Taubat Jalan Utama Penghapus Dosa

Tak ada manusia yang tak berdosa. Tak ada insan yang suci dari maksiat. Saban manusia, tentu pernah terjerumus dalam dosa. Namun, berbahagialah mereka yang sadar akan dosa, lantas taubat dan kembali pada Ilahi.

وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ

Mohon ampunlah pada Tuhan kalian dan bertobatlah kepada-Nya (Q.S al Hud, ayat 52)

Syahdan, seorang pemuda tersesat datang menemui ulama besar. Ia seorang yang brutal. Pelbagai kejahatan telah diperbuat. Minuman keras, kesehariannya. Zina perbuatan ia dawami. Lebih dari itu, si pemuda ini adalah pembunuh kelas kakap. Puluhan nyawa telah ia rengut.

Kehidupan adalah anugerah terindah dari Tuhan. Nyawa barang berharga. Tapi tidak ditangan si pemuda tersesat itu. Pembunuhan besar-besaran terhadap orang tak berdosa. Ia mengambil nyawa dari manusia tak berdosa. Keji dan bengis. Tangannya berlumur darah.

“Aku ingin bertaubat” ujar pemuda ini pada seorang pemuka agama suatu waktu. “Alhamdulilah,” jawab sang ulama sembari mengangkat tangan. “Apakah Allah maha pengampun?,” tanya si pemuda penasaran. “Tentu, Allah maha pengampun pelbagai dosa manusia,” gigih si ulama.

Sembari menundukkan kepala si pemuda menjelaskan; “Dosa ku amatlah keji,” tunduk si pemuda. “Apa gerangan dosa yang engkau perbuat anak muda,” tanya si pakar agama. Sembari menangis si pemuda menjawab, “Aku telah membunuh manusia tanpa dosa sebanyak 99 orang,” terang si pemuda, sembari menatap si ahli agama.

Sontak saja, jawaban itu membuat wajah si ulama jadi merah. Tangannya menggempal. Kakinya gemetar. Hembusan napasnya tak karuan. Biji mata, merah. “Dasar biadab. Tak bermoral. Allah murka pada mu. Tak akan mengampuni dosa mu. Kau akan jadi kayu panggang api neraka. Jahanam adalah tempat mu di akhirat,” sumpah serapah si ulama.

Wajar saja, ulama ini geram. Pembunuh kelas kakap baru saja mengaku dosa dihapannya. Baginya, dosa pembunuhan itu tak terampuni. Kematian memang menyakitkan. Ia memisahkan antara anak dan ayah. Istri dengan suami. Kekasih dengan yang dicintai. Pembunuhan memang dosa biadab.

Tapi sang ulama lupa diri, dosa itu urusan Tuhan. Begitupun pengampunan. Itu hak prorogatif ilahi. Kadang memang manusia suka khilaf. Mengambil yang bukan haknya. Mengklaim yang bukan prioritasnya. Manusia adalah hamba. Budak. Tak lebih. Ia punya atasan. Atasan manusia adalah Tuhan. Ia pemilik manusia. Termasuk pemiliki ampunan itu sendiri.

Mendengar sumpah serapah itu, si pemuda tersesat naik pitam. Naluri kejamnya memuncah. Bak singa kelaparan yang disodorkan daging segar. Ia terkam itu si ulama. Ia cekik. Tubuh gempal si pemuda, berhadapan dengan tubuh ringkih si ahli agama. Tak ada perlawanan. Bak buaya vs cicak kecil. Mati tanpa perlawanan. Knock out (K.O) di menit awal.

Kini total nyawa yang mati di tangan si pemuda 100 orang. Sembari putus asa ia terus berjalan. Niat taubat seketika buyar. “Tak ada pengampunan bagi pendosa macam saya,” begitu bathinnya. Bila pengampunan tak layak ia dapatkan, dosa adalah jalan pintas.

Begitulah hari-hari depan si pemuda. Dihiasi dengan dosa dan maksiat. Tak ada hari tanpa kebejatan. Kehadirannya jadi malapetaka bagi masyarakat lain. Ia menjelma menjadi sampah masyarakat. Kejam. Bengis. Di mana pun ia berada, jadi benalu.

Hingga suatu waktu, ia mendengar bisik-bisik dari orang. Ada seorang sufi besar. Alim dan warak. Ilmunya maha luas. Bak lautan tak bertepi. Mendengar itu si pemuda langsung tertarik. Itu ibarat setitik cahaya, di tengah lorong hitam. Seketika si pemuda tersesat itu pergi menemui si ahli theosofi itu.

“Aku mendengar Anda orang alim,” ungkap si pemuda to the point. “Itu perkataan yang berlebihan. Saya hanya hamba yang ingin selalu dekat dengan Tuhan,” kata sufi itu. “Ceritakan kepada ku tentang Tuhan Mu,” tantang si pemuda.

“Ia adalah Tuhan ku dan Tuhan Mu, anak muda. Pemiliki alam raya. Ia yang maha penyiksa, sekaligus maha penyanyang. Siksaannya begitu dahsyat. Kasihnya pun lebih lembut dari sutra. Ia yang maha pengampun manusia,” jelas si sufi.

“Apakah ia akan mengampuni segala dosa manusia,” harap si pemuda. “Tentu. Ia maha pengasih dan penyanyang. Ia pengampun dosa, meskipun sebanyak bintang di angkasa. Bak buih di tengah lautan. Ia adalah tempat kembali setiap hamba,” lanjut sufi alim ini. “Apakah kiranya, dosa mu wahai pemuda,” tanya sufi penasaran.

“Dosa ku amatlah kejam. Aku seorang pembunuh. Tukang jagal manusia. 100 nyawa telah melayang di tangan ku. Tangan ku kotor. Kedua tangan ini dicuci dengan darah manusia,” ungkap si pemuda sembari menangis.

Langsung saja, si sufi melangkah lebih dekat dengan si pemuda. “Bertaubatlah anak ku. Allah adalah maha pengampun. Dosa mu akan diampuni (Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang –orang yang beriman, supaya kalian beruntung, Q.S An Nur ayat 31). Kasih Tuhan akan selalu terbuka untuk hamba-Nya,” tutur lirih sang sufi.

Senang nian si pemuda mendengar penjelasan itu. Ia yang ternoda kini berusaha untuk kembali suci. Darah yang ia tumpahkan, kini ia cuci dengan air mata. Isak tangis yang selalu hadir dalam lembaran zikir yang ia tuturkan pada ilahi.

