Islam Agama Sempurna, 10 Tokoh Dunia Jadi Mualaf

ISLAM adalah agama akhir zaman, Islam adalah agama yang sempurna untuk menyempurnakan ajaran agama sebelumnya, Islam adalah agama bagi seluruh umat manusia, Islam merupakan agama damai, rasional, relevan di setiap zaman dan merupakan satu-satunya agama yang sesuai fitrah manusia.

Kita sebagai seorang muslim tentu tidak meragukan hal ini. Banyak nash-nash Alquran yang menegaskan bahwa Islam adalah ajaran yang berlaku hingga datangnya hari akhir kelak. Bahwa Rasulullah Muhammad saw adalah nabi terakhir yang tidak akan ada lagi nabi yang akan turun setelahnya.

Tapi bagaimana dengan nubuat (informasi tentang masa depan) yang disampaikan para nabi Allah SWT yang lain? Adakah mereka juga menyampaikan bahwa Islam sebagai agama akhir zaman? Ya betul. Ada.

Nubuat itu sebagian tertulis dalam Bibel, di kumpulan kitab Perjanjian Lama. Adapun memang Bibel sudah tidak asli, banyak karya tangan-tangan manusia didalamnya. Tapi setidaknya kita masih bisa menjumpai bekas-bekas petunjuk yang masih tersisa, luput dari pengubahan.

“Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.” (Daniel 2: 44)

Makna kerajaan di sini adalah sebuah kepemimpinan umat. Dan kepemimpinan umat yang diberikan oleh Allah SWT tidak lain hanyalah Islam. Dimana Islam adalah sebuah sistem aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Baik duniawi maupun akhirat. Jasmani maupun ukhrawi.

Di sana dikatakan, “kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya”. Maka sistem Islam tidak akan musnah, akan tetap ada hingga akhir zaman.

“Kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain”. Bermakna, sistem Islam tidak akan dihapus dan umat Islam yang ada saat ini tidak akan dipunahkan sebagaimana bangsa-bangsa terdahulu pernah Allah SWT punahkan dengan azabNya, karena kezaliman yang mereka lakukan.

“Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba dan orang-orang yang sebelum mereka. Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa” (Qs.Ad Dukhaan:37)

“Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu.”(Huud:57)

Kalimat selanjutnya dalam nubuat Daniel di atas adalah: “kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya”. Bermakna, sistem kepemimpinan Islam akan mengalahkan semua sistem-sistem kepemimpinan yang lain. Baik monarkhi, teokrasi, komunisme, sosialisme, kapitalisme, dan semua sistem yang lainnya.

Dan dengan alasan itulah, mereka orang-orang yang berpikir dari umat Kristiani kemudian berpindah agama menjadi Islam.

Berikut 10 tokoh dunia dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia dan lain-lainnya pindah keyakinan dan agama menjadi Islam. Mereka tidak hanya memilih Islam untuk mereka peluk, namun sampai saat ini juga mereka ikut aktif menyebarkan Islam. Inilah 10 tokoh dunia tersebut:

1. Cat Steven yang kini bernama Yusuf Islam. Dia dalah seorang penyanyi dunia dari Inggris. Kini dia menjadi seorang pendakwah dan pendidik. Dia aktif menciptakan lagu-lagu rohani keIslaman.

2. Lew Alcindor seorang pemain bola basket dari NBA yang merupakan pencetak skor tertinggi sepanjang waktu. Setelah memeluk Islam ia mengubah namanya menjadi Kareem Abdul-Jabbar. Agama asalnya adalah Kristen.

3. Thomas J. Abercomble adalah seorang fotografer senior di Amerika yang karya-karyanya menjadi rujukan fotografer modern dunia.

