Orang Beriman itu Mengagumkan

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Adil, Maha Bijaksana dan Maha Kuasa atas segala sesuatu, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Tiada apapun yang bisa lahir dari keimanan kecuali kebaikan. Peristiwa seperti apapun, kecil ataupun besar, ringan maupun berat, jika dihadapi dengan keimanan maka yang hadir adalah kebaikan.

Rasulullah Saw bersabda,“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada diri orang beriman; yaitu jika dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur, sehingga itu menjadi kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan maka dia bersabar, sehingga itupun menjadi kebaikan baginya.”(HR. Muslim)

Oleh karenanya, bukan ciri keimanan jika ditimpa kepahitan kemudian berlama-lama meratapi keadaan, berlama-lama dalam kesedihan dan putus asa. Apalagi jika sampai mengutuki keadaan dengan sumpah-serapah yang tiada berguna. Selain menguras tenaga dan tidak dapat mengubah keadaan, sikap-sikap seperti ini juga bukan sikap yang diridhoi oleh Allah Swt.

Orang yang beriman akan tetap tegak berpegang teguh kepada Allah Swt meski berbagai kenikmatan dan kesenangan datang menghampirinya. Ia tidak mudah goyah terbuai dengan semua itu. Senang dan gembira yang ia rasakan segera ia kembalikan kepada Allah dengan penuh syukur karena ia yakin semua itu terjadi pasti atas izin Allah.

Demikian halnya dengan kesedihan dan ketidaksenangan yang ia rasakan segera ia kembalikan kepada Allah dengan penuh sabar karena ia yakin hanya Allah yang Maha Kuasa atas segala kejadian. Dan, hanya Allah yang bisa dijadikan tempat berlindung dan memohon pertolongan.

Maasyaa Allah!Kemudahan dan kesulitan yang datang adalah lumbung pahala bagi orang yang beriman. Keimanan akan membawa kita pada kebahagiaan hidup di akhirat, dan kebahagiaan itu sudah didapatkan oleh orang beriman sejak di dunia. Semoga kita termasuk orang-orang yang bahagia di dunia dan akhirat.Aamiin yaa Robbalaalamiin. [smstauhid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Toleransi, Biarkan Mereka Rayakan Natal tapi…

INTINYA di antara kaum muslimin lebih-lebih yang hidup di lingkungan non muslim sampai hati mengucapkan selamat natal. Dan ini diyakini sebagai bentuk toleransi.

Padahal toleransi dalam Islam adalah membiarkan non muslim merayakan perayaan mereka, tanpa kita ikut campur dan tanpa kita memberi ucapan selamat. Ingat prinsip yang diajarkan pada kita,

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6).

Tugas kita adalah menjauh dari perayaan non muslim, bukan turut serta. Umar berkata, “Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka.” Demikian apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah, 1: 723-724.

Tak takutkah kita pada murka Allah? Beda halnya jika yang dikunjungi adalah kekasih Allah dari kalangan orang beriman. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang menengok orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ada dua malaikat yang menyeru dan mendoakan, “Engkau sudah baik dan baik pula perjalananmu, maka sudah disiapkan tempatmu di surga.” (HR. Tirmidzi no. 2008. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan ghorib).

Semoga Allah memberi hidayah. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Ternyata Soal Natal Sudah Disebut dalam Alquran

ALQURAN ternyata sudah membicarakan kapan Nabi Isa alaihis salam lahir, yaitu kapan Natal. Itu terjadi pada musim panas, bukan pada musim winter seperti diklaim pada bulan Desember ini. Bila kita telurusuri dalam Al Quran, hari kelahiran Isa bukan pada musim winter (musim dingin) seperti di klaim pada bulan Desember. Simak ayat berikut,

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 22-25).

Sebagaimana kata Syaikh As Sadi, “ruthoban janiyya” yang dimaksud adalah kurma yang punya sifat, “Segar, lezat dan banyak manfaat.” Syaikh Abu Bakr Al Jazairi juga menyatakan semisal itu yaitu kurma yang sudah baik dan layak dipanen. Berarti dari penjelasan dua ulama tersebut kurma yang segar di sini berarti kurma yang matang.

