Hudaibiyah Jadi Pilihan Miqat Jamaah Indonesia

Jamaah haji Indonesia mengisi waktu mereka di Makkah dengan melakukan umrah sunah. Mereka  memilih titik mula (miqat) berumrah dari Masjid Hudaibiyah. Alasannya, memilih miqat di kawasan tersebut untuk sekaligus menapaktilasi perjuangan Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya.

Meski begitu, jarak antara miqat Hudaibiyah dan Makkah sekitar 38 kilometer sebagaimana ditunjukkan aplikasi peta telepon seluler. Untuk menuju kawasan itu jamaah haji menggunakan bus yang disewa secara berombongan dan beberapa dikoordinasi oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Masjid Hudaibiyah itu terletak di pinggiran kota Mekkah yaitu di Jalan Jeddah Lama. Tengara masjid ini menjadi salah satu tujuan wisata rohani jamaah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di dekat kawasan masjid tersebut terdapat juga Benteng Hudaibiyah yang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah haji yang ingin dalam satu waktu melakukan wisata rohani.

Sebagai titik miqat umrah, Hudaibiyah sejatinya memiliki nilai historis yang tinggi bagi perjuangan Islam di masa Rasulullah Muhammad SAW. Di tempat inilah terjadi Perjanjian Hudaibiyah antara Muslimin dan musyrikin Quraisy untuk gencatan senjata selama 10 tahun.

Terdapat butir-butir perjanjian penting lainnya yang akhirnya menjadi titik tolak Muslimin untuk menaklukkan kota Makkah dari kekuasaan musyrikin karena terjadi pelanggaran perjanjian oleh Kafir Quraisy. Kaum musyrikin ditengarai melakukan penyerangan atas sekutu Muslimin di mana tindakan itu tidak boleh dilakukan selama Perjanjian Hudaibiyah berlaku.

Penaklukan yang dikenal sebagai Fatkhul Mekkah itu terjadi tanpa ada pertumpahan darah dan awal Muslimin bisa menguasai kota dengan Ka’bah dan Masjidil Haram itu. Setelah penaklukan, Muslimin bisa menghancurkan berhala-berhala jahiliyah di sekitar Ka’bah.

Kendati memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, Masjid Hudaibiyah cenderung kurang terawat jika dibanding miqat umrah lain seperti Masjid Ji’ronah dan Masjid Tan’im. Salah satu pengukurnya adalah karpet yang cenderung usang jika dibanding di Ji’ronah dan Tan’im. Selain itu, toilet dan tempat wudhu di Masjid Hudaibiyah relatif kurang bersih dan sesekali tercium aroma tidak sedap.

Tempat parkir di Hudaibiyah juga kurang luas yaitu bus peziarah hanya bisa berhenti di pinggiran jalan saja. Berbeda dengan di Ji’ronah yang memiliki parkir luas, toilet dan tempat wudhu lebih bersih dan tempat lebih nyaman untuk shalat.

REPUBLIKA

Hujan Besar di Makkah, Badai Debu Landa Jeddah

Setelah kota Makkah dikabarkan hujan besar pada Rabu (5/9/2018) malam, badai debu kini melanda kota Jeddah, termasuk kawasan Bandara King Abdul Aziz (KAA). Debu pekat berwarna kecoklatan cukup mengganggu pandangan dan pernafasan.

Di jalanan kota Jeddah jarak pandang mulai berkurang. Akibat debu, nyala lampu penerangan jalan yang biasanya terang benderang, kini terkihat cukup redup. Laju kendaraan juga harus berkurang karena jarak pandang.

Kepala Daerah Kerja Airport Arsyad Hidayat memberikan beberapa pesan khusus atas cuaca terkini di Jeddah.

“Kepada jmh haji yang baru tiba di bandara Jeddah dan akan meninggalkan Arab Saudi harus tetap waspada terhadap badai debu yang menyerang kota Jeddah dengan selalu memakai masker,” kata Asryad di Bandara KAA Jeddah, Rabu (5/9) jelang tengah malam.

Arsyad juga meminta jemaah memeriksakan diri ke Pos Pelayanan Kesehatan bandara jika terjadi gangguan kesehatan.

“Bila jemaah merasakan keluhan seperti gangguan pernapasan dan lain-lain segera minta perawatan,” imbuhnya.

Karena faktor cuaca sangat gelap dan jarak pandang sangat pendek, Arsyad meminta para pengemudi bus tetap berhati-hati dalam mengendarai kendaraannya.

“Harus lebih hati-hati supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” pinta Arsyad.

Dia juga meminta para petugas Daker Airport membantu membagikan masker kepada jemaah yang baru tiba. Selain itu para petugas juga tetap diminta menjaga kondisi fisik agar tetap bisa bertugas sampai akhir.

“Semua harus menjaga kebugaran, masa tugas kita masih 21 hari lagi,” pungkasnya. (ab/ab).

 

KEMENAG RI

Serba-serbi Haji (10): Parfum Arab Penuh Kesan

SALAH satu buah tangan yang diburu jamaah haji adalah minyak wangi khas Arab. Sebenarnya bukan hanya sebagai oleh-oleh, orang tiba dari tanah suci “setengah wajib” memakai wewangian sebelum bertemu sanak keluarga plus baju gamis khas Arab. Entah bagaimana asal muasal tradisi ini. Namun sungguh ia memiliki makna dan kesan tersendiri.

Mat Kelor termasuk pada kelompok PMA (Pemburu Minyak Arab) ini. Kalau biasanya jamaah itu hanya fokus pada minyak wangi hajar aswad yang melegenda itu, Mat Kelor justru membeli berbagai jenis parfum, baik yang sudah terkenal ataupun yang belum. “Rasa dan minat masing-masing orang berbeda,” ujarnya. Ada yang bernama “malaikat subuh,” “du’aul jannah,” “syaikhah,” “mukhallath malaki” dan lain sebagainya. Juragan kelor ini tampak lebih cerdas dibandingkan saat tak punya uang dahulu.

