Unta, merupakan salah satu hewan istimewa yang disebutkan dalam Alquran. Hewan ini tidak hanya bermanfaat juga sebagai moda transportasi utama pada masa lalu, tetapi juga sebagai binatang peliharaan yang favorit dengan nilai jual yang sangat tinggi.
Alquran menempatkan binatang ini sebagai salah satu hewan yang layak dijadikan sebagai bahan tadabur terhadap penciptaan Allah SWT. Dalam Alquran surah al-Gasyiyah ayat ke-17: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan.”
Seorang profesor antropologi di Universitas King Saud di Riyadh, Saad Sowayan, mengatakan bahwa unta mengingatkan segala sesuatu yang berharga dalam kehidupan gurun.
Menurutnya, unta memiliki kesabaran tanpa batas dan merupakan hewan yang terkuat, namun paling empuk.
Sowayan mengenal dengan baik orang-orang Badui di Saudi utara dan unta mereka. Ia telah mendedikasikan diri selama puluhan tahun untuk mempelajari narasi lisan gurun pasir, etnografi dan warisan budaya yang telah muncul di tengah dan sekitar gurun pasir yang luas di al-Nafud al-Kabir.
“Segala sesuatu yang terkait dengan cinta dan kasih sayang, ekspresi, kosakata dan penggunaannya, dipinjam dari unta,” kata Sowayan, seperti dilansir dari AramcoWorld, Rabu (6/3).
Di perpustakaan pribadinya, Sowayan mengatakan bahwa kata ‘hanin’ dalam bahasa Arab berarti ‘merindukan sesuatu’. Kata itu dipinjam dari suara khas yang dibuat unta ketika dia merindukan anaknya. Keterikatan atau kasih sayang unta terhadap anaknya sangat kuat.
Selain itu, ia menuturkan bahwa unta adalah hewan terkuat, yang paling bertahan lama dan paling sabar. Sehingga, kata dia, sosok orang yang berguna kerap dibandingkan dengan unta.
Tanggungjawab besar dari kehidupan atau kepimpinan, jika seseorang adalah kepala suku, disamakan dengan beban unta yang membawa beban berat.
Rekaman penelitian Sowayan menunjukkan adanya hubungan intim dan simbiosis antara dromedari (unta Arab) dan manusia yang telah berkembang selama 4.000 tahun sejak unta pertama dijinakkan di suatu tempat di Semenanjung Arab selatan.
Bersamaan itu muncul sebuah korpus (badan hewan yang mati) yang sangat kompleks, terus berkembang dan misterius dari terminologi dromedari Arab. Menurutnya, ini bukan hanya kata dan metafora individual.
owayan menjelaskan, unta secara harfiah menjadi sarana transmisi tradisi lisan. Banyak puisi dalam bentuk bahasa Arab tradisional yang disebut qasida. Biasanya, puisi ini menyertakan dedikasi lirik kepada unta yang membawa penyair dan syair sepanjang perjalanan jarak jauh.
Dari sana, dromedari merasuki tradisi lisan Arab. Puisi dibawakan dengan perumpamaan, metafora, alegori, julukan dan motif yang semuanya merujuk kepada unta.
Direktur Pusat Penelitian Unta di Universitas King Faisal di Hofuf, Arab Saudi, Faisel al-Mathen, mempelajari konservasi dan peningkatan genetika unta. Ia mengatakan, unta adalah hewan peliharaan terbesar dan hewan yang paling sulit dikelola dan ditangani.
“Anda harus kuat untuk berurusan dengan mereka. Unta yang pemarah bisa dengan cepat dan tak terduga menendang ke segala arah dengan masing-masing kakinya,” kata al-Mathen.