50 Fakta Kondisi Tubuh Saat Puasa

1. Asupan Buka dan Sahur Pengaruhi Kondisi di Siang Hari

 “Kebugaran tubuh di siang hari saat berpuasa sangat dipengaruhi oleh makanan dan minuman apa yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka,” papar dr Phaidon L Toruan, seorang praktisi kesehatan.

Menurut dr Phaidon, kebiasaan menyediakan makanan ‘apa adanya’ tanpa memikirkan komposisi nutrisinya merupakan penyebab mengapa banyak orang menjadi tidak aktif beraktivitas saat berpuasa. Agar puasa tanpa lemas di siang hari, masukkan sayur dan buah-buahan dalam menu buka dan sahur agar kebutuhan vitamin dan mineral tetap terpenuhi.

2. Hilang Fokus Akibat Tidak Sahur

Beberapa orang merasa berat meninggalkan kasur, alhasil lebih memilih melanjutkan tidur ketimbang bangun untuk makan sahur. Padahal makan dan minum saat sahur memegang peranan penting.

Menurut  spesialis gizi, dr Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, tubuh manusia sangat mampu bertoleransi terhadap kondisi tertentu. Tubuh lebih sulit bertahan tanpa air dibandingkan tanpa makanan. Karena lapar dan haus di siang hari, maka seseorang mudah kehilangan fokus. Itu makanya jangan tinggalkan makan dan minum saat sahur.

 

3. Hati Juga Berkesempatan Istirahat

Hati yang merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh berfungsi untuk membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Dengan berpuasa, di mana makanan tidak ada makanan yang masuk selama 12 jam akan memberi kesempatan pada hati dan organ pencernaan lain untuk lebih bisa beristirahat.

4. Usus Besar Lebih Santai

Usus besar pada tubuh memiliki banyak peran, di antaranya adalah menyerap air selama proses pencernaan, menghasilkan vitamin K dan vitamin H (Biotin), membentuk massa feses, dan mendorong sisa makanan hasil pencernaan keluar dari tubuh. Dengan tidak makan selama beberapa jam, sudah pasti usus besar menjadi lebih santai sehingga bisa beristirahat sejenak.

5. Tubuh Sulit Cerna Makanan Jika Tidur Usai Sahur

Banyak orang yang memilih kembali ke peraduan begitu menyelesaikan makan sahurnya. Padahal sesudah sahur lambung dalam keadaan penuh sehingga aliran darah yang berisi oksigen dan sari makanan akan menuju ke sekitar lambung.
Saat aliran darah terpusat di lambung, otomatis aliran darah ke otak, sel di tangan, kaki, dan bagian tubuh lain pun menurun. Akibatnya, aliran darah tidak terdistribusi dengan baik. Bukannya tubuh kekurangan oksigen, tetapi karena tidak ada yang mengantarkan oksigen dan sari makanan ke organ yang lain.

6. Masih Bisa Menyusui Meski Sedang Puasa

Saat berpuasa biasanya ibu menyusui khawatir produksi ASI akan menurun akibat waktu makan ibu yang berkurang. Menanggapi hal tersebut, dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, dari RS St Carolus Jakarta mengatakan bahwa berpuasa tidak akan berpengaruh pada ASI.

dr Utami menuturkan puasa tidak memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. Kualitas dan kuantitas ASI dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu. Maka dari itu makanan yang dimakan oleh ibu menyusui harus memiliki gizi yang cukup. Ada baiknya saat berbuka makan porsi kecil tapi sering, perbanyak konsumsi cairan, serta istirahat yang cukup.

7. Bisa Lebih Panjang Umur

Joel Fuhrman MD, pengarang Eat to Live: The Revolutionary Plan for Fast and Sustained Weight Loss dan Fasting and Eating for Health mengatakan ada ratusan penelitian yang menunjukkan bahwa ketika hewan diberi makan lebih sedikit kalori, mereka memiliki kecenderungan hidup lebih lama.

Studi pada hewan mulai dari cacing tanah hingga monyet telah menunjukkan bahwa puasa dan diet dengan kalori terbatas merupakan cara yang dapat diandalkan untuk memperpanjang umur. “Jika ingin hidup lebih lama maka makanlah yang sehat dan puasalah secara berkala,” saran Fuhrman.

8. Stres dan Depresi Berkurang

Bagi tubuh, puasa bisa memberikan dampak mengurangi stres dan depresi. Hal ini antara lain dibuktikan oleh Agnese Barolo, seorang life coach, di New Rochelle, New York.

Beberapa kali saat pasien stres dan depresi datang, Agnese akan menganjurkan puasa guna mengatasi stres dan depresinya. Menurutnya, dengan tidak makan beberapa jam dalam sehari, seseorang akan belajar untuk mengendalikan hidup mereka. Jika bisa mengendalikan hidupnya, maka mereka akan bisa mengatasi masalah yan membelit sehingga akan terbebas dari stres dan depresi.

9. Mual dan Muntah Saat Sahur dengan Porsi Besar

Beberapa orang memilih makan dengan porsi besar pada saat sahur. Tujuannya adalah agar lebih awet kenyang. Namun bukannya awet kenyang, makan dengan porsi besar pada saat sahur bisa memicu munculnya rasa mual dan muntah. Apalagi jika yang bersangkutan langsung tidur seusai sahur. Dengan posisi tidur, makanan akan lebih mudah kembali ke atas.

10. Lebih Tahan Lapar dengan Makan Buah

Pada saat puasa, tubuh akan lebih tahan lapar jika Anda memasukkan buah-buahan dalam menu sahur. Sebab buah-buahan mengandung serat yang tinggi. Makanan yang tinggi serat akan lebih bertahan lama di usus.

dr A.R Inge Permadhi, MS, SpGK dari Siloam Hospital menegaskan bahkan manfaat buah akan makin besar bila dikonsumsi berikut kulitnya, terutama untuk buah apel, pir, dan anggur. “Untuk jeruk makanlah dengan serat buahnya yang berwarna putih,” terangnya.

11. Atasi Akumulasi Cairan Berlebihan

Saat berpuasa, seseorang tidak akan minum selama belasan jam. Nah, pengurangan konsumsi air selama puasa, bisa membantu mengatasi akumulasi cairan yang berlebihan pada tubuh. Proses ‘pengeringan’ ini akan mengatasi pembengkakan pada perut, kaki, dan lutut yang sering dialami saat wanita menstruasi.

 

 

12. Bisa Meredakan Nyeri

Puasa bukan sekadar kegiatan keagaamaan yang wajib dilakukan umat Muslim, karena kenyataannya puasa memberi efek luar biasa bagi peningkatan kesehatan tubuh. Puasa bisa membantu meredakan nyeri pada persendian, bagi orang yang menderita arthritis atau radang sendi.
Sebuah penelitian menunjukkan, adanya hubungan antara membaiknya radang sendi dan peningkatan kemampuan sel netrofil dalam membasmi bakteri. Netrofil inilah yang berperan dalam menetralkan racun maupun bakteri selama tubuh berpuasa.

