Adzab Kubur, Apakah Berlangsung Terus-Menerus Sampai Hari Kiamat?

Adzab kubur yang dirasakan penghuni kubur ada dua macam, yaitu adzab kubur yang terus-menerus sampai hari kiamat dan adzab kubur yang bersifat sementara.

Di antara dalil yang menunjukkan adanya adzab kubur secara terus-menerus sampai hari kiamat adalah firman Allah Ta’ala,

فَوَقاهُ اللَّهُ سَيِّئاتِ مَا مَكَرُوا وَحاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْها غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذابِ (46)

“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.’” (QS. Al-Mu’min [40]: 45-46).

Fakhruddin Ar-Razi Asy-Syafi’i rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata,

وَأَيْضًا لَا يَمْتَنِعُ أَنْ يَكُونَ ذِكْرُ الْغُدْوَةِ وَالْعَشِيَّةِ كِنَايَةً عَنِ الدَّوَامِ كَقَوْلِهِ وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيها بُكْرَةً وَعَشِيًّا [مَرْيَمَ: 62]

Demikian juga, disebutkannya (kata) “pagi dan petang” tidaklah menghalangi (bahwa yang dimaksud adalah) ungkapan atas (adzab kubur yang berlangsung) terus-menerus, sebagaimana firman Allah Ta’ala,  

وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيها بُكْرَةً وَعَشِيًّا

‘Bagi mereka rizkinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang.’ (QS. Maryam [19]: 62)” (Mafaatihul Ghaib, 27/522).

Adapun dalil dari As-Sunnah adalah hadits yang diriwayatkan dari Samrah bin Jundab tentang mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang panjangdi dalamnya diceritakan,

أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ، فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالكَذْبَةِ، فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ، فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ، يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

“ … Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Al Qur’an oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Al Qur’an pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat … “ (HR. Bukhari no. 1297).

Juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ، تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ، مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ، إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

“Ketika seorang lelaki berjalan dengan menggunakan jubahnya, dan berjalan dengan rasa sombong dengan rambutnya yang disisir, lalu ia ditelan (oleh bumi), dan ia akan tetap berguncang-guncang (di dalam perut bumi) hingga datang hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 5789).

Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka orang-orang kafir tidaklah berhenti untuk diadzab kubur sampai hari kiamat. Kecuali mereka akan “istirahat” (tidur sejenak atau tidak diadzab) di antara dua tiupan sangkakala pada hari kiamat [1]. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ (51) قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (52)

“Dan ditiuplah sangkalala (yang ke dua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul(Nya).” (QS. Yasin [36]: 51-52).

Di dalam Tafsir Jalalain dijelaskan,

لِأَنَّهُمْ كَانُوا بَيْن النَّفْخَتَيْنِ نَائِمِينَ لَمْ يُعَذَّبُوا

“Karena mereka (orang-orang kafir, pen.) tidur -di antara dua tiupan sangkakala-, (yaitu mereka) tidak diadzab.” (Tafsir Jalalain, 1/584).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,

قال أبي بن كعب رضي الله عنه وَمُجَاهِدٌ وَالْحَسَنُ وَقَتَادَةُ: يَنَامُونَ نَوْمَةً قَبْلَ الْبَعْثِ. قَالَ قَتَادَةُ: وَذَلِكَ بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ

Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan,’Mereka tidur sebelum dibangkitkan.’ Qatadah berkata,’Yaitu ketika di antara dua tiupan (sangkakala).” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/581).

Adapun orang-orang yang berbuat maksiat, namun masih beriman, maka ada di antara mereka yang diadzab secara terus-menerus sampai hari kiamat; dan ada yang diadzab sementara waktu saja dan kemudian selesai. Hal ini mungkin disebabkan karena kecilnya dosa yang dilakukan, sehingga mendapatkan adzab sesuai dengan kadar dosanya tersebut, atau mungkin juga disebabkan karena adanya doa, istighfar, sedekah, atau sebab-sebab yang lainnya. (Lihat Al-Imaanu bima Ba’dal Maut, hal. 95-96).

Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,

مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ، فَقَالَ: «إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ» ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً، فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ، فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِمَ فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: «لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا»

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua makam, kemudian berkata,’Sesungguhnya mereka sedang diadzab. Tidaklah mereka diadzab karena perkara yang besar (menurut pandangan mereka, pen.). Adapun salah satunya, dia tidak melindungi diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dia suka berbuat namimah (adu domba.)’ Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah, dan membelahnya (secara vertikal, pen.) dan menancapkan setiap belahan ke masing-masing makam. Para sahabat berkata,’Wahai Rasulullah, mengapa Engkau melakukan hal ini?’ Rasulullah bersabda,’Semoga mereka diringankan adzabnya, selama (pelepah kurma ini) belum mengering.’” (Muttafaq ‘alaih).

Demikianlah pembahasan tentang dua jenis adzab kubur, semoga Allah Ta’ala menyelamatkan kita dari adzab kubur yang mengerikan.

***

Penulis: M. Saifudin Hakim

Catatan kaki:

[1] Menurut pendapat yang lebih tepat, tiupan sangkakala pada hari kiamat berlangsung dua kali, yaitu tiupan (pertama) yang menyebabkan kematian dan tiupan (ke dua) yang menyebabkan dibangkitkannya seluruh manusia dari kubur. Semoga Allah Ta’ala memudahkan kami untuk menyusun tulisan tersendiri dalam masalah ini.