Kurma adalah buah khas negeri gurun. Yang pernah tinggal di Arab pasti tahu bahwa buah ini barulah matang ketika musim panas (sekitar Juni Oktober) saat suhu di atas 45 derajat celcius. Walau sangat panas dan menyiksa, saat itulah yang dinantikan para petani untuk memanen kurma. Jika demikian hari kelahiran Isa apakah pas di bulan Desember? Di bulan Desember, malah daerah jazirah mengalami musim dingin yang sangat, bukan panas seperti saat pohon kurma berbuah.

Dari Al Quran saja dapat dibuktikan bahwa 25 Desember bukanlah hari Natal (hari kelahiran Isa). Pelajaran berharga dari Syaikh Abu Bakr Al Jazairi dalam kitab tafsirnya Aysarut Tafasir, di mana beliau mengatakan, “Dalam ayat di atas terdapat pelajaran bahwa kita dituntut melakukan usaha. Ketika itu Allah telah menetapkan adanya pohon yang berbuah yang disediakan untuk Maryam, yang tentu mendatangkan pohon semacam itu di luar kemampuan Maryam. Kemudian Maryam diperintahkan untuk menggerakkan pohon kurma saat ia merasakan sakit ketika melahirkan. Ia menggoyangkan tersebut untuk membuat kurma (ruthob) yang sudah matang tersebut jatuh. Untuk menggerakkan tersebutlah yang masih dalam taraf kemampuan Maryam.”

Hanya Allah yang memberi taufik. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Aku Tak Ucapkan Selamat Natal, Itu Prinsipku

BAGAIMANA hukum mengucapkan selamat natal pada rekan atau teman yang beragama Nashrani? Apakah boleh seorang muslim mengucapkan selamat natal? Ada diskusi menarik sebagai ilustrasi bahwa mengucapkan selamat natal tidaklah pantas bagi seorang muslim walau hanya sekedar kata-kata di lisan.

(Muslimah = Muslim, Natali = Nashrani)

Natali : Mengapa engkau tidak mengucapkan selamat natal padaku?

Muslimah : Ooh maaf, untuk yang satu ini aku tidak bisa. Agama kami mengajarkan berbuat baik terhadap sesama termasuk pada non muslim. Namun jika ada sangkut paut dengan urusan agama, maka prinsip kami, “Lakum diinukum wa liyadiin”, bagi kalian agama kalian, bagi kami agama kami. Monggo kalian berhari raya, kami tidak mau turut campur. Demikian toleransi antar beragama dalam agama kami.

Natali : Kenapa tidak mau ucapkan selamat? Bukankah itu hanya sekedar kata-kata? Teman muslimku yang lain mengucapkannya padaku.

Muslimah : Mungkin mereka belum tahu kalau itu tidak boleh. Natali, coba seandainya saya suruh kamu mengucapkan “dua kalimat syahadat”, asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah, engkau mau?

Natali : Oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya. Itu akan mengganggu kepercayaan saya.

Muslimah : Kenapa gak mau? Bukankah itu hanya sekedar kata-kata? Ayo, ucapkanlah. Sekali saja.

Natali : Baik, sekarang, saya mengerti.

Inilah logika yang sederhana namun cerdas cukup menggambarkan kepada kita bagaimana seharusnya hubungan antara kedua umat yang berbeda keyakinan. Sementara hari ini banyak orang yang dianggap “tokoh” masyarakat level nasional/lokal dari kalangan muslim tampil sok humanis, pluralis, wisdom, menjadi pahlawan, pemimpin hebat kemudian mengucapkan “selamat natal” kepada umat Nashrani tanpa disadari hal tersebut telah merusak akidah dirinya dan umat Islam. Tentu ini menabrak tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Sosok muslim yang kehilangan jati diri, “muslim KTP” yang eksis terlepas dari pakem dan manhaj hidup yang digariskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “selamat” artinya terhindar dari bencana, aman sentosa; sejahtera tidak kurang suatu apa; sehat; tidak mendapat gangguan, kerusakan dsb; beruntung; tercapai maksudnya; tidak gagal. Dengan begitu ucapan selamat artinya adalah doa (ucapan, pernyataan, dsb) yang mengandung harapan supaya sejahtera, tidak kurang suatu apa pun, beruntung, tercapai maksudnya, dsb.

