Ratusan Jamaah Haji Indonesia Ajukan Pulang Cepat

Sebanyak 300 orang jamaah haji terdata mengajukan perpulangan yang dipercepat (tanazul) karena sejumlah alasan. Dokumen mereka kini diproses oleh petugas Kantor Urusan Haji (KUH) Daerah Kerja (Daker) Makkah.

“Hingga sebelum wukuf kami mencatat sudah ada sebanyak itu ya. Kemungkinan ada penambahan,” kata Kepala Daker Makkah Dr Endang Jumali di Syisyah Makkah pada Jumat (24/9).

Ada beberapa alasan yang mengharuskan jamaah mengajukan percepatan perpulangan ke Tanah Air. Pertama adalah karena pisah rombongan. Misalkan ada 25 orang anggota kelompok terbang A terpisah dari rombongannya saat berangkat dari Tanah Air.

Pada saat perpulangan mereka dipastikan akan lebih dahulu diproses untuk tanazul. “Digabungkan dengan kelompok terbang dan rombongan asalnya,” kata Endang.

Kedua adalah jamaah yang mengalami gangguan kesehatan. Mereka membutuhkan perawatan lanjutan di Tanah Air, sehingga dibolehkan untuk mengajukan tanazul. Namun, sebelum berangkat, jamaah tersebut harus mendapatkan persetujuan tim medis yang menyatakan dirinya mampu dan layak terbang.

Berikutnya adalah urusan dinas. Biasanya adalah mereka yang tergabung dalam tim pemandu haji daerah (TPHD). Pengajuan mereka pun akan diseleksi dan diverifikasi lebih lanjut. Tak semua TPHD bisa mengajukan percepatan pemulangan ke Tanah Air.

TPHD, kata Endang, harus menunjukkan bukti undangan pelantikan atau pun surat keterangan dari atasannya tentang pemrosesan laporan keuangan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memaklumi soal laporan keuangan, karena hanya penyusunan tersebut yang mengetahui seluk-beluknya. Endang memastikan mereka dapat dipulangkan lebih dahulu.

Dia mengatakan, kebanyakan jamaah tanazul adalah mereka yang terpisah rombongan. Sedangkan jamaah sakit atau jamaah yang mempunyai urusan dinas tidak sebanyak yang pertama. “Kami masih mendata. Urusan satu ini harus betul-betul kita seleksi ketat. Tidak sembarang orang bisa mengajukan tanazul,” kata Endang.

Endang menjelaskan, setelah dokumen diajukan, petugas daker akan memverifikasi data berdasarkan persyaratan yang sudah ditetapkan. Setelah itu dokumen diajukan kepada maktab. Petugas kemudian mencarikan tiket pesawat.

Jamaah sakit akan mendapatkan perhatian lebih. Dokter spesialis penerbangan akan memastikan apakah layak terbag atau tidak. “Lalu seperti apa posisi duduknya. Apakah biasa atau harus sedikit berbaring. Ini bisa disesuaikan,” kata Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Dr Nirwan Satria.

Tak sembarang jamaah sakit boleh menjadi penumpang pesawat. Mereka yang mengidap penyakit menular, seperti paru-paru, terlebih tuberculosis (TBC), dan penyakit menular lainnya, dipastikan tidak akan dibolehkan berangkat. Hal tersebut merupakan ketentuan umum penerbangan internasional.

REPUBLIKA

Jamaah Haji Filipina Dirampok di Kamar Hotel

Sejumlah jamaah haji asal Filipina mengalami perampokan di kamar hotel tempat mereka menginap. Kendati tidak banyak barang yang hilang, tetapi total kerugian akibat perampokan itu senilai 700 ribu peso (sekitar Rp 191 juta).

Dilansir di ABS-CBN News pada Jumat (24/8), petugas Unit Nasional di Kedutaan Besar Filipina Abdulhalim Langco mengatakan nilai barang yang dicuri mencapai 50 ribu Saudi riyal (sekitar Rp 195 juta). Delegasi Filipina itu langsung mengajukan laporan di Kantor Polisi Ajyad. Mereka dibantu oleh Kedutaan Filipina di Riyadh, bersama dengan Atase Haji Ahmad M Balindong, dan Komisi Nasional untuk Pejabat Muslim Filipina.

