Bikin Haru, Kakek Penambal Ban di Semarang Ini Akhirnya Naik Haji

Semarang – Asal ada niat pasti akan tercapai. Barangkali itu menggambarkan perjuangan Safuan Aziz (64), seorang kakek penambal ban yang akhirnya akan berangkat haji 7 hari lagi.

Di bengkel tambal bannya yang sederhana di depan rumah, Safuan terlihat sibuk menambal ban pelanggannya. Pria beralamat di Mangunharjo RT 02 RW 02 Kecamatan Tugu, Kota Semarang itu memang masih bersemangat bekerja meski usia sudah senja.

“Saya dulu tukang batu, terus tidak boleh lagi sama anak-anak, istri tidak mengijinkan, ya nambal-nambal ban,” kata Safuan saat ditemui di bengkelnya beberapa waktu lalu.

Senyum sering tersungging di wajahnya ketika mengingat tanggal 6 Agustus 2018 mendatang ia akan berangkat ke Tanah Suci.

Ia pun bercerita, niatnya ke tanah suci ada sejak tahun 2008 silam. Dengan niat kuat itu, Safuan selalu menyisihkan uang hasil tambal ban dan menjual bensin eceran kemudian diberikan ke istri untuk di simpan.

“Seger gitu hawanya tahu mau berangkat, pesiapannya ya iman dan taqwa sama bekal,” tandasnya.

DETIK

 

Cek Keberangkatan Haji sudah bisa via Android, Download Aplikasi ini! Sebarkan info ini ke teman, kerabat dan lainnya!

Sisihkan Rp 5 Ribu per Hari, Tukang Tambal Ban di Solo Naik Haji

Kesempatan beribadah haji tidak hanya untuk orang kaya. Suparto seorang tukang tambal ban di Solo, Jawa Tengah mampu berangkat ke Tanah Suci untuk beribadah haji setelah menyisihkan uangnya dari hasil menambal ban sebesar Rp 5 ribu setiap hari.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (10/9/2014), uang yang sudah ditabungnya sejak 2006 itu kini sudah bisa dipetik hasilnya. Warga Kadipiro, Banjarsari, Solo ini telah terdaftar sebagai calon jamaah haji kloter 55 dan akan berangkat pada 21 September mendatang.

Meskipun impiannya untuk bisa berangkat haji sudah diraih, pria berusia 65 tahun ini tetap giat bekerja sebagai tukang tambal ban. Tanpa merasa lelah, Suparto mulai menjalankan aktivitas di bengkelnya sejak usai ibadah salat Subuh hingga malam hari.

Bukan tanpa alasan bagi Suparto untuk tetap bekerja keras. Ia masih harus mengumpulkan rupiah untuk bekal keluarganya terutama saat mereka ditinggalkannya pergi ke Tanah Suci.

Siapa sangka pekerjaan yang digeluti Suparto sejak 1997 itu bisa mewujudkan impiannya menunaikan ibadah haji. Tentu tak mudah. Untuk mendaftar haji saja ia harus menyetorkan uang puluhan juta rupiah. Namun besarnya biaya tak membuatnya patah arang dan justru menjadi pemicu untuk semakin giat bekerja.

Bagi Suparto, pekerjaan sebagai tukang tambal ban semakin membuatnya bangga. Ia bangga karena bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji menggunakan uang dari hasil keringatnya sendiri.

 

sumber: Liputan6.com