Adapun natal adalah sebuah perayaan kelahiran Yesus Kristus (Nabi Isa Al Masih alaihis salam) yang dalam pandangan umat Nashrani saat ini ia adalah anak Tuhan dan Tuhan anak serta meyakini ajaran Trinitas. Lalu bagaimana bisa seorang muslim yang bertolak belakang dan jelas berbeda pemahamannya mengenai Nabi Isa mendoakan kaum Kristen keselamatan atas apa yang mereka pahami tadi? Padahal dengan sangat jelas Allah menyatakan mereka sebagai orang kafir,

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). ” (QS. Al Maidah: 72-75).

Jadi, sekiranya ada umat muslim yang berkata, “Selamat Hari Natal” berarti dia menganggap, bahwa Yesus itu memang pernah lahir pada tanggal 25 Desember, sebagai anak Tuhan. Dan jelaslah hal ini haram. Karena telah merusak akidah Islamnya. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Mengungkap Keutamaan Shalat Tahajud

Meski bukan shalat wajib, tahajud menjadi shalat sunah yang diu- tamakan Allah SWT dan rasul-Nya. Bertebaran ayat-ayat yang mengungkap keutamaan shalat pada seper- tiga malam ini. Di antaranya tercantum pada QS as-Sajadah: 16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Sementara, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap.

Imam at-Thabari menjelaskan, lambung yang jauh dari tempat tidur bermak- na karena mereka sibuk berdoa kepada Allah dan beribadah dengan rasa takut dan harap. Menurut dia, lambung seseorang disebut jauh dari tempat tidur apabila ia tak tidur, sementara orang lain sedang menikmati lelapnya. Seorang hamba memilih menjauhi tempat tidur untuk bangkit kemudian shalat. Dia menikmati rukuk, sujud, dan berzikir menyebut asma-Nya.

Keajaiban shalat tahajud pun terbukti bukan sekadar isapan jempol. Banyak hikmah dan fadilah yang diperoleh seorang ham ba saat berkhalawat dengan Tuhannya. Dalam buku Mukjizat Shalat Malam karangan Sallamah Muhammad Abu Al Kamal, kisah tahajud para sahabat dan orang-orang saleh ditulis dengan indah.

Saat hendak melakukan tahajud, Umar bin Khattab kerap membangunkan anggota keluarganya sambil membacakan ayat Alquran Surah Thaha:132. Dan, perin- tahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam menger- jakannya.

Umar, seorang khalifah yang memiliki kekuasaan yang membentang dari jazirah Arab hingga ke Mesir kerap menyibukkan malam-malamnya dengan tahajud. Dia bahkan berkata, Sekiranya bukan karena tiga hal, aku tidak ingin hidup lebih lama, yaitu berjihad di jalan Allah, bersusah payah pada malam hari, dan berkumpul dengan orang banyak untuk mendapat nasihat-nasihat terbaik, seperti mengambil buah-buah terbaik.

 

REPUBLIKA

Keutamaan Shalat Tahajud

Meski bukan shalat wajib, tahajud menjadi shalat sunah yang diu- tamakan Allah SWT dan rasul-Nya. Bertebaran ayat-ayat yang mengungkap keutamaan shalat pada seper- tiga malam ini. Di antaranya tercantum pada QS as-Sajadah: 16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Sementara, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap.

Imam at-Thabari menjelaskan, lambung yang jauh dari tempat tidur bermak- na karena mereka sibuk berdoa kepada Allah dan beribadah dengan rasa takut dan harap. Menurut dia, lambung seseorang disebut jauh dari tempat tidur apabila ia tak tidur, sementara orang lain sedang menikmati lelapnya. Seorang hamba memilih menjauhi tempat tidur untuk bangkit kemudian shalat. Dia menikmati rukuk, sujud, dan berzikir menyebut asma-Nya.