Taubat Penggugur Dosa

Taubat merupakan pintu kembali manusia kepada Tuhan. Sejatinya, taubat  menurut Abdul Qadir Isa dalam kitab al Haqaiq at Tasawuf adalah kembali dari segala sesuatu yang tercela dalam pandangan syariat menuju sesuatu yang mulia. Taubat adalah kunci menggapai ridha Tuhan. Taubat kunci utama untuk berjalan dalam syariat Allah.

Pada sisi lain, definisi di atas, adalah taubat dalam tataran kaum awam. Sedangkan bagi para sufi, taubat tak sekadar menjauhkan diri dari maksiat. Lebih dari itu, taubat juga dimaknai sebagai menjauhkan hati dari menyibukkan diri selain pada Allah.

Dzun Nun al Mishri dalam termaktub dalam kitab ar Risalah Qusyairiyah mengatakan taubat manusia awam adalah taubat dari dosa. Ini levela paling bawah. Tak sedikit orang yang bertaubat dari dosa kecil dan besar. Sementara para sufi, kata al Misrhi, bagi mereka  makna taubat sejati adalah  taubat dari kelalaian hati dari mengingat Allah.

Seyogianya seorang yang bertaubat memperbanyak membaca istigfar— astagfirullah al adzim—, di siang atau malam hari. Ini agar ia selalu ingat akan dosa dan tak mengulanginya kembali. Pasalnya, banyak manusia yang taubat pada malam hari, tapi esoknya kembali maksiat. Taubat yang benar tidaklah demikian.

Penting juga menjadi catatan, Imam Nawawi dalam kitab Riyadh as Shalihin mengatakan taubat dari dosa adalah wajib. Terlebih taubat antara manusia dengan Tuhannya. Misalnya, manusia ini lalai dalam melaksanakan shalat, maka itu urusan ia dengan Tuhan. Ini sebut dengan hubungan vertikal manusia dengan Tuhan.

Nah, taubat vertikal antara manusia dengan Tuhan, maka ada tiga syaratnya. Maksud Imam Nawawi ada tiga syarat bagi seorang yang ingin diterima taubatnya. Pertama, ia harus harus menghentikan pelbagai maksiat yang ia kerjakan.

Kedua, manusia yang ingin taubat harus menyesali dengan sadar atas pelbagai kemaksiatan yang telah ia lakukan. Penyesalan yang datang dari hati. Terakhir, si pendosa tadi berjanji tak akan mengulangi pelbagai dosa dan maksiat yang ia lakukan. Inilah syarat utama taubat.

Demikian penjelasan terkait taubat penghapus utama dosa. Semoga bermanpaat.

BINCANG SYARIAH

Mengenal Faksi-faksi Pejuang Pembebasan Palestina

USAHA untuk membebaskan Palestina dari penjajah Isreal, tidak sesederhana yang dibayangkan. Di dalamnya ada banyak faksi yang kerap kali bersebrangan meski sama-sama menginginkan kebebasan Palestina. Karena itu, mengetahui faksi-faksi pejuang pembebasan Palestina, penting di tengah arus informasi yang simpang-siur dan kurang mencerahkan umat terkait isu Palestina.

Menurut catatan Dr. Tiar Anwar Bachtiar dalam buku “HAMAS, Kenapa Dibenci Israel?” (2009), faksi diawali dari lahirnya gerakan-gerakan anti Israel. Konflik ini dimulai sejak awal tahun 1920-an. Bahkan ketika Israel dideklarasikan pada 1948 akibat semakin banyaknya pembantaian, maka konflik Arab-Israel semakin sengit. Awalnya, faksi-faksi Arab yang menentang Israel dipimpin negara-negara Arab (1948-1967).  Akan tetapi, atas kekalahan negara-negara Arab, kemudian kepemimpinan perlawanan kembali kepada bangsa Palestina sendiri.

Sejak tahun 1967  Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) secara menjadi wakil resmi perjuangan Palestina. Namun, PLO lebih memilih jalur kompromistis dan kooporatif. Di samping PLO ada faksi lain yang bergerak di bawah tanah yang kadang bersebrangan dengan PLO.

Di antara faksi-faksi yang berada di bawah PLO sebagaimana catatan Bawono Kumoro dalam “Hamas, Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel” (2009: 67-69): Pertama, faksi berhaluan nasionalis-sekuler yaitu Palestine National Liberation Movement /Harakah Al-Tahrîr Al-Filistini (Fatah) yang berdiri tahun 1957 merupakan faksi terbesar PLO didirikan oleh Yasser Arafat.

Kedua, faksi beraliran komunis radikal yang merupakan faksi terbesar kedua di PLO yaitu  Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), yang didirikan oleh Dr. George Habash, berhaluan komunis pada 1967. Ada lagi yang berhaluan komunis tapi tidak radikal seperti: Palestine Communist Party, didirikan oleh Suleiman Najjab pada 1984.  Ketiga, faksi berhaluan sosialis yaitu  Popular Democratic Front for the Liberation of Palestine (PDFLP), yang didirikan oleh Nayif Hawatmeh pada 1969.

Faksi-faksi kecil lain misalnya: Palestine Liberation Front (PLF), merupakan faksi kecil sayap kin yang didirikan pada 1976 oleh Talat Yacoub; Palestinian Popular Struggle Front (PPSF), didirikan oleh Dr. Samir Ghosheh pada 1976; Vanguards of the Popular Liberation War (Al-Saiqa), didirikan pada 1968 oleh Issam Al-Qadi;  Popular Front for the Liberation of Palestine-General Command (PFLP-GC), didirikan oleh Ahmad Jibril pada 1968, dan lain sebagainya.

Dari faksi-faksi yang kooporatif di bawah PLO ini ternyata terdiri dari berbagai haluan dan aliran yang sejatinya bertentangan dengan Islam seperti sekuler, komunis, dan sosialis.

Sedangkan di antara contoh faksi gerakan bawah tanah Harakah al-Jihād al-Islāmi fi Filastīn (Jihad Islam) yang didirikan pada 1980 oleh anak-anak muda Palestina yang menimba ilmu di berbagai universitas di Mesir, banyak didanai dari Iran.  Anak anak muda ini kemudian dipimpin oleh Fathi Asy-Syaqaqi dan Abd Al Aziz Auda di Gaza.

