Boleh Berhubungan Badan Setelah Istri Suci Haid atau Setelah Mandi Wajib?

Kapan Suami Boleh Berjimak dengan Istrinya?

Hal ini cukup penting diketahui oleh pasutri terutama bagi suami. Sebagaimana kita ketahui ketika istri haid, suami tidak boleh berhubungan badan dengan istri, ketika istri telah “suci/bersih” baru lah boleh bagi suami. Perlu diketahui bahwa ulama berbeda pendapat makna “suci/bersih”, apakah suami boleh berhubungan badan:

  1. Setelah istri suci/bersih dari haid dan darah haid selesai
  2. Setelah istri mandi wajib/janabah

Pendapat yang kami pegang adalah suami baru boleh berhubungan badan dengan istri setelah istri mandi wajib/janabah. Berikut pembahasannya:

Ayat yang membicarakan hal ini sebagai berikut, Allah berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ 

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (Al-Baqarah : 222)

Kenapa Terjadi Perbedaan Pendapat?

Perbedaan pendapat terjadi karena perbedaan cara baca dan artinya juga berbeda. Al-Baghawi menjelaskan,

قرأ عاصم برواية أبي بكر وحمزة والكسائي بتشديد الطاء والهاء يعني : حتى يغتسلن وقرأ الآخرون بسكون الطاء وضم الهاء فخفف ومعناه حتى يطهرن من الحيض وينقطع دمهن

“’Ashim membaca dengan qiraah Abu Bakar, Hamzah, Al-Kasa-i dengan mentasydid thaa’ dan haa’ yaitu sampai istri mandi. Yang lain membaca dengan mensukunkan Thaa’ dan mendhammah haa’ (tidak ditasydid), maknanya yaitu sampai suci/bersih yaitu terputusnya darah haid.” [Lihat Tafsir Al-Baghawi]

Beberapa ulama lain menafsirkan bahwa makna di sini yaitu istri telah mandi wajib/janabah

Ibnu Katsir berkata:

فيه ندب وإرشاد إلى غشيانهن بعد الاغتسال

“Ayat ini memotivasi dan petunjuk agar berhubungan badan dengan istri setelah ia mandi.” [Lihat Tafsir Ibnu Katsir]

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy juga berkata:

أي: اغتسلن

“Boleh berhubungan badan setelah istri mandi.” [Lihat Tafsir As-Sa’diy]

Apabila memegang pendapat bahwa “istri harus mandi wajib dahulu”, maka perlu diketahui ulama juga berbeda pendapat, apakah suami boleh memaksa istri untuk mandi atau tidak. Beberapa ulama berpendapat bahwa suami BOLEH MEMAKSA istri untuk mandi wajib agar ia bisa segera berhubungan badan. Musa bin Ahmad Al-Hajjawi menjelaskan hal ini, beliau berkata:

و له إجبارها و لو ذمية على غسل حيض و نجاسة

“Boleh bagi suami untuk memaksa istri (walaupun dzimmiyah) untuk mandi dari haid dan mandi dari najis.” [Zadul Mustaqni’ hal 173, Darul Wathan]

Istri Segera Memenuhi Hasrat Suami

Walaupun hal ini ada ikhtilaf ulama, hendaknya para istri sadar betul akan kebutuhan utama suami dalam hal ini dan bersegera untuk memenuhi “ajakan” suami. Bagi para istri hendaknya perhatikan hadits berikut:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسِي بِيَدِهِ مَـا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهَا فَتَأْبَـى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِيْ فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا.

Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tidaklah seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya lalu ia menolak ajakannya, melainkan Rabb Yang di langit dalam keadaan murka terhadapnya hingga suaminya ridha kepadanya.” [HR. Muslim]

Demikian juga hadits berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيْءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ. 