Keajaiban shalat tahajud pun terbukti bukan sekadar isapan jempol. Banyak hikmah dan fadilah yang diperoleh seorang ham ba saat berkhalawat dengan Tuhannya. Dalam buku Mukjizat Shalat Malam karangan Sallamah Muhammad Abu Al Kamal, kisah tahajud para sahabat dan orang-orang saleh ditulis dengan indah.

Saat hendak melakukan tahajud, Umar bin Khattab kerap membangunkan anggota keluarganya sambil membacakan ayat Alquran Surah Thaha:132. Dan, perin- tahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam menger- jakannya.

Umar, seorang khalifah yang memiliki kekuasaan yang membentang dari jazirah Arab hingga ke Mesir kerap menyibukkan malam-malamnya dengan tahajud. Dia bahkan berkata, Sekiranya bukan karena tiga hal, aku tidak ingin hidup lebih lama, yaitu berjihad di jalan Allah, bersusah payah pada malam hari, dan berkumpul dengan orang banyak untuk mendapat nasihat-nasihat terbaik, seperti mengambil buah-buah terbaik.

 

REPUBLIKA

Penyelamat dari Siksa Kubur

Hanya, ternyata siksa kubur pun berlaku bagi Muslim. Ath-Thahawy menyebutkan, dari Ibnu Mas’ud, Nabi SAW bersabda, seorang hamba dari hamba-hamba Allah diperintahkan disiksa dikuburnya dengan 100 deraan. Dia terus memohon kepada Allah dan berdoa kepada-Nya hingga deraan itu hanya sekali saja. Kuburnya pun dipenuhi dengan api.

Ketika dia terbebas dari siksaannya dan sadar, dia bertanya, Mengapa kalian menjatuhkan hukuman dera kepadaku? Para malaikat menjawab, Karena engkau shalat tanpa bersuci terlebih dahulu dan engkau melewati orang yang dizalimi dan engkau tidak menolongnya.

Dalam riwayat lain yang tertulis pada HR Bukhari dan Muslim bersumber dari Ibnu Abbas disebutkan, Nabi SAW melewati dua kuburan. Dia pun bersabda, Sesungguhnya dua orang yang dikubur ini benar-benar disiksa. Keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Yang seorang (disiksa)karena tidak membersihkan setelah buang air kecil. Satunya lagi (disiksa) karena menyebarkan adu domba.

Nabi SAW pun meminta pelepah daun kurma yang belum kering dan membelahnya menjadi dua. Dia bersabda, Siapa tahu pelepah daun ini meringankan siksa keduanya selagi ia belum mengering.

Sungguh dahsyat siksa kubur itu sampai-sampai hewan bisa mendengar orang yang sedang disiksa. Ibnu Qayyim menulis bahwa sebagian ulama berkata, beberapa kelompok orang di Mesir dan Syam pergi membawa hewan ternak mereka ke kuburan orang Yahudi, Nasrani, dan orang munafik saat hewan-hewannya mengalami sakit perut. Jika kuda itu mendengar siksa kubur, ia akan meringkik karena merasakan panas. Sakit perutnya pun bisa sembuh.

Ibnu Qayyim al-Jauziy menjelaskan, penyelamat dari siksa kubur adalah jika seseorang duduk barang sejenak sebelum tidur malam lalu menghisab dirinya mengenai apa kerugian dan keuntungan pada hari itu. Dia lalu memperbarui tobat yang sebenar-benarnya antara dirinya dan Allah. Dia pun tidur dalam keadaan taubat.

Dia berjanji tidak akan mengulangi dosa yang diperbuatnya jika kembali bangun pada keesokan harinya. Menurut Ibnu Qayyim, rutinitas ini hendaknya dilakukan setiap malam. Jika dia mati pada malam itu, dia wafat dalam keadaan bertobat. Jika bangun, dia siap untuk bekerja dengan senang hati karena ajalnya belum tiba. Dia masih mempunyai kesempatan untuk menghadap kepada Allah dan melakukan apa yang belum dilakukannya.

