Muslim London Berusia 100 Tahun Keliling Kumpulkan Sedekah

Sedekah yang ia kumpulkan akan diberi kepada 26 badan amal.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Seorang warga London yang berusia 100 tahun, Dabir Choudhury, berkeliling sebanyak 100 putaran di sekitar taman untuk mengumpulkan sedekah sembari berpuasa. Uang yang terkumpul tersebut akan diberikan kepada 26 badan amal, termasuk yang mengirimkan bantuan ke Gaza, Suriah, dan Yaman. 

Mencapai usia 100 tahun itu sendiri merupakan prestasi yang langka dan menakjubkan. Namun, Dabir telah melakukan sesuatu yang lebih luar biasa dengan berjalan sembari mengumpulkan sedekah dari masyarakat untuk membantu sesama di bulan suci Ramadhan. 

Pria asal Assam, India tersebut awalnya hanya ingin mengumpulkan dana sebesar 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 18 juta pada Ahad (26/4) lalu untuk korban Covid-19. Dia kemudian berkeliling 100 putaran di taman umum di dekat rumahnya sambil berpuasa selama Ramadhan.

Dalam sembilan jam pertama, Dabir berhasil mencapai targetnya, dan dalam 48 jam berikutnya donasi mulai mengalir dari seluruh negeri. Saat ini, total donasi atau sedekah yang dikumpulkan Dabir sudah mencapai lebih dari 6.000 poundsterling atau sekitar Rp 110 juta. 

Terkejut dengan hasil yang didapatkan, Dabir kini tidak akan berhenti berjalan untuk membantu para korban Covid-19 dan juga para pengungsi di Timur Tengah. Dia pun berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah menyumbangkan sebagian hartanya untuk membantu sesama di bulan Ramadhan.

“Terima kasih atas sumbangan Anda. Saya tidak berjuang sendirian untuk tersenyum pada anak-anak yang kelaparan, kami berjuang bersama. Uang ini akan membantu keluarga yang sangat membutuhkan di Inggris, Bangladesh, dan banyak negara lainnya,” kata Dabir dikutip dari laman Middle East Monitor, Sabtu (2/5).

KHAZANAH REPUBLIKA

Muslim Inggris Paling Religius Ketimbang Umat Agama Lain

Muslim Inggris dinilai lebih aktif mempraktekkan kepercayaan dan mendidik anak-anak mereka sesuai dengan keyakinannya ketimbang umat agama lain. Demikian hasil kesimpulan riset Universitas Cardiff, Kamis (16/2).

Riset itu menyebutkan 77 persen dari Muslim Inggris secara aktif mempraktekkan kepercayaan mereka. Sementara penganut Kristen hanya 29 persen dan umat agama lain hanya 65 persen.

Dalam riset itu juga diketahui bahwa 98 persen dari anak-anak Muslim diberikan pendidikan agama sejak dini. Sementara hanya 62 persen anak-anak Kristen dan 89 persen dari agama lain yang melakukan hal serupa.

“Melihat dari fakta riset, semakin memperkuat teori bahwa bagi kalangan minoritas agama merupakan sumber daya penting dalam memperkuat kekhasan suatu budaya,” demikian kesimpulan lain riset tersebut.

Sebelumnya, studi ini menganalisa hasil survei kependudukan tahun 2003 silam. Sebanyak 13.988 dewasa dan 1.278 remaja berusia 11-15 tahun ambil bagian dalam riset tersebut.

Para peneliti sempat terkejut dengan meningkatnya peranan agama dalam kehidupan minoritas, termasuk Muslim Inggris. “Anak-anak Muslim cenderung menjalani kehidupan yang sibuk, menghadiri pendidikan agama di luar sekolah sebanyak tiga kali setiap minggu. Ini bentuk komitmen lain yang mereka miliki,” ungkap salah seorang peneliti, Jonathan Scourfield.

Ia mengatakan anak-anak Muslim juga terbiasa belajar membaca Alquran dalam bahasa Arab. Mereka juga belajar tentang kepercayaan yang dianut orang tua dan anggota keluarga lainnya.

“Karenanya, kami berpikir, agama memiliki peranan penting dalam masyarakat minoritas dalam menjaga keterikatan antar keluarga dari etnis yang sama,” pungkasnya.

 

REPUBLIKA

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!