Saat ini, Langco mengatakan manajemen hotel mencoba bertanggung jawab terhadap peristiwa perampokan itu. Namun, manajemen hotel berharap jamaah haji Filipina bersedia mencabut laporannya itu.

“Manajemen hotel menyelesaikan kasus itu secara damai dan membayar jumlah barang curian sebagai ganti untuk menarik pengaduan,” kata Langco.

REPUBLIKA

 

Jemaah Diminta Shalat Jumat di Masjid Sekitar Hotel

Makkah (PHU)—Jumat (24/8/2018) selepas fajar ini, kebanyakan jemaah haji telah menyelesaikan lontaran jumrah, baik yang melaksanakan Nafar Awal maupun Nafar Tsani. Sebab itu, seluruh jemaah haji yang totalnya berjumlah 2,4 juta diperkirakan akan berkumpul di Makkah dan Masjidil Haram.

Kondisi ini akan membuat Masjidil Haram menjadi sangat sesak dan padat, utamanya pada pelaksanaan Shalat Jumat. Kondisi ini akan memunculkan situasi berdesak-desakan yang lebih dari hari-hari biasanya di Masjidil Haram.

Lokasi itu akan jadi tujuan utama jemaah dari berbagai penjuru dunia. Jalan raya juga akan sangat padat kendaraan sementara Bus Shalawat yang mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram belum beroperasi.

Sebab itu, para petugas diminta mengimbau jemaah agar melaksanakan Shalat Jumat tak jauh dari hotel masing-masing. Jika tak ada, bisa melakukan Shalat Jumat dengan rombongan masing-masing di hotel.

“Agar dihimbau ke jemaah supaya pelaksanaan sholat Jumat besok agar di masjid terdekat dengan hotel, tidak di Masjidil Haram,” kata Kadaker Makkah Endang Jumali dalam seruannya, Kamis (23/8) malam waktu setempat. (mch/ab).

KEMENAG RI

Kursi Roda di Mina Jadi Evaluasi Penyelenggaraan Haji Tahun Depan

Makkah (PHU)—Kurangnya perlalatan kesehatan untuk di seputaran jamarat seperti kursi roda, dan tandu akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah Indonesia. Hal ini dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai lontar jamarat. Kamis (23/08).

Menag mengakui walaupun relatif lancar, fase krusial pada saat lempar jamarat hari pertama menyisakan persoalan kurangnya kursi roda ini.

“Tahun ini yang lansia itu memang cukup banyak. Tentu ini menjadi bahan evaluasi kita mengenai bagaimana kursi roda ini bisa lebih mencukupi di tahun yang akan datang,” kata Menag.

Saat bekerja dilapangan Tim Mobile Crisis Rescue (MCR) sempat kewalahan karena banyaknya permintaan jemaah yang kelelahan dan meminta dibawa dengan kursi roda. Tentu saja skala prioritas kursi roda diperuntukkan bagi jemaah yang kondisinya kritis.

“Jadi kita memiliki kekurangan kursi roda dan tandu karena di sepanjang jalan itu tidak boleh ada pos kesehatan yang stasioner, yang menetap, dan harus mobile,” ujar Menag

Menag mengatakan kursi roda memang sangat diperlukan karena banyaknya jemaah haji yang masuk kategori berisiko tinggi.

“Kursi roda memang diperlukan karena jumlah jemaah haji kita yang lansia yang membutuhkan kursi roda itu cukup banyak ini menjadi bahan evaluasi kita tahun depan agar kita sikapi lebih baik lagi,” ujar Menag.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menempatkan Tim MCR di titik-titik krusial yang ada di jamarat. Tim MCR ini dibekali peralatan kursi roda, tandu, dan pertolongan darurat.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

‘Ada Banyak Alasan Jamaah Memilih Berada di Luar Tenda’

Kasus mengenai banyaknya calon jamaah haji asal Indonesia yang berada di luar tenda dinilai karena banyak faktor. Ketua Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menyebut salah satunya karena kuota haji.