Dicobanya masing-masing parfum itu sambil menunggu kesan dari orang sekitar. Hari Jum’at kemaren adalah hari penuh kejutan bagi Mat Kelor. Dia memakai jenis parfum baru. Orang Arab banyak memujinya dan meminta seoles dua oles di tangannya saat ada di masjid. Teman-teman lelaki pada bertanya pada Mat Kelor tempat dimana membelinya. Mat Kelor terkejut dengan respon baik ini. Dia bangga dan bahagia. Semakin percaya diri.

Sepulang Jum’atan, dia tambahkan parfum itu di bajunya. Lalu berkumpullah dengan semua jamaah di restoran untuk makan siang. Kejutan kedua muncul, ibu-ibu pada menutup hidung sambil berkomentar: “parfum apa ini pak haji, kok tidak enak.” Mat Kelor terkejut dan sedih serta tak tahu harus menjawab apa. Dia terus menghilang sebentar lalu kembali ke ibu-ibu tadi itu sambil berkata: “Saya tak tahu apa nama parfum ini karena tulisannya Arab. Tadi saya tanya ke ustadz, ternyata maknanya adalah ‘MINYAK PENGUSIR SETAN.’ Hanya setan yang tak suka parfum ini.”

Ibu-ibu itu tersindir, bapak-bapak yang telah memuji parfum itu tertawa. Ada yang bilang: “Mat Kelor dilawan.” Pesan moralnya adalah bahwa kita harus berpikir dulu sebelum komentar. Salam, AIM. [*]

INILAH MOZAIK

Fokus Ibadah, PPIH Minta Jemaah Tidak Terprovokasi Isu Politik di Tanah Air

Makkah (PHU)—Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Endang Jumali meminta seluruh jemaah haji Indonesia tidak terpancing dengan isu-isu politik yang berkembang di Tanah Air.

“Tentu mengimbau seluruh jemaah haji tetap tenang dan tidak terpancing. Hal-hal yang muncul sekarang, dimana kita lihat di medsos, ada pembagian air zamzam sebagaimana tertulis,” ucap Endang di Syisyah Makkah. Jumat (31/08).

Endang mengatakan jemaah haji Indonesia tak perlu khawatir karena akan mendapatkan air zamzam sebanyak 5 liter saat sesampainya di Tanah Air.

“Saya mengimbau jemaah yang reguler, jemaah akan mendapatkan air zamzam pada saat tiba di tanah air,” ucap Endang.

Endang meminta jemaah tetap fokus akan persiapan kepulangan ke Tanah Air.

“Iya jangan terpancing, fokus persiapan untuk pulang ke Tanah Air,” ucapnya.

Baru-baru ini tersiar kabar pembagian air zamzam label #2019GantiPresiden secara gratis kencang di media sosial dan whatsapp jemaah haji Indonesia. Foto pembagian air zamzam itu terlihat jelas diterima jemaah haji furada (non kuota).(mch/ha)

KEMENAG RI

 

Baca juga: #2019GantiPresiden Seharusnya Tidak Dibawa ke Tanah Suci

Serba-serbi Haji (8): Harga Mahal Sebuah Keahlian

MENGAPA bengkel resmi itu berbiaya lebih mahal ketimbang bengkel amatir? Jawabannya adalah karena para montir atau pekerjanya adalah ahli atau profesional, bukan pemula yang coba-coba. Semua kita kalau sakit pasti akan mencari dokter yang ahli di bidangnya, walau jauh lebih berbiaya mahal dibandingkan yang tidak ahli.

Ada kisah yang tersisa dari prosesi haji. Saat usai jumrah aqabah, para jamaah melakukan cukur (tahallul). Ada yang membawa alat cukur sendiri dan ada pula yang memanfaatkan jasa tukang cukur. Tak ada tukang cukur yang tak laku. Tulisan “barbershop” atau “shalun halaqah” berderet sepanjang jalan. Tukang cucuk dadakan juga banyak dijumpai. Kalau musim umrah biaya cukur hanya 10 riyal, musim haji berbiaya 30 riyal bahkan lebih. Tergantung ukuran kepala, sepertinya. Hahahaa

Mat Kelor termasuk yang memanfaatkan jasa tukang cukur ini. Sebulem berangkat ke tukang cukur, dia tanya temannya bagaimana cara minta cukur gundul. Temannya menyarankan untuk bilang “kullun” alias semuanya. Dia manggut-manggut. Bahasa Arab sangat dibutuhkan di musim haji ini karena tukang cukurpun memakai bahasa Arab.

Satu jam kemudian, Mat Kelor tiba kembali di hotel. Wajahnya kelihatan agak lesu sedih. Tangan kananya memegangi kepalanya yang sudah botak tapi terlihat banyak luka berdarahnya. Temannya bertanya itu kepalanya kenapa? Dia berkata lirih: “cukur model kullun.” Semua tertawa, termasuk saya. Tapi Mat Kelor tetap kelihatan sedih.

Mat Kelor bercerita bahwa tukang cukurnya tidak ahli, tidak profesional. Padahal bayarnya ya mahal juga, sama dengan yang profesional, 30 riyal. Nah, yang ini namanya penipuan, menyamar sebagai profesional dengan memanfaatkan kesempatan dan kebutuhan orang lain.

Kamipun iba kepada Mat Kelor dan bertanya kepadanya di mana letak salon cukurnya untuk diumumkan biar tak ada korban berikutnya. Setelah kami datangi, ternyata nama salonnya bukan barbershop melainkan BAR BAR SHOP. Pantas saja nyukurnya penuh luka. Bar bar dalam kamus besar bahasa Indonesia didefinisikan sebagai tidak beradab, bangsa yang belum beradab (sifatnya kasar dan kejam). Hahahaa… teliti sebelum memilih. Salam, AIM. [*]

 

INILAH MOZAIK

22.008 Jemaah Haji Sudah Bertolak ke Tanah Air, 210 Jemaah Wafat

Makkah (PHU) —Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) sampai hari keempat fase kepulangan ke Tanah Air, Kamis (30/08) pagi waktu Saudi, sebanyak 49 kloter atau 22.008 jemaah telah dierbangkan ke Tanah Air. Sementara jemaah wafat kini mencapai 210 orang. Rinciannya adalah 141 jemaah wafat di Makkah, 28 di Madinah, 8 di Arafah, 6 di Muzdalifah, 24 di Mina dan sisanya atau 3 jemaah wafat di Daker Bandara.

