250.000 Anak-anak Pengungsi Suriah di Lebanon Menderita Kekurangan

Jika nasi atau roti adalah makanan pokok bagi orang dewasa, maka susu adalah makanan pokok untuk bayi, dan saat ini 250.000 anak-anak pengungsi Suriah di Lebanon menderita kekurangan susu.

BUMISYAM|Lebanon (2/2) – Sejak lahir bayi-bayi Suriah yang berada di kamp pengungsian Lebanon telah menderita kelaparan.

Karena Lebanon belum menandatangani konvensi pengungsi PBB, mereka tidak mengakui bayi Suriah sebagai pengungsi, sehingga merampas bantuan-bantuan atau perawatan kesehatan rakyat Suriah.

Berdasarkan laporan dari Zaman Al Wasl, penderitaan orang tua dari anak-anak pengungsi Suriah semakin parah karena tidak adanya solusi untuk mengatasi krisis kemanusiaan tersebut.

Para pengungsi Suriah di Lebanon hidup dalam garis kemiskinan, mereka tidak memiliki biaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Kurangnya ketersediaan susu untuk anak-anak, para orang tua memilih jalur alternatif dalam memberikan anak-anak mereka makan, seperti memberikan campuran air dan gula, sirup kental atau Turkish delight.

Namun makanan yang diberikan tersebut justru membuat kesehatan anak-anak Suriah buruk, mereka terkena berbagai penyakit.

Hasan Amar, seorang spesialis inkubator sekaligus komite medis di wilayah Arsal mengatakan, makanan alternatif yang diberikan orang tua kepada anak-anak Suriah tersebut dapat menyebabkan diare, kram perut, dehidrasi bahkan kematian. (Eka Aprila)

 

sumber:Bumi Syam

Kiat Menjadikan Keluarga Sakinah di Rumah

SETIAP suami wajib mendidik istri dan anak-anak untuk komitmen dengan aqidah dan syariah Islamiyah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya, membina dan mendidik keluarga agar supaya mendapat rahmat dan belas kasih Allah SWT.

Sebagaimana Allah SWT telah memerintahkan dalam firmannya:

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)

Alquran memberi teladan melalui gambaran Siti Hajar yang mampu ditinggal suami di Padang yang gersang dengan kewajiban mendidik putranya Ismail. Atau seperti Istri Firaun yang tetap beriman dan mentaati Allah kendati dalam cengkraman suami yang zalim.

Sebaliknya jangan sampai kita mempunyai istri seperti istri Nabi Nuh dan Istri Nabi Luth. Kendati mereka di bawah kendali hamba Allah yang saleh, ternyata keduanya berkhianat, yaitu tidak mematuhi suaminya secara total. Akibatnya mereka dihukum Allah dengan azab yang pedih.

Sebagai seorang pemimpin keluarga hendaknya mempunyai kiat khusus untuk menjadikan keluarganya tetap pada jalan Allah SWT yang benar, antara lain:

1. Mengadakan talim (pengajaran) bagi anggota keluarga

Hal ini sangat penting sekali bagi pemimpin keluarga dalam membina rumah tangga untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT dalam surat At Tahrim ayat : 6

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

2. Membuat perpustakaan Islam di dalam rumah

Perkara ini bisa menjadi penunjang pemimpin keluarga dalam pengajaran rumah tangga, penyediaan buku-buku islami sangat membantu mereka beriltizam dengan membuat maktabah islamiyah (perpustakaan Islam) di dalam rumah serta menganjurkan semua anggota keluarga untuk membacanya. Misalnya diletakkan di pojok rumah bagian dalam yang bersih dan rapi, seperti di dalam kamar tidur, ruang tamu dan memberikan kenyamanan bagi yang ingin membaca secara terus menerus.

Perpustakaan Islam di dalam rumah hendaknya terdiri dari tingkatan-tingkatan yang berbeda. Misalnya untuk orang dewasa atau maupun anak kecil, laki-laki maupun perempuan. Juga perlu disediakan buku sebagai hadiah bagi tamu, sanak saudara, teman dengan diupayakan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka.

