Umrah dari Bandara Kertajati Diminati Warga Jateng

Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan layanan penerbangan untuk ibadah umrah ke Tanah Suci dari Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati, Kabupaten Majalengka, diminati oleh warga Jawa Tengah.

“Sejak dibukanya layanan penerbangan internasional pada Oktober 2018 oleh Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil, penerbangan umrah di Bandara Kertajati, bukan hanya diminati oleh warga asal Jawa Barat, tapi wisata religi bagi umat muslim ini juga diminati warga Jawa Tengah,” kata Virda Dimas Ekaputra, di Bandung, Ahad (23/12).

Ia mengatakan manifest keberangkatan Umrah pada Sabtu 22 Desember 2018 yang digaet biro perjalanan umrah Dini Group Indonesia (DGI) menunjukan mayoritas penumpang berasal dari Jawa Tengah bagian Barat.

“Dan ternyata keberangkatan penerbangan umrah pada kemarin (22 Desember) mayoritas berasal dari provinsi Jawa Tengah,” kata Virda.

Ia mengatakan masyarakat Purbalingga sebagai wilayah yang masuk dalam cakupan area Bandara Kertajati paling mendominasi dalam penerbangan umrah kali ini dengan sekitar 50 penumpang.

Selanjutnya pesawat Lion Air Boeing 737 max 8 dengan nomor JT 072 itu mengangkut masyarakat asal Tegal, Cilacap, Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara bahkan dari Kulon Progo.

Adapun dari Jawa Barat, jamaah Umrah mayoritas berasal dari Kuningan, lalu Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya, Bekasi dan Ciamis. “Penerbangan 22 Desember itu cukup penuh atau sekitar 151 seat terisi. Antusias masyarakat Jateng ini cukup besar untuk melakukan penerbangan Umrah dari Kertajati. Lalu beberapa asal Jawa Barat,” kata Virda.

Ia menambahkan jika melihat daerah cakupan Bandara Kerjati, wilayah tersebut memang merupakan potensial market yang besar. Menurut dia daerah cakupan dengan hitungan 17 juta jiwa ini sudah seharusnya bisa dimaksimalkan biro perjalanan umrah dan haji serta maskapai untuk bisa terbang dari Bandara Kertajati.

Apalagi dorongan langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi agar penerbangan umrah asal Jawa Barat mengharuskan terbang dari Kertajati. Hal ini, mengingat Bandara Soekarno- Hatta yang secara frekuensi sudah sangat sibuk melayani penerbangan setiap harinya.

Menurut Virda, potensi pasar penerbangan umrah di Jawa Barat cukup besar yakni hampirĀ  300.000 jemaah per tahunnya. Pasar tersebut harus bisa digarap agar penerbangan menuju Madinah ini bisa terbagi dengan Bandara utama yakni Soekarno Hatta.

Umrah dari Kertajati sudah bisa dilayani secara langsung atau hanya melakukan technical landing di India karena runway yang dimiliki Kertajati sepanjang 2.500 meter, pesawat Boeing 737 mengharuskan melakukan pengisian bahan bakar di Bandara Trivandrum.

Kesiapan landasan menjadi 3.000 meter terus dikejar agar awal 2019 ini sudah bisa digunakan.

“Penyempurnaan landasan menjadi 3.000 meter terus dilakukan oleh pihak Angkasa Pura dua. Jika sudah 3.000 meter pesawat wide body sudah semakin leluasa untuk terbang atau mendarat dari Bandara Kertajati,” kata Virda.

Layanan penerbangan Umrah dari Bandara Kertajati saat ini baru dilakukan sekali dalam satu pekannya oleh maskapai Lion Air. Hanya saja layanan serupa juga mulai dijajaki beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia yang sudah melakukan penerbangan perdana domestiknya di Kertajati sejak 18 Desember lalu.