Hina Nabi Muhammad dan Aisyah, Partai Nasionalis Hindu India Dikecam Dunia

Partai sayap kanan Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India saat ini menghadapi tekanan diplomatik setelah Qatar, Kuwait dan Iran memanggil utusannya. Langkah ketiga negara Arab itu diambil setelah dua politikus partai penguasa India itu menghina Nabi Muhammad SAW.

Nupur Sharma, juru bicara nasional BJP (sekarang diskors), membuat pernyataan yang menghina Nabi Muhammad dan istrinya Aisyah dalam sebuah debat di TV. Hal ini kemudian memicu gelombang kecaman baik di dalam maupun luar negeri.

Sementara juru bicara BJP lainnya yang juga kepala media partai Naveen Kumal Jindal dikeluarkan dari partai sayap kanan itu setelah membuat komentar menghina Nabi Muhammad di Twitter.

Dalam pernyataannya pada Ahad, Kemenlu Qatar mengatakan telah memanggil utusan India untuk menyuarakan “kekecewaan Qatar dan penolakan total serca kecaman atas pernyataan kontroversial tersebut.”

Menteri Luar Negeri Qatar Soltan bin Saad Al Muraikhi menyerahkan sebuah catatan kepada utusan India, menurut pernyataan kementerian.

Catatan itu menegaskan bahwa “pernyataan menghina ini akan mengarah pada hasutan kebencian agama, dan menyinggung lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia.”

Doha mengharapkan “permintaan maaf publik dan kecaman segera atas pernyataan ini,” dari pemerintah India, tambahnya.

Sementara, menanggapi pernyataan-pernyataan menghina pejabat dari partai penguasa India, Mufti Besar Oman berkata, “Perkataan kurang ajar dan cabul dari juru bicara resmi partai ekstremis yang berkuasa di India terhadap Nabi dan istrinya yang suci Aisyah adalah perang melawan setiap Muslim di timu dan barat bumi, dan ini adalah masalah yang menyerukan semua Muslim untuk bangkit sebagai satu bangsa.”

Syeikh Al-Khalili juga menyerukan boikot produk India di negara Arab.

Banjir Kecaman

Partai penguasa, BJP, berusaha menjauhkan diri dari pernyataan jubirnya dengan menskors Sharma dan mengeluarkan Jindal. Menjawab “permintaan maaf publik” Qatar, India mengatakan pernyataan tentang Nabi Muhammad dibuat oleh “elemen pinggiran” dan tidak mencerminkan pandangan pemerintah.

Partai pimpinan Modi, yang sering dituduh bertindak melawan minoritas Muslim di dalam negeri, mengklaim “menghormati semua”.

Pemerintah Arab Saudi dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang berbasis di Saudi, pada Ahad juga mengutuk pernyataan jubir BJP yang menghina Nabi Muhammad SAW.

OKI mengatakan pernyataan menghina itu datang dalam “konteks mengintensifkan kebencian dan pelecehan terhadap Islam di India dan praktik sistematis terhadap Muslim”.

Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengutuk dalam “istilah sekeras mungkin” atas pernyataan yang sangat menghina itu. “Pakistan sekali lagi menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera mengetahui situasi Islamofobia yang menyedihkan di India,” katanya.

Sementara itu, Departemen Asia Selatan Kementerian Luar Negeri Iran juga mengatakan bahwa duta besar India di Teheran dipanggil untuk mendaftarkan protes Iran atas pernyataan menghina tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan telah memanggil duta besar India dan menyerahkan nota protes, yang menyatakan “penolakan dan kecaman kategoris” atas komentar yang menghina itu.

Afghanistan menjadi negara terbaru yang mengutuk komentar menghina tersebut.

“Imarah Islam Afghanistan mengutuk keras penggunaan kata-kata menghina Nabi Suci Islam oleh seorang pejabat partai yang berkuasa di India,” kata juru bicara Taliban Afghanistan Zabihullah Mujahid.

“Kami mendesak pemerintah India untuk tidak membiarkan orang-orang fanatik seperti itu menghina agama suci Islam dan memprovokasi perasaan umat Islam”.*

HIDAYATULLAH

Kemenag Umumkan Hasil Tes Online Calon Imam Masjid untuk UEA

Sebanyak 104 peserta dinyatakan lulus tes online oleh tim penguji Kemenag

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan hasil tes online calon imam masjid untuk Uni Emirat Arab (UEA). Pengumuman ini disampaikan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib.

“Tes online calon imam masjid untuk UEA ini diikuti sebanyak 211 peserta yang sebelumnya lulus pada tahap administrasi. Setelah dilakukan berbagai pertimbangan, akhirnya sebanyak 104 peserta dinyatakan lulus oleh tim penguji,” ujar Adib dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/6/2022).

Pengumuman Hasil Tes Online Calon Imam Masjid untuk UEA dapat dilihat pada laman bimasislam.kemenag.go.id. pilih menu Seleksi Calon Imam Masjid atau unduh pada tautan berikut https://bit.ly/HasilSeleksiOnline2022. Adib menjelaskan, para calon imam masjid untuk UEA yang telah dinyatakan lulus selanjutnya akan mengikuti tes wawancara yang dilakukan secara luring di Hotel Mercure Cikini Jakarta pada Selasa (7/6/2022).