Faksi ini kemudian pecah menjadi tiga kelompok, yaitu Jihad Islam pimpinan Fathi Asy-Syaqaqi sendin, Jihad Islam Baitul Maqdis pimpinan Syeikh As’ad, dan Jihad Islam Batalion AI-Aqsha pimpinan Ibrahim Sibril.

Salah satu milisi bersenjata Jihad Islam adalah  Saraya al-Quds. Jihad Islam lebih dekat dengan Iran.

Ada juga gerakan lain seperti Liwa al-Quds,  milisi sekuler yang pernah beroperasi di Aleppo membantu Bashar al Assad,  milisi ini terdiri dari warga Palestina dari distrik al-Nayrab serta bekas kamp pengungsi Handarat.

Di Jalur Gaza, ada juga milisi lain Jaisyul Islam, lebih dekat dengan kelompok salafi.  Namun mayoritas kelompok pembebasan Palestina ini sangat kecil, kalah dengan Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (Gerakan Perlawanan Islam/Hamas), yang didirikan oleh Syeih Ahmad Yassin. Syeikh Yassin sendiri syahid ketika sebuah helikopter tempur milik Zionis  menembakkan 3 roket saat berada di kursi roda usai shalat Subuh di masjid, 22 Maret 2004.

Ada yang menarik dari faksi Hamas. Saat mendapat kemenangan 80% pada Pemilu tahun 2007, Israel dan AS langsung menggagalkan Pemilu yang dimenangkan gerakan ini, lalu kepemimpinan diberikan Fatah yang sekuler. Hamas menegakkan syariat secara adil dan dicintai rakyat. Karena itu, Gaza langsung diblokasi (darat, laut, udara dll), yang sampai saat ini sudah mencapai 11 tahun lamanya.

Hamas kemudian “diteroriskan” oleh Amerika dan Israel, sedangkan Fatah, yang mau kerjasama dengan mereka  dielu-elukan. Anehnya pemerintah Indonesia justru memilih kerjasama dengan faksi kooperatif.

Itulah di antara beberapa contoh faksi-faksi perjuangan gerakan pembebasan Palestina. Paling tidak bisa dibagi menjadi dua arus besar, yaitu: gerakan kooporatif dan non-kooporatif. Masing-masing secara subtansial ingin kebebasan Palestina. Namun, yang benar-benar total tidak mau berkomromi dengan Israel dan membawa nafas Islam lahir batin dalam perjuangannya di antaranya adalah Hamas.

Dengan mengetahui faksi-faksi ini, mudah-mudahan umat Islam tidak salah paham dalam menyikapi isu Palestina, selalu mengedepankan ‘tabayyun’ (klarifikasi) terhadap fitnah-fitnah yang dihembuskan oleh penjajah Israel dan sekutunya pada gerakan Islam yang murni, serta tidak salah dalam bekerjasama dalam memberikan bantuan.*/Mahmud Budi Setiawan

HIDAYATULLAH

Permasalahan Negeri Palestina

Fatwa Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:

Bagaimana solusi dan jalan keluar dalam masalah Palestina yang semakin hari semakin parah dan mengkhawatirkan?

Jawaban: 

Sungguh, setiap seorang muslim tentunya akan sangat merasa menderita dan menyayangkan atas semakin memburuknya permasalahan yang terjadi di negeri Palestina, yang berangsur bertambah dari situasi yang buruk menjadi lebih buruk lagi. Dan menjadi semakin rumit lagi seiring berjalannya waktu.

Sampai pada kondisi akhir-akhir ini, yang disebabkan oleh perbedaan sikap negara-negara tetangga, dan kurangnya persatuan negeri-negeri kaum Muslimin dalam melawan musuh mereka. Ditambah lagi dengan kurangnya kaum Muslimin dalam berpegang teguh dalam menjalankan hukum syariat Islam yang Allah Ta’ala telah menjanjikan pertolongan bagi siapa yang berpegang teguh kepada hukum-Nya[1]. Dan Allah menjanjikan orang-orang yang berpegang teguh pada syariat bahwa mereka akan diberikan penguasa yang baik dan kekuasaan di muka bumi[2].

Allah Ta’ala juga telah mengingatkan akan bahaya dan akibat buruk apabila negeri-negeri kaum muslimin tidak segera menyatukan barisan mereka lagi, dan berpegang teguh kepada hukum syariat islam dalam permasalahan ini yang tentunya sudah menyita perhatian seluruh umat islam.

Perlu dicatat bahwa permasalahan yang terjadi di negeri Palestina merupakan permasalahan Islam dari awal sampai akhirnya. Akan tetapi, musuh-musuh Islam senantiasa melakukan upaya-upaya yang luar biasa untuk menjauhkan umat Islam dari garis Islam, dan memberikan pemahaman sesat kepada umat Islam non Arab bahwa permasalahan ini merupakan permasalahan politik bagi orang Arab saja, bukan permasalahan untuk selain orang Arab.

Dan tampaknya mereka musuh-musuh Islam telah berhasil dalam membuat makar-makar tersebut kepada umat Islam. Oleh karena itu, aku melihat bahwa tidak mungkin kita dapat mengatasi permasalahan ini kecuali menganggap permasalahan ini sebagai masalah Islam seluruhnya dan dengan bersatunya seluruh umat Islam dalam menyelamatkan negeri Palestina dan berjihad melawan orang-orang Yahudi dengan jihad yang sesuai syariat Islam. Sampai tanah negeri Palestina kembali ke tangan penduduknya dan orang-orang Yahudi kembali ke negeri mereka. Boleh bagi orang-orang Yahudi asli tetap tinggal asalkan mereka tunduk di bawah hukum Islam, bukan hukum komunisme maupun sekularisme. Dengan demikian kebenaran akan menang dan kebatilan akan sirna, penduduk asli negara Palestina dapat kembali ke tanah air mereka dengan berada di bawah naungan hukum Islam yang tidak ada hukum selainnya. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik.

Sumber: Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah Syaikh Ibnu Baz, 1/227

Penerjemah: Muhammad Bimo P.

Catatan kaki:[1] Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kalian membela Allah, Dia akan membela kalian dan mengokohkan pijakan kalian”. (QS. Muhammad: 7).[2] Allah Ta’ala berfirman:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku”. (QS. An-Nur: 55).