13. Bibir Pecah dan Kering

Saat puasa tubuh tidak mendapat pasokan air sebanyak hari-hari biasa sehingga jika saat sahur dan berbuka tidak mendapat cairan memadai, risikonya adalah dehidrasi. Selain itu, keluhan lainnya  yaitu bibir yang pecah-pecah akibat asupan air yang tidak memadai.

Bibir menjadi bagian tubuh yang paling terasa kering dan pecah-pecah karena jarangnya kontak dengan air. Karena itu tak ada salahnya memperbanyak makan buah saat buka dan sahur, sehingga kelembaban bibir akan kembali dan terhindar dari pecah-pecah.

14. Makan Terlalu Banyak Saat Sahur Bikin Lemas

Menu yang dimakan saat sahur akan memengaruhi kinerja tubuh selama seharian penuh. Sama halnya dengan porsi yang dikonsumsi saat makan sahur, banyak orang makan dengan porsi besar dengan alasan agar mempunyai energi cadangan saat puasa. Padahal makan terlalu banyak saat sahur justru bisa membuat perut kekenyangan dan tubuh bertambah lemas.

15. Tubuh Cenderung Pilih Makanan Tinggi Gula dan Minyak

Tidak sedikit pria maupun wanita yang tergoda mengonsumsi gorengan dan minuman manis saat berbuka puasa. Menurut pakar gizi dan nutrisi, Emilia E. Achmadi MS. RD., saat tubuh tidak mengonsumsi makanan dan cairan seharian maka gula darah turun. Hal itu memicu hormon alami manusia untuk mencari makanan yang tinggi gula dan minyak.

 

16. Berat Badan Bisa Naik Saat Puasa

Orang berpikir, dengan pola makan yang hanya 2 kali sehari dapat menjadikan puasa sebagai ajang diet. Namun, perlu diperhatikan bahwa puasa juga menjadi penyebab berat badan naik akibat asupan makan yang terlalu banyak saat berbuka. Orang yang berpuasa cenderung kalap saat berbuka sehingga hal ini menjadi salah satu pemicu berat badan naik.

 

17. Bisa Terhindar dari Junk Food

Junk food dikenal dengan cita rasanya yang enak dan gurih di lidah sehingga kerap kali sulit untuk dihindari. Namun dengan berpuasa, maka Anda akan lebih mampu mengatasi godaan pada makanan yang tidak sehat seperti junk food. Dengan pola makan yang sehat saat puasa, tubuh akan terlatih  menahan godaan yang menggiurkan untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

 

18. Mata Cekung atau Muncul Lingkaran Hitam

Puasa Ramadan terkadang membuat pola tidur berubah. Perubahan jam biologis tubuh terjadi karena harus bangun untuk sahur. Hal ini tidak jarang menyebabkan seseorang kurang tidur jika yang bersangkutan bangun sahur terlalu cepat, lalu usai makan sahur malah asyik menonton televisi, misalnya.Karena itu, umat Muslim dianjurkan mengakhirkan waktu sahur.
Tubuh yang kurang tidur serta kelelahan, biasanya membuat mata menjadi cekung atau muncul lingkaran hitam di mata. Untuk membuat mata cekung kembali terlihat segar, bisa diberikan kompres pada mata selama 15 menit.

 

19. Jangan Berlebihan Olahraga

Meski puasa, jangan jadi alasan untuk tidak berolahraga. Tapi ingat tidak perlu melakukan olahraga berat. Lakukanlah olahraga dalam intensitas ringan saat sedang berpuasa. Ahli kedokteran olahraga menyarankan agar olahraga dilakukan setengah jam setelah sahur dengan intensitas ringan 30 menit sampai satu jam. “Olahraga dengan intensitas berat dikhawatirkan membuat energi yang dikeluarkan terlalu banyak. Hal ini membuat dehidrasi serta mudah lelah,” ujar dr Michael Triangto, SpKO.

 

20. Keluhan Kadar Gula Darah

Ibadah puasa memang diwajibkan bagi seluruh umat Muslim, namun harus perhatikan kadar gula darah tubuh agar tidak terjadi komplikasi yang berbahaya. Jika seseorang mengalami episode hipoglikemi yaitu kadar gula darah rendah di bawah 100 mg/dl maka dapat timbul rasa pusing, keluar keringat dingin, jantung berdebar dan kesadaran pun menurun.
Sama halnya dengan kadar gula darah di atas 300 mg/dl, akan menyebabkan seseorang kehabisan energi di tubuh. Oleh sebab itu, perhatikan kadar gula darah sebelum dan saat menjalankan puasa.

 

21.Keluhan Kulit Tampak Keriput

Ingat, memenuhi kebutuhan cairan sebaiknya dijadikan salah satu prioritas saat berpuasa. Sebab, cairan tidak bisa disimpan dalam waktu lama di tubuh karena kemampuan tubuh menyimpan cairan terbatas. Berbeda halnya dengan makanan yang bisa disimpan di dalam tubuh lebih lama.
“Kalau seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan cairan saat berbuka dan sahur, akibatnya sel kulit menjadi haus terus, nanti kelihatan keriput, tidak elastis dan kering,” tutur ahli gizi, Rita Ramayulis DCN, Mkes. Jadi saat sahur dan berbuka, minumlah yang cukup sebagai bekal.

 

22. Sakit Gigi

Pada saat berbuka puasa, banyak orang yang memilih minuman manis plus dingin karena dianggap menyegarkan. Jika memiliki gigi sensitif, maka hal itu bisa menyebabkan gigi menjadi sakit. Selain itu, kebiasaan langsung tidur setelah sahur tanpa menyikat gigi juga meningkatkan peluang sakit gigi saat berpuasa.

 

23. Keluhan Pusing

Puasa Ramadan merupakan puasa wajib yang harus dilakukan selama satu bulan penuh oleh umat Muslim. Terkadang, rasa pusing kerap dialami oleh beberapa orang di saat sedang berpuasa. Hal ini biasanya terjadi karena orang tersebut memang memiliki tekanan darah atau kadar gula darah yang rendah. Sehingga, dengan tidak adanya asupan makan sepanjang pagi hingga sore akan memengaruhi kondisinya.

 

24. Munculnya Bau Mulut

Bau mulut saat puasa bisa muncul karena berkurangnya air liur. Namun bau mulut juga bisa muncul akibat cairan pencernaan yang tetap keluar meskipun tidak ada makanan yang dikonsumsi. Selain itu, cadangan lemak dalam tubuh juga melepaskan bahan kimia keton yang didorong bersamaan dengan keluarnya napas. Kondisi itulah yang menjadi pemicu timbulnya bau mulut.

