MAKKAH — Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin mengatakan batu untuk amalan melempar batu atau jamrah sudah disediakan unit pengelola fasilitas jamaah dari Arab Saudi (maktab). Jamaah haji tidak perlu mencarinya secara swadaya.
“Batu kami carikan demi keselamatan jamaah,” kata Lukman usai meninjau kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), Kamis (16/8).
Dia mengatakan jika batu jamrah tidak disediakan maktab, maka jamaah sudah tentu mencari sendiri. Dengan begitu, saat tahapan haji memasuki fase menginap sementara (mabit) di Muzdalifah jamaah akan berkeliling mencari batu.
Pada proses pencarian itu, kata dia, jamaah kadang lupa dengan keselamatannya sendiri saat harus menyeberang jalan raya. Lalu lintas di Saudi menggunakan sistem lajur kanan yang berbeda dengan di Indonesia.
Di Indonesia, kata dia, menggunakan sistem lajur kiri karena umumnya mobil menggunakan setir kanan. “Beda kiri kanan jalan ini beda, sehingga bahaya,” kata dia.
Perbedaan lajur jalan raya membuat orang Indonesia terkadang gagap saat menyeberang jalan di Saudi. Dalam beberapa kasus, terdapat jamaah yang mengalami kecelakaan tertabrak kendaraan. Selain itu, mobil di Saudi umumnya dipacu kencang oleh pengemudinya.
“Sehingga maktab cari kerikil untuk jamaah daripada malah membahayakan keselamatan,” katanya.
Selain alasan itu, Lukman mengatakan jamaah bisa fokus untuk amalan haji lainnya jika batu untuk jamrah sudah dicarikan oleh maktab.