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/66279-permasalahan-negeri-palestina.html

Digital Apartheid Terhadap Palestina: Retorika dan Utopia Ruang Publik

Tulisan opini yang di tulis oleh Omar Zahzah (13/4/21) pad situs Al Jazeera dengan judul Digital Apartheid: Palestinians being silenced on social media, mengingatkan penulis kepada teori ruang publik yang bisa disediakan oleh media sosial.

Teori ruang publik sendiri dikemukan oleh Jurgen Habermas. Menurut Habermas, Ruang publik merupakan tempat berkumpulnya orang-orang untuk berdikusi secara rasional. Ruang publik memiliki peranan yang besar dalam proses demokrasi, karena orang-orang yang ada di dalamnya bebas menyatakan argumen, sikap, opini, kepentingan dan kebutuhan mereka secara diskursif. Ruang publik yang besar akan menjadi sarana untuk diseminasi dan pengaruh.

Merujuk pada tulisan Omar Zahzah di atas, Platform media sosial yang di-isi oleh akademisi untuk memperbincangkan argumen, sikap, opini, kepentingan dan kebutuhan mereka secara diskursif mengenai Palestina, mengalami nasib yang ironis. Secara sistematis platform tersebut menolak acara-acara, status, post dan menghapus dokumen yang berhubungan dengan diskursus yang membela Palestina atau bahkan sekedar kritis terhadap Israel.

Kejadian tersebut merupakan hal yang biasa dalam sebuah teori retorika. Secara teori, retorika terbagi menjadi metode retorika dan situasi retorika. Metode retorika adalah metode yang digunakan untuk memahami situasi retorika saat ini dan bagaimana retorika dapat bekerja lebih baik untuk esok (Safitri, 2015). Sedangkan situasi retorika adalah kondisi atau momentum yang dapat dimanfaatkan untuk mempopulerkan atau menjatuhkan sebuah gerakan (Snowball dalam Safitri, 2017). Apa yang dilakukan oleh para akademisi pro Palestina dan pemilik platform media sosial, dalam kacamata teori tersebut, sah sebagai sebuah metode retorika.

Para akademisi ingin memanfaatkan momen penembakan atas sejumlah rakyat sipil Palestina oleh Polisi Israel untuk mengingatkan dunia akan kekejian yang dilakukan pemerintahan Israel kepada warga Palestina pada Bulan suci Ramadhan. Para akademisi tersebut juga berupaya mengungkap bahwa kekejian ini bukan yang pertama dilakukan, sudah banyak kekejian yang dilakukan oleh tantara dan polisi Israel terhadap warga Palestina sebelumnya tanpa ada penyelesaian humanis yang menangani hal tersebut.

Di sisi yang lain, para pemilik Platform media sosial ingin menghentikan retorika tersebut berkembang di dalam platform mereka, karena mereka memiliki kuasa atas hal tersebut. Salah satu kuasa mereka adalah dengan menciptakan kondisi yang mendorong terjadinya spiral of silent, dimana mereka yang memiliki sudut pandang pembelaan terhadap Palestina akan merasa sebagai minoritas dan menarik diri dan diam karena komunikasi mereka dibatasi. Para pemilik platform media ini akan berfokus pada pengarusutamaan (mainstreaming) pandangan yang mereka setujui dan dukung sehingga seolah-olah menjadi pendapat mayoritas dan membuat pandangan yang berlawanan menjadi seolah-olah minoritas dan tidak terlibat lagi dalam mengkomunikasikan opini mereka yang menyebabkan munculnya spiral komunikasi yang bergerak ke bawah.

Teori spiral of silent ini tidak berlaku bagi kelompok atau individu masyarakat yang termasuk dalam kelompok avant garde dan hard core. Avant garde adalah orang-orang yang merasa bahwa posisi mereka akan semakin kuat. Pada situasi sekarang, para akademisi pro Palestina adalah dapat diletakkan pada posisi avant garde yang akan terus menemukan jalan untuk menguatkan posisi mereka. Disamping itu mereka juga orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok hard core, yaitu mereka yang selalu menentang, apa pun konsekuensinya.

Oleh karena itu, walaupun ada usaha yang sistematis untuk memblokir dan membatasi ruang gerak para avant garde dan hard core di beberapa media sosial oleh beberapa para pemilik platform media sosial, akan ada platform media sosial lainnya yang akan menjadi tempat untuk melakukan retorika gerakan sosial yang diyakini kebenarannya. Walaupun ada usaha untuk melemahkan suara demokrasi mengenai Palestina melalui apa yang disebut sebagai digital Apartheid, akan selalu ada platfom media sosial baru yang digunakan untuk terus menyuarakannya oleh mereka para avant garde dan hard core pembela Palestina.

Meskipun para avant garde pro Palestina akan menemukan kanal baru, namun apa yang dilakukan oleh para pemilik platform media sosial tentu sangat mengkhawatirkan, terutama untuk perkembangan demokrasi secara global. Platform-platform media sosial berbasis internet yang tadinya dianggap sebagai ruang publik yang ideal, ternyata juga tidak bebas dari penyensoran sepihak. Habermas sendiri sudah mengingatkan akan kematian ruang publik ketika terjadi transisi dari kapitalisme liberal ke kapitalisme monopoli, persis seperti yang terjadi saat ini ketika ruang public digital sudah dimonopoli oleh platform seperti Facebook dan Google

Isu Palestina saat ini tentunya bukan yang pertama dan jelas bukan yang terakhir bagi penerapan digital apartheid, dengan kesadaran tersebut maka kita patut bertanya apakah ruang publik dalam definisi Habermas memang hanyalah utopia.

RETIZEN REPUBLIKA

Deklarasi Balfour, 112 Kata yang Menjerumuskan Palestina

Deklarasi Balfour menjadi titik berdirinya Israel dan kerugian besar Palestina

Konflik antara Israel dan Palestina tak berhenti hingga saat ini. Penyerangan selama 11 hari pada Mei 2021 adalah serangan terakhir yang menyoroti perhatian dunia. Perang ini ditengahi Mesir dengan gencatan senjata yang dilanggar beberapa jam kemudian pada Jumat lalu.

Jika menelusuri sejarah, awal dari konflik ini adalah adanya Deklarasi Balfour yang dikeluarkan pada tanggal 2 November 1917. Percaya atau tidak, sebanyak 112 kata yang diketik itu bisa mengubah nasib rakyat Palestina. Inggris secara terbuka berjanji untuk mendirikan “rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Dokumen Balfour dianggap paling kontroversial dan diperdebatkan dalam sejarah modern dunia Arab dan telah membingungkan para sejarawan selama beberapa dekade.

