MADINAH – Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji Indonesia dengan memperbaiki sejumlah fasilitas yang ada di Tanah Suci patut diacungi jembol. Baik pemondokan, transportasi, katering, bimbingan haji, keamanan, dan juga kesehatan.
Jauh dari kesan buruk, itulah gambaran Tim Media Center Haji (MCH) ketika mendapat kesempatan melihat langsung fasilitas hotel yang ada di beberapa kamar boleh dikatakan membanggakan. Tentu ini bukan isapan jempol semata, bahkan ada yang selevel bintang lima.
Boleh dibilang fasiliatas yang tersedia di musim haji tahun 2018 jauh lebih baik dari sebelumnya. Itu terlihat ketika Tim MCH memasuki Hotel Elaf Nakheel salah satu hotel di Sektor 5 Madinah, jaraknya hanya sekira 300 meter dari Masjid Nabawi. Tentu, ini sangat memudahkan jamaah yang ingin beribadah berkali-kali.
Kamar tersebut sudah dilengkapi pendingin ruangan (AC), kulkas, televisi LED, dan kasur empuk. Begitupun fasilitas kamar mandi yang jauh dari kesan buruk. Terlihat ada heater (pemanas air), hair dryer, dan kasur empuk. Jamaah juga bisa mencuci pakaian langsung menggunakan mesin cuci, termasuk disediakan tempat menjemur.
Dari 107 hotel di Madinah yang disiapkan panitia, rata-rata berjarak dekat, paling jauh 500 meter dari Masjid Nabawi. Salah seorang Jamaah asal Bekasi mengaku puas dengan pelayanan hotel. Tempatnya rapi, bagus, dan juga lengkap. Satu yang terpenting dekat dengan Masjid Nabawi.
“Alhamdulillah bagus, memuaskan, apalagi dekat dengan Masjid Nabawi,” ujar Babeh Duloh –biasa ia disapa.
Bukan hanya di Madinah, hotel yang disiapkan panitia di Makkah pun demikian. Di sektor 2 di Jawahrat Al Abead Hotel yang berjarak sekira 3,2 km dari Masjidil Haram ini memiliki 12 lantai dan berdinding full marmer.
“Lift yang digunakan modern karena menggunakan tombol sentuh, bahkan ada bunyi peringatan ketika overload penumpang,” ujar Endang Jumali, Kadaker Makkah.
Bahkan ada masjid disediakan di hotel ini, untuk jamaah yang akan menunaikan ibadah salat berjamaah. Tidak sedikit jamaah yang memanfaatkan untuk tahlilan atau kegiatan keagamaan lainnya.
Melayani dengan Hati
Transportasi untuk jamaah tahun ini bukan lagi hambatan, karena panitia sudah menyiapkan 394 bus salawat (salat lima waktu) yang akan menghantar jamaah ke 11 rute perjalanan, dan siap beroperasi selama 24 jam. Sebanyak 11 rute tersebut disiapkan untuk seluruh Makkah menjadi jalur utamanya, yang nantinya masing-masing bus akan datang menjemput di halte yang telah disediakan setiap lima menit sekali.
Sehingga jamaah tidak perlu khawatir pulang kemalaman, karena bus sholawat selalu stanby. “Bahkan jika hanya satu orang saja yang menunggu di halte, akan diantar sampai hotel atau sebaliknya ke Masjidil Haram,” ujar Kepala Bidang Transportasi Haji (PPHI) Arab Saudi, Subkhan Colid.
Sementara untuk yang di Madinah, petugas pun standby 24 jam dengan kendaraan operasional mengantar jamaah, khususnya yang tersesat atau lupa jalan menuju hotel tempatnya menginap. Sehingga, jamaah akan lebih nyaman dan leluasa beribadah karena kesiapan panitia dalam upaya melayani jamaah selama di Tanah Suci.
Begitupun dengan katering. Tahun ini adalah terobosan dengan menghadirkan makanan selera nusantara. Seperti pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar jamaah Indonesia ketika berada di Tanah Suci selama 42 hari, tetap bisa merasakan nikmatnya masakan sesuai lidahnya dari daerah masing-masing tempat asal para jamaah.
Boleh dikatakan, makanan yang didapatkan jamaah haji di Tanah Suci pada tahun ini tergolong istimewa. Selain jumlah paket katering yang diterima lebih banyak dibanding tahun lalu, citarasanya juga khas Nusantara, dengan koki-koki masak yang dihadirkan langsung dari tanah air yang memiliki sertifikat langsung dikeluarkan Kementerian Agama. Jadi tidak asal comot juru masak, melainkan melalui proses seleksi ketat.
Sedangkan untuk kesehatan juga tidak kalah pentingnya, di mana tim kesehatan haji Indonesia dari Kementerian Kesehatan memiliki tambahan fasilitas seperti penyediaan sandal, payung, alat semprot wajah, dan juga masker. Itu dibagikan secara gratis ke jamaah.
Adapun yang berbeda dari tahun sebelumnya yakni dibentukanya tim P3 JH (Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji) yang disiapkan untuk mengisi titik kosong yang selama ini kurang terlayani secara maksimal karena keterbatasan para petugas pelayanan umum dan atau pelayanan kesehatan, khususnya pada masa puncak haji, Atafah-Mina-Muzdalifah (Armina). Tim ini akan dioptimalkan pada hari pertama lontar jumrah.
Kehadiran Tim Pelindung Jamaah atau Linjam yang berasal dari unsur TNI-Polri bakal menambah kekuatan dan menjawab tantangan. Dengan begitu kehadiran negara melalui para petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang siap melayani jamaah akan lebih terasa sekali dirasakan. Kehadiran para petugas ini akan merasa nyaman beribadah ketika ada petugas PPIH di tengah-tengah para Tamu Allah.(han)