“Mereka yang dinyatakan lulus tes online nantinya akan mengikuti tes wawancara secara offline di Jakarta. Tesnya akan dilakukan dari pihak UEA,” kata mantan kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat ini.

Sebelumnya, Kemenag melakukan penyeleksian administrasi terhadap 265 peserta yang mendaftar menjadi calon imam masjid untuk UEA. Dari jumlah itu, sebanyak 211 peserta dinyatakan lulus tahap administrasi dan mengikuti tes online selama dua hari pada Kamis hingga Sabtu, 2-4 Juni 2022.

KHAZANAH REPUBLIKA

Tingginya Jamaah Domestik Berdampak Pada Peluang Kualifikasi Haji

Kementerian Haji dan Umrah menyampaikan bahwa peningkatan jumlah jemaah haji domestik dalam satu permintaan akan mengurangi peluang kualifikasi calon dalam undian elektronik haji. Klarifikasi itu disampaikan usai mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan e-draw dalam mekanisme pencalonan pelamar dari jemaah haji domestik untuk haji 2022, untuk memberikan kesempatan yang sama bagi pelamar haji dari dalam Kerajaan.

Kementerian mengatakan bahwa nominator yang memenuhi persyaratan akan dipilih melalui undian elektronik, menekankan bahwa hasilnya tidak akan memprioritaskan, kriteria atau pengaturan preferensi tertentu, baik dalam jenis kelamin atau kebangsaan. Disebutkan, pemberitahuan kualifikasi haji 2022 akan dimulai pada Ahad (13/11/1443) bertepatan dengan tanggal 12 Juni 2022.

Dikutip dari Saudi Gazette, Ahad (5/6/2022), dalam panduan syarat dan mekanisme pendaftaran jemaah haji tahun ini Kemendagri menyebutkan bahwa paket pilihan adalah paket yang dipilih dalam hal kursi paket pilihan telah habis masa berlakunya sesuai dengan harga yang telah dipilih oleh individu selama pendaftaran. 

Jika sekelompok individu mendaftar dalam satu permintaan, sistem menangani seluruh kelompok sebagai satu permintaan, kementerian mencatat, sambil menunjukkan bahwa jika salah satu individu yang telah mendaftar tidak memenuhi persyaratan, maka seluruh permintaan akan dibatalkan.

Selain itu, jika salah satu orang yang telah mendaftar tidak melengkapi pengisian data yang diperlukan. Dia akan diberitahu untuk menyelesaikan pendaftaran. Terkait kondisi haji tahun ini hanya terbatas bagi mereka yang belum pernah menunaikan ibadah haji sebelumnya, Kementerian mengatakan kondisi tersebut akan diperiksa sesuai data Pusat Informasi Haji dan Umrah.

Kementerian menunjukkan bahwa tagihan harus dibayar dalam waktu 48 jam saja, dan hari libur dan liburan tidak dihitung dalam batas waktu yang tersedia untuk pembayaran. Proses reservasi akan dibatalkan jika tagihan tidak dibayar dalam jangka waktu yang ditentukan.

Kementerian memperingatkan bahwa menurut kebijakan pembatalan, jika pemohon membatalkan izin haji tanpa membatalkan reservasi setelah ia berhasil dicalonkan untuk haji dan menerima pesan teks dan menyelesaikan proses pembayaran, tidak ada uang yang akan dikembalikan kepadanya.

Setiap keterlambatan dalam membatalkan reservasi setelah membatalkan izin haji akan memiliki konsekuensi keuangan. Hal itu sesuai dengan kebijakan pembatalan yang mencakup bahwa setiap keterlambatan untuk setiap hari memerlukan pengurangan persentase dari nilai reservasi sesuai dengan jadwal rinci.

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Haji 2022, Kementerian mengatakan bahwa mekanisme permintaan pengembalian dana adalah melalui e-track: https://localhaj.haj.gov.sa, atau melalui nomor dukungan teknis: 920026265, atau melalui aplikasi Eatamarna , yang dimulai dengan mengajukan permintaan pengembalian dana, kemudian memilih bank, memasukkan IBAN, dan kemudian permintaan tersebut akan ditinjau dan dilaksanakan dalam waktu 7 hari kerja. 

IHRAM

Perbedaan Qurban dan Aqiqah Menurut Ulama Fikih

Sekilas, ibadah qurban dan aqiqah terlihat sama dari segi hewan yang disembelih, seperti kambing atau domba. Qurban dan aqiqah juga memiliki kesamaan, yaitu sama-sama merupakan perkara yang dianjurkan (mandub). Akan tetapi, qurban dan aqiqah juga memiliki perbedaan, baik dari segi hukum maupun hewan yang disembelih ketika melaksanakan kurban maupun aqiqah. Untuk mengetahui perbedaan qurban dan aqiqah, simak penjelasan berikut.

Pengertian Qurban 

Berkurban merupakan salah satu perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an. Perintah berkurban dijelaskan dalam surah Al-Hajj, ayat 36 sebagai berikut :

وَالْبُدْنَ جَعَلْنٰهَا لَكُمْ مِّنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ لَكُمْ فِيْهَا خَيْرٌۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا صَوَاۤفَّۚ فَاِذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّۗ كَذٰلِكَ سَخَّرْنٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya :” Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat).

Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.” (Q.S Al-Hajj : 36)

Qurban (udhhiyah) secara bahasa berasal dari kata kerja “qariba” yang berarti dekat. Sedangkan secara istilah, kurban merupakan suatu ibadah (menyembelih hewan) yang dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13 dari bulan Dzulhijjah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam kitabnya, Fathul Qarib Al-Mujib, halaman 524-525 sebagai berikut :

(الأُضْحِيَّةُ) بِضَمِّ الهَمْزَةِ فِى الأَشْهَرِ وَهِيَ إسْمٌ لِمَا يُذْبَحُ مَنَ النَّعَمِ يَوْمَ عِيْدِ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيْقِ تَقَرُّبًا إِلَى اللهِ تعالى

Artinya : “Qurban (udhiyyah) dengan mengharakatkan dhammah huruf hamzah (udhiyyah) menurut pendapat yang paling shahih adalah istilah atau nama bagi binatang yang disembelih pada hari raya qurban dan hari-hari tasyriq (11,12, dan 13 dari bulan Dzulhijjah) untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.”

Definisi diatas senada dengan penjelasan dari Syaikh Abdul ‘Azhim Al-Barawi dalam kitabnya Al-Wajiz Fi Fiqh As-Sunnah Wa Al-Kitab Al-Aziz, halaman 405 sebagai berikut :

هِيَ مَا يُذْبَحُ مِنَ النَّعَمِ يَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيْقِ تَقَرُّبًا إِلَى اللهِ تعالى

Artinya : “ (Udhiyyah) merupakan sesuatu (hewan) yang disembelih pada saat hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.”

Pengertian Aqiqah

Aqiqah merupakan tradisi yang sudah mengakar pada kehidupan umat Islam Indonesia. Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkad yang sangat ditekankan pelaksanaannya bagi seseorang yang dikarunia seorang anak.

Secara bahasa, aqiqah bermakna rambut yang terdapat di atas kepala seorang anak yang dilahirkan. Sedangkan menurut istilah, Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi memberikan definisi (ta’rif) dalam kitabnya Fathul Qarib Al-Mujib, halaman 530-531 sebagai berikut :

وَ فَسَّرَ المُصَنِّفُ العَقِيْقَةَ بِقَوْلِهِ (وَهِيَ الذَّبِيْحَةُ عَنِ المَوْلُوْدِ يَوْمَ سَابِعِهِ) أَيْ يَوْمَ وِلَادَتِهِ وَ يُحْسَبُ يَوْمُ الوِلاَدَةِ مِنَ السَّبْعِ وَ لَوْ مَاتَ المَوْلُوْدُ قَبْلَ السَّابِعِ…

Artinya : “Mushannif menjelaskan makna aqiqah melalui ungkapannya ( Aqiqah adalah binatang sembelihan yang disembelih karena lahirnya seseorang pada hari ketujuh) yaitu hari ketujuh sejak kelahirannya.

Hari kelahirannya termasuk dalam hitungan tujuh hari meskipun ia meninggal sebelum hari ketujuh…”

Imam Nawawi Al-Jawi memberikan sedikit tambahan keterangan mengenai lafaz “yauma sabi’ihi” dalam kitabnya Tausyih ‘Ala Ibn Qasim, halaman 531 sebagai berikut :

فَإِنْ لَمْ يَتَهَيَّأْ فَتُذْبَحُ يَوْمَ الرَّبِيْعِ عَشَرَ فَيَوْمَ الحَادِى وَالعِشْرِيْنَ…

Artinya : “Apabila belum siap, maka boleh disembelih pada hari ke empat belas, jika tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu…”

Definisi aqiqah juga diterangkan oleh Syaikh Abdul ‘Azim Al-Barawi dalam kiabnya Al-Wajiz Fi Fiqh As-Sunnah Wa Al-Kitab Al-Aziz, halaman 408 sebagai berikut :

العَقِيْقَةُ بِفَتْحِ العَيْنِ المُهْمَلَةِ : اسْمٌ لِمَا يُذْبَحُ عَنِ المَوْلُوْدِ

Artinya : “Aqiqah dengan mengharakatkan fathah huruf ‘ain : adalah nama atau istilah bagi sesuatu (hewan) yang disembelih atas kelahiran seorang anak.”

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik benang merah bahwa perbedaan qurban dan aqiqah adalah terletak pada waktu pelaksanaannya. Kurban dilaksanakan pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq, sedangkan aqiqah dilaksanakan ketika hari ketujuh kelahiran seorang anak.

Adapun tujuan dari qurban dan aqiqah pada dasarnya adalah sama, yaitu sebagai bentuk pengagungan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishawab.