Syam menilai ketika dua tahun lalu kuota calon jamaah haji Indonesia dipotong 20 persen, kondisinya pas dengan fasilitas yang disediakan. Namun saat kuota ini dinormalkan, maka terjadi masalah.
“Waktu kuota dipotong dan sekarang dikembalikan, jumlah fasilitasnya sama. Belum ada alokasi tenda baru. Ini mungkin salah satu masalah,” ujar Syam saat dihubungi Republika, Kamis (23/8).
Ia pun mencontohkan untuk kuota haji khusus saat terjadi pemotongan kuota, jumlah yang berangkat sebanyak 13ribu orang. Calon jamaah ini kemudian mendapat delapan maktab di Mina sebagai tempat istirahat.
Ketika 2016 jumlah kuota dinormalkan menjadi 17 ribu, jumlah maktabnya tetap hanya delapan. Ini jelas tidak sesuai. Belum lagi ada dari negara-negara asia tenggara lain yang satu maktab dengan Indonesia padahal sebelumnya tidak pernah terjadi.
Alasan kedua ada jamaah di luar tenda karena tidak tahan dengan kondisi di dalam yang terlalu dingin. Calon jamaah haji Indonesia yang berasal dari berbagai kelangan tidak menutup kemungkinan ada yang tidak terbiasa dengan pendingin ruangan atau AC.
“Bisa juga mereka ini yang maktabnya jauh dari tempat pelontaran jumrah. Bahkan di luar Mina atau yang disebut Mina Jadid,” ujarnya.
Untuk jamaah haji reguler, Syam menyebut semua sudah diperhitungkan. Tiap jamaah mendapat satu kasur secara adil.
Namun kondisi jamaah yang digabung antara wanita dan pria membuat beberapa jamaah pria mengalah. Jamaah laki-laki ini pun memilih keluar dari tenda untuk memberikan privasi dan kenyamanan bagi jamaah wanita.
Petugas dari Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia disebut sering melakukan patroli dan kontrol. Tidak hanya di sekitaran maktab dan tenda tetapi juga di jalan besar.

Serba-serbi Haji (1): Keluguan Orang Tradisional

MAT Tellor nama boomingnya, nama panggilannya setelah sukses menjadi juragan segala macam telor. Dari namanya sudah letahuan bahwa asalnya adalah dari Madura. Nama aslinya SARIDIN yang katanya bermakna sari atau inti agama. Orang ini membuat heboh bandara Jeddah musim haji ini.

Mengapa heboh? Jelas bukan karena tindakan kriminal. Mat Tellor yang pendidikan dasar dan menengahnya diselesaikan hanya di langgar tradisional sangatlah kecil kemungkinan berbuat tak benar. Alumni langgar desa adalah manusia lugu yang setia sepenuh hati akan ajaran dan petuah guru. Mereka tak terkontaminasi ajaran media sosial yang membuat banyak pilihan membingungkan.

Mat Tellor semenjak masuk bandara tiba-tiba jalannya berubah, tak lagi tegak melainkan selalu membungkuk sopan dan satu tangannya yang kanan diturunkan seakan mau membuat garis di lantai. Tangan kirinya memegang jidat dekat ubun-ubunnya. Awalnya semua menduga beliau sakit pinggang atau terkena penyakit ayan tiba-tiba.

Ada orang yang berani bertanya, seorang wartawan ALAMI NEWS sepertinya, ada apa dengan dirinya. Beliau menjawab: “Lihatlah betapa banyak orang alim di sini, semua bersorban. Negara Arab memang negara orang alim. Makanya saya tak berani jalan tegak, saya perlakukan mereka bagai saya memperlakukan kiai-kiai saya di desa.” Rupanya Mat Tellor tak dapat informasi bahwa di Saudi, polisi, petugas imigrasi dan bahkan petugas kebersihan adalah biasa bergamis dan bersurban.

Mat Tellor mencium tangan petugas kebersihan yang bersurban dan bahkan sepertinya menyelipkan beberapa lembar uang rupiah yang dibawanya. Untuk mendapat berkah katanya. Petugas kebersihan itu tersenyum bahagia dan berterimakasih serta bertanya-tanya dalam bahasa Arab yang dijawab oleh Mat Tellor dengan “aamiiin” karena dikira doa.

Ada banyak hikmah dalam kisah ini. Salah satunya adalah bahwa di masyarakat tradisional, baju itu punya makna. Bergamis dan bersorban hampir pasti dianggap alim, minimum relijius. Padahal ya belum tentu. Bagi yang bergamis dan bersorban, sesuaikan nilai hidup dengan anggapan banyak orang agar masyarakat tak merasa tertipu.