Adapun rincian 210 jemaah yang wafat sebagai berikut:

Madinah:
1. Sukardi Ratmo Diharjo (JKG-1) wafat pada 18 Juli 2018 di Masjid Nabawi (lalu dibawa di Klinik Kesehatan Haji/KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 59;
2. Ade Akum Dachyudi (67) asal Kloter JKS-13; wafat pada 23 Juli 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan isheamic heart disease pada usia 67 tahun;
3. Sunarto Sueb Sahad (SOC-15) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (perjalanan) disebabkan cardiovascular disease pada usia 57 tahun;
4. Siti Aminah Rasyip (SOC-05) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) karena acute ischemic heart disease pada usia 57 tahun;
5. Sanusi Musthofa Khafid (SUB-06) wafat pada 25 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan other obstructive pulmonary disease pada usia 73 tahun;

6. Katio Abdul Majid Simanjutak (MES-02) wafat pada 25 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 59 tahun;
7. Machyar Sahromi Muhammad Thaif (JKS-06) wafat pada 26 Juli 2018 di RSAS disebabkan acute myocardial infarokom pada usia 78 tahun;
8. Mohammad Sholeh bin Abu Bakar (SUB-23) wafat pada 27 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 74 tahun;
9. Nordiani Bahrani Kursani (BDJ-03) wafat pada 28 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 53 tahun;
10. Widodo Karto Semito bin Jimin (JKS-35) wafat pada 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 56 tahun;

11. Abdullah Noor bin Sidik (SOC-13) wafat pada 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan Cardiovascular Disease pada usia 72 tahun;
12. Rasnam Ponidjan (SUB-23) wafat 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 64 tahun;
13. Adang Aliyudin Satibi (JKG-05) wafat 30 Juli 2018 pukul 09.15 disebabkan shock kardiogenic di RS King Fahd Madinah pada usia 61 tahun;
14. Ame Omon Jasan (JKS-31) wafat 30 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
15. Dadang Saepulloh Abdullah (JKS-003) wafat 31 Juli 2018 pukul 08.41 WAS di RS King Fahd Madinah disebabkan shock hypovolemik pada usia 57 tahun;

16. Daklan Mustopa Kholil (JKS-38) wafat 31 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 58 tahun;
17. Sujatmin Siswo Taruno (SOC-26 ) wafat 1 Agustus 2018 pukul 02.00 WAS di KKHI Madinah disebabkan chronic obstructive pulmonary disease (COPD) pada usia 86 tahun;
18. Budi Riyanti Asmi (PLM-05) wafat 1 Agustus 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan circulatory diseases pada usia 54 tahun;
19. Tohet Kuris Jamil (PLM-03) wafat 2 Agustus 2018 di RSAS (KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 69 tahun.
20. Muhtarom Muh. Yasin Mursid (SOC-34) wafat 3 Agustus 2018 di hotel (KKHI Madinah) disebabkan ischeamic heart disease pada usia 82 tahun;

21. Mium Usup Dito Redjo (SUB-35) wafat 4 Agustus 2018 di rumah sakit (KKHI Madinah) disebabkan cardiopulmonary arrest pada usia 64 tahun;
22. Adenan Damud Asir (PDG-07) wafat 6 Agustus 2018 pada usia 72 tahun;
23. Sarun Karim Bakri (SUB-08) wafat 9 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 52 tahun;
24. Sugiati Nassa Petta Lolo (Haji Khusus/PT. Tazkiyah Global Mandiri) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disease pada usia 60 tahun;
25. Subadi Minto Semito (PLM-08) wafat 12 agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;

26. Sunarni Sumantri Zakaria (Haji Khusus/PT. Arston Pesona Indonesia Tour) wafat 13 Agustus 2018 disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun;
27. Iraja Lagening Labebang (BPN-02) wafat 15 Agustus 2018 disebabkan infectious and parasitic diseases pada usia 68 tahun;
28. Soekadji Towirjo Tosoero bin Towirjo (PIHK) wafat pada 27 Agustus 2018 pada usia 71 tahun;

Makkah:
29. Supriyati Teguh Adam (SOC-5) wafat 29 Juli 2018 pukul 23.30 WAS di KKHI Makkah disebabkan acute pulmonary lung disease pada usia 51 tahun;
30. Zainal Abidin Yusuf (UPG-04) wafat 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan infectious and parasatic diseases pada usia 60 tahun.

31. Supiyah Ngadiman Safei (JKG-11) wafat pada 2 agustus 2018 pkl 16.00 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 65 tahun;
32. Jamiatun Waridin Suratman (SOC-52) wafat 2 Agustus 2018 pukul 13.30 WAS di Masjidil Haram Makkah pada usia 66 tahun;
33. Jene bin Sanusi Enon (JKS-11) wafat 2 Agustus 2018 pukul 19.25 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 87 tahun;
34. Mukti Wibowo bin Martono (SOC-11) wafat 3 Agustus 2018 pukul 19.00 WAS di RSAS pada usia 69 tahun;
35. Bua Permata Uar bin Daing Matira (UPG-012) wafat 4 Agustus 2018 pukul 00.23 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;