“Jika seorang suami mengajak istrinya ke atas ranjangnya, tetapi ia tidak mematuhinya, maka para Malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” [HR. Bukhari & Muslim]

Demikian semoga bermanfaat

Penyusun: Raehanul Bahraen

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/51574-boleh-berhubungan-badan-setelah-istri-suci-haid-atau-setelah-mandi-wajib.html

Rumah Merasa seperti Pembawa Sial, Haruskah Ditinggalkan?

TANYA: Sebuah keluarga merasa sial terhadap rumahnya karena mereka percaya setelah menempati rumah tersebut, datang berbagai musibah seperti penyakit dan kecelakaan. Bolehkah meninggalkan rumah tersebut?

JAWAB: Dikutip dari Islamqa.info dikatakan, kadangkala dalam sebagian rumah, sebagian kendaraan atau sebagian dari istri-istrinya. Allah jadikan ketika bersamanya terjadi kemudhorotan, hilangnya manfaat atau yang semisalnya. Kalau seperti ini maka tidak mengapa menjual rumahnya dan pindah ke rumah yang lainnya. Semoga saja Allah menjadikan kebaikan dengan perpindahannya.

Telah ada dari Rasulullah SAW bersabda: “Kesialan ada pada tiga hal, rumah, wanita dan kuda “. Sebagian kendaraan ada yang mendatangkan kesialan, sebagian istri-istri juga kadangkala mendatangkan kesialan begitu juga sebagian rumah ada yang mendatangkan kesialan.

Ketika seseorang mendapatkan hal seperti itu, ketahuilah hal itu merupakan takdir Allah, dan sesungghunya Allah dengan hikmah-Nya menentukan seperti itu agar seseorang pindah ke tempat lain. []

SUMBER: ISLAMQA

ISLAMPOS

Kisah Wanita Mualaf Asal Nigeria, 5 Tahun Sembunyikan Keimanan karena Takut Hadapi Reaksi Ibunya

MENGAMBIL keputusan untuk menjadi seorang Muslim, seorang wanita muda Nigeria telah mengungkapkan bahwa ia harus merahasiakan keimanannya selama lima tahun karena takut akan reaksi ibunya. Demikian kabar yang dilansir dari Vanguard Nigeria. 

“Saya butuh lima tahun untuk mengatakan kepada ibu saya bahwa saya seorang Muslim,” tulis wanita tersebut di Twitternya @ ayushhadeyah.

Ayushhadeyah, wanita mualaf asal Nigeria itu membeberkan kisahnya melalui serangkaian cuitan di Twitter. 

“Selama bertahun-tahun aku bertanya-tanya bagaimana dia akan menerimanya .. Jika dia akan mengalami serangan jantung dan mati … aku menunggu dengan ketakutan .. Lalu suatu hari seorang teman mengatakan padaku untuk langsung saja meneleponnya dan memberi tahu. Jika terjadi sesuatu itu karena Allah menghendaki,” tulisnya.

Dalam serangkaian tweet, wanita Muslim itu menceritakan bagaimana ia berhasil memberi tahu ibunya tentang keyakinannya yang baru. Dia menyebut, reaksi pertama dari ibunya adalah kejutan dan penyangkalan. Ibunya juga  mengakhiri sambungan telepon dan menolak untuk mendengar apapun penjelasan sang putri.

“Keesokan harinya … Sebelum aku bisa meneleponnya, dia menelepon untuk berbicara denganku untuk terakhir kalinya tentang hal itu … aku mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang akan berubah pikiran,” tulisnya.

“Memberitahunya apa yang membuatku tertarik pada Islam dan bagaimana aku tidak akan pernah kembali … Beberapa hari kemudian ibuku mulai bersikap normal denganku dan mengatakan padaku bahwa jika itu yang aku yakini maka jadilah itu … Menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan ini pundakku … Tapi saat aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa Allah yang berkuasa.”

Rangkaian tweet itu menuai reaksi positif. Kisah wanita mualaf ini telah dibagikan lebih dari 3000 kali dan disukai lebih dari 8600 kali.

