Abdul Djamil: Siskohat Harus Permudah Layanan Haji

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah meminta keberadaan Sistem Komputerisasi  Haji Terpadu (Siskohat) harus dapat mempermudah pelaksanaan tugas layanan ibadah haji. Layanan dimaksud, sejak dari pendaftaran, pemberangkatan, pemulangan, bahkan sampai pada pembatalan keberangkatan  calon jamaah haji.

“Kalau tak ada Siskohat, saya tidak bisa bayangkan, PMA 29/2015 ini bisa jalan sesuai harapan. Sebab, tanpa perangkat komputer, memangkas prosedur pendaftaran dari empat kali menjadi dua kali, tentu tidaklah mudah,” demikian penegasan Abdul Djamil Entah  di hadapan puluhan peserta Bimbingan Teknis Pengelolaan Siskohat Pusat dan Daerah di Bandung, Senin (09/05) malam.

Menurutnya, penyelenggaraan ibadah haji bukan hal mudah. Dari sisi sebaran lokasi jamaah saja misalnya, lanjut Djamil,  rentang wilayah Indonesia sangat luas dan tempat tinggal jamaah tersebar dari Sabang sampai Merauke. Belum lagi jika dilihat dari tingkat pendidikan calon jamaah haji dan jumlah pendaftar haji yang sangat besar sementara kuotanya terbatas hingga berimplikasi pada antrian yang panjang.

Dengan segala keragaman jemaah itu, maka kehadiran Siskohat sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada jamaah. “Setelah adanya Siskohat yang salah satunya berperan dalam mengatur administrasi data jamaah, tugas pelayanan menjadi semakin mudah. Apalagi, sudah terkoneksi secara online ke seluruh Indonesia, membuat penyelenggaraan haji menjadi kian mudah,” kata Djamil.

Ditambahkannya, sistem yang dibangun berbasis pada teknologi komunikasi dan perangkat komputer, memang harus dapat  memudah pelayanan, termasuk dalam sinergi dengan pihak perbankan.  “Kalau misalnya ada bank yang belum siap, nggak usah pusing. Tinggalkan saja bank itu. Cari yang sudah siap,” tegas Abdul Djamil.

Namun demikian, Djamil mengingatkan bahwa secanggih apapun sistem komputerisasi yang dibuat, kalau yang duduk di belakang meja  kurang mengikuti perkembangan teknologi informasi, maka tidak bisa jalan. Karenanya, mantan rektor IAIN Walisongo Semarang ini mengingatkan para  pejabat haji di daerah untuk tidak salah dalam menempatkan operator Siskohat sehingga tidak efektif.  “Diberi perangkat Siskohat tidak bisa dipakai, atau sering komplain dengan alasan alatnya rusak, padahal  karena SDMnya  tidak bisa mengoperasikan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

Djamil menegaskan,  perangkat Siskohat di kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota tidak boleh menjadi barang tua atau pajangan elektronik semata. “Saya nggak mau lagi begitu. Harus difungsikan. Kalau rusak, segera laporkan secara tertulis ke kanwil dan pusat,” tegasnya. (sinhat/mkd/mkd)

Menag Dorong Revisi Terjemah Al-Quran Segera Selesai

Menteri Agama Lukman Hakim saifuddin  mendorong agar diakhir tahun 2018 atau awal tahun 2019, revisi terjemah al-Qur’an sudah kelar, hingga al-Qur’an bisa dicetak dan dipakai masyarakat.

“Harapan saya, pada akhir 2018 atau awal 2019, revisi terjemah al-Qur’an sudah selesai, hingga al-Qur’an bisa dicetak dan dipakai masyarakat,” harap Menag kepada Tim Revisi Terjemah al-Qur’an (Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an) Badan Litbang Kemenag yang menemuinya di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4, Jakarta, Rabu (11/05).

Hadir dalam audiensi tersebut, Kabalitbang dan Diklat, Abdurrahman Mas’ud, Anggota Tim Revisi antara lain KH A Malik Madany, Rosihan Anwar, Ahsin S, Muchlis Hanafi, Avdul Ghofur Maimun, Umi Husnul Khotimah, Zarkasi, Deny Hudaeny, Abdul Aziz Sidqi, Arum Ridiningsih, Imam Arif, Joni Syatri, Musaddad dan lain sebagainya. Hadir pula Staf Khusus Menag Hadi Rahman dan Aly Zawawi.

