Heraclius: Jika Bertemu Rasul akan Kubasuh Kakinya

RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus beberapa utusan kepada raja-raja dan para pemimpin Arab untuk mengajak mereka masuk Islam. Tentunya dengan cara yang baik dan penuh hikmah.

Di antara raja-raja itu adalah Heraclius, raja Romawi, ia menerima dan bersikap semestinya. Disebutkan bahwa setelah menerima surat dari Rasulullah, ia ingin mengetahui lebih jauh tentang beliau.

Ia mencari orang yang dapat menjelaskan kepadanya apa yang ia butuhkan. Lalu ia bertemu dengan Abu Sufyan yang sedang berdagang di Ghaza.

Pertanyaan yang ia ajukan menunjukkan bahwa ia mengetahui sejarah agama-agama sebelumnya, sifat-sifat Nabi, sikap umatnya, dan ketentuan Allah dalam hal ini. Abu Sufyan menceritakan dengan sejujurnya, karena ia tidak mau dibilang sebagai pendusta.

Setelah mendapat keterangan yang dibutuhkan, Heraclius yakin bahwa Muhammad benar-benar seorang Nabi. Ia berkata kepada Abu Sufyan,

“Jika yang kamu katakan benar adanya, maka ia akan memiliki tempat aku berpijak ini. Aku tahu bahwa seorang nabi telah lahir, akan tetapi aku tidak menduga dia berada di antara kalian. Jika aku bisa ke tempatnya niscaya aku akan berusaha menemuinya. Dan jika aku bertemu dia niscaya aku akan basuh kakinya.”

Heraclius memanggil semua pembesar Romawi, lalu memerintahkan agar semua pintu keluar ditutup. Setelah itu ia berkata kepada mereka, “Wahai sekalian orang-orang Romawi, apakah kalian suka dengan kebahagiaan, kelurusan, dan kelanggengan kekuasaan kalian, lalu kalian mengikuti Nabi ini?”

Maka mereka semua lari menuju pintu akan tetapi pintu sudah tertutup. Ketika mengetahui sikap mereka, Heraclius berkata, “Kembalilah kalian, aku hanya menguji kesungguhan kalian dalam memeluk agama kalian. Dan saat ini aku telah mengetahuinya.”

Maka mereka bersujud kepadanya. Raja Heraclius lebih mengutamakan pengikutnya daripada hidayah yang diberikan Allah Ta’ala. Dikisahkan bahwa pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar dan Umar, terjadi perang antara kaum muslimin dan bangsa Romawi yang berakhir dengan kemenangan di pihak kaum muslimin. []

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2376390/heraclius-jika-bertemu-rasul-akan-kubasuh-kakinya#sthash.8gzbC3k0.dpuf

MUI: Buku Lahirkan Ulama

Buku tak hanya melahirkan intelektual tapi juga ulama. Dengan membaca, para ulama bahkan jadi penggerak perubahan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin mengapresiasi penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) yang telah 16 tahun berlangsung. Kiai Ma’ruf berharap bahwa pameran ini menjadi tempat informasi buku-buku yang baik dan membawa maslahat. Agar masyarakat tahu mana buku yang baik dan tidak baik.

Melalui buku terjadi proses memengaruhi, bahkan ada gerakan penyesatan baik akidah maupun cara berpikir. Karena itu, Kiai Ma’ruf berharap IBF bisa menjadi sarana menangkal penyesatan akidah dan cara pemikiran. ”Sangat genting dan fundamental untuk membangun cara berpikir,” kata Kiai Ma’ruf di IBF 2017 di Balai Sidang Jakarta (JCC), Rabu (3/5).

Semua orang tahu, perubahan terjadi karena banyak membaca. Membaca sendiri melahirkan intelektual termasuk ulama. Apalagi, kesdaran untuk memerdekan Indonesia justru dimulai dari kesadaran para ulama. ”Karena itu, tema IBF untuk pembangunan peradaban melalu literasi islam sudah tepat,” ungkap Kiai Ma’ruf.

