Jika Sedang Ngerumpi, Baca Doa Ini Agar Terhindar dari Ghibah

Jika kita berkumpul dengan teman, tetangga dan lainnya, umumnya kita akan ngobrol ngalur ngidul sehingga kadang kita menggunjing dan ghibah orang lain. Bahkan di antara kita saling ghibah satu sama lain. Ini tentu adalah perbuatan tidak terpuji yang perlu kita hindari. Karena itu, jika kita berkumpul dan agar selamat dari ghibah teman kita, maka ketika hendak pergi kita perlu membaca doa berikut;

بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلهِ وصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bismillaahir rohmaanir rohiim. Allohumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihii wa sallam.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Semoga senantiasa melimpahkan rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad, juga atas keluarga dan sahabatnya.

Doa ini berdasarkan hadis yang disebutkan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadis berikut;

قال صلى الله عليه وسلم: إذا قُمْتُمْ فَقُولُوا بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلهِ وصَحْبِهِ وَسَلَّمَ فإنَّ النَّاسَ إذا اغْتَابُوكُمْ يَمْنَعُهُمْ الملك عَنْ ذالِكَ

Nabi Saw bersabda; ‘Jika kalian berdiri, maka ucapkanlah; Bismillaahir rohmaanir rohiim. Allohumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihii wa sallam, sungguh manusia jika akan menggunjing kalian, maka malaikat akan mencegah mereka dari perbuatan itu.

Juga berdasarkan riwayat berikut;

قال صلى الله عليه وسلم:إذا جَلَسْتُمْ مَجْلِسا فَقُولُوا بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى الله عَلَى سِيِّدِنا محمدٍ وَعَلى آلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم فإنَّ مَنْ فَعَلَ ذالكَ وَكَّلَ الله بِهِ مَلَكا يَمْنَعَهُمْ مِنَ الغَيبةِ حَتَّى لا يَغْتَابُوكُمْ

Nabi Saw bersabda; ‘Jika kalian duduk di suatu tempat, maka ucapkanlah; Bismillaahir rohmaanir rohiim. Allohumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihii wa sallam, maka sungguh siapa yang melakukan itu, Allah akan mewakilkan dengannya seorang malaikat yang akan mencegah mereka (manusia) dari bergosip sampai mereka tidak akan dapat memfitnah kalian.

BINCANG SYARIAH

Gibah, Penyebab Kebencian dan Permusuhan

Fatwa Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz Rahimahullah

Pertanyaan:

Sebagian manusia -Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah kepada mereka- tidak memandang gibah sebagai perkara yang munkar ataupun haram. Sebagian yang lain berkata, “Jika perkara yang digibahi itu benar adanya, maka menggibahnya bukanlah sesuatu yang haram”. Mereka ini jahil terhadap hadis-hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Saya berharap dari syaikh penjelasan atas hal tersebut. Semoga Allah Ta’ala membalas dengan kebaikan.

Jawaban:

Gibah adalah haram sesuai dengan ijma’ kaum muslimin. Bahkan ia termasuk dosa besar. Sama saja jika aib yang dibicarakan itu benar adanya pada diri seseorang ataupun tidak demikian. Sebagaimana hadis sahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda ketika ditanya tentang gibah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“ذكرك أخاك بما يكره”، قيل يا رسول الله: إن كان في أخي ما أقول؟ قال: “إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته، وإن لم يكن فيه فقد بهته”

“‘Engkau menyebutkan suatu perkara tentang saudaramu yang dia benci untuk disebutkan.’ Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana jika perkara tersebut benar adanya?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Jika benar adanya apa yang Engkau katakan itu, maka Engkau telah menggibahinya. Jika tidak benar adanya, maka Engkau telah melakukan buhtan (memfitnah)’” (HR. Muslim no. 2589).

Juga hadis sahih dari beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau melihat pada malam Isra’, suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar wajah-wajah dan dada-dada mereka dengannya. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya tentang mereka. Lalu diberitahukan kepada beliau,

هؤلاء الذين يأكلون لحوم الناس ويقعون في أعراضهم

“Mereka ini orang-orang yang suka memakan daging orang lain (gibah) dan menginjak harga diri orang lain” (HR. Abu Daud no. 4878, disahihkan Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud).