 

25. Jumlah Air Liur Berkurang

Menurut sebuah penelitian, kurangnya cairan yang diminum selama berpuasa membuat kelenjar ludah tidak menghasilkan air liur yang cukup. Dengan kurangnya air liur yang mengalir ke dalam rongga mulut selama berpuasa, rongga mulut menjadi kering serta bakteri semakin berkembang di lidah dan gigi. Itu makanya kerap ada keluhan bau mulut selama berpuasa. Untuk itu, penuhi kebutuhan cairan yang cukup saat sahur dan berbuka.

 

26. Manfaat Misterius untuk Otak

Perubahan pola makan saat berpuasa memicu banyak perubahan pada tubuh, salah satunya organ otak. Sebuah studi yang dilakukan National Institute on Aging menunjukkan bahwa pengurangan selang waktu makan dapat melindungi otak dari penyakit seperti alzheimer dan parkinson.
Pembatasan makan ini merangsang produksi neuron baru dari sel induk dan dapat meningkatkan plastisitas sinaptik. Sehingga hal itu dapat meningkatkan kemampuan otak untuk melawan penuaan dan memulihkan cedera fungsi lanjutan.

 

27.Dapat Menurunkan Kecanduan Merokok

Efek nikotin yang ada pada rokok menjadi faktor penguat seseorang untuk sulit berhenti merokok. Namun, puasa ternyata mampu menurunkan kadar kecanduan pada seorang perokok yang tentunya dengan niat yang kuat. Kebanyakan orang akan takjub betapa mudahnya untuk berhenti merokok saat berpuasa karena gejala-gejala penarikan dari kecanduan nikotin dapat diselesaikan dengan cepat oleh tubuh.

 

28. Perilaku Tidur yang Berubah

 Umumnya orang memerlukan waktu tidur selama 4-11 jam setiap hari, tergantung pada kebiasaan dan karakteristik genetiknya. Namun ketika puasa Ramadan, lama waktu tidur ini harus terputus oleh makan sahur. Dengan adanya jam makan sahur yang terkadang menyela waktu tidur, gangguan tidur kerap dialami selama bulan Ramadan. Maka dari itu, ada baiknya tetap menjaga kualitas tidur selama puasa agar tidak menganggu konsentrasi. Di sisi lain, tahapan tidur nyenyak kerap justru kerap dirasakan selama masa berpuasa jika jam tidur seseorang terpenuhi.

 

29. Usus Mengecil

Biasanya, asupan makan seseorang terjadi sebanyak 3 kali sehari. Namun, puasa mengubah jadwal serta pola makan yang berdampak pada sistem pencernaan seseorang. Saat puasa, usus akan mengecil karena tak ada makanan yang masuk selama belasan jam. Sehingga saat berbuka, ada baiknya mengonsumsi makanan yang sehat dan menyegarkan agar usus mampu mencerna dengan baik.

 

30. Asam Lambung Bisa Naik Saat Buka Puasa

Beberapa orang mengeluh asam lambung yang naik sesaat setelah berbuka puasa. Menurut penelitian di Paris yang melibatkan 13 sukarelawan, ternyata memang bisa terjadi peningkatan asam lambung pada minggu pertama puasa. Ini bisa terjadi akibat makanan yang dikonsumsi saat berbuka puasa.
Menurut pakar gizi, saat berbuka puasa sebaiknya hindari menu makanan yang terlalu manis, asam atau berlemak. Sebab, jenis makanan seperti itu dapat meningkatkan asam lambung. Gorengan dan buah yang asam merupakan makanan yang sebaiknya dihindari agar tidak terjadi hal tersebut, apalagi pada orang yang punya mag.

31. Tubuh Baik-baik Saja Meski Donor Darah

Donor darah saat puasa? Boleh-boleh saja. Tubuh memiliki kapasitas darah kira-kira sebanyak 5.000 cc sampai 6.000 cc, tergantung dari berat badan seseorang. Saat donor darah, hanya 300 cc darah di tubuh yang diambil. Karena hanya sedikit diambil, maka tidak berdampak apa-apa pada tubuh seseorang saat berpuasa.
“Diambil 300 cc saja nggak ada artinya untuk tubuh. Kondisi yang berbahaya jika darah ditubuh berkurang sebesar 50 persen,” ujar Dr. dr. Aru Wisaksono Sp.PD, KHOM, FACP, pakar hematologi.

 

32. Diare dan Sakit Perut

Pada awal puasa, masyarakat cenderung tidak memperhatikan pola makannya. Karena itu, gangguan pencernaan adalah salah satu masalah yang sering dijumpai.Kondisi tersebut biasanya terjadi karena salah makan saat sahur dan berbuka, apalagi mayoritas masyarakat Indonesia biasanya mengonsumsi makanan yang tidak tepat. Misalnya makanan yang terlalu pedas dan banyak kandungan gasnya.

 

33. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Saat berpuasa adalah saatnya mengistirahatkan tubuh dari berbagai jenis makanan yang tidak sehat. Puasa pun dapat memicu proses penyembuhan bagi tubuh seseorang. Ketika seseorag makan, maka tubuhnya bekerja keras mengeluarkan enzim pencernaan untuk mencerna dan menyalurkannya ke seluruh tubuh.
Sedangkan selama berpuasa, energi dialihkan dari sistem pencernaan lantaran tidak ada makanan yang diproses. Energi yang tidak terlalu besar dialihkan untuk hal lain, sehingga mampu memicu sistem kekebalan pada tubuh.

 

34. Banyak Tiduran Malah Bikin Lemas

Tidak sedikit orang yang hanya tidur-tiduran untuk menghabiskan waktu siangnya saat puasa. Padahal kebiasaan itu justru membuat tubuh lemas dan tak bertenaga.Penyebabnya adalah pada saat puasa, sebenarnya tubuh dipersiapkan dalam kondisi ‘on’. Pada saat tubuh dalam kondisi siaga dan orang sengaja menidurkannya dengan tidur-tiduran maka otot-otot tubuh akan melemas.

 

35. Melindungi Otot

Siapa bilang puasa membuat otot lemah? Dr Benjamin D Horne, PhD, MPH, Direktur Kardiovaskular dan Epidemiologi Genetik menemukan bahwa saat berpuasa, tubuh akan menghasilkan hormon pertumbuhan atau yang dikenal dengan Human Growth Hormone (HGH). Hormon inilah yang bekerja melindungi otot dan menjaga keseimbangan metabolik.

 

36. Baik untuk Kesehatan Jantung

Peneliti jantung dari Intermountain Medical Center Heart Institute melaporkan bahwa puasa tidak hanya menurunkan risiko seseorang dari penyakit arteri koroner dan diabetes, tapi juga menghasilkan perubahan yang signifikan pada kadar kolesterol. Ditemukan bahwa puasa membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), sehingga kondisi ini akan mengurangi faktor risiko dari penyakit jantung koroner.