3. Membuat pustaka audio di rumah

Keberadaan tape recorder atau DVD player di dalam rumah memungkinkan bagi anggota keluarga untuk menggunakan dalam kebaikan dan keburukan, maka bagaimana cara memanfaatkan fasilitas tersebut supaya bermanfaat dan mendapatkan barakah dari Allah. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu dengan cara membuat pustaka audio di dalam rumah yang terdiri atas kaset-kaset islami yang baik milik para ulama, penceramah-penceramah, khatib-khatib dan para pemberi nasehat kebaikan.

Pengaruh bagi anggota keluarga dalam mendengarkan kaset-kaset murottal yang khusyu misalnya, menambah hafalan mereka disebabkan berulang-ulang mendengarnya, keluarga lebih terjaga mendengarkan murottal al Quran daripada mendengarkan nyanyian-nyanyian dari setan.

4. Mengajak teman atau sanak saudara yang beriman dan baik untuk berkunjung ke rumah.

“Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”.

Masuknya orang-orang yang berkunjung ke rumah dapat menambah cahaya keimanan di dalam rumah. Hal itu bisa terjadi dari perkataan-perkataan, tingkah laku, dan etika mereka. Jika engkau memasukkan orang yang beriman dan baik ke dalam rumahmu berarti engkau telah mencegah masuknya keburukan dan kerusakan.

Akhlak keluarga merupakan basis dasar yang akan menjaga keseluruhan bangunan masyarakat Islam. Keluarga harus mendapatkan perioritas utama untuk didakwahi dan dibina sehingga mereka dapat diandalkan dalam membentuk lingkungan yang baik.[Hazliman dalam bersamadakwah]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2352033/kiat-menjadikan-keluarga-sakinah-di-rumah#sthash.SWyuZ2ei.dpuf

 

 

 

Baca juga:

Inilah Tips-Tips Membangun Keluarga Sakinah

Orang Ini Merasa Paling Layak di Surga

SUATU ketika, seorang yang dikenal saleh melihat Nabi Musa berjalan menuju Bukit Sinai. Mengetahui bahwa Musa ingin bertemu Tuhannya, orang saleh itu mendatangi utusan Tuhan itu.

Ia berkata, “Wahai kalimullah, seumur hidup saya telah berusaha untuk menjadi orang baik. Saya melakukan shalat, puasa, dan segala yang diwajibkan dalam agama. Untuk itu, saya banyak menanggung derita. Namun itu tidak menjadi masalah bagi saya, saya hanya ingin memastikan apa yang Tuhan persiapkan untukku di hari kebangkitan kelak. Tolong tanyakan pada-Nya”

“Baik,” kata Musa. Lalu Nabi pembawa risalah Taurat ini melanjutkan perjalanannya hingga bertemu seorang pemabuk di pinggir jalan.

“Mau ke mana,?” tanya pemabuk itu. Belum sempat Musa menjawab, pemabuk itu berkata, “Tolong tanyakan pada Tuhan tentang nasibku. Saya ini peminum yang berlumur dosa. Tidak pernah shalat, puasa dan berbuat amal saleh lainnya. Tanyakan padaNya, apa yang telah dipersiapkan untukku.”

Nabi Musa menyanggupi dan menyampaikan pesannya pada Tuhan. Setelah kembali dari Bukit Sinai, Musa bertemu pertama kali pada orang saleh. Kepadanya Musa menyampaikan jawaban Tuhan, “Bagimu pahala yang besar dan surga.”

“Saya memang sudah menduganya,” kata orang saleh itu sebelum pergi meninggalkan Musa. Tidak lama kemudian, Musa bertemu sang pemabuk yang sedang duduk menanti. Kepadanya Musa berkata, “Tuhan telah mempersiapkanmu tempat yang paling buruk.”

Mendengar jawaban utusan Tuhan itu, pemabuk itu melonjak dari duduknya dengan wajah berseri-seri dan seketika rasa bahagianya meledak dengan haru dan gembira. Musa heran dengan sikap pemabuk itu yang menanggapi apa yang disiapkan Tuhan untuknya dengan gembira.

