Adab dan Pendidikan Agama, Kunci Sukses Masa Depan Anak

Kebaikan seseorang itu dimulai dari apa yang paling ditekankan orangtua kala anak-anaknya masih belia. Jika agama yang ditekankan, maka peluang anak sukses di masa depan sangatlah terbuka. Tetapi jika selain itu, mungkin akan kaya, tetapi belum tentu baik, apalagi kuat iman dan takwanya.

Belum lama ini penulis bertemu dengan seorang akademisi yang sering tampil sebagai nara sumber di media massa tentang kasus-kasus yang berhubungan dengan psikologi. Tentu orangtua dari sang akademisi sangat bahagia.

Alhamdulillah, tidak lama dari pertemuan pertama Allah menakdirkan penulis bertemu langsung dengan ayah sang akademisi. Dalam kesempatan itu penulis bertanya, “Apa yang bapak ajarkan kepada anak bapak, hingga hari ini menjadi orang yang bisa memberi manfaat bagi kehidupan?”

Sang bapak tersenyum, lalu menjawab, “Tidak ada yang saya lakukan dan saya tekankan terhadap anak saya sejak kecil kecuali pendidikan agama. Itu saja,” katanya sembari tersenyum.

Bapak itu melanjutkan, “Apalagi ia anak saya satu-satunya. Kata orang, anak semata wayang itu kalau tidak jadi iblis ya jadi malaikat. Alhamdulillah atas rahmat Allah anak saya menjadi anak yang berguna,” terangnya.

“Tetapi kalau saya pikir dan renungkan, sungguh saya tidak berperan apa-apa. Itu semua semata-mata rahmat Allah yang mungkin karena anak saya memang saya tempa untuk mengenal agamanya dengan baik dan mengamalkannya sejak kecil,” imbuhnya.

Jawaban yang boleh dikatakan singkat itu sungguh memberikan inspirasi penting bagi para orangtua tentang bagaimana mendidik anak. Karena yang sejatinya paling perlu dikhawatirkan orangtua terhadap masa depan anak sebenarnya bukan soal profesi dan pendapatan. Lebih dari itu adalah iman, ketakwaan dan kemanfaatan buah hati kita bagi kehidupan.

Pembentukan Adab

Ketika anak mendapat asupan gizi pendidikan agama dengan benar dan terus-menerus hal itu akan membuatnya memiliki adab dalam kehidupan, utamanya adab kepada Allah Ta’ala, Nabi dan yang tidak kalah pentingnya adalah adab terhadap orangtua.
Tidak ada satu pun materi pendidikan yang bisa melahirkan adab bagi seorang anak manusia, melainkan dengan pendidikan agama yang meliputi, aqidah, ibadah dan muamalah.

Mengapa banyak anak yang tidak hormat kepada orangtua meski otak mereka cerdas? Itu tidak lain karena mereka tidak mengenal apalagi memiliki adab. Termasuk mengapa banyak orang pintar dan berkedudukan tinggi yang berperilaku korup. Semua itu terjadi karena ketiadaan adab.

Dan ketiadaan adab itu bukan karena mereka kala anak-anak tidak sekolah tetapi karena kala anak-anak mereka tidak benar-benar mendapatkan pengasuhan orangtua yang menekankan betapa pentingnya pendidikan agama.

Dan, berbicara pendidikan agama di sini tidak mesti dipahami secara dikotomis, dimana pelajaran non agama diabaikan. Justru tetap ditingkatkan secara proporsional.

Dari sini tepatlah apa yang ditauladankan oleh Luqman Hakim dalam mendidik anaknya.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman [31]: 13).

Manivestasi dari ayat tersebut tentu dengan membiasakan anak-anak kita disiplin dalam ibadah dan senantiasa diingatkan bahwa urusan ibadah adalah urusan paling utama dalam hidup ini. Agar ibadah anak bagus sedari kecil tentu anak perlu akrab dengan kitab suci Al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah, termasuk sejarah Nabi, sahabat dan para ulama.

Ketika ini berhasil dilakukan, insha Allah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kaya akan referensi kesholehan, ketakwaan dan kesungguhan yang penuh inspirasi dan mengagumkan hatinya. Nah, inilah yang nantinya secara perlahan namun pasti memudahkan tumbuhnya adab dalam diri anak.

Sebab, pendidikan agama (Islam) bukanlah pendidikan yang menekankan aspek kognitif semata tetapi juga pada implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Dan, ketika itu dilakukan seorang anak sejak kecil dan berhasil dipelihara hingga dewasa, maka otomatis ia sudah membangun habit yang luar biasa.

