Dalam ajaran Islam, konsep berbuat baik kepada orang lain bukan hanya dilihat sebagai kewajiban moral, tetapi juga sebagai bentuk investasi bagi diri sendiri. Perbuatan baik memiliki nilai yang sangat penting dalam memperbaiki hubungan antarmanusia dan mempererat ikatan sosial. Namun, lebih dari sekadar itu, Islam mengajarkan bahwa berbuat baik kepada orang lain juga membawa manfaat besar bagi diri sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.1. Menurut Perspektif Al-Qur’anAl-Qur’an secara jelas mengajarkan pentingnya berbuat baik kepada sesama. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 195, Allah berfirman, “Dan janganlah kamu jatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Dan berbuatlah baik, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” Ayat ini menegaskan bahwa berbuat baik kepada orang lain adalah cara untuk menghindari kerugian dan mendapat kecintaan Allah.2. Hadis-hadis yang MenguatkanRasulullah SAW juga memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya berbuat baik. Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang memperbaiki hubungan dengan saudaranya, kecuali Allah akan memperbaiki urusannya di hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa perbuatan baik kepada orang lain akan dihargai oleh Allah dengan pembalasan yang baik pula.3. Manfaat bagi Diri SendiriBerbuat baik kepada orang lain memiliki manfaat yang besar bagi diri sendiri, baik secara psikologis maupun sosial.Meningkatkan Kepuasan Diri: Memberi pertolongan atau menyebarkan kebaikan kepada orang lain dapat meningkatkan rasa kepuasan diri dan bahagia.Menumbuhkan Sikap Empati: Berbuat baik juga membantu kita untuk lebih memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga menumbuhkan sikap empati yang kuat.Mendapat Dukungan dan Kebaikan Balik: Islam mengajarkan bahwa Allah akan membalas setiap kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar lagi. Sehingga, dengan berbuat baik, seseorang akan mendapat dukungan dan kebaikan balik dari orang lain, juga dari Allah SWT sendiri.4. Investasi di AkhiratLebih dari manfaat dunia, berbuat baik kepada orang lain juga merupakan investasi untuk kehidupan akhirat. Amal kebaikan yang kita lakukan akan menjadi bekal di akhirat dan membantu kita mendapatkan surga yang abadi.Dengan demikian, berbuat baik kepada orang lain dalam Islam bukan hanya merupakan kewajiban moral, tetapi juga merupakan kebijaksanaan yang membawa manfaat besar bagi diri sendiri. Melalui perbuatan baik, kita dapat meningkatkan kualitas hidup di dunia ini serta mempersiapkan diri untuk mendapatkan kebahagiaan yang abadi di akhirat.
Rahasia Awet Muda Imam Abu Syuja’; Hidup Hingga Umur 160 Tahun
Imam Abu Syuja’ menjadi perbincangan yang menarik karena rahasia keberhasilannya dalam hidup hingga mencapai usia yang luar biasa, 160 tahun. Di balik umur panjangnya, rupanya Imam Abu Syuja’ mempraktikkan gaya hidup yang seimbang dan menjaga kesehatan dengan baik. Nah berikut penjelasan tentang rahasia awet muda Imam Abu Syuja’.
Kalangan sarjana Muslim yang terpelajar, terlebih dalam bidang hukum Islam, tentu mengenal Imam Abu Syuja’, seorang cendekiawan yang terkenal. Ia dikenal sebagai penulis kitab yang sangat populer di kalangan pesantren, yaitu Taqrib Matan dari kitab Fathul Qarib. Karya tulisannya menjadi rujukan utama dalam pembelajaran fikih karena mencakup beragam aspek, mulai dari fikih ibadah dan muamalah hingga fikih nikah, qada’, dan jinayah.
Biografi Imam Abu Syuja’
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Isfahani Asy-Syafi’i, lahir di Basrah pada tahun 433 H atau 1042 Masehi. Salah satu minat utamanya adalah dalam bidang ilmu ushuluddin dan bahasa Arab. Selama empat puluh tahun, ia fokus mempelajari madzab Syafi’i di Basrah.
Dalam suatu riwayat, tepatnya dalam kitab Hasiyah Al Bujairami Ala Khatib dijelaskan bahwa beliau pernah menjabat sebagai wazir Dinasti Bani Saljuk, yang mana kekuasaannya mulai tampil pada pertengahan abad kesepuluh. Ia memiliki sikap yang sangat tegas dalam membela kebenaran dan tidak pernah menghiraukan kecaman atau hujatan, beliau juga terkenal sangat dermawan.
وَوُلِدَ سَنَةَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِينَ وَأَرْبَعِمِائَةٍ وَتَوَلَّى الْوَزَارَةَ سَنَةَ سَبْعٍ وَأَرْبَعِينَ، فَنَشَرَ الْعَدْلَ وَالدِّينَ، وَلَا يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ حَتَّى يُصَلِّيَ وَيَقْرَأَ مِنْ الْقُرْآنِ مَا أَمْكَنَهُ، وَلَا يَأْخُذُهُ فِي الْحَقِّ لَوْمَةُ لَائِمٍ
Artinya:”Beliau dilahirkan pada tahun 433 H dan menjabat sebagai wazir pada umur 44 tahun. Beliau adalah sosok yang adil dan tidak pernah keluar rumah kecuali telah membaca al qur’an. Beliau juga sosok yang sangat tegas dalam membela kebenaran.” (Hasiyah Bujairami Ala Khatib juz 1 halaman 16)
Rahasia awet muda Imam Abu Syuja’
Di balik kepakarannya dalam bidang fikih dan aqidah, ada satu keunikan lain dalam dirinya. Syekh Abu Syuja’ termasuk ulama yang awet muda. Dalam satu riwayat dijelaskan ia hidup sampai usia 160 tahun. Kesaksian ini diungkapkan oleh Syaikh Sulaiman Bin Muhammad Bin Umar As Syafi’i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Al Bujairami.