Ketika terjadi pemberontakan di Indonesia abad ke 19, mulanya karena perlawanan para ulama. Sejarawan menyatakan itu sebagai kebangkitan agama. Tapi menurut Kiai Ma’ruf, sebenarnya itu adalah kebangkitan Islam, bahkan lebih tepat lagi kebangkitan ulama.

”Banyak orang mengira bahwa perubahan itu terjadi ketika orang Indonesia banyak berhaji. Tapi setelah dilakukan penelitian, yang melakukan pemberontakan itu bukan orang yang melakukan haji,” kata Kiai Ma’ruf.

Banyak orang pergi haji, pulangnya tidak ada perubahan. Yang melakukan perubahan dulu adalah para ulama yang sekolah di Mekkah dan selama bertahun-tahun setelah mereka belajar kitab di sana. Saat pulang, barulah mereka tahu ada yang harus diubah dan mereka melakukan perlawanan.

Kebangkitan ulama ini yang kemudian menginspirasi lahirnya kebangkitan nasional menuju Indonesia merdeka. ”Jadi intelektual Muslim ini yang sebenarnya mulai gerakan kemerdekaan. Oleh karena mari kita mendorong supaya lebih banyak Muslim yang cerdas,” kata Kiai Ma’ruf.

Selama ini umat Islam dilecehkan seakan-akan umat Islam mudah diiming-iming uang. Makanya tak heran ada istilah kyai khas kalah oleh kyai kas.

IBF, kata Kiai Ma’ruf juga menjadi tempat untuk mempromosikan gemar membaca. Gemar membaca udah mulai, tapi belum diiringi gemar membeli buku. Padahal dengan membeli buku apalagi buku Islam, umat akan ikut menguatkan, mensinergikan, dan mengakselarsi gerakan ekonomi keumatan.

 

REPUBLIKA

Cerita Caisar ‘YKS’ Diberangkatkan Haji Oleh Raja Salman

Tak pernah terbayangkan di dalam hidup komedian yang memiliki goyang khas, Caisar Aditya Putra, dapat berangkat haji tanpa menunggu waktu lama.
Caisar dan Teuku Wisnu terpilih menjadi selebriti Tanah Air yang diberangkatkan ibadah umrah dan haji dari Raja Arab Salman bin Abdulaziz Al-Saud, pada September 2016. Apalagi, ia mendapat kesempatan terbang pada kloter pertama, di mana jamaah yang berasal dari seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji belum datang semua ke Tanah Suci.
Program tersebut diketahui memang rutin dilakukan pemerintah Arab Saudi kepada warga negara Indonesia. Undangan itu ditujukan secara khusus yang dipilih dari kedutaan besar Arab Saudi, untuk orang-orang yang dianggap ikut mengembangkan Islam di daerah dan dengan cara mereka masing-masing.
Presenter sekaligus komedian yang memiliki goyangan khas saat membawakan program ‘Yuk Keep Smile (YKS)’ ini, memilih untuk membatasi pekerjaan di dunia hiburan. Ia kini lebih memilih untuk berhijarah dan memperdalam ilmu agama, sembari merintis usahanya di bidang busana muslim serta makanan.
Kepada kumparan, Caisar mengatakan tak tahu mengapa dirinya bisa ditunjuk ikut berangkat ibadah umrah dan haji dari Raja Salman. Ia mengaku kala itu, tiba-tiba dihubungi pihak keduataan besar Arab Saudi di Indonesia untuk menghadiri ibadah umrah dan haji dari Raja Salman.
“Awalnya enggak nyangka, bangun tidur di telepon, ‘Udah berangkat haji belum?’ Saya jawab, ‘belum’. Perasaan kayak masih mimpi. Masya Allah, rezeki dari Allah. Barang siapa yang bertawakal pada Allah, Allah cukupkan rezeki. Rasanya senang, campur aduk,” katanya, Selasa (28/2).
Selama kurang lebih 9 hari menunaikan ibadah haji dan umrah, suami dari Indadari Mindrayanti ini mengaku sangat dimanjakan. Segala kebutuhan mulai dari penginapan, makan, hingga akses untuk beribadah semua di fasilitasi dari pihak Raja Salman.
Saat tengah menjalankan ibadah umrah dan haji, hanya dua orang perwakilan dari rombongan tersebut yang bisa bertemu dengan Raja Salman. Ia dan rombongan lain hanya diminta untuk menunggu di tempat penginapan.
“Itu ngobrol-ngobrol aja mereka soal Indonesia. Saya diceritain sama orang yang bertemu beliau, katanya membicarakan tentang hukum-hukum di Indonesia. Tentang Mahkamah Agung, dan lainnya,” ujar Caisar.
Meski tak bisa bertemu langsung dengan Raja Salman, komedian yang kerap dikenal Caisar ‘YKS’ itu, mendapatkan pesan dari Raja kaya raya tersebut.
“Nasihat-nasihat buat kita, ‘antum-antum orang yang dipilih Allah buat haji’.
Senang semuanya baik panitia di sana. Itu kan program satu tahunannya Raja Salman, setiap tahun Raja Salman fasilitasi semua hotel dan lain-lain. Jadi haji tinggal siapin badan sama baju aja,” tuturnya.
Kedatangan Raja Salman bersama sekitar 1.500 rombongan lainnya di Indonesia juga disambut sangat positif Caisar. Meski pernah diundang berangkat haji gratis, tidak membuat dirinya berniat untuk menghadiri sejumlah lokasi yang menjadi tujuan Raja Salman.
“Enggak lah, enggak kepikiran ke situ (bertemu Raja Salman). Dia udah mau datang (ke Indonesia) aja sudah Alhamdulillah kan,” ucapnya.
Caisar hanya berharap, kedatangan Raja Salman bersama rombongannya bisa memberikan dampak positif untuk negara Indonesia. Apabila terjalin kerja sama, dia berharap tidak menerapkan sistem riba.
Rencananya, Raja Salman bersama rombongan akan berada di Indonesia selama kurang lebih 9 hari. Mereka berada di Jakarta sejak 1-4 Maret, dan lanjut berlibur di Bali pada 5-9 Maret mendatang.