Hikmah lainnya adalah bahwa orang Madura itu lugu dan lucu. Tanpa Madura, Indonesia kehilangan humor. Humor Madura teraktual kali ini adalah humor tentang dari Pak Mahfud MD. Apa iya? Tunggu kisah berikutnya. Salam, AIM. [*]

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK

Masuki Fase Wukuf, Sudah 92 Jemaah Haji Wafat

Makkah (PHU) — Musim haji mulai memasuki fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Jemaah dari berbagai negara mulai bergerak menuju Arafah pada hari ini, Ahad (19/08). Termasuk 203.351 jemaah reguler asal Indonesia yang dibagi dalam tiga termin keberangkatan yakni Pukul 07.00-12.00 WAS, pukul 12.00-16.00 WAS dan 16.00-18.00 WAS.

Sementara itu, Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Ahad (19/08) pukul 09.00 WAS, sebanyak 92 jemaah asal Indonesia telah wafat. Sementara 212 jemaah sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dan RS Arab Saudi. Bagi jemaah sakit, besok saat puncak wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah akan disafariwukufkan.

Adapun rincian 92 jemaah yang wafat sebagai berikut:

Madinah:
1. Sukardi Ratmo Diharjo (JKG-1) wafat pada 18 Juli 2018 di Masjid Nabawi (lalu dibawa di Klinik Kesehatan Haji/KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 59;
2. Hadia Daeng Saming (UPG-05) wafat pada 20 Juli 2018 ; di Klinik Bandara AMMA disebabkan cardiac arrest pada usia 73 tahun;
3. Ade Akum Dachyudi (67) asal Kloter JKS-13; wafat pada 23 Juli 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan isheamic heart disease pada usia 67 tahun;
4. Sunarto Sueb Sahad (SOC-15) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (perjalanan) disebabkan cardiovascular disease pada usia 57 tahun;
5. Siti Aminah Rasyip (SOC-05) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) karena acute ischemic heart disease pada usia 57 tahun;
6. Sanusi Musthofa Khafid (SUB-06) wafat pada 25 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan other obstructive pulmonary disease pada usia 73 tahun;
7. Katio Abdul Majid Simanjutak (MES-02) wafat pada 25 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 59 tahun;
8. Machyar Sahromi Muhammad Thaif (JKS-06) wafat pada 26 Juli 2018 di RSAS disebabkan acute myocardial infarokom pada usia 78 tahun;
9. Mohammad Sholeh bin Abu Bakar (SUB-23) wafat pada 27 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 74 tahun;
10. Nordiani Bahrani Kursani (BDJ-03) wafat pada 28 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 53 tahun;
11. Widodo Karto Semito bin Jimin (JKS-35) wafat pada 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 56 tahun;
12. Abdullah Noor bin Sidik (SOC-13) wafat pada 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan Cardiovascular Disease pada usia 72 tahun;
13. Rasnam Ponidjan (SUB-23) wafat 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 64 tahun;
14. Adang Aliyudin Satibi (JKG-05) wafat 30 Juli 2018 pukul 09.15 disebabkan shock kardiogenic di RS King Fahd Madinah pada usia 61 tahun;
15. Ame Omon Jasan (JKS-31) wafat 30 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
16. Dadang Saepulloh Abdullah (JKS-003) wafat 31 Juli 2018 pukul 08.41 WAS di RS King Fahd Madinah disebabkan shock hypovolemik pada usia 57 tahun;
17. Daklan Mustopa Kholil (JKS-38) wafat 31 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 58 tahun;
18. Sujatmin Siswo Taruno (SOC-26 ) wafat 1 Agustus 2018 pukul 02.00 WAS di KKHI Madinah disebabkan chronic obstructive pulmonary disease (COPD) pada usia 86 tahun;
19. Budi Riyanti Asmi (PLM-05) wafat 1 Agustus 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan circulatory diseases pada usia 54 tahun;
20. Tohet Kuris Jamil (PLM-03) wafat 2 Agustus 2018 di RSAS (KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 69 tahun.
21. Muhtarom Muh. Yasin Mursid (SOC-34) wafat 3 Agustus 2018 di hotel (KKHI Madinah) disebabkan ischeamic heart disease pada usia 82 tahun;
22. Mium Usup Dito Redjo (SUB-35) wafat 4 Agustus 2018 di rumah sakit (KKHI Madinah) disebabkan cardiopulmonary arrest pada usia 64 tahun;
23. Adenan Damud Asir (PDG-07) wafat 6 Agustus 2018 pada usia 72 tahun;