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/24635-adzab-kubur-apakah-berlangsung-terus-menerus-sampai-hari-kiamat.html

Terhindar dari Siksa Kubur

Tidak semua orang bisa menjawab pertanyaan malaikat di dalam kubur.

Kehidupan manusia di dunia sangat singkat. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah al- Ankabut ayat 57, “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” Ayat ini menyebutkan, jika se tiap yang bernyawa di muka bumi, baik manusia, jin, maupun he wan akan menemui ajalnya. Di dunia ini tidak ada yang hidup kekal. Semua yang mengalami kematian akan berpindah ke alam lain, yakni alam kubur.

“Setelah meninggal dunia, nyawa manusia dicabut oleh ma laikat, mereka akan berpindah ke alam lain. Di alam kubur, manusia yang sudah meninggal akan mengalami satu dari dua kondisi, nikmat kubur atau siksa kubur,” ujar Ustaz Najmi Umar Bakkar dalam kajiannya di Masjid Nurul Hidayah Bidakara, Jakarta Selatan belum lama ini.

Ustaz Najmi menyebut, tidak ada yang lebih menakutkan dari pemandangan di alam kubur saat seseorang mendapatkan siksa.Utsman bin Affan suatu ketika pernah menangis melihat kuburan. Tangisannya bahkan sampai membasahi jenggotnya.

Seseorang pun bertanya, “Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?” Utsman menjawab, “Sesungguhnya, aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)- nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun, jika ia tidak selamat dari (siksaan)- nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.”

Perjalanan di akhirat ini sangat panjang. Kehidupan di alam kubur hanyalah langkah atau ger bang pertama, kemudian kiamat, dilanjut dengan berkumpul di padang mahsyar, dilakukan penimbangan amal dan dosa, penghitungan syafaat, telaga kautsar, lalu melewati Siratal Mustaqim.

Ujung dari sekian tahapan ini adalah surga atau neraka. “Dari sekian tahapan panjang ini, Nabi memastikan jika ia mendapat kemudahan ketika di alam kubur, maka ke depannya juga akan mudah. Alam kubur menentukan nasib ke depannya. Nah, seharusnya ini menjadi fokus kita dan dipelajari lebih serius karena ini menentukan nasib kita,” lanjut Ustaz Najmi.

Cara mendapatkan kesela mat an di alam kubur adalah de ngan menjadi orang yang bertakwa, saleh, dan salihah. Muslim yang melakukan berbagai amalan yang dijelaskan Nabi pun, insya Allah, bisa terhindar dari siksa kubur.

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari siksa di alam kubur. Yang pertama, yaitu menjadi mukmin yang bertauhid. Memiliki akidah yang benar dan tidak pernah me nyekutukan Allah SWT. Dalam setiap langkah dan ibadahnya, umat ini selalu ikhlas menjalankan. Bagi setiap manusia yang telah dicabut nyawanya dan diletakkan jenazahnya di dalam kubur maka ia akan didatangi oleh dua orang malaikat. Malaikat ini akan bertanya tentang tiga hal, “Siapa Rabbmu? Siapa Nabimu? Apa agamamu?”

Pertanyaan ini sejatinya amat mudah jika dijawab di dunia. Tapi, saat di alam kubur nanti, jawaban atas pertanyaan ini bukan dari hafalan. Iman dan kesalehanlah yang akan menjawab pertanyaan malaikat ini.”Tidak semua orang bisa menjawab ini. Hanya mukmin sejati yang beriman yang bisa menjawab. Bukan yang hanya mengaku Islam dan Muslim, tapi imannya belum merasuk dalam hati,” lanjut Ustaz Najmi.

Dalam Surah Ibrahim ayat 27, Allah berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di du nia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”

Allah SWT akan meneguhkan hati dan iman seseorang kemudian memudahkannya untuk menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur. Baru jawaban yang be narlah yang akan keluar. Pe nyebab lainnya, seseorang bisa terhindar dari siksa kubur adalah dengan tidak menjadi orang kafir. Dia akan mendapatkan siksa dari di alam kubur hingga kiamat dan sampai di neraka.

Dengan keindahan dunia, keberhasilan, dan harta yang dimiliki di dunia, orang kafir hanya menikmatinya sebentar di dunia. Setelahnya, ia akan dimasukkan dalam neraka jahanam. Dalam al- Mukmin ayat 46, Allah bersabda, “Kepada mereka (Firaun dan bala tentaranya), ditampakkan neraka setiap pagi dan petang.”

Salah satu bentuk siksaan yang diberikan Allah SWT kepada orang kafir di alam kubur adalah menampakkan bentuk neraka tiap pagi dan petang. Sementara, bagi orang mukmin, akan ditampakkan surga tiap pagi dan petang.

Para mukmin ini akan lolos dari siksa kubur. Nabi SAW berkata, mereka akan dihamparkan permadani dari surga, dibukakan pintu dari surga, sehingga berembuslah wangi surga. Kaum kafir akan disempitkan kuburnya, hingga tulang-tulang rusuknya saling bersilangan, dicabik-cabik ular yang besar dan ganas, serta dibukakan pintu neraka.