BINCANG SYARIAH

Iktikaf Bisa Juga di Selain Bulan Ramadan

Selama ini bisa jadi kita tahu bahwa iktikaf itu hanya ada di bulan Ramadan. Perlu diketahui bahwa iktikaf di masjid bisa juga di luar bulan Ramadan. Beberapa ulama berdalil dengan keumuman ayat,

وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ

“… sedang kamu beriktikaf di dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Syekh Al-Albani rahimahullah berpendapat hukumnya sunah dan berpahala jika melakukan ibadah iktikaf di bulan Ramadan dan di selain bulan Ramadan. Beliau rahimahullah berkata,

الاعتكاف سنة في رمضان وغيره من أيام السنة

Iktikaf hukumnya sunah di bulan Ramadan dan selain bulan Ramadan pada hari-hari setahun.” (Lihat Qiyamu Ramadhan)

An-Nawawi rahimahullah menyatakan ijma‘ akan sunahnya iktikaf. Beliau rahimahullah berkata,

الاعْتِكَافُ سُنَّةٌ بِالإِجْمَاعِ وَلا يَجِبُ إلا بِالنَّذْرِ بِالإِجْمَاعِ , وَيُسْتَحَبُّ الإِكْثَارُ مِنْهُ

Iktikaf hukumnya sunah secara ijma’ dan hukumnya wajib jika bernazar. Disunahkan memperbanyak iktikaf.” (Al-Majmu’, 6: 501)

Beberapa ulama lain berpendapat bahwa iktikaf selain bulan Ramadan hukumnya sekedar mubah. Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,

“والاعتكاف هو في العشر الأواخر من رمضان سنةٌ، وفي غير رمضان جائزٌ”

Iktikaf pada sepuluh akhir Ramadan hukumnya sunah dan selain Ramadan hukumnya boleh.” (Al-Kafiy fi Fiqhi Ahlil Madinah, hal. 131)

Demikian juga Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah yang berpendapat bahwa iktikaf selain Ramadan hukumnya mubah. Beliau rahimahullah berkata,

“المشروع أن يكون في رمضان فقط….. ولكن لو اعتكف الإنسان في غير رمضان لكان هذا جائزًا

Yang disyariatkan adalah iktikaf di bulan Ramadhan saja …. Akan tetapi, jika seseorang melakukan iktikaf di selain bulan Ramadan, hukumnya mubah.” (Fatawa fi Ahkamis Shiyam, hal. 491)

Pendapat yang kami pegang bahwa hukum iktikaf di luar bulan Ramadan hukumnya sunah dan tetap berpahala. Wallahu Ta’ala a’lam

Sebagai catatan, ada ulama yang mempersyaratkan bahwa iktikaf itu harus dibarengi dengan puasa. Pendapat yang kami pegang tidak harus berpuasa. Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan,

فالصواب: أنه لا بأس أن يعتكف وإن كان مفطرًا، ولا بأس أن يكون ليلًا أو نهارًا

Yang lebih rajih adalah tidak mengapa melakukan iktikaf dalam keadaan tidak berpuasa. Boleh dilakukan malam atau siang hari.” (Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/17377)

Demikian pembahasan singkat ini, semoga bermanfaat.

Penulis: Raehanul Bahraen

Sumber: https://muslim.or.id/75748-itikaf-bisa-juga-di-selain-bulan-ramadhan.html

Jadi Jamaah yang Pertama Wafat, Suhati Diusulkan Dapat Badal Haji

Kadaker Bandara PPIH Arab Saudi Haryanto menjelaskan, pihaknya akan mengusulkan badal haji bagi almarhumah Suhati binti Rahmat Ali.

Suhati menjadi jamaah haji Indonesia pertama yang meninggal dunia di Klinik International Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab Saudi, Sabtu (4/6/2022). 

“Ya nanti diusulkan dari Daker Bandara kepada ketua PPIH Arab saudi untuk dilakukan badal haji,”jelas Haryanto lewat pesan WhatsApp, Ahad (5/6/2022) WAS.

Badal haji adalah istilah untuk menghajikan orang lain. Berdasarkan ketentuan syariat, hukumnya boleh dengan ketentuan bahwa orang yang menjadi wakil harus sudah melakukan haji wajib bagi dirinya dan yang diwakili (dihajikan itu) telah mampu untuk pergi haji tetapi dia tidak dapat melaksanakan sendiri karena sakit yang tidak dapat diharapkan sembuhnya. Termasuk bagi jamaah yang sudah meninggal dunia. 

PPIH Arab Saudi sudah memiliki sistem badal haji lengkap dengan petugasnya. Otomatis, jamaah yang meninggal akan mendapatkan badal haji. Selain mendapat badal haji, pihak keluarga akan mendapatkan asuransi jamaah haji. “Ya akan dapat asuransi,”ujar Haryanto.

Berdasarkan Peraturan Asuransi Umum Jamaah Haji di Arab Saudi, keluarga jamaah yang wafat akan mendapatkan asuransi maksimal 100 ribu SAR. Setiap jamaah sebelumnya memang dikenakan biaya asuransi 80,50 SAR.

Suhati binti Rahmat Ali merupakan jamaah asal Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG)/Kloter JKG 1 yang wafat usai tiba di Bandara AMAA, kemarin. Jenazah Suhati ditangani oleh pihak Muassasah Adilla, Madinah, untuk dimakamkan di Pemakaman Baqi’.

Suhati sempat pingsan saat mengantre proses imigrasi. Almarhum diduga kelelahan usai penerbangan selama sembilan jam. Suhati pun dinyatakan meninggal akibat gangguan irama jantung.