36. Busari bin Kasihan (SOC-004) wafat 4 Agustus 2018 pukul 08.23 WAS di RSAS pada usia 63 tahun;
37. Masriah binti Sejadi Tarsipin (SUB-046) wafat 4 Agustus 2018 pukul 14.00 Was di RSAS pada usia 59 tahun;
38. Bainah Siregar binti Banua Siregar (MES-008) wafat 5 Agustus 2018 pukul 06.20 WAS di RSAS pada usia 72 tahun;
39. Arif Hidayat bin Padli (JKS-027) wafat 5 Agustus 2018 pukul 11.30 WAS di pemondokan pada usia 60 tahun;
40. Rohanah binti Suhadmi Musani (JKS-057) wafat 5 Agustus 2018 pukul 10.00 WAS di RSAS pada usia 73 tahun;

41. Paisah binti Junaiddin Rangkuti (MES-003) wafat 6 Agustus 2018 pukul 10.03 WAS di RSAS pada usia 60 tahun;
42. Murti bin Wiji Tajid (SUB-047) wafat 7 Agustus 2018 pukul 23.51 WAS di RSAS pada usia 82 tahun;
43. Siti Ngaisah Yayah (PLM-001) wafat 7 Agustus 2018 pukul 13.45 WAS di RSAS pada usia 78 tahun;
44. Sikan Purwoprayitno Madjada bin Madjasa (SOC-016) wafat 8 Agustus 2018 pukul 01.05 WAS di pemondokan pada usia 78 tahun;
45. Jasmo Karmani Kami bin Karmani (SOC-061) wafat 9 Agustus 2018 pukul 03.15 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;

46. Yurni binti Dja’far Abdullah (MES-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 05.00 WAS di pemondokan pada usia 68 tahun;
47. Djamaluddin bin Sangkala Liong (UPG-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 10.55 WAS di pemondokan pada usia 63 tahun;
48. Triyanto Citro Sukarto (SOC-44) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;
49. Suparto Katidjo Abdullah (BTH-13) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
50. Rohmat Abdul Latif (SUB-54) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 63;

51. Hardjono Hardjo Utomo (SOC-59) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69;
52. Soeprat Moeri Karyani (SOC-54) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
53. Ahmad Betong Ariih (JKG-29) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
54. Mat Kaer Iskak (SUB-09) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan circulatory disease pada usia 76;
55. Zaenal Maarif Abdullah (Haji Khusus/PT Patuna Mekar Jaya) wafat 7 Agustus 2018 di disebabkan cardivascular diseases pada usia 61 tahun;

56. Afandi Mukri Mufid bin Mukri (Haji Khusus/PT Citra Wisata Dunia) wafat 9 Agustus 2018 pukul 16.55 WAS di RSAS pada usia 64 tahun;
57. Mariso Bakri Amat (BPN-07) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiartory disease pada usia 56 tahun;
58. Aty Yuliana Kasmidi (UPG-14) wafat 11 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiartory disease pada usia 62 tahun;
59. Sara Basiru Duke (UPG-29) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovacular diseases pada usia 70 tahun;
60. Manyuzar Young Mansyur (MES-10) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 69 tahun;

61. Utin Risnarti Idris (BTH-16) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan malignant neoplasms (cancers) pada usia 55 tahun;
62. Mukhlis Teuku Usman Sarong (BTJ-05) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardivascular diseases pada usia 57 tahun;
63. Nizar Muhammad Syam Balikun (BTH-09) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
64. Nurharini Adi Sukarta (SOC-23) wafat 13 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 67 tahun;
65. Madun Eri Markim (JKG-36) wafat 13 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan endocrine, nutritional and metabolic disease pada usia 68 tahun;

66. Suherman Surmin Kasmin (JKS-12) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 66 tahun;
67. Suratman Muhanan Wirorejo (BTH-24) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan respiratory diseases pada usia 76 tahun;
68. Hamdani Fitri Syarkowi (JKG-35) wafat 13 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan infectious and parasit diseases pada usia 51 tahun;
69. Husni Thamrin Prabujaya (PLM-10) wafat 14 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 68 tahun;
70. Suyatno Sadi Abdullah (MES-09) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan digestive diseases pada usia 77 tahun;

71. Siti Chumaizah Djenal Sahlan (SUB-32) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan circulatory diseases pada usia 73 tahun;
72. Sudiqnyo Supadi Supodikromo (SUB-23) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disesases pada usia 76 tahun;
73. Isjono Namsori Kasidi (SOC-20) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 64 tahun;
74. Nordiana Hologau Tompon (SUB-66) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 73 tahun;
75. Saswadi Rabun Sutarana (SOC-91) wafat pada 15 Agustus 2018 di Masjid (KKHI Makkah) disebabkan cardiovascular disesases pada usia 74 tahun;

76. Tasmin Sudarmi Tasiran (SOC-60) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
77. Saodah Taali Jaila (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan circulatory diseases pada usia 70 tahun;
78. Sutaman Sondong Leman (SOC-83) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan injury, poisioning and certain other consequences of external cau pada usia 75 tahun;
79. Sarika Sujana Sajan (JKS-80) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 54 tahun;
80. Nani Keman Abdul Rojak (JKS-03) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 60 tahun;

81. Muhammad Tahir Ahmad Mahmud (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 58 tahun;
82. Tri Widyatiningsih Mitrosumarjo (SOC-78) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 57 tahun;
83. Abdul Muis Sjamsul Bahri (JKS-83) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun; dan
84. Ridwan Usman Abdurrahman (PDG-06) wafat 17 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular diseases pada usia 59 tahun;
85. Narsih Binti Sadipan (SOC-79) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;

86. Rusnati Binti Rali (JKS-88) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;
87. Sukiran Bin Sukino (JKG-39) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
88. Badrut Tamam Siddiq (SUB-16) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
89. Suhatma Bin Tumin (JKG-63) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 84 tahun;
90. Jasman Ayub Ismail bin Ayub Ismail (BTH-013) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;

91. Kismo Wiyono Al Rubinah (SOC-24) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 87 tahun;
92. Moh Huri bin Sallim Jeti (SUB-012) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
93. Rahmawaty binti Muhammad Ibrahim (MES-007) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 47 tahun;
94. Pandak bin Candak (PLM-013) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;
95. Yuwono Dwi Putranto bin Imam Soedjarwo (SOC-059) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;