Apa itu Deklarasi Balfour?

Deklarasi Balfour adalah perjanjian berisi 112 kata oleh Inggris pada tahun 1917 yang menyatakan tujuannya untuk membangun “rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Pernyataan itu datang dalam bentuk surat dari Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour yang ditujukan kepada tokoh komunitas yahudi Inggris Lionel Walter Rothschild. Itu dibuat selama Perang Dunia I (1914-1918) dan dimasukkan dalam persyaratan mandat Inggris untuk Palestina setelah pembubaran Kekaisaran Ottoman.

Deklarasi ini bermula pada 1897 dan pendirian organisasi zionis di Swiss oleh Theodore Herzl. Organisasi itu berusaha mewujudkan aspirasi politik zionisme, rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Beberapa tahun kemudian, zionis politik mulai mendorong migrasi lebih lanjut ke Palestina dengan harapan Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat akan mendukungnya.

Dikutip MEE, Selasa (25/5), Perdana Menteri Inggris David Lloyd George adalah orang Kristen Evangelis Welsh dan salah satu dari sekelompok politisi Kristen yang taat. Dia menganggap pendirian tanah air Yahudi sebagai pemenuhan nubuatan alkitabiah, bahwa orang-orang yang telah lama teraniaya akan dapat kembali dari pengasingan ke tanah air mereka.

Pada 1914, Pemimpin Zionis Chaim Weizmann melakukan kontak dengan Rothschild dan mulai melobi anggota pemerintah Inggris. Setahun kemudian, kabinet Inggris untuk pertama kalinya membahas gagasan tanah air bagi orang Yahudi di Palestina.

John Bond dari Proyek Balfour mengatakan diskusi di antara para politisi Inggris tidak terlalu berfokus pada agama dan lebih pada keamanan geopolitik. Dia menyebut motifnya adalah imperialisme. Di sini, Inggris melihat adanya manfaat strategis. Sejak dimulainya mandat, Inggris mulai memfasilitasi imigrasi orang-orang yahudi Eropa ke Palestina. Antara 1922 dan 1935, populasi Yahudi meningkat dari sembilan persen menjadi hampir 27 persen.

Meskipun Deklarasi Balfour menyatakan tidak ada yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, mandat Inggris menerapkan cara yang mengorbankan orang Arab Palestina.

Mengapa kontroversial?

Selain soal perjanjian tanah orang yahudi di pemukim Arab Palestina, Deklarasi Balfour merupakan salah satu dari tiga janji masa perang yang saling bertentangan dibuat Inggris. Inggris telah menjanjikan kemerdekaan Arab dari Kekaisaran Ottoman dalam Korespondensi Hussein-MacMahon 1915.

Inggris juga berjanji kepada Prancis dalam perjanjian terpisah, Perjanjian Sykes-Picot 1916 bahwa mayoritas Palestina akan berada di bawah administrasi internasional. Sementara wilayah lainnya akan dibagi antara dua kekuatan kolonial setelah perang.

Bagaimanapun, perjanjian itu membuat Palestina di bawah pendudukan Inggris dan orang Arab Palestina yang tinggal tidak akan memperoleh kemerdekaan. Akhirnya, dalam Deklarasi Balfour memperkenalkan sebuah gagasan rumah nasional. Gagasan ini belum pernah terjadi dalam hukum internasional. Penggunaan istilah “rumah nasional” membuat maknanya menjadi multitafsir.

Republika.co.id

Sosok Sahabat Pembebas Palestina

Di masa Khalifah Umar, para sahabat bebaskan Palestina.

Perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan diri dari kekejian Israel mengingatkan umat Islam terhadap perjuangan para sahabat alaihasalam.

Siapa saja para pejuang dari kalangan sahabat Nabi yang membebaskan Palestina, Ustaz Rafiq Jauhary Lc mengungkapkan dalam tulisannya.

1.Umar bin Khattab dan Prestasinya. 

Dalam tulisannya, Ustaz Rafiq Jauhary memperkenal sosok Umar bin Khattab dan Prestasinya. Di antara julukan yang disematkan pada Khalifah kedua dalam Islam (Umar bin Khattab) adalah ‘Sang Penakluk’. 

“Sebuah julukan hebat yang diberikan kepada seorang yang mampu meruntuhkan Kerajaan Persia dan mengusir Romawi dari bumi Syam, bahkan pimpinan tertingginya Heraklius pun terpaksa harus melarikan diri ke Konstantinopel (kini dikenal menjadi Istanbul, Turki),”katanya saat membagi tulisanya kepada Republika, Sabtu (15/5).

Prestasi besar yang ditorehkan Umar bin Khattab dapat dilihat di tahun kedua dalam kepemimpinannya, dimana beliau beserta pasukannya sejumlah 35.000 orang di bawah panglima Abu Ubaidah bin Jarah mampu menaklukkan Baitul Maqdis, Palestina. 

Cerita ini bermula dari tahun pertama menjabat sebagai Khalifah di tahun ke-13 H Umar bin Khattab membuat sebuah keputusan fenomenal. Umar mencopot Khalid bin Walid dari jabatannya sebagai panglima tentara dan menyerahkannya pada Abu Ubaidah bin Jarah.

“Kebijakan ini mulanya menjadi perbincangan yang hangat, tentu saja karena saat itu Khalid bin Walid memiliki prestasi yang sangat cemerlang,” katanya.

Tidak ada satu wilayah pun yang dilalui Khalid melainkan pasti ditaklukkannya, akan tetapi justru karena itulah beliau mencopotnya dengan alasan kekhawatirannya jika masyarakat berubah mengkultuskan Khalid, seolah dialah pembawa kemenangan.

2. Abu Ubaidah bin Jarah 

Sahabat Abu Ubaidah sebagai sosok Panglima Tentara. Abu Ubaidah yang harus menyesuaikan diri dengan puluhan ribu pasukannya pun akhirnya di tahun pertama mampu menusukkan serangannya ke Ibu Kota negeri Syam, Damaskus. Kota yang dikatakan sebagai surga dunia ini pun berhasil dibebaskan sehingga menjadi awal bergetarnya dominasi Romawi di negeri Syam.