Pihak keluarga mengikhlaskan wafatnya Suhati. Menurut Haryanto, suami Suhati yang juga jamaah asal Kloter JKG 1 legawa saat jenazah ditangani oleh Muasasah Adilla dan dimakamkan di Baqi’, Madinah. 

Oleh A Syalaby Ichsan, wartawan Republika.co.id, dari Madinah Arab Saudi

IHRAM

Manusia Lebih Serakah dari Serigala Lapar?

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa manusia lebih serakah daripada dua serigala lapar yang akan menerkam kambing. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا ذئبان جَائِعَانِ أُرسِلاَ في غَنَمٍ بأفسَدَ لها مِنْ حِرصِ المرء على المال والشَّرَف لدينهِ

Dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing tidak lebih berbahaya baginya daripada ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR. Tirmidzi)

Syekh Ali Firkous menukil penjelasan dari Ibnu Rajab rahimahullah, beliau menjelaskan mengapa dibuat permisalan dengan dua serigala lapar. Dua serigala itu akan mengepung kambing sehingga tidak ada lagi kambing yang tersisa, melainkan hanya sedikit saja. Beliau rahimahullah berkata,

فالذئبان الجائعان إذا أُرسلا في قطيعٍ من الغنم وأحاطا به من جانبيه وقد غاب الراعي الحارسُ لذلك القطيع؛ فإنهما سيهلكانه ويفترسانه، ولن ينجوَ من الغنم إلَّا القليل

Dua serigala yang lapar tatkala menerkam segerombolan kambing, mereka berdua akan mengepung kambing dari dua arah dan saat itu penjaga/pengembala kambing sedang tidak ada. Kedua serigala itu akan menerkam dan menghabiskan, tidak ada kambing yang selamat, melainkan sedikit saja.” (Sumber: https://ferkous.com/home/?q=rihab-1-20)

Manusia bisa jadi lebih serakah daripada dua serigala tadi. Serigala lapar yang menyerbu kandang kambing, cukup makan beberapa kambing saja agar kenyang, lalu serigala itu pun pergi. Sedangkan manusia yang serakah, semua ayam habis dan bisa jadi beserta kandang-kandangnya.

Manusia bisa jadi lebih serakah dan tamak daripada serigala. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَلَا يَزْدَادُ النَّاسُ عَلَى الدُّنْيَا إِلَّا حِرْصًا، وَلَا يَزْدَادُوْنَ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا

Hari Kiamat semakin dekat. Tidak bertambah (kemauan) manusia kepada dunia, melainkan semakin rakus. Dan tidak bertambah (kedekatan) mereka kepada Allah, melainkan semakin jauh.” (HR. Al-Hakim, lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah)

Ketamakan manusia kepada harta memang fakta dan banyak terjadi, serta memunculkan kerusakan di muka bumi. Karena memang fitnah (ujian) terbesar umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah harta, Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam  bersabda,

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

Sesungguhnya pada setiap umat  ada fitnah (ujiannya). Dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)

Bahkan fitnah dahsyat harta ini juga mengenai orang tua yang sudah lanjut usia (“sepuh”). Harusnya semakin tua itu semakin sadar bahwa ia sudah dekat dengan kematian dan sebentar lagi harta-harta yang ia kumpulkan akan meninggalkannya. Akan tetapi, bisa jadi karena fitnah harta ia terus mengumpulkan harta tanpa peduli batasan syariat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَىٰ حُبِّ اثْنَتَيْنِ : طُوْلُ الْـحَيَاةِ وَحُبُّ الْمَالِ

Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan cinta terhadap harta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak heran besarnya fitnah harta ini sehingga Allah memperingatkan manusia bahwa harta telah melalaikan kita sampai masuk ke kuburan. Allah Ta’ala berfirman,

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

“Bermegah-megahan dengan harta telah melalaikan kalian.” (QS. At-Takatsur: 1)

Solusi dari ketamakan harta agar tidak seperti serigala adalah qana’ah. Merasa cukup dengan apa yang Allah berikan, tidak terus mengeluh kekurangan, dijauhkan dari rasa serakah, dan tamak terhadap dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rezeki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas (qana’ah) dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)

Cara terbaik agar kita selalu qana’ah adalah senantiasa melihat yang di bawah kita dalam masalah dunia dengan tujuan agar selalu bersyukur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم

Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah Engkau melihat orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga kita selalu diberikan rasa qana’ah dan kekayaan hati karena itulah hakikat kebahagiaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun, kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikian, semoga bermanfaat.

Penulis: Raehanul Bahraen

Sumber: https://muslim.or.id/75594-manusia-lebih-serakah-dari-serigala-lapar.html

Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia (Bag. 7)

Seruan kesebelas: Dua dalil akal yang jelas untuk membantah orang yang mengingkari hari kebangkitan

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأَرْحَامِ مَا نَشَاء إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّى وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاء اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍ بهيج

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al-Hajj: 5)

Wahai manusia! Jika kalian bimbang dan ragu serta tidak punya pengetahuan tentang terjadinya hari kebangkitan, walaupun sebenarnya kalian wajib beriman kepada Tuhan kalian dan Rasul-Nya mengenai hal tersebut. Namun, jika kalian tak mau beriman dan tetap ragu, inilah dua petunjuk yang masuk akal yang bisa kalian lihat sendiri. Masing-masing akan menunjukkan pada kalian tentang apa yang kalian ragukan dan akan menghilangkan keraguan tersebut dari hati kalian.