24. Sarun Karim Bakri (SUB-08) wafat 9 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 52 tahun;
25. Sugiati Nassa Petta Lolo (Haji Khusus/PT. Tazkiyah Global Mandiri) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disease pada usia 60 tahun;
26. Subadi Minto Semito (PLM-08) wafat 12 agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
27. Sunarni Sumantri Zakaria (Haji Khusus/PT. Arston Pesona Indonesia Tour) wafat 13 Agustus 2018 disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun;
28. Iraja Lagening Labebang (BPN-02) wafat 15 Agustus 2018 disebabkan infectious and parasitic diseases pada usia 68 tahun; Makkah:
29. Supriyati Teguh Adam (SOC-5) wafat 29 Juli 2018 pukul 23.30 WAS di KKHI Makkah disebabkan acute pulmonary lung disease pada usia 51 tahun;
30. Zainal Abidin Yusuf (UPG-04) wafat 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan infectious and parasatic diseases pada usia 60 tahun.
31. Supiyah Ngadiman Safei (JKG-11) wafat pada 2 agustus 2018 pkl 16.00 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 65 tahun;
32. Jamiatun Waridin Suratman (SOC-52) wafat 2 Agustus 2018 pukul 13.30 WAS di Masjidil Haram Makkah pada usia 66 tahun;
33. Jene bin Sanusi Enon (JKS-11) wafat 2 Agustus 2018 pukul 19.25 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 87 tahun;
34. Mukti Wibowo bin Martono (SOC-11) wafat 3 Agustus 2018 pukul 19.00 WAS di RSAS pada usia 69 tahun;
35. Bua Permata Uar bin Daing Matira (UPG-012) wafat 4 Agustus 2018 pukul 00.23 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;
36. Busari bin Kasihan (SOC-004) wafat 4 Agustus 2018 pukul 08.23 WAS di RSAS pada usia 63 tahun;
37. Masriah binti Sejadi Tarsipin (SUB-046) wafat 4 Agustus 2018 pukul 14.00 Was di RSAS pada usia 59 tahun;
38. Bainah Siregar binti Banua Siregar (MES-008) wafat 5 Agustus 2018 pukul 06.20 WAS di RSAS pada usia 72 tahun;
39. Arif Hidayat bin Padli (JKS-027) wafat 5 Agustus 2018 pukul 11.30 WAS di pemondokan pada usia 60 tahun;
40. Rohanah binti Suhadmi Musani (JKS-057) wafat 5 Agustus 2018 pukul 10.00 WAS di RSAS pada usia 73 tahun;
41. Paisah binti Junaiddin Rangkuti (MES-003) wafat 6 Agustus 2018 pukul 10.03 WAS di RSAS pada usia 60 tahun;
42. Murti bin Wiji Tajid (SUB-047) wafat 7 Agustus 2018 pukul 23.51 WAS di RSAS pada usia 82 tahun;
43. Siti Ngaisah Yayah (PLM-001) wafat 7 Agustus 2018 pukul 13.45 WAS di RSAS pada usia 78 tahun;
44. Sikan Purwoprayitno Madjada bin Madjasa (SOC-016) wafat 8 Agustus 2018 pukul 01.05 WAS di pemondokan pada usia 78 tahun;
45. Jasmo Karmani Kami bin Karmani (SOC-061) wafat 9 Agustus 2018 pukul 03.15 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;
46. Yurni binti Dja’far Abdullah (MES-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 05.00 WAS di pemondokan pada usia 68 tahun;
47. Djamaluddin bin Sangkala Liong (UPG-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 10.55 WAS di pemondokan pada usia 63 tahun;
48. Triyanto Citro Sukarto (SOC-44) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;
49. Suparto Katidjo Abdullah (BTH-13) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
50. Rohmat Abdul Latif (SUB-54) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 63;
51. Hardjono Hardjo Utomo (SOC-59) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69;
52. Soeprat Moeri Karyani (SOC-54) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
53. Ahmad Betong Ariih (JKG-29) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
54. Mat Kaer Iskak (SUB-09) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan circulatory disease pada usia 76;
55. Zaenal Maarif Abdullah (Haji Khusus/PT Patuna Mekar Jaya) wafat 7 Agustus 2018 di disebabkan cardivascular diseases pada usia 61 tahun;
56. Afandi Mukri Mufid bin Mukri (Haji Khusus/PT Citra Wisata Dunia) wafat 9 Agustus 2018 pukul 16.55 WAS di RSAS pada usia 64 tahun;
57. Mariso Bakri Amat (BPN-07) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiartory disease pada usia 56 tahun;
58. Aty Yuliana Kasmidi (UPG-14) wafat 11 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiartory disease pada usia 62 tahun;
