Di Mana Saja Lokasi Miqat?

Suara pramugari Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Jeddah yang terdengar melalui pengeras suara mengabarkan bahwa pesawat segera melintas di atas Yalamlam. Yalamlam berjarak sekitar 125 kilometer dari Kota Makkah, Arab Saudi, dan merupakan lokasi miqat bagi jamaah haji yang berasal dari Yaman maupun negara-negara di sebelah timur Makkah.

Sejumlah orang terlihat mengantre di toilet pesawat untuk memulai ihram. Sebagian lainnya sudah mengenakan ihram sejak dari tanah air. Namun, ada lebih banyak orang yang memilih melakukan miqat di Bandara Internasional
King Abdul Aziz Jeddah.

Bandara Jeddah memiliki terminal khusus untuk menerima jamaah haji dan umrah. Terminal ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti kamar mandi dan mushala yang dapat digunakan oleh 80 ribu peziarah pada waktu bersamaan.
Bahkan pada musim haji, otoritas setempat sudah mengatur area untuk setiap negara pengirim jamaah haji di terminal ini.

Begitu pesawat mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, jamaah atau petugas akan diantarkan ke area yang memang diperuntukan bagi negara asal. Jamaah atau petugas asal Indonesia akan menuju Plasa Indonesia. Kesibukan di bandara ini pun tidak hanya sekadar mengantre bagasi atau mengangkut koper, namun juga orang-orang yang sedang mengambil miqat.

Miqat berarti batas. Orang yang melintasi miqat yang telah ditentukan maka wajib untuk mengenakan pakaian ihram dan berniat ihram. Hal ini berlaku tanpa terkecuali bagi setiap jamaah haji dan umrah yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Ada dua miqat. Pertama, miqat zamany atau batas berdasarkan waktu. Miqat zamany terkait dengan pelaksanaan ibadah haji. Miqat zamany terdiri atas tiga bulan, mulai dari Syawal hingga Dzulhijah. Kedua, miqat makany atau batas berdasarkan tempat.

Miqat berdasarkan tempat ini biasanya digunakan tidak hanya untuk berhaji, namun juga umrah. Selain Yalamlam, ada empat tempat miqat yang dikenal oleh jamaah asal Indonesia. Yaitu, Masjid Dzul Hulaifah atau Bir Ali yang menjadi miqat penduduk Madinah, Masjid Tan’im atau dikenal juga sebagai Masjid Aisyah, Ji’ranah, dan Masjid Al Hudaibiyah

 

 

sumber: Republika Online

Bir Ali, Lokasi Penduduk Madinah Bermiqat

Masjid Dzulhulaifah atau Bir Ali merupakan tempat miqat bagi penduduk Madinah atau jamaah yang hendak menunaikan ibadah haji atau umrah dan melewati Kota Madinah. Rasulullah SAW melakukan miqat dari Bir Ali. Jamaah haji asal Indonesia gelombang pertama akan melakukan miqat di Bir Ali.

Saya pun menyimpan keinginan untuk melakukan miqat dari Bir Ali. Niat itu tercapai ketika saya menyambangi Madinah pada pekan kedua Oktober. Ketika kembali ke Makkah, kami melakukan miqat di masjid yang sanggup menampung lima ribu jamaah ini.

Senyum langsung merekah di wajah saya ketika melihat bangunan berwarna cokelat muda yang memiliki menara setinggi 62 meter itu. Masjid yang dibangun sejak 87 hijriah ini terlihat kokoh, apik, luas, dan multifungsi. Masjid ini memiliki banyak fasilitas karena berfungsi sebagai stasiun singgah bagi para jamaah yang bepergian.

Kita bisa melihat parkir mobil yang luas dan perkebunan kurma di luar masjid. Ketika masuk ke dalam lingkungan masjid, ada juga pasar yang menjual kebutuhan jamaah haji. Masjid berbentuk persegi yang terbagi menjadi dua bagian. Di bagian tengah masjid, terdapat lapangan dengan tanaman yang tertata rapi.

Kebersihan masjid juga sangat terjaga. Selanjutnya, saya menuju tempat wudhu perempuan. Tempat wudhu di masjid ini sangat nyaman dan bersih. Ada petugas yang siap membantu, sebagian berasal dari Indonesia. Masjid juga dilengkapi dengan ruangan untuk mengganti pakaian dengan ihram.

Selesai berihram, saya dan teman-teman meninggalkan Masjid Bir Ali sembari bertalbiyah. Saya mengucapkan selamat tinggal Madinah dengan perasaan bahagia lantaran bisa mengunjungi dan melakukan miqat masjid yang menjadi miqat Rasulullah SAW.

 

Oleh: Ratna Puspita, Wartawan Republika