 

 

37. Perut Begah atau Kembung di Awal Puasa

Keluhan sebagian orang saat menjalani puasa hari pertama adalah perut yang terasa begah. Menurut dr Hendrawan Nadesul perut begah ketika puasa biasanya dialami pada 2 hari awal puasa. Setelah itu perut akan mulai terbiasa. Nah, untuk menghindari perut begah sebaiknya tidak makan makanan yang pedas serta mengandung gas pada saat sahur.

38. Uring-uringan Saat Puasa

Berpuasa umumnya membuat orang menjadi lebih mampu menahan emosi, namun faktanya tak jarang juga orang yang berpuasa uringan-uringan karena lapar atau lelah. Saat ini terjadi, kemungkinan tubuh banyak melepas hormon kortisol, yang diproduksi akibat stres karena lelah dan lapar. Maka dari itu, rileks dan menumbuhkan perasaan positif dapat dilakukan di sela-sela aktivitas agar menurunkan kadar hormon kortisol.

 

39. Mengistirahatkan Saluran Pencernaan

Membiarkan saluran pencernaan agar beristirahat sejenak merupakan kunci utama mengapa puasa bisa menyehatkan. Saat berpuasa, organ-organ yang biasanya bekerja keras untuk mencerna makanan dapat beristirahat sejenak dengan memperlambat sekresi cairan pemecahan zat makanan.

 

40. Bisa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Jika Anda memiliki masalah dengan tekanan darah tinggi, cobalah berpuasa untuk mengontrol hal tersebut. Salah satu manfaat yang didapat dengan berpuasa adalah membuat tubuh mengurangi produksi hormon tertentu, seperti adrenalin, yang dapat meningkatkan naiknya tekanan darah.

 

41. Meningkatkan Sistem Imun

Puasa telah lama dilakukan manusia karena memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaatnya adalah meningkatkan sistem imun tubuh dengan rutin berpuasa dan menjaga pola makan tetap sehat selama puasa. Berbuka dengan asupan yang kaya dengan mineral dan vitamin membuat pertahanan tubuh semakin kuat. Puasa juga meminimalkan ngemil makanan yang tidak sehat.

 

42. Suhu Tubuh Naik Saat Berpuasa

Umumnya pada saat berbuka puasa, orang-orang memilih meminum air es atau air dingin karena terasa menyegarkan. Padahal lebih dianjurkan untuk minum air yang hangat. Mengapa? Sebab, saat berpuasa suhu tubuh akan naik menjadi lebih hangat. Jadi dengan konsumsi air yang sama suhunya dengan kondisi tubuh membuat lambung mampu beradaptasi.

 

43. Glukosa Bisa Turun Akibat Minum Berlebihan

Minum air sebanyak 8 gelas, memang disarankan agar energi yang dibutuhkan tubuh bisa tercukupi. Meski begitu, jangan pula berlebihan saat mengonsumsi air karena lambung hanya mampu menampung air sebanyak 1 liter, sehingga jika dalam sekali kesempatan minum lebih dari 1 liter tentu tidak dianjurkan.
Dipaparkan ahli gizi, dr Saptawati Bardosono, MS bahwa jika lambung kepenuhan air maka kadar glukosa akan turun. “Makin banyak air yang masuk, kandungan natrium di tubuh bisa turun. Itu bahaya, bisa sebabkan pingsan,” ujarnya.

 

44. Bisa Turunkan Kadar Lemak dan Massa Otot

Secara metabolik yang sehat, selama empat pekan berpuasa maka berat badan bisa turun sebanyak 2 kg. Saat bobot tubuh turun, maka lemak dan massa otot juga berkurang.
Ketika berpuasa, tubuh membakar glukosa yang tersisa untuk menghasilkan energi.Saat glukosa telah habis, tubuh akan membakar lemak yang tersimpan di otot untuk menghasilkan energi. Karenanya tubuh akan mengurai lemak di dalam tubuh agar tetap menghasilkan energi.

 

45. Kalap Beli Makanan Berbuka

Pernah merasa kalap untuk memborong makanan untuk berbuka? Kondisi tersebut dinamakan emotional eating, yaitu di mana seseorang memiliki keinginan makan yang berlebihan. Selama puasa, kecenderungan emotional eating memang tinggi karena kondisi lambung sedang lapar. Kondisi tersebut berasal dari munculnya hormon yang mengirimkan sinyal lapar dari hipotalamus akibat mencium aroma makanan.

 

46. Tubuh Lebih Bugar

Pada dasarnya, puasa di bulan Ramadan bisa menjadi detoksifikasi tubuh.  Dengan berpuasa, organ-organ di tubuh dapat diistirahatkan selama beberapa jam.Organ tidak bekerja terlalu keras selama beberapa jam karena waktu makan dibatasi, sehingga setelah berpuasa selama sebulan tubuh akan terasa lebih bugar.

 

47. Cepat Mengantuk

Saat berpuasa, kebanyakan orang akan merasakan dua hal yaitu lapar dan mengantuk. Keduanya ini memang memiliki hubungan karena saat lapar melanda, maka tubuh menjadi lebih cepat mengantuk. Perlu diingat pula, mengantuk saat puasa di siang hari, berkaitan dengan asupan makan saat sahur.
“Sebaiknya kurangi karbohidrat saat sahur. Karbohidrat memiliki gula yang membuat tubuh cepat lapar. Lapar inilah yang membuat kita menjadi lebih mengantuk,” ujar dr A. R. Inge Permadhi, MS, SpGK.

48. Lemas Datang Akibat Kelelahan

Banyak orang yang mengeluh merasa lemas saat berpuasa. Perlu diingat rasa lemas tersebut bukanlah berasal dari kurangnya stok darah di tubuh, melainkan akibat kelelahan. “Kurang istirahat atau terlalu capai dapat membuat tubuh lemas sata puasa,” ujar dr Ronald Hukom SpPD, KHOM.

49. Bobot Bisa Turun 2-4 Kg

Beberapa orang menggunakan puasa sebagai salah satu program diet penurunan berat badannya. Namun para ahli merekomendasikan bahwa puasa selama sebulan jangan sampai menurunkan bobot lebih dari 4 kg. Jika bobot tubuh turun lebih dari itu akan mengganggu sistem metabolisme tubuh. Risikonya adalah akan terbentuk lebih banyak lemak sehingga membuat bobot tubuh kembali naik. Karena itu sebaiknya makanlah dengan porsi yang wajar pada saat berbuka dan sahur.