59. Sara Basiru Duke (UPG-29) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovacular diseases pada usia 70 tahun;
60. Manyuzar Young Mansyur (MES-10) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 69 tahun;
61. Utin Risnarti Idris (BTH-16) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan malignant neoplasms (cancers) pada usia 55 tahun;
62. Mukhlis Teuku Usman Sarong (BTJ-05) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardivascular diseases pada usia 57 tahun;
63. Nizar Muhammad Syam Balikun (BTH-09) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
64. Nurharini Adi Sukarta (SOC-23) wafat 13 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 67 tahun;
65. Madun Eri Markim (JKG-36) wafat 13 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan endocrine, nutritional and metabolic disease pada usia 68 tahun;
66. Mukit Ikin Paing (SUB-66) wafat 12 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan diseases of the genitourinary system pada usia 57 tahun;
67. Suherman Surmin Kasmin (JKS-12) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 66 tahun;
68. Suratman Muhanan Wirorejo (BTH-24) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan respiratory diseases pada usia 76 tahun;
69. Hamdani Fitri Syarkowi (JKG-35) wafat 13 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan infectious and parasit diseases pada usia 51 tahun;
70. Husni Thamrin Prabujaya (PLM-10) wafat 14 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 68 tahun;
71. Suyatno Sadi Abdullah (MES-09) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan digestive diseases pada usia 77 tahun;
72. Siti Chumaizah Djenal Sahlan (SUB-32) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan circulatory diseases pada usia 73 tahun;
73. Sudiqnyo Supadi Supodikromo (SUB-23) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disesases pada usia 76 tahun;
74. Hartati Hasan Pate (UPG-34) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan respiratory diseases pada usia 39 tahun;
75. Isjono Namsori Kasidi (SOC-20) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 64 tahun;
76. Nordiana Hologau Tompon (SUB-66) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 73 tahun;
77. Saswadi Rabun Sutarana (SOC-91) wafat pada 15 Agustus 2018 di Masjid (KKHI Makkah) disebabkan cardiovascular disesases pada usia 74 tahun;
78. Tasmin Sudarmi Tasiran (SOC-60) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
79. Saodah Taali Jaila (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan circulatory diseases pada usia 70 tahun;
80. Sutaman Sondong Leman (SOC-83) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan injury, poisioning and certain other consequences of external cau pada usia 75 tahun;
81. Sarika Sujana Sajan (JKS-80) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 54 tahun;
82. Nani Keman Abdul Rojak (JKS-03) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 60 tahun;
83. Muhammad Tahir Ahmad Mahmud (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 58 tahun;
84. Tri Widyatiningsih Mitrosumarjo (SOC-78) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 57 tahun;
85. Abdul Muis Sjamsul Bahri (JKS-83) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun; dan
86. Ridwan Usman Abdurrahman (PDG-06) wafat 17 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular diseases pada usia 59 tahun;
87. Narsih Binti Sadipan (SOC-79) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;
88. Rusnati Binti Rali (JKS-88) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;
89. Sukiran Bin Sukino (JKG-39) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
90. Badrut Tamam Siddiq (SUB-16) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
91. Suhatma Bin Tumin (JKG-63) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 84 tahun; dan
92. Kismo Wiyono Joyo Dimejo (SOC-24).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kementerian Agama akan menjamin badal haji jemaah (haji reguler) yang meninggal sebelum proses haji. Nantinya keluarga dari jemaah yang meninggal akan mendapat sertifikat badal haji tersebut.(mch/ha)