Dikatakan Menag, menterjemahkan al-Qur’an agar sesuai dengan bahasa dan situasi terkini, bukan pekerjaan mudah, butuh ketekunan dalam melihat dan mencermati kata perkata, ayat per ayat bahkan hubungan antara satu ayat dengan ayat lain, baik dalam satu surat maupun dengan surat lainnya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, banyak ayat dalam al-Qur’an yang mempunyai makna dinamis dan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi.

Saat ini, setiap tahunnya, rata-rata, al-Qur’an terjemahan dari Kemenag dicetak sekitar 4,5 juta eksemplar. Al-Qur’an mulai diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, sejak KH Saifuddin Zuhri menjadi Menteri Agama, tepatnya pada tahun 1965. dan hingga kini, terus mengalami revisi untuk menyesuaikan dengan perkembangan bahasa, materi dan lain sebagainya.

Mewakili Tim Revisi, KH Malik Madany akan berupaya menghadirkan terjemahan al-Qur’an yang efektif dan efisien. Al-Qur’an terjemahan dari Indonesia dipergunakan pula di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei dan lain sebagainya.

“Dari Juz 1 hingga 2, ada 27 kata/arti yang hendak dibakukan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia” kata KH Malik. (g-penk/dm/dm).

 

sumber:Portal Kemenag

Haruskah Menunggu Tua?

Tidak sedikit Alquran menceritakan sosok pemuda ideal. Tidak sekadar memuji, Alquran bahkan menjadikannya sebagai teladan zaman. Ada Ibrahim, potret pemuda yang gigih menegakkan tauhid di tengah para penggiat syirik. “Sungguh Ibrahim adalah imam yang layak dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali dia bukanlah pelaku syirik” (QS an-Nahl [16]: 120).

Putra beliau, Ismail, adalah tipe pemuda yang berhati jujur dan suci. Ketika Ibrahim mengabarkan wahyu Allah untuk menyembelih dirinya, jawaban Ismail adalah, “Wahai Ayahanda, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insya Allah aku termasuk orang-orang yang sabar” (QS as-Shaffat [37]: 102). 

Alquran juga mengabadikan kisah Yusuf. Pemuda tampan ini sungguh luar biasa. Ketika dirayu Zulaikha, wanita cantik yang juga istri pembesar Mesir, Yusuf sanggup menundukkan gelombang syahwatnya sebagai lelaki normal. Dia lebih memilih penjara ketimbang berbuat mesum. “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku” (QS Yusuf [12]: 33).

Dan, yang juga terkenal adalah kisah Ashabul Kahfi. Cave of the Seven Sleepers, itulah nama situs bersejarah di Yordania yang jadi saksi atas tujuh pemuda bersama anjing mereka. Ngumpet demi mempertahankan akidah, mereka diselamatkan Allah dari kezaliman penguasa setempat. Tujuh pejuang tauhid itu ditidurkan Allah selama 309 tahun. “Sungguh mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula petunjuk untuk mereka” (QS al-Kahfi [18]: 13).

Cukuplah cuplikan kisah pemuda teladan itu. Hal yang penting kita cermati, masing-masing pemuda itu hebat ternyata bukan sekadar berotak cerdas atau berbadan kesatria. Mereka punya idealisme iman. Dan, kita tahu, iman adalah kemantapan hati yang diikrarkan dengan lisan, kemudian dinyatakan via tindakan. Itulah kunci keunggulan dan kehebatan diri.

Sekarang mari kita becermin: sudahkah pemuda kita punya keimanan prima itu? Minimal berusaha mematut-matutkan diri agar dapat seperti mereka. Kita tengok masjid kita. Berapa banyak pemuda kita yang aktif jamaah di sana? Ketika Maghrib mungkin bisa dikatakan lumayan, tetapi bagaimana dengan Isya dan terlebih lagi Subuh? Juga dalam majelis taklim, sudahkah penuh oleh pemuda atau justru para tua?

Jika mau jujur, masjid-masjid kita selama ini lebih dipenuhi oleh kaum tua. Pemuda kita tampaknya belum begitu terpikat aktif di masjid. Warung kopi cukup ramai, sementara masjid sepi. Sungguh meresahkan. Padahal, kesediaan memakmurkan masjid adalah indikator keimanan seseorang.

“Sungguh yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) selain kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS at-Taubah [9]: 18).