Para komandan di bawah kepemimpinannya pun mampu menunjukkan prestasi bagus, termasuk di antaranya adalah seorang komandan bernama Amru bin Ash yang berhasil memperdaya seorang Aretion Romawi sehingga dirinya pun digelari Aretion Arab.  Amru bin Ash kemudian mengirimkan surat kepada Umar bin Khattab, ia mengatakan.

“Sesungguhnya saya sedang menghadapi peperangan yang sangat sulit untuk ditaklukkan. Adalah kota yang sengaja saya khususkan bagi Anda, terserah mau Anda apakan,” katanya.

Begitu membaca surat ini Umar pun langsung memahami bahwa komandan ini bukan sedang bercanda, dan Umar pun paham bahwa kota yang dimaksud adalah Baitul Maqdis/Palestina.

Pasukan Islam 

Dalam peperangan itu kendali tertinggi tetap berada di bawah Panglima Abu Ubaidah bin Jarah. Untuk menguasai Palestina dari cengkraman Romawi, Ubaidah memiliki 35.000 pasukan yang dipimpin oleh tujuh komandan, masing-masing dari mereka memiliki 5.000 pasukan. 

Mereka adalah:

Khalid bin Walid

Yazid bin Abu Sufyan

Syurahbil bin Hasanah (kavaleri berkuda)

Mirqal bin Hasyim

Musayib bin Najiyah

Qais bin Hubairah

Urwah bin Muhalhil

IHRAM

Terbiasa Puasa Syawal Tiap Tahun, Apakah Puasa Syawal Menjadi Wajib?

Terdapat sebagian orang yang sudah terbiasa melakukan puasa Syawal setiap tahun dan dia tidak pernah meninggalkannya. Sejak kecil hingga dewasa, dia sudah terbiasa melakukan puasa enam hari Syawal. Dengan demikian, karena dia sudah terbiasa melakukan puasa Syawal tiap tahun, apakah puasa Syawal menjadi wajib baginya? (Baca: Hukum Membatalkan Puasa Syawal)

Dalam Islam, melakukan puasa enam hari di bulan Syawal adalah sunnah, tidak wajib. Karena itu, jika seseorang berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia akan mendapatkan pahala, dan jika dia meninggalkannya, maka dia tidak berdosa.

Kesunnahan puasa Syawal ini berlaku mutlak selamanya. Ia tidak menjadi wajib karena seseorang terbiasa melakukannya setiap tahun. Bagi orang yang terbiasa melakukan puasa Syawal tiap tahun, puasa Syawal tetap sunnah baginya dan tidak menjadi wajib. Karena itu, ia tetap boleh melakukannya, dan juga boleh meninggalkannya jika dia hendak meninggalkannya.

Ini sebagaimana disebutkan dalam Darul Ifta’ Al-Mishriyah berikut;

من اعتاد صيام الستة من شوال هل يجب عليه أن يصومها في كل عام؟

لا يجب على من اعتاد صيام الستة من شوال أن يصومها في كل عام، لكن من اعتاد فعل الخير لا ينبغي أن يتركه ما دام مستطيعاً

Seseorang yang terbiasa melakukan puasa enam hari Syawal, apakah wajib baginya puasa enam hari Syawal setiap tahun?

Tidak wajib bagi orang yang terbiasa melakukan puasa enam hari Syawal untuk melakukannya setiap tahun. Namun jika seseorang sudah terbiasa melakukan kebaikan, maka sebaiknya dia tidak meninggalkannya selama dia masih mampu.

Dalil yang menjadi dasar kesunnahan puasa enam hari di bulan Syawal ini, meskipun bagi orang yang terbiasa melakukannya, adalah hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Ayyub, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa yang melakukan puasa di bulan Ramadhan kemudian mengkutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia layaknya seperti berpuasa setahun penuh.

Juga berdasarkan hadis riwayat Ibnu Majah dari Tsauban, bahwa Rasulullah Saw bersabda;

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.

BINCANG SYARIAH

Mantan Pilot Zionis Israel: ‘Tentara Kami adalah Organisasi Teroris yang Dijalankan oleh Penjahat Perang’

Seorang mantan pilot Angkatan Udara Zionis ‘Israel’, Yonatan Shapira, menyebut pemerintah dan tentara ‘Israel’ sebagai “organisasi teroris” yang dijalankan oleh “penjahat perang”.

Dilansir Middle East Monitor pada Sabtu (22/05/2021), Kapten Shapira yang mengundurkan diri dari tentara ‘Israel’ pada tahun 2003 pada puncak Intifadah Kedua Palestina menjelaskan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Anadolu bahwa dia menyadari setelah bergabung dengan tentara bahwa dia adalah “bagian dari organisasi teroris“.

“Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, yang meneror jutaan penduduk Palestina. Ketika saya menyadarinya, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi tetapi untuk mengajak pilot lain untuk secara terbuka menolak mengambil bagian dalam kejahatan ini,” katanya.

“Sebagai seorang anak di Israel, Anda dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat. Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung,” ujar Shapira.

Hutang Ribawi dan Penjajah Yahudi

SATU  hal yang jarang diungkit dalam sejarah awal mula penjajahan Yahudi atas Palestina yaitu hutang ribawi dan kejatuhan khilafah Utsmaniyah. Theodore Hertzl, pendiri gerakan Zionisme pada tahun 1896 datang menemui Sultan Hamid II untuk meminta sebagian tanah Palestina yang waktu itu dalam penguasaan khilafah Utsmaniyah untuk ditempati masyarakat Yahudi.

Apa alat bargaining-nya? Pelunasan hutangutang. Theodore Hertzl menawarkan imbalan pelunasan hutang Utsmaniyah kepada negara-negara Eropa, jika Sultan Hamid II rela memberikan sebagian tanah Palestina kepada Yahudi.

Beberapa puluh tahun sebelumnya, khilafah Utsmaniyah memang terlilit hutang yang sangat besar kepada negara-negara Eropa. Hutang Utsmaniyah kepada kreditor Eropa dimulai pertama kali sekitar tahun 1854/1855 ketika Utsmaniyah mengalami defisit besar-besaran, salah satunya disebabkan terlibat perang dengan rusia (Crimean War, 1853-1856).

Hutang Utsmaniyah itu terus membesar beserta bunganya. Pada tahun 1875 saja Utsmaniyah telah mendekati kebangkrutan, di mana hutangnya sudah mencapai £200.000.000, dengan bunga tahunan dan pembayaran amortisasi sebesar £12.000.000. Lebih dari setengah pendapatan nasional Utsmaniyah dipakai untuk pembayaran hutang dan bunganya.