فَائِدَةٌ : قَالَ الدِّيرِيّ: عَاشَ الْقَاضِي أَبُو شُجَاعٍ مِائَةً وَسِتِّينَ سَنَةً وَلَمْ يَخْتَلَّ عُضْوٌ مِنْ أَعْضَائِهِ فَقِيلَ لَهُ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: مَا عَصَيْت اللَّهَ بِعُضْوٍ مِنْهَا، فَلَمَّا حَفِظْتهَا فِي الصِّغَرِ عَنْ مَعَاصِي اللَّهِ حَفِظَهَا اللَّهُ فِي الْكِبَرِ.
Artinya:”Faidah: Ad Diri berkata:” Qadhi Abu Syuja hidup hingga 160 tahun dan tidak ada satupun anggota tubuhnya yang rusak. Kemudian beliau ditanya perihal keadaan beliau tersebut. Kemudian belaiu menjawab aku tidak pernah bermaksiat kepada Allah dengan anggota tubuhku. Sehingga ketika aku menjaga anggota tubuhku dari bermaksiat kepada Allah. Dia menjagaku hingga masa tuaku” (Hasiyah Bujairami Ala Khatib juz 1 halaman 16).
Dengan demikian, sebagaimana dikisahkan oleh Ad Diri, Imam Abu Syuja’ memiliki umur yang panjang dan sehat sampai 160 tahun. Beliau bahkan tidak mengalami kerusakan pada anggota tubuhnya sedikitpun. Hal ini pun menimbulkan rasa ingin tahu dari orang lain, yang kemudian menanyakan rahasia di balik kesehatan dan umur panjang tersebut.
Imam Abu Syuja’ menjawab bahwa beliau tidak pernah menggunakan anggota tubuhnya untuk berbuat maksiat kepada Allah SWT. Menjaga anggota tubuh dari perbuatan maksiat tersebut dilakukannya sejak beliau masih muda.
Dengan menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan maksiat, Imam Abu Syuja’ mendapatkan perlindungan dari Allah SWT hingga masa tuanya. Hal ini terbukti dengan kesehatan dan umur panjang yang beliau dapatkan, yaitu hidup sampai 160 tahun tanpa mengalami kerusakan pada anggota tubuhnya.
Tak kalah penting, selain tidak bermaksiat kepada Allah kita juga harus ikhtiar dengan melakukan pola hidup yang sehat semisal mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga dan lain lain.
Demikian penjelasan perihal rahasia awet muda Imam Abu Syuja’. Di balik umur panjangnya, rupanya Imam Abu Syuja’ mempraktikkan gaya hidup yang seimbang dan menjaga kesehatan dengan baik. Pun ia tidak pernah melakukan perbuatan maksiat pada Allah. Semoga bermanfaat Wallahu a’lam bissawab.
Iblis dan Sang Abid
Setan dan Iblis akan selalu menghasut manusi, tidak pedulu ahli ibadah (abid) meski bentuknya seolah sebuah jalan kebaikan
KISAH ini terdapat dalam kitab-kitab tafsir dan menjelaskan makna di balik ayat 16 Surat Al-Hasyr. Dalam kitab Talbis Iblis karangan Ibnu Jauzi (meninggal 597H), diriwayatkan bahwa Wahab bin Munabbih berkata:
Ada seorang laki-laki ahli ibadah (abid) dari Bani Israil yang ibadahnya paling kuat pada masanya. Saat itu juga ada seorang wanita bersama ketiga saudara laki-lakinya.
Suatu hari, ketiga bersaudara itu harus melakukan perjalanan jauh untuk ikut berperang.
Mereka mendiskusikan bagaimana keadaan saudara perempuan mereka, siapa yang akan menjaga dan membantu selama mereka tidak ada.
Akhirnya mereka bertiga sepakat untuk menyerahkan tanggung jawab kepada lelaki tua itu karena mereka percaya padanya.
Saat ditawari, lelaki tua itu menolak sekuat tenaga. Ketiga bersaudara itu terus membujuk hingga akhirnya lelaki tua itu menyetujuinya.
“Tinggalkan adikmu dekat dengan tempat ibadahku,” kata laki-laki yang taat itu kepada ketiga bersaudara itu.
Setelah mengikuti instruksi, mereka memulai perjalanannya. Selama ketiga bersaudara itu tidak ada, lelaki abid itu menjalankan tugasnya dengan baik.
Lelaki tua itu menyiapkan makanan dan menaruhnya di pintu tempat tinggal wanita itu.
Setelah meletakkan makanan, pelayan itu berteriak pada wanita itu agar keluar dan mengambil makanan. Abid kemudian kembali ke tempat ibadah dan menutup pintu.
Situasi seperti itu berlalu dalam satu periode.Setan Iblis mengamati keadaan dan membujuk laki-laki yang berbudi luhur untuk berbuat lebih banyak kebaikan bagi perempuan yang tinggal sendirian.
“Semoga pahalanya bertambah karena menolong orang yang lemah,” bisik Iblis.
Iblis berkata; “Tidak baik membiarkan wanita keluar rumah untuk mengambil makanan di siang hari, nanti orang akan melihatnya!”
Iblis berbisik lagi; “Aalangkah baiknya jika mengantarkan makanan tepat di depan pintu rumahnya, dia tidak perlu keluar rumah. Begini cara memberi pahala,” bisiknya.
Manusia yang taat itu mengabaikan bisikan Iblis tetapi setelah beberapa waktu berlalu, ia justru terpengaruh bisikkan Iblis.
Pria itu meletakkan makanan di depan pintu rumah wanita itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan tidak ada percakapan di antara mereka berdua.
Setelah jangka waktu berlalu, Iblis kembali melakukan hasutan. “Bagaimana jika kamu menaruh makanan itu di rumahnya? Dia tidak perlu keluar dan mengambil makanan di depan pintu.”
“Semoga pahalanya bertambah karena menolong orang yang membutuhkan,” bisiknya.
Orang tua itu tidak menghiraukan bisikan Iblis itu namun suatu hari, dia menaruh makanan di rumah wanita itu. Seperti biasa, tidak ada sepatah kata pun yang terucap.
Suatu ketika, Iblis mendorongnya untuk berbuat lebih banyak kebaikan. “Bagaimana kalau kamu bertanya bagaimana keadaan wanita itu? Dia pasti senang karena ada yang peduli,” kata Iblis.
Laki-laki itu tidak menghiraukan saran Iblis, hingga suatu hari, dia berbicara kepada perempuan itu dari jauh. Setelah beberapa saat, Iblis meningkatkan hasutannya.
“Bicaralah padanya. Dia pasti ingin ada seseorang yang menemaninya,” bisik Iblis.
Laki-laki abid itu terus berbicara pada perempuan itu dari kejauhan. Namun tak lama kemudian, lelaki tua itu mulai berbicara dengan gadis itu dari jarak dekat.
“Kau pergilah tepat di depan pintunya, dan biarkan dia duduk tepat di depan pintu itu juga,” kata iblis.
Lelaki tua itu tidak mendengarkan Iblis hingga suatu hari, dia berbicara kepada wanita itu dalam kondisi yang sangat dekat.
Bahkan suatu periode lelaki tua itu mengobrol dengan wanita itu di luar rumah. Sementara si wanita itu ada di dalam rumah tetapi tepat di depan pintu.
Kali ini Iblis memberikan saran lebih intens dengan dalih agar Si Abid lebih banyak mendapatkan pahala.
“Masuklah ke rumahnya. Ia tidak perlu keluar rumah dan tidak perlu memperlihatkan wajahnya kepada orang lain di luar rumah. Itu lebih baik bagi seorang wanita, yang mempunyai sifat pemalu,” bisik Iblis lagi.
Hingga akhirnya suatu ketika pria itu tidak masuk ke dalam rumah wanita tersebut. Tak satu pun dari mereka melakukan apa pun, kecuali hanya obrolan biasa.
Laki-laki Abid mulai terbiasa masuk ke rumah perempuan, ngobrol di siang hari, dan kembali ke tempat ibadah di sore hari ketika hari sudah hampir malam.
Iblis meneruskan menggencarkan rangkaian ‘nasehat’ hingga suatu saat laki-laki yang taat itu menyentuh lutut perempuan itu dan melakukan perbuatan tidak patut yang tidak seharusnya terjadi.
Mereka melakukan perzinahan. Sembilan bulan kemudian, wanita itu melahirkan seorang anak.
Iblis kemudian berkata pria yang dulunya dikenal sangat alim dan ahli ibadah ini. “Bagaimana pendapatmu jika kakak beradik ini tiba-tiba pulang ke rumah dan melihat seorang anak kecil lahir dari hasil kalian berdua?”
“Mungkin gadis itu akan membocorkan rahasianya, atau cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya juga.”
“Bunuh saja bocah itu dan tanam dengan baik. Rahasia akan terjaga dengan baik,” bisik Iblis.
Tanpa pikir panjang, lelaki tua itu membunuh dan menguburkan bayi yang baru lahir itu. “Bagaimana jika wanita ini membeberkan rahasianya kepada saudara-saudaranya?,” bisik Iblis.
“Tangkap wanita itu, bunuh dia dan kubur dia bersama anaknya sekalian,” kata Iblis.
Pria itu akhirnya membunuh dan menguburkan wanita itu di dalam lubang bersama anaknya. Sebuah batu besar ditempatkan di atas lubang itu sebagai tanda.
Dia kembali ke tempat ibadahnya dan merasa yakin tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Tidak lama kemudian, ketiga bersaudara itu kembali dari perang dan mencari saudara perempuannya.
“Dimana dia?” tanya salah satu dari mereka kepada lelaki tua itu.
Sambil menangis, laki-laki abid itu menceritakan kepada perempuan itu bahwa dia berkelakuan baik namun sayang, dia telah meninggal.
“Ini kuburannya,” kata abid sambil mengarahkan jarinya ke sebuah batu besar di samping tempat ibadahnya.
Ketiga bersaudara itu kemudian berdiri di dekat kuburan dan menangis mengingat adik tercinta mereka.
Suatu malam, ketika mereka bertiga sedang tidur, Iblis datang ke dalam mimpi mereka dalam wujud seorang laki-laki yang sedang bepergian.
Iblis memasuki mimpi kakak sulung dan bertanya, “Bagaimana kabar adikmu?”
Laki-laki itu menjawab seperti yang dikatakan laki-laki abid itu.
Iblis lalu berkata; “Orang tua itu berbohong.”
“Dia abid tidak bisa dipercaya. Dia berzina dengan adikmu sampai dia melahirkan seorang anak.”
“Dia membunuh mereka berdua karena dia menakuti kalian, tiga bersaudara. Dia menanamnya di lubang di samping rumah. Di sana, kamu akan menemukan adikmu bersama anaknya,” kata Iblis.
Iblis lalu masuk ke dalam mimpi pada kedua saudara lainnya dan mengatakan hal yang sama.
Pasa suatu siang, mereka bertiga terbangun dan menceritakan apa yang terjadi dalam mimpinya. Mereka terkejut karena mimpi mereka sama.
Sang Kakak berkata; “Tisak apa-apa, ini hanya hiasan tidur. Mimpi biasa.”
Tapi sang adik yang lebih muda tidak puas. “Mari kita lihat tempat yang ditunjukkan pria dalam mimpi itu,” katanya.
Mereka kemudian pergi ke tempat yang ditunjukkan dalam mimpi dan bertemu dengan lubang yang dimaksud. Memang benar ada mayat bayi bersama seorang wanita.
Mereka kemudia mencari lelaki tua itu dan menanyakan hal itu. Akhirnya pria itu mengakui bahwa apa yang diceritakan dalam mimpinya itu benar adanya.
Ketiga bersaudara akhirnya bersiap membalas untuk membunuh Sang Abid.
Hingga ketika pria itu akan diesksekusi, muncullah Sang Iblis untuk menawarkan bantuan. “Wahai abid, akulah yang menguji kamu dengan seorang wanita hingga kamu berzina dan membunuh dia serta anaknya.”
“Aku ingin mengajukan penawaran. Jika kamu taat kepadaku dan berpaling dari Allah, niscaya kamu akan selamat dari hukuman mati ini,” katanya.
Pria itu akhirnya mengikuti jejak Iblis, dan kenyataanya, saat itu Sang Iblis justru meninggalkan dan menjauhkan darinya. Hingga akhirnya ketiga saudara itu mengeksekusi dan membunuhnya.
Wahab Ibnu Munabbih mengatakan, Ayat 16 Surat Al-Hasyr diturunkan kepada pria tersebut.
كَمَثَلِ الشَّيْطٰنِ اِذْ قَالَ لِلْاِنْسَانِ اكْفُرْۚ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ 16
“(Bujukan orang-orang munafik itu) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu!” Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS: Al-Hasyir: 16).
Setelah pria tersebut melakukan kekafiran (dan masih menderita hukuman), Iblis punys berkata: “Sesungguhnya aku tinggalkan kamu, karena sesungguhnya aku bertakwa kepada Allah, Tuhan yang menguasai seluruh alam.”
Pelajaran
- Setan selalu menghasut kita untuk berbuat jahat meski bentuknya seolah melalui jalan kebaikan.
- Orang yang tidak mengetahui betapa halusnya bisikan setan, akan mudah terjebak dengan janji-janji kebaikan.
- Umat Islam dianjurkan untuk selalu berlindung kepada Allah dari segala bujukan dan bisikan setan.*/Abu Nizar
Bolehkah Titip Doa Kepada Orang yang Berhaji?
Setiap kali ada seseorang yang kita kenal pergi melaksanakan ibadah haji, maka akan kita dapati masyarakat menitipkan doa kepada orang yang haji tersebut agar mendoakannya saat ibadah haji. Sebab menurutnya, doa orang yang haji akan diijabah oleh-Nya. Lantas bolehkah titip doa kepada orang yang berhaji?
Imam Nawawi dalam al-Azkar menyebutkan sebuah riwayat Imam baihaqi dari Abu Hurairah ra, dia berkata; Rasulullah Saw bersabda,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْحَاجِ وَلِمَنْ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجُ
Allahummaagh fir lil haaji wa liman istaghfara lahul haajju
Artinya; Ya Allah, ampunilah orang-orang yang beribadah haji serta orang-orang yang dimohonkan ampunkan ampunan oleh prang-orang haji. (HR. Al-Baihaqi)
Doa ini merupakan doa yang sunnah kita ucapkan untuk orang yang pulang haji. Hadis tersebut juga menunjukkan bahwa meminta didoakan oleh orang yang beribadah haji disunnahkan.
Dalam kitab Maqashid al-Hasanah, Syamsuddin al-Syakhawi menjelaskan bahwa seseorang yang pulang dari haji mabrur dosanya diampuni dan doanya diterima, maka mintalah didoakan olehnya sebelum ia memasuki pintu rumah.
Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, meminta didoakan oleh orang yang sedang menunaikan haji diperbolehkan dan bahkan dianjurkan. Hal ini menunjukkan bahwa doa dari orang yang sedang beribadah haji memiliki keutamaan dan lebih berpeluang untuk dikabulkan oleh Allah SWT.
Alasan utama mengapa doa dari orang haji lebih diutamakan adalah karena mereka sedang berada di tempat yang mulia dan penuh dengan keberkahan, yaitu Baitullah dan sekitarnya. Di tempat suci ini, para peziarah haji telah mensucikan diri, beribadah dengan penuh khusyuk, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Doa mereka yang tulus dan penuh pengabdian diyakini lebih mudah mencapai Allah SWT.
Oleh karena itu, jika ada kesempatan, tidak ada salahnya untuk meminta didoakan oleh orang yang sedang menunaikan haji. Kita bisa menitipkan doa kepada mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan begitu, kita dapat berharap agar doa kita dikabulkan oleh Allah SWT melalui perantaraan doa orang-orang suci yang sedang beribadah di tanah suci.
Demikian penjelasan bolehkah bolehkah titip doa kepada orang yang berhaji? Semoga bermanfaat.
Peluncuran Senam Haji 2024 Dilakukan Secara Massal, Ikhtiar Bugarkan Jasmani Jamaah
Kemenag lakukan persiapan jelang pelaksanaan haji
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melaunching senam haji Indonesia secara massal di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (28/4/2024). Senam haji ini diikuti ribuan calon jamaah haji (Calhaj) se-DKI Jakarta, serta dari berbagai provinsi lainnya.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, senam haji dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Meskipun matahari mulai meninggi, calon jamaah haji tampak semangat mengikuti senam haji ini, termasuk calon jamaah lanjut usia (lansia).
Salah satu calon jamaah (Calhaj) dari kloter Jakarta Timur, Atis (47 tahun) tidak peduli dengan terik matahari. Ia terus mengikuti senam yang dipandu oleh instruktur-instruktur yang telah dipersiapkan Kemenag.
“Gak apa-apa panas (panas-panas) di sini, agak seger. Karena, nanti di sana jauh lebih panas katanya. InsyaAllah kuat sampai Makkah,” ujar Atis.
Atis sendiri mulai mendaftar haji sejak 2013 lalu. Ia akan mulai masuk Asrama Haji Pondok Gede pada 24 Mei 2024 mendatang. Keesokan harinya baru akan diberangkatkan ke Tanah Suci.
“Sekarang ini lagi manasik massal juga. Dengan adanya semam ini agak segar. Pergelangan yang kaku juga bisa lemes dan bisa menjaga ketahanan fisik kita nanti, doain lancar ya,” ucap Atis.
Kegiatan yang dipusatkan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta ini diikuti lebih dari 28 ribu jamaah haji Indonesia, baik secara luring dan daring.
Sekretaris Jenderal Kemenag, M Ali Ramdhani, mengatakan launching senam haji ini merupakan bagian dari ikhtiar untuk menjaga kebugaran jemaah haji, sehingga jamaah Indonesia bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan lancar, sehat dan bugar.
“Harapannya melalui senam ini jamaah haji Indonesia ini dapat senantiasa terjaga kebugaran dan kesehatannya, sehingga ketika melaksanakan ibadah dapat lebih khusuk,” kata Ramdhani.
Pria yang akrab dipanggil Kang Dhani ini menjelaskan, gerakan Senam Haji Indonesia pertama kalinya akan diterapkan jamaah Indonesia. Senam ini dikemas untuk menjaga kebugaran dan ketahanan fisik jamaah.
“Gerakan senam ini disusun berdasarkan kajian dan penelitian para pakar kesehatan agar bisa diterapkan untuk semua jamaah,” jelas dia.
Di tempat yang sama, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief menambahkan, senam haji ini dirumuskan oleh tim Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dan Perhimpunan Dokter Spesialias Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Perdosri) dengan gerakan low impact.
“Perdokhi sudah mengatur sedemikian rupa, bisa diterapkan di rumah hingga saat perjalanan di pesawat ke tanah suci. Jenis senamnya low impact, bukan aerobik, yang menguras tenaga,” kata Hilman.
Launching senam haji ini juga dihadiri langsung Ketua Umum Perdokhi sekaligus pencipta senam haji, dr Syarief Hasan Luthfie.
Menurut dia, senam haji ini dirumuskan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bersama dua dokter spesialis ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi lainnya, yaitu dr Irma Ruslina Defi dan dr Rifky Mubarak.
Menurut dr Syarief, senam haji ini bisa dilakukan sejak jamaah berada di tanah air, saat berada di dalam pesawat, sampai ke tanah suci. Sehingga, jamaah bisa menghindari komplikasi yang diakibatkan duduk terlalu lama, seperti kekakuan otot maupun penyumbatan pembuluh darah.
“Jadi jangan lupa sebelum keberangkatan, sampai dengan keberangkatan maupun kepulangannya tetap dilakukan olahraga ini agar tetap menjadi optimal dalam kekuatan fisiknya,” pesan dr Syarief kepada calon jamaah.
Kemenag: Persiapan Haji 2024 Hampir Tercapai 100 Persen
Kemenag terus lakukan persiapan haji
Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) RI, Arsad Hidayat mengatakan, persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2024 sudah hampir 100 persen atau lebih dari 90 persen.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan kontrak kerjasama dengan pemerintah Arab Saudi untuk memberikan layanan terbaik untuk jamaah haji Indonesia.
“Lebih dari 90 persen lah ya (persiapan haji), karena kaitannya dengan layanan di Arab Saudi sudah dikontrak. Kemudian proses bimbingan manasik juga sedang gencar di seluruh tanah air. Distribusi buku manasik saya lihat juga sudah hampir diterima oleh seluruh jamah haji di seluruh provinsi,” ujar Arsad di Jakarta, Ahad (28/4/2024).
Saat ini, menurut dia, calon jamaah Indonesia tinggal menunggu waktu pemberangkatan dan proses visa. Rencananya, jamaah haji kloter pertama akan diberangkatkan ke Arab Saudi mulai 12 Mei 2024 mendatang.
“Tinggal nunggu keberangkatan saja dan proses visa ya. Proses visa kan sama para PPIH, MCH pun ada beberapa yang belum, tapi insya Allah seiring waktu insya Allah akan selesai,” ucap dia.
Terkait dengan pengurusan visa, menurut Arsad, sudah ada tim khusus dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag. Bahkan, kata dia, pihaknya juga menambah petugas untuk mempercepat proses penerbitan visa jamaah dan petugas haji.
“Ada tambahan juga beberapa perangkat untuk mempercepat proses daripada penerbitan visa gitu. Alhamdulillah ini jalan terus running ya,” kata Arsad.
Dia menambahkan, pada tahun ini pemerintah Arab Saudi akan menerapkan kebijakan visa haji yang sangat ketat untuk mengantisipasi kejadian tahun lalu.
Karena itu, dia pun mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk berhati-hati dengan penipuan paket haji tanpa antrean yang beredar melalui grup whatsApp, di mana mereka menawarkan visa non haji. “Haji itu harus pakai visa haji. Selama keberangkatan dengan visa haji, saya kira tidak ada masalah,” jelas dia.
Infografis Rencana Perjalanan Haji Indonesia, klik di sini!
Umroh Berkali-kali Bagi Jamaah Haji Lansia, Bagaimana Hukum dan Faedahnya?
Umroh sunnah pada dasarnya cukup dilakukan satu kali
Musim haji 1445 H/2024 M akan segera tiba. Seperti tahun lalu, Kementerian Agama (Kemenag) kembali mengusung tema haji ramah lanjut usia (Lansia).
Ketika berada di Tanah Suci Makkah, khusus jamaah lansia pun diimbau untuk tidak melaksanakan ibadah umroh berkali-kali.
Pakar dan Konsultan Manasik Haji, KH Ahmad Kartono mengatakan, jamaah lansia termasuk salah satu golongan jamaah yang tidak memaksakan diri melaksanakan umrah sunah berulang kali
“Bagi jamaah lansia, disabilitas dan jamaah sakit tidak memaksakan diri melaksanakan umroh sunah berulang kali,” ujar Kiai Kartono di Jakarta, Sabtu (27/4/2024) malam.
Menurut dia, hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga kondisi fisik jamaah lansia agar tetap sehat menghadapi pelaksanaan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan mabit di Mina serta melontar jamarat. Karena, semua itu termasuk rukun dan wajib dalam pelakskanaan ibadah haji.
“Sedangkan melakukan umrah berulang kali selama di Makkah hukumnya sunah menurut ulama madzhab Syafi’i bagi jamaah yang fisiknya sehat, sebagaimana dikemukakan Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’,” jelas dia.
Akan tetapi menurut madzhab Maliki, melakukan umroh berulang kali dalam masa satu tahun hukumnya makruh.
Para ahli memberikan solusi tentang kebolehan melaksanakan umnrah sunah berulang kali. Seperti dikemukakan Ibnu Quddamah dalam kitab al-Mughni sebagai berikut:
وقال علي رضي الله عنه في كل شهر مرة, وكان أنس اذا حمم رأسه خرج فاعتمر (رواهما الشافعي فى مسنده). وقال عكرمة : يعتمر اذا امكن الموسى من شعره. وقال عطاء : ان شاء اعتمرفى كل شهرمرتين . وقال أحمد : اذا اعتمر فلابد أن يحلق او يقصر, وفي عشرة أيام يمكن حلق الرأس .
Artinya: “Sahabat Ali r.a menyatakan setiap bulan boleh melakukan umrah sekali. Sedangkan menurut Anas, ketika rambut kepala telah tumbuh kembali berwarna hitam maka ia keluar melaksanakan umrah. Kedua pendapat tsb diriwayatkan Imam Syafi’i).
Menurut Ikrimah, boleh melakukan umrah kembali ketika rambut kepala sudah bisa dipotong. Sementara menurut Atho, jika seseorang ingin mengerjakan umroh, lakukanlah setiap bulan dua kali umroh.
Sedangkan menurut Ahmad, ketika seseorang telah selesai mengerjakan umrah maka ia harus mencukur atau memotong rambut, bahkan dapat dimungkinkan setiap sepuluh hari mencukur rambut karena memengerjakan umroh”.
Panjang Ideal Jenggot dan Hukumnya
Para ulama berbeda pendapat terkait hukum dan panjang ideal jenggot. Namun, jelas bahwa memelihara jenggot dan tidak mencukurnya adalah termasuk perbuatan Nabi Muhammad SAW dan telah ditegaskan dalam syariat Islam.
Rasulullah SAW biasa memangkas jenggotnya dan memangkas bagian samping dan atasnya agar sesuai dengan kontur wajahnya. Beliau juga biasa membasuh jenggotnya dengan air dan menyisirnya.
Juga diketahui bahwa para Sahabat Nabi meniru tindakan tersebut. Ada teks-teks Nabi yang mendukung pemeliharaan dan perawatan jenggot sebagaimana ada teks-teks yang mendukung penggunaan siwak dan memotong kuku dan kumis.
Beberapa ahli hukum menganggap nash-nash tersebut sebagai dalil yang menunjukkan bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah wajib, dan menurut pendapat ini, mencukur jenggot adalah dilarang.
Sebagian ahli fikih lainnya memahami nash-nash tersebut sebagai anjuran, dan menurut pendapat ini, memelihara jenggot adalah sunnah, dan orang yang memeliharanya akan mendapat pahala dan tidak akan mendapat siksa jika meninggalkannya.
Secara umum, perbedaan pendapat tentang jenggot terbagi menjadi dua. Yang pertama berpendapat memelihara jenggot adalah wajib sehingga haram mencukurnya sedangkan yang kedua berpendapat memelihara jenggot adalah sunnah sehingga boleh mencukurnya.
Adapun pendapat pertama yang melarang mencukur jenggot, dalil-dalil yang digunakan adalah dalil-dalil yang menganjurkan kaum muslimin untuk memanjangkan jenggotnya untuk membedakannya dengan orang kafir.
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada sepuluh perkara yang termasuk fitrah, yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, menghirup air dan mengeluarkannya dari hidung untuk membersihkannya, memotong kuku, membersihkan ruas-ruas jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan mengurangi penggunaan air.” Sebagian perawi berkata, “Dan saya lupa yang kesepuluh, yaitu berkumur-kumur dengan air.”
Para ulama Syafi’iyah yang berpendapat bahwa hukum memelihara jenggot wajib adalah Ibnu Rif’ah, Al Halimi, Al Qaffal Asy Syasyi, Al Adzra’I, Az Zarkasyi, Ibnu Hajar dalam Al I’ab, Ibnu Ziyad, serta Al Malibari . (lihat, Hasyiyah Asy Syarwani ala At Tuhfah, 9/376)
Adapun pendapat kedua adalah pendapat ulama Syafi’iyah yang berpendapat bahwa mencukur jenggot tidak dilarang. Mereka mendasarkan pendapatnya pada pemahaman mereka terhadap perintah yang berkaitan dengan adat kebiasaan, makanan, minuman, pakaian, tempat duduk, dan sebagainya yang dipahami sebagai anjuran dan bukan kewajiban.
Baca juga: Dalam Madzhab Asy Syafi’i Pelihara Jenggot, Wajib atau Sunnah?
Mereka menggunakan contoh perintah untuk mewarnai pakaian dan shalat dengan sandal untuk membuktikan bahwa ini bukan perintah yang mewajibkan, melainkan anjuran, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Hajr al-`Asqlani dalam komentarnya atas Sahih Bukhari.
Sementara para ulama yang menyatakan bahwa mememlihara jenggot adalah sunnah adalah Imam Ar Rafi’i, Imam An Nawawi, Imam Al Ghazali, Syeikh Al Islam Zakariyah Al Anshari, Khatib Asy Syarbini, Ibnu Hajar dala At Tuhfah, Ar Ramli dalam An Nihayah dan lainnya seperti Al Bujairmi, Abu Bakr Satha Ad Dimyathi serta lainnya. (lihat, Hasyiyah Asy Syarwani ala At Tuhfah, 9/376, Hasyiyah Al Bujarmi ala Al Khatib, 5/ 261, Hasyiyah Bughyatul Mustarsyidin, 1/286, Hasyiyah I’anatuth Thalibin, 2/386)
Sebagaimana disebutkan di atas, Nabi SAW biasa memangkas jenggotnya dan menggunting bagian sisinya. Beberapa ulama membolehkan memotong rambut jenggot yang melebihi jumlah yang dapat digenggam dalam kepalan tangan karena ini adalah praktik Ibnu Umar. Hal yang paling penting dari memelihara jenggot adalah menjaga penampilan agar tidak memberikan kesan yang buruk terhadap umat Islam.
Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ada perdebatan ilmiah yang sah mengenai hukum memelihara jenggot. Ketika ada perbedaan pendapat ulama dalam suatu masalah, maka yang lebih utama adalah menghindarinya.
Namun, jika hal ini tidak memungkinkan, maka umat Islam harus mengikuti para ulama yang membolehkannya. Oleh karena itu, memelihara jenggot dibolehkan, tetapi tidak diwajibkan, dan membiarkannya tumbuh hingga sekepalan tangan, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Umar.
Disadur dan diterjemahkan dari laman resmi Darul Ifta, lembaga fatwa Islam Mesir
Arab Saudi Umumkan Tanggal Kedaluwarsa Visa Umroh 15 Dzulqaidah
Tanggal kedaluwarsa visa umroh dimajukan dari sebelumnya 29 Dzulqaidah.
Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi mengumumkan 15 Dzulqaidah akan menjadi hari terakhir berakhirnya masa berlaku visa umroh bagi jamaah yang datang dari luar Kerajaan.
“Dimajukannya tanggal kedaluwarsa visa umroh dari 29 Dzulqaidah menjadi 15 Dzulqadah adalah untuk kelancaran arus jamaah ke kota-kota suci Makkah dan Madinah dari seluruh dunia untuk ziarah tahunan haji,” menurut kementerian, dilansir dari Saudi Gazette, Senin (15/4/2024).
Kementerian juga mencatat masa berlaku visa umroh tiga bulan akan dianggap dimulai sejak tanggal penerbitannya, bukan masa berlaku yang disetujui sebelumnya sejak tanggal masuk ke Arab Saudi. Kementerian mengklarifikasi hal ini sebagai tanggapan atas sejumlah pertanyaan yang diajukan melalui platform X-nya.
Kementerian menjelaskan masa berlaku visa umroh adalah tiga bulan sejak tanggal penerbitannya, dengan ketentuan masa berlakunya paling lambat 15 Dzulqaidah, dan itu sesuai dengan koordinasi yang dibuat antara Kementerian Haji dan Umrah dan Kementerian Luar Negeri.
“Tanggal 15 Dhulqadah ini disetujui, dua minggu (14 hari) lebih awal dari tanggal kedaluwarsa 29 Dhulqadah yang diumumkan sebelumnya,” katanya.
Bulan Ramadhan biasanya menandai musim puncak umroh ketika umat Islam dari seluruh dunia berduyun-duyun ke Masjidil Haram. Karenanya Komisi Kerajaan untuk Kota Makkah dan Situs Suci sampai harus mengimbau seluruh jamaah umroh untuk tidak memaksakan diri sholat di dalam masjidil Haram. Menurutnya, sholat di area masjid di manapun, selama masih di dalam batas Masjidil Haram akan sama besar nilai pahalanya.
