tiduran yang bisa jadi mengganggu makhluk jin tersebut, sehingga mereka melakukan aksi pembalasan dengan mengganggu orang yang menindihnya.

Sebagai bentuk adab sebelum tidur, berhati-hati dengan gangguan gaib yang tak kasat mata, Rasulullah SAW. menganjurkan kita untuk membersihkan tempat tidur dengan mengibasnya sambil berdzikir kepada Allah SWT.

Selain itu, dari aspek biologis, bila dilihat dengan mikroskop elektron akan melihat sesuatu yang mengerikan. Ribuan binatang mikroskopik bermukim di sana, di dalam bantal, kasur, seprei bahkan selimut meski sudah dicuci oleh pihak hotel. Wallahua’lam.

BERSAMA DAKWAH

Masuk Islam Via Online Mungkinkah?

MESKI secara syariah dan dalam pandangan hukum Islam, syarat masuk Islam itu sangat sederhana, namun begitu masuk wilayah hukum birokrasi, terkadang seringkali jadi hambatan juga.

Memang birokrasi di negeri ini terlanjur menjadi sebuah momok yang kurang menggembirakan. Misalnya untuk kasus yang paling sederhana, mengurus KTP, SIM dan seterusnya. Terkadang semua menjadi begitu lambat, bertele-tele, tidak praktis dan menyebalkan. Urusan administrasi yang sebenarnya sekadar pencatatan seolah menjadi pekerjaan yang sangat menyita waktu, tenaga, bahkan dana.

Maka banyak sekali orang mencari jalan pintas, kasih uang habis perkara. Karena orang butuh cepat dan berpacu dengan waktu.

Salah satu solusi dari semua keruwetan masalah birokrasi adalah dengan membangun sistem komputerisasi yang online. Beberapa pemda konon telah berhasil membangun e-goverment yang bukan berhenti pada situs profile, tetapi juga membantu menyelesaikan masalah perizinan dan birokrasi dalam format online. Selain cepat dan akurat, sistem birokrasi yang berbasis online ini juga mempu menangani pekerjaan dalam jumlah besar dengan resources yang murah.

Maka seandainya sistem online ini juga bisa diterapkan pada masalah aspek legal seseorang berpindah agama, di mana ada sebuah situs legal yang bisa diakses oleh masyarakat untuk membuat pernyataan pindah agama secara online, tentu akan sangat membantu sekali.

Dari aspek syariah, jelas sangat dimungkinkan, karena pernyataan masuk Islam tidak butuh keterlibatan pihak lain, bahkan tidak butuh saksi. Siapa pun yang ingin masuk Islam dan mendapatkan pengakuan secara legal, cukup mengakses situs tersebut.

Dan kita beri nama yang mudah diingat orang misalnya www.masukIslam.com atau www.tobemoslem.com atau apalah nama lainnya. Situs itu melayani permintaan pernyataan pindah agama dari yang bersangkutan dan dalam hitungan real time, maka surat resmi pernyataan masuk Islam bisa diprint-out, lengkap dengan pengesahan dari lembaga yang berwenang di negeri ini.

Bahkan situs ‘impian’ itu bisa dilengkapi dengan berbagai artikel menarik seputar pengenalan agama Islam. Termasuk petunjuk teknis tata cara berwudu, mandi janabah, tayammum, najis, haid, nifas, istihadhah, tata cara salat, puasa, zakat, haji dan seterusnya. Kalau perlu bukan hanya dalam bentuk teks tertulis, tetapi juga dilengkapi dengan beragam file yang bisa didownload, berupa ceramah (mp3), atau tutorial dalam bentuk (mpg) dan seterusnya.

Namun tentu saja untuk semua itu butuh biaya dan dana. Tapi jangan khawatir dulu, biaya itu bisa kita minta dari para pengelola zakat (badan amil zakat), karena 1/8 dari alokasi dana zakat memang diperuntukkan untuk para muallaf.

Bahkan sebenarnya begitu banyak orang Islam yang kelebihan duit, tetapi bingung uangnya mau diapakan. Sementara dia ingin beramal tetapi yang orang belum pernah kerjakan. Ini adalah sebuah ide yang silahkan difollow-up oleh siapapun. Inovasi di bidang teknologi untuk kepentingan dakwah adalah hal yang mutlak dan wajib dilakukan.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc]

 

INILAH MOZAIK

3 Keunggulan al-Azhar

Abad kesepuluh menjadi catatan sejarawan terkait berdirinya al- Azhar as-Syarif, universitas yang menjadi rujukan Muslim dunia. Pusat studi kebanggaan umat ini bermula dari bangunan masjid yang menjadi tempat ibadah sekaligus belajar.

Lambat laun masyarakat di sana semakin antusias untuk belajar, sehingga berdirilah perguruan tinggi al-Azhar hingga saat ini. Berikut adalah tiga keunggulan al-Azhar.