“Kisah ini sangat emosional, saya berdoa dia bergabung dengan Islam di masa depan, dan semoga Allah memperkuat imaan Anda, Anda telah melalui banyak hal, rasa hormat saya kepada Anda,” tulis seseorang.

“Semoga Allah SWT membuka hatinya untuk islam dan menjaga kita semua teguh pada agamanya … ameen,” tambah yang lain.

Berikut ini cerita lengkap tentang wanita mualaf asal Nigeria yang merahasiakan keimanannya selama lima tahun karena takut menghadapi reaksi ibunya itu:

“Saya benar-benar butuh lima tahun untuk memberi tahu ibu saya bahwa saya adalah seorang Muslim … Bertahun-tahun ini saya telah bertanya-tanya bagaimana dia akan menerimanya .. Jika dia akan mengalami serangan jantung dan mati … Saya menunggu dengan ketakutan .. Kemudian satu Suatu hari seorang teman mengatakan kepada saya untuk langsung saja meneleponnya dan memberi tahu .. Jika ada …

Terjadi karena Allah menghendakinya .. Aku memikirkannya malam itu dan kemudian aku memanggil ibuku, ketika teleponnya berdering tanganku gemetar ketakutan … Tapi tetap saja itu tidak menghentikanku … Kemudian ketika dia mengangkat telepon, Aku bertanya padanya apakah dia mencintaiku dan dia berkata tentu saja dia mencintaiku dan …

Dia bertanya kepada saya mengapa saya terdengar seperti itu … Saya mengatakan kepadanya betapa saya mencintainya dan bagaimana tidak ada yang berubah dan saya masih orang yang sama yang dia bawa ke dunia ini … Masih gadis kecilnya yang tidak pernah mengatakan tidak kepadanya. Dan kemudian aku berkata padanya satu-satunya perbedaan antara aku dan kamu

Iman kami dan apa yang kami yakini … Lalu dia bertanya kepada saya apa yang saya maksudkan dengan itu … Kemudian saya memberi tahu dia bahwa selama lima tahun sekarang saya telah menjadi seorang Muslim … Dan dia diam untuk waktu yang lama … Lalu dia berkata kepada saya dia telah mencoba yang terbaik sebagai seorang ibu dan jika ini adalah bagaimana saya ingin membayarnya saat itu

Jadi .. dan dia mengakhiri panggilan .. Saya mencoba memanggilnya dia tidak mengangkat .. Tidak bisa tidur malam itu, saya menangis dan menangis meminta Allah untuk tidak membiarkannya berpikir dan membiarkan sesuatu terjadi padanya … Malam itu aku menangis dengan hati yang berat mengetahui bahwa aku telah menghancurkan ibuku ……

Hal pertama 6 di pagi hari ibuku memanggilku menceritakan semua yang telah dia lalui dan bagaimana aku telah menyakitinya … Dia berkata jika aku bisa menyimpan rahasia ini selama lima tahun maka aku bisa meracuni dia … Dia menangis dan bertanya padaku apa yang belum t dilakukan untuk saya, bagaimana dia telah berbuat salah dengan saya .. Jika dia layak

Apa yang saya lakukan padanya … Saya menangis di telepon dan begitu juga dia sambil melanjutkan …. Tetapi pada tahap ini saya melakukan ini demi Allah … Saya tidak bisa kembali … Kalau saja Islam yang salah tapi itu kebenaran dan cahaya … Saya harus menghadapinya … Jadi dia berkata jika ada

Haruskah bertanya kepada saya apakah saya memiliki seorang ibu saya harus mengatakan kepada mereka tidak ada cos mulai hari ini saya tidak lagi putrinya … Saya menangis dengan sedih ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan selalu menjadi putrinya, dan saya tidak akan pernah berhenti mencintainya dan menghormatinya karena itulah yang diajarkan agamaku … aku masih menangis