96. Setu Sulistijo Budi bin Djojodikromo (SUB-005) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 79 tahun;
97. Roikin bin Sudia (JKS-057) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
98. Mustadjab Rifa’i bin Karijono (SUB-010) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
99. Patimah binti Sukarya (JKS-027) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
100. Yayah Bariah binti Mamat Rahmat (JKS-007) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;

101. Surat Asmuri Sahlan binti Asmuri (SOC-054) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
102. Abdul Amin bin Anwar (SUB-074) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
103. Tujirah binti Wirjo Utomo (SOC-90) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
104. Syamsi Anwar bin Abr Rahman (PIHK) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
105. Nurdjanah binti Mahmud (JKS-039) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;

106. Takhroni bin Sakib Tarwadi (SOC-014) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
107. Endang Suharya bin Tjetje (JKS-069) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
108. Khoiron bin Abd Kamid (SUB-067) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 49 tahun;
109. Sutriyono bib Sukiman (SOC-069) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 48 tahun;
110. Saepuloh bin KHN. Hanafiah (JKS-027) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 79 tahun;

111. Siti Darwati Roslan binti Roslani Abdul Gani (SOC-66) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
112. Puji Rahayu binti Harjo Setomo (JKS-091) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
113. Siti Aliyah Karto Darmo binti Karto Darmo (JKG-043) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
114. Tamin bin Suraji (SUB-048) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 55 tahun;
115. Muhammad Daswan Sanmusa bin Sanmusa (JKG-049) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 81 tahun;

116. Siti Nurfaridah binti Supardi (SOC-038) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 55 tahun;
117. Nurmah binti Makjin (MES-016) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 53 tahun;
118. Imam Kustarto bin Mas Moh Muhtar (SUB-013) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
119. Khabil Hi Abdullah Syafi bin Hi Abdullah Syafi (UPG-007) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
120. Djumlah binti Dullah Amin (JKG-051) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;

121. Hamid Arief Syahlan bin Hatomi (JKS-071) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 83 tahun;
122. Atina Hidayati binti Soleh (SOC-008) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
123. Soesanto Darmo Tohiran bin Darmo Tohiran (PIHK) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 75 tahun;
124. Aminuddin bin Muksarun (BDJ-003) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
125. Suryadi bin Sahari (JKS-078) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 58 tahun;

126. Masdewan Hasibuan binti Marjuki Hasibuan (MES-021) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
127. Zainah binti Mohamad Siddik (PDG-010) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
128. Sadatun Syam bin Syam Dondang (LOP-006) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
129. Masdar bin Hamdi Ijan (BDJ-006) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
130. Ramelan Sadimo Kaliyah bin Sadimo (SUB-040) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

131. Yuritae binti Alfrid (BDJ-012) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
132. Ngatenam bin Sarip (SUB-023) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;
133. Suharjo bin Martatilar bin Karya Semita (SOC-089) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
134. Jajang bin M Ali (JKS-032) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
135. Gimin bin Wongso (PLM-005) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;

136. Sulimin bin Galimo Sandiyo (SUB-040) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
137. Irsyad bin Sakim (SUB-067) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 76 tahun;
138. Sutarno bin Sutanto (JKS-065) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;
139. Kusaini bin Ibrahim (SUB-004) wafat 26 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
140. Ramzan Muhammad Yusuf bin M Yusuf (PIHK) wafat 26 Agustus 2018 pada usia – tahun

141. Kunaman bin Carsad (JKS-015) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
142. Misye Gantini binti HR Otto Argadikusumah (JKG-051) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 54 tahun;
143. Surip bin Nardi Utama (JKS-054) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
144. Abdullah bin Amin bin M Amin (BTJ-003) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;
145. Lasmijati binti Sastrorejo (SOC-087) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 72 tahun;

146. Suhartina binti Syahril Syarif (BTH-002) wafat 27 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
147. Jamaludin Abdullah bin Abdullah Ahmad (JKG-030) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;
148. ST Jaenab binti H Atalib (LOP-006) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
149. Oom Komariah binti Iju (JKS-086) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
150. Siti Sahra binti Sau Sau (UPG-020) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

151. Usman bin Tachroni (SOC-011) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
152. Akhmad Qurniawan Basyirun Mazid bin Basyirun Mazid (JKG-022) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
153. Endon binti Karto Ali Kusen (JKG-034) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
154. Waluyo Darmo Pawiro bin Darmo Pawiro (SOC-028) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 70 tahun;
155. Muhammad Toni bin Sadul (BTH-014) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

156. Sanip bin Ajim (JKS-087) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
157. Syafril Karim bin Abd Karim (BTH-022) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
158. Romadi bin Sanuri Pa’yam (SUB-077) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
159. Uddi Sanhudi bin H Eyo Hadiah (JKS-077) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
160. Asmah Lawi Syukur binti Lawi (BDJ-009) wafat 29 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;

Arafah
161. Kamdi Amat Rejo bin Amat Rejo (SOC-77) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;
162. Moh. Hirjan bin Munakip (LOP-001) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
163. Raji bin Samingan (MES-001) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 77 tahun;
164. Suhartini binti Kamdi Suryokaryono (JKG-058) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;

165. Mahdi Jakfar Maddan bin Jakfar (PIHK) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
166. Warno bin Noyo Droni (BTH-024) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
167. Adi Tjardidjo bin Tjarsilan (JKS-072) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
168. Siti Nurroudlotul Masluhan (BTH-012) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 56 tahun;

Muzdalifah
169. Slamet Masirun Rekso bin Masirun (SUB-039) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
170. Nurdjanah binti Mahmud (PLM-005) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 74 tahun;
171. Sri Jumani binti Samardi (JKG-033) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
172. Nurhayati binti Arban Abdullah (BTH-003) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 59 tahun; dan
173. Abdullah Lakkase Laedang bin Lakkase (PIHK) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 63 tahun, dan
174. Hayuya binti H. Saimi (PDG-009) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 81 tahun.