 

50. Tubuh Bisa Bertahan Tanpa Asupan Selama 12 Jam

Ibadah puasa yang berlangsung dari sebelum matahari terbit hingga matahari terbenam, membuat sebagian orang merasa lemas. Mereka seringkali beralasan karena tidak adanya asupan yang diberikan untuk tubuh. Padahal secara medis, tanpa makan dan minum dalam rentang waktu 12 jam tidak berdampak apa-apa pada tubuh. Apalagi, dengan asupan yang banyak diperoleh saat sahur dan berbuka maka tubuh tidak akan mendapatkan masalah yang besar.

 

 

 

sumber: Health.Detik.com

Ini 6 Fakta Ilmiah Keajaiban Ibadah Puasa

Inilah fakta-fakta ilmiah yang tersebar dalam berbagai buku dan penelitian medis yang menegaskan manfaat dan keuntungan Ibadah puasa:

  1. Ibadah puasa adalah sarana pencegahan dari sejumlah penyakit dan gangguan kesehatan yang timbul akibat kebiasaan makan berlebihan dan berkesinambungan sepanjang tahun tanpa pernah berhenti.
  2. Ibadah puasa merupakan sarana terapis untuk beberapa penyakit ganas dan kronis.
  3. Ibadah puasa mampu membangkitkan kinerja seluruh proses vital yang berlangsung di dalam tubuh, meningkatkan performanya. Puasa pun meremajakan komponen-komponen sel dasar dan energi yang tersimpan di dalamnya sehingga lebih kuat dan lebih mampu menghadapi hal-hal yang berat atau keadaan damrat di saat tubuh mengalami pasokan makanan yang sedikit atau tidak mendapatkan pasokan selama sekali dalam jangka waktu tertentu.
  4. Ibadah puasa menjadi pengontrol dan penekan gejolak sek- sual yang membara, terutama di kalangan ramaja dan anak muda.
  5. Ibadah puasa tidak memberatkan atau menyulitkan tubuh. Gejala memberatkan yang dirasakan secara ilusif (termasuk lapar) sebenarnya hanyalah karena menyalahi kebiasaan dan jam makan.
  6. Ibadah puasa merangkum dua proses anabolisme dan kata­olisme sekaligus dalam satu waktu, sehingga ia bisa memenuhi pasokan glukosa sebagai satu-satunya bahan bakar untuk sel otak dan sebagai bahan bakar utama seluruh jaringan lainnnya.Sekarang ini, hakikat puasa semakin terkuak sebagai sebuah mukjizat ilmiah dan kebutuhan humanis. Fakta kebe­naran ini akan terus tersingkap lebih banyak lagi seiring de­ngan peningkatan pengetahuan manusia mengenai hukum- hukum penciptaan.

 

Sumber : Terapi Puasa, Oleh Dr. Abdul Jawwad Ash-Shawi

Republika Online

Beginilah Menjadi Manusia Sukses di Mata Allah

Surat Al-A’la kerapkali dijadikan surat pilihan kala shalat Ied. Entah kenapa, setiap mendengar surat itu hati ini gerimis. Saat imam melantunkan, “Qad aflaha man tazakka wa dzakarasma rabbihi fashalla…”

Seorang alim pernah berpesan kepada saya, “Nak, setelah lulus SMA orang akan bertanya kampus mana yang kamu masuki, ternama atau tidak. Setelah lulus kuliah orang juga akan melihat apa pekerjaanmu, bagaimana kehidupanmu dan siapa jodohmu. Mereka akan menilai seluruh pencapaianmu. Jika terlihat bergelimang harta dan kehormatan, mereka akan menyebutmu ‘sukses’. Jika tidak, mereka akan menyebut ‘nasibmu buruk’, kemudian satu per satu dari mereka menjauhimu.”

Potongan ayat dalam surat Al-A’la itu mengajak saya kembali merenungkan makna kesuksesan. Apakah saat kita bergelimang harta? Saat kita mendapatkan berbagai macam gelar? Jumlah mobil? Luas rumah? Ternyata tidak. Man tazakka wa dzakarasma rabbihi fashalla. Itulah sebenar-benarnya sukses, sukses di mata Allah. Yaitu orang yang selalu menyucikan dirinya, yang selalu mengingat Rabb-nya, dan senantiasa mendirikan shalat.

Jabatan tinggi atau pekerjaan dengan gaji besar tidaklah bernilai sukses di mata Allah jika didapatkan dan dilakukan dengan cara yang kotor. Punya mobil seharga miliaran rupiah, rumah, dan vila bertengger di lokasi-lokasi elite, namun waktu shalat masih kita relakan untuk disita oleh rapat kantor dan pertemuan perusahaan. Sekali lagi, itu bukan sukses. Maka Allah mengatakan, “Bal tu’tsiruunal hayaatad dunya” di ayat selanjutnya, yang berarti, tapi mereka lebih memilih dunia, padahal akhirat lebih kekal.

Ah, betapa saya masih malu jika ditanya, “Kerja di mana?” Apa kata mereka saat tahu, saya yang sudah kuliah tinggi-tinggi sampai ke jenjang S2 ini, di kampus ternama pula, kini “hanya” jadi ibu rumah tangga yang bekerja keras membesarkan dua anak yang masih balita. Apakah saya tidak sukses?

Saya yang masih berasyik-masyuk di depan layar ponsel keluaran terbaru saat mendengar azan, bahkan bergeming satu jam usai azan berkumandang, apakah saya sudah sukses? Mobil mewah, pekerjaan terpandang, rumah nan luas, sejatinya bukanlah tolok ukur kesuksesan.

Di mata Allah, semua itu tak ada nilainya. Itu hanya aset dunia yang harus diolah lagi agar menjadi aset akhirat dengan syarat yang telah dipaparkan tadi. Dalam Al-A’la kita diingatkan.

Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita dari hubbud dunya…

 

 

Gina Najjah (25),Ibu dua anak, Serang

Sumber:Ummi Online

Luar Biasa, Ternyata Inilah Arti Cinta Menurut Al Quran

Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin Al Ash radhiyallahuanhuma, dia berkata: Rasulullah saw bersabda,“Tidaklah salah seorang di antara kamu beriman sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”

Cinta memang selalu menarik untuk dibahas, apalagi jika ia dikaitkan dengan ajaran Islam yang agung. Hadits di atas menawarkan kita sebuah celah mata air untuk menyelami kembali makna cinta lewat sebuah kata sederhana, yaitu hawa.

Penting bagi kita untuk memahami arti cinta agar kita tak tergelincir ketika merasakan gejalanya. Agar kita tidak terseret ke dalam arus dan pusaran yang memilin-milin kita dalam kebimbangan dan ketidakmenentuan. Akibatnya, kita disibukkan oleh suasana hati yang kacau dan melupakan Allah swt. Padahal, dari Allah-lah sebenarnya rasa cinta yang murni itu berasal.