Orang yang hatinya terpaut dengan masjid berarti dia berhasil menjaga stamina iman. Buat apa bicara muluk-muluk tentang agama kalau melaksanakan shalat jamaah di masjid secara rutin saja susah. Apa arti lulusan kampus terkenal kalau ke masjid saja enggan. Apa guna membaca buku segudang kalau mengaji Alquran saja jarang-jarang. Dalam hadis sahih, Rasulullah menegaskan bahwa di antara tujuh golongan yang kelak mendapat payung dari Allah di hari Mahsyar ialah orang yang hatinya tertambat di masjid.

Jadi, tidak sepatutnya pemuda Muslim meremehkan ibadah di masjid ini. Mengapa sering muncul pemuda nakal? Kadang malah sudah bodoh, bermasalah lagi. Menurut salah seorang pakar pendidikan, penyebabnya ada tiga. Pertama, dia jauh dari masjid. Kedua, dia jauh dari Kitab Suci. Ketiga, dia jauh dari orang alim. Benar. Dalam kenyataan sehari-hari, pemuda, bahkan siapa saja yang jauh dari ketiga hal itu, kerap kerontang motivasi iman dan ilmunya. Sering bertindak di luar kontrol agama dan moral karena memang kekurangan vitamin jiwa.

Terakhir, tapi tidak kalah penting, adalah selektif memilih teman. Tidak sedikit pemuda gagal juga disebabkan salah pilih teman. “Seseorang itu mengikuti agama temannya. Hendaklah setiap kamu memperhatikan siapa temannya,” ujar Rasulullah dalam hadis sahih. Maka, jangan lagi mengira bahwa memilih teman itu wujud sikap pongah. Sama sekali bukan. Memilih teman yang baik adalah ajaran Islam.

Kinilah saatnya masjid-masjid kita ramai oleh jamaah pemuda, bukan hanya kaum tua. Kita lakukan upaya-upaya di atas dengan ikhlas dan istiqamah. Menjadi baik, haruskah menunggu tua?

3 Kota Bersejarah Suriah

Suriah, menurut Muhammad Syafii Antonio dalam Encyclopedia of Islamic Civilization, konon menurut sebuah cerita, nama syam atau sham atau sam diambil dari kata “syem” yang menurut keyakinan sebagian orang adalah putra tertua Nabi Nuh.

Tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, kata “syam” tidak hanya dinisbatkan pada kawasan yang kini disebut Damaskus, tetapi menjadi nama wilayah yang meliputi Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon. Keseluruhan wilayah tersebut, menurut beberapa pakar geografi, dinamakan Suriah Raya. 

Beberapa ahli sejarah juga menyebutkan nama Suriah muncul setelah Kekaisaran Asyur jatuh pada 612 sebelum Masehi (SM). Namun, pada masa ini, bagian barat Suriah masih disebut Asyur. Penyebutan nama Suriah baru dikenal pada masa Kekaisaran Seleukus. 

Penyebutan nama Suriah atau Syria pertama kali digunakan oleh seorang ahli ilmu bumi dan sejarawan Yunani yang bernama Strabo (63 SM-24 M). Menurut Strabo, Suriah yang dimaksud meliputi wilayah timur dekat antara Asia Kecil dan Mesir yang dikuasai Kerajaan Romawi.

Berikut ini kota-kota bersejarah di Suriah:

Kota Palmyra

Selain Bushara sebagai kota saat tanda-tanda kenabian ditemukan pendeta Bahira. Di Suriah juga ada kota tua bernama Palmyra. Kota yang menghubungkan Persia dengan pelabuhan Mediterania ini merupakan kota yang dibebaskan taklukkan pasukan Muslim di bawah Khalid bin Walid.

Palmyara merupakan sebuah kota kuno di Suriah yang terletak 215 kilometer di timur laut Damaskus. Di kota ini terdapat banyak situs bersejarah, mulai dari Batu Bel, Batu Ba’al, Shamin, hingga Makam Batu Palmyra. Pada 1980, kota ini masuk warisan dunia UNESCO.   

Fenomena Gunung Warna Warni telah Disebutkan dalam Al-Qur’an Sejak 14 Abad yang lalu

Seperti halnya Surat Ar-Rahman 19-20 yang menyebutkan fenomena alam berupa pertemuan dua lautan yang tidak bercampur; ternyata fenomena gunung berwarna-warni yang difirmankan Allah dalam Surat Al Fathir 27, pun benar adanya.