Mina
175. Kartinah Abu Hasan (SOC-063) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
176. Seni binti Parto Wiryo (BTH-023) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 62 tahun;
177. Siti Aminah binti Muhammad Hasaeni (SOC-095) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
178. Miswan bin Buang Busono (SUB-004) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 63 tahun
179. Siti Udia binti M Saleh (LOP-006) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
180. Abdul Radjak Igris bin Igris A. Mahmud (UPG-025) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;

181. Suryana binti Bahari Abdul Razak (BTH-012) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 50 tahun;
182. Maseron bunti Juliyan Basir (JKG-046) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
183. Budiyono bin Ramelan (SOC-084) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 80 tahun;
184. Tatang Sunarta bin Ikung (JKS-072) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
185. Supeni bin Yahkun Barnawi (BTH-008) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;

186. Abdullah Rumbawa bin Tatlau Rumbawa (UPG-011) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 79 tahun;
187. Isnaniah Ali Mansyur binti Ali Mansyur (PIHK) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 47 tahun;
188. Tini Rochani binti Andun Rusmana wafat 21 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
189. Maniti binti Luddin (SUB-007) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 61 tahun;
190. Basirun bin Main (PDG-009) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 51 tahun;

191. Mohammad Baharuddin Harun bin Harun (BTH-019) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
192. Zainab binti Abdus Samad (BTH-004) wafat 21 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
193. Iroh binti Odi Dulgani (JKG-061) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 73 tahun;
194. Mulyani binti Mulyadi (JKS-064) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 53 tahun;
195. Ali Arman bin Muhammad Djarim (PDG-016) wafat 23 Agustus 2018 pada usia 53 tahun;

196. Suminah binti Samaji (SUB-080) wafat 22 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;
197. Moncot Hasibuan (MES-021) wafat 24 Agustus 2018 pada usia 78 tahun; dan
198. Yuli Muarifa binti Muhammad Arif (SUB-028) wafat 25 Agustus 2018 pada usia 49 tahun; dan
199. Saidi bin Jahri Aji Jamat (PLM-001) wafat 28 Agustus 2018 pada usia 77 tahun;

Arafah
200. Basuki Setia Sejati bin Muhammad Rachami (SOC-087) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 55 tahun;
201. Siti Halimah binti Ahmad Jemat (BTJ-006) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 76 tahun;
202. Siti Rofingah binti Ahmad Dahlan (SOC-091) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 63 tahun;
203. Patonah binti Carta (JKS-080) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 65 tahun;

204. Yusuf Lewa bin Abdullah Lewa (SUB-065) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;
205. Qomariyah binti Abdullah (SUB-006) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
206. Saripah Marsip Husin binti Marsip (JKG-046) wafat 19 Agustus 2018 pada usia 83 tahun; dan
207. H. Dinar Ali bin Dinar (BPN-007) wafat 20 Agustus 2018 pada usia 66 tahun;

Bandara
208. Hartati Hasan Pate (UPG-34) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan respiratory diseases pada usia 39 tahun;
209. Mukit Ikin Paing (SUB-66) wafat 12 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan diseases of the genitourinary system pada usia 57 tahun; dan
210. Hadia Daeng Saming (UPG-05) wafat pada 20 Juli 2018 di Klinik Bandara AMMA disebabkan cardiac arrest pada usia 73 tahun.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

Jemaah Hendak Pulang Visa Hilang, Segera Lapor Bisa Cetak Ulang

Jeddah (PHU)—Layanan pemulangan jemaah haji sudah berlangsung sejak 27 Agustus lalu. Secara umum proses pemulangan Jemaah haji dari Bandara King Abdul Aziz berjalan lancar tanpa kendala berarti. Meskipun banyak ditemukan Jemaah haji yang membawa barang berlebih, tidak sesuai ketentuan penerbangan. Pernah juga dilaporkan penemuan barang berharga jemaah seperti perhiasan, HP, maupun barang lainnya yang segera dikembalikan kepada pemiliknya

Namun di balik lancarnya proses pemulangan juga ditemukan masalah baru terkait keimigrasian Jemaah haji. Rabu (29/8/2018) dilaporkan telah 70an Jemaah haji kehilangan lembar visa. Walaupun lembar visa dapat dicetak kembali tentu butuh waktu dan menghambat proses penyelesaian imigrasi.

Setiap dilaporkan Jemaah kehilangan visa di dalam pasportnya petugas harus sigap mencetak ulang di Kantor Daker Airport. Kepala Daker Arsyad Hidayat meminta Jemaah memeriksa keberadaan lembar visa setelah dibagi oleh petugas wukala sebelum masuk gate terminal haji.

“Kami mohon kepada jemaah haji yang akan pulang ke tanah air memeriksa visanya,” ujar Arsyad di Daker Airport Jeddah, Rabu (29/8).

“Sebelum Jemaah masuk ke pesawat petugas imigrasi akan mengecek dokumen keimigrasian (visa). Jemaah haji segera memeriksa visanya di dalam passport saat menerima dari wukala. Bila ternyata hilang atau tercecer, segera melaporkan kepada ketua kloternya untuk diprint out kembali,” imbuhnya.

Sementara jadwal pemulangan Jemaah dari Bandara KAA pada Rabu (29/8) dijadwalkan 16 kloter. Kloter asal embarkasi Surabaya 4 kloter (SUB7 – SUB10), Solo 3 kloter (SOC6 – SOC8), Jakarta-Bekasi 3 kloter (JKS7 – JKS9), Jakarta-Pondok Gede 2 kloter (JKG4 dan JKG5), Makassar 2 kloter (UPG3 dan UPG4), dan masing-masing 1 kloter dari Lombok (LOP-2), Padang (PDG-3), dan Banjarmasin (BDJ-1). Jumlah Jemaah haji yang akan dipulangkan pada hari ketiga mencapai 6.654 orang.

