Tujuh Keistimewaan Masjid Al Haram

Bangunan Masjid Al Haram saat ini merupakan pengembangan dari bangunan Masjidil Haram yang dilakukan oleh Khadimul Haramain (pelayan dua Tanah Suci), yakni raja Arab Saudi.

Pengembangan ini bertujuan memudahkan umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah selama di Tanah Suci. Berikut keistimewaan masjid suci umat Islam ini:

a. Shaf melingkar

b. Masjid ini berbentuk persegi empat dan dibangun mengelilingi Ka’bah. Keunikan dari Masjidil Haram adalah shafnya berbentuk lingkaran, yang semuanya menghadap ke Ka’bah. Ini merupakan keunikan tersendiri yang tidak dimiliki masjid manapun di dunia ini.

c. Masjidil Haram memiliki luas sekitar ± 656.000 m², dan dapat menampung 730 ribu jamaah dalam satu kali waktu shalat berjamaah pada hari biasa dan lebih dari satu juta jamaah pada musim haji.

d.    Memiliki tiga lantai.

e.    Menara berjumlah tujuh buah

f.    Keistimewaan masjid ini adalah shalat di masjid ini lebih utama dari shalat sebanyak 100 ribu kali di masjid lain.

REPUBLIKA

Agar tidak Tersesat di Masjid Al Haram

Sedikitnya ada empat pintu utama dan 45 pintu biasa. Masing-masing pintu memiliki nama. Karena banyaknya jumlah pintu tersebut, tak heran jika banyak jamaah yang tersesat ketika keluar dari Masjidil Haram.

Namun, ada cara agar para jamaah tidak tersesat selama keluar-masuk Masjid Al Haram.Berikut caranya:

Pertama, setiap pintu memiliki nama. Jadi, para jamaah perlu menghafal nama pintu yang dimasuki. Sehingga saat keluar tinggal mengingat nama pintunya.

Kedua, bagi jamaah umrah tetaplah berada pada barisan kelompok. Biasanya, pemimpin kelompok akan membimbing jamaah untuk keluar masuk masjid.

Ketiga, hafalkan saja pintu masuk utama, yakni King Fahd. Pintu ini mencakup pintu masuk nomor 70 hingga 93. Selanjutnya, King Abdul Aziz, King Abdullah, dan Safa Marwah mencakup pintu-pintu bernomor 20 sampai 25.

Kelompok pintu King Fahd, King Abdul Aziz dan King Abdullah posisinya tepat menghadap Hotel Dar at Tauhid Continental serta Zam-zam Tower. Untuk kelompok pintu Shafa Marwah akan mengarahkan jamaah yang memilih tinggal yang cukup jauh dari Masjidil Haram.

REPUBLIKA

Saat Mengunjungi Masjid Al-Haram

Mengunjungi Masjid Al Haram di Makkah, Arab Saudi merupakan kesempatan emas yang diinginkan setiap Muslim. Ketika berhasil menginjakkan kaki di Tanah Suci ersebut, khususnya di Majidil Haram, Anda diharapkan mematuhi etika untuk menjaga kesopanan dan kesucian tempat tesebut.

Ada beberapa etika yang harus diikuti oleh jamaah haji dan umrah, atau siapapun yang berada di dalam kompleks tersebut. Apa saja? Simak penjelasan berikut:

1. Menjaga kebersihan diri.

Hal ini dapat ditunjukan dengan mengenakan pakaian rapi dan bersih saat mengunjungi Masjid Al-Haram. Pastikan tubuh dan pakaian yang bersih dan murni. Jika Anda baru saja mengonsumsi bawang, sebaiknya tunggu sampai aroma bawang di mulut Anda hilang. Barulah pergi ke masjid.

Jaabir Ibnu ‘Abdullah (RA) melaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dia yang telah memakan bawang putih atau bawang merah harus menjauhkan diri dari kami atau masjid kami. Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah harus tinggal jauh dari kami atau dari masjid kami, dan ia harus tetap di rumahnya (Al-Bukhari dan Muslim).

Hadits tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang telah memakan bawang putih atau bawang merah (atau semacamnya) harus menjauh sementara agar jangan sampai menyebabkan ketidaknyamanan kepada sesama jamaah lain yang datang untuk beribadah karena bau menyengat.

2. Saat masuk ke dalam masjid, melangkahlah dengan kaki kanan dan membaca doa.

Berapa banyak dari kita yang telah menghafal doa memasuki masjid? Jika Anda belum, maka sudah saatnya menghafal doa tersebu. Hal ini sangat dianjurkan ketika memasuki Masjidil Haram dan masjid lainnya.

3. Melakukan shalat tahiyyatul masjid.

Etika yang tak kalah penting yaknj melakukan shalat dua rakaat. Hal ini terlihat dari hadis berikut. Abu Qatadah melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika salah satu dari Anda datang ke masjid, dia harus shalat dua rakaat sebelum ia duduk” (Fiqh Us Sunnah, Volume 2, Halaman 70). Shalat ini didirikan untuk menghormati kesucian dan kebesaran rumah Allah.

4. Habiskan waktu dengan mengingat Allah SWT.

Saat Anda berada di Masjidil Haram atau masjid lainnya, manfaatkanlah kesempatan tersebut untuk berdzikir kepada Allah SWT. Berdzikir lebih banyak mendatangkan manfaat daripada mengobrol terus menerus dengan siapapun di sebelah Anda. Sibukkanlah diri dengan menyebut nama Allah SWT, memuji-Nya, serta memohon ampunan-Nya.

5. Bacalah doa ketika meninggalkan masjid.

Tak hanya ketika memasuki masjid. Sebaiknya Anda pun membaca doa tatkala meninggalkan masjid. Lalu melangkahlah keluar dengan menggunakan kaki kiri terlebih dahulu. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pasar adalah tempat terburuk dan masjid adalah tempat terbaik di Bumi.” Pasar disebut- sebagai tempat terburuk karena dapat membuat umat lebih mengutamakan urusan duniawi melalui perdagangan dan belanja. Sebaliknya, masjid adalah tempat terbaik karena mampu melepaskan umat dari urusan dunia dan membawa lebih dekat kepada Allah SWT.

 

sumber: IhramCoID