Cara lain terhindar dari siksa kubur adalah dengan tidak menjadi orang yang munafik. “Orang munafik ini tidak peduli pada Allah SWT sebagai Penciptanya. Ia tidak mau mencari ilmu tentang agamanya. Ciri-ciri orang munafik, menurut Nabi, adalah apabila ia berbicara maka ia berbohong, bila berjanji maka ia ingkar, dan ia berkhianat jika di beri amanah,” ujar Ustaz Najmi.

KHAZANAH REPUBLIKA

 

99 Ular Azab Bagi Kafir di Dalam Kubur

SIKSA yang paling kita takuti tentu adalah azab neraka. Di mana kita dimasukkan api besar yang akan melumat seluruh tubuh, namun terus berulang-ulang hingga kiamat akan menyapa. Astagfirullah hal adzim.

Tentang azab orang kafir

Dalam sebuah dialog antara Nabi dan sahabat, Rasul bersabda : Adakah engkau ketahui, kepada siapa diturunkan ayat ini?Thaha ayat 124 (Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit)

Para sahabat pun menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi Bersabda: azab bagi orang kafir di dalam kuburnya itu berupa siksa sembilan puluh sembilan tinnin. Tahukakah kamu apa itu tinnin? Yaitu sembilan puluh sembilar ular. Sedang tiap-tiap ular itu mempunai tujuh kepala yang mencakar, menjilat (menggigit) dan meniup hingga bengkak pada tubuh orang kafir. Adzab itu berlangsung hingga kiamat (Al-Hadist).

Imam Al-Ghazali menyebutkan, bahwa azab itu merupakan jelmaan dari sifat-sifat yang tercela, dari sombong, riya, dengki, tipu, busuk hati dan sifat-sifat lainnya, yang berbilang-bilang dan bercabang-cabang. Sehingga akhirnya menjelma di alam kubur berupa kalajengking dan ular.

Tentang azab bagi orang kikir tak mau mengeluarkan zakat

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran tentang larangan kikir dalam mengeluarkan zakat . “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil (kikir) dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran: 180).

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang dalam tafsir ayat ini: Yakni, janganlah sekali-kali orang yang bakhil menyangka, bahwa dia mengumpulkan harta itu akan bermanfaat baginya. Bahkan hal itu akan membahayakannya dalam (urusan) agamanya, dan kemungkinan juga dalam (urusan) dunianya. Kemudian Allah memberitakan tentang tempat kembali hartanya pada hari kiamat, Dia berfirman,”Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di leher mereka, kelak pada hari kiamat.” [Tafsir Ibnu Katsir, surat Ali Imran ayat 180]

Abu Hurairah r.a berkata: Nabi Sawa bersabda : “Siapa yang diberi Oleh Allah kekayaan harta kemudian tidak mengeluarkan zakatnya, akan dibentuk baginya harta itu berupa ular botak kepalanya, bersungut dua, lalu dikalungkan di lehernya pada hari kiamat, lalu menggigit kanan kiri pipi sambil berkata : “Aku hartamu, aku timbunan kekayaanmu.” (HR. Bukhari)

Selain itu akan ada azab bagi kaum yang meninggalkan salat lima waktu

Dalam kitab Azzawajir susunan Ahmad bin Hajar Alhaitami berkata: “Tersebut dalam hadits: siapa yang menjaga sembahyang lima waktu maka Allah akan memulyakan dengan lima macam :

1. Dihindarkan dari kesempitan hidup

2. Dihindarkan siksa kubur

3. Diberi kitab amalnya dengan tangan kanannya

4. Berjalan di atas akhirat bagaikan kilat

5. Masuks surga tanpa hisab

Dan siapa yang meremehkan (meninggalkan) salat akan dihukum Allah dengan lima belas siksa. Lima di dunia, dan tiga ketika mati, dan tiga di dalam kubur dan tiga ketika keluar dari kubur. Adapun di dunia:

1. Dicabut berkat umurnya

2. Dihapus tanda orang salih dari mukanya

3. Tiap amal yang dikerjakan tidak diberi pahala oleh Allah

4. Doanya tidak dinaikkan ke langit

5. Tidak dapat bagian dari doa orang-orang salihin

Adapun hukuman yang terkena ketika mati :

1. Matinya hina

2. Matinya kelaparan

3. Matinya haus, dan andaikan diberi air samudera dunia tidak akan puas dan tetap haus.

Adapun hukuman ketika di alam kubur :

1. Disempitkan kuburnya hingga hancur tulang-tulang rusuknya

2. Dinyalakan api dalam kubur, maka ia bergelimpangan dalam api, siang dan malam.

3. Didatangkan padanya ular bernama syuja yang buta matanya dari api dan kukunya dari besi tiap kuku panjangnya perjalanan sehari, ia berkata pada di mayit: “Aku syuja al aqra sedang suaranya bagaikan petir yang menyambar, ia berkata: “Allah telah menyuruhku memukul kamu karena meninggalkan salat subuh hingga terbit matahari, dan memukulmu karena meninggalkan salat zuhur hingga asar, dan memukulmu karena meninggalkan salat magrib hingga isya dan memukulmu karena meninggalkan salat Isya hingga subuh, dan tiap ia memukul satu kali terbenamlah orang itu ke dalam tanha tujuh puluh hasta, maka ia selalu tersiksa dalam kubur hingga hari kiamat.