“Alhamdulillah. Saya tidak peduli tempat mana yang Tuhan persiapkan untukku. Bagiku yang berlumur dengan dosa ini, sangat senang karena Tuhan masih mengingatku. Ketika semua orang tidak mengenaliku, saya yang hina ini masih dikenal Tuhan!” ungkap pemabuk itu dengan penuh kebahagiaan yang tulus.

Nasib keduanya pun akhirnya berubah di Lauhul Mahfudz. Orang saleh itu bertukar tempat dengan pemabuk. Orang saleh menempati Neraka, dan si pemabuk menempati surga. Karena takjub, Musa bertanya pada Tuhannya dan dijawab, “orang yang pertama, dengan segala amal salehnya, tidak layak mendapat anugerahKu. Karena anugerahKu tidak dapat dibeli dengan amal saleh. Orang kedua membuatKu senang, karena apapun yang Aku berikan padanya ia senang. Kesenangannya pada pemberianKu menyebabkan Aku senang kepadanya.”[]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2356871/orang-ini-merasa-paling-layak-di-surga#sthash.ERdM9mx3.dpuf

Perbedaan antara Hadis Qudsi dan Alquran

BERDASARKAN penjelasan dari Ustaz Ahmad Sarwat Lc, hadis qudsi berasal dari kata quds yang berarti menyucikan Allah. Hadis Qudsi ialah hadis yang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disandarkan kepada Allah Ta’ala. Maksudnya Nabi meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka rasul menjadi perawi kalam Allah ini dari lafal Nabi sendiri. Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi maka dia meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan disandarkan kepada Allah, dengan mengatakan:

`Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya`, atau ia mengatakan: `Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: Allah Ta`ala telah berfirman atau berfirman Allah Ta`ala.`

Contoh yang pertama: `Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya Azza Wa Jalla, tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu siang atau malam hari.`

Contoh yang kedua: `Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ` Allah ta`ala berfriman: Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku.bila menyebut-KU di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-KU di kalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih dari itu.`

Ada beberapa perbedaan antara Quran dengan hadis qudsi yang terpenting di antaranya ialah:

a. Alquranul Karim adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah dengan lafalnya. Dan dengan itu pula orang arab ditantang, tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Quran itu, atau sepuluh surah yang serupa itu, bahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku, karena Quran adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat.. sedang hadis qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat.

b. Alquranul karim hanya dinisbahkan kepada Allah, sehingga dikatakan: Allah ta`ala telah berfirman, sedang hadis qudsi terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah, sehingga nisbah hadis qudsi kepada Allah itu merupakan nisbah yang dibuatkan. Maka dikatakan: `Allah telah berfirman atau Allah berfirman.` Dan terkadang pula diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi nisbahnya adalah nisbah khabar, karena Nabi yang menyampaikan hadis itu dari Allah, maka dikatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.

c. Seluruh isi Quran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis qudsi kebanyakannya adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Ada kalanya hadis qudsi itu sahih, terkadang hasan (baik) dan terkadang pula daif (lemah).

d. Alquranaul Karim dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka dia adalah wahyu, baik dalam lafal maupun maknanya. Sedang hadis qudsi maknanya saja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadis qudsi ialah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadis diperbolehkan meriwayatkan hadis qudsi dengan maknanya saja.

e. Membaca Alquranul Karim merupakan ibadah, karena itu ia dibaca di dalam salat. `Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Quran itu`(QS. Al-Muzzammil: 20).

Nilai ibadah membaca Quran juga terdapat dalam hadis: `Barang siapa membaca satu huruf dari Quran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf`.

Sedang hadis qudsi tidak disuruhnya membaca di dalam salat. Alllah memberikan pahala membaca hadis qudsi secara umum saja. Maka membaca hadis qudsi tidak akan memperoleh pahala sperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Quran bahwa pada setiap huruf akan mendapatkan kebaikan.

Wallahu a’lam bishshawab, assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. []

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2356622/perbedaan-antara-hadis-qudsi-dan-alquran#sthash.n2v88PnH.dpuf

Kapankah Perbedaan Pendapat Diakui dalam Islam?

PERTAMA-TAMA perlu diketahui, bahwa perbedaan pendapat di kalangan ulama umat Islam ini adalah yang terlahir dari ijtihad, karena itu, tidak membahayakan bagi yang tidak mencapai kebenaran. Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Jika seorang hakim memutuskan lalu berijtihad, kemudian ia benar, maka ia mendapat dua palaha. Dan jika ia memutuskan lalu berijtihad kemudian salah, maka ia mendapat satu pahala.”

Maka, bagi seseorang yang telah jelas baginya mana yang benar (dari argumentasi yang disampaikan), maka ia wajib mengikutinya. Perbedaan pendapat yang terjadi di antara para ulama umat Islam tidak boleh menyebabkan perbedaan hati, karena perbedaan hati bisa menimbulkan kerusakan besar, sebagaimana Firman Allah, “Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Perbedaan pendapat yang diakui oleh para ulama, yang kadang dinukil (dikutip) dan diungkapkan, adalah perbedaan pendapat yang kredibel dalam pandangan. Adapun perbedaan pendapat di kalangan orang-orang awam yang tidak mengerti dan tidak memahami, tidak diakui. Karena itu, hendaknya orang awam merujuk kepada ahlul ilmi, sebagaimana ditunjukkan oleh Firman Allah Subhanahu wa Taala,

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)

Kemudian pertanyaannya, apakah perbedaan ini terjadi dalam setiap masalah? Jawabnya: Tidak demikian. Perbedaan ini hanya pada sebagian masalah. Sebagian masalah disepakati, tidak ada perbedaan, alhamdulillah, tapi sebagian lainnya ada perbedaan pendapat karena hasil ijtihad, atau sebagian orang lebih tahu dari yang lainnya dalam menganalisa nash-nash Alquran dan sunah. Di sinilah terjadinya perbedaan pendapat. Adapun dalam masalah-masalah pokok, sedikit sekali terjadi perbedaan pendapat. (dari fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin yang beliau tanda tangani)

[Sumber: Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, Darul Haq Cetakan VI]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2357111/kapankah-perbedaan-pendapat-diakui-dalam-islam#sthash.XGibokwU.dpuf

Jasa Besar Ustmaniyah Selamatkan Peninggalan Rasulullah

Di era modern, Istana Topkapi di Istanbul, Turki, merupakan salah satu tempat pe nyimpanan benda-benda asli peninggalan Nabi Muhammad SAW . Di sana, warisan berharga ini disimpan secara baik dan terawat.

Istana Topkapi dibangun pada zaman Kesultanan Ottoman yang berkuasa selama empat abad. Pada 1985, Badan PBB untuk Kebudayaan (UNESCO) mendaulat Istana Topkapi sebagai Situs Warisan Dunia.

Selama empat abad, istana ini merupakan rumah bagi kalangan sultan Ottoman sampai Abdul Majid I (1839- 1860). Pembangunannya dimulai pada masa Sultan Mahmud II.

Tepatnya setelah Konstantinopel takluk di bawah kekuasan pasukan Islam pada 1453. Luas kompleks Istana Topkapi adalah 700 meter persegi. Gerbang utamanya berhadapan persis dengan Haghia Sofia.

Bagian dari Istana Topkapi yang menyimpan benda-benda peninggalan Nabi Muhammad mulai berfungsi sejak masa Sultan Salim I pada 1517.

Saat itu, pasukannya berhasil menguasai Mesir. Seperti dijelaskan dalam situs billkent.edu.tr, kompleks tempat penyimpanan itu terdiri atas beragam ruangan yang beratapkan kubah.

Dindingnya dihiasi corak Iznik dari abad ke-16. Selain itu, benda-benda historis itu ditampilkan dalam kotak kayu dengan jendela bening. Di sini, antara lain, dipamerkan beberapa artefak, seperti busur panah milik Nabi serta pedang milik empat khalifah pengganti Rasulullah.

Ada pula mantel yang diyakini merupakan pakaian Nabi . Mantel ini merupakan pemberian Nabi kepada Ka’ab bin Zuhayr. Dua bilah pedang berhiaskan batu mulia milik Nabi Muhammad juga ditampilkan.

Di sini juga tersimpan dan ditampilkan, gumpalan tanah kuburan Rasulullah. Kemudian, beberapa helai janggut Nabi, pecahan gigi Nabi akibat perang Uhud, beserta bekas tapak kaki beliau . Beberapa surat resmi yang bercapkan Nabi Muhammad juga tersimpan dengan baik di Istana Topkapi.

Dalam buku The Sacred Trusts karya Hilmi Aydin dijelaskan bahwa barangbarang milik Nabi itu merupakan warisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi di bawahnya.

Benda-benda peninggalan Rasulullah ini berada di tangan para sahabat atau ada pula yang disimpan para keluarga Rasul (ahlul bait). Mantel Suci (Holy Mantle) atau burda diberikan Nabi Muhammad kepada Ka’b ibn Zuhayr. Anaknya Ka’ab menjual mantel tersebut kepada Muawiyah I, pendiri dinasti Umayyah.

Seiring berjalannya waktu, informasi tentang benda peninggalan Nabi tersebar luas di kota-kota Muslim, seperti Damaskus, Yerusalem, Kairo, Haifa, Kabul, Kashmir, Lahore, dan Karachi. Pada 1327 AH, lebih dari empat puluh helai rambut Nabi diklaim oleh Konstantinopel. Mereka menampilkan peninggalan Nabi tersebut dalam beberapa perayaan.

Sejumlah khalifah menjadikan bendabenda itu sebagai kebanggaan dan menjaganya dengan baik. Saat Sultan Salim I berkuasa atas Mesir, ia memboyong benda-benda peninggalan Nabi dari Alexandria dan pusat kekuasaan Khalifah Abbasiyah di Mesir serta gubernur Makkah, ke Istanbul.

Saat Sultan Salim I berhasil mengalahkan kesultanan Mamluk, maka Mesir dan Hijaz (Mekkah dan Madinah) praktis di bawah kekuasaan Kesultanan Ottoman sejak 1517. Para sultan menjaga barangbarang peninggalan Nabi sebagai amanat untuk peradaban Islam sekaligus simbol kejayaan.

Dalam catatan sejarawan Turki, Evliya Celebi (1611-1682), barang-barang peninggalan Nabi yang diboyong ke Istanbul antara lain terdiri atas jubah Nabi, panji-panji Nabi, pecahan gigi dari Perang Uhud, beberapa helai jenggot beliau, sebuah bendera merah, dan wadah tempat wudhu Nabi .

Selain itu, ada pula sebuah turban serta mushaf Alquran milik Utsman bin Affan yang dibacanya ketika ia dibunuh dalam huru-hara. Pemindahan barangbarang ini juga menandakan pindahnya pusat kekuasaan politik umat Islam ke Istanbul.

Para sultan pengganti Sultan Salim I meneruskan tradisi pemeliharaan bendabenda bersejarah ini hingga abad ke-20 masehi. Mereka mengumpulkannya dari penjuru kota-kota utama di Timur Tengah.

 

sumber: Republika Online

Martin Thomson: Islam tak Sekadar Bersyahadat

Pemilik nama kecil Martin Thomson ini dikenal sebagai pengacara terkemuka di Inggris. Ia juga mengetuai Wynne Chambers, badan hukum Islam yang didirikannya pada 1994.

Berislam 38 tahun lalu, Thomson meyakini cara terbaik mengamalkan ajaran Islam adalah memahami dan meneladani sumbernya, yakni Alquran dan Sunah Rasulullah SAW. “Seperti pepatah yang mengatakan bahwa semakin dekat kita pada sumber mata air, semakin murni air yang kita minum,” ujar pria kelahiran Afrika ini.

Dilahirkan di Rhodesia Utara (sekarang Zambia), Thomson menempuh pendidikan dasar serta menengahnya di Rhodesia Selatan (sekarang Zimbabwe). Masa awal hidupnya, ia lalui di daerah-daerah terpencil Afrika yang kala itu belum tersentuh peradaban modern, seperti listrik, gas, dan saluran air bersih.

Lahir dan besar di Afrika, Thomson muda merasa tidak puas pada ajaran Kristen. Ia mulai mempertanyakan banyak hal seperti, “Jika setiap manusia itu sama di hadapan Tuhan, lalu mengapa kaum Afrika kulit putih seperti dia harus beribadah di gereja yang berbeda dengan kaum kulit hitam?”

Pertanyaan lain yang kerap mengganggunya sebagai pemeluk Kristen adalah soal ketuhanan Yesus. “Jika Yesus adalah Tuhan, kepada siapa dahulu ia berdoa? Jika Yesus adalah Tuhan dan disalib, lalu siapa yang menghidupi surga dan dunia? Pertanyaan itu tak pernah terjawab selama aku memeluk ajaran Kristen,” ujar lulusan Exeter University, Inggris, ini.

Ketika berusia 12 tahun, Thomson sampai pada satu titik di mana ia memercayai Tuhan dan Yesus. “Hanya saja, aku tidak yakin pada gereja.” Terhenti pada berbagai pertanyaan itu, Thomson mulai membaca apa pun dan memikirkan kehidup an yang dijalaninya sejauh itu. Ia mengunjungi berbagai kelompok spiritual dan mencoba meditasi selama beberapa bulan. “Itu menenangkan, tapi sama sekali tak mengubah gaya hidupku.”

Hingga akhirnya, Thomson bertemu Syekh Abdalqadir as-Sufi (tokoh tarbiyah, penggagas Gerakan Dunia “Murabitun”). Pertemuan itu menjadi awal perkenalannya dengan Islam, agama yang tak pernah terpikirkan oleh Thomson sebelumnya.

Saat berbicara dengan Syekh Abdalqadir dan mendengarkan berbagai hal yang disampaikannya, Thomson merasa telah menemukan jalan menuju transformasi yang ia butuhkan. “Sejak itu, perlahan aku menemukan jawaban atas semua pertanyaan yang memenuhi otakku,” katanya. Thomson pun rutin mengunjungi pusat kajian Islam Syekh Abdalqadir. Ia juga membaca The Book of Strangeryang ditulis Sang Syekh.

Thomson mantap mengakhiri pencariannya pada 13 Agustus 1973. Ia pun mengikrarkan syahadat dan berhaji empat tahun kemudian. Sepulang haji, ia menyelesaikan pelatihannya sebagai pengacara. Lalu, pada 26 Juli 1979, ia dipanggil ke Pengadilan England & Wales dan mulai meniti karier di bidang advokasi dan hukum Islam.

Thomson pertama kali memperoleh perhatian publik pada 2001, saat tampil dalam sebuah film dokumenter berjudul My Name is Ahmed yang menyabet sebuah penghargaan. Ia pun tampil di film dokumenter lainnya, Prince Naseem’s Guide to Islam. Kedua film itu ditayangkan di BBC2 pada Agustus 2001. Setelah itu, wajahnya kerap mewarnai layar kaca dalam berbagai program, terutama program-program Islam.

Kini, hari-harinya diisi dengan aneka kegiatan keislaman, mulai dari memberikan ceramah rutin tentang Islam di berbagai wilayah di Inggris, menulis untuk Jurnal al-Kala, sampai menjadi kontributor tetap dalam konferensi lintas agama yang digelar setiap tahun di Masjid Regents Park dan Pusat Ke bu dayaan Islam Inggris.

Empat tahun pertama keislamannya, Thomson mengaku tak memahami apa pun tentang Islam. “Yang kutahu, komunitas Muslim di mana aku bergabung lebih berpengetahuan, menonjol, dan memiliki perangai yang lebih baik dari umat lain yang pernah kutemui.”