Dalil yang pertama, mengenai permulaan penciptaan manusia. Dia yang menciptakannya, Dia pula yang akan mengembalikannya setelah kematian. Allah ciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi air mani dan inilah awal penciptaan. Kemudian dengan izin Allah, benih tersebut berubah menjadi darah merah, kemudian berubah lagi menjadi seonggok daging seukuran yang bisa dikunyah (mudghah). Mudghah tersebut terkadang berlanjut sehingga terbentuklah rupa manusia, terkadang pula dilepaskan rahim sebelum terbentuk wujud manusia (keguguran, pent).

Semua ini adalah penjelasan Allah kepada kalian tentang asal pembentukan kalian. Walaupun Allah Ta’ala mampu untuk membentuk manusia dalam sesaat saja, namun Allah ingin menjelaskan pada kalian kesempurnaan hikmah-Nya, keagungan kekuasaan-Nya, dan keluasan rahmat-Nya.

Kemudian kami jadikan ia tetap berada di rahim sehingga terjadilah kehamilan sesuai kehendak kami sampai waktu yang ditentukan dalam kehamilan tersebut. Kemudian kami keluarkan kalian dari perut ibu kalian sebagai anak kecil yang tak tahu apa-apa dan tak bisa apa-apa. Kami jadikan rasa kasih sayang pada ibu kalian dan kami alirkan rezeki untuk kalian melalui air susu ibu. Kemudian kalian pun semakin tumbuh sampai kalian dewasa ketika kekuatan dan akal kalian menjadi sempurna.

Di antara kalian ada yang diwafatkan sebelum sampai umur dewasa. Di antara kalian ada pula yang melewati umur tersebut sampai umur yang sangat tua. Umur di mana terjadi kepikunan dan mudah lupa. Kemampuan akal pun semakin berkurang sebagaimana kekuatan juga berkurang dan semakin lemah. Bahkan, di masa itu seseorang tak bisa mengetahui apa yang baru saja dilakukannya karena lemahnya akalnya. Demikianlah kekuatan anak Adam diiringi dua kelemahan: (1) kelemahan dan kekurangan ketika masa kecil; dan (2) kelemahan serta kekurangan di masa tua.

Dalil yang kedua adalah dihidupkannya bumi setelah ia mati. Anda bisa melihat bumi yang kering, tak ada pepohonan dan kehidupan, kemudian Kami turunkan padanya hujan. Bumi tersebut akhirnya bergerak dan tumbuh setelah sebelumnya kering dengan bertambahnya pepohonan. Tumbuhlah berbagai tumbuhan yang membuat orang yang melihat menjadi senang dan merenungkannya. Inilah dua dalil yang kuat yang tak bisa diragukan lagi.

Seruan keduabelas: Sebuah perumpamaan yang Allah sampaikan untuk menjelaskan buruknya penyembahan terhadap berhala

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-Hajj: 73)

Setelah Allah menyebutkan dalam ayat sebelumnya tentang bentuk penyembahan pada selain Allah yang sama sekali tak beralasan, baik berdasarkan wahyu atau alasan akal, Allah sebutkan di sini tentang kebatilan perbuatan tersebut. Ini juga menekankan bahwa orang yang berbuat kesyirikan tak paham apa itu ibadah. Allah memberikan perumpamaan, seandainya berhala dan semua yang mereka sembah itu mencoba untuk membuat satu lalat kecil dan makhluk rendah saja, maka tak akan bisa dan tak akan mampu sama sekali.

Bahkan, Allah sebutkan yang lebih ringan lagi. Seandainya lalat itu mengambil sesuatu dari sesembahan itu, maka mereka tak bisa merebutnya kembali. Itu menunjukkan lemahnya mereka dan sesembahan mereka. Ini juga isyarat bahwa orang-orang musyrik itu berada dalam kebodohan yang sangat. Mereka berbuat kesyirikan kepada Allah Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Ini sebuah perumpamaan yang Allah sampaikan untuk segenap manusia untuk menjelaskan betapa buruknya peribadatan pada berhala dan betapa dangkalnya akal orang-orang yang menyembah berhala dan betapa lemahnya mereka semua. Allah sampaikan perumpamaan ini untuk menambah ilmu dan penjelasan bagi orang beriman dan menegakkan hujah bagi orang-orang kafir. Maka, pasang baik-baik telinga kalian dan pahamilah isi kandungan yang terdapat di dalamnya. Jangan biarkan hati dan telinga kalian tidak menyimaknya. Bahkan, perhatikanlah dengan hati dan telinga kalian.

Al-Qur’an yang mulia menyebutkan berbagai perumpamaan untuk menjelaskan makna sesuatu yang samar dengan sesuatu yang bisa diindra agar jiwa merasa lapang dan menghilangkan keraguan dari akal manusia. Allah Yang Maha Bijaksana, Yang mengetahui segala yang gaib, mengetahui hal tersebut. Maka, Allah tak segan memberikan permisalan dengan seekor lalat atau yang lebih rendah daripada itu ketika ada maslahat yang bisa didapatkan.