Adapun hukuman yang menimpa setelah keluar dari kubur :

1. Diberatkan hisabnya

2. Allah murka padanya

3. Masuk dalam neraka

Diriwayatkan: Bahwa dalam jahanam ada lembah bernama Lamlam yang berisi ular-ular, tiap-tiap ular setebal leher onta, panjangnya sejauh perjalanan sebulan, menggigit orang yang meninggalkan salat, maka mendidihnya bisa racunnya dalam badan orang yang digigit selama tujuh puluh tahun kemudian hancur dagingnya.

Adab bagi pelaku zina

Kita mengatahui bahwa sejatinya ketika melakukan zina di dunia pun sudah mendapat siksanya yaitu. Mendapat pukulan 100 kali jika yang berzina belum menikah dan akan mendapatkan rajam jika pelaku zina sudah menikah.

Sebagaimana firman Allah : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nuur : 2)

Diriwayatkan: Bahwa di Jahannam ada jurang yang bernama Jubbulhazan berisi ular dan kala-kala (Amblypygi) tiap-tiap kala sebesar keledai, yang mempunyai tujuh puluh duri, tiap-tiap duri penu dengan bisa/ racun, menggigit orang yang berzina dan menuangkan racunnya dalam badannya yang terasa dalam masa seribu tahun, kemudian hancur dagingnya sehingga mengalir darah bercampur nanah dari kemaluannya.

Diriwayatkan: Bahwa siapa menyentuh tangannya wanita yang tidak halal baginya dengan syahwat makan akan tiba di hari kiamat terbelenggu kedua tangan ke lehernya, maka jika dicium digunting di bibirnya dalam neraka, dan jika berzina, maka akan berkata pahanya menjadi saksi: Aku telah kamu gunakan untuk haram, maka Allah melihat padanya dengan murka sehingga jatuh daging mukanya.

Lalu diingkari perbuatannya tapi lidah berkata: Saya telah mengatakan apa yang tidak halal bagiku, dan tangan berkata: Aku telah menyentuh barang yang haran dan mata berkata: Aku telah melihat yang haram dan kaki berkata: Aku telah berjalan menuju yang haram dan kemuluan berkata : Aku telah berbuat yang haram.

Lalu malaikat penjaga berkata : Aku mendengar dan lainnya berkata: Aku mencatat dan Allah berfirman: Aku melihat dan menutupi dan Allah menyuruh pada Malaikat: Tangkaplah dan rasakan padanya dari siksa-Ku karena Aku sangat marah padanya, sebab ia tidak malu pada-Ku. [Kazuhana El Ratna Mida]

Sumber : bersamadakwah

[1] Irsyadul Ibad by Salim Bahresi

INILAH MOZAIK

 

 

Hewan Mendengar Penghuni Kubur yang Disiksa

Kuburan adalah tempat terakhir bagi mayit. Kuburan adalah tempat bagi mereka yang hidup mengantarkan yang telah meninggal dunia. Mayit dikebumikan di situ, di ruang yang mencekam dan tak berteman. Kuburan juga bisa menjadi tempat untuk meneteskan airmata.

Dari Hani’ Maula Utsman bin Affan katanya Utsman Radhiyallahuanhu jika berhenti di suatu kuburan, beliau menangis hingga jenggot basah. Ketika ia ditanya; Mengapa ketika disebut surga dan neraka engkau malah tidak menangis, sedang jika engkau kubur malah menangis?

Kudengar, katanya, Rasulullah SAW. bersabda:

“Kuburan adalah awal persinggahan akhirat; kalaulah ia bisa selamat daripadanya, maka yang sesudahnya lebih mudah baginya; namun jika tak selamat, segala yang sesudahnya jauh lebih berat.”

Masih kata Utsman, Rasulullah SAW. bersabda:

“Sama sekali belum pernah kulihat sebuah pemandangan, selain kuburan lebih mengerikan.” (Tirmidzi dan Ibn Majah, Shahih Ibn Majah 3442, silakan lihat Shahih Attarghib wa Tarhib 3550).

Hewan Mendengar Penghuni Kubur yang Disiksa

Setelah ditinggal oleh para pengantar, mayit akan segera mengalami peristiwa alam kubur. Di saat penyiksaan itu, hewan-hewan mendengarkan siksaan itu.

Dari Ibn Mas’ud Radhiyallahuanhu, Nabi Muhammad SAW. bersabda:

“Orang yang meninggal disiksa di kuburnya hingga hewan mendengar suara penyiksaan itu.” (Thabrani dalam Al-Kabir dan dishahihkan dalam Shahih At-Targib wat Tarhib, silakan lihat Ash-Shahihah 1377).

Jika hewan tersebut mendengar, maka berbeda dengan manusia yang masih hidup. Siksa kubur sama sekali tidak bisa didengar orang yang hidup.

Dari Anas Radhiyallahuanhu, Nabi Muhammad SAW. bersabda:

“Kalau kalian tidak saling menguburkan, saya memohon Allah agar Dia memperdengarkan siksa kubur yang kudengar kepada kalian.” (Muslim 2867).

Semoga kita dijauhkan dari siksa kubur yang amat pedih. Semoga kita mendengarkan suara-suara kebaikan dan menyegerakan melakukan kebaikan.

Wallahua’lam.