4. Dave Chappelle dari Amerika. Dia seorang comedian, penulis naskah, produser televise/film, dan actor.

5. Juli Volkova dari Rusia. Volkova adalah penyanyi dan artis yang terkenal sebagai salah satu anggotaRussian pop duo.

6. Lauren Booth dari Inggris. Seorang jurnalis, penyiar televisi dan aktivis hak-hak asasi manusia.

7. MargarethMarcus yang setelah Islam menjadi Maryam Jameelah. Dia seorang ilmuwan sosial dunia yang telah melahirkan berbagai karya di antaranya tentang Modernism, Sociology, History, Jihad dan Teknologi.

8. Jermaine Jackson dari Amerika Serikat. Dia merupakan saudara Michel Jackson dan salah satu anggota dari Jackson 5.

9. Anthony Mundine dari Australia. Dia seorang petinju yang menjuarai berbagai pertandingan dunia, pernah menjuarai dua kali Super Middleweight champion.

10. Alys Faiz dari Inggris. Seorang aktivis hak-hak asasi manusia dan perdamaian. [Eramuslim]

 

 

sumber: Mozaik Inilah.com

Zikir Penyubur Kalbu

Kalbu atau hati merupakan pusat rohaniah manusia. Mereka yang memiliki kalbu yang suci akan mudah memperoleh hidayah dari Allah SWT. Sebaliknya, hati yang bernoda akan tertutup dari petunjuk-Nya. Akibatnya, hidup tenggelam dalam maksiat dan dosa.

Ketika mengomentari surah al-Hadid ayat 16-17, Prof Dr M Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah mengibaratkan hati seperti tanah. Apabila tidak disentuh air, tanah akan gersang. Kalbu akan membatu jika tidak tersentuh zikir.

Maka itu, zikir berfungsi sebagai penyubur kalbu. Firman Allah SWT, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)…” (Qs al-Hadid [57]:16).

Ayat ini mengisyaratkan pentingnya zikir untuk menundukkan dan menyuburkan kalbu. Dengan zikir, kita mengingat Allah SWT, merasakan, dan menghadirkan-Nya dalam setiap aktivitas. Tidak ada celah bermaksiat karena keyakinan yang kuat akan kehadiran pengawasan Allah.

Ibnu Athaillah al-Sarkandi dalam al-Qashd al-Mujarrad fi Ma’rifat al-Ism al-Mufrad, menyebut ada tiga macam zikir. (1) zikir lisan, ini adalah zikir sebagian besar manusia; (2) zikir hati, ini adalah zikir kalangan khusus di antara kaum beriman; dan (3) zikir roh, ini adalah zikir kaum lebih khsusus, zikir kaum arif dengan kefanaan mereka dari zikir, penyaksian mereka akan Tuhan, dan anugerah-Nya atas mereka.

Ibnu Athaillah juga menyebut, zikir lisan tanpa kehadiran hati adalah zikir kebiasaan yang kosong dari keutamaan. Zikir lisan dengan kehadiran hati mendatangkan manfaat. Lidah yang basah dengan kalimat zikir mesti menghadirkan hati.

Zikirullah juga bisa bermakna shalat, sebab shalat adalah salah satu upaya mengingat-Nya. Firman-Nya, “…Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Qs Thaha [20]: 14).

Mendirikan shalat secara kontinu penuh ketaatan akan terasa berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Kekhusyukan dalam shalat akan bisa diperoleh oleh orang yang memiliki keyakinan sepenuh hati kelak menemui Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya. (Qs Al-Baqarah [2]: 45-46).

Lagi-lagi, shalat sebagai zikir mensyaratkan kehadiran hati untuk mengingat dan merasakan kehadiran Allah SWT. Shalat yang khusyuk turut menyuburkan kalbu.

Shalat yang dilakukan secara lisan dan gerakan tubuh semata, akan membuatnya tetap bergelimang maksiat dan dosa. Maka itu, shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar pun tak lagi berfungsi.

Zikirullah dalam surah al-Hadid [57] ayat 16 di atas juga bisa bermakna Alquran. Salah satu nama Alquran adalah adz-Dzikru. Orang yang membaca, memahami, dan mengamalkan Alquran adalah orang yang mengingat Allah.

Alquran juga berfungsi sebagai syifa’ atau pengobat hati. (Qs Yunus [10]: 57). Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Zâdul Ma’âd menulis, “Alquran adalah obat (penawar) yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, Alquran hadir sebagai solusi untuk mengobati sekaligus menyuburkan kalbu. Semoga Allah menuntun kita menjadi hamba yang hidup dalam zikir. Amin.

 

Oleh: Muhammad Kosim

sumber: Republika Online

Keutamaan Mengajar

Mengajar adalah bagian penting dari proses pendidikan. Saking pentingnya mengajar (menyebarkan ilmu), Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan lalu ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat kelak Allah SWT akan mengekangnya dengan kekang api neraka.” (HR Abu Dawud dan Imam Tirmidzi).

Sebaliknya, beruntunglah bagi para guru yang gemar mengajarkan ilmu kepada para muridnya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala dari orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala orang yang mengerjakannya itu.” (HR Ibnu Majah).

Siapa sosok pengajar yang patut diteladani? Muhammad Rasulullah SAW. Beliau menyatakan sendiri dalam sabdanya: “Sungguh aku telah diutus (oleh Allah SWT) sebagai seorang pengajar.” (HR Ibnu Majah).

Ada beberapa inspirasi yang bisa guru pelajari dari potret pengajaranRasulullah SAW. Pertama, Rasulullah SAW adalah pribadi pengajar yang punya sifat kasih sayang, menjauhi kesulitan, menyukai kemudahan, senantiasa berbuat baik dan mencurahkan kebaikan kepada orang lain (QS at-Taubah: 128).

Kedua, pengajar hendaknya memiliki kemampuan berbicara yang jelas dan tak tergesa-gesa. Imam Tirmidzi dalam Kitab Asy-Syamailmeriwayatkan, dari Aisyah RA bahwasanya ia berkata: “Rasulullah SAWtidak pernah berkata dengan tergesa-gesa sebagaimana yang biasa kalian lakukan. Akan tetapi, beliau berkata dengan ucapan yang sangat jelas dan terperinci, sehingga orang lain yang duduk bersamanya akan dapat menghafal setiap perkataan beliau.” (HR Imam Tirmidzi).

Ketiga, setiap murid bisa belajar memahami suatu ilmu tetapi tidak di waktu yang sama. Oleh karena itu, guru harus sabar untuk mau mengulangi penjelasan yang sama kepada beberapa murid yang terlambat memahami.

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Anas RA bahwasanya dia berkata: “Rasulullah sering mengulang-ulang perkataan beliau sebanyak tiga kali; hal itu dimaksudkan agar setiap perkataan yang beliau paparkan dapat dipahami.” (HR Imam Tirmidzi).

Keempat, ajarkan ilmu sesuai dengan kondisi pengetahuan para murid dan apa yang mereka sukai. Rasulullah SAW bersabda: “Katakanlah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui, serta tinggalkanlah apa yang tidak mereka ketahui dan tidak mereka sukai. Apakah kamu ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR Bukhari).

Kelima, gunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai tingkatan kecerdasan murid. Karena hakikatnya setiap murid bisa belajar tetapi tidak dengan cara yang sama.

Aisyah RA menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: “Kami khususnya, para nabi, diperintahkan untuk menempatkan orang sesuai dengan tingkatan mereka. Dan supaya kami menyampaikan kepada mereka menurut tingkatan pengertian (kecerdasannya).” (HR Abu Dawud).

Mengajar adalah pekerjaan dan tugas yang mulia. Bahkan, Imam al-Ghazali mengumpamakan guru pengajar ibarat matahari sebagai sumber kehidupan dan penerangan di langit dan di bumi. Dengan ilmunya, seorang guru pengajar dapat memberikan penerangan kepada umat sehingga mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh Allah, para Malaikat-Nya, serta semua penghuni langit dan bumi termasuk semut dalam lubangnya dan ikan-ikan, sungguh semuanya mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang mengajari manusia.” (HR Tirmidzi). Masya Allah. Wallahu a’lam bishawab.

 

Oleh: Asep Sapa’at

sumber: Republika Online

Hakikat Doa yang Mampu Mengubah Takdir

DOA memang bisa mengubah takdir. Tapi semuanya tetap berujung pada ketentuan Allah. Beriman pada takdir selalu dengan kedua perspektif manusia yaitu takdir baik dan buruk. Padahal bagi Allah semua berujung kebaikan. Baik dan buruk itu perspektif manusia saja.

Manusia yang beriman seharusnya tak menyerah untuk melakukan perubahan ke arah kebaikan dan di saat yang sama ia berdoa. Berdoa adalah usaha agar keinginan kita diselaraskan dengan keinginan Allah Sang Penentu. Kalau pun tidak atau belum, doa adalah kekuatan untuk mengubah perspektif negatif kita.

Keberpihakan Allah kepada amba-Nya dalam penentuan takdir bermaksud ketika keinginan kita dikabulkan Allah.

Manusia bisa berada pada empat kondisi, di antaranya:
– yang ia inginkan terjadi = sama dengan keinginan Allah Ta’ala
– yang ia tidak ia inginkan tidak terjadi
– yang ia inginkan tidak terjadi
– yang tidak ia inginkan terjadi

Sebagai orang beriman kita harus menyiapkan diri menerima keempat kondisi di atas. Doa adalah salah satu sarana menyiapkan diri menerima takdir Allah apapun keputusannya.

Wallahu a’lam. [Ustadz DR. Syaiful Bahri]

 

sumber: Mozaik

7 Tips Agar Tidak Malas Salat

SALAT terutama salat 5 waktu merupakan kewajiban manusia terhadap Tuhannya. Salat merupakan landasan pokok dan merupakan aktualisasi makna iman yang bersemayam di dalam hati. Salat juga merupakan perwujudan nyata dari keimanan kepada yang gaib. Salat juga merupakan bukti penyembahan seorang hamba kepada penciptanya.

Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman dalam surat Adz-Dzariat ayat 56, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.” (Adz Dzariyat: 56)

Selain itu salat juga dijadikan pembeda antara seorang muslim dan orang kafir. Banyak hadis sahih meriwayatkan begitu pentingnya salat bagi seorang hamba, di antaranya:

“Batas antara hamba dan kekufuran adalah salat.” (HR Tirmidzi dan Abu Dawud).
“Batas antara seseorang dan kemusyrikan adalak salat.” (HR Muslim)
“Ikatan antara mereka dan kita adalah salat, barang siapa meninggalkannya maka ia telah kafir.” (HR Tirmidzi dan Nasa’i).

Hadis-hadis di atas bermakna seorang bisa dikatakan muslim apabila ia sudah mendirikan salat, dan seorang dikatakan kafir apabila ia tidak melaksanakan salat. Salat menjadi pembeda antar seorang muslim dengan orang kafir.

Ada banyak cara agar tidak malas melaksanakan salat, beberapa di antaranya:

1. Jadikan salat sebagai kebutuhan bukan sekadar kewajiban

Salat bukan hanya dijadikan sebagai kewajiban saja, tetapi hendaknya juga dijadikan sebagai kebutuhan. Karena jika salat hanya dijadikan sebagai kewajiban, hal inilah yang bisa menjadi beban. Dan apabila kita bisa menjadikanya sebagai kebutuhan maka akan terasa ringan.

2. Jangan menunda salat

Selain pahala salat yang berkurang. Menunda salat juga dapat menambah rasa malas. Hal inilah yang biasa dilakukan setan untuk membujuk dan menggoda manusia. Awalnya setan hanya membujuk untuk menunda, lalu setan akan mengalihkan pikiran manusia agar lupa terhadap salatnya misalnya tidur.

3. Perbanyak mengingat Allah/zikir

Zikir/mengingat Allah akan menghidupkan hati sedangkan hati yang hidup akan selalu dekat dengan Tuhannya. Tidak berzikir atau tidak mengingat Allah maka akan menyebabkan hati menjadi mati, jika hati kita mati maka setan akan selalu mengendalikan hidup kita.

4. Mengingat Kematian

Setiap yang bernyawa pasti mati. Dengan mengingat kematian akan menimbulkan rasa takut kepada Allah.

5. Perbanyak mencari ilmu tentang keutamaan salat

Setiap kita harus mengetahui makna dan hakikat salat, urgensi dari salat yang dilakukan, dan konsekuensi dari meninggalkan salat. Dengan cara menuntut ilmu kita akan mengetahuinya. Ilmu bisa diperoleh dari membaca buku dan menghadiri majelis ilmu.

6. Bergaul dengan orang yang saleh

Bergaul dengan orang saleh akan memotivasi kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang diperintakan Allah kepada kita. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian berkumpul, kecuali dengan orang yang beriman. Jangan sampai ada yang menyantap makananmu, kecuali orang yang bertakwa.” (HR Tirmidzi)

7. Menjauhkan diri dari orang-orang yang suka berbuat kerusakan/orang yang lalai

Janganlah berteman dengan orang-orang yang suka berbuat kerusakan atau orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. [Ustadzah Novria]

 

 

sumber:Mozaik

Perempuan Mualaf Belgia Jadikan Rumahnya Pusat Studi, Ribuan Orang Berhasil di Islamkan

Seorang perempuan mualaf muda di Belgia, Veronique Cools, menjadikan rumahnya sebagai pusat studi agama Islam. Lewat cara tersebut, wanita itu telah berhasil membantu seribu orang di negaranya meraih hidayah Islam.

Cools sendiri mulai menjadi Muslimah di usia yang sangat muda. Ketertarikannya terhadap Islam berawal dari keinginannya untuk meneliti berbagai agama yang ada. Dalam perjalanan spiritualnya itu, Cools berkenalan dengan banyak Muslim. Sampai akhirnya, ia jatuh cinta kepada Islam.

Setelah memutuskan menjadi mualaf, Cools kemudian menjadikan rumahnya sendiri sebagai pusat pembelajaran Islam bagi orang-orang yang ingin mendalami agama samawi itu. Langkah tersebut ternyata mampu membantu banyak warga Belgia mengubah prasangka mereka terhadap Islam.

“Prasangka buruk (orang-orang Barat terhadap Islam) itu berasal dari ketidaktahuan mereka akan ajaran Islam yang benar,” kata Cools, seperti dikutip laman About Islam.

Setelah delapan tahun berjalan, pusat studi Islam yang dikelola secara swadaya oleh Cools kini memiliki lebih dari seribu anggota. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan Belgia. “Sebagai Muslimah, saya merasa dituntut untuk menjelaskan wajah Islam yang sesungguhnya kepada masyarakat. Alhamdulillah, banyak yang akhirnya tersadarkan bahwa prasangka buruk mereka terhadap Islam selama ini ternyata keliru,” ujarnya.

Jumlah Muslim di Belgia saat ini diperkirakan mencapai 450 ribu jiwa. Angka tersebut mencapai 4,5 persen dari total penduduk negara yang berjumlah 10 juta penduduk jiwa itu. Kebanyakan Muslim yang tinggal di Belgia berasal dari Maroko. Sementara, sekira 120 ribu di antara mereka adalah keturunan Turki.

Di ibu kota Belgia, Brussels, jumlah Muslim diprediksi mencapai 20 persen dari total populasi di kota itu. Saat ini, tercatat ada 77 masjid dan mushala di Brussels. Sementara, untuk di seluruh wilayah Belgia, terdapat lebih dari 300 masjid dan mushala. [RN/republika]

 

sumber:PanjiMas

 

Patut dicontoh,….

Anda adalah Apa yang Anda Baca

SEBAGIAN kisah sejarah kehidupan manusia adalah hadiah zaman untuk kita. Kisah seperti itu menjadi inspirasi bagi kita, menjadi pegangan yang menjadikan hidup kita lebih indah, mudah dan terarah.

Sebagian kisah yang lain adalah peringatan dari zaman, kisah yang tak elok untuk ditiru dan tak layak untuk diikuti, kisah yang menggoda tapi meracuni, kisah yang merangsang namun mencelakakan dan menyesatkan.

Berhati-hatilah membaca kisah, bertelitilah dalam memilih kisah, karena menurut banyak orang bijak “Anda adalah apa yang Anda baca.” Bacaan kita sungguh memiliki pengaruh besar atas jalannya kehidupan kita. Bacaan tak mesti berupa buku. Situs internet yang kita baca, media sosial yang rajin kita ikuti, serta segala apa yang kita dengar adalah masuk dalam katagori bacaan kita.

Seorang ibu ada yang terkaget-kaget ketika mengetahui anaknya yang baru kuliah itu berubah sikap 180 derajat jika dibandingkan dengan sikap anak itu saat SD dan SMP dulu. Anaknya yang duluta taat dan sopan menjadi pembangkang dan penentang.

Psikolog menyatakan bahwa anaknya mengalami cuci otak melalui perubahan referensi bacaannya berupa buku cetak dan “buku pergaulan.” Kisah dan dongeng berhikmah yang biasa dibaca saat kecil dulu digilas oleh kisah dan cerita baru yang penuh dengan rangsang dan goda indah namun menyesatkan.

Mari kita tata kembali bacaan kita. Kisah terindah adalah kisah tentang para nabi dan rasul, kisah para sahabat nabi dan para ulama, serta kisah para shalihin yang semuanya penuh hikmah dan nilai. Kisah nyata saat ini yang terbaik adalah pergaulan kita dengan orang-orang baik yang kehadirannya adalah memandu dan menuntun menuju kebaikan. Lebih dari itu, jadikan diri kita adalah bagian dari kisah terbaik untuk orang lain. Salam, AIM. [*]

 

sumber: Mozaik.Inilah.com

Fakir Harta Bukan Aib

FAKIR harta itu bukan aib, yang aib itu adalah fakir akhlak. Miskin harta itu bukan cela, cela itu adalah miskin iman. Tak berkedudukan itu bukan cacat, cacat itu adalah sombong di hadapan orang tak berkedudukan. Selamat pagi, buanglah aib dari diri kita.

Tak salah jika kita bercita-cita. Yang salah adalah ketika kita diam saja sambil berharap cita-cita datang sendiri. Tak keliru jika kita punya impin. Yang keliru adalah ketika kita terus bermimpi dan tak bangun-bangun untuk mewujudkannya. Tak mengapa jika kita terus merancang masa depan, yang mengapa adalah jika kita merancang terus tanpa mewujudkan.

Hidup itu cuma sebentar. Persembahkanlah yang terbaik. Namun sesebentarnya hidup, masih ada sesuatu yang akan tetap hidup walau jasad kita telah mati: akhlak dan pemikiran. Berbahagialah mereka yang akhlaknya menjadi iklan dirinya, damailah mereka yang pemikirannya terus hidup menyinari dunia paska kematian mereka.

Sekarang waktunya kita bertanya pada diri kita sendiri: “apa yang telah kita perbuat dalam kehidupan kita selama ini? Adakah yang layak dikenang? Adakah yang pasti diingat? Adakah yang akan tetap menjadi penyambung umur kebaikan kita?

Tak perlu hal besar dan hebat kita lakukan, cukup lakukan yang terbaik pada apa yang diamanahkan Allah kepada kita. Semoga senantiasa dalam bimbingan Allah. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]

 

 

sumber: MozaikInilah.com

Berikan yang Terbaik, Anda Akan Baik-baik Saja

SYEKH Ahnaf bin Qays yang sopan dan beradab serta lembut dan santun itu ditanya seseorang tentang rahasia sikap baiknya itu, dari siapakah beliau belajar. Pertanyaan tentang berguru kepada siapa ini menunjukkan bahwa guru memang betul-betul menjadi pilar kebangunan akhlak.

Sejak dulu hingga nanti, peran guru dalam membentukan sikap mental serta perilaku keseharian akan tetap vital. Salah sekali kalau guru hanya bertugas mentranser ilmu pengetahuan saja dengan membiarkan transfer ketaudalanan etika.

Apa jawaban Syekh Ahnaf bin Qays atas pertanyaan orang itu? Jawabannya: “Aku belajar dari diriku sendiri. Jika aku tak suka orang lain melakukan sesuatu kepadaku, maka selamanya saya tidak akan melakukan hal sama kepada orang lain.”

Luar biasa dalamnya jawaban ini. Inilah yang disebut belajar pada kehidupan. Ruang belajarnya bukan kelas saja melainkan juga alam sekitar secara keseluruhan. Gurunya bukan saja pak guru dan bu guru yang bergiri di depan kelas, melainkan pula semua makhluk yang ada di sekitarnya.

Kisah dalam kitab Faydl al-Qadir jilid 1 halaman 65 di atas sungguh membuka cakrawala rasa dan pikir kita bahwa kita adalah bagian dari alam semesta yang mengikuti hukum alam atau sunnatuLLAH. Siapa yang menabur bibit, dialah yang menuai. Siapa yang menyakiti, maka pada waktunya akan gantian disakiti. Siapa yang membahagiakan, pada saatnya akan dibahagiakan. Kalau begitu, masih adakah niatan untuk menyakiti?

Seorang majikan begitu pongah karena kekayaan dan kekuasaannya. Pembantunya selalu saja dibentak dan dihinakan. Tiada hari tanpa amarah, tiada minggu tanpa kekerasan. Ini kisah nyata, bukan sinetron. Tak menunggu pergantian generasi, majikan itu jatuh bangkrut, terbelit banyak kasus dan sakit-sakitan. Saat ini, majikan itu hidup dari belas kasihan mantan pembantunya yang kini dikayakan dan disukseskan Allah.

Saudaraku dan sahabatku, hidup ini berputar. Perhatikan hukum alam. Jangan sombong dan jangan sakiti orang lain. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]

 

Sumber: Mozaik.Inilah.com

Menikah Pada Saat Hamil

Assalamu’alaikum wr. wb.

Pak Ustadz yang saya hormati dan semoga selalu dalam lindungan Allah SWT, sekarang ini tidak sedikit kasus orang menikah pada saat sang wanita sudah terlanjur hamil.  Apakah pernikahan tersebut sah?  Apakah mereka harus dinikahkan kembali setelah anak mereka lahir?

Terima kasih atas jawabannya.

 

 

Wassalamualaikum

Waaalakumussalam Wr Wb

Saudara Ujang yang dimuliakan Allah swt.

Memang muncul banyak pertanyaan di masyarakat—juga di rubrik ini—tentang pernikahan yang dilakukan seorang wanita yang terlanjur hamil sebelum menikah yang pada umumnya dikarenakan perzinahan yang dilakukannya.

Pergaulan yang serba bebas tanpa membedakan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang jauh dari rambu-rambu syariah terlebih lagi didukung oleh berbagai sarana yang mudah diakses dan digunakan dalam kemaksiatan maka menjadikan perzinahan sering terjadi dan tidak jarang menghiasi berita-berita di kota-kota besar.

Perzinahan merupakan perbuatan yang sangat buruk dan pelakunya diancam dosa besar oleh Allah swt, firman-Nya,”Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa : 32) Hal itu dikarenakan terlalu banyaknya efek yang ditimbulkan dari perzinahan, baik efek psikologi, sosial maupun moral.

Dilain sisi islam memuliakan pernikahan dan menjadikannya halal dilakukan oleh manusia. Pernikahan adalah sarana bagi seseorang untuk mendapat ketenangan dan ketentraman hidup yang dibutuhkan oleh setiap orang, sebagaimana firman Allah swt :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya : “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Ruum : 21)

Para ulama telah berbeda pendapat dalam masalah sah tidaknya prnikahan seorang wanita yang sedang hamil dikarenakan zina :

1. Para ulama Maliki, Hambali dan Abu Yusuf dari madzhab Hanafi mengatakan tidak diperbolehkan pernikahannya sebelum dia melahirkan, tidak dengan lelaki yang menzinahinya atau dengan lelaki yang lainnya. Hal ini dikarenakan keumuman sabda Rasulullah saw,”Seorang wanita yang sedang hamil tidak boleh digauli sehingga dia melahirkan..” (HR. Abu Daud) dan sebagaimana riwayat dari Said al Musayyib bahwa seorang laki-laki telah menikahi seorang wanita dan ketika diketahui bahwa wanita itu sedang hamil dan diberitahukanlah hal ini kepada Nabi saw maka beliau saw pun memisahkan mereka berdua.” (HR. Baihaqi)

2. Para ulama Syafi’i, Abu Hanifah dan Muhammad berpendapat bahwa dibolehkan pernikahan seorang wanita yang sedang hamil karena perzinahan dikarenakan belum terkukuhkannya nasab, sebagaimana sabda Nabi saw,” Anak itu bagi yang memiliki tempat tidur sedang bagi yang berzina tidak memiliki apa-apa.” (HR. Jama’ah kecuali Abu Daud). Tidak disyaratkan taubat untuk kesahan pernikahan seorang wanita pezina menurut jumhur ulama, sebagaimana yang diriwayatkan dari Umar yang pernah memukul seorang laki-laki dan perempuan pezina dan dia menganjurkan untuk mengumpulkan keduanya.

Para ulama Hambali mensyaratkan kesahan akad seorang wanita zina dengan adanya pertaubatan dari wanita itu atas zina yang dilakukannya, sebagimana firman Allah swt :

الزَّانِي لَا يَنكِحُ إلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

Artinya : “atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.” (QS. An Nuur : 3)

Seorang wanita yang belum bertaubat dari perbuatan itu maka ia masih terdeskreditkan oleh perzinahan dan apabila ia telah bertaubat maka hilanglah pendeskreditan itu, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Seorang yang bertaubat bagai orang yang tidak ada baginya dosa.” (HR. Ibnu majah, Baihaqi)

Didalam fiqih Syafi’i hanya ada satu pendapat bahwa tidak ada mahram pada mani hasil dari zina, hal itu dibuktikan dengan tidak adanya hukum nasab didalam warisan maupun yang lainnya. Maka dari itu akad nikah dari seorang wanita hamil dari berzina adalah sah baik dengan orang yang menzinahinya atau yang lainnya namun dimakruhkan untuk menggaulinya demi menghindari perselisihan dalam hal keharamannya. Ini juga pendapat yang masyhur dari Imam Malik dan salah satu dari dua riwayat Imam Abu Hanifah dan pendapat dari Imam Muhammad bin al Hasan.

Dengan demikian maka akad seorang wanita hamil karena zina adalah sah namun dimakruhkan untuk menggaulinya hingga dia melahirkan apa yang dikandungnya dari hasil perzinahan tersebut, menurut para ulama Syafi’i. Diharamkan menggaulinya, menurut Abu Hanifah dan Muhammad. Sedangkan didalam madzhab Maliki terdapat beberapa pendapat , ada yang mengatakan : diharamkan, ada yang mengatakan : makruh, ada yang mengatakan : boleh dan ada juga yang mengatakan : dianjurkan. Kemudian bayi yang dilahirkan dari hasil zina ini hanya dinasabkan kepada ibunya saja dikarenakan dialah yang mengandungnya dari zina itu dan tidak kepada suaminya. (Buhuts wa Fatawa Islamiyah juz II hal 220 – 221)

Dengan demikian pernikahan seorang wanita yang sedang hamil karena zina ketika seluruh persyaratannya terpenuhi maka ia dianggap sah dan tidak perlu lagi diulangi setelah anak yang dikandung dari hasil perzinahan tersebut terlahir.

Wallahu A’lam