Menurut Ibnu Qayyim, ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Salman RA.
Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, `Menyiapkan tali selama sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan beserta shalat malamnya. Jika dia meninggal, maka dia diberi balasan atas amal yang dilakukannya. Diberi pahala berupa rezekinya dan dia selamat dari ujian (kubur).’

Dalam hadis lainnya yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzy dari Fudhalah bin Ubaid, Rasulullah SAW bersabda, Setiap orang yang meninggal disudahi berdasarkan amalnya, kecuali orang yang meninggal dalam keadaan mempersiapkan tali kudanya di jalan Allah. Sesungguhnya amalnya ditumbuhkan baginya hingga hari kiamat dan dia selamat dari ujian kubur.

 

REPUBLIKA

Soal Ucapan Selamat Natal, Ini Penjelasan MUI

Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’di menyatakan, bahwa MUI tidak bisa melarang siapa pun yang memiliki pendapat bahwa mengucapkan selamat Natal itu hukumnya haram atau dilarang oleh agama. Karena, pendapat ini didasarkan atas pendapat bahwa mengucapkan selamat natal itu bagian dari keyakinan agama.

Sebaliknya, kata dia, MUI juga tidak bisa melarang bagi yang berpendapat bahwa mengucapkan selamat natal itu boleh dan tidak dilarang oleh agama. Karena, yang berpendapat seperti ini beranggapan bahwa ucapan selamat natal itu sebatas memberikan penghormatan atas dasar hubungan kekerabatan, bertetangga, teman sekerja atau relasi antarumat manusia.

“Para ulama dalam masalah ini juga berbeda pendapat, ada yang melarang dan ada yang membolehkan. Sehingga MUI mempersilakan kepada umat Islam untuk memilih pendapat mana yang paling sesuai dengan keyakinan hatinya,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Senin (25/12).

MUI sendiri, lanjut dia, belum pernah mengeluarkan fatwa tentang hukum ucapan selamat natal karena ulama juga berbeda pendapat. Sehingga, MUI hanya mengembalikan kepada umat Islam untuk mengikuti pendapat ulama yang sudah ada.

“Masalah tersebut di atas juga bisa menjawab viral yang beredar di masyarakat tentang adanya toko kue yang menolak untuk menuliskan ucapan selamat natal karena berkeyakinan itu haram hukumnya. Untuk hal tersebut MUI tidak bisa melarangnya. Tetapi jika ada toko kue yang mau melayani pembeli untuk menuliskan ucapan selamat natal, MUI juga tidak bisa menyalahkannya,” katanya.

Dalam momen perayaan natal di Indonesia, MUI mengimbau, kepada masyarakat untuk arif dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat tersebut dan tidak menjadikan polemik yang justru bisa mengganggu harmoni hubungan antaruma beragama.

“MUI berpesan marilah kita terus menjaga ukhuwah atau persaudaraan diantara sesama anak bangsa. Baik persaudaraan keislaman maupun persaudaraan atas dasar kemanusiaan. Karena sebagaimana kata Imam Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahbahwa ‘mereka yang bukan saudaramu dalam iman, mereka adalah saudaramu dalam kemanusiaan,” tandasnya.

 

REPUBLIKA

 

————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Share Aplikasi Andoid ini ke Sahabat dan keluarga Anda lainnya
agar mereka juga mendapatkan manfaat!

Siksa Kubur

Mati adalah keniscayaan bagi setiap makhluk. Khusus untuk manusia, mati membawa konsekuensi berupa partanggung jawaban atas apa yang dilakukan di dunia. Pertanggung jawaban ini dimulai sejak dia berada dalam alam kubur.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziy mengisahkan tentang prosesi seorang hamba yang kafir ketika nyawanya dicabut hingga mendapatkan pertanyaan di dalam kubur. Kisah ini diambil dari hadis al-Bara bin Azib.

Ketika itu, Nabi Muhammad SAW mendatangi mereka yang sedang mengurus jenazah di Baqi’ al-Fardad. Rasulullah SAW berkata jika hamba itu menuju akhirat dan terputus dari dunia maka para malaikat turun kepadanya dengan wajah menghitam. Malaikat itu membawa kain tenun yang kasar. Mereka duduk sejauh mata memandang. Malaikat pencabutnya datang hingga duduk di dekat kepalanya seraya berkata, Hai jiwa yang kotor, keluarlah kepada kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.

Rohnya lantas berpencar-pencar di badannya. Malaikat itu pun mencabut rohnya sebagaimana dia mencabut besi tusuk dari kain wol yang basah. Jika malaikat pencabut nyawa sudah mengambil rohnya, malaikat lain tidak membiarkan roh itu ada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata pun hingga mereka meletakkannya di atas kain itu. Kain itu mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai di bumi. Para malaikat membawanya naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan bertanya, Apa bau yang busuk ini?

Para malaikat yang membawa rohnya menjawab, Dia fulan bin fulan. Sebutannya begitu buruk sebagaimana namanya dipanggil di dunia. Langit itu tidak terbuka ketika diminta untuk dibukakan baginya. Rasulullah SAW pun membacakan ayat, Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan tidak (pula)mereka masuk ke surga hingga unta masuk ke lubang jarum. (QS al-Araf: 40).

Allah SWT berfirman, Tulislah kitabnya di dalam penjara di bumi yang bawah. Rohnya dilemparkan dengan sekali lemparan. Nabi SAW kemudian membacakan ayat, Dan barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS al-Hajj:31).

Rohnya lantas dikembalikan ke badan. Setelah itu, dua malaikat mendatanginya seraya bertanya, Siapakah Rabbmu? Dia menjawab, Hah-hah, aku tidak tahu.

Siapakah orang yang diutus di tengah kalian ini? tanya dua malaikat. Hah-hah, aku tidak tahu, jawabnya.

Lalu, ada penyeru yang berseru dari arah langit. Hamba-Ku ini telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah pintu yang menuju neraka. Maka didatangkanlah kepada panas dan racun neraka dan kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Dia didatangi seorang lelaki yang buruk wajahnya, buruk pakaiannya, dan mengelu- arkan bau busuk. Seraya berkata, Terimalah kabar yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.

Hamba itu bertanya, Siapa engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa keburukan. Orang yang datang menjawab, Aku adalah amalmu yang buruk. Hamba itu berkata, Ya Rabbi, janganlah Engkau datangkan hari kiamat.

Di dalam buku ar-Ruh wan-Nafskarya al-Hafizh Abu Abdullah bin Mandah diterangkan bagaimana hamba yang kafir mendapatkan siksa kubur. Ketika roh dikembalikan lagi ke tempatnya berbaring, Munkar dan Nakir mendatanginya sambil menaburkan tanah dengan kedua taringnya. Mereka menggali tanah dengan rambutnya. Suaranya seperti halilintar yang menggelegar sementara pandangannya seperti kilat yang menyambar.

Dua malaikat ini mendudukkan mayat itu kemudian berkata, Siapakah Rabbmu?
Dia menjawab, Aku tidak tahu. Kemudian, ada yang berseru dari arah samping kubur. Kamu memang tidak tahu. Malaikat Munkar dan Nakir memukulinya dengan tongkat besi. Meski timur dan barat menyatu, puukulan ini tidak berkurang. Kuburnya pun menyempit hingga tulang- tulang rusuknya tercecer. Pintu neraka dibukakan di hadapannya. Dia melihat tempat duduk di dalam neraka itu hingga tiba hari kiamat.

 

 

REPUBLIKA

Khasiat Basmalah

Dalam kitab-kitab tafsir, basmalah (bismillah al-Rahman al-Rahim) dibahas panjang lebar. Salah satu pem bahasan menarik di antaranya ialah khasiat, manfaat, dan berkah basmalah. Dalam Kitab Tafsir al- Kabirkayra Fakr al-Razi, masalah basmalah diulas sebanyak 55 halaman (99-156).

Ada sejumlah kitab tafsir membahas surah al-Fatihah satu jilid tersendiri. Ini dimaklumi karena Rasulullah Saw pernah menyatakan surah al-Fatihah yang terdiri atas tujuh ayat (al-sab’ al-matsani)adalah inti atau pemadatan keseluruhan ayat Alquran. Itulah sebabnya disebut sebagai induk Alquran (Umm Alquran). Dalam riwayat lain disebut sebagai induk seluruh kitab (Umm al-Kitab).

Salah satu pembahasan menarik ialah khasiat basmalah. Di antaranya, riwayat yang dikutip al- Zamakhsyari yang mengatakan, Nabi Nuh menjalankan perahunya dengan membaca basmalah (Bism Allah majraha wa mursaaha). Nabi Sulaiman menundukkan kerajaan besar Ratu Balqis dengan sepucuk surat yang diawali dengan basmalah (Innahu min Sulaiman wa innahu Bism Allah al-Rahman al- Rahim, QS al-Naml: 2.730). Dalam riwayat lain, Nabi Isa AS menghidup kan orang mati dan menyem- buhkan penyakit kronis dengan mem baca basmalah dan dalam suatu riwayat juga disebutkan bahwa basmalah adalah sahabat para nabi.

Dalam suatu riwayat yang dikutip al-Syamakhsyari dikatakan:Barangsiapa yang mengangkat sebuah lembaran dari tanah yang berisi basmalah (bismillah al-Rahman al-Rahim) semata-mata untuk menghormatinya maka Allah SWT akan mencatatnya sebagai bagian dari kekasih Allah (min al-shid- diqin) dan siksa orang tuanya diringan kan, sungguh pun ia termasuk musyrik (hlm 155).

Diriwayatkan juga, salah seorang sahabat Umar diobati dengan mengirim sebuah saputangan yang dituliskan basmalah (bismillah al-Rahman al-Rahim) lalu ditem pelkan ke kepalanya dan akhirnya sembuh. Dalam kesempatan lain, diriwayatkan sahabat Khalid ibn Walid menundukkan dan mengislamkan seorang yang beragama Majusi dengan membaca basmalah (bismillah al-Rahman al-Rahim) sambil menjabat tangan orang tersebut.

Dalam suatu riwayat disebutkan, jumlah huruf basmalah (bis- millah al-Rahman al-Rahim ) berjum lah 19 dan setiap hurufnya mempunyai khasiat. Di antaranya, mengisyaratkan 19 malaikat penjaga neraka (al-Zabaniyah) dan Allah SWT akan menyelamatkan seseorang dengan 19 huruf itu. Sehubungan dengan itu, sudah menjadi nasihat umum sepanjang masa para ulama kepada umatnya agar memulai segala sesuatu dengan basmalah sebagaimana wasiat Nabi.

Menurut kalangan ulama tafsir sebagaimana dikutip di dalam Tafsir al-Zamakhsyari, hakikat basmalah sesungguhnya ialah Abdau bismillah al-Rahman al-Rahim (Aku memulai dengan bismillah al- Rahman al-Rahim), kemudian dilakukan peringkasan (takhfif) maka jadilah hanya basmalah. Jika sese- orang membaca basmalah maka seharusnya diartikan, aku memulai dengan basmalah.

Apa pun yang hendak dilakukan, dianjurkan membaca basmalah agar pekerjaan itu berdaya guna dan berhasil guna. Orang yang mau makan atau minum sangat disarankan membaca basmalah. Dalam salah satu riwayat disebutkan jika seseorang makan tanpa basmalah maka setan akan akan mengambil bagian dari makanan itu.

Jika binatang yang disembelih tidak membaca basmalah maka sama dengan bangkai yang haram dikonsumsi. Tetapi, basmalah yang dibaca menurut sunah Nabi saat menyembelih binatang hanya membaca:  Bismilaah wa Allahu Akbar, bukan menyempurnakan dengan bismillah al-Rahman al-Rahim karena menurut al-Zamakhsyari pada saat menyembelih binatang tidak tepat menggandengkan basmalah dengan al-Rahman al-Rahim (Maha Pengasih, Maha Penyayang), karena menyembelih hewan yang menyebabkan kematiannya. Sama dengan surah at-Taubah (9), tidak diawali dengan bismillah al-Rahman al-Rahimkarena surah tersebut hampir semuanya berisi peperan- gan. Allahu a’lam.

 

Oleh: Nasaruddin Umar,Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah

REPUBLIKA