Wakaf

Universitas al-Azhar adalah contoh bentuk wakaf umat.Kampus yang berdiri pada 970M itu mampu memberikan pendidikan gratis kepada banyak orang dari seluruh penjuru dunia. Itu meliputi tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Pada 1986, misalnya, tercatat dana tunai sebesar 147,32 juta pound Mesir (setara Rp 110,6 miliar kini) diperuntukkan bagi pembiayaan 55 fakultas, termasuk 6.154 orang staf akademiknya. Sejarah mencatat, Universitas al-Azhar merupakan perluasan dari fungsi masjid dengan nama yang sama dalam masa Khalifah al-Aziz.

Perpustakaan

Perpustakaan al-Azhar menjadi nomor dua terpenting di Mesir setelah perpustakaan dan arsip Nasional Mesir. Bermitra dengan perusahaan teknologi informasi Dubai, Perpustakaan tersebut pada bulan Mei 2005 meluncurkan Proyek YM Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum untuk menjaga dan menyebarluaskan koleksi perpustakaan al-Azhar secara daring. Begitu banyak naskah-naskah kuno di dalamnya yang sangat layak dikaji untuk kemaslahatan umat masa kini.

Imam Besar

Pemegang amanah ini akan mengawasi dan bertanggung jawab terhadap keberlang- sungan masjid dan Universitas al- Azhar. Tak hanya itu, dia juga harus mengurusi persoalan agama resmi di Mesir bersama Mufti Besar Mesir.

Orang biasa menyebutnya Syaikhul Azhar, jabatan alim Islam yang dihormati, bahkan dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai otoritas tertinggi dalam pemikiran Islam.

 

REPUBLIKA

Cara Hubungan Intim yang Memuaskan dan Berpahala

SEMUA hal yang mengikuti syariah Islam akan membawa kebaikan, termasuk ketika akan melakukan hubungan suami-istri dengan pasangan. Tidak hanya mendapatkan kepuasan biologis, tetapi juga pahala dari kegiatan tesebut.

Menurut ajaran Islam, sangat dianjurkan untuk pasangan suami-istri sebelum melakukan hubungan suami-istri adalah melakukan foreplay (pemanasan). Rasulullah SAW bersabda bahwa jangan terburu-buru melakukan hubungan suami-istri sebagaimana hewan, melainkan perlahan-lahan sampai kedua pasangan siap.

Pemanasan yang dimaksud adalah melakukan sentuhan-sentuhan di bagian sensitif, membicarakan sesuatu, dsb.

Hubungan suami-istri tanpa disertai pemanasan sama halnya dengan kekejaman. Ada tiga golongan orang yang kejam, salah satunya adalah orang yang bercinta dengan istri tanpa melakukan foreplay.

Untuk itu, mintalah pada suami untuk melakukan foreplay sebelum bercinta jika dia meminta langsung pada menu utama.

Tujuan utama melakukan foreplay sebelum berhubungan suami-istri adalah kenikmatan dan kepuasan kedua pasangan. Terlebih jika pasangan tersebut melakukannya saat malam pertama.

Seorang istri atau suami pasti akan merasa malu-malu. Untuk itu sangat dianjurkan untuk foreplay. Foreplay akan membantu kamu dan pasangan kamu merasa rileks dan menghilangkan tegang saat sebelum menyantap menu utama.

 

INILAH MOZAIK

Sakit Bukan Penghalang Perjuangan

MESKI sakit bagi kebanyakan orang menjadi penghalang perjuangan, namun tidak bagi ulama karismatik ini. Di akhir hayatnya, beliau menderita sakit yang begitu parah, namun sakit yang mederanya sama sekali tak menghalanginya untuk berjuang dalam pendidikan, dakwah dan kepenulisan. Beliau adalah Imam Syafi’i rahimahullah (150-204 H/ 767-819).

Dalam tesis magister berjudul “Manhaj al-Imâm al-Syâfi’i fî Tafsîr Âyât al-Ahkâm” (1407: 127, 128), Muhibbuddin Abu al-Sajjan menceritakan dengan sangat menarik bagaimana sakitnya Imam Syafi’i menjelang wafatnya. Menjelang meninggal, Imam yang dikenal dengan buku  “al-Risâlah” ini didera penyakit wasir (ambien) yang parah.

Rabi’ bin Salman bertutur, “Beliau didera sakit parah. Saat berkendara, darah keluar hingga memenuhi celana panjang, kendaraan dan khuf (teromapah) nya.” Darah yang mengucur deras menunjukkan bahwa sakitnya begitu parah. Sementara Yunus bin Abd al-A’la memberi kesaksian, “Belum pernah aku melihat seseorang yang menghadapi rasa sakit seperti yang diderita Syafi’i rahimahullah.” Bisa dibayangkan betapa menderitanya Imam Syafi’i saat itu.