 

Di akhir ketergelinciran itu, lupalah kita dengan amal. Lalailah kita dengan aktivitas-aktivitas Rabbaniyah. Semakin jauh kita dari Allah, semakin gencar masalah-masalah hidup menerpa kita. Kata orang bijak, sebenarnya hanya ada satu masalah yang kita alami. Bila masalah itu bisa kita atasi, maka masalah-masalah yang lain tak akan menjadi beban berat. Satu masalah itu adalah kedekatan kita pada pemberi jalan keluar semua masalah: Allah swt.

Arti Cinta

Salah satu makna dari hawa, sebagaimana yang disebut dalam hadits Arbain yang ke-41 adalah kesenangan dan cinta–istilah Arab-nya, mahabbah atau hubb.

Namun, para ahli, baik kalangan ulama Islam maupun dari ahli-ahli lainnya, kesulitan mendefinisikan apa itu cinta. Ada dua kemungkinan mengapa cinta sulit didefinisikan.

1. Karena sulitnya menangkap esensi dan substansi cinta dikarenakan beragamnya pengalaman orang dalam hal ini. Kenyataan ini memunculkan beragam peristilahannya di satu sisi, dan perbedaan mereka dalam melekatkan sifat kepadanya, di sisi yang lain. Oleh karena itu, dalam bahasa Arab ditemukan kurang lebih 60 kosakata yang merujuk kepada makna cinta.

2. Karena kosakata itu sendiri sudah sangat jelas, pendefinisiannya malah menjadikannya kabur. Mirip-mirip dengan “air” saat seseorang harus mendefinisikannya, sehingga pada akhirnya air didefinisikan sebagai: air!

Oleh sebab itulah, para ahli mengatakan, definisi cinta (atau istilah Arab-nya, mahabbah atau hubb) adalah cinta, atau mahabbah, atau hubb.

Cinta dalam Al-Qur’an

Penelusuran yang dilakukan oleh Syaikh Fuad Abdul Baqi’ terhadap kosakata yang berakar pada huruf ha, ba, ba, yaitu huruf dasar terbentuknya kata mahabbah atau hubb, menunjukkan angka yang luar biasa. Ternyata, kosakata Al-Qur’an Al-Karim yang berhuruf dasar ha ba ba dalam berbagai bentuknya, totalnya ada 95 kali penyebutan. Sebanyak 86 kali menunjuk pada arti cinta, dan 9 kali mengacu pada makna biji-biji tanaman. Singkatnya, penyebutan kata yang berakar dari huruf ha ba ba yang bermakna cinta, disebutkan oleh Al-Qur’an sebanyak 86 kali. Ini belum menghitung kosakata selain ha ba ba yang juga mempunyai korelasi sangat eratdengan cinta, misalnya kata mawaddah dengan seluruh variannya.

Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an sangat memerhatikan masalah cinta, kesucian cinta, dan ketepatan penempatannya. Oleh karena itu, janganlah kita sebagai ahlul Qur’an merendahkan dan menodai cinta dan kesucian cinta ini demi menjaga dan memelihara keagungan dan kesucian Al-Qur’an Al-Karim.

Konotasi  Mahabbah

Meskipun terdapat kesulitan dalam mendefinisikan cinta (mahabbah atau hubb), namun penelusuran terhadap makna kosakata yang berakar pada huruf ha ba ba akan membimbing kita menemukan madlul atau konotasi dari kata mahabbah atau hubb ini.

Paling tidak ada lima madlul atau konotasi makna yang ditunjuk oleh kosakata mahabbah atau hubb ini.

Mahabbah atau hubb menunjuk kepada sesuatu yang jernih dan bening, tidak keruh karena tercampur berbagai hal.

Mahabbah atau hubb menunjuk kepada sesuatu yang tinggi dan luhur.

Mahabbah atau hubb menunjuk kepada sesuatu yang selalu melekat atau menempel, tidak pernah berpisah atau menjauh.

Mahabbah atau hubb menunjuk kepada sesuatu dinamis, tidak pernah diam, selalu bergerak, atau ada saja kreasi atau inovasi yang muncul.

Mahabbah atau hubb menunjuk kepada inti yang paling dalam dari sesuatu. Ibarat biji mangga, ia adalah inti dari mangga yang darinya akan tumbuh tanaman mangga yang besar, tinggi, dan menghasilkan banyak mangga lagi setelahnya. Oleh karenanya, biji mangga itu dan yang semisalnya, dalam bahasa Arab disebut habbah.

Para ulama berpendapat bahwa kosakata mahabbah atau hubb yang diterjemahkan sebagai cinta (love)mengandung lima madlul ini secara keseluruhan. Artinya, mahabbah haqiqiyah atau hubbun haqiqiyun atau cinta sejati dan sebenarnya, adalah sesuatu yang bening, jernih, tidak keruh, tidak kotor. Sesuatu yang tinggi dan luhur, bukan sesuatu yang rendahan atau murahan, yang merupakan inti dari jati dirinya. Darinya akan lahir banyak hal yang membawa manfaat baik bagi dirinya, bagi sesama, dan bahkan bagi seluruh alam. Rasa yang tulus murni, menjadikannya selalu melekat dan dekat dengan yang dicintanya, namun tetap dinamis, kreatif dan inovatif dalam bergerak, bertindak dan, berbuat demi kebaikan cinta dan yang dicintanya.

 

sumbe: Ummi Online

4 Alasan Waktu Imsak Justru Waktu Terbaik untuk Sahur

Siapa yang sering sahur sejam atau bahkan dua jam sebelum adzan Shubuh? Wuih, mungkin makan sahurnya bermacam-macam dan makannya sambil nonton jadi butuh waktu lama untuk mengunyah yaa?

Padahal kalau kita mau mengikuti sunah Rasulullah, justru makan sahurlah begitu mendekati waktu adzan Shubuh, kira-kira lima belas menit sampai tiga puluh menit sebelum adzan Shubuh, karena cara inilah yang dilakukan oleh Rasul dan para Sahabat. Bahkan beberapa kalangan menyatakan waktu imsak sebagai waktu untuk berhenti makan sahur adalah bid’ah yang menyesatkan.

“Dahulu para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang paling segera berbuka dan paling lambat sahur.” (HR. Abdurrozaq di dalam Al-Mushonnaf 4/226, no. 7591; dishahihkan oleh Al-Hafizh di dalam Al-Fath)

Dalam hadits lainnya, Zaid bin Tsabit menyatakan bahwa setelah sahur biasanya Rasulullah langsung melaksanakan shalat Shubuh, artinya… beliau biasanya mengakhirkan sahur.

“Bahwa Zaid bin Tsabit telah memberitahunya bahwa mereka makan sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian mereka berdiri mengerjakan shalat. Aku bertanya kepada Zaid: “Berapa lama tempo antara selesai makan sahurdengan shalat?” Zaid Menjawab, “Kira-kira 50 atau 60 ayat (al-Qur’an).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada beberapa alasan bahwa sebaiknya kita sahur mendekati waktu imsak atau adzan Shubuh:

1. Tidak berlebihan dalam menyantap makan sahur

Kalau waktunya kelamaan, kita bisa kebanyakan makan dan minum, akhirnya perut malah kembung dan kekenyangan karena segala jenis makanan dimasukin ke perut.