Tahun 1881, Sultan Hamid II mendirikan Ottoman Public Debt Administration (OPDA), lembaga yang bertujuan untuk mengurus hutang luar negeri Utsmaniyah sekaligus sebagai agen untuk menambah pembiayaan hutang yang baru dari negara-negara Eropa. Council member dari OPDA merupakan agen-agen keuangan yang berasal dari Perancis, Jerman, Austria, Itali, Inggris dan Belanda.

Alih-alih OPDA sebagai institusi yang berfungsi untuk mempermudah pelunasan hutang utsmaniyah, justru OPDA menjadi kepanjangan tangan negara-negara kreditor Eropa untuk menguras kekayaan dan sumber alam khilafah Utsmaniyah. OPDA menjadi lembaga independen yang tidak dapat lagi dikontrol oleh penguasa Utsmaniyah, yang menguasai sepertiga pendapatan Utsmaniyah bahkan berhak memungut pajak dalam seluruh area kekuasaan Utsmaniyah dengan alasan demi pelunasan hutang luar negeri Utsmaniyah.

Para pengamat sejarah malah menyebut OPDA dengan “state within the State”. OPDA berubah menjadi kaki tangan imperialisme eropa terhadap Utsmaniyah.

Dengan semakin lemahnya ekonomi Utsmaniyah plus kekalahan perang dari Inggris, maka Utsmaniyah tak dapat lagi menolak Deklarasi Balfour tahun 1917 yang di antara isinya adalah pendirian “National home for the Jewish people” di Palestina.

Begitu juga Utsmaniyah tak sanggup lagi menolak ketika Deklarasi Balfour dimasukkan dalam perjanjian Damai Sevres tahun 1920 antara Utsmaniyah dan negara-negara sekutu, di mana inti perjanjian damai tersebut adalah pembagian wilayah milik Utsmaniyah termasuk memberikan hak bermukim bagi Yahudi di Palestina.

Penjajahan Yahudi atas Palestina bukan planning sehari dua hari sebelumnya, tapi bagian dari rancangan puluhan tahun sebelumnya dari negera-negara penjajah. Salah satu alatnya adalah hutang ribawi. Ibarat kata Yahudi kepada Utsmaniyah, “Saya minta tanah Palestina baik-baik tapi tak diberi, ya sudah sekalian negaramu saya buat ambruk.”

Kesimpulannya, kalau negaramu punya banyak hutang dan penguasamu naik tahta karena dukungan negara-negara besar melalui janji hutang dan invetasi, tidak usah bermimpi terlalu tinggi negaramu akan melakukan tindakan militer terhadap penjajah Yahudi. Mengeluarkan pernyataan mendukung Palestina saja itu sudah syukur.*

Senior lecturer di Universiti Malaysia Terengganu. Artikel diambil dari akun FB nya

Referensi:

Murat Birdal, THE POLITICAL ECONOMY OF OTTOMAN PUBLIC DEBT, 2010.

Encyclopedia Britannica.

Christopher Clay, Gold for the Sultan: Western Bankers and Ottoman Finance, 2001

HIDAYATULLAH

Shalat Gerhana; Tata cara Shalat Gerhana Bulan Total Sesuai Sunah Nabi Muhammad

Gerhana Bulan Total (GBT) Super Blood Moon, akan terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 mendatang.  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan fenomena alam Gerhana Bulan Total (Perigee) dapat disaksikan di wilayah Indonesia. Gerhana bulan total ini sangat istimewa. Pasalnya, bulan akan tampak merah dan lebih besar dari biasanya sehingga disebut Bulan Merah Super atau Super Blood Moon— Bulan akan terlihat lebih besar dari purnama biasanya.

Menurut fiqih Islam, ketika terjadi fenomena gerhana bulan, maka sunah hukumnya kita melaksanakan shalat sunah gerhana bulan— disebut shalat khusuf. Ada pun hukum melaksanakan shalat sunah gerhana bulan adalah sunah muakad. Hal itu sebagaimana termaktub dalam kitab Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah;

صَلاةُ خُسوفِ القَمرِ سُنَّةٌ مُؤكَّدة

Artinya: Shalat sunah khusuf al qamar (gerhana bulan) hukumnya sunah muakkad.

Pada sisi lain, Imam Nawawi pun mengatakan hal yang sama, terkait kesunahan hukum melaksanakan shalat sunah gerhana bulan. Imam Nawawi dalam al Majmu Syarah al Muhadzab, Jilid 4, halaman 55;

صَلَاةُ الْكُسُوفِ سُنَّةٌ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ تَعَالَى فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا وَصَلُّوا”

Artinya: Shalat sunah Kusuf (bulan dan Matahari), hukumnya adalah sunah. Sebagaimana termaktub dalam hadis Nabi Muhamad;

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang, dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Oleh karena itu, bila kalian melihat keduanya, maka berdirilah dan shalatlah.

Berikut tata cara shalat sunah Gerhana Bulan

  1. Niat Sholat Gerhana Bulan bagi Imam/Makmum

أُصَلِّي سُنَّةّ خُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّه تعالى

Usholli sunnata khusufil qamari rak’ataini imaman lillahi ta’ala

أُصَلِّي سُنَّةّ خُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْماً لِلّه تعالى

Usholli sunnata khusufil qamari rak’ataini ma’muman lillahi ta’ala

  1. Takbiratul Ihram

Di sini, makmum mengangkat tangan sambil mengucapkan Allahu akbar. Makmum melakukan takbiratul ihram setelah imam melakukannya.

  1. Membaca Doa Iftitah

Setelah takbir, imam dan makmum menyedekapkan kedua tangannya di bagian perut dan atas pusar sambil membaca doa iftitah berikut.

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

Allohu akbar kabiro wal hamdu lillahi katsiro, wa subhanallohi bukrotaw wa ashila inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharos samawati wal ardho hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin. Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil ‘alamin. La syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.

  1. Imam Membaca Surah Alfatihah, Makmum Mendengarkan

Dalam sholat sunah gerhana bulan, imam dianjurkan membaca Alfatihah dan surah Al-Qur’an secara jahar atau dikeraskan bacaannya seperti saat sholat Magrib, Isya, atau Subuh. Karena itu, setelah selesai membaca doa iftitah pada rakaat pertama, imam wajib membaca surah Alfatihah, dan makmum disunahkan mendengarkan bacaan Alfatihah imam.