Innalillahi, Ustadzah Ita Meiga Fitri Meninggal Dunia Saat Akan Mengisi Pengajian

Innalillahi Wa Inna Ilahi Roojiun, Ustadzah Ita Meiga Fitri meninggal dunia.  Ustadzah Ita meninggal dalam kecelakaan di Tol Palikanci Cirebon, Jawa Barat, ahad (30/4/2017).
Selain Ustadzah Ita, dua orang lainnya yang meninggal adalah Anto (45), pengemudi yang juga suaminya dan Alfian Fatih Junianto (4) yang merupakan anak Ustadzah Ita.
Sementara tiga penumpang lainnya selamat, namun mengalami luka-luka. Ketiganya adalah Cinta (9), anak Ustadzah Ita, serta dua asistennya yang bernama Siti Mujiah (40) warga Kebumen dan Neti (29) Warga Sukoharjo, Purworejo.
Tujuan Ustadzah Ita bersama rombongan ke Cirebon adalah untuk mengisi pengajian. “Tujuannya (Ita Meiga Fitri) ke Cirebon berencana untuk mengisi pengajian,” ujar Sandi Setiawan, adik kandung Ustadzah Ita Meiga Fitri yang datang ke RSUD Gunung Jati, seperti dilansir jawapos, senin(1/5/2017).
Dalam perjalanan menuju Cirebon, mobil Innova yang ditumpangi Ustadzah Ita Meiga Fitri beserta rombongan menabrak belakang kendaraan bus Luragung Jaya nopol E 7519 YB. Sehingga menyebabkan Ustadzah Ita dan keluarganya tewas di lokasi kejadian.
Kecelakaan maut kembali terjadi di Tol Palikanci, terjadi di KM 190.500 A, tepatnya di Desa Danawinangun, Kecamatan Kelangenan, Kabupaten Cirebon. Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 10.15 WIB antara Toyota Innova nopol AA 9427 JL dengan Bus Luragung Jaya nopol E 7519 YB.

Ustadzah Ita berasal Desa Sinopo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Ustadzah Ita merupakan mantan misionaris yang kemudian memeluk agama Islam. Aktifitasnya sebagai seorang Daiyah keliling ke seluruh penjuru Indonesia menyampaikan dakwah Islamiyahnya. Banyak non Muslim akhirnya memeluk Islam setelah mendengarkan dakwah Ustadz Ita.

Kisah unik Bung Karno pulang haji diberi mobil mewah Raja Saudi

Banyak kisah menarik soal Presiden Soekarno. Kali ini saat Soekarno pergi menuaikan ibadah haji ke Tanah Suci tahun 1955.

Soekarno disambut sebagai tamu kehormatan kerajaan Saudi. Dia menjalankan semua rangkaian ibadah haji ditemani keluarga kerajaan.

Nah, menurut Soekarno, ada kebiasaan yang berlaku jika barang yang dikenakan di padang pasir selama satu minggu, menjadi milik yang mengenakannya. Hal ini pun dia rasakan.

“Ketika aku akan kembali ke tanah air, Raja Arab Saudi mengatakan, ‘Presiden Soekarno, mobil Chrysler Crown Imperial ini telah Anda pakai selama berada di sini. Dan sekarang saya menyerahkannya kepada anda sebagai hadiah,” kata Soekarno menirukan ucapan Raja Saudi. Kisah itu ditulis dalam Buku Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.

Tentu Soekarno sangat gembira dengan pemberian tersebut. “Sudah tentu aku tidak akan menentang kebiasaan itu. Selain itu, aku sudah sudah tertarik pada Chrysler ini sejak pertama kali melihatnya,” kata Soekarno.

Ironisnya, mobil hadiah Raja Saudi itu pula yang kelak rusak digranat anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) anak buah Kartosoewirdjo. Peristiwa itu dikenal dengan nama Peristiwa Cikini. Percobaan pembunuhan terhadap Soekarno tersebut gagal.

“Dan apakah kejahatanku? Mengapa mereka mencoba membunuh Soekarno? Mereka menyatakan aku seorang Muslim yang buruk. Cukup aneh, mobil yang mereka hancurkan dalam peristiwa Cikini itu adalah milikku yang kuperoleh karena aku dinilai sebagai seorang Muslim yang baik,” beber Soekarno. [ian]

 

MERDEKA

Cara Mudah Anak Hafal Alquran

SALAH satu yang menjadi kebahagiaan bagi orangtua adalah memiliki anak yang menghafal Alquran. Dikarenakan betapa banyak keutamaan para penghafal Alquran itu. Di antara hadis yang menyatakan tentang ini adalah hadis dari Nabi Muhammad SAW berikut ini:

Disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Salam yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim, bacalah dengan hatimu “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, akan dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orangtuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, Mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab, Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran.”

Subhanallah, orangtua yang memiliki anak Hafizh Alquran akan mendapatkan jubah (kemuliaan) yang tidak didapatkan di dunia.

Namun terkadang kita bingung bagaimana cara mendidik anak agar menghafal Alquran. Insya Allah di dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tips yang dapat kita pergunakan untuk mendidik anak menghafal Alquran.

Jangan targetkan banyak hafalan , yang penting tajwidnya benar. Lebih baik hafalan yang sedikit namun sesuai kaidah tajwid daripada hafalan yang banyak namun jauh dari kaidah tajwid. Terlebih lagi yang perlu dipahami adalah Apa yang mereka baca dan hafal pada usia dini sangat melekat di dalam benak mereka. Nah bila saja hafalan yang melekat itu salah maka sangat sulit untuk di ubahi ketika besar.

Selagi anak itu tahsin dan tajwidnya belum bagus, jangan disuruh menghafal sendiri. Tapi harus ditalqin. Nanti dengan sering mendengar yang benar, lidah anak akan mengcopy secara otomatis. Agar kualitas tilawah dan dan hafalannya semakin mantap, bimbinglah tahsinnya secara intensif.

Mulai hafalan Alquran anak dari ayat yang mudah dihafal, bisa di mulai dari juz amma. Pergunakan waktu khusus untuk anak-anak menghafal dan juga waktu murajaah. Agar mereka selalu konsisten di dalam menghafal, alangkah baiknya kita mencari waktu yang ketika itu anak sedang mod untuk menghafal Alquran.

Alangkah baiknya kita memperdengarkan Murattal Alquran sesering mungkin. Ketika bangun tidur, mau tidur dan waktu-waktu senggang lainnya. Ini sangat membantu mereka di dalam menghafal dan meniru suara qori. Alhamdulillah semua jenis Murattal sudah tersebar di mana-mana, ada yang bisa di download secara gratis seperti download.pusatalquran.com dan banyak situs lainnya, atau beli di toko buku dan kaset terdekat.

Catatan pengingat, menjadi penghafal Alquran dan mendidik buah hati menjadi penghafal Alquran butuh kesabaran besar. Maka selain berusaha, jangan lupa berdoa, agar kita dipermudah dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Aamiin. [dakwatuna]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2374774/cara-mudah-anak-hafal-alquran#sthash.JKiCQGY6.dpuf

Nasihat Imam Bukhari tentang Kematian Mendadak

IMAM aL BukhAri rahimahullah telah mengingatkan masalah kematian mendadak melalui syairnya, seraya menasihatkan untuk memperbanyak amalan. Beliau rahimahullah berkata, “Manfaatkanlah di saat longgar keutamaan rukuk (salat, ibadah); kemungkinan kematianmu datang tiba-tiba; berapa banyak orang sehat yang engkau lihat tanpa sakit; jiwanya yang sehat pergi dengan mendadak.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Termasuk perkara yang mengherankan, bahwa beliau (Imam al-Bukhari rahimahullah) mengalaminya (kematian mendadak) atau yang semacamnya”.

Seorang yang mulia mengatakan bahwa banyak di antara kawanku yang telah melepaskan nyawanya di saat mengikuti syahwatnya, menjadi tawanan kenikmatan, dan lalai dari mengingat maut dan hisab (perhitungan amal). Setelah Allah Azza wa Jalla memberikan petunjuk kepadaku untuk mentaati-Nya, aku segera menemui sahabatku untuk menasihatinya, mengajaknya kepada ketaatan, dan mengancamnya dari kemaksiatan. Tetapi ia hanyalah beralasan dengan keadaannya yang masih muda, ia telah tertipu oleh panjang angan-angan. Maka demi Allah, kematian telah mendatanginya secara mendadak, sehingga hari ini ia telah berada di dalam tanah, terkubur.

Dia terbelenggu dengan keburukan-keburukan yang telah ia lakukan. Kenikmatan telah hilang darinya. Penyanyi-penyanyi wanita telah meninggalkannya. Tinggallah berbagai tanggung-jawab di atas lehernya. Dia telah menghadap kepada al-Jabbar (Allah Yang Maha Perkasa) dengan amalan-amalan orang-orang fasik dan durhaka. Semoga Allah melindungiku dan Anda dari catatan amal, seperti catatan amalnya, dan dari akhir kehidupan, seperti akhir kehidupannya.

Maka bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah- janganlah engkau seperti dia, sementara engkau tahu bahwa dunia ini telah berjalan ke belakang, dan akhirat berjalan mendatangi. Ingatlah saat kematian dan perpindahan, dan (ingatlah) apa-apa yang akan tergambarkan di hadapanmu, berupa keburukan yang banyak sedangkan kebaikan begitu sedikit. Kebaikan yang ingin engkau amalkan, maka segera amalkan sejak hari ini. Dan apa yang ingin engkau tinggalkan, maka (tinggalkanlah) sejak sekarang:

Maka seandainya jika kita telah mati, kita dibiarkan,
Sesungguhnya kematian itu merupakan kenyamanan seluruh yang hidup,
Tetapi jika kita telah mati, kita pasti dibangkitkan,
Dan setelah itu, kita akan ditanya tentang segala sesuatu.

[baca lanjutan: Awas! Mati Mendadak Tanda Kemurkaan Allah?]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2363060/nasihat-imam-bukhari-tentang-kematian-mendadak#sthash.odE0kbcj.dpuf

Perhitungan Zakat Profesi Jika Suami Istri Bekerja

SETIAP orang yang bekerja mendapatkan penghasilan, maka menurut para ulama yang mendukung adanya zakat profesi, wajib untuk mengeluarkan zakat profesinya. Sehingga meski suami istri adalah satu kesatuan, namun karena masing-masing bekerja, maka masing-masing terkena kewajiban mengeluarkan zakat profesi. Prinsipnya, siapa yang mendapatkan pemasukan, maka dia wajib mengeluarkan sebagian harta dari apa yang didapatnya.

Persentase zakat profesi adalah 2,5% dari gaji atau pemasukan. Bentuknya bisa berbentuk gaji, upah, honor, insentif, mukafaah, persen dan sebagainya. Baik sifatnya tetap dan rutin atau bersifat temporal atau sesekali. Memang ada perbedaan pandangan para ulama, namun bukan pada masalah gaji pokok dan bonusnya, melainkan pada masalah penghasilan kotor atau penghasilan bersih. Apakah berdasarkan pemasukan kotor ataukah setelah dipotong dengan kebutuhan pokok?

Dalam hal ini ada dua kutub pendapat. Sebagian mendukung tentang pengeluaran dari pemasukan kotor dan sebagian lagi mendukung pengeluaran dari pemasukan yang sudah bersih dipotong dengan segala hajat dasar kebutuhan hidup. Dalam kitab Fiqih Zakat, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menyebutkan bahwa untuk mereka yang berpenghasilan tinggi dan terpenuhi kebutuhannya serta memang memiliki uang berlebih, lebih bijaksana bila membayar zakat dari penghasilan kotor sebelum dikurangi dengan kebutuhan pokok.

Misalnya seseorang bergaji 200 juta setahun, sedangkan kebutuhan pokok anda perbulannya sekitar 2 juta atau setahun 24 juta. Maka ketika menghitung pengeluaran zakat, hendaknya dari penghasilan kotor itu dikalikan 2,5%. Namun masih menurut Al-Qaradhawi, bila anda termasuk orang yang bergaji pas-pasan bahkan kurang memenuhi standar kehidupan, kalaupun anda diwajibkan zakat, maka penghitungannya diambil dari penghasilan bersih setelah dikurangi hutang dan kebutuhan pokok lainnya. Bila sisa penghasilan anda itu jumlahnya mencapai nisab dalam setahun (Rp 1.300.000,-), barulah anda wajib mengeluarkan zakat sebesr 2,5% dari penghasilan bersih itu.

Nampaknya jalan tengah yang diambil Al-Qaradhawi ini lumayan bijaksana, karena tidak memberatkan semua pihak. Dan masing-masing akan merasakan keadilan dalam syariat Islam. Yang penghasilan pas-pasan, membayar zakatnya tidak terlalu besar. Dan yang penghasilannya besar, wajar bila membayar zakat lebih besar, toh semuanya akan kembali. Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ust. Ahmad Sarwat, Lc., MA]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2375010/perhitungan-zakat-profesi-jika-suami-istri-bekerja#sthash.zgZsgEYx.dpuf

Bagi yang Terlanjur Mengambil Tanah/Kerikil Mekkah

BAGI yang sudah terlanjur mengambil dan membawanya ke tanah air maka dia bisa melakukan tahapan berikut,

[1] Bertaubat dan memohon ampun kepada Allah karena telah melakukan kesalahan
[2] Mengembalikan tanah atau bebatuan, baik dikembalikan sendiri atau dititipkan orang lain
[3] Jika tidak mampu mengembalikannya, bisa diletakkan di tempat manapun yang suci.

Allah berfirman, “Allah tidak membebani jiwa kecuali sebatas kemampuannya.” (QS. al-Baqarah: 286).

Dalam Ensiklopedi Islam dinyatakan, “Syafiiyah menegaskan haramnya membawa keluar tanah atau bebatuannya dari daerah haram. Juga tidak boleh membuat kreasi dari tanah Mekah, misalnya dibuat kendi. Jika dibawa ke luar tanah haram maka wajib mengembalikannya.” (al-Mausuah al-Fiqhiyah, 17/195)

Al-Mawardi mengatakan, “Jika dia membawa keluar bebatuan dari daerah haram atau sebagian tanahnya, maka dia wajib mengembalikannya ke tempat semula dan mengembalikannya ke tanah haram.” (al-Hawi fi al-Fiqh as-Syafii, 4/314).