Pria yang kini menjabat sekretaris Pengacara Muslim Eropa ini memegang suatu konsep tegas tentang Islam yang sesungguhnya. “Islam bukan semata persoalan kata-kata,” ujarnya seperti dikutip gatewaytodivinemercy.com.

Mengutip sabda Rasulullah SAW, ia mengatakan, syahadat adalah satu ikrar yang mudah diucapkan, namun banyak yang berlalu begitu saja. “Sejak aku mengucapkan syahadat, aku menjalani setiap momen hidupku untuk menemukan berbagai kewajiban dan konsekuensi yang mengikuti kesaksian itu. Pencarian ini adalah proses yang tidak memiliki akhir.”

Selain itu, Thomson adalah satu dari miliaran Muslim yang tidak membenarkan terorisme. Ia berpendapat, “Islam radikal” adalah istilah yang mengandung kontradiksi. “Tidak mungkin seseorang menjadi Muslim seutuhnya dan dalam waktu yang sama menjadi teroris yang bengis.”

Sejak berislam, Thomson telah menulis sejumlah buku, di antaranya, The Difficult Journey and The Way Back (1994); The Next World Order(1994); dan edisi revisi Jesus, Prophet of Islam and Blood on the Cross (disusun dalam dua jilid yakni For Christ’s Sake dan Islam in Andalus, ditulis bersama Muhammad Ata’ur Rahim pada 1996).

Beberapa judul lainnya adalah Dajjal: the AntiChrist(1997); Making History(1997); The Last Prophet(2000), dan Golden Days on the Open Road(2005). Kemudian, bersama Abdalhaqq dan Aisha Bewley, ia menulis buku The Islamic Will(1995).

sumber: Republika ONline

Tanda-tanda Pewaris Surga Firdaus

SUNGGUH beruntung orang-orang mukmin itu, kata Allah swt. Mereka adalah orang-orang yang akan mendapatkan warisan yang amat spesial.

Warisan yang tidak pernah diwariskan ayah manapun kepada putranya. Bagaimana tanda-tanda mereka? Sebesar apa warisan yang akan mereka dapat?

Allah swt berfirman dalam Surat Al-Muminun 1-11,

“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.”(Al-Muminun 1)

Tanda-tanda orang mukmin

1. Salatnya khusyuk.

“(yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya.”(Al-Muminun 2)

2. Meninggalkan gurauan yang membuat lupa dari Allah.

“Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.”(Al-Muminun 3)

3. Rajin membayar zakat.

“Dan orang yang menunaikan zakat.”(Al-Muminun 4)

4. Menjaga kemaluannya.

“Dan orang yang memelihara kemaluan-nya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.”(Al-Muminun 5-6)

5. Menjaga amanat dan menepati janji.

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.” (Al-Muminun 8)

6. Memelihara salat.

“Serta orang yang memelihara shalatnya”.(Al-Muminun 9)

Warisan bagi orang mukmin

“Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.”(Al-Muminun 10-11)

Mengapa Allah swt memakai kata “mewarisi” ? Besar upah seseorang bergantung kepada pekerjaan yang dia lakukan. Sementara warisan tidak didapat dari hasil keringat manusia. Warisan adalah pemberian murni dari seseorang kepada ahli warisnya.

Allah menggunakan kata warisan saat berbicara surga karena kenikmatannya tidak sebanding dengan perbuatan kita. Surga adalah murni pemberian dan rahmat Allah kepada orang yang beriman. Kenikmatannya jauh lebih besar dari sekadar ganjaran dari perbuatan kita.