Berikut bacaan Surah Alfatihah;

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Bismillahir rohmanir Rohim (1) alhamdu lillahi robbil ‘alamin (2) arrohmanir rohim (3) maliki yaumid din (4) iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (5) ihdinas shirotol mustaqim (6) shirotol ladzina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdubi ‘alaihim wa lad dhollin (7)

  1. Imam Membaca Surah, dan Makmum Membaca Alfatihah

Dalam tata cara melaksanakan shalat, saat imam sudah selesai membaca surah Alfatihah, maka baginya disunahkan membaca salah satu surah panjang atau ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an, seperti surah An-Naba, albaqarah, Ali Imran. Dan makmun, saat imam sedang membaca surah, maka makmum membaca Al fatihah.

  1. Ruku’ Pertama Sholat Gerhana

Selesai membaca surah panjang dalam Al-Qur’an, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca allahu akbar. Kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut sambil ditekan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya sejajar dan rata.

Setelah sempurna ruku’, disunahkan membaca tasbih sepanjang 100 ayat surah Al-Baqarah bila memungkinkan. Namun boleh juga hanya membaca tasbih selama 5 menit misalnya. Adapaun bacaan tasbihnya sebagai berikut.

سُبحَانَ اللهِ وَالحَمدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا الله وَاللهُ اَكبَر وَلَا حَولَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيم

Subhanalloh walhamdulillah walailaha illohhu wallohu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil adzhim.

  1. Berdiri

Setelah selesai membaca tasbih pada ruku’ pertama, bangunlah kembali sambil mengangkat kedua tangan hingga telinga dan mengucapkan allahu akbar.

  1. Membaca Alfatihah dan Surah Al-Qur’an

Setelah berdiri tegak, bacalah Alfatihah kembali, dan diikuti bacaan surah dalam Al-Qur’an, seperti surah al insyirah, al fiil, dan Al-Zalzalah.

  1. Ruku’ Kedua Sholat Gerhana

Selesai membaca surah, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca allahu akbar. Kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut sambil ditekan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya sejajar dan rata.

Setelah sempurna ruku’, disunahkan membaca tasbih sepanjang 80 ayat surah Al-Baqarah bila memungkinkan. Namun boleh juga hanya membaca tasbih selama 3 menit misalnya. Adapun bacaan tasbihnya sebagai berikut.

سُبحَانَ اللهِ وَالحَمدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا الله وَاللهُ اَكبَر وَلَا حَولَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيم

Subhanalloh walhamdulillah walailaha illohhu wallohu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil adzhim.

  1. I’tidal

Setelah selesai ruku’ kedua, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca zikir i’tidal berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهْ

Sami‘allahu li man hamidah

Setelah tegak dalam keadaan I’tidal, bacalah doa berikut.

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Robbana lakal hamdu mil’us samawati wa milul ardhi wa mil’u ma syi’ta min syain ba’du

  1. Sujud

Selesai i’tidal lalu sujud dengan cara meletakkan dahi pada sajadah. Ketika turun dari berdiri I’tidal ke sujud dianjurkan sambil membaca allahu akbar, dan saat sudah sujud dianjurkan membaca doa berikut:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلىَ وَبِحَمْدِهْ

Subhana rabbiyal a’la wa bi hamdih (3x)

  1. Duduk di Antara Dua Sujud

Setelah sujud lalu bangunlah sambil membaca allahu akbar untuk duduk, dan saat duduk dianjurkan membaca doa berikut:

رَبِّ اغْفِرْلِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنيِ وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

Robbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini wa’afini wa’fu ‘anni

  1. Sujud Kedua

Setelah selesai melakukan duduk di antara dua sujud, lakukanlah sujud sambil membava allahu akbar, dan saat sudah sujud membaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهْ

Subhana rabbiyal a’la wa bi hamdih (3x)

  1. Rakaat Kedua Sholat Gerhana

Setelah selesai sujud kedua, kembali berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua sambil membaca allahu akbar.Praktik pada rakaat kedua itu sama seperti rakaat pertama, yaitu terdiri atas dua kali berdiri, dua kali membaca Alfatihah dan surah Al-Qur’an, dua kali ruku’. Lakukanlah hal serupa pada rakaat kedua ini hingga sujud kedua.

  1. Tahiyat Akhir

Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, duduklah dengan kaki bersilang sambil membaca allahu akbar. Usahakan pantat menempel di alas sholat, dan kaki kiri dimasukkan ke bawa kaki kanan, jari-jari kaki kanan tetap menekan ke kiri alas sholat. Adapaun doa yang dibaca saat Tahiyat Akhir adalah sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ  الَّلهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ اللهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“Attahiyyatul mubarokatush sholawatut toyyibatu lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihin.

Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluh. Allahumma sholli ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama shollaita ‘ala ibrohima wa ‘ala ali Ibrohim, wa barik ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama barokta ‘ala ibrohima wa ‘ala ali ibrohim innaka hamidum majid.

Allohumma inni a’udzu bika min ‘adzabi jahannama, wa min ‘adzabin nar, wa min  fitnatil mahya wal mamat, wa min syarri fitnatil masihid dajjal. Allahummagh firli ma qoddamtu wa ma akh-khortu, wa ma asrortu wa ma a’lantu, wa maa asyroftu wa ma anta a’lamu bihi minni, antal muqoddimu wa antal mu’akh-khiru, la ilaha illa anta.

Pada saat sampai membaca Asyhadu alla ilaha illallah, disunahkan jari telunjuk diangkat hingga lurus seperti angka satu.

16. Salam

Selesai membaca tahiyat akhir, kemudian salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri sambil mebaca:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalamu’alaikum wa rohmatulloh

17. Khotbah Gerhana Bulan

Setelah melaksanakan shalat, maka kemudian melaksanakan Khotbah gerhana bulan. Khutbah ini  dilakukan sama sebagaimana khotbah sholat Jumat, yaitu sebanyak dua kali khotbah. Pada saat khutbah gerhana bulan, khatib seyogianya menyampaikan materi khutbah tentang tobat, anjuran bersedekah, dan memperbuat perbuatan baik.

Demikian penjelasan terkait Shalat Gerhana; Tata cara Shalat Gerhana Bulan Total Sesuai Sunah Nabi Muhammad. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH