5 Pesan Luqman Al Hakim yang Diabadikan Alquran

Siapakah Luqman?

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman.” (QS. Luqman: 12).

Luqman adalah seorang lelaki yang dikaruniai hikmah oleh Allah berupa ilmu, agama dan kebenaran dalam ucapan. Dia memberi fatwa sebelum Dawud diutus dan sempat menjumpai masanya. Lalu Lukman menimba ilmu dari Nabi Dawud dan meninggalkan fatwanya sendiri.

Mujahid berkata, “Luqman adalah seorang budak hitam dari Habasyah, tebal kedua bibirnya, dan lebar kedua telapak kakinya. Pada suatu hari ketika dia duduk di majelis sedang berceramah kepada orang banyak, datanglah seorang lelaki menemuinya, lalu bertanya, Bukankah engkau yang tadi menggembala kambing di tempat ini dan itu? Luqman menjawab, Benar. Lelaki itu bertanya, Lalu apa yang menghantarkanmu sampai pada kedudukan terhormat seperti yang kulihat sekarang ini? Luqman menjawab, Benar dalam berbicara dan diam terhadap hal-hal yang bukan menjadi urusanku.”

Jangan Berbuat Syirik

Allah bercerita tentang pesan Luqman,

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu ia memberi pelajaran kepadanya, Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).

Luqman berpesan kepada anaknya untuk beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun karena syirik adalah dosa yang paling besar.

Allah Mengetahui Keadaan Hamba-Nya

Allah melanjutkan cerita Luqman,

“(Luqman berkata), Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16).

Al-Qurthubi mengatakan, “Telah diceritakan bahwa putra Luqman bertanya kepada ayahnya tentang sebutir biji yang jatuh ke dasar laut, apakah Allah mengetahuinya? Maka Luqman menjawab dengan mengulangi jawaban semula dalam firman-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16).

Dirikan Salat, Amar Maruf Nahi Munkar, dan Sabar

Luqman terus-menerus memberikan pengarahan kepada putranya dalam pesan selanjutnya. Kisahnya disebutkan dalam firman-Nya,

“Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17).

Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya, “Dirikanlah salat lengkap dengan batasan-batasan, fardu-fardu, dan waktu-waktunya. Perintahkanlah yang baik dan cegahlah yang munkar sesuai kemampuan dan jerih payahmu. Karena untuk merealisasikan amar maruf dan nahi munkar, pelakunya pasti akan mendapat gangguan dari orang lain. Oleh karena itu, dalam pesan selanjutnya Luqman memerintahkan kepada putranya untuk bersabar.”

Jangan Sombong

Luqman juga berpesan,

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

Makna ayat di atas menurut Al-Qurthubi, “Janganlah kamu palingkan mukamu dari orang-orang karena sombong terhadap mereka, merasa besar diri, dan meremehkan mereka.” Maka yang dimaksud adalah hadapkanlah wajahmu ke arah mereka dengan penampilan yang simpatik dan menawan. Apabila orang yang paling muda di antara mereka berbicara dengannya, dengarkanlah ucapannya sampai dia menghentikan pembicaraannya. Demikian yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa salam.

Bersikaplah Pertengahan

Pesan Luqman yang lain,

“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19).

Al-Qurthubi mengatakan, setelah Luqman memperingatkan anaknya agar waspada terhadap akhlak tercela, ia lalu menggambarkan kepadanya akhlak mulia yang harus dikenakannya. Yakni bersikap pertengahanlah kamu dalam berjalan. Cara jalan pertengahan yaitu antara langkah cepat dan lambat. Hanya Allah yang lebih mengetahui makna yang dimaksud. Akan tetapi, Allah sendiri memuji orang yang bersikap demikian sebagaimana yang telah disebutkan keterangannya dalam surat Al-Furqan,

“Dan hamba-hamba Rabb yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati.” (QS. Al-Furqan: 63).

“Lunakkanlah suaramu.” maksudnya kurangilah suaramu dari suara yang keras. Dengan kata lain, janganlah kamu memaksakan diri mengeluarkan suara yang sangat keras, tetapi dalam batasan seperlunya. Makna secara keseluruhan dari surat Lukman ayat 19 di atas ialah bersikaplah tawadhu atau rendah hati.

Allahu alam. [Referensi: Islamic Parenting (mendidik anak metode nabi), Syaikh Jamal Abdurrahman]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2334840/5-pesan-luqman-al-hakim-yang-diabadikan-alquran#sthash.Pj2oz6Vr.dpuf

Lakukanlah Sembilan Cara Ini Agar Iman Kuat

Beberapa hal di bawah ini menjadi peningkat kekuatan iman.

1. Memperbanyak baca Alquran dan merenungi maknanya

Ayat-ayat Alquran memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Rabbnya. Sebagian ayat Alquran mampu menggetarkan hati seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, selain itu Alquran mampu membuat menangis orang yang berdosa dan membuat ketenangan hati.

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad 38:29)

“Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (QS, al-Israa 17:82)

2. Mempelajari Asmaul Husna

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

3. Mempelajari sirah Nabawiyah

Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya: “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab,  “Wahai Rasulullah, aku telah salat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim)

Inilah hadis yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (sirah) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.

4. Mempelajari nilai-nilai agama Islam

Renungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etika yang sedemikian rincinya seperti Islam, di mana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami istripun ada aturannya.

5. Mempelajari Kehidupan para sahabat Rasulullah SAW, tabiin dan tabiut tabiin

Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud.

video_syiar_islam

 

Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabiin meng-khatamkan Quran dalam satu kali salatnya.

Atau cerita tentang seorang saleh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah salat wajib sendiri kecuali berjemaah di mesjid. Atau seorang saleh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk masjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannnya.

B. Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (marifatullah)

Menyingkirkan sifat sombong akal kita, kemudian merenungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.

Renungkan pula rahasia dan mukjizat Quran. Salah satu keajaiban Alquran adalah struktur matematis Alquran. Meskipun wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa terdapat mukjizat yang luar biasa.

Kata tunggal yaum disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Alquran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saaah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah.

Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Alquran dari sisi pandang lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yang sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya.

Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.

 

Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.

1. Amalan Hati

Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.

2. Amalan Lisan

Perbanyak membaca Alquran, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, bersalawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, dan melarang pada kemungkaran.

3. Amalan anggota tubuh

Dilakukan melalui kepatuhan dalam salat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk salat berjemaah di masjid (khususnya bagi pria).[]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2337086/lakukanlah-sembilan-cara-ini-agar-iman-kuat#sthash.kluZD5z2.dpuf

Begini Etika Muslimah Berdemonstrasi

Khaulah binti Tsalabah tercatat sebagai perempuan pemberani. Tak tanggung-tanggung, dia pernah menasihati Umar bin Khattab, khalifah kedua kaum Muslimin yang membuat takut jin dan setan.

Imam Al Qurthubi menceritakan pada suatu hari, Amirul Mukminin pernah berjumpa dengan seorang perempuan di jalan. Saat itu, Umar diiringi banyak orang yang menunggang kuda. Perempuan itu memintanya berhenti. Umar pun berhenti.

Dinasihatilah Umar oleh perempuan itu. Ia berkata, “Hai Umar, dulu kau dipanggil Umair (Umar kecil), kemudian engkau dipanggil Umar, kemudian engkau dipanggil Amirul Mukminin, maka bertakwalah engkau, hai Umar. Karena barang siapa yang meyakini adanya kematian, ia akan takut kehilangan kesempatan. Dan barang siapa yang meyakini adanya perhitungan (amal), maka ia pasti takut kepada siksa.”

Umar yang terkenal karena ketegasannya menyimak nasihat wanita itu sambil berdiri. Setelah beberapa waktu, ada seorang yang bertanya kepada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau mau berdiri seperti itu untuk mendengarkan wanita tua renta ini?” Umar pun menjawab, “Demi Allah, kalau sekiranya beliau menahanku dari permulaan siang hingga akhir siang, aku tidak akan bergeser kecuali untuk shalat fardhu. Tahukah kalian siapa perempuan renta ini?

Dia adalah Khaulah binti Tsalabah. Allah mendengar perkataannya dari atas tujuh langit. Apakah Tuhan seluruh alam mendengarkan ucapannya, tetapi lantas Umar tidak mendengarkannya?”

 

Suara Perempuan pun Didengar dalam Islam

Khaulah binti Tsa’labah  berasal dari kalangan perempuan Anshar. Doa dan gugatannya didengar oleh Allah hingga menjadi sebab turunnya surah Mujadalah ayat 1-4. Kisah ini bukan hanya menunjukkan kemuliaan Khaulah, melainkan juga keindahan adab Umar, sang khalifah.

Kisah Khaulah menjadi satu dalil penguat bahwa tidak benar perempuan dilarang bersuara di dalam Islam. Kelantangan Khaulah yang menasihati Umar menjadi justifikasi bahwa perempuan pun bisa berkontribusi di dalam kehidupan sosial dengan mengingatkan seorang presiden.

Yusuf Qardhawi dalam Fikih Kontemporer menjelaskan, sebagai manusia, perempuan juga diwajibkan melakukan ibadah kepada Allah dan menegakkan agamaNya. Menunaikan segala yang diwajibkan dan menjauhi segala yang diharamkanNya.

Semua firman Allah dalam Alquran juga ditunjukkan bagi kaum perempuan. Terkecuali ada dalil-dalil tertentu yang mengkhususkannya untuk lakilaki.

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang munkar, yakni mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah serta RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah…“. (QS atTaubah: 71).

Lantas, bagaimana dengan demonstrasi? Apakah Muslimah dibolehkan untuk ikut serta menyampaikan pendapat di muka umum? Termasuk dalam aksi unjuk rasa Bela Alquran pada 4 November yang digelar di Jakarta.

Para ulama memang berbeda pendapat mengenai boleh tidaknya berunjuk rasa. Ada golongan yang mengharamkan karena cara-cara ini tak sesuai dengan etika saling menasihati yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sementara golongan lainnya, membolehkan karena bagian dari menegakkan kebenaran dan keadilan.

 

Harus Menutup Aurat

Lepas dari masalah khilafiyah tersebut, batas-batas para Muslimah keluar rumah dan tampil di publik diatur oleh Islam. Aturan ini diterapkan tiada lain demi menjaga kehormatan Muslimah itu sendiri.

Penulis buku-buku fikih asal Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, ada beberapa kriteria seorang Muslimah untuk ikut demonstrasi. Pertama, menutup aurat dengan sempurna sesuai apa yang diwajibkan dalam Alquran.

Aurat muslimah yang wajib ditutup adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan.  Muslimah pun tetap menjaga agar tidak terjadi ikhtilath atau tidak bercampur baur dengan kelompok lelaki.

Sebagaimana wanita dibolehkan keluar rumah pergi ke masjid untuk shalat berjamaah dengan lakilaki. Namun, di dalam masjid barisan mereka dipisahkan. Tidak boleh laki-laki dan wanita berada di dalam saf yang sama.

Muslimah juga harus mendapat izin dari orang tua atau suami sebelum melakukan demonstrasi. Jangan sampai aktivitas demo yang tujuannya untuk menegakkan Islam, tetapi para wanita yang ikut demo keluar rumah tanpa izin dari orang tua atau suaminya. Tentu saja hal ini malah terbalik dan justru melecehkan adab Islam.

Tugas dan amanah utama Muslimah pun jangan sampai telantar. Buat para istri, misalnya, tugas utama mereka adalah mendampingi dan mengasuh anak.

Tugas ini sangat mulia dan sangat manusiawi. Akan menjadi pertanyaan besar bila ibu-ibu asyik berdemo di jalanan, sementara anak-anak mereka telantar ditinggal bersama pembantu.

 

sumber: Republika Online

Demonstrasi dalam Islam

Demonstrasi, disingkat demo atau unjuk rasa dalam bahasa Arab disebut mudzaharah (مظاهرة) adalah ungkapan protes yang dilakukan secara bersama-sama untuk menyampaikan tujuan tertentu seperti tujuan politis, protes atas suatu keadaan, perubahan peraturan, dan lain-lain.

Aksi demonstrasi bermula pada pertengahan abad ke-19 di Irlandia yang terinspirasi oleh Daniel O’Connell. Di Indonesia, tradisi demo baru sangat sering terjadi pasca Reformasi. Selama masa Orde Baru Suharto, demo relatif tidak ada karena memang dilarang oleh rezim diktator ORBA.


PERTANYAAN
assalamualikum, mau tanya ustadz apa hukum berdemonstrasi. sebagian ada yang membolehkan dengan berdalil Nabi saw. dengan para sahabatnya melakukan demonstrasi meneriakkan dan menyerukan tauhid dan kerasulan Muhammad saw. di jalan-jalan sambil menelusuri jalan Mekkah dengan tetap melakukan tabligh dakwah.

Rasulullan saw. dan para sahabatnya sambil melakukan Thawaf Qudum setelah peristiwa Hudaibiyah melakukan demo memperlihatkan kebenaran Islam dan kekuatan para pendukungnya (unjuk rasa dan unjuk kekuatan) dengan memperlihatkan pundak kanan ( idhthiba) sambil berlari-lari kecil. Bahkan beliau secara tegas mengatakaan saat itu: Kita tunjukkan kepada mereka (orang-orang zhalim) bahwa kita (pendukung kebenaran) adalah kuat (tidak dapat diremehkan dan dimain-mainkan).

apakah ini bisa dijadikan dalil untuk berdemonstrasi terima kasih atas jawabannya

JAWABAN

DEFINISI DEMONSTRASI (UNJUK RASA)

Demonstrasi atau unjuk rasa atau protes jalanan adalah aksi yang dilakukan kelompok massa atau sekumpulan kelompok massa untuk tujuan politis atau yang lain. Demonstrasi umumnya dilakukan dengan cara berjalan dalam format parade massal yang biasanya diawali di suatu tempat dan menuju lokasi yang ditentukan. Demonstrasi terkadang diakhiri dengan bacaan petisi oleh ketua demo atau tuntutan untuk berbicara dengan perwakilan pihak yang didemo. Dalam bahasa Arab demonstrasi disebut mudzaharah (مظاهرة).

Aksi duduk-duduk atau memblokade jalan disebut juga dengan demontrasi walaupun kurang umum.

DEMO DAMAI DAN KEKERASAN

Ada beberapa jenis aksi demo sebagai berikut:

a) Aksi damai (non-violent/peaceful demontration)
b) Aksi kekerasan (violent /militant demonstration)
c) Aksi damai yang berujung kekerasan.

TUJUAN DEMONSTRASI

Tujuan demonstrasi adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengungkapkan pendapat (setuju atau tidak setuju) terkait isu publik seperti ketidakadilan, penderitaan kaum dhuafa, dll.
b) Protes terkait isu politik
c) Protes terkait permasalahan ekonomi
d) Protes terkait isu sosial

FORMAT/BENTUK DEMONSTRASI

Bentuk demontrasi ada beberapa macam format seperti:

a) March atau berbaris yaitu berbaris dari satu tempat ke tempat lain yang dituju.
b) Rally atau penggalangan orang yaitu sekumpulan orang berkumpul di suatu tempat untuk mendengarkan pembicara.
c) Picketing atau pengepungan yaitu sekekompok massa mengepung suatu tempat tertentu.
d) Sit-ins atau duduk bersama yaitu peserta demo duduk bersama di suatu lokasi untuk waktu tertentu atau tak terbatas sampai tuntutan dipenuhi atau sampai mereka dipaksa meninggalkan tempat.
e) Hunger strike atau mogok makan yaitu peserta demo tidak makan apapun kecuali minum air untuk waktu yang ditentutkan atau sampai tuntutan dipenuhi.
f) Nudity atau telanjang. Ini terjadi di negara-negara Barat (Eropa dan Amerika). Demo dilakukan oleh sekolompok perempuan atau pria wanita dengan bertelanjang dada atau telanjang bulat atau mengancam untuk bertelanjang apabila tuntutan tidak dipenuhi.
PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG DEMONSTRASI

Demonstrasi adalah fenomena modern dan umumnya hanya terjadi pada negara yang menganut sistem demokrasi. Karena itu demonstrasi tidak diijinkan dan tidak terjadi di negara-negara otoriter yang berada di bawah penguasa diktator, kerajaan, dan komunisme. Seperti, Arab Saudi, China, Korea Utara, Mesir sebelum revolusi, Indonesia pada era pra-Reformasi, dan lain-lain.

Pendapat ulama pun berbeda sesuai dengan negara tempat di mana mereka tinggal. Para ulama Arab Saudi, yang dikenal dengan sebutan ulama Wahabi Salafi, mengharamkan demonstrasi dengan berbagai argumennya. Pendapat mereka tentu dapat dimaklumi kalau dicurigai sarat dengan kepentingan untuk membela penguasa. Maklum, gerakan Wahabi mendapat dukungan politik dan finanasial penuh dari penguasa kerajaan. Kerajaan bubar, gerakan Wahabi akan bubar juga. Atau minimal tidak akan berkembang.

Karena itu, demi mendapat pandangan dari ulama yang relatif obyektif dan netral, kami lebih banyak membahas soal ini dari sudut pandang ulama di luar Arab Saudi. Walaupun tetap kami kutip pandangan kalangan ulama Wahabi untuk sekedar diketahui.

Karena demo merupakan fenomena negara modern yang demokratis, maka tidak ada satupun dalil Quran dan hadits yang mengena persis dengan permasalahan. Memang, ulama yang berargume–terutama yang mengharamkan– memakai dalil Quran dan hadits untuk mendukung pandangannya, namun apakah dalil yang digunakan itu relevan atau tidak masih perlu kajian lebih lanjut.
DALIL DAN PENDAPAT ULAMA YANG MEMBOLEHKAN DEMONSTRASI

Yusuf Qardhawi termasuk salah satu ulama kontemporer yang membolehkan demonstrasi. Bagi Qaradhawi unjuk rasa hukumnya boleh dalam Islam selagi bertujuan baik dan di dalamnya tidak terkandung unsur-unsur yang bertentangan dengan syariah Islam.[1]

Qardhawi mengatakan:

فمن حق المسلمين – كغيرهم من سائر البشر- أن يسيروا المسيرات وينشئوا المظاهرات، تعبيرا عن مطالبهم المشروعة، وتبليغا بحاجاتهم إلى أولي الأمر، وصنّاع القرار، بصوت مسموع لا يمكن تجاهله. فإن صوت الفرد قد لا يسمع، ولكن صوت المجموع أقوى من أن يتجاهل، وكلما تكاثر المتظاهرون، وكان معهم شخصيات لها وزنها: كان صوتهم أكثر إسماعا وأشد تأثيرا. لأن إرادة الجماعة أقوى من إرادة الفرد، والمرء ضعيف بمفرده قوي بجماعته

Arti kesimpulan: Adalah menjadi hak umat Islam untuk berdemonstrasi. Karena tuntutan yang disampaikan secara bersama lebih kuat dibanding apabila dilakukan sendirian.

Dalil yang dipakai Qardhawi antara lain

– QS Al-Maidah :2 وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى
Artinya: Saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa

– Hadits Nabi المؤمن للمؤمن كالبنيان، يشد بعضه بعضا
Artinya: Orang mukmin dengan mukmin lain itu ibarat bangunganyang saling menguatkan.

– Kaidah fiqih أن الأصل في الأشياء الإباحة
Artinya: Hukum asal dalam semua hal itu adalah boleh (kecuali ada nash yang menyatakan sebaliknya).

Menurut Qardhawi, seorang ulama hendaknya tidak mudah mengharamkan sesuatu kecuali bdrdasarkan dalil nash Quran dan hatits sahih yang menetapkan atas keharamannya. Adapun dalil hadits yang dha’if sanadnya atau sahih tapi penetapan keharamannya tidak sharih (eksplisit), maka hukumnya tetap pada kebolehan sehingga tidak terjebak pada mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah ( لا نحرم ما أحل الله)

Menurut Qardhawi, dalam Islam perkara yang halal jauh lebih luas dari perkara yang haram karena sesuatu yang tidak dinyatakan haram pada dasarnya adalah halal. Nabi bersabda dalam sebuah hatits:

إن الله فرض فرائض فلا تضيعوها، وحد حدودا فلا تعتدوها، وحرم أشياء فلا تنتهكوها، وسكت عن أشياء رحمة بكم غير نسيان فلا تبحثوا عنه

Artinya: Allah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kau sia-siakan. Memberi batasan-batasan, jangan kau lewati. Mengharamkan beberapa hal, jangan kau langgar. Diam atas beberapa hal sebagai rahmat bagimu, bukan karena lupa, maka jangan kau cari-cari (status hukum -red) darinya.

ULAMA WAHABI SALAFI MENGHARAMKAN DEMONSTRASI

Seperti disinggung di muka, ulama Wahabi hampir pasti akan mengharamkan demonstrasi. Karena demonstrasi dilarang di negara-negara non-demokrasi seperti Arab Saudi. Sedang gerakan Wahabi Salafi mendapat dukungan penuh secara politik dan finansial dan terintegrasi dalam sistem kerajaan Arab Saudi. Oleh karena itu, para ulama Wahabi “berkewajiban” untuk mendukung rezim Ibnu Saud.

Berikut pendapat ulama Wahabi tentang demonstrasi.[2]

1. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menyatakan:

فالمسيرات في الشوارع والهتافات ليست هي الطريق الصحيح للإصلاح والدعوة فالطـــريق الصحيح، بالزيارة والمكاتــــــــبات بالتي هي أحســن

Artinya: Rally (berbaris) di jalan bukanlah jalan yang benar untuk melakukan ishlah (perbaikan), dakwah. Cara yang benar adalah dengan kunjungan atau tulisan.

2. Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyatakan:

فان المظاهرات أمر حادث، لم يكن معروفاً في عهد النبي صلى الله عليه وسلم ولا في عهد الخلفاء
الراشدين، ولا عهد الصحابة رضي الله عنهم. ثم إن فيه من الفوضى والشغب ما يجعله أمرا ممنوعاً
لذلك نرى إن المظاهرات أمر منكر

Artinya: Demonstrasi itu perkara baru yang tidak ada di zaman Nabi, masa Khalifah Islam yang empat (khulafa-ur Rashidin), dan masa Sahabat. Unjuk rasa itu terlarang karena menimbulkan kekacaaun dan kerusuhan.

Saya berpendapat bahwa demonstrasi itu perkara yang munkar.

3. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan mengatakan:

والمظاهرات ليست من أعمال المسلمين ،وما كان المسلمون يعرفونها ،ودين الإسلام دين هدوء ودين رحمة ودين اضباط لافوضى ولاتشويش ولاإثارة فتن ،هذا هو دين الإسلام ،والحقوق يتوصل إليها بالمطالبة الشرعية والطرق الشرعية ،والمظاهرات تحدث سفك دماء وتحدث تخريب أموال ،فلاتجوز هذه الأمور

Arti ringkasan: Demonstrasi bukan perilaku umat Islam dan tidak dikenal oleh umat Islam zaman dahulu. Demonstrasi menimbulan pertumpahan darah dan kerusakan harta benda. Maka, hal ini tidak boleh.

KESIMPULAN

Demonstrasi hukumnya boleh dalam Islam karena itu termasuk forum untuk menyampaikan pendapat dan bentuk ekspresi amar makruf nahi munkar (menyeru kebaikan, dan mencegah kemungkaran). Dengan syarat, dalam melaksanakan demontrasi tidak terdapat perilaku atau perbuatan yang melanggar syariah Islam seperti melakukan tindak kekerasan, terjadinya pengrusakan, atau menyebabkan pelaku demo meninggalkan kewajiban agama seperti shalat 5 waktu, atau melakukan pelanggaran dosa , dll.

—————
CATATAN DAN RUJUKAN

[1] Lihat: http://www.alsaha.com/sahat/4/topics/285042
[2] Lihat, http://muntada.islamtoday.net/t71131.html

sumber: AlKhoirot

Inilah Adab Menguap dalam Islam

Jika seseorang mengantuk biasanya ia menguap. Bagi sebagian orang menguap dengan membuka lebar-lebar dianggap sebagai hal yang biasa. Banyak orang juga mengeluarkan suara yang keras bersamaan dengan menguap. Ajaran Islam yang agung tidak menganggap menguap ini sebagai hal yang sepele. Umat Islam tidak boleh sembarangan saat menguap. Seorang Muslim harus memperhatikan sikapnya saat ia menguap.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan hal ini. Menurut beliau, menguap itu adalah perbuatan yang berasal dari setan. Beliau bersabda, “Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari setan. Jika salah seorang kalian menguap maka tutuplah mulutnya dengan tangannya dan jika ia katakan ‘aaah …’ maka setan tertawa di dalam perutnya. Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap.”

Jika seseorang menguap hendaknya ia memperhatikan adab sebagai berikut:

Berusaha semampunya menahan.
Seseorang harus berusaha menolak, mengalahkan, dan menahan kuapan, khususnya ketika sedang shalat. Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang menguap dalam shalatnya, hendaknya ia berusaha menahan kuapannya sebisa mungkin karena setan bisa masuk.”

Seseorang tidak perlu merasa heran kalau setan bisa masuk, karena setan adalah makhluk yang tercipta dari api yang dapat berubah, berpindah, dan bergerak seperti hawa dan angin. Ia tidak berjasad seperti manusia.

Meletakkan tangan di mulut
Tujuan meletakkan tangan di mulut ketika menguap adalah agar mulut tidak terbuka. Saat manusia menguap dengan mulut terbuka itu, ia terlihat buruk dan saat itu juga setan sedang menertawakannya.

Tidak mengeluarkan suara ‘aaah ’
Seperti disebutkan dalam hadis pertama, mengeluarkan suara ‘aaah’ atau ‘waaah’ pada saat menguap menimbulkan tertawaan setan.

Tidak mengangkat suara
Mengangkat suara kuapan termasuk adab buruk yang dianggap sepele oleh banyak orang. Padahal, perbuatan ini dapat membuat orang lain menghindar dari pelakunya. Ter kadang sebagaian orang jahil mengangkat suaranya ketika meng uap dengan maksud ingin mem bu at sekelilingnya tertawa. Tentunya setan juga menertawakannya se perti disebutkan pada hadis pertama.

Syariat Islam yang adab dan menguap, bersin, tidur, dan seluruh aktivitas kehidupan manusia menunjukkan betapa agungnya agama Allah ini. Is lam yang universal ini mengatur seluruh kondisi manusia yang tidak akan pernah didapati dalam syariat-syariat lainnya. Ini merupakan bukti bahwa Islam ada lah agama yang sesuai pada semua tempat dan zaman.

 

sumber: ensiklopedi adab islam, terbitan pustaka imam asy-syafi’i. ( Republika Online )

Mukjizat di Balik Bersin dan Menguap

Islam adalah agama yang telah menjelaskan adab berbagai hal sampai-sampai dalam hal yang kecil dan sederhana, semisal dalam hal bersin dan menguap. Ada adab yang Islam ajarkan dalam dua aktivitas tersebut. Adab yang Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan ini telah dibuktikan ampuhnya oleh para dokter. Sungguh ini adalah mukjizat yang luar biasa.

Mengenai menguap terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan ‘haaah’, maka setan akan menertawainya.” (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk.” (HR. Muslim no. 2995)

Imam Ibnu Hajar berkata, “Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fathul Baari, 10/607)

Adapun mengenai bersin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,  beliau bersabda,

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

“Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, “alhamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, “yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata ‘yarhamukallah’ maka hendaknya dia berkata, “yahdikumullah wa yushlih baalakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ

Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah maka tasymitlah dia. Tapi bila dia tidak memuji Allah, maka jangan kamu tasymit dia.” (HR. Muslim no. 2992). Tasymit adalah mengucapkan ‘yarhamukallah’.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ

Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” (HR. Abu Daud no. 5029, At-Tirmizi no. 2745, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4755)

Para dokter di zaman sekarang mengatakan, “Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam. Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan “menguap” ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.

Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba’ (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa’iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155, dinukil dari web www.alsofwah.or.id)

Subhanallah … Sungguh luar biasa mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memerintahkan kita berbagai adab ketika bersin dan menguap. Amalkanlah adab bersin dan menguap seperti yang diperintahkan dalam berbagai hadits di atas sehingga kita pun bisa raih barokahnya.

Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber : https://rumaysho.com/1991-mukjizat-di-balik-bersin-dan-menguap.html

Mari Belajar Akhlak dalam Bersin dan Menguap

DARI Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci menguap. Maka apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah (mengucapkan alhamdulillah), dan kewajiban muslim lainnya yang mendengarnya untuk mendoakannya (mengucapkan yarhamukallah). Sedangkan menguap datangnya dari setan, maka hendaknya ia menahan menguap semampunya. Dan jika sampai ia mengucapkan “haaah” (menguap dengan bersuara), maka setan akan tertawa (senang) karenanya.” (HR. Bukhari)

Hikmah Hadis:

1. Anjuran berakhlaqul karimah dalam segenap aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam kebiasaan sehari-hari yang terkadang dianggap sepele dan ringan, seperti akhlak ketika sedang bersin atau ketika sedang menguap.

2. Ketika bersin, kita dianjurkan untuk berdoa memuji Allah Ta’ala dengan mengucapkan “Alhamdulillah”. Karena bersin merupakan nikmat dari Allah Ta’ala. Sementara, bagi muslim lainnya yang mendengarkan ucapan hamdalah dari orang yang bersin, dianjurkan untuk turut mendoakannya dengan mengucapkan “yarhamukallah”. Kemudian selanjutnya orang yang bersin tadi membalasnya kembali dengan mendoakan orang tersebut dengan ucapan “yahdikumullah”. Dan sungguh, betapa indahnya kehidupan orang yang beriman, yang selalu saling mendoakan satu dengan yang lainnya.

3. Adapun menguap, umumnya datangnya dari setan dan termasuk perkara yang tidak disukai Allah Ta’ala. Maka anjuranya ketika menguap adalah hendaknya ditahan sebisa mungkin. Dan kalaupun harus menguap juga, maka hendaknya jangan sampai mengeluarkan suara ketika menguap. Sebab menguap dengan mengeluarkan suara, termasuk perbuatan tercela, dan setan sangat menyukainya serta tertawa karenanya.

Wallahu A’lam. [Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag.]

video_syiar_islam

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2334887/mari-belajar-akhlak-dalam-bersin-dan-menguap#sthash.0m5uBTEN.dpuf

Ketika Orang Tua Tak Sadar Ajari Anak ‘Berbohong Demi Kebaikan’

White lies, satu istilah yang merujuk pada kebohongan yang dilakukan demi kebaikan. Hal ini sepertinya lumrah dilakukan orang dewasa. Tapi pada anak, apakah white lies juga bisa dilakukan?

“Sebetulnya bohong tetap bohong. Ketika anak berbohong, dia kan menyembunyikan fakta atau tidak mengungkapkan fakta, atau dia mencari fakta baru yang tidak sesuai dengan kejadian. Itu kan sesuatu yang perlu diklarifikasi,” tegas psikolog anak dan remaja dari RaQQi – Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi.

Dalam perbincangan dengan detikHealth, Ratih kurang setuju dengan adanya anggapan bahwa anak bisa diajak berbohong, meski bentuk kebohongan itu adalah ‘white lies’. Sebab, nantinya anak bisa bingung.

Jika sebelumnya anak selalu diwanti-wanti untuk jujur, tapi suatu hari ia diminta berbohong, maka anak akan bingung karena sebelumnya ia dilarang bohong tapi mengapa kemudian ia diminta melakukan sesuatu yang dilarang tersebut.

Atau, bisa juga anak langsung mengambil nilai bahwa memang berbohong boleh dia lakukan. Sebab, kata Ratih pada dasarnya children see, children do atau dengan kata lain, anak akan melakukan apa yang dia lihat.

Contohnya saja, ketika ibu membeli tas baru bersama sang anak tanpa sepengetahuan si ayah. Lalu, si ibu meminta sang anak untuk mengatakan pada ayahnya bahwa tas ibu merupakan pemberian teman, bukan dibeli.

“Kalau begitu artinya ada negosiasi soal bohong dengan anak. Akhirnya anak mengambil suatu nilai bahwa dia boleh melakukan ini. Akan lebih baik kalau langsung saja bilang ini dikasih, jadi nggak perlu mengungkapkan fakta,” kata pemilik akun twitter @ratihyepe ini.

Atau, bisa juga jelaskan kepada anak mengapa sang ibu harus menyembunyikan fakta bahwa memang tas itu dibeli. Meski begitu, Ratih menegaskan sebisa mungkin ajari anak untuk tidak berbohong, salah satunya dengan memberi contoh pada mereka.

 

sumber: Detik.com