 

BERSAMA DAKWAH

Penyelamat dari Siksa Kubur

Hanya, ternyata siksa kubur pun berlaku bagi Muslim. Ath-Thahawy menyebutkan, dari Ibnu Mas’ud, Nabi SAW bersabda, seorang hamba dari hamba-hamba Allah diperintahkan disiksa dikuburnya dengan 100 deraan. Dia terus memohon kepada Allah dan berdoa kepada-Nya hingga deraan itu hanya sekali saja. Kuburnya pun dipenuhi dengan api.

Ketika dia terbebas dari siksaannya dan sadar, dia bertanya, Mengapa kalian menjatuhkan hukuman dera kepadaku? Para malaikat menjawab, Karena engkau shalat tanpa bersuci terlebih dahulu dan engkau melewati orang yang dizalimi dan engkau tidak menolongnya.

Dalam riwayat lain yang tertulis pada HR Bukhari dan Muslim bersumber dari Ibnu Abbas disebutkan, Nabi SAW melewati dua kuburan. Dia pun bersabda, Sesungguhnya dua orang yang dikubur ini benar-benar disiksa. Keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Yang seorang (disiksa)karena tidak membersihkan setelah buang air kecil. Satunya lagi (disiksa) karena menyebarkan adu domba.

Nabi SAW pun meminta pelepah daun kurma yang belum kering dan membelahnya menjadi dua. Dia bersabda, Siapa tahu pelepah daun ini meringankan siksa keduanya selagi ia belum mengering.

Sungguh dahsyat siksa kubur itu sampai-sampai hewan bisa mendengar orang yang sedang disiksa. Ibnu Qayyim menulis bahwa sebagian ulama berkata, beberapa kelompok orang di Mesir dan Syam pergi membawa hewan ternak mereka ke kuburan orang Yahudi, Nasrani, dan orang munafik saat hewan-hewannya mengalami sakit perut. Jika kuda itu mendengar siksa kubur, ia akan meringkik karena merasakan panas. Sakit perutnya pun bisa sembuh.

Ibnu Qayyim al-Jauziy menjelaskan, penyelamat dari siksa kubur adalah jika seseorang duduk barang sejenak sebelum tidur malam lalu menghisab dirinya mengenai apa kerugian dan keuntungan pada hari itu. Dia lalu memperbarui tobat yang sebenar-benarnya antara dirinya dan Allah. Dia pun tidur dalam keadaan taubat.

Dia berjanji tidak akan mengulangi dosa yang diperbuatnya jika kembali bangun pada keesokan harinya. Menurut Ibnu Qayyim, rutinitas ini hendaknya dilakukan setiap malam. Jika dia mati pada malam itu, dia wafat dalam keadaan bertobat. Jika bangun, dia siap untuk bekerja dengan senang hati karena ajalnya belum tiba. Dia masih mempunyai kesempatan untuk menghadap kepada Allah dan melakukan apa yang belum dilakukannya.

Menurut Ibnu Qayyim, ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Salman RA.
Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, `Menyiapkan tali selama sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan beserta shalat malamnya. Jika dia meninggal, maka dia diberi balasan atas amal yang dilakukannya. Diberi pahala berupa rezekinya dan dia selamat dari ujian (kubur).’

Dalam hadis lainnya yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzy dari Fudhalah bin Ubaid, Rasulullah SAW bersabda, Setiap orang yang meninggal disudahi berdasarkan amalnya, kecuali orang yang meninggal dalam keadaan mempersiapkan tali kudanya di jalan Allah. Sesungguhnya amalnya ditumbuhkan baginya hingga hari kiamat dan dia selamat dari ujian kubur.

 

REPUBLIKA

Siksa Kubur

Mati adalah keniscayaan bagi setiap makhluk. Khusus untuk manusia, mati membawa konsekuensi berupa partanggung jawaban atas apa yang dilakukan di dunia. Pertanggung jawaban ini dimulai sejak dia berada dalam alam kubur.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziy mengisahkan tentang prosesi seorang hamba yang kafir ketika nyawanya dicabut hingga mendapatkan pertanyaan di dalam kubur. Kisah ini diambil dari hadis al-Bara bin Azib.

Ketika itu, Nabi Muhammad SAW mendatangi mereka yang sedang mengurus jenazah di Baqi’ al-Fardad. Rasulullah SAW berkata jika hamba itu menuju akhirat dan terputus dari dunia maka para malaikat turun kepadanya dengan wajah menghitam. Malaikat itu membawa kain tenun yang kasar. Mereka duduk sejauh mata memandang. Malaikat pencabutnya datang hingga duduk di dekat kepalanya seraya berkata, Hai jiwa yang kotor, keluarlah kepada kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.

Rohnya lantas berpencar-pencar di badannya. Malaikat itu pun mencabut rohnya sebagaimana dia mencabut besi tusuk dari kain wol yang basah. Jika malaikat pencabut nyawa sudah mengambil rohnya, malaikat lain tidak membiarkan roh itu ada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata pun hingga mereka meletakkannya di atas kain itu. Kain itu mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai di bumi. Para malaikat membawanya naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan bertanya, Apa bau yang busuk ini?

Para malaikat yang membawa rohnya menjawab, Dia fulan bin fulan. Sebutannya begitu buruk sebagaimana namanya dipanggil di dunia. Langit itu tidak terbuka ketika diminta untuk dibukakan baginya. Rasulullah SAW pun membacakan ayat, Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan tidak (pula)mereka masuk ke surga hingga unta masuk ke lubang jarum. (QS al-Araf: 40).