Tauladan Orangtua

Akan tetapi, hari ini masih umum orang yang sedikit sangsi terhadap kedahsayatan pendidikan agama pada anak. Oleh karena itu banyak orangtua yang rela membayar mahal pendidikan anak yang boleh dikatakan pendidikan agamanya sebatas kognitif.
Sebenarnya, pendidikan agama ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pihak lain, bahkan sekolah sekalipun. Pendidikan agama ini menjadi tanggung jawab utama setiap orangtua. Sebab, perilaku orangtua itulah yang paling berperan dominan dalam pemebentukan watak dan karakter anak.

Terkait hal ini Al-Qur’an memberikan gambaran gamblang betapa orangtua harus benar-benar memperhatikan kualitas pendidikan agama anak, utamanya ketauhidan. Hal ini bisa kita lihat di dalam Al-Qur’an:

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 133).

Artinya, orangtua harus mengontrol betul kualitas pendidikan agama anak-anaknya, tidak saja kala mereka belia, tetapi sepanjang hayat, bahkan saat kita sebagai orangtua akan meninggal dunia. Pendidikan agama (ketauhidan) anak harus tetap dan utama yang diperhatikan.

Nah, dalam konteks ini, bagaimana mungkin orangtua akan mampu melakukan pekerjaan utama ini kalau orangtua sendiri sebagai pihak yang paling berharap anak-anaknya sukses di masa depan tidak benar-benar mau memberikan keteladanan. Tentu akan sangat sulit.

Dengan demikian, maka sudah seharusnya para orangtua mengubah mindsetnya yang selama ini dimiliki. Bahwa pendidikan agama itu adalah yang terpenting bagi masa depan anak. Bahkan, pendidikan agama itu adalah tanggung jawab sepanjang hayat para orangtua. Karena tidak akan baik seseorang melainkan ia memahami agamanya.

Jaminan Allah                                 

Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama.” (HR. Bukhari Muslim).

Dan, apakah kita masih belum yakin bahwa orang yang akan diangkat derajatnya di sisi Allah adalah orang yang beriman (baik pendidikan dan pengamalan agamanya) dan berilmu (QS. 58: 11) ? Jadi, jangan ragu, masa depan anak-anak kita akan baik bahkan bermanfaat bagi kehidupan, jika sejak kecil kita biasakan mereka mengamalkan ajaran agama Islam ini dengan baik.

(fauziya/hidayatullah/muslimahzone.com)

Mataram akan Kembangkan Destinasi Wisata Syariah

MATARAM — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengembangkan destinasi pariwisata religi sebagai upaya mendukung program pariwisata syariah di daerah ini.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudar) Kota Mataram, H Abdul Latif Nadjib, di Mataram, Kamis (11/6) mengatakan, pengembangan wisata syariah dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada pelaku pelayanan jasa, hotel dan restoran.

“Kami sudah meminta para pelaku usaha bidang jasa, hotel dan restoran agar menyediakan fasilitas tempat ibadah yang layak,” katanya.

Di samping itu, mendukung Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar restoran dan rumah makan memiliki sertifikat halal, sehingga para tamu yang berkunjung ke Kota Mataram lebih tenang kendati di daerah ini mayoritas penduduknya Muslim.

Selain itu, Disbudpar tahun 2015 sedang melakukan pembenahan sejumlah destinasi wisata religi yang menjadi tujuan ziarah makam.

Latif menyebutkan, anggaran untuk pengembangan destinasi religi tahun 2015 sebesar Rp934 juta lebih, dengan kegiatan berupa peningkatan sarana dan prasarana pariwisata.

Kegiatan peningkatan sarana dan prasarana pariwisata syariah tersebut antara lain, rehabilitasi fasilitas umum Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela dan rehabilitasi pagar Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan.

Sekarang kondisi dua makam tersebut sudah layak untuk dikunjungi, karena telah tersedia fasilitas mushala, MCK (mandi, cuci dan kakus) yang cukup representatif.

“Kami juga menyediakan satu orang petugas makam atau juru kunci yang akan memberikan bimbingan dan informasi tentang makam yang dikunjungi,” katanya.

Di samping itu, untuk melengkapi pariwisata syariah di Kota Mataram, Disbudpar juga melakukan rehabilitasi sejumlah makam-makam bersejarah di kota ini.

Makam-makam bersejarah itu antara lain, Makam Dende Seleh, Makam Syeh Alkaf, Makam Sunan Sudar, Makam Ahmad Retetet, dan Makam Titi Gangse.

“Ditargetkan dalam waktu dekat ini atau sebelum masuk bulan Ramadhan, penataan wisata syariah tersebut sudah rampung,” ujarnya.

Dengan demikian, destinasi wisata religi tersebut bisa dikunjungi masyarakat pada saat “Lebaran Topat” atau Lebaran Ketupat yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri.