[Bersambung]

***

Penerjemah: Amrullah Akadhinta

Sumber: https://muslim.or.id/75600-seruan-tuhannya-manusia-untuk-seluruh-manusia-bag-7.html

Tafsir Al-Quran: Doa Nabi Ibrahim untuk Makkah

Doa-doa Nabi Ibrahim bahkan termaktub dalam kitab suci Al-Quran, salah satunya doa kepada Kota Makkah

NABI IBRAHIM ‘alaihissalammerupakan tokoh penting yang menjadi contoh tauladan bagi umat Islam. Kisah Nabi Ibrahim AS banyak diabadikan dalam Al-Quran.

Hal ini karena Nabi keenam ini memiliki banyak kisah-kisah menarik yang patut diambil pelajaran darinya. Begitu istimewanya bapak agama tauhid ini, sampai umat Islam bershalawat kepadanya setiap saat.

Doa-doa Nabi Ibrahim bahkan termaktub dalam kitab suci Al-Quran. Di antara doa yang terkenal darinya adalah doa kepada Kota Makkah.

Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah agar Kota Makkah dijadikan Kota yang aman dan melimpah adalah cita-cita setiap Muslim.  Karena dalam keadaan aman, seseorang bisa beribadah kepada Allah dengan tenang dan optimal tanpa ada gangguan sedikitpun.

Dalam sebuah hadist disebutkan:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian yang bangun tidur dalam keadaan aman di rumahnya, sehat badannya, dan mendapatkan makanan (pokok) pada harinya, seakan akan telah diberi kepadanya dunia dan semua isinya.” (HR: Ibnu Majah).

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖيمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَاُمَتِّعُهٗ قَلِيْلًا ثُمَّ اَضْطَرُّهٗٓ اِلٰى عَذَابِ النَّارِ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”  (QS: Al-Baqarah [2]: 126).

Sebagian ulama mengatakan bahwa sebelum doa Nabi Ibrahim, Makkah sudah di karuniakan Allah, sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Sebagaimana di dalam hadist Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda pada waktu Fathu Makkah:

قالَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَومَ الفَتْحِ، فَتْحِ مَكَّةَ، لا هِجْرَةَ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ، وإذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا. وَقالَ يَومَ الفَتْحِ، فَتْحِ مَكَّةَ، إنَّ هذا البَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَومَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ، فَهو حَرَامٌ بحُرْمَةِ اللهِ إلى يَومِ القِيَامَةِ

“Sesungguhnya kota Makkah ini telah diharamkan Allah pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Maka Makkah adalah haram, karena Allah mengharamkannya sampai hari Kiamat.”

Kemudian setelah doa Nabi Ibrahim pada ayat di atas, Allah memperbaharui status tanah Makkah menjadi tanah haram. Ini sesuai hadist Zaid bin Ashim bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

إنَّ إبْراهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ ودَعا لأَهْلِها

Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Makkah dan berdoa untuk penduduknya.”  (HR: Muslim).

Setelah berdoa untuk keamanan kota Makkah, Nabi Ibrahim berdoa untuk keberkahan Makkah dengan memohon agar penduduknya diberi rezeki dari buah-buahan. Hal itu biasanya jika suatu negara aman, maka ekonomi akan berkembang dengan banyaknya investor yang masuk baik dari dalam maupun luar negeri.

Para pedagang dan pelaku bisnis pun dengan tenang melakukan aktivitas mereka tanpa di liputi rasa takut. Hubungan antara keamanan dan ekonomi sangai erat sekali. Dan ini jauh sebelumnya telah di gambarkan Allah di dalam firman-Nya,

لِإِيلَٰفِ قُرَيۡشٍ ١ إِۦلَٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيۡفِ ٢ فَلۡيَعۡبُدُواْ رَبَّ هَٰذَا ٱلۡبَيۡتِ ٣ ٱلَّذِيٓ أَطۡعَمَهُم مِّن جُوعٖ وَءَامَنَهُم مِّنۡ خَوۡفِۭ ٤ ﵞ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah),  yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.” (QS: Quraisy  [106]: 1-4).

Pada surah di atas menggambarkan dua hal:

Pertama, Allah memberikan kepada mereka makan (pertumbuhan ekonomi yang baik),

Kedua, Allah yang memberikan rasa aman

Rezeki yang disebut dalam ayat ini berupa buah-buahan dan juga sering disebut pada ayat- ayat lain  di antaranya dalam firman-Nya,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”(QS: Al-Baqarah [2]: 153).

Pada ayat ini disebutkan bahwa salah satu bentuk musibah adalah kekurangan buah-buahan.

Ini dikuatkan dalam firman-Nya,

وَلَقَدْ اَخَذْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِيْنَ وَنَقْصٍ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ

“Dan sungguh, Kami telah menghukum Fir‘aun dan kaumnya dengan (mendatangkan musim kemarau) bertahun-tahun dan kekurangan buah-buahan, agar mereka mengambil pelajaran.” (QS: Al-A’raf [7]: 130).