Allah SWT berfirman, Tulislah kitabnya di dalam penjara di bumi yang bawah. Rohnya dilemparkan dengan sekali lemparan. Nabi SAW kemudian membacakan ayat, Dan barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS al-Hajj:31).

Rohnya lantas dikembalikan ke badan. Setelah itu, dua malaikat mendatanginya seraya bertanya, Siapakah Rabbmu? Dia menjawab, Hah-hah, aku tidak tahu.

Siapakah orang yang diutus di tengah kalian ini? tanya dua malaikat. Hah-hah, aku tidak tahu, jawabnya.

Lalu, ada penyeru yang berseru dari arah langit. Hamba-Ku ini telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah pintu yang menuju neraka. Maka didatangkanlah kepada panas dan racun neraka dan kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Dia didatangi seorang lelaki yang buruk wajahnya, buruk pakaiannya, dan mengelu- arkan bau busuk. Seraya berkata, Terimalah kabar yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.

Hamba itu bertanya, Siapa engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa keburukan. Orang yang datang menjawab, Aku adalah amalmu yang buruk. Hamba itu berkata, Ya Rabbi, janganlah Engkau datangkan hari kiamat.

Di dalam buku ar-Ruh wan-Nafskarya al-Hafizh Abu Abdullah bin Mandah diterangkan bagaimana hamba yang kafir mendapatkan siksa kubur. Ketika roh dikembalikan lagi ke tempatnya berbaring, Munkar dan Nakir mendatanginya sambil menaburkan tanah dengan kedua taringnya. Mereka menggali tanah dengan rambutnya. Suaranya seperti halilintar yang menggelegar sementara pandangannya seperti kilat yang menyambar.

Dua malaikat ini mendudukkan mayat itu kemudian berkata, Siapakah Rabbmu?
Dia menjawab, Aku tidak tahu. Kemudian, ada yang berseru dari arah samping kubur. Kamu memang tidak tahu. Malaikat Munkar dan Nakir memukulinya dengan tongkat besi. Meski timur dan barat menyatu, puukulan ini tidak berkurang. Kuburnya pun menyempit hingga tulang- tulang rusuknya tercecer. Pintu neraka dibukakan di hadapannya. Dia melihat tempat duduk di dalam neraka itu hingga tiba hari kiamat.

 

 

REPUBLIKA

Jasad yang Tak Dikubur, Terbebas dari Siksa Kubur?

AZAB dan nikmat kubur adalah benar adanya berdasarkan Alquran, As Sunnah dan ijma ahlu sunnah. Nabi shallahu alaihi wasallam selalu memohon perlindungan kepada Allah dari adzab kubur dan memerintahkan umatnya untuk melakukan hal itu. Dan hal ini hanya diingkari oleh orang-orang Mulhid (atheis). Mereka mengatakan bahwa seandainya kita membongkar kuburan tersebut, maka akan kita dapati keadaannya seperti semula. Namun, dapat kita bantah dengan dua hal:

1. Dengan dalil Al Quran dan Sunnah dan ijma salaf yang menunjukkan tentang adzab kubur.
2. Sesungguhnya keadaan akhirat tidak bisa disamakan dengan keadaan dunia, maka adzab atau nikmat kubur tidaklah sama dengan apa yang bisa ditangkap dengan indra di dunia. (Diringkas dari Syarah Lumatul Itiqod, hal 65-66)

Banyak hadits-hadits mutawatir dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang pembuktian adzab dan nikmat kubur bagi mereka yang berhak mengecapnya. Demikian juga pertanyaan Munkar dan Nakir. Semua itu harus diyakini dan diimani keberadaannya. Dan kita tidak boleh mempertanyakan bagaimananya. Sebab akal memang tidak dapat memahami bentuk sesungguhnya. Karena memang tak pernah mereka alami di dunia ini.

Ketahuilah, bahwa siksa kubur adalah siksa di alam Barzakh. Barangsiapa yang mati, dan berhak mendapatkan adzab, ia akan menerima bagiannya. Baik ia dikubur maupun tidak. Meski dimangsa binatang buas, atau terbakar hangus hingga menjadi abu dan bertaburan dibawa angin; atau disalib dan tenggelam di dasar laut. Ruh dan jasadnya tetap akan mendapat siksa, sama seperti orang yang dikubur. (lihat Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi)

 

INILAH MOZAIK

Resep Terhindar dari Siksa Kubur

Al-Baihaqi yang berguru hadis kepada Syekh Abu Abdullah al-Hakim itu  dalam kitabnya yang berjudul Itsbat ‘Adzab al-Qabr wa Sual al-Malakain juga memberikan resep sederhana agar terhindar dari azab kubur.

Menurut dia, kunci yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah amal saleh yang dikerjakan sepanjang hidupnya di dunia. Dan, barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menye nangkan). (QS ar-Ruum [30]:44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang dimaksud ialah ‘kediaman’ yang nyaman selama di alam barzakh.

Fakta ini juga dipertegas dalam hadis riwayat Abu Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah diletakkan di kuburannya, ia mendengar gesekan sandal handai tolan yang meninggalkannya sendirian. Bila ia orang beriman maka amalan shalat akan berada di atas kepalanya, puasa di sebelah kanannya, dan zakat ada di samping kirinya. Sedangkan, amalan lainnya seperti sedekah, silaturahim, dan perbuatan baik ada di sekitar kedua kakinya. Masing-masing akan menjadi saksi dan pelindung baginya.