Padahal Rasulullah hanya sahur dengan kurma kering:

“Hidangan sahur seorang mukmin yang paling baik adalah kurma kering” (HR. Ibnu Hiban, Abu Dawud, dan al-Baihaqi)

2. Tidak terpikir untuk tidur lagi setelah santap sahur

Gara-gara kelamaan menunggu waktu shubuh, akhirnya ngantuk lagi, ketiduran, dan shalat Shubuh bablas ke masjidnya.

 

3. Mendapat keberkahan sahur karena mengikuti sunah mengakhirkan sahur

“Dahulu para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang paling segera berbuka dan paling lambat sahur.” (HR. Abdurrozaq di dalam Al-Mushonnaf 4/226, no. 7591; dishahihkan oleh Al-Hafizh di dalam Al-Fath)

 

4. Terasa kenyang lebih lama

Karena sahurnya mendekati fajar Shubuh, in syaa Allah masih terasa kenyang ketika pagi tiba. Sedangkan orang yang sudah sahur dari jam 2, setengah 3 atau jam 3 mungkin sudah terasa lapar lagi.

 

sumber: Ummi Online

 

Sebaiknya Melaksanakan Shalat Tarawih 11 atau 23 Rakaat?

Disadari atau tidak, banyak orang yang melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid, namun masih pilih-pilih masjid yang sesuai dengan ‘selera’. Kalau selera Allah dan Rasul-Nya yaa tidak apa-apa, tapi kalau selera kita pribadi yaa jangan sampai demikian.

“Saya mau di masjid sana aja aah… cuma 11 rakaat.”
“Eh, mendingan di masjid sini, walaupun 23 rakaat, tapi imamnya cepet bacaannya! Pulangnya lebih cepat daripada masjid sana…”

Sangat penting untuk meluruskan niat, bahwa shalat Tarawih yang kita lakukan bukan sekadar ajang banyak-banyakan rakaat, karena yang Allah perintahkan adalah amal yang bagus secara kualitas bukan banyak secara kuantitas.

Jadi, kalau bisa melaksanakan shalat tarawih 23 rakaat dengan bacaan bagus, melakukan thuma’ninah di setiap gerakan, tentu jauh lebih baik dari sekadar shalat tarawih 23 rakaat namun tergesa-gesa, bacaan dan gerakannya cepat-cepat seperti kereta ekspres. Demikian juga untuk yang melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat, pastikan dilakukan dengan khusyu’ dan baik. Simaklah hadits berikut:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang shalat mukhtashiron.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Hajar –rahimahullah- membawakan hadits di atas dalam kitab beliau Bulughul Marom, Bab “Dorongan agar khusu’ dalam shalat.” Sebagian ulama menafsirkan ikhtishor (mukhtashiron) dalam hadits di atas adalah shalat yang ringkas (terburu-buru), tidak ada thuma’ninah ketika membaca surat, ruku’ dan sujud. (Lihat Syarh Bulughul Marom, Syaikh ‘Athiyah Muhammad Salim, 49/3, Asy Syamilah)

Adapun perselisihan mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, tak perlu diperdebatkan apalagi sampai menimbulkan perpecahan, karena keduanya memiliki dasar dalil masing-masing.

 

Dari Abu Salamah bin ‘Abdirrahman, dia mengabarkan bahwa dia pernah bertanya pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Bagaimana shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan?”. ‘Aisyah mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya lebih dari 11 raka’at.” (HR. Bukhari no. 1147 dan Muslim no. 738)

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama kami di bulan Ramadhan sebanyak 8 raka’at lalu beliau berwitir. Pada malam berikutnya, kami pun berkumpul di masjid sambil berharap beliau akan keluar. Kami terus menantikan beliau di situ hingga datang waktu fajar. Kemudian kami menemui beliau dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami menunggumu tadi malam, dengan harapan engkau akan shalat bersama kami.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya aku khawatir kalau akhirnya shalat tersebut menjadi wajib bagimu.” (HR. Ath Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa derajat hadits inihasan. Lihat Shalat At Tarawih, hal. 21)

Mayoritas ulama terdahulu dan ulama belakangan, mengatakan bahwa diperbolehkan menambah raka’at dari yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berdasarkan hadits berikut:

Rasulullah bersabda, “Shalat malam adalah dua raka’at dua raka’at. Jika engkau khawatir masuk waktu shubuh, lakukanlah shalat witir satu raka’at.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Baca juga: Hukum Mengenakan Mukenah Warna Warni dan Bermotif Ketika Shalat di Masjid

 

Ibnu ‘Abdil Barr mengatakan, “Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki batasan jumlah raka’at tertentu. Shalat malam adalah shalat nafilah (yang dianjurkan), termasuk amalan dan perbuatan baik. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka’at. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan banyak.” (At Tamhid, 21/70)

Jadi untuk menentukan ingin shalat tarawih 11 rakaat atau 23 rakaat, sebaiknya lihatlah dari bacaan imam yang paling bagus, gerakan yang paling sempurna thuma’ninahnya, bukan malah mencari yang paling cepat balik dari masjidnya. wallaahualam.

 

sumber:Ummi Online

Sejarah dan Hikmah Puasa Ramadhan

Inilah sejarah dan hikmah puasa ramadhan. Simak selengkapnya…

Ibadah puasa sudah dikenal sejak zaman dulu kala. Beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa Nuh a.s adalah Nabi yang pertama kali memperkenalkan ibadah ini. Lalu turun temurun dan dari generasi ke generasi, puasa tetap dijadikan sebagai ibadah yang diperintahkan.

Kita mengenal ada puasa ‘Asyuro yang mahsyur di kalangan Bani Israil dan juga puasa Daud, yaitu sehari puasa sehari tidak. Lalu ketika Muhammad SAW resmi diutus menjadi Rasul, perintah puasa pun diwahyukan kepada beliau.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebaikan, maka itu lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” – (QS.Al-Baqarah (2):183-184)

Maka Rasulullah SAW berpuasa sebagaimana ahli kitab berpuasa, dan begitu juga para sahabat. Riwayat yang paling mahsyur mengatakan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat selalu berpuasa tiga hari di pertengahan bulan (Yaumul Bidh, tanggal 13,14 dan 15 bulan Qomariah) dan puasa ‘Asyuro (tanggal 9 dan 10 bulan Muharram). Praktis, paling lama mereka berpuasa dalam satu bulan hanyalah 3-5 hari saja.