Ketika dia mengakhiri panggilan … Saya mencoba meneleponnya tetapi dia tidak lagi mengangkat telepon saya …. Lalu aku mengizinkannya untuk suatu saat … Keesokan harinya … Sebelum aku bisa memanggilnya, dia menelepon untuk berbicara denganku untuk terakhir kalinya tentang itu … Aku mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang akan mengubah pikiran saya …

Memberitahu dia apa yang membuat saya tertarik pada Islam dan bagaimana saya tidak pernah kembali … Beberapa hari kemudian ibu saya mulai bersikap normal dengan saya dan mengatakan kepada saya bahwa jika itu yang saya percayai maka jadilah … Menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan ini dari saya bahu … Tapi saat aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa Allah yang berkuasa

Dia mengambil kendali penuh … Ibuku telah menerima siapa aku … Alhamdulillah! Tolong letakkan dia dalam doa-doa Anda sehingga suatu hari dia akan menjadi Muslim juga. Semoga Allah membalas Anda ketika Anda melakukannya …”

Nigeria memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh wilayah Afrika Barat. CIA Factbook memperkirakan bahwa 50% orang Nigeria adalah Muslim sementara BBC memperkirakan ini sedikit di atas 50%. []

SUMBER: VANGUARD NIGERIA | ABOUT ISLAM

ISLAMPOS

Renungkan, Tiga Sifat Orang yang Jangan Diikuti

FIRMAN Allah Taala (surat Al Kahfi: 28) yang artinya: “Dan janganlah kamu menuruti orang yang Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami, dan mengikuti hawa nafsunya, dan urusannya furuth (suka menyia nyiakan).”

Renungkanlah ayat ini. Allah menyebutkan tiga sifat orang yang tidak boleh diikuti:
1. Yaitu orang yang hidupnya diwarnai oleh kelalaian dari mengingat Allah.
2. Ia pun selalu memperturutkan hawa nafsunya.
3. Dan suka menyia-nyiakan perintah dan larangan Rabbnya.

Sebaliknya. Orang yang selalu mengingat Allah dalam hidupnya. Ia pun menahan hawa nafsu dan bersungguh-sungguh menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.

Itulah yang menjadi dambaan setiap mukmin. Duduk bersama mereka adalah ganimah. Menjadikan mereka sebagai teman adalah berkah.

Bahkan memberi semangat untuk senantiasa istiqomah. [Ust. Badrusalam LC]

INILAH MOZAIK

Etika Berpendapat

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita jadikan contoh dalam menyampaikan pendapat.

Diriwayatkan dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik, suatu ketika Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama para sahabat berkeliling Madinah. Di tengah perjalanan, Rasulullah SAW bertemu dengan sekelompok kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma. Seketika melihat hal itu, Rasulullah SAW memberikan tanggapan kepada para penduduk tersebut.

Saat memberikan tanggapan, Rasulullah SAW tidak menggunakan kata-kata yang menyebutkan kepastian. Rasulullah SAW menyampaikan: Sekiranya mereka tidak melakukan hal itu, pohon kurma itu juga akan tumbuh baik. Karena yang mengatakan hal itu adalah seorang Nabi, masyarakat Madinah pun menaatinya dan akhirnya meninggalkan kebiasaan yang sudah dilakukan turun-temurun.

Selang beberapa waktu berlalu, ternyata pohon kurma yang biasanya tumbuh bagus tak sesuai dengan ekspektasi dan kebiasaan. Hingga akhirnya Rasulullah SAW pun mengetahui bahwa usulannya kepada masyarakat Madinah tersebut malah membuat pohon kurma rusak dan tak tumbuh seperti biasanya.

Dengan segala kerendahan hati, Rasulullah SAW pun berkata kepada para kaum di Madinah tersebut. Antum a’lamu bi amri dunyakum (kalian lebih mengetahui urusan tersebut). (HR Muslim). Dari kisah interaksi antara Rasulullah SAW dan kaum Madinah tersebut, setidaknya ada beberapa pelajaran yang dapat kita jadikan contoh dalam menyampaikan pendapat secara etik.