Di pengujung karyanya, al-Baihaqi yang terkenal dengan mahakaryanya, as- Sunan al-Kubra dan Dalail an-Nubuwwah, menukil beberapa riwayat yang mengisahkan tentang rasa takut dan harapan besar dari para salaf agar terhindar dari siksa neraka. Padahal, melihat hitungan matematis, tingkat kesalehan spiritual mereka terbilang mumpuni. Ini tak lain menggambarkan ketaatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Sebut saja, misalnya, pendiri mazhab teolog Asy’ariyah, Abu Musa al-As’yari. Ia meminta agar dijauhkan dari siksa neraka. Ia bahkan memerintahkan agar kedalaman kuburnya kelak ditambahkan. Dalamkanlah liang lahatku, katanya.

Al-Baihaqi yang tutup usia di usia 74 tahun itu mengutip kisah Abu ad-Darda’. Ketika sahabat Nabi tersebut menderita sakit, seorang sahabatnya datang. Lelaki itu berkata, Wahai Abu ad-Darda’, sesungguhnya engkau hampir meninggal dunia maka perintah kanlah aku suatu perkara yang ber manfaat bagiku dan akan meng ingatkanmu.

Abu ad-Darda’ menjawab, Sungguh, engkau di antara umat yang diampuni maka dirikanlah shalat, tunaikan zakat hartamu, berpuasa Ramadhan, dan jauhi lah perkara keji, kemudian beritakanlah kabar gem bira. Merasa tidak puas, lelaki itu pun bertanya ulang. Abu ad-Darda’ membalas dan me mintanya duduk dan merenungkan perkataannya.

Bayangkan ketika engkau berada di hari, tatkala tak ada lagi ruang kecuali liang la hat yang luasnya dua hasta sedang kan panjangnya empat hasta. Keluarga yang konon tak bisa berpisah dengan mu hari itu mening galkanmu sendiri, kolegamu yang dulu membuat megah rumahmu kelak akan menimbunmu dengan tanah lantas beranjak pergi darimu. Pada saat itu, Abu ad-Darda’ melanjutkan, dua malaikat berwarna hitam biru berambut keriting datang. Mereka adalah Munkar dan Nakir. Ia akan menanyakan identitasmu, agama, Tuhan, dan nabi.

Jika jawabanmu tidak tahu-menahu maka demi Allah engkau telah tersesat dan merugi. Sedangkan bila jawabanmu adalah Muhammad Rasulullah dengan kitab sucinya Alquran, demi Allah engkau selamat dan mendapat petunjuk. Kesemua itu tidak akan mampu engkau ucapkan kecuali dengan peneguhan yang dikaruniakan Allah.

 

REPUBLIKA

Ternyata Hewan Bisa Dengar Siksa Kubur?

MUNGKIN di antara pembaca ada yang pernah mendengar lolongan anjing yang panjang, menyayat malam yang sunyi. Jika itu terdengar di dini hari yang gerimis, kita akan segera ingat film-film yang dibintangi mendiang Suzana.

Tapi, mungkin saja itu karena mereka ketakutan akan sesuatu, atau menyatakan keprihatinan terhadap makhluk lain. Yang paling mungkin, bisa saja mereka melolong karena kasihan dengan para penghuni kubur yang tengah mengalami siksaan akibat perbuatan buruk mereka di dunia.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Zaid bin Tsabit bahwa ia berkata, “Suatu hari kami sedang bersama Nabi di tanah pekarangan milik Bani Najjar. Saat itu beliau menaiki seekor keledai betina miliknya. Tiba-tiba binatang itu terperanjat kaget dan berhenti di dekat empat sampai enam kubur, dan hampir saja beliau terjatuh.

Beliau lalu bertanya, “Siapa yang tahu penghuni kubur-kubur ini?” Seorang sahabat menjawab,” Saya.” Beliau bertanya, Lalu kapan mereka mati? la menjawab, Mereka mati pada zaman jahiliah. Beliau bersabda, “Sesungguhnya umat ini akan diuji dalam kuburnya. Seandainya kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku akan berdoa kepada Allah agar Dia membuat kalian mendengar siksa kubur seperti yang aku dengar.”

Menurut para ulama, keledai yang sedang dinaiki Nabi tersebut sampai terperanjat kaget, karena mendadak ia mendengar suara orang-orang yang sedang disiksa di dalam kubur. Hanya saja makhluk yang berakal seperti jin dan manusia tidak bisa mendengarnya. Allah sengaja menyembunyikan hal itu dari kita supaya kita menguburkan mayat. Itulah kebijaksanaan dan kasih sayang Allah kepada kita, agar kita tidak takut mendengarnya.

Selama masih di dunia, kita tidak akan sanggup mendengar azab Allah yang ditimpakan kepadanya di dalam kubur. Bayangkan, ketika mendengar suara halilintar yang menggelegar atau gempa yang dahsyat saja banyak orang yang langsung mati. Apalagi jika sampai jeritan orang di dalam kubur yang sedang disiksa oleh malaikat dengan menggunakan palu dari neraka didengar oleh orang yang berada di dekatnya?