 

sumber: Ummi Online

Inilah Manfaat Gerakan Sujud

TIDAK ada keadaan yang lebih baik ketika seseorang hamba sangat dekat dengan Allah kecuali dalam sujud. Dan dengan sujud menggambarkan betapa kecil dan lemahnya kita di hadapan Allah Yang Mahabesar dan Mahakuasa.

Tidak hanya manusia, bahkan seluruh makhluk, termasuk matahari, bulan, bintang, pepohonan bahkan sel yang sangat kecil dalam tubuh makhluk hidup bersujud kepada Allah. Semua atom di seluruh jagat raya ini semuanya juga bersujud kepada Allah. Sebagaimana Allah menegaskannya dalam firman:

“Tidakkah kau lihat sesungguhnya Allah, bersujud kepada-Nya semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, begitu juga matahari, bulan, dan bintang-bintang, juga gunung-gunung, pepohonan, dan semua makhluk yang melata, serta kebanyakan manusia. Dan banyak manusia yang lebih berhak mendapat siksa. Dan barang siapa yang merendahkan Allah, tidak ada kemuliaan padanya. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya.” (Q.S Al-Hajj: 18)

Dan tahukah kita sujud sangat berpengaruh untuk kesehatan tubuh kita. Sujud merupakan olahraga, gerakan tubuh sederhana yang berfaedah mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang berlebihan dalam tubuh, serta melancarkan peredaran darah, menambah kekuatan konsentrasi dan pikiran, serta melatih kita untuk bersabar dan tenang. Orang yang suka marah biasanya tidak akan bisa bersujud dalam waktu lama.

Perhatikanlah bagaimana Allah menyejajarkan sujud pada malam hari dengan kesabaran. Ini menjadi dalil bahwa memperbanyak sujud akan menyembuhkan manusia dari sifat-sifat buruk dan akan melekatinya dengan kesabaran.

Sujud menggambarkan ketundukan dan ketaatan kita sebagai manusia yang tidak ada daya dan upaya tanpa bantuan Allah Sang Pencipta. Dan ingatlah, iblis di usir dari surga karena ia tidak mau bersujud. Sikapnya itu menggambarkan kesombongan dan ketakaburan. Kita hanya makhluk ciptaan-Nya, sungguh sangat tidak pantas kita sombong dengan enggan bersujud memohon pada sang pemilik kehidupan. []

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2300307/inilah-manfaat-gerakan-sujud#sthash.oefj6ZeQ.dpuf

Rezeki Sebatas Harta

CINTA adalah rezeki, sehat adalah rezeki, pekerjaan adalah rezeki, amanah adalah rezeki, sebagaimana harta adalah rezeki. Sayangnya, kita terbiasa memandang rezeki itu hanya terbatas pada harta. Kata para ulama: “Orang miskin yang sesungguhnya adalah orang yang permintaannya kepada Zat Pemberi Rezeki melulu masalah harta.”

Sungguh kasihan kepada mereka yang tak memiliki apapun kecuali harta. Lebih kasihan lagi adalah kepada mereka yang tak punya apa-apa sama sekali, termasuk harta. Berbahagialah mereka yang memiliki iman dan Islam dalam kehidupannya. Mereka adalah orang kaya yang sesungguhnya yang akan senantiasa disayang, dilindungi dan dirahmati Allah SWT.

Selalu saja nikmat iman dan islam disebut dalam khutbah dan ceramah. Namun jarang sekali yang bisa memahaminya sebagai nikmat, anugerah dan rezeki yang luar biasa. Karena itulah maka jarang sekali orang yang bersyukur karena telah berbuat kebaikan (ibadah). Jarang sekali kita mendengar orang tua berteriak bangga sebangga mendapat kabar anaknya menjadi juara kelas. Pertanyaannya: mengapa?

Jawabannya adalah karena pendidikan agama kita saat ini masih terbatas pada pengetahuan agama, bukan pada pelatihan rasa atau hati dalam beragama. Pendidikan kita saat ini lebih pada sesuatu yang tampak, berwujud dan nyata, tidak menyentuh sesuatu di atas apa yang bisa dilihat, diraba dan dirasa. Akhirnya, agama hanya apa yang dihapal di kepala dan tidak pernah menyentuh pada apa yang seharusnya ada di hati.

Sampai jumpa dalam pondok ramadan di pondok pesantren kota Alif Laam Miim Surabaya. InsyaAllah kita akan kaji masalah ini. Berminat? Daftar saja. Salam, AIM, Pengasuh. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2300814/rezeki-sebatas-harta#sthash.Qh0BUku1.dpuf

Suara Imam Tak Terdengar, Batalkah Salat Makmum?

JIKA pada salat jemaah, suara imam terlalu pelan, bahkan tidak terdengar suara sama sekali, apakah salat jemaahnya batal? Bagaimana jika ada sebagian makmum yang membatalkan diri?

Terdapat kaidah yang menyatakan,

“Siapa yang salatnya sah, maka salat berjemaah dengannya juga sah.”

Para ulama menyebutkan bahwa keras dan pelannya bacaan imam, baik dalam takbir maupun tasmi Itidal, hukumnya anjuran. Bukan wajib, bukan pula rukun. Sehingga imam yang pelan suaranya, atau bahkan sama sekali tidak terdengar makmum, salatnya tetap sah. Demikian pula makmum, salatnya sah.

Dalil bahwa imam dianjurkan mengeraskan suaranya adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

“Imam itu ditunjuk untuk diikuti. Apabila dia bertakbir maka ikutlah bertakbir, apabila beliau rukuk, ikutlah rukuk” (HR. Bukhari 733 & Muslim 948).

Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk bergerak takbir setelah imam takbir, menunjukkan bahwa makmum mendengar suara komando imam. Sehingga dianjurkan bagi imam untuk mengeraskan bacaan takbirnya.

Ibnu Qudamah mengatakan,

Dianjurkan untuk mengeraskan bacaan tasmi (ucapan:: samiallahu liman hamidah), sebagaimana dianjurkan untuk mengeraskan takbir. Karena tasmi adalah bacaan yang disyariatkan untuk dibaca ketika berpindah dari satu rukun, sehingga dianjurkan untuk dikeraskan oleh imam, sebagaimana takbir. (al-Mughni, 1/583)

Keterangan lain disampaikan oleh Musthofa ar-Ruhaibani,

Dianjurkan untuk mengeraskan bacaan takbir, agar memungkinkan bagi makmum untuk mengikuti imam dalam shalat. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

“Jika imam selesai takbir maka bertakbirlah.” Demikian pula dianjurkan untuk mengeraskan tasmi yaitu bacaan samiallahu liman hamidah, dan mengeraskan salam pertama, agar bisa diikuti oleh makmum. (Mathalib Ulin Nuha, 1/420).

Wallahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2300062/suara-imam-tak-terdengar-batalkah-salat-makmum#sthash.V93gg3Pq.dpuf