Meskipun demikian,mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui fenomena alam yang indah berupa gunung-gunung yang berwarna-warni tersebut ditemukan berada di dua negara.

Pertama,Gunung yang terletak di Zhangye Danxia, provinsi Gansu, Cina, tampak seperti hamparan pelangi karena itu orang menyebutnya ‘rainbow mountain’.

Gunung pelangi seluas 300 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Zhangye Danxia Landform Geological Park yang terletak di provinsi Gansu, China.

Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna merah, biru, hijau zamrud, coklat, dan kuning.
Meskipun demikian, di sana tidak ditemui tumbuhan atau hewan apapun karena kondisi tanahnya yang tandus.

Fenomena alam yang menakjubkan ini merupakan contoh geomorfologi petrografi yang terbentuk karena kondisi lingkungan.

Menurut Telegraph, warna-warni perbukitan yang menakjubkan tersebut berasal dari batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak Periode Kapur, tepatnya 24 juta tahun lalu.

Gunung ini akan menampilkan pola warna yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi cuaca dan pencahayaan matahari. Warna-warni gunung ini akan semakin kontras jika turun hujan pada hari sebelumnya.

Saat gunung ini pertama kali diketahui khalayak melalui foto yang beredar di dunia maya, banyak yang beranggapan kalau pola pelanginya merupakan hasil rekayasa komputer. Tetapi sekarang Zhangye Danxia Park menjadi salah satu objek wisata paling dicari di China.

 

Kedua, gunung warna warni serupa juga di Islandia. Menurut situs Atlas of Wonders, Brennisteinsalda adalah bukit dengan kondisi alam unik yang terdapat di Landmannalaugar, Islandia. Bukit ini merupakan bagian dari Fjallabak Nature Reserve.

Tanah di perbukitan ini mengandung sulfur, sesuai dengan namanya yang berarti ‘gelombang sulfur’.

Bukit di Brennisteinsalda memiliki warna-warni yang menakjubkan, yaitu hijau, hitam, merah, kuning, dan biru. Warna hitam dan biru berasal dari lava dan abu. Warna merah berasal dari kandungan besi pada tanah yang meliputi gunung. Sementara nuansa hijau berasal dari lumut yang melapisi bebatuan di sana.

Gunung ini merupakan salah satu tempat dengan pemandangan alam paling indah di Islandia. Karena itu gambarnya sering muncul di berbagai majalah dan kalender.

 

Apakah Nabi Muhammad SAW pernah ke Cina atau Islandia? 

Tentu saja tidak pernah sama sekali. Tiada lain, informasi tersebut bersumber dari wahyu Allah Ta’ala semata. Al-Qur’an telah menginformasikan fenomena alam gunung warna warni tersebut sejak 14 abad yang lalu.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ

Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (QS. Al-Fathir: 27).

Dengan demikian, semakin jelas bahwa Al-Qur’an bukanlah karya dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melainkan wahyu dari Allah. Al-Qur’an juga mukjizat mankjubkan yang akan terus terungkap, diantaranya lewat ilmu pengetahuan hingga akhir zaman. Subhanallah… Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Wallahu a’lam bish shawab. [AW/dbs]

 

sumber: PanjiMas

Felix Siauw: Antara Wahyu dan Nafsu

Ustad Felix Siauw (32) menjadi pembicara dalam kajian khusus muslimah yang diadakan oleh Majelis taklim Khadijah di masjid Nurul Iman Kalitan,Penumping, Laweyan, Solo, Juma’at pagi (6/5/2016).

Felix Siauw, di hadapan 500 muslimah Soloraya mengawali kajian dengan perkenalan dirinya yang merupakan warga keturunan Tionghoa dan seorang muallaf.

“Perkenalkan bapak ibu sekalian nama saya Felix Siauw, karena bapaknya ada cuma satu itu, Felix nama saya, Siauw marga saya. Nama asli saya Siauw Chen Kwok, ya nggak usah ibu-ibu diucapkan dan nggak usah diulangi karena itu tidak didesain untuk lidah orang jawa, ya”ucap Felix diikuti tawa peserta.

Felix yang menjadi muallaf sejak tahun 2002 tersebut sengaja membawakan materi berjudul “Antara Wahyu dan Nafsu”. Karena menurutnya masih banyak orang yang lupa tujuan hidupnya didunia.

“Lha kenapa Tema kali ini kita pilih, karena banyak sekali orang menjalani hidup didunia, tapi mereka lupa tujuan hidupnya didunia itu apa? sehingga mereka sering kali merasa hanya satu jalan menuju bahagia.”ucap Felix penulis buku Udah Putusin Aja.

Felix menanyakan pada peserta tentang apa yang dimaksud dengan bahagia, menurutnya kebanyakan orang mengartikan bahagia dengan ukuran materi. Namun sebenarnya letak kebahagiaan ada pada ketaatan terhadap Allah ta’ala.

“Kadang – kadang tanpa kita sadari walau kita nggak mau ngaku, bahagia itu sering kita kaitkan dengan materi, betul atau betul. Contoh nih, enak ya jadi ustad, kemana-mana naik pesawat, tidur di hotel gitu ya, makan direstoran gitu ya, pergi keluar negri. Kira-kira yang ngomong gitu itu pernah naik pesawat enggak? Pasti nggak pernah naik pesawat” ujar Felix yang lahir di kota Palembang.

Lebih lanjut Felix, mengatakan bahwa kata kunci dari bahagia adalah orang yang taat pada Allah itu orang bahagia begitupun sebaliknya. Jadi menurut Felix inti dari kajian tersebut adalah maksiat pada Allah pasti sengsara dan taat pada Allah pasti bahagia.

“Pertanyaannya sederhana ibu-ibu, orang hidup cari bahagia tapi lewat jalan maksiat pasti sengsara makanya judulnya adalah Antara Wahyu dan Nafsu. Intinya adalah kalo orang pakai Wahyu maka hidupnya akan bahagia, kalo pakai nafsu hidupnya akan sengsara. Contoh, orang pacaran kira-kira ngapain, pengangan tangan, belum nikah, belun akad, belum halal, sudah berani pegangan tangan sambil bilang i love you, dan sebagainya rayuan pulau kelapa itu. Pertanyaan sederhana, setelah dia nikah apa alasan dia gak berbuat begitu pada cewek lain? Bedanya pacaran dengan selingkuh apa, sama-sama belum halal, belum akad, belum nikah. Cowok yang biasa maksiat pacaran akan lebih mudah selingkuh setelah dia nikah, ceweknya pasti sengsara. Maka nafsu sengsara dan wahyu bahagia” jelas Felix.

Felix memberikan contoh-contoh lain berkaitan dengan wahyu dan nafsu yang mudah dipahami peserta dengan disisipkan candaan. Terlihat para peserta tertawa dengan penjelasan Felix tersebut. [SY]

 

sumber:PanjiMas

Subhanallah, Mukjizat Al-Qur’an tentang Hujan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.

Definisi hujan yang lainnya adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan yang berasal dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan.

Ternyata, tentang hujan, Al-Qur’an telah menyinggungnya sejak 14 abad yang lalu, ketika proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama.

Sejak 14 Abad yang Lalu Al-Qur’an Mengungkap Proses Hujan

Al-Qur’an mengungkap, pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap; bahan baku hujan naik ke udara melalui angin, lalu awan itu terbentuk dan digerakkan angin, hingga akhirnya curahan hujan terlihat.

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum: 48).

Penjelasan lebih rincinya, dipaparkan sebagai berikut:

Tahap pertama, (اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ) “Dialah Allah Yang mengirimkan angin…”

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.

Tahap kedua, (فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا) “…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

Tahap ketiga, (فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ) “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya…”

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Turunnya Hujan Sesuai Kadar

Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu.

Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun.

Air sebanyak 505,000 cubic kilometres (121,000 cu mi) jatuh sebagai hujan setiap tahunnya di seluruh dunia.

Air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut “ukuran atau kadar” tertentu. Mengenai kadar hujan, telah disampaikan dalam firman Allah Ta’ala:

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ

Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. (QS. Al-Hijr: 21).

Dalam ayat yang lainnya disebutkan,

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ

“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az Zukhruf: 11).

Perhatikan penjelasan Al-Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat di atas.

قال يزيد بن أبي زياد، عن أبي جحيفة، عن عبد الله: ما من عام بأمطر من عام، ولكن الله يقسمه حيث شاء (2) عامًا هاهنا، وعامًا هاهنا. ثم قرأ: { وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنزلُهُ إِلا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ } رواه ابن جرير

Yazin bin Abu Ziyad meriwayatkan dari Abu Juhaifah, dari ‘Abdullah, bahwa tidak ada tahun yang lebih banyak hujannya daripada tahun yang lain, tetapi Allah membaginya sesuai dengan kehendak-Nya, satu tahun hujan turun di sini dan satu tahun di sana. Kemudian membaca ayat: Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; “dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” Diriwiyatkan oleh Ibnu Jarir.

وقال أيضا: حدثنا القاسم، حدثنا الحسن حدثنا هُشَيْم، أخبرنا إسماعيل بن سالم، عن الحكم بن عُتَيْبَة في قوله: { وَمَا نُنزلُهُ إِلا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ } قال: ما عام بأكثر مطرًا من عام ولا أقل، ولكنه يُمطر قوم ويحرم آخرون وربما كان في البحر.

Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al Hasan, telah menceritakan kepada kami Hutsaim, telah mengabarkan kepada kami Ismail ibnu Salim, dari Al-Hakam ibnu Uyainah sehubungan dengan makna firman Allah Ta’ala, “Dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr: 21), bahwa tiada satu tahun pun yang lebih banyak hujannya daripada tahun yang lain, tidak pula kurang; tetapi sautu kaum diberi hujan, sedangkan kaum yang lain tidak diberi, berikut semua hewan yang ada di laut.Wallahu a’lam. [AW/dbs]

 

 

sumber:PanjiMas

Kalimat Subhanallah akan Tersebar di Inggris

Ratusan bus Inggris memajang iklan Islamic Relief. Iklan poster dari badan amal Muslim di Inggirs tersebut bertuliskan pujian kepada Allah SWT.

Islamic Relief berharap poster yang bertuliskan Subhana Allah yang artinya Kemulian bagi Allah akan memberikan gambaran Islam yang positif dan bantuan internasional untuk membantu korban perang di Suriah.

Bus-bus ini akan membawa poster tersebut ke London, Birmingham, Manchester, Leicester dan Bradford. Kota-kota ini memiliki populasi Muslim terbesar di Inggris. Islamic Relief berharap penduduk kota akan menyumbang untuk para korban perang saat menjelang awal Ramadhan yang pada tahun ini jatuh pada 7 Juni.

“Hal ini bisa disebut kampanye perubahan iklim karena kami ingin mengubah iklim negatif di lingkungan internasional dan di komunitas Muslim di negara ini,” kata Imran Madden, direktur Islamic Relief Inggris Ahad (8/4) dilansir BBC.

Islamic Relief berharap kampanye ini membantu pemuda Muslim untuk menyalurkan kemarahan mereka dari perang Suriah. Begitu juga diskrimasi yang terjadi di lingkungan dan pekerjaan mereka. Hal ini diharapkan dapat mencegah para pemuda Muslim Inggirs terlibat dengan kelompok-kelompok ekstrimis.

“Bantuan internasional telah mengurangi separuh jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim dalam 15 tahun terakhir, dan Muslim Inggris merupakan komunitas yang sangat murah hati yang memberikan lebih dari 100 juta poundsterling untuk amal internasional di bulan Ramadhan,” kata Imran.

Kampanye ini mulai dilakukan pada 23 Mei di 640 bus di seluruh Inggirs. Iklan ini akan memiliki resonansi khusus di London. Apalagi kini London dipimpin seorang wali kota yang pertama kalinya adalah seorang Muslim yakni Sadiq Khan.

Diperkirakan tiga juta umat Islam tinggal di London. Jumlah itu sekitar 50 persen populasi Muslim Inggris. Badan Transportasi London (TfL) melarang iklan yang berkaitan dengan partai atau kampanye politik. Tapi tidak ada larangan untuk kampanye agama.

 

sumber: Republika Online

Nusantara Mengaji Perekat Antarumat Beragama

Gerakan Nusantara Mengaji (GNM) menjadi media perekat tidak hanya antarumat  seagama Islam, tetapi juga antarumat beragama berbeda keyakinan.

Inisiator GNM, A muhaimin Iskandar, mengatakan GNM merekatkan  umat beragama di Indonesia. Mereka yang bukan beragama Islam dengan sukarela dan besar hati mensukseskan Nusantara Mengaji. “Betapa indahnya Nusantara ini,” katanya di Jakarta, Senin (9/5).

Sebelumnya, selama sehari semalam, sejak Sabtu (7/8) malam dan ditutup kemarin, Ahad (8/5) pukul 16.00 WIB, sebanyak 2.089.610 (dua juta delapan puluh sembilan ribu enam ratus sepuluh) mengkhatamkan Alquran sebanyak 313.339 di 67.813 lokasi yang tersebar di 401 Kabupaten/Kota dari 34 provinsi se-Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Cak Imin begitu akrab disapa, meminta para peserta khataman mendoakan para pemimpin bangsa agar dimudahkan dalam segala urusan dan diberi kesehatan untuk memimpin bangsa ini.

“Saya minta keikhlasan peserta khataman untuk mendoakan para pemimpin bangsa Indonesia yang tengah berupaya membawa bangsa ini menuju kemakmuran dan kesejahteraan,” katanya saat penutupan GNM di Pondok Pesanteren Al Kenaniyah Jakarta, Ahad (8/5).

Menurut Cak Imin, doa dari para pengkhatam Alquran akan memudahkan para pemimpin bangsa dalam menjalakan tugasnya. “Tentu kita ingin melihat dan merasakan bangsa ini maju dan disegani dalam pergaulan internasional maupun regional,” tuturnya.

Secara terpisah, Panita Kordinator Zona Papua, Risharyudi, triwibowo, justru GNM menjadi simbol perekat antarumat beragama.

Kegiatan ini diramaikan oleh keikutsertaan para pendeta. Cakupan GNM pun luas hingga mengangkat tagline “Nusantara Berdoa. Mereka membaca Alkitab Perjanjian Lama (Kitab Genesis) 50 Pasal. “Esensinya ialah ini gerakan moral agama,” katanya.

 

 

sumber: Republika Online

Sya’ban Tiba, Ini Ibadah yang Dicontohkan Rasulullah

Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang istimewa. Bulan ini menjadi waktu yang tepat bagi umat Muslim untuk mengoptimalkan ibadahnya menjelang Ramadhan.  Lalu ibadah apa yang bisa dilakukan kaum Muslim selama bulan Sya’ban?

Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi),  Prof KH Ahmad Satori Ismail, mengungkapkan,  pada bulan ini, umat Islam perlu mengoptimalkan ibadah menjelang tibanya bulan Ramadhan.  ‘’Kita dianjurkan untuk berdoa agar senantiasa berada dalam hari-hari dan  bulan penuh keutamaan untuk melakukan  amalan-amalan shaleh,’’ tutur Kiai Satori Ismail. 

Menurut dia, seorang Mukmin yang baik  adalah  panjang umurnya dan kaya akan amal shaleh. Para ulama salaf, kata dia, amat mendambakan bisa meninggal dunia setelah menunaikan amal shaleh seperti puasa atau pulang haji. Selain memperbanyak berdoa, selama Sya’ban umat Islam pun bisa meniru kebiasaan Nabi SAW, yakni mengisinya dengan shaum.

Diriwayatkan dari Usamah  bin Zaid RA,  ia bertanya,  ‘’Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat  engkau puasa sebanyak puasa di bulan Sya’ban? Nabi SAW menjawab, ‘’Itulah  suatu bulan yang banyak dilalaikan manusia yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Pada bulan ini semua amalan hamba diangkat kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.’’

Berpuasa selama Sya’ban penting dilakukan bukan hanya karena pada bulan itu amalan seluruh hamba diangkat kepada Allah SWT saja. Rasulullah SAW juga memperbanyak shaum di bulan itu, lantaran pada bulan itu umur manusia ditetapkan kembali.

“Maksudnya , ketetapan umur ini ditampakkan di  bulan Ramadhan,’’ tutur Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.  Diriwayatkan dari  ’Aisyah RA, Nabi SAW pernah puasa selama bulan Sya’ban. Aisyah berkata, ‘’Wahai Rasulullah, apakah bulan Sya’ban adalah bulan paling kamu puasai?’’

Rasulullah menjawab, ‘’Sesungguhnya Allah menetapkan mati  pada setiap jiwa untuk tahun itu, maka aku senang jika ajalku tiba sedang  dalam keadaan puasa ( HR Abu Ya’la). Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Thabari, Rasululah SAW bersabda, ‘’Puasa yang paling aku sukai adalah puasa di bulan Sya’ban.’’ Dalam riwayat Abu Daud, Siti Aisyah pernah berkata, ‘’Bulan yang paling disukai Rasulullah untuk berpuasa di dalamnya adalah Sya’ban.’’