Rasulullah sendiri pernah menyatakan, “Seandainya seseorang mendengar suara mayat yang sedang disiksa, ia akan pingsan.” Itu baru siksa yang ditimpakan pada orang-orang mukmin, apalagi dengan siksa yang ditimpakan kepada orang kafir. Kita senantiasa memohon keselamatan, ampunan, dan rahmat kepada Allah Yang Maha Dermawan.

Diceritakan bahwa pada suatu hari ada beberapa orang yang saleh mengubur mayat di sebuah desa bagian timur Isbiliyah. Sesudah itu mereka duduk-duduk santai di sebuah tempat. Tidak jauh dari tempat mereka, beberapa ekor kambing yang merumput.

Mendadak ada seekor kambing yang berlari menghampiri kubur tersebut. Ia mendekatkan telinganya seolah-olah sedang mendengarkan suara. Setelah itu ia lari terbirit-birit ke tempatnya semula dan bergabung dengan teman-temannya. Mendengar hikayat tersebut, Abul Hakam berkata, “Aku tiba-tiba jadi teringat akan kematian, dan ingat sabda Nabi, Sesungguhnya mereka sedang disiksa dengan azab yang bisa didengar oleh binatang.” []

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2377650/ternyata-hewan-bisa-dengar-siksa-kubur#sthash.NezckiSa.dpuf

 

Baca juga:

Bagaimana Selamat dari Siksa Kubur?

Benarkah Meninggal Hari Jum’at Terbebas dari Siksa Kubur?

Mengerikan, Siksa Kubur Berlangsung Hingga Kiamat

AZAB kubur yang dirasakan penghuni kubur ada dua macam, yaitu azab kubur yang terus-menerus sampai hari kiamat dan azab kubur yang bersifat sementara.

Di antara dalil yang menunjukkan adanya adzab kubur secara terus-menerus sampai hari kiamat adalah firman Allah Taala,

“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS. Al-Mumin [40]: 45-46).

Fakhruddin Ar-Razi Asy-Syafii rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata,

“Demikian juga, disebutkannya (kata) “pagi dan petang” tidaklah menghalangi (bahwa yang dimaksud adalah) ungkapan atas (azab kubur yang berlangsung) terus-menerus, sebagaimana firman Allah Taala,

Bagi mereka rizkinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang. (QS. Maryam [19]: 62)” (Mafaatihul Ghaib, 27/522).

Adapun dalil dari As-Sunnah adalah hadis yang diriwayatkan dari Samrah bin Jundab tentang mimpi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadis yang panjang, di dalamnya diceritakan,

” Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Alquran oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Alquran pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat ” (HR. Bukhari no. 1297).

Juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Ketika seorang lelaki berjalan dengan menggunakan jubahnya, dan berjalan dengan rasa sombong dengan rambutnya yang disisir, lalu ia ditelan (oleh bumi), dan ia akan tetap berguncang-guncang (di dalam perut bumi) hingga datang hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 5789).

Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka orang-orang kafir tidaklah berhenti untuk diadzab kubur sampai hari kiamat. Kecuali mereka akan “istirahat” (tidur sejenak atau tidak diadzab) di antara dua tiupan sangkakala pada hari kiamat [1]. Hal ini berdasarkan firman Allah Taala,

“Dan ditiuplah sangkalala (yang ke dua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul(Nya).” (QS. Yasin [36]: 51-52).

Di dalam Tafsir Jalalain dijelaskan,

“Karena mereka (orang-orang kafir, pen.) tidur -di antara dua tiupan sangkakala-, (yaitu mereka) tidak diadzab.” (Tafsir Jalalain, 1/584).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,

“Ubay bin Kaab radhiyallahu anhu, Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan,Mereka tidur sebelum dibangkitkan. Qatadah berkata,Yaitu ketika di antara dua tiupan (sangkakala).” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/581).

Adapun orang-orang yang berbuat maksiat, namun masih beriman, maka ada di antara mereka yang diadzab secara terus-menerus sampai hari kiamat; dan ada yang diazab sementara waktu saja dan kemudian selesai. Hal ini mungkin disebabkan karena kecilnya dosa yang dilakukan, sehingga mendapatkan azab sesuai dengan kadar dosanya tersebut, atau mungkin juga disebabkan karena adanya doa, istighfar, sedekah, atau sebab-sebab yang lainnya. (Lihat Al-Imaanu bima Badal Maut, hal. 95-96).

Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau menceritakan,

“Nabi shallallahu alaihi wa sallam melewati dua makam, kemudian berkata,Sesungguhnya mereka sedang diazab. Tidaklah mereka diazab karena perkara yang besar (menurut pandangan mereka, pen.). Adapun salah satunya, dia tidak melindungi diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dia suka berbuat namimah (adu domba.) Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah, dan membelahnya (secara vertikal, pen.) dan menancapkan setiap belahan ke masing-masing makam. Para sahabat berkata,Wahai Rasulullah, mengapa Engkau melakukan hal ini? Rasulullah bersabda,Semoga mereka diringankan adzabnya, selama (pelepah kurma ini) belum mengering.” (Muttafaq alaih).

Demikianlah pembahasan tentang dua jenis azab kubur, semoga Allah Taala menyelamatkan kita dari azab kubur yang mengerikan. [M. Saifudin Hakim/muslimorid]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2377648/mengerikan-siksa-kubur-berlangsung-hingga-kiamat#sthash.ElPHlO3R.dpuf