Pertama, memberikan pendapat dalam bentuk kritik, saran, dan tanggapan merupakan hak setiap orang. Dalam berpendapat seharusnya disampaikan dengan cara-cara yang santun, baik, dan tepat. Sehebat dan sebaik apa pun pendapat yang akan disampaikan, kalau cara penyampaiannya tidak baik, pen dapat tersebut tidak berguna untuk suatu kebaikan. Selain itu, pendapat yang disampaikan dengan cara yang tidak baik, juga akan dapat menyakiti orang lain dan berujung pada malapetaka.

Kedua, berpendapatlah sesuai dengan kadar kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki. Ketika suatu pokok permasalahan yang kita tanggapi bukan merupakan bidang kompetensi yang kita kuasai, pilihan yang terbaik bagi kita adalah bersikap diam.

Fenomena yang sering terjadi, seseorang dengan mudah asal berpendapat dan menghakimi orang lain yang berbeda pandangan, hanya karena keterbatasan pengetahuan dan kapasitas yang dimilikinya. Allah SWT berfirman, Dan, janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabannya. (QS al-Isra’: 36).

Ketiga, menghargai pendapat orang lain. Sebagai mukmin yang baik, kita harus mampu menghargai setiap pendapat yang disampaikan oleh orang lain, terlepas dalam bentuk perbedaan pemikiran dan pandangan yang berasal dari siapa saja. Menghargai pendapat orang lain sama halnya dengan menghormati keberadaan hak-hak orang lain dan mengakui adanya sunatullah perbedaan sebagai rahmat.

Keempat, hendaknya kita bersegera meminta maaf apabila pendapat yang kita sampaikan ternyata tidak sesuai dengan permasalahan yang ada. Meminta maaf atas kesalahan dalam berpendapat merupakan tindakan yang sportif karena kita mampu menurunkan ego, mengakui keterbatasan kemampuan diri, dan menyadari kesalahan pendapat yang kita sampaikan.

Dengan meminta maaf, setidaknya dapat meredam ketegangan dan kekacauan dalam menyikapi setiap permasalahan. Wallahu a’lam bisshawab.

Oleh: Muqorobin

KHAZANAH REPUBLIKA

Keutamaan Khatam Alquran

Banyak keutamaan mengkhatamkan Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Suatu hari Abdullah bin Amru bin Ash bertanya kepada Rasulullah SAW. ”Wahai Rasulullah, berapa lama aku sebaiknya membaca Alquran?” Beliau menjawab, ”Khatamkanlah dalam satu bulan.” Abdullah berkata lagi, ”Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Abdullah berkata lagi, ”Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, ”Khatamkanlah dalam lima belas hari.” Abdullah berkata lagi, ”Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, ”Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Abdullah menjawab, ”Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, ”Khatamkanlah dalam lima hari.” Abdullah menjawab, ”Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin. (HR Tirmidzi). 

Banyak keutamaan mengkhatamkan Alquran. Di antaranya adalah, pertama, dengan banyak mengkhatam Alquran kita akan mendapatkan rahmat, ketenteraman, dan didoakan oleh malaikat, serta mendapatkan pujian dari Allah SWT. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ”Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.” (HR Muslim). 

Kedua, membaca dan mengkhatam Alquran adalah amalan yang paling dicintai Allah. Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa suatu hari, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW. ”Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, ”Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, ”Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Yaitu yang membaca Alquran dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR Tirmidzi). 

Ketiga, dengan membaca Alquran, maka kita akan mendapatkan syafaat di akhirat nanti. Dari Abu Amamah RA, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Bacalah Alquran, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR Muslim). Dengan keutamaan-keutamaan ini, semoga kita semakin termotivasi untuk selalu membaca Alquran selain tentunya dengan terus berusaha memahami isi kandungannya dan juga mengamalkannya. Wallahu a’lam bish-shawab

KHZANAH REPUBLIKA