Sedangkan jemaah yang sudah diterbangkan melalui bandara KAA Jeddah sampai dengan pukul 16.00 waktu Saudi sebanyak 37 kloter. Keseluruhan jemaah sebanyak 15.105 orang disertai 185 petugas kloter. Maskapai Garuda Indonesia menerbangkan 19 kloter dan Saudi Arabian Airlines telah memulangkan 18 kloter. (ab/ab).

KEMENAG RI

Tak Boleh Masuk Koper, Bagaimana Cara Zamzam Dibawa ke Indonesia?

Mekah – Jemaah haji dilarang membawa cairan lebih dari 100 ml di dalam koper, termasuk air zamzam. Lalu ketika banyak kerabat yang menantikan air zamzam ini di Tanah Air, bagaimana solusinya?

Aturan larangan membawa cairan lebih dari 100 ml ke dalam koper itu merupakan aturan penerbangan internasional. Aturan ini bersifat mengikat bagi setiap penumpang pesawat.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah mensosialisasikan larangan membawa cairan, termasuk air zamzam, ini ke dalam koper. Namun masih ada juga jemaah yang nekat memasukkan air tersebut dalam kemasan botol air mineral ke dalam koper. Hasilnya? Koper jemaah itu dibongkar paksa di bandara.

Untuk dicatat, jemaah haji nantinya akan mendapatkan air zamzam ketika tiba di embarkasi (untuk fase pemulangan biasa disebut debarkasi). Ada jatah 5 liter air zamzam untuk masing-masing jemaah.

Lima liter belum cukup? Solusi bagi jemaah haji yang ingin membawa air zamzam ke Indonesia adalah dengan jasa ekspedisi atau kargo.

“Setidaknya dari sepekan sebelum keberangkatan barang-barang sudah dikirim. Jadi, ketika jemaah sampai ke kampung halaman, barang kiriman juga sudah sampai,” kata Kepala Daerah Kerja Mekah Dr Endang Jumali di Syisyah Mekah pada Selasa (28/8/2018).

Kargo akan menerima jasa pengiriman benda padat maupun cair, seperti pakaian, makanan, air zamzam, dan barang pecah-belah. Air zamzam merupakan bawaan kesukaan jemaah haji. Sejak awal pemeriksaan koper sebelum dikirim ke bandara untuk dimasukkan bagasi, jemaah banyak yang nekat membawa muatan berlebih, seperti air zamzam. Ada juga barang yang melebihi muatan lainnya, seperti pakaian, makanan, dan berbagai aksesori pakaian.

Endang menjelaskan PPIH tidak memfasilitasi pengiriman kelebihan barang jemaah. Tahun ini, jelasnya, tidak ada alokasi anggaran untuk pembiayaan pengiriman kelebihan muatan jemaah. Jadi jemaah dipersilakan mengirim sendiri segala kelebihan muatan dengan biaya sendiri.

DETIK

5 Hari Pasca Armina, Total 201 Jemaah Haji Wafat di Arab Saudi

Mekah – Jumlah jemaah haji dari Indonesia yang meninggal dunia di Arab Saudi bertambah. Sampai lima hari pasca Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), total 201 jemaah haji meninggal di Tanah Suci.

Hal tersebut berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang diakses per pukul 07.30 Rabu (29/8/2018). Total jemaah haji Indonesia yang berada di Arab Saudi sebanyak 203.351 orang.

Untuk diketahui, jumlah jemaah haji meninggal pada tahun 2017 lalu sebanyak 657. Turunnya angka meninggal jemaah haji pada tahun ini disebabkan pengetatan seleksi haji yang dilakukan oleh tim kesehatan.

Dari jumlah itu, jemaah haji yang masih menjalani perawatan sebanyak 246 orang. Perawatan dilakukan di klinik kesehatan yang ada di Mekah maupun di rumah sakit-rumah sakit di sekitar Mekah yang menjadi tempat rujukan.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah Nirwan Satria mengatakan, jemaah haji tak boleh efuoria meski sudah melaksanakan seluruh prosesi ibadah haji. Saat ini jemaah harus fokus dengan pemulangan, tak boleh memforsir energi.

“Ada kencenderungan, jemaah itu merasa karena sudah haji lalu melakukan umrah terus. Lalu tidak menjaga kesehatan. Seharusnya sudah fokus saja pada pemulangan,” ujar Nirwan.

Saat ini tahapan penyelenggaraan ibadah haji sudah sampai ke tahap pemulangan jemaah. Jemaah gelombang pertama diberangkatkan dari Mekah langsung ke Indonesia via bandara Jeddah. Adapun gelombang kedua akan mulai meninggalkan Mekah mulai 31 Agustus, ke Madinah delapan hari baru kemudian bertolak pulang ke tanah air.

DETIK

Warna-Warni Haji Bugis Makassar

Selepas musim haji begini, mafhumnya memang jamaah dari masing-masing negara hadir dengan ciri khasnya. Jamaah kini sudah tak lagi seragam berpakaian ihram. Ada semarak warna-warni berbagai budaya di Makkah, Madinah, dan Jeddah yang jadi lokasi kepulangan sebagian jamaah.

Namun di sela-sela keriuhan citra itu, masih ada lagi para jamaah dari Sulawesi Selatan. Jamaah-jamaah perempuan kloter-kloter Debarkasi Makassar tersebut tak sedikit yang satu level lebih meriah ketimbang jamaah lainnya.

Hajjah Le’leng (60 tahun) salah satunya. Ia tiba di Bandara King Abdulaziz Jeddah mengenakan kerudung berornamen keemasan yang menjuntai. Wajahnya sudah penuh riasan. Pipinya merona, bibirnya merah manyala. Di tangan kanannya, gelang-gelang emas yang ia beli di Makkah bergemerincing.

Perempuan yang datang sendirian ke Tanah Suci itu menuturkan, sudah ada acara meriah menantinya di kampung halamannya di Maros, Sulawesi Selatan. Tak ada jeda, ia langsung akan menghadiri acara itu begitu tiba di kampung. “Sudah banyak yang diundang,” kata dia saat ditemui di Plaza D Bandara Jeddah, Senin (27/8).