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Fir’aun dan para pengikutnya diuji oleh Allah dengan musim paceklik dan kekurangan buah-buahan. Keterangan di atas menunjukkan pentingnya buah-buahan dalam kehidupan manusia dan dia adalah sebaik-baik rezeki.

Salah satu kelebihan buah- buahan bahwa dia makanan langsung dari Allah, yang menumbuhkan, memberikan rasa serta yang memberikan gizi di dalamnya adalah Allah tanpa ada campur tangan dari manusia. Berbeda dengan makanan lain, yang kadang harus  diolah dulu oleh tangan manusia.

Yang  menarik bahwa buah-buahan yang diberikan Allah kepada penduduk-penduduk Makkah tidak harus tumbuh di kota Makkah, tetapi buah-buahan tersebut datang dari berbagai pelosok daerah di bumi ini. Bahkan banyak dari buah-buahan beredar di kota Makkah, justru dari negara-negara lain, yang sebenarnya tanahnya lebih subur daripada kota Makkah.

Di sinilah Allah menampakkan kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya yang sangat luas di depan manusia. Nabi Ibrahim berdoa memohon keamanan dan rezeki untuk orang beriman kepada Allah dan hari akhir secara khusus.

Tetapi Allah menjawab bahwa rezeki-Nya untuk semua manusia, baik manusia yang beriman maupun kafir. Bedanya bahwa rezeki yang diberikan kepada orang kafir sifatnya sementara dan dianggap Allah hanyalah kenikmatan yang sedikit, karena setelah itu mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.

Hal seperti ini banyak disebut di dalam firman-Nya, di antaranya:

Firman-Nya dalam Surah Hud ayat 48

Aقِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.” (QS: Hud [11] : 48)

Firman-Nya dalam Surah Ali- Imran ayat 196-197

  لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِى الْبِلَادِۗ، متاع قليل ثم مأواهم جهنم وبئس المهاد

“Jangan sekali-kali kamu te rperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah neraka Jahanam. (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal.” (QS: Ali-Imran [3]: 196-197 )

Firman-Nya dalam Surah Al-Mursalat ayat 46,

كُلُوْا وَتَمَتَّعُوْا قَلِيْلًا اِنَّكُمْ مُّجْرِمُوْنَ

(Katakan kepada orang-orang kafir), “Makan dan bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar, sesungguhnya kamu orang-orang durhaka!” (QS: Al-Mursalat [77] : 46)

Firman-Nya dalam Surah Az-Zumar ayat 8,

وَاِذَا مس  الْاِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهٗ مُنِيْبًا اِلَيْهِ ثُمَّ اِذَا خَوَّلَهٗ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُوْٓا اِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلّٰهِ اَنْدَادًا لِّيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيْلًا ۖاِنَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِ

“Dan apabila manusia ditimpa bencana, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali (taat) kepada-Nya; tetapi apabila Dia memberikan nikmat kepadanya dia lupa (akan bencana) yang pernah dia berdoa kepada Allah sebelum itu dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, “Bersenang-senanglah kamu dengan kekafiranmu itu untuk sementara waktu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka.” (QS: Az-Zumar [39]: 8).

Itulah beberapa dalil tentang kenikmatan yang sementara bagi orang-orang kafir. Wallahu ‘Alam.*/Tafsir An-Najah, diasuh Dr An-Najah, dari Pusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

HIDAYATULLAH

Dzikir Paling Utama di Waktu Pagi

Sudah selayaknya jika seorang muslim memperbanyak dzikir di setiap waktunya. Kita berdzikir itu bukan hanya menunggu waktu kosong, melainkan kita harus mengosongkan waktu untuk berdzikir. Terlebih di waktu pagi hari, selain menentramkan dan memberi energy positif, berdzikir di pagi hari itu merupakan doa yang dipanjatkan kepada Allah agar menjadikan hari iitu hari yang diberkahi.

Imam Nawawi menyebutkan banyak dzikiran yang bisa dibaca saat waktu subuh atau pagi hari. Beberapa dzikiran tersebut bisa dijadikan bacaan harian yang berasal langsung dari Rasulullah. Disebutkan dalam Al Azkar bahwa salah satu dzikir yang utama dibaca kala pagi hari adalah tasbih. Namun Hal tersebut berdasarkan perintah Allah dalam QS Thaha ayat 130

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا

 “Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari

Kalimat tasbih itu merupakan kalimat tayyibah yang ringan diucapkan, namun berat di timbangan. Kalimat ini juga merupakan kalimat yang sangat dicintai oleh Allah. Barangsiapa banyak berdzikir dengan kalimat kecintaan Allah, maka Allah akan mencintainya pula.  Adapun redaksi kalimat tasbih yang bersdasarkan riwayat hadis pada Shahih Muslim adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhānallāhi wa bi hamdih.

Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya.”

Selain kaliamat tasbih, Imam Nawawi juga menyebutkan bahwa dzikir yang utama dibaca di waktu pagi adalah sayyidul istighfar. Yaitu raja dari semua macam doa dalam meminta ampun. Adapun redaksi bacaan sayyidul istighfar adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

“Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

Dalam riwayat Bukhari disebutkan bahwa barangsiapa membaca sayyidul istighfar sebelum waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.

BINCANG SYARIAH