KEMENAG RI

Ada Jemaah Haji Waria, Bagaimana Cara Berhajinya?

Jeddah (PHU)—Pekan lalu, petugas haji yang sibuk melayani kedatangan Jemaah haji di Plaza Gate D Bandara King Abdul Aziz Jeddah sempat ‘tertipu’ dengan penampilan salah satu Jemaah haji. Salah Jemaah asal embarkasi Makassar (UPG) tampil nyentrik. Dia mengenakan batik haji dengan potongan blus layaknya wanita, rambutnya agak panjang berwarna orange menyala tanpa penutup kepala. Saat dia hendak berganti ihram salah satu petugas bergegas menegur agar ganti ihramnya di toilet wanita.

“Bu hajjah, kalau mau ganti ihram kamar mandi perempuan ada di sebelah sana,” kata dia kepada sang jemaah.

Namun, begitu sang jemaah membalik muka ke hadapannya, ia tersentak. “Eh, maaf, pak. Iya, kalau laki-laki ganti ihramnya di sini saja,” kata petugas itu salah tingkah.

Akhirnya, jadilah jemaah bersangkutan berganti pakaian ihram dua lembar kain tak berjahit di lokasi tersebut. Bedanya dengan jemaah laki-laki lain, jemaah yang kemudian mengaku bernama Haji Ari bin Hadi (50 tahun) tersebut melingkarkan dengan lekat sebagian kain ihram bagian atas ke dadanya?

Jemaah ini pun punya cerita unik. Apakah itu? Haji Ari yang mendaftar haji di Kolaka, Sulawesi Tenggara, tanpa ragu mengatakan golongannya. “Iya, golongan saya memang disebut waria,” kata dia saat ditemui di Bandara King Abdulaziz saat sedang mengantre menuju bus.

Wajahnya masih penuh bedak saat itu. Bibirnya pun bergincu. Serupa juga foto besar yang ia gunakan sebagai penanda koper. Ada wajah seorang pria dengan peci hitam namun berbedak tebal di situ.

Ia mengatakan, pergi naik haji dengan hasil membuka usaha salon rambut dan kecantikan serta rias pengantin di Soppeng, Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan, ada adat istiadat lama soal keberadaan para bissu. Transgender kultural ini ditugasi dalam upacara-upacara adat. Namun Haji Ari mengatakan, ia bukan bagian dari kelompok tersebut.

Tak hanya itu, ada alasan mengapa ia meminta dipanggil Haji Ari. Tahun ini ternyata bukan pertama kalinya ia ke Tanah Suci. “Saya sudah empat kali ke sini,” kata dia mantap.

Bagaimanapun, hari itu Haji Ari membuat banyak mata menoleh. “Siapa dia?” tanya para petugas Arab Saudi yang keheranan dengan sosok Haji Ari. Petugas Daker Bandara PPIH Arab Saudi pun kebingungan menjawab. Mereka hanya bisa memikirkan kata-kata Arab yang menggambarkan golongan Haji Ari terlepas dari rerupa konsekuensi fikihnya. “Khunsa…khunsa…”.

Menurut Konsultan Pembimbing Ibadah Haji, Ahmad Kartono, dalam Islam dikenal dua jenis waria. Dalam berhaji pun diberikan dua hukum atas waria.

“Waria yang betul-betul waria, hukumnya seperti hajinya kaum wanita,” kata mantan Direktur Pembinaan Haji itu saat dihubungi melalui pesan singkat beberapa hari yang lalu.

“Sedangkan waria yang sewaktu-waktu berubah seperti wanita atau laki-laki maka hukumnya disesuaikan dengan kondidi yang bersangkutan pada saat itu, termasuk saat berhaji. Ini yang disebut Huntsa Musykil,” pungkas Kartono. (ab/ab).

KEMENAG RI

Gendong Jemaah Sakit, Petugas P3JH Dapat Acungan Jempol Negara lain

Makkah (PHU)—Menjadi petugas Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) memang harus multi tasking (serba bisa), dari melayani kesehatan sampai mengantarkan jemaah tersesat di seputaran Masjidil Haram.

Kejadian ini dialami Petugas P3JH Agus Pribowo, saat berpatroli di Masjidil Haram dirinya menemukan jemaah kloter 17 asal Jayapura Papua (UPG-17), jemaah tersebut adalah Syamsiah (76). Syamsiyah ditemukan Agus setelah kelelahan usai melaksanakan tawaf.

Pemilik Paspor B8512560 itu diakuinya terpisah dari rombongannya. Setelah melalui pemeriksaan medis diketahui Syamsiyah mengalami Osteoatritis (Suatu kondisi yang menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak) sehingga akan merasakan nyeri saat jalan.

“Saya berikan obat penghilang rasa sakit, kemudian mengontak pos kontainer syeb amir untuk antar kursi roda,” kata Agus melalui pesan singkatnya. Rabu (08/08) di Makkah.