Ibadah haji agaknya memang bukan perkara main-main buat orang-orang Bugis-Makassar. Bahkan sebelum di Tanah Air, sebagian sudah mengikuti ritual yang dinamai ‘Mapatoppo’ di tenda-tenda maktab dan hotel-hotel penginapan.

Haji Muhammad Nurhalik, ketua Kloter 1 Embarkasi Makassar, menuturkan, selepas menuntaskan wukuf dan melontar jumrah serta melaksanakan tawaf ifadhah, kebanyakan jamaah Bugis-Makassar akan ‘diwisuda’ oleh para ahli agama. Seturut posisinya di Tanah Air sebagai ketua Kantor Kemenang Kota Makassar, Haji Nurhalik jadi salah satu yang ‘mewisuda’ jamaah.

Caranya, jamaah laki-laki akan dipakaikan kopiah dan jubah putih secara simbolik untuk menandakan perubahan status mereka. Sementara yang perempuan akan dipakaikan semacam tali emas di kepala dan leher mereka. “Memang perempuannya paling heboh kalau dari Bugis-Makassar ini,” kata Haji Nurhalik setengah berkelakar.

Ritual sakral yang sudah sejak ratusan tahun lalu dilakukan itu, kata Haji Nurhalik, bukan tanpa alasan. Ia menekankan, ibadah haji memang perkara istimewa untuk suku Bugis-Makassar. Mereka yang pulang dari Tanah Suci semacam diangkat derajatnya di kampung halaman. “Kalau ada pesta nikahan, misalnya, kursi-kursi depan itu hanya untuk haji dan hajjah saja,” ujarnya.

Sebab itu, menurut Haji Nurhalik, masyarakat Sulawesi Selatan kerap bersedia melakukan apapun untuk sampai ke Tanah Suci. Yang punya usaha, kata dia, rela hidup susah untuk mencukupi biaya ke Tanah Suci terlebih dulu.

Saat ini, kata Haji Nurhalik, di Makassar daftar tunggunya sudah mencapai 34 tahun. Untuk kuota 1.143 jamaah pertahun, kata dia, sudah sebanyak 37 ribu yang mendaftar. “Bagi masyarakat Bugis-Makassar, berhaji itu cita-cita luhur. Mereka akan mempertaruhkan segalanya untuk naik haji,” kata dia.

Meskipun begitu, ia tak bisa memastikan bagaimana tradisi meninggikan jamaah haji itu bisa sedemikian meresap dalam kehidupan suku Bugis-Makassar. Hajjah Nurdiana (50 tahun) seorang jamaah perempuan dari Antang, Kota Makassar, paham betul soal perubahan statusnya di kampung halaman. Hari itu, pakaian berlapis-lapis sudah ia kenakan mengabaikan cuaca panas di Jeddah. Sebentar-sebentar, ia memrapikan riasan wajahnya sembari mematut diri di cermin kecil dan bedak yang ia bawa selalu.

Seperti untuk Hajjah Le’leng, sambutan untuk kedatangannya dan sang suami sudah siap di kampung halaman. Namun, Nurdiana memilih tak ikut upacara Mapatoppo di Makkah.

Ia menilai, keyakinan dirinya sendiri sudah cukup untuk meneguhkan statusnya selepas berpayah-payah di Tanah Suci. “Saya mau ‘mewisuda’ diri sendiri. Mendoakan diri saya sendiri dengan orang-orang di rumah,” kata dia. Hajjah Nurdiana juga tak bisa menjelaskan bagaimana tradisi penghargaan terhadap mereka-mereka yang sudah pergi haji sedemikian kuat di kampung halamannya.

Dalam buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Silam (Bambang Budi Utomo, 2011) yang diterbitkan Dirjen Sejarah dan Kepurbakalaan Kemendikbud, catatan tertua soal perjalanan haji orang Bugis-Makassar datang dari masa Kerajaan Gowa pada pertengahan abad ke-16 saat mula-mula wilayah Sulawesi bersentuhan dengan Islam. Saat itu, pada masa kekuasaan Raja Gowa XII, Manggorai Daeng Mametta Karaeng Bontolongkasa (1565-1590), pendatang mulai berdatangan dari kerajaan-kerajaan Islam di Aceh, Melayu, dan Ternate.

Pendatang-pendatang itu, utamanya dari puak Melayu, kemudian menyiarkan Islam di Gowa baik dengan dakwah maupun kawin campur. Saat jumlah Muslim mulai banyak, Raja Gowa XII yang sendirinya belum masuk Islam memerintahkan warganya yang Muslim menunaikan ibadah haji. Orang-orang Melayu di Gowa diminta memfasilitasi kepergian haji warga Bugis-Makassar tersebut.

Kepergian haji warga Bugis-Makassar saat itu kemudian juga jadi semacam misi diplomatis. Mereka jadi perekat persahabatan Gowa dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara seperti Mataram, Johor, Melaka, Pahang, Blambangan, Pattani, Banjar, dan Ternate-Tidore. Artinya, ibadah haji saat itu sudah punya kaitan dengan kebangsawanan buat orang-orang Bugis-Makassar.

Suku Bugis-Makassar juga sudah lama ternama sebagai para pelaut ulung yang sigap mengarungi lautan. Di masyarakat yang sedemikian, apalagi pada masa lalu, keberanian mengarungi lautan hingga ke tempat-tempat jauh seperti ke Arabia sangat mungkin jadi standar keberanian dan ketokohan.

Bagi mereka, ibadah haji bukan sekadar ritual. Ibadah haji juga penanda sudah sejauh mana mereka melangkah, atau berlayar, atau terbang, untuk memenuhi panggilan Tuhan agar jadi Muslim dan Muslimah yang paripurna. Ibadah haji jadi alasan untuk pergi jauh dan akhirnya kembali sebagai manusia-manusia yang baru.

REPUBLIKA