Saat “Lebaran Topat”, masyarakat dari berbagai daerah di Pulau Lombok bahkan dari luar Lombok akan datang untuk berziarah ke makam-makam yang dikeramatkan oleh warga Lombok.

“Biasanya, sejumlah makam yang dikeramatkan itu akan ramai hingga musim haji tiba, karena sebelum jamaah haji berangkat biasanya diawali dengan ziarah makam,” katanya.

Wisata Syariah Menanti Dukungan Pemerintah

JAKARTA — Belajar dari negara-negara lain, perkembangan pariwisata syariah mau tak mau harus didukung pemerintah.

Direktur Fastcomm Irfan Wahid mengungkapkan, pariwisata syariah harus mendapat dukungan pemerintah. Jika tidak, sulit berkembang.

Banyak hal bisa pemerintah tempuh untuk itu mulai dari memudahkan perusahaan untuk memproduksi produk halal melalui kemudahan permodalan dan membuat sistem yang memudahkan akses pemodal.

Begitu pula kemudahan akses teknologi dengan memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas secara rutin untuk memaksimalkan penggunaan teknologi dalam mengembangkan usaha, peningkatan promosi, pendampingan kewirausahaan di bidang rancang, dan peningkatan SDM.

Alat komunikasi pintar yang kini banyak dimiliki masyarakat bisa dimanfaatkan untuk menyediakan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat dengan mudah. Ia mencontohkan berwisata ke Jepang yang kini mudah karena sudah ada peta, rute transportasi dan lain-lain.

”Indonesia sebenarnya punya Jakarta Good Food Guide yang masih belum banyak diketahui. Jadi harus ada membuat aplikasi atau laman serupa untuk panduan halal. Pemerintah juga harus turut membesarkan itu,” tutur pria yang biasa disapa Ipang ini dalam forum diskusi pariwisata syariah dan gaya hidup halal yang digelar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) beberapa waktu lalu.

Ia berharap pemerintah daerah bisa juga mendorong sektor pariwisata halal dengan membuat program lebih terintegrasi untuk pengembangan wisata. Karena kebijakan pemerintah daerah bergantung pimpinan, Ipang merasa perlu ada Undang-Undang yang mengatur ini.

Direktur Ogilvy Public Realtions Rizanto Binol melihat kebijakan pemerintah sekarang, sasaran utama adalah Cina yang mayoritas non Muslim dan belum tentu mau memanfaatkan pariwisata syariah.

Indonesia punya potensi paling besar untuk pariwisata halal dan jadi target utama negara-negara lain yang justru Muslimnya sedikit. Rizanto mencontohkan beberapa negara yang berhasil memaksimalkan promosi pariwisata syariah yang terintegrasi dalam program pariwisata nasional mereka. Tentu ini tak lepas dari dukungan pemerintah setempat.

Belajar dari Singapura, populasi Muslim di sana terbilang sedikit. Namun, Singapura bisa jadi destinasi wisata paling ramah Muslim karena melakukan kampanye di semua lini.

Mereka berhasil membangun citra dan integrasi ekonomi dan pariwisata dalam pola pencitraan yang universal. Dalam pola ini dimasukkan informasi yang memfasilitasi umat Islam untuk beribadah tanpa secara khusus memberi label syariah.

Berbeda dengan Malaysia yang pariwisata syariahnya didukung penuh pemerintah, lengkap dengan standardisasi ISO pariwisata sehingga label halal yang ada tidak asal tempel.

Hotel dan restoran yang punya label halal menjadi indikator mereka sudah melakukan standardisasi. Itu yang memperkuat mereka melakukan pencitraan pariwisata syariah tanpa mengkhususkan labelnya.

”Malaysia dulu selalu mengampanyekan Truly Asia dengan sentuhan kreatifitas. Kampanye mereka memasukkan unsur Islam, itu jadi penguatan,” ungkap Rizanto.

Sama seperti Singapura, tingkat kunjungan wisatawan yang mulai meningkat masuk ke Jepang membuat Pemerintah Jepang memfasilitasi Muslim tanpa melakukan pencitraan besar-besaran. Mereka bekerja sama dengan agen perjalanan untuk mengenalkan adanya paket wisata ramah Muslim.

Hong Kong juga mulai menangkap sinyalemen yang sama. Dari riset Badan Pariwisata Hong Kong 2014 lalu, Muslim enggan ke sana karena sulit mencari makanan halal. Rencananya tahun ini Hong Kong akan mulai mengenalkan paket wisata halal yang didukung pemerintah.

Akademisi dan Ketua Dewan Masjid Nagoya Profesor Yamamoto mengungkapkan, sesuai konstitusi Jepang, pemerintah tidak boleh ikut campur urusan agama. Hanya saja, untuk meningkatkan pariwisata halal, kali ini pemerintah harus turun tangan.

”Ini hal baru, bagaimana menerima wisatawan Muslim. Hanya dari sisi itu saja, bukan agama,” ungkap Yamamoto.

Bandar udara di Jepang merupakan milik swasta. Mereka berpikir pula bagaimana bisa melayani wisatawan dengan baik sehingga tidak keberatan memasang fasilitas yang berkaitan dengan kebutuhan wisatawan Muslim, meski saat ini yang ada baru sebatas tempat shalat.

80 ribu wisatawan dari Malaysia dan Indonesia per tahun masuk ke Jepang. Perusahaan transportasi lain seperti kereta memang belum begitu gencar soal fasilitas ini.

Tapi karena ada Olimpiade 2020 di Tokyo, akan banyak Muslim datang. Karena itu persiapan terus dibangun dan pemerintah juga sadar untuk memperbaiki sistem guna menerima mereka. Karena itu situasi pariwisata Jepang cepat berubah.

Dari 125 juta warga Jepang hanya 50 ribu Muslim dan hanya 10 persennya yang merupakan warga asli Jepang. Jadi, memang tidak mudah mempertemukan Muslim asli Jepang dengan masyarakat umum.

Karena itu, kalau mau memasang fasilitas khusus Muslim di tempat umum, yang memakai sangat sedikit. Sehingga memang masih sulit menemukan fasilitas khusus Muslim di area umum.

 

sumber: Republika Online

Ini Cara Indosat Menguji Pengguna Tahan Godaan Selama Puasa

JAKARTA– Selain menghadirkan program khusus “Ketupat”, bulan Ramadhan ini Indosat juga memberikan sesuatu tambahan menarik bagi para pelanggannya. Pada bulan puasa ini, Indosat mengajak pelanggannya menahan godaan dengan berbagai aplikasi dan game menarik yang dirancang khusus, untuk melatih kesabaran selama berpuasa.

Devimaz Gusmal, Division Head Youth Brand Indosat, menyebutkan ada empat aplikasi telah disiapkan Indosat. Keempat aplikasi tersebut bisa langsung dicoba pelanggan untuk membuat aktivitas mereka selama Ramadhan lebih ceria.

“Ada Tahan Godaan Ketupat, Apps Alarm Sahur Ketupat, Apps Muka Ketupat dan Joget Ketupat. Untuk yang game Tahan Godaan ini seru buat sambil ngabuburit nunggu buka puasa,” ujarnya.

Pada aplikasi game Tahan Godaan Ketupat, pengguna akan ditampilkan sejumlah video makanan atau minuman yang menggiurkan. Misalnya, akan tampil video air putih yang dituangkan dalam gelas berisi es batu. Pengguna hanya perlu memegang ponsel dalam keadaan stabil.

“Kalau tangan kita bergerak, gemetaran, sesinya akan game over. Nanti akan muncul perhitungan waktu berapa lama kita bisa memegang ponsel dalam kondisi tidak bergerak,” ujarnya.

Ada juga bentuk permainan untuk menguji hawa nafsu berpikiran negatif. Misalnya, akan tampil gambar yang memperlihatkan aktivitas orang sedang tidur. Akan muncul pertanyaan, apa yang dilakukan orang tersebut. Jika pengguna memilih jawaban ‘sedang tidur di kelas’ misalnya, akan muncul peringatan untuk tidak berpikiran negatif dan menghindari bergosip.

Selain game Tahan Godaan, aplikasi lainnya berfungsi untuk membangunkan sahur dan seru-seruan membuat kreasi avatar wajah sendiri yang bisa berjoget-joget dan dikirimkan ke teman.

Dani Wisnu Wardhana, Digital Touch Points Manager Indosat mengatakan, keempat aplikasi ini dikembangkan developer lokal yang berbasis di Jakarta selama tiga minggu. Aplikasi ini sudah tersedia di Google Play Store secara gratis.

 

sumber: Selular Id

Ramadhan Lahirkan Kesadaran Tanggung Jawab atas Anak

JAKARTA — Kesakralan dan kemuliaan Ramadhan baru benar-benar terasa di dalam hati Reza Indragiri Amriel.

Pakar psikologi forensik itu mengaku sudah menerima ajaran tentang Ramadhan sejak kecil. Akan tetapi, ia merasa Ramadhan tidak hanya cukup ada di benak melainkan juga harus di hati.

“Ramadhan sebagai sebuah perasaan, bukan hanya sebagai pemikiran, itu baru saya alami seiring pertambahan usia. Harus saya akui kebeningan dan kesyahduan Ramadhan baru saya rasakan belakangan ini,” ujarnya belum lama ini.

Reza mengaku momentum yang paling fenomenal dalam Ramadhan adalah munculnya kesadaran bahwa anugerah, tantangan, sekaligus kesedihan terbesar dalam hidupnya berkaitan dengan anak-anaknya.

Ia mengaku, setiap Ramadhan doa yang paling khusyuk ia panjatkan adalah doa untuk kehidupan buah hatinya.

Reza mengaku menjadi orang tua adalah pekerjaan yang meletihkan. Namun, menurutnya rasa letih itu tidak berpamrih. “Di satu sisi memang sangat melelahkan tapi justru di sisi lain cinta terdalam saya ada pada mereka,” ujarnya.

Reza mengatakan, kesadaran itu lahir pada Ramadhan. Hal itu lantas mendorongnya untuk memberikan ikhtiar yang terbaik untuk anak-anaknya. Ikhtiar itu berupa wakaf atas nama anak-anaknya.

“Saya setiap hari punya kebiasaan menabung dalam sebuah celengan kecil seribu rupiah per hari. Hampir lima tahun celengan itu tak pernah luput dari perhatian saya,” ujar Reza.

Reza mengaku, dana yang terkumpul akan ia gunakan untuk menjadi wakaf.

“Saya sadar dalam Ramadhan beberapa waktu lalu, dengan segala keterbatasan saya, saya harus tetap berinvestasi untuk anak-anak saya. Investasi terbaik menurut saya adalah wakaf,” ujar Reza.

Ibu Hamil atau Menyusui Ingin Puasa? Ini Pendapat Ustazah

Islam memberikan kemudahan dalam ibadah puasa bagi perempuan yang hamil dan menyusui. Jika dikhawatirkan akan mengganggu janin atau kondisi anak yang sedang disusui, tidak mengapa bagi mereka untuk berbuka lebih awal.

“Perempuan hamil dan menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa,” kata pengajar fikih Ponpes Rahmaniyah Depok Ustazah Uswatun Hasanah kepada Republika, Rabu (17/6).

Dia mengutip hadis ketika Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah meringankan setengah shalat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil, dan menyusui.” (HR An Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Menurut dia, perempuan yang sedang hamil atau menyusui bisa mengganti puasa yang telah ditinggalkan dengan qadha atau membayar fidyah. “Jika memungkinkan qadha, tapi jika tidak memungkinkan boleh dengan membayar fidyah,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, aturan itu memiliki dalil di surat Al Baqarah ayat 184, “… dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya, untuk membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. …Dan puasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Menurut alumnus Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) tersebut, dari ayat itu bisa dipahami bahwasanya mengganti puasa Ramadhan dengan qadha di hari lain lebih baik dari fidyah. Namun, jika tidak memungkinkan maka boleh dengan memberi makan orang miskin.

Tetapi, lanjut Uswatun, jika perempuan itu ingin tetap berpuasa tidak mengapa selama tidak mengganggu kesehatannya dan kesehatan janinnya. “Perempuan hamil atau menyusui diibaratkan orang sakit. Orang yang sakit bisa mengukur dirinya sendiri apakah mampu berpuasa atau tidak. Akan tetapi, syariat sudah memberi rukshoh kepada mereka untuk tidak puasa.”

 

sumber: Republika Online

Takjub Kebenaran Alquran, Ilmuwan Biologi Peluk Islam

Ia kaget semua pernyataan ilmiah dalam Alquran sesuai dengan penelitian ilmiah terbaru.

Dream – Lahir di kota Linz Austria, 1953, Amina menghabiskan masa kecilnya di Munich, Jerman sampai keluarganya pindah ke Salzburg. Saat itu Amina berusia 16 tahun.

Amina dibesarkan dalam keluarga yang konservatif secara agama. Kedua orangtuanya mendidiknya untuk menjaga standar tinggi dalam moral dan etika.

Setelah lulus SMA, Amina kuliah biologi dan bekerja setengah hari di Universitas Salzburg. Meski aktif dalam kegiatan agama di sana, Amina mulai memiliki keraguan terhadap ajaran agamanya. Dia merasa agamanya itu bertentangan dengan penalaran logikanya.

Amina kemudian menikah dengan seorang pria dan menyelesaikan studi hingga mencapai gelar doktor. Dari pernikahan itu, Amina dikaruniai dua anak.

Setelah bercerai, Amina mendapat pekerjaan penuh waktu di Universitas Salzburg. Pengetahuan Amina tentang Islam saat itu hanyalah prasangka buruk, persis seperti yang diceritakan oleh media.

Amina menikah untuk kedua kalinya dan masih mencari kebenaran. Namun Amina bercerai lagi karena dia anggap suaminya telah memanfaatkan dirinya yang sudah punya pekerjaan dan berpenghasilan tetap.

Amina menjadi wanita mandiri. Kini dia punya semuanya, kecuali batin yang masih mencari kebenaran tentang Tuhan. September 2002, Amina memutuskan berlibur seminggu ke Mesir. Tujuannya hanyalah bersantai dan tidak tertarik untuk bertemu seorang pria lagi di manapun.

Saat di Mesir, Amina berkenalan dengan Walid, pria lokal yang menjadi juru masak di hotel tempat dia menginap. Ternyata Amina dan Walid saling jatuh cinta. Walid menulis surat bahwa dia mengajak Amina menikah. Bingung, Amina belum memutuskan karena harus kembali ke Austria.

Allah mungkin sudah membimbing hidup Amina. Amina menyadari ada hambatan yang jelas seperti agama, budaya, bahasa, usia dan pendidikan antara dia dengan Walid.

Beberapa hari setelah kembali ke Austria, Amina mulai mengunjungi kursus Bahasa Arab oleh profesor asal Mesir. Kursus itu juga mengajarkan banyak tentang Islam dan budaya Arab.

Tertarik untuk mempelajari lebih banyak tentang Islam, Amina membeli banyak buku dan terjemahan Alquran. Amina terkejut ketika mengetahui pemahaman tentang Tuhan dan dunia semuanya ada di Alquran.

Amina kemudian pergi ke Mesir untuk kedua kalinya. Kali ini Walid serius melamar Amina dan mereka menikah dengan surat nikah lokal. Setelah mendapatkan visa untuk Walid, Amina mengajak suaminya itu ke Austria.

Setelah kembali ke Austria, mereka menghubungi masjid di Salzburg dan Amina membeli lebih banyak buku tentang Islam. Beberapa tahun Amina perlahan-lahan mulai belajar tentang Islam.

Salah satu buku yang membuat Amina semakin dalam mempelajari Islam adalah buku karya Maurice Bucaille ‘Alkitab, Quran dan Ilmu Pengetahuan Alam’. Buku itu membuktikan bahwa semua pernyataan ilmiah dalam Alquran sesuai dengan penelitian ilmiah terbaru.

“Alquran merupakan wahyu Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya! Jika ini adalah kebenaran dan saya percaya ini, saya harus menerima Alquran secara keseluruhan. Termasuk hukum apapun di dalamnya,” kenang Amina sebelum memutuskan menjadi seorang Muslimah.

Saat itu Amina ragu-ragu untuk membuat langkah dengan memeluk Islam. Masalahnya, Amina tahu konsekuensinya, bahwa bila dia pindah agama maka dia harus mengikuti dan menjaga aturannya juga termasuk tidak ada alkohol dan tidak ada daging babi.

“Saya juga harus berperilaku dalam cara yang tidak bertentangan dengan Alquran dan Sunnah.”

Pada awal bulan Ramadan 2004, Walid bertanya kepada Amina, apakah sudah siap melakukan langkah terakhir, memeluk Islam. Dan Amina akhirnya menerima Islam saat itu. (Ism)

sumber: Dream.co.id

Enam Aplikasi Android untuk Teman Berpuasa

Umat Islam di Indonesia mulai menjalani ibadah puasa tahun 2015 ini pada Kamis (18/6) yang ditentukan sebagai tanggal 1 Ramadan 1436 H oleh pemerintah. Di era digital, umat Islam dapat memanfaatkan sejumlah aplikasi digital ponsel pintar yang bisa jadi “teman” selama berpuasa.

Untuk pengguna perangkat Android, di toko Google Play Store ada banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan sebagai bekal informasi jadwal imsak, jadwal salat, bacaan Al-Quran, dan bacaan bermanfaat lain.

Dari sekian banyak aplikasi, CNN Indonesia memilih beberapa aplikasi Android yang berguna selama Anda berpuasa. Berikut daftarnya:

1. Alarm Adzan Sholat dan Kiblat

Aplikasi buatan perusahaan pengembang GITS asal Indonesia ini membantu mengetahui jadwal shalat dan imsakiyah untuk umat Islam di Indonesia. Pengguna dapat memasang alarm serta mengetahui arah kiblat salat.

2. Muslim Pro – Ramadan 2015

Muslim Pro bisa disebut sebagai aplikasi yang paling populer di kalangan umat Islam untuk mendukung aktivitas ibadah. Pengembangnya mengklaim aplikasi mereka memiliki jadwal salat paling akurat.

Muslim Pro menyajikan berbagai informasi yang berguna seperti penunjuk kiblat, hingga Al-Quran 30 Juz lengkap dengan terjemahan, audio, dan lafalnya. Terjemahan bahasa Indonesia pun disertakan di sini.

3. Al’Quran Bahasa Indonesia

Aplikasi yang berisi surat-surat Al-Quran 30 Juz lengkap dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang rapi.

4. Kalkulator Zakat

Aplikasi ini dapat membantu Anda menghitung berapa zakat yang perlu dikeluarkan dari harta setahun, zakat profesi setahun, dan zakat usaha setahun jika Anda memiliki perusahaan. Penilaian didasarkan pada harga emas terkini melalui layanan Yahoo Finance.

5. Doa & Zikir

Bulan suci merupakan waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Selepas salat, mengapa tidak luangkan waktu untuk berzikir dengan memanfaatkan aplikasi Doa & Zikir.

6. Masjidku

Ini merupakan aplikasi jejaring sosial yang menghubungkan pengelola masji dengan para jemaah. Ia dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan dakwah, mengelola kegiatan keagamaan, serta pelaporan infak dan sedekah secara langsung melalui fitur Infaq Online.

Yang menarik, Masjidku dapat dimanfaatkan untuk mencari masjid terdekat di lingkungan pengguna untuk sesegera mungkin menjalankan salat di mana pun mereka berada.

sumber: CNN Indonesia

Bulan Ramadhan Momentum Berbuat Kesalehan

JAKARTA– Ramadhan bukan hanya momentum meningkatkan kesalehan pribadi. Ramadhan juga saat tepat untuk memperbaiki kondisi umat.

Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof Didin Hafidhuddin mengungkapkan pentingnya Ramadhan sebagai momentum kesalehan sosial.

“Kesalehan ada dua. Ada kesalehan individual, ada pula kesalehan sosial. Keduanya berkaitan dan saling menguatkan. Orang yang saleh secara individual diharapkan juga saleh secara sosial, demikian pula sebaliknya,” kata Didin kepada Republika, Jumat (19/6).

Didin melanjutkan, kesalehan individual seorang Muslim hendaknya tercermin dari akhlak, perilaku yang tidak menyakiti orang lain, dan kesediaan untuk menolong orang yang membutuhkan. Kesalehan sosial harus lahir dari kesadaran, bukan semata ikut-ikutan.

Ketika seorang muslim bersikap baik terhadap tetangga dan memperhatikan anak yatim, lanjut Didin, seharusnya karena memang dia yakin inilah yang harus dilakukan. Jadi bukan karena latah atau formalitas, tapi karena kesadaran.

Menurut Didin, dalam konteks itulah Ramadhan menjadi bulan penguatan kesalehan sosial. Secara individual, kita telah dilatih untuk ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam beribadah selama Ramadhan.

Shalat tarawih di masjid, buka puasa bersama, dan shalat fardhu berjamaah juga berkaitan dengan usaha membangun kesalehan sosial.

“Kesalehan sosial adalah kesalehan yang kita lakukan untuk kepentingan masyarakat. Tidak sekedar baik sendiri, tetapi juga berusaha untuk memperbaiki orang lain. Dalam Alquran, ada istilah shalih dan muslih. Muslih inilah kesalehan sosial,” tuturnya.

Guru Besar IPB ini menambahkan, kesalehan sosial dapat ditunjukkan melalui kesediaan kita untuk memberi dan berbagi pada sesama. Misalnya, dengan cara menyantuni anak-anak yatim, memberi makan orang yang berbuka puasa, dan bersedekah kepada fakir miskin.

Menurutnya, Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk memulai kebiasaan-kebiasaan itu. Sebab, pahala ibadah kita selama bulan Ramadhan dilipatgandakan oleh Allah. Didin melanjutkan, Ramadhan juga waktu yang tepat bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya supaya gemar berbagi dan berinfak.

sumber:Republika Online

5 Aplikasi Jadwal Puasa Ramadhan 2015

JAKARTA– Sudah berjalan dua hari ini umat muslim menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dalam menjalankan puasa satu bulan penuh, maka para pengguna mobile memerlukan Aplikasi Jadwal Puasa Ramadhan 2015, sehingga diharapkan dapat menjalankan puasa dan ibadah lainnya secara sempurna.

Tidak hanya puasa, salah satu ibadah yang tidak bisa ditinggalkan sholat. Untuk itu diperlukan aplikasi untuk para pengguna agar tetap tepat waktu dalam menjalankan ibadah. Berikut 5 aplikasi jadwal puasa ramadhan 2015 dan jadwal sholat.

Alarm Adzan Sholat dan Kiblat
Developer: GITS Indonesia
Versi: 1.7.2
Requires Android: 2.3

Aplikasi ini dapat membantu umat islam untuk mengetahui jadwal sholat dan imsakiyah di Indonesia.Saat berada dijalan tidakmengetahui arah kibat, aplikasi ini dapat menunjukan arah kiblat. Dengan aplikasi ini sehingga ibadah anda dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

Aplikasi ini juga dapat menentukan jadwal sholat yang dilengkapi dengan alarm yang dapat diset dengan bebas. Selain itu, Anda juga dapat mendownload aplikasi Ayat Quran Bookmark untuk membantu Anda dalam mengingat ayat terakhir dalam tadarus Anda.

Jadwal Sholat Adzan Kiblat
Developer: the WALi studio
Versi: 1.0.4
Requires Android: 2.3

Aplikasi ini dapat mengingatkan muslim untuk selalu melaksanakan Sholat Wajib 5 waktu. Aplikasi Jadwal Sholat Adzan Kiblat juga memiliki fitur seperti Notifikasi Suara Adzan, Hitung Mundur Sholat 5 waktu, Hitung Mundur Hari besar Islam.

Memiliki tampilan yang elegan, aplikasi ini juga dapat menunjukan Arah Kiblat ke Ka’bah di Mekah Arab Saudi.  Saat pertama kali membuka aplikasi, aplikasi ini akan melakukan pengecekan otomatis untuk mendeteksi lokasi pengguna melalui gps pada perangkat pengguna. Jika berhasil, aplikasi akan dapat langsung digunakan. Jika gagal, aplikasi akan meminta input lokasi secara manual agar perhitungan Jadwal Sholat lebih tepat sesuai posisi pengguna. Suara azan dapat diganti pada setting, begitu pula dengan metoda perhitungan kalkulasi jadwal sholat.

Waktu Sholat Indonesia
Developer: Murad Mohd Zain
Versi: 3.4
Requires Android: 2.3

Memiliki tampilan yang elegan dan mudah dimengerti, apikasi ini mampu menunjukan waktu sholat dan arah kiblat. Aplikasi ini akan menunjukan wakti Imsyak, Shubuh, Terbit, Dhuha, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya.

Waktu sholat selanjutnya juga akan ditampilkan secara jelas sehingga pengguna dapat memperhatikan jadwal sholat berikutnya. Dengan sensot Digital magnetic Compass yang tersedia pada ponsel maka aplikasi ini dapat menunjukan arah Kiblat. Bahkan perangat Android Anda akan bergetar saat arah kibat sudah pas.

Tidak hanya waktu Indonesia, aplikasi ini juga terintegrasi dengan waktu Brunei, Singapore dan Malaysia. Pada setiap waktu sholat pengguna akan diingatan dengan alarm. Bagusnya lagi aplikasi ini dapat menunjukan lokasi masjid yang terdekat dengan dukungan fitur navigasi.

Waktu Solat: Kiblat, Azan, Doa
Developer: Kamal Kornain
Versi: 1.2.9
Requires Android: 2.3

Aplikasi ini tidak hanya untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan waktu shalat, kiblat dan doa. Akan tetapi juga dapat memutar azan sebagai pemberitahuan. Aplikasi ini mampu menunjukan waktu shalat yang akurat berdasarkan jadwal di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei, karena pengguna dapat memilih metode perhitungan standar untuk seluruh dunia.

Tidak hanya itu pengguna juga dapat mencari cari Masjid terdekat. Selain itu masih ada kompas menunjukkan arah kiblat dan jarak dari lokasi Anda saat ini. Fitur Tasbeeh counter membantu Anda untuk menghitung zikir Anda. Ada juga daftar doa Harian, Asma Ul Husna, 25 nabi dan malaikat. Aplikasi ini juga memuat panduan Qasar dan Jama.

Waktu Salat, Imsakiyah, Qibla
Developer: Kodelokus Cipta Aplikasi
Versi: 4.1.1
Requires Android: 2.3
Tidak jauh berbeda dengan aplikasi lainnya, aplikasi ini juga dapat menampilkan Jadwal Sholat, berdasarkan lokasi penggunanya location. Selain itu aplikasi Waktu Salat, Imsakiyah, Qibla
Juga memiliki jadwal sholat Prayer dengan meggunakan banyak metode kalkulasi. Aplikasi ini akan mendeteksi metode yang terbaik untuk jadwal anda.

Sebagai alarm pengingat sholat pengguna dapat memilih jenis notifikasi yang tersedia , baik itu menggunakan Azaan atau notifikasi lainnya. Aplikasi ini juga dapat menampilkan perhitungan mundur untuk jadwal sholat selanjutanya dengan warna menarik. Dan terakhir tersedia pula kompass yang dapat menunjulan arah kiblat Qiblat.

 

sumber: Selular ID