Suatu ketika, Muzanni –salah satu muridnya- membesuk Imam Syafi’i saat sedang sakit yang kemudian mengantarkan pada kematiannya, ia bertanya, “Wahai ustadz! Bagamanai kabarmu pagi ini?” Imam yang dikenal dengan karya “al-Umm” ini pun menjawab, “Kondisiku pagi ini akan meninggalkan dunia, berpisah dengan saudara-sauadaraku, menenggak gelas kematian, akan datang bersua Allah dengan amal-amalku.” Dari jawaban beliau, sama sekali tidak tersirat putus asa dalam menghadapi cobaan yang sedang dihadapi.

Menariknya, dalam buku “Manâqib al-Syâfi’î” (1970 :291) karya Imam Baihaqi ragimahullah,  disebutkan penuturan Rabi’ bin Salman tentang Imam Syafi’i, bahwa selama empat tahun mengalami sakit, beliau mampu mendiktekan seribu limaratus lembar catatan; mengeluarkan kitab ‘al-`Umm’ sebanyak dua ribu lembar, serta kitab-kitab Sunan  dan lain sebagainya, semuanya dicapai dalam jangka empat tahun.

Ini berarti, dalam kondisi sakit sekalipun beliau tidak pernah letih untuk tetap melakukan kegiatan pengajaran, bahkan terlihat betapa produktifnya beliau dalam masalah penulisan. Bila saat sakit saja beliau begitu produktif, lalu bagaimana ketika beliau dalam kondisi bugar dan sehat? Ini patut diteladani bagi setiap orang yang merasa terbebani atau terhalangi dengan sakit yang sedang menimpa. Sebab, Imam Syafi’i telah memberi contoh bahwa sakit bukanlah halangan dalam perjuangan.

Pertanyaan kemudian: apa rahasia kegigihan imam Syafi’i yang tetap berjuang dan semangat meski dalam kondisi sakit? Salah satu jawabannya adalah beliau adalah orang yang begitu piawai dalam masalah menjaga waktu dan sangat menghormati ilmu. Dalam buku “Qîmah al-Zaman ‘Inda al-Ulamâ’” (Abu Ghuddah: 29) digambarkan bahwa beliau begitu bernafsu dalam menuntut ilmu. Waktu tidak akan dibiarkan berlalu begitu saja. Ketika beliau ditanya, “Bagaimana Anda menuntut ilmu?” Beliau menjawab, “Bagaikan seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya.”

Bisa dibayangkan, mencari ilmu bagai ibu yang kehilangan anak satu-satunya, menunjukkan bahwa beliau begitu antusias, tidak menyia-nyiakan waktu, fokus hingga tercapai keinginannya walaupun menghadapi berbagai halangan dan rintangan.

Pada akhirnya, memang beliau wafat pada malam Jum’at setelah makan malam terakhir bakda shalat Maghrib di akhir bulan Rajab dan beliau dikubur di pemakaman Qurasyiyin di Muqaththam di antara kubur Abdullah bin Abdul Hakam rahimahullah.

Meski telah meninggal dunia, namun karya-karyanya akan senantiasa hidup dan abadi. Dari beliau bisa diambil pelajaran berharga: bahwa sakit bukanlah menjadi penghalang perjuangan, justru itu menjadi pemantik perjuangan yang tidak pernah padam.*/Mahmud Budi Setiawan

HIDAYATULLAH

Majelis Zikir yang Dicintai Allah

MAJELIS dzikir yang dicintai oleh Allah adalah majelis ilmu, belajar Al-Quran, belajar sunnah Nabi, dan mendalami agama. Yang dimaksud adalah bukan majelis dzikir dengan dansa, tepuk tangan, dan menari ala Sufi.

Tepuk tangan adalah kebiasaan wanita. Dalam hadits disebutkan,

“Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam shalat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan khusus untuk wanita.” (HR. Bukhari, no. 7190 dan Muslim, no. 421)

Dalam Al-Mawsuaah Al-Fiqhiyyah(12:82-83) disebutkan bahwa para ulama juga beralasan terlarangnya perbuatan tersebut karena itu termasuk tasyabbuh(meniru-niru kelakuan) wanita. Karena dalam hadits disebutkan bahwa hal semacam itu hanya khusus bagi wanita ketika wanita mengingatkan imam saat shalat. Sedangkan laki-laki mengingatkan imam dengan ucapan tasbih.

Ibadahnya orang Jahiliyyah juga adalah dengan siulan dan tepuk tangan sebagaimana disebutkan dalam ayat,

“Ibadah yang mereka lakukan di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan.” (QS. Al-Anfal: 35). Sebab turun ayat ini kata Imam Ibnul Jauzi rahimahullahadalah dahulu orang jahiliyyah thawaf keliling Kabah sambil tepuk tangan, berseruling, dan meletakkan pipi mereka ke tanah. Demikian disebutkan dalam Zaad Al-Masiir, kitab tafsir karya Ibnul Jauzi.

[Artikel Kajian MPD/ Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK