Menengok Baiq Mariah, Jemaah 104 Tahun asal NTB yang Mendunia

Baiq Mariah, jemaah asal Mambalan, Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, yang berusia 104 tahun, sudah tiba di Tanah Suci. Sejak tiba di Mekah, dia lebih banyak di hotel. Awal-awal sempat drop, kini kondisinya cukup fit.

Nenek yang bernama lengkap Mariah Margani Muhammad itu tinggal di Sektor 3, lantai 8 Hotel Barkah Burhan. Di kamar, dia bersama beberapa haji asal Lombok Barat, termasuk pendampingnya, Rahmi (53).

Saat ditemui, Senin (28/8/2017), Baiq Mariah duduk di kursi roda. Dia kaget karena kedatangan beberapa orang. Namun, setelah dijelaskan Rahmi dalam bahasa Lombok, dia mulai tenang.

“Sempat trauma pas datang di (Bandara) Jeddah. Belum sadar kalau sudah di Mekah, tahunya masih di rumah,” kata Rahmi, yang merupakan tetangga desa Baiq Mariah.

Baiq Mariah tampak sehat. Hanya, pendengarannya memang tidak tajam lagi. Rahmi harus sedikit berteriak agar Baiq Mariah mendengar.

“Di rumah sehat. Biasa jalan kaki. Di sini dikasih kursi roda untuk jaga kondisi,” jelas Rahmi, yang berangkat haji bersama suaminya yang berprofesi sebagai polisi di Polda NTB.

Sementara itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Kepala Sektor 3 yang ikut menemui Baiq Mariah, Noor Hamid, mengatakan akan terus memantau kondisi Baiq Mariah. Jika memang Baiq ingin beribadah, petugas siap mendampingi. “Jika memang itu (pendampingan) diperlukan,” kata Noor Hamid.

Baiq Mariah tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah pada Sabtu (26/8) sekitar pukul 21.50 waktu Arab Saudi. Dia disambut sejumlah pejabat dan di-interview media Saudi. Meski menempuh perjalanan 12 jam, perempuan 3 anak dan 15 cucu (sebelumnya ditulis 16 cucu) itu tampak segar. Dia mengaku senang bisa berhaji dan menikmati perjalanan Jakarta-Jeddah.

Bagi media Saudi, berhaji di usia senja termasuk istimewa. Di luar faktor kemampuan finansial dan ‘panggilan’ dari Allah, ibadah haji membutuhkan fisik yang kuat. Jemaah harus berjalan kaki, mabit (menginap) di padang terbuka, dan lain-lain. Karena itu, mereka mem-blow up rencana dan kedatangan Baiq Mariah.

Saat ini, lebih dari 203 ribu haji Indonesia telah berada di Mekah. Mereka bersiap mengikuti prosesi wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah atau Kamis, 31 Agustus 2017. Prosesi haji akan berlangsung hingga Senin, 4 September 2017.
(try/ams)

 

DETIK

Info Haji 2017: Jamaah Haji Indonesia Tunggu Antrean dengan Bershalawat

Jamaah haji Indonesia menjadi sorotan dunia. Pasalnya, saat menunggu antrean pemeriksaan pasport dan visa di Madinatul Hujjaj, Bandara Jeddah, Arab Saudi, sekitar ratusan jamaah haji Indonesia melantunkan shalawat badriyah (badar) kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.

Dalam video yang diunggah akun @makkahmadinah, Selasa (22/8) kemarin, terlihat sekira ratusan jamaah haji berpakaian ihram terlihat berbaris rapi. Terdengar suara mengumandangkan shalawat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang menggema dalam bangunan bandara.

“Ritme Sholawat Khas Indonesia berkumandang di Airport Haji atau Madinatul Hujjaj Jeddah.. Masya Allah Tabarokallah… Shollu ‘alal nabiy,” tulis akun @makkahmadinah dalam caption di akun Instagram tersebut.

Video shalawat yang dilantunkan jamaah haji Indonesia itu pun langsung menjadi viral di dunia maya. Sejumlah akun lainnya juga memposting video serupa sembari memberikan pujian dalam keterangannya. Salah satunya hafiz Alquran asal Amerika Serikat, Fatih Seferagic.

Tak lupa, Fatih yang juga terkenal di Indonesia tersebut memberikan pujian. “Jamaah haji melantunkan dan mengirim penghormatan untuk Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam saat menunggu dalam antrean di bandara. Membuat hati saya senang,” kata Fatih.

Hafiz berdarah Bosnia ini mengaku rindu dengan Indonesia pascamendengar shalawat tersebut. “Sejujurnya, saya tidak sabar kembali ke Indonesia dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang luar biasa ini. Semoga Allah terus memberkahi Indonesia dan rakyatnya,” tulis pria berusia 22 tahun ini.

Shalawat badar merupakan puji-pujian kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat yang gugur di medan Perang Badar. KH Ali Manshur merupakan orang di balik shalawat. Ulama Nahdatul Ulama (NU) itu menggubah syair Shalawat Badar sekitar 1960-an.

Berikut syair shalawat Badar gubahan Kiai Ali Manshur:
Shalaatullaah Salaamul laah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah
Shalaatullaah Salaamullah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah
Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah
Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah.

 

IHRAM

Jumlah Jamaah Haji Dunia Tahun Ini Terbesar dalam Sejarah

Jumlah peziarah internasional yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini menjadi yang terbanyak dalam sejarah. Menurut Kementerian Haji dan Umroh, jumlahnya akan mencapai 1,6 juta orang dikutip Saudi Gazette, Sabtu (19/8).

Jumlah ini meningkat sekitar 264 ribu jamaah dari tahun lalu. Tahun ini, Saudi memang menambah kuota sekitar 20 persen dari total peziarah tahun lalu karena proyek ekspansi mataf Ka’bah dan Masjidil Haram telah rampung.

Selain itu, otoritas Penjaga Dua Masjid Suci juga memotong kuota jamaah domestik sebesar 50 persen. Sejauh ini, sudah satu juta peziarah memadati Mekkah dan Madinah. Sisanya masih akan berdatangan sebelum akhir Agustus.

Menurut data terakhir pada Kamis, sekitar 916.562 jamaah sudah tiba di Saudi. Jumlah ini meningkat 22 persen dari periode yang sama tahun lalu. Menurut laporan statistik Direktorat Jenderal Passport, 878.567 tiba dengan jalur udara.

Sementara 35.023 tiba melalui jalur darat dan 2.972 jalur perairan. Sekitar 607.715 peziarah masih berada di Madinah untuk mengunjungi Masjid Nabawi sebelum akhirnya berangkat ke Mekkah. Untuk menanggulangi kepadatan, Menteri Agama dan Pemamdu Jamaah Sheikh Saleh Al-Asheikh meluncurkan program untuk mengedukasi jamaah.

Program ini akan mendistribusikan jutaan publikasi, buku, CD, film hingga media massa dengan 32 bahasa. “Sekitar 100 saluran satelit juga akan meluncurkan program edukasi bagi para jamaah selama musim haji ini,” kata dia. Program tersebut merupakan pelayanan terbaru untuk memastikan kelancaraan ibadah haji.

 

IHRAM

Mereka yang Beruntung di Musim Haji

Seratusan pengunjung tampak memadati area parkir di luar kompleks Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, akhir pekan lalu. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jakarta dan Banten. Tujuan mereka ke sana cuma satu, yakni ingin melepas anggota keluarga yang hendak berangkat haji ke Makkah tahun ini.

Salah satu calon haji (calhaj), Saraijo (60 tahun) mengungkapkan, ia telah mendaftar haji sejak 2010. Ia pun tidak mengira bakal diberangkatkan ke Tanah Suci pada tahun ini. Sebab, menurut data Kementerian Agama (Kemenag) RI, ia awalnya tercatat sebagai calhaj 2018. Namun, keberangkatannya bisa dipercepat karena adanya kebijakan penambahan kuota haji Indonesia dari pemerintah Arab Saudi, beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, doa saya diijabah sama Allah, bisa berangkat ke Makkah sebelum tutup usia,” ucap lelaki itu.

Saraijo tinggal di Kalideres Jakarta Barat. Sampai hari ini, ia masih tercatat sebagai karyawan tetap di salah satu pabrik produsen peralatan dapur yang berada di daerah Pesing. Ia mengaku selalu menyisihkan penghasilannya setiap tahun agar bisa berangkat haji.

Sebelumnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud memutuskan untuk mengembalikan kuota haji Indonesia ke tingkat normal seperti pada 2012, yakni sebanyak 211 ribu orang per tahun. Angka tersebut bertambah sebanyak 52.200 orang jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya berjumlah 168.800 orang.

Khusus untuk 2017, Raja Salman juga memberikan kuota tambahan lagi untuk calhaj Indonesia sebanyak 10 ribu orang. Dengan begitu, total calhaj Indonesia yang diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini menjadi 221 ribu orang.

Saraijo sendiri terdaftar sebagai calon jamaah haji (calhaj) kelompok terbang (Kloter) 51 DKI Jakarta yang dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada Senin (21/8). Pria berusia kepala enam itu mengaku bahagia namanya dimasukkan ke dalam kuota tambahan tersebut. Sebab, tidak semua calhaj 2018 yang memperoleh keberuntungan sepertinya. “Masih ada 200 ribu lebih calhaj lainnya yang saat ini masih menunggu antrean untuk diberangkatkan tahun depan,” katanya.

Jamaah haji asal Payakumbuh Sumatra Barat, Syuaibah (63), mengatakan, ibadah haji pada prinsipnya bukan semata-mata berbicara soal kemampuan materi dan fisik saja. Tetapi juga menyangkut kesiapan mental. Ia sendiri mengaku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memantapkan hati berangkat haji.

“Kalau dari segi kemampuan materi, saya sebenarnya sudah punya tabungan yang cukup untuk pergi ke Tanah Suci sejak 2001 silam. Akan tetapi, ketika itu saya masih bimbang untuk berhaji karena anak-anak masih sekolah dan saya pikir mereka butuh uang untuk pendidikannya. Padahal, kalaupun uangnya saya pakai untuk membiayai sekolah mereka, tabungan saya tidak akan habis,” kata Syuaibah.

Pada satu kesempatan, kata dia, anaknya yang bungsu mengingatkan Syuaibah bahwa hukum berhaji adalah wajib bagi setiap Muslim yang mampu. Karenanya, tidak ada alasan bagi seseorang yang memiliki kecukupan harta untuk tidak berhaji.

“Anak saya bilang, ada hadis yang menyebutkan bahwa orang yang mempunyai kemampuan secara materi tapi tidak mau berhaji, tinggal pilih saja matinya mau dalam keadaan Yahudi, Nasrani, atau Majusi? Kata-kata itu kemudian membuat saya tersadar, sehingga akhirnya mantap berangkat haji,” kata ibu empat anak itu.

 

IHRAM

Info Haji 2017: Delapan Hari Jelang Arafah, Total 75 Jemaah Wafat di Arab Saudi

Makkah (Kemenag) — Delapan hari jelang puncak haji (wukuf di Arafah), tercatat ada tujuh puluh lima jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi. Satu jemaah wafat di Jeddah, empat puluh tiga jemaah wafat di Makkah, dan tiga puluh satu jemaah wafat di Madinah. Dua dari jumlah yang wafat adalah jemaah haji khusus.

Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Daker Makkah, Rabu (22/08), merilis sembilan nama jemaah wafat di Makkah dan Madinah dalam dua hari terakhir. Tujuh jemaah wafat di Makkah adalah Marhan Baharuddin bin H Pahrudin (69), Samilan Martoidjoyo K bin Paiman (63), Idris bin Arifin Amak (58), Siti Hadija binti Sarindu Kapitan (77), Ahmad Dumyati bin H Amrih (52), Muhammad Ilyan bin Lanjong (59), dan Wanti Suwargina binti Dara (67).

Dua jemaah wafat di Madinah, yaitu: Siti Latifah Ali Imron binti Moh Sidik (45) dan Abas bin Abdul Rahim Wattiheluw. Dilaporakan kalau jemaah wafat umumnya karena ganguan jantung dan pembuluh darah, serta gangguan saluran pernafasan.

Berikut ini daftar nama 75 jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi:

Di Jeddah:
1. Suwanah binti Hajemin Maridin (JKG 40), wafat 17 Agustus 2017 di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Ariport Jedah karena gangguan jantung dan pembuluh darah pada usia 60 tahun

Di Makkah:
1. Wanti Suwargina binti Dara (JKG 51), wafat 22 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 67 tahun.
2. Muhammad Ilyan bin Lanjong (UPG 04), wafat 22 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 59 tahun.
3. Ahmad Dumyati bin H Amrih (JKG 04), wafat 22 Agustus 2017 di KKHI Makkah karena gangguan sirkulasi darah dalam usia 52 tahun.
4. Siti Hadija binti Sarindu Kapitan (BPN 06), wafat 21 Agustus 2017 di KKHI Makkah karena gangguan saluran pernafasan dalam usia 77 tahun.
5. Idris bin Arifin Amak (PLM 10), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 58 tahun.

6. Samilan Martoidjoyo K bin Paiman (SUB 21), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 63 tahun.
7. Andin Kadim bin Ukir Entjun (SUB 34), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 62 tahun.
8. Jumra binti Umar Daeng Pawinru  (UPG 22), wafat 21 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 75 tahun.
9. Farikhin bin Masduki Jakariyah (JKS 66), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 78 tahun.
10. Muhamad Sobri bin Syamsul Bahri (JKG 06), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 62 tahun.

11. Nasrap bin Aslim Tarmono (SUB 31), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 77 tahun.
12. Thantawi bin Drajat Hasbullah (BDJ 03), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 73 tahun.
13. Dulpani bin Asmuni Bola (SUB 37), wafat 20 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 57 tahun
14. Kardisah binti Wardi Yunus (SOC 19), wafat 20 Agustus 2017 di Masjid Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 67 tahun
15. Asiah binti Lukman Zainal Abidin (PLM 04), wafat 20 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 77 tahun

16. Marida Cecep binti Rengga (UPG 17), wafat 20 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 49 tahun
17. Abdul Hadi Santoso bin M Asnawi (SOC 25), wafat 20 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 68 tahun
18. Sumadi Marsajid bin Notosuyidno (PIHK), wafat 20 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 80 tahun
19. Marhan Baharuddin bin H Pahrudin (LOP 05), wafat 19 Agustus 2017 di perjalanan Makkah karena gangguan sirkulasi darah dalam usia 69 tahun
20. Abdul Gani bin Abdul Gapid Tang (BPN 06), wafat 19 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 69 tahun

21. Amin bin Samin Muliha (SUB 30), wafat 19 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena infectious and parasitic dalam usia 60 tahun
22. Surita Hartini binti Maserun (BDJ 03), wafat 19 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena Malignant Neoplasma dalam usia 49 tahun
23. Rohijah binti Adi Sunardi (JKS 16), wafat 19 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 49 tahun
24. Moh Taib bin Harun Abu Bakar (BTH 01), wafat 19 Agustus 2017 di KKHI Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 65 tahun
25. Syamsul Bahri bin Munaf (PDG 01), wafat 18 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan sirkulasi darah dalam usia 60 tahun

26. Becce Mariani bin Bacco (BPN 10), wafat 17 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 47 tahun
27. Syarfidin bin Syahbidin Muhammad (BTH 04), wafat 18 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah karena gangguan saluran pernafasan dalam usia 65 tahun.
28. Kaseri bin Kasan Dikromo (SUB 12), wafat 18 Agustus 2017 di Sektor Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah pada usia 68 tahun
29. Jakaria bin Jawas Pallo (UPG 15), wafat 18 Agustus 2017 di perjalanan di Makkah karena gangguan jantung dan pembuluh darah pada usia 54 tahun
30. Marzuki bin Abdur Rahmat (PLM 01), wafat 18 Agustus 2017 di Sektor Makkah karena  gangguan jantung dan pembuluh darah pada usia 79 tahun

31. Enung binti Renung Ukin (JKG 03), wafat 17 Agustus 2017 di Pemondikan Makkah karena Circulatory Diseases pada usia 79 tahun.
32. Sutomo bin H Sosro Harsono (JKS 22), wafat 17 Agustus 2017 di RSAS Makkah karena keganasan penyakit/kanker (Malignant Neoplasma) pada usia 83 tahun
33. Emdenis bin Mukhtarudin (PDG 16), wafat 17 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah dalam usia 60 tahun.
34. Sumaryam binti Kerti Mat (SUB 53), wafat 16 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah dalam usia 62 tahun.
35. Bedjo Al Juwahir bin Poncokromo (SUB 05), wafat 16 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah dalam usia 73 tahun.

36. Razali Haka bin Abdul Karim (BTH 16), wafat 15 Agustus 2017 di Masjid Makkah dalam usia 82 tahun karena serangan jantung.
37. Ida Rosika P binti Marasaman Hsb (MES 07), wafat 15 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah dalam usia 78 tahun karena serangan jantung.
38. Suyahtri binti Kasmi Tohjoyo (SUB 17), wafat 14 Agustus 2017 di RSAS Makkah dalam usia 51 tahun karena serangan jantung.
39. Dahlia Hanum binti Zainal Nasution (MES 05), wafat 13 Agustus 2017 di RSAS Makkah dalam usia 61 tahun karena serangan jantung.
40. Imas Yuhana Misbah (JKS 03), wafat 13 Agustus 2017 di Pemondokan Makkah dalam usia 61 tahun karena serangan jantung.

41. Siti Aminah Janip Sain (JKS 11), wafat 12 Agustus 2017 di pemondokan Makkah dalam usia 52 tahun, karena serangan jantung.
42. Slamet Tarni Achad (SUB 08), wafat 8 Agustus 2017 di RSAS Makkah dalam usia 62 tahun, karena mengalami gangguan saluran pencernaan.
43. Engkos Kostimah (JKS06), wafat 9 Agustus 2017 di Makkah dalam usia 75  dengan riwayat penyakit hipertensi dan jantung.

Di Madinah:
1. Abas bin Abdul Rahim Wattiheluw (UPG 14), wafat 22 Agustus 2017 di RSAS Madinah karena gangguan saluran pernafasan dalam usia 77 tahun.
2. Siti Latifah Ali Imron binti Moh Sidik (PIHK), wafat 21 Agustus 2017 di Pemondokan Madinah karena gangguan jantung dan pembuluh darah dalam usia 45 tahun.
3. Nanih binti H Rahim Tembun (JKG), wafat 21 Agustus 2017 di RSAS Madinah karena gangguan saluran pernafasan dalam usia 77 tahun
4. Uray Suarni binti Uray Hasanuddin (BTH 13), wafat 21 Agustus 2017 di RSAS Madinah karena gangguan saluran pernafasan dalam usia 61 tahun
5. Yuliani binti Muhid Abdullah (MES 01), wafat 19 Agustus 2017 di RSAS Madinah karena gangguan saluran pernafasan dalam usia 75 tahun

6. Sarkam bin Dasinah Sartam (JKG 26), wafat 19 Agustus 2017 di KKHI Madinah karena gangguan jantung dan pembuluh darah pada usia 78 tahun
7. Abdul Rahman bin Kelsabar (UPG 14), wafat 18 Agustus 2017 di RSAS Madinah karena gangguan saluran pernafasan dalam usia 68 tahun.
8. Solikhin bin Mursidik Dipawikrama (SOC 46), wafat 16 Agustus 2017 di RSAS Madinah karena Cilculatory Diseases pada usia 60 tahun
9. Iyah binti Saarih Ili (JKS 040), wafat 16 Agustus 2017 di Pemondokan Madinah karena gangguan jantung dan pembuluh darah pada usia 50 tahun
10. Purni binti Pungut Minan (JK 23), wafat 16 Agustus 2017 di RSAS Madinah karena gangguan jantung dan pembuluh darah pada usia 65 tahun

11. Utami binti Kasan Kasti (JKS 40), wafat 15 Agustus 2017 di RSAS Madinah dalam usia 46 tahun karena Circulatory Diseases
12. Kusno bin Kadari Mursadi (SUB 41), wafat 14 Agustus 2017 di RSAS Madinah dalam usia 75 tahun karena Digestive Diseases
13. Nasiman bin Mochammad Sahlan (SOC 46), wafat 15 Agustus 2017 di Pondokan Madinah dalam usia 66 tahun karena Circulatory Diseases
14. Dadang Iskandar bin Empan (JKS 75), wafat 15 Agustus 2017 di RSAS Madinah dalam usia 65 tahun karena serangan jantung
15. Jembar Untung Semo (SUB 18), wafat 14 Agustus 2017 di di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Madinah pada usia 61 tahun karena gangguan pernafasan.

16. Ilyas Muhammad Jasa (BTH 08), wafat 13 Agustus 2017 di RSAS di Madinah dalam usia 64 tahun karena serangan jantung.
17. Ramlah Abdul Jalil Silalahi (MES 08), wafat 13 Agustus 2017 di  pemondokan di Madinah dalam usia 69 tahun karena serangan jantung.
18. Risda Yarni Muhammad Rasyid (BTH 06), wafat 12 Agustus 2017 di pemondokan di Madinah dalam usia 47 tahun, karena serangan jantung.
19. Diah Rialati Kasbullah Tjasuri (SOC 05), wafat 7 Agustus 2017 di RS Al Ansaar karena sakit pada saluran pernafasan.
20. Samidi Ciro Sentono (BTH 06), wafat 7 Agustus 2017 di RS King Fahd karena serangan jantung.

21. Mudjiono Sukibat bin Somodimedjo (SUB 08), wafat 5 Agustus 2017 pukul 10.43 WAS di hotel karena mengalami serangan jantung.
22. Supono Suseno Satari bin Suseno (SUB 07), wafat 5 Agustus 2017 jelang Salat Subuh di halaman Masjid Nabawi karena mengalami serangan jantung.
23. Amnah Hasri Husin binti Husin (MES 02), wafat 4 Agustus 2017 pukul 03.00 WAS di hotel karena serangan jantung.
24. Sarnata Sarun (JKG 05), wafat 3 Agustus 2017 pukul 20.00 di hotel karena serangan jantung.
25. Ilebbi binti Jinatta Lepu (UPG 08), wafat 3 Agustus 2017 jam 16.16 WAS di pelataran Masjid Nabawi karena serangan jantung.

26. Hadiarjo Singarejo Singaleksana Kasenet bin Singarejo Kasenet (SOC 01), wafat 3 Agustus 2017 jam 13.00 WAS di hotel karena serangan jantung.
27. Sukamto bin Sudarman Muryadi (JKS 16), wafat 3 Agustus 2017 di RS Al Anshoor, karena serangan jantung.
28. Indriyani Wahadi Wiyono (SOC 02), wafat 2 Agustus 2017 di RS Al Anshoor, karena penyakit jantung.
29. Agus Salim Mulia Siregar (MES 02), wafat 1 Agustus 2017, karena trauma pada tulang leher disebabkan terjatuh.
30. Umi Nadiroh Yunus Husen (SUB 05), wafat 31 Juli 2017 di RS Al Anshoor, karena mengalami serangan jantung.

31. Marfuah merupakan jemaah dari kloter 17 embarkasi Surabaya (SUB 17), wafat di Al Dar Hospital pada 7 Madinah karena mengalami serangan jantung.

 

KEMENAG

Catat, 27 Agustus Katering di Makkah Berhenti Sementara

MAKKAH — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengingatkan jamaah haji Indonesia layanan katering akan dihentikan sementara jelang puncak haji Arafah dan Mina (Armina).

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Dumyathi Basori mengatakan bahwa distribusi layanan katering di Makkah ini akan dihentikan sementara jelang puncak haji, tepatnya mulai 27 Agustus 2017 dan kembali normal pada 7 September 2017.

“Hal ini bertepatan dengan kegiatan haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau yang biasa disebut dengan Armina,” kata dia Sabtu (18/8) di Makkah  seperti di laporkan wartawan Republika.co.id, Nashih Nashrullah, dari Makkah, Arab Saudi.

Dia menjelaskan jamaah haji Indonesia tahun ini mendapatkan layanan katering sebanyak 25 kali dalam bentuk boks selama di Makkah. Katering itu berupa makan siang, makan malam, dan roti untuk snack pagi.

Direktur  Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menjelaskan bahwa selama di Armina jamaah haji akan mendapat layanan katering  yang disiapkan oleh 18 perusahaan penyedia katering.

Menurutnya, 18 perusahaan tersebut sudah siap untuk memberikan layanan katering kepada jamaah haji Indonesia. Menurut Sri Ilham, jamaah haji Indonesia akan terbagi dalam 71 maktab saat Armina.

Ada dua pihak yang akan memberikan pelayanan katering,  45 maktab akan dilayani Muasasah Asia Tenggara, 26 maktab dilayani Pemerintah Indonesia yang telah mengontrak 18 perusahaan katering.

“PPIH ingin memastikan bahwa layanan katering armina sudah dalam tahap siap sesuai kontrak yang disepakati,” terang Sri Ilham.

Rincian Layanan Armina

-16 x makan yang terdiri dari:

 

  • 15x makan berat
  • 1x snack selama lima hari semenjak 8–12 Dzulhijjah.
  • Pada 8 Dzulhijjah, jamaah diberikan makan malam plus tiga botol minum ukuran 330 ml.
  • Pada 9-12 Dzulhijjah,  3x makan  plus tiga botol minum ukuran 330 ml. Pada 13 Dzulhijjah, 2x makan saja, pagi, dan siang.

 

Paket Muzdalifah

-Paket snack berat yang berisi:

  1. Roti manis
  2. Kurma sukari satu kotak
  3. Jus buah
  4. Mie instan cup
  5. Air mineral tiga botol ukuran 330 ml
  6. Buah
  7. Coffee kid (kopi empa sachet, teh emam sachet, kremer 19 sachet, gula pasir 30 sachet gelas melamine/kaca)
  8. Kecap botol ukuran 140 ml
  9. Saos botol ukuran 140 ml

 

IHRAM

36 Jemaah Indonesia Wafat di Tanah Suci, Mayoritas Sakit Jantung

Mekah – Sejak pemberangkatan jemaah gelombang pertama pada Jumat, 28 Juli, hingga hari ini, Jumat (18/8/2017), total 36 jemaah wafat di Madinah dan Mekah. Sebagian besar karena sakit jantung dan gangguan pernafasan.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), 6 jemaah wafat yang tercatat hari ini terdiri dari 3 di Mekah dan 3 di Madinah. Semuanya meninggal karena sakit. Di bawah ini identitasnya:

1. Sumaryam binti Kerti Mat (62), kelompok terbang (kloter) 53 Embarkasi Surabaya (SUB 53) meninggal karena serangan jantung di pemondokan Mekkah.

2. Emdenis bin Mukhtarudin (60), kloter 16 Embarkasi Padang (PDG 16) meninggal karena gangguan pernafasan di pemondokan Mekah karena gangguan pernapasan.

3. Sutomo bin H Sosro Harsono (83), kloter 22 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 22) meninggal karena tumor ganas di rumah sakit Mekah

4. Purni binti Pungut Minan (65), kloter 23 Jakarta, meninggal karena serangan jantung di rumah sakit Madinah.

5. Iyah binti Saari Ili (50), kloter 40 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 40) meninggal karena serangan jantung di pemondokan Madinah.

6. Solikhin bin Mursidik Dipawikrama (60), kloter 46 Embarkasi Solo (SOC 46) meninggal karena gangguan pernafasan di rumah sakit Madinah.

Sementara, 30 jemaah yang meninggal sebelumnya adalah:

1. Umi Nadiroh Yunus Husen (76), Kloter 5 Embarkasi Surabaya (SUB 05), meninggal di RS Al Ansaar Madinah karena serangan jantung, Senin 31 Juli 2017.

2. Agus Salim Mulia Siregar (54), Kloter 2 Embarkasi Medan (MES 02) wafat meninggal akibat trauma pada tulang leher. Jamaah terjatuh di halaman Masjid Nabawi Madinah pada Selasa 1 Agustus 2017.

3. Indriyani Wahadi Wiyono (66), Kloter 2 Embarkasi Solo (SOC 02), meninggal di RS Al Ansaar Madinah karena penyakit jantung, Rabu 2 Agustus 2017.

4. Sukamto bin Sudarman Muryadi (60), Kloter 16 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 16), meninggal di RS Al Ansaar Madinah, karena serangan jantung, Kamis 3 Agustus 2017.

5. Hadiarjo Singarejo Singaleksana Kasenet (87), kloter 1 Embarkasi Solo (SOC 01), meninggal di pemondokan Madinah karena serangan jantung, Kamis 3 Agustus 2017.

6. Ilebbi binti Jinatta Lepu (71), kloter 8 Embarkasi Makassar (UPG 08), meninggal di pelataran Masjid Nabawi karena serangan jantung, Kamis 3 Agustus 2017.

7. Sarnata Sarun (74), kloter 5 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 05), meninggal di hotel karena serangan jantung di Madinah, Kamis 3 Agustus 2017.

8. Amnah Hasri Husin binti Husin (49), Kloter 2 Embarkasi Medan (MES 02), meninggal karena serangan jantung di Madinah, Jumat 4 Agustus 2017.

9. Supono Suseno Satari (54), Kloter 7 Embarkasi Surabaya (SUB 07), meninggal di halaman Masjid Nabawi karena serangan jantung, Sabtu 5 Agustus 2017.

10. Mudjiono Sukibat (62), kloter 8 Embarkasi Surabaya (SUB 08), meninggal di pemondokan Madinah karena serangan jantung, Sabtu 5 Agustus 2017.

11. Diah Rialati Kasbullah (51), Kloter 5 Embarkasi Solo (SOC 05), meninggal di RS Al Ansaar karena sakit pernapasan, Senin 7 Agustus 2017

12. Samidi Ciro Sentono (69), Kloter 8 Embarkasi Batam (BTH 08), meninggal di RS King Fahd Madinah karena serangan jantung, Senin 7 Agustus 2017.

13. Marfuah (74), Kloter 17 Embarkasi Surabaya (SUB 17), meninggal di RS Al Dar Madinah, Senin 7 Agustus 2017.

14. Engkos Kostiman bin Darya (76), Kloter 6 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 06), meninggal di pemondokan Mekah karena hipertensi dan serangan jantung pada Rabu 9 Agustus 2017.

15. Slamet Tari Achad (62), Kloter 7 Embarkasi Surabaya (SUB 07), meninggal di rumah sakit Mekkah karena saluran pencernaan pada Kamis 10 Agustus 2017.

16. Siti Aminah Janip Sain (52), Kloter 11 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 11), meninggal di pemondokan Mekah karena serangan jantung, Sabtu 12 Agustus 2017.

17. Risda Yarni Muhammad Rasyid (47), Kloter 6 Embarkasi Batam (BTH 06), meninggal di pemondokan Madinah karena serangan jantung, Sabtu 12 Agustus 2017.

18. Imas Yuhana Misbah (61), Kloter 3 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 03) meninggal di pemondokan Mekkah karena serangan jantung pada Minggu, 13 Agustus 2017.

19. Ilyas Muhammad Jasa (64), kloter 8 Embarkasi Batam (BTH 08), meninggal di rumah sakit Mekah pada Minggu, 13 Agustus 2017.

20. Ramlah Abdul Jalil Silalahi (69), Kloter 3 Embarkasi Medan (MES 03), meninggal di pemondokan Madinah karena serangan jantung, Minggu 13 Agustus 2017.
21. Dahlia Hanum binti Zaenal Nasution (61), Kloter 8 Embarkasi Medan (MES 08) di RSAS Mekkah karena serangan jantung, 13 Agustus 2017.

22. Jembar bin Untung Semo (62), Kloter 18 Embarkasi Surabaya (SUB 18) di RSAS Madinah karena gangguan pernapasan, 14 Agustus 2017.

23. Suyahtri binti Kasmi Tohjoyo (51), Kloter 17 Embarkasi Surabaya (SUB 17) di RSAS Mekkah karena serangan jantung, 14 Agustus 2017.

24. Kusno bin Kadari Mursadi (75), Kloter 41 Embarkasi Surabaya (SUB 41) di RSAS Madina karena penyakit pencernaan, Senin 14 Agustus 2017.

25. Utami binti Kasan Kasti (46), Kloter 40 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 41) di RSAS Madina karena gangguan sirkulasi darah, pada Senin 14 Agustus 2017.

26. Ida Rosika P binti Marasaman Hsb (78), Kloter 7 Embarkasi Medan (MES 07) di pondokan Mekkah karena serangan jantung, 15 Agustus 2017.

27. Razali Haka bin Abdul Karim (82), Kloter 16 Embarkasi Batam (BTH 16) di masjid Mekkah karena serangan jantung, 15 Agustus 2017.

28. Dadang Iskandar bin Eman (65), Kloter 75 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 75) di RSAS Madinah karena serangan jantung, 15 Agustus 2017.

29. Nasimah bin Mochamad Sahlan (66), Kloter 46 Embarkasi Solo (SOC 46) di pondokan karena gangguan sirkulasi darah, 15 Agustus 2017.

30. Bedjo Al Djuwahir bin Poncokromo (73), Kloter 5 Embarkasi Surabaya (SUB 05) di pemondokan Mekkah karena serangan jantung pada Rabu, 16 Agustus 2017. (try/bag)

DETIK

Kiswah Ka’bah Dinaikkan, Tanda Dimulai Musim Haji Tahun Ini

Saban tahun, Kiswah, atau kain hitam yang menutupi Ka’bah dinaikkan dan bagian yang rentan kemudian ditutup dengan spanduk berwarna putih sepanjang dua meter.

Prosedur itu dilakukan setiap tahun sebagai tindakan pencegahan untuk mencegah Kiswah dari menjadi rusak. Kain Kiswah lazimnya disentuh oleh para Jamaah sedang mereka bertawaf, kata Direktur Kompleks Raja Abdul Aziz untuk Ka’bah, Dr Muhammad Bajouda.

Kiswah dinaikkan setiap tahun sebagai simbol dimulainya musim haji, lapor situs Arab News.

Sebelum ini, Kiswah dinaikkan pada hari pertama Zulhijjah sebagai mengumumkan dimulainya ibadah itu.

“Dengan berkurangnya jumlah Jamaah, tanggal menaikkan Kiswah dikedepankan karena jumlah Jamaah sangat sedikit dan agak sulit untuk banyak jamaah datang pada waktu itu,” Dr. Muhammad dikutip Arabnews.

Namun dengan kondisi ekonomi yang membaik dan transportasi yang lebih baik, tanggal itu diubah ke pertengahan Zulkaeda, lapor Arab News.

Dia mengatakan jumlah Jamaah, yang melebihi dua juta, adalah salah satu alasan untuk menaikkan Kiswah, yaitu untuk memeliharanya.

Kiswah dinaikkan dari mataf, yaitu tiga meter dari ketinggian Ka’bah 14 meter. Saldo 11 meter masih terus menutupi Ka’bah sampai 12 haribulan Muharram, “kata Dr. Muhammad.

Kiswah akan dikonversi setahun sekali, pada musim haji, pada pagi hari Arafah, 9 Dzulhijjah. Ia akan ditutup kembali sampai 12 Muharram, lapor Arab News.

Pada hari kedelapan bulan Zulhijjah setiap tahun, semua bagian yang dihiasi sulaman emas dialihkan, “kata dia.

Sebagaimana diketahui, Kiswah adalah kain hitam dengan hiasan kaligrafi dari ayat-ayat Al-Quran dari benang emas yang menghiasi Ka’bah. Ketinggian mencapai 14 meter, panjang 47 meter dan berat hampir 700 kilogram. Setiap tahun Saudi mengganti Kiswah melalui acara khusus. *

 

HIDAYATULLAH

18 Ribu Lebih Jamaah Tiba di Makkah, Ini Tips Jaga Kesehatan

Kedatangan jamaah haji dari Madinah ke Makkah akan terus berlangsung hingga 21 Agustus mendatang.

Jamaah haji Indonesia mulai diberangkatkan dari Madinah sejak Sabtu, 5 Agustus 2017. Sampai hari ini, lebih dari 18 ribu jamaah atau 45 kloter telah tiba di Kota Makkah Al-Mukaromah, Arab Saudi.

Kedatangan jamaah haji dari Madinah ke Makkah akan terus berlangsung hingga 21 Agustus mendatang. Mereka yang baru tiba di Makkah, akan melaksanakan ibadah umrah, setelah sebelumnya  mengambil mikot di Bir Ali.

Konsultan Bimbingan Ibadah Daker Makkah, Aswadi Syuhadak, menganjurkan jamaah untuk beristirahat terlebih dahulu setibanya di hotel, dan tidak langsung umrah.

 

“Jangan memaksakan diri sehingga dikhawatirkan akan menggangu kesehatan diri sendiri nanti,” kata Aswadi di Makkah, Rabu (09/08/2017) lansir laman resmi Kementerian Agama, Kamis (10/08/2017).

Senada dengan Aswadi, Humas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah, dr Ayesha, mengimbau jamaah tidak memaksakan langsung beribadah bila kondisi fisik tidak memungkinkan/lelah.

Ia pun membagikan beberapa tips menjaga kesehatan jelang umrah. Pertama, jika hendak ke masjid, sebaiknya jamaah berangkat 2 jam sebelum kondisi masjid sangat penuh.

“Jadi luangkan waktu lebih banyak untuk menghindari shalat di luar masjid,” tuturnya.

 

Jika terlambat, menurutnya, jamaah akan shalat di pelataran masjid atau bahkan di jalan raya yang sangat panas.

“Faktor risiko dehidrasi, heat stroke, dan kaki melepuh harus sangat diwaspadai,” sambungnya.

Kedua, ia berpesan kepada jamaah agar membawa alat pelindung diri, seperti: masker, kaos kaki, kantong kresek untuk menyimpan sendal, sajadah, makanan ringan, dan air minum.

“Ingat suhu saat ini dikisaran 45-50 derajat celsius dengan tingkat kelembaban yang sangat rendah,” terang dr Ayesha.*

 

HIDAYATULLAH

Kabar Jemaah Telantar, Kadaker: Jangan Asal Posting di Medsos!

Madinah – Unggahan seseorang di Facebook soal jemaah bernama Slamet asal Jember telantar membuat petugas kaget. Sebab, Slamet sejauh ini dalam kondisi baik. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, Amin Handoyo, meminta jemaah atau pihak lain tak asal posting.

“Ada WA Center, jangan asal posting di media sosial. Kalau ingin penyelesaian, silakan lewat itu (WA Center),” kata Amin di kantor Daker, Kamis (10/8/2017).

Nomor WA Center Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah adalah 050 35000 17, sedangkan call center 9200 1 3210. Layanan ini berpadu dengan aplikasi SiskoPPIH (Sistem Komunikasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) dan teruji saat seorang jemaah kehilangan tas berisi Rp 40 juta. Dalam 3 jam, masalah terselesaikan.

“Kalau asal posting, mungkin niatnya lain,” kata Amin.

Sekadar diketahui, kondisi Slamet tak seperti gambaran unggahan di Facebook, Rabu (9/8). Di situ disebutkan, Slamet sakit stroke dan telantar. Enam hari di Madinah, ia baru sekali beribadah ke Masjid Nabawi. Itu pun ditempatkan di area yang panas.

Dalam pengecekan, Slamet memang sakit stroke. Ia lebih banyak berbaring di kamar Hotel Borg Almoktarah, pemondokan sektor 5 Madinah. Menurut dokter pendamping, hal itu keinginan Slamet sendiri. Karena jika duduk atau beraktivitas, dia tidak nyaman.

Kunjungan petugas ke Slamet dan jemaah yang berisiko sakit, dilakukan tiap hari. Jika Slamet ingin beribadah, maka petugas siap menggendong maupun mencarikan kursi roda.

“Petugas selalu siap. Kalau ada masalah, silakan menghubungi,” tutupnya.
(try/nkn)

 

DETIK