“Menunaikan sholat di seluruh area Masjidil Haram sama-sama mendapat pahala yang besar,” kata komisi, dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (20/3/2024).
Tahun ini, Kerajaan Arab Saudi (KSA) juga telah meluncurkan mobil golf pintar untuk membantu para peziarah umroh melakukan ritual tawaaf di sekitar Ka’bah suci di Masjid Agung di Makkah. Inisiatif ini bertujuan membantu individu dengan kebutuhan khusus, lansia, dan individu yang cacat fisik dalam melakukan ziarah umroh dengan mudah dan meyakinkan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi juga mengumumkan jamaah khusus di bulan Ramadhan, jamaah yang sudah pernah melakukan umroh tidak diperbolehkan mengulangi. Peraturan ini bertujuan mengurangi kepadatan yang berlebihan.
Update Terbaru: Pemegang Semua Jenis Visa dari Arab Saudi Kini Bisa Umroh
Arab Saudi permudah aturan visa untuk umroh
Arab Saudi mengumumkan bahwa setiap orang yang memegang berbagai jenis visa kini diizinkan untuk melakukan ibadah umroh dengan mudah.
Pengunjung dari mana saja dan dengan visa apa pun bisa menunaikan umroh dengan mudah dan nyaman.
Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi menyatakan, ibadah umroh dapat diakses oleh pemegang semua visa, termasuk visa pribadi, keluarga, transit, tenaga kerja, dan e-visa. “Apapun jenis visanya, Anda bisa melakukan umroh,” tambahnya, dilansir Gulf News, Kamis (25/4/2024).
Jamaah didorong untuk menggunakan aplikasi Nusuk untuk mendapatkan izin umroh dan mematuhi waktu yang ditentukan untuk ibadah di Masjidil Haram di Makkah.
Selain itu, platform Nusuk memfasilitasi berbagai prosedur, termasuk pengaturan akomodasi, bagi umat Islam yang berencana melakukan umroh dan mengunjungi Madinah.
Dalam beberapa bulan terakhir, kerajaan telah memperkenalkan sejumlah fasilitas bagi umat Islam luar negeri untuk datang ke negara tersebut untuk melakukan umroh.
Inisiatif ini bertujuan untuk mengakomodasi jutaan umat Islam di seluruh dunia yang melakukan umroh , terutama mereka yang mungkin tidak dapat berpartisipasi dalam ibadah haji tahunan karena kendala fisik atau keuangan.
Peningkatan terkini termasuk memperpanjang durasi visa umroh dari 30 menjadi 90 hari, memungkinkan masuk melalui semua pelabuhan darat, udara, dan laut, dan menghilangkan persyaratan bagi jamaah perempuan untuk didampingi oleh wali laki-laki.
Selain itu, ekspatriat di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk dan pemegang visa Schengen, Amerika Serikat, dan Inggris kini dapat membuat janji umroh melalui aplikasi Nusuk sebelum tiba di Arab Saudi.
Tidak hanya itu, pemerintah Arab Saudi juga telah meluncurkan call center multibahasa baru untuk meningkatkan komunikasi dengan para jamaah dari seluruh dunia, nomornya yaitu “1966”.
Hal tersebut atas inisiatif Menteri Haji dan Umroh, Tawfiq Al Rabiah, pada saat Forum Umroh dan Ziarah berlangsung dengan didukung sembilan bahasa untuk memberikan pengalaman yang baik untuk para jamaah yang akan berkunjung ke Arab Saudi.
Visa umroh kini juga berlaku selama tiga bulan atau 90 hari sejak tanggal penerbitannya. Ini mengacu pada aturan baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umroh Kerajaan Arab Saudi.
Dilansir Gulf News, Senin (15/4/2024), perubahan tersebut merupakan bagian dari upaya terkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Saudi untuk menyederhanakan persiapan musim haji tahunan.
Pengumuman tersebut disampaikan sebagai jawaban atas berbagai pertanyaan pada platform “X”. Hal ini sekaligus menandai perubahan dari sistem sebelumnya yaitu masa berlaku tiga bulan dimulai setelah pemegang visa masuk ke Arab Saudi.
Kementerian Saudi menambahkan bahwa masa berlaku visa umroh tiga bulan sejak tanggal penerbitan ini dengan ketentuan batas akhir masa berlakunya paling lambat 15 Dzulqadah.
Kementerian menekankan bahwa perubahan tersebut bertujuan untuk mengelola masuknya dan aktivitas jamaah menjelang dan selama musim haji dengan lebih baik.
“Dimajukannya tanggal kedaluwarsa visa umroh dari 29 Dzulqadah menjadi 15 Dzulqadah adalah untuk kelancaran arus jamaah ke kota-kota suci Makkah dan Madinah dari seluruh dunia untuk ziarah tahunan haji,” kata kementerian dalam pernyataannya, dilansir dari Saudi Gazette, Senin (15/4/2024).
“Tanggal 15 Dzulqadah ini disetujui, dua pekan (14 hari) lebih awal dari tanggal kedaluwarsa 29 Dzulqadah yang diumumkan sebelumnya,” tambah pernyataan tersebut.
Sebelumnya Kementerian Haji dan Umroh juga telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa visa umroh berlaku khusus untuk keperluan ibadah di Tanah Suci, dan tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atau kegiatan non-ziarah lainnya.
Mereka menekankan pentingnya mematuhi peraturan visa, terutama mengingat adanya penyalahgunaan visa baru-baru ini. Jamaah juga diminta untuk meninggalkan Arab Saudi sebelum visa mereka habis masa berlakunya dan menghormati ketentuan tinggal mereka.