“Itulah surga yang akan Kami Wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.”(Maryam 63)

Jika kita perhatikan, tanda-tanda orang mukmin pada Surat Al-Muminun 1-9 itu diawali dengan salat dan diakhiri dengan salat. Seperti dalam riwayat kita temukan bahwa kelak di Hari Akhir, amalan pertama yang dilihat adalah salat. Jika salatnya diterima maka seluruh amalannya akan diterima. Dan jika solatnya ditolak maka seluruh amalannya akan ditolak. Semoga kita termasuk pewaris surga firdaus. [khazanahalquran]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2356326/tanda-tanda-pewaris-surga-firdaus#sthash.6N1B1gNX.dpuf

Laut Tengah, Bukti Kebenaran Firman Allah

Laut Tengah dihubungkan dengan Samudra Atlantik oleh Selat Gibraltar. Meski telah dipertemukan oleh Gibraltar, air dari Mediterania dan Atlantik ternyata tak mau bersatu. Secara ilmiah, sejumlah ilmuwan pada abad modern ini telah memberikan penjelasan.

Di antara penjelasan itu adalah Selat Gibraltar memiliki arus yang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini karena perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan airnya. Dalam hal ini, air dari Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air di Samudra Atlantik.

Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Alhasil, arus di Selat Gibraltar bergerak ke barat menuju Samudra Atlantik.

Namun, di Samudra Atlantik, air dari dua lautan ini tetap saja ogah bercampur, seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air laut tersebut. Bahkan, batas antara kedua air dari dua lautan ini sangat jelas. Air dari Samudra Atlantik berwarna biru lebih cerah, sedangkan air dari Laut Tengah berwarna lebih gelap.

Mengapa hal itu terjadi?

Mengutip pakar kelautan, Richard A Davis Jr dalam Principles of Oceanography(1972), laman keajaibanalquran.com menjelaskan, ketika dua lautan bertemu, air dari masing-masing lautan itu tidak akan bercampur satu sama lain. Ini disebabkan oleh “tegangan permukaan”— gaya fisika yang muncul akibat perbedaan massa jenis. Maka, seperti yang terjadi di Selat Gibraltar, seolah-olah ada dinding tipis yang memisahkan air dari Mediterania dan Atlantik.

Hal paling menarik dari fenomena ini adalah Alquran telah menjelaskan hal itu jauh sebelum para pakar kelautan pada abad modern berteori. Simak surah ar-Rahman ayat 19 dan 20 yang berbunyi, “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”

Surah lain yang menceritakan fenomena tersebut terdapat pada surah al-Furqan ayat 53. “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit. Dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”

Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Mahaagung.

 

sumber: Republika ONline

Inggris Perkenalkan Keindahan Islam Lewat Masjid

Beberapa tahun terakhir, umat Islam menjadi sorotan dunia karena dituduh telah menyebarkan ajaran-ajaran radikal. Tak sedikit pula masjid yang ditutup karena dianggap sebagai lokasi penyebaran ajaran Islam radikal.

Umat Islam semakin terpinggir setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat. Alergi terhadap Islam semakin jelas dengan diberlakukannya larangan masuk ke AS bagi tujuh negara mayoritas Muslim.

Hal itu mengundang keprihatinan dari banyak komunitas Muslim dari berbagai negara. Untuk menepis citra negatif tersebut, sejumlah masjid membuka pintu mereka lebar-lebar untuk menyambut siapapun yang ingin datang mencari tahu tentang Islam.

Salah satunya dilakukan di Masjid Pusat, Norwich, Inggris. Ahad (5/2) esok, masjid ini terbuka bagi pengunjung yang ingin mengetahui tentang sejarah dan ajaran Islam. Ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keramahan dan roh Islam yang sesungguhnya.

“Kami ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melihat sendiri aktivitas yang terjadi di dalam masjid,” kata Sekretaris Umum Pusat Keislaman Bangladesh di Rose Lane, dikutip Eastern Daily Press, Kamis (2/2).

Hal serupa juga dilakukan Masjid York di London. Pada tanggal yang sama, masjid ini menggelar hari berkunjung ke masjid atau Visit My Mosque.

Dimulai pukul 14.00 hingga 18.00, pengunjung dapat menanyakan apapun tenatng Islam sambil disuguhi hidangan teh dan biskuit. Tak hanya itu, pengunjung juga akan diajak berkeliling melihat setiap sudut masjid.

 

sumber: Republika Online