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2375595/bagi-yang-terlanjur-mengambil-tanahkerikil-mekkah#sthash.JTFQ9GsA.dpuf

Bolehkah Membawa Pulang Tanah/Kerikil dari Mekkah?

DAERAH Mekah dan Madinah merupakan tanah haram yang memiliki hukum khusus. Allah berfirman, “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekkah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS. An-Naml: 91)

Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan rahasia penamaan Mekah dengan tanah haram, “Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Dia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat. Belum pernah Allah halalkan berperang di dalamnya, sebelumku. Dan Allah tidak halalkan bagiku untuk memerangi penduduknya, kecuali beberapa saat di waktu siang (ketika Fathu Mekah).

Selanjutnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebutkan hukum yang berlaku, sebagai konsekuensi Allah jadikan tanah ini sebagai kota haram. Beliau bersabda, “Dia haram dengan kemuliaan yang Allah berikan, sampai hari kiamat. Tidak boleh dipatahkan ranting pohon-nya, tidak boleh diburu hewannya, tidak boleh diambil barang hilangnya, kecuali untuk diumumkan, dan tidak boleh dicabut rerumputan hijaunya.” (HR. Bukhari 3189 & Muslim 3289)

Apakah mengambil tanah atau kerikil di Mekah maupun di Madinah, termasuk dalam cakupan hadis ini? Ulama berbeda pendapat mengenai hukum mengambil tanah di Mekah atau Madinah, kemudian dibawa ke luar daerah. Pertama, Dibolehkan mengambil tanah atau kerikil kota Mekah atau Madinah ke luar daerah. Ini merupakan pendapat Abu Hanifah dan ulama hanafiyah. Mereka beralasan bahwa tidak ada dalil yang melarang hal ini. Sehingga kembali kepada hukum asal yaitu mubah. Sementara hadis tentang haramnya daerah Mekah dan Madinah, itu berlaku untuk selain tanah. Seperti pepohonan, binatang, dan yang lainnya.

Kedua, Makruh mengambil tanah atau kerikil kota Mekah atau Madinah ke luar daerah. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama, diantaranya Syafiiyah dan Hambali. Mereka berdalil dengan pernyataan Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu anhum. Ibnu Jasir mengatakan, Imam Ahmad mengatakan, “Tidak boleh mengeluarkan tanah Madinah.” Ini juga yang dinyatakan Ibnu Umar dan Ibnu Abbas. Tidak boleh mengeluarkan kerikil Mekah keluar kota Mekah. Dalam kitab al-Muntaha dinyatakan, makruh membawa keluar tanah dan kerikil di daerah haram ke luar daerah haram. (Mufidul Anam fi Tahrir Ahkam lil Haj, 1/233).

Al-Mubarokfuri menukil keterangan al-Muhib at-Thabari yang menjelaskan, “Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu anhum bahwa keduanya memakruhkan membawa keluar sedikitpun tanah dan kerikil Mekah ke daerah halal. (Muratul Mafatih, 9/478). Ketiga, haram membawa keluar tanah atau bebatuan di kota Mekah dan Madinah ke luar wilayah. Ini merupakan pendapat sebagian Syafiiyah. An-Nawawi dalam Syarh al-Muhadzab mengatakan, “Ada perbedaan pendapat di kalangan Syafiiyah tentang hukum membawa keluar tanah atau bebatuan dari Mekah, makruh ataukah haram. Meskipun al-Muhamili dan yang lainnya mengatakan, Jika ada orang yang membawa keluar, maka dia tidak wajib ganti rugi.” (al-Majmu Syarh Muhadzab, 7/459)

Dan pendapat yang lebih mendekati dalam hal ini adalah pendapat yang menyatakan makruh. Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar. [baca lanjutan: Bagi yang Terlanjur Mengambil Tanah/Kerikil Mekkah]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2375593/bolehkah-membawa-pulang-tanahkerikil-dari-mekkah#sthash.1nSNoMFy.dpuf