Namun harapan Agus untuk meminjam kursi roda di pos kandas, setelah kursi roda yang ia harapkan tidak kunjung datang. Khawatir jemaah makin sakit meskipun telah diberi obat nyeri, akhirnya dirinya segera menggendong jemaah tersebut untuk diantar ke hotelnya melalui terminal Syeb Amir diikuti suami Syamsyiah.

“Khawatir jemaah makin kesakitan meskipun sudah di beri obat nyeri. Menunggu Kursi roda tak kunjung datang. Apa boleh buat segera di gendong untuk antar ke terminal syeb amir antar sampai ke hotelnya,” tutur Agus.

Ada perasaan bangga saat dirinya menggendong jemaah, disepanjang jalan beberapa jemaah dari Negara lain seperti orang-orang Arab, Afrika, India, Cina, serta Malaysia mengacungi jempol kepadanya.

“Sampe-sampe ada jamaah dari cina ngerekam video saya gendong jamaah itu, jadi tambah semangat mas,” ujarnya.

Dirinya mengakui, menggendong jemaah adalah sesuatu yang sudah biasa dilakukannya, sama seperti memanggul ransel dan memanggul korban luka tembak.

“Biasa mas, di TNI manggul ransel sama manggul korban luka tembak saya mah udah biasa,” tandasnya.(mch/ha)

 

Kemenag RI

Menu Katering Jemaah di Bandara Jedah Istimewa

Jedah (PHU)—Jemaah haji akan menerima makan satu kali saat berada di Bandara King Abdul Aziz Jedah. Bagi jemaah gelombang dua akan menerima saat kedatangan, sedang jemaah gelombang satu akan menerima konsumsi di bandara Jedah saat pemulangan. Menunya pun cukup istimewa. Seperti apa proses pengolahan dan dapur kateringnya?

Penyedia konsumsi jemaah di bandara Jedah dilakukan oleh dua katering. Fahad Esam Bobsait dan Al Musbah. Keduanya berada di dalam terminal haji bandara Jedah. Saat dilakukan visitasi oleh Kadaker Airport Arsyad Hidayat dan Kepala Seksi Katering Sukaidi, kedua dapur tersebut dinyatakan telah siap.

Arsyad memeriksa seluruh peralatan masak, bahan baku, tempat penyimpanan, dan tempat packing.

“Peralatannya cukup modern. Ada 6 penggorengan besar khusus melayani katering Indonesia,” kata Arsyad saat berada di dapur katering Al Musbah, Senin (23/7/2018) siang.

Arsyad juga menanyakan juru masak Al Musbah. Teknik pengolahan, pengemasan, dan diatribusi menu juga menjadi pembahasan hangat antara Arsyad dengan pengelola katering.

“Mereka menyediakan 12 juru masak asli Indonesia yang dibagi dalam dua shift,” terang Arsyad.

Mengenai proses penggorengan ayam goreng, juga kata Arsyad, menggunakan minyak yang hanya akan dipakai maksimal lima kali.

“Tadi dijelaskan bahwa minyak rutin diganti. Proses gorengnya sekali goreng mampu 300 porsi,” ujar Arsyad.

Saat berada di dapur Al Musbah memang tampak alat-alat masak cukup canggih dan bersih. Tampak penggorengan modern dilengkapi timer 12 skala berjajar di meja. Salah satu juru masak juga selalu mengukur suhu minyak tetap optimum agar hasilnya bagus.

Setiap satu paket menu berisi nasi 400 gram, sayur, ayam goreng, apel, pudinh, dan air mineral dua botol masing-masing 330 ml. Menu juga dilengkapi dengan saus cabe, sendok, garpu, pisau plastik, tisue kering, dan tisue wangi.

Siang itu rombongan Daker Airport juga berkesempatan mencoba menu Jemaah haji. Menurut Arsyad rasa dan tekstur masakan cocok dengan citarasa Indonesia.

Pengemasannya juga akan langsung dimasukkan ke tempat khusus untuk menjaga kebersihan dan suhu makanan. Setiap hari katering juga harus mebgirimkan sampel ke Daker.

Dapur Al Musbah juga menyediakan mobil golf yang telah dimodifikasi. Di bagian belakang dibuat bak baja layaknya mobil pick up. Mobil ini mampu mengangkut menu untuk jemaah dua kloter sekali jalan. (ab/ab).

KEMENAG RI