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah dari banyak berprasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian ber-tajassus (mencari kesalahan orang lain) dan janganlah di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka untuk memakan daging saudaranya yang telah mati? tentu kalian pasti membencinya. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12).

Setiap Muslim dan Muslimah wajib untuk berhati-hati dari gibah dan saling menasehati untuk meninggalkannya dalam rangka menaati Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Seorang muslim juga wajib bersemangat untuk menutupi aib saudara-saudaranya dan tidak menampakkan aurat-aurat mereka. Karena gibah termasuk sebab munculnya kebencian, permusuhan, dan perpecahan di tengah masyarakat. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kaum muslimin untuk menjalankan segala kebaikan.

***

Sumber: Majmu’ Fatawa wa Rasa-il Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz, jilid 5.

Link fatwa: http://iswy.co/e3k7t

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz, beliau dahulu adalah Mufti ‘Aam Kerajaan Arab Saudi, rahimahullah.

Penerjemah: Muhammad Fadli, ST.

Sumber: https://muslim.or.id/69588-gibah-penyebab-kebencian-dan-permusuhan.html

Kenapa yang Diperingati Adalah Hari Kelahiran Nabi, Bukan Hari Wafatnya?

Hari ini kita telah menginjakkan kaki di bulan Rabiul Awal, bulan di mana seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia merayakan peringatan hari kelahiran baginda Nabi Muhammad Saw. Peringatan ini dikenal dengan istilah Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi.

Begitu gembira dalam menyambut hari kelahiran sang baginda Rasul, bahkan di setiap daerah memiliki cara dan tradisi masing-masing dalam merayakannya. Hal ini sebagai wujud suka cinta dan ekspresi kebahagian akan nikmat yang Allah ta’ala berikan kepada seluruh umat manusia atas lahirnya Nabi Agung Muhammad Saw.

Akan tetapi pernahkah terbersit dalam fikiran kita, mengapa kita merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw, bukan hari wafatnya Nabi? Bukankah kebanyakan seseorang yang diperingati itu ialah wafatnya?

Sekurang-kurangnya terdapat dua alasan yang menjadi dasar mengapa kita sebagai umat Islam merayakan atau memperingati Maulid Nabi dan bukan hari wafatnya beliau, sebagaimana berikut:

Pertama, kelahiran baginda Nabi Muhammad Saw. adalah nikmat terbesar bagi seluruh umat manusia, sedangkan wafatnya Nabi merupakan musibah terbesar bagi umat.

Kedua, memperingati hari kematian atau yang lebih masyhur disebut dengan istilah “Haul” bertujuan untuk mendoakan, mengenang dan mengharapkan adanya kader-kader pengganti yang seperti beliau. Sedangkan Nabi Muhammad sendiri adalah manusia yang sempurna (al-kamil) dan penutup para Nabi (khotamul anbiya’), sehingga tak ada lagi Nabi lain pasca beliau wafat.

Keterangan di atas sebagaimana yang dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam Kitabnya yang berjudul Haul Al-Ihtifal bi Dzikri Al-Maulid An-Nabi Asy-Syarif  berikut ini,

ﻭﻧﻘﻮﻝ : ﺇﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺟﻼﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻰ ﻗﺪ ﻛﻔﺎﻧﺎ ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﻐﺎﻟﻄﺔ ﻓﻘﺎﻝ ﻓﻰ ﻛﺘﺎﺑﻪ ﺍﻟﺤﺎﻭﻯ. إن ولادته صلى لله عليه وسلم أعظم النعم علينا، ووفاته أعظم المصائب لنا، والشريعة حثت على إظھار شكر النعم، والصبر والسلوان والكتم عند المصائب، وقد أمر الشرع بالعقيقة عند الولادة، وھي إظھار شكر وفرح بالمولود، ولم يأمر عند الموت بذبح ولا غيره، بل نھى عن النياحة وإظھار الجزع، فدلت قواعد الشريعة على أنه يحسن في ھذا الشھر إظھار الفرح بولادته صلى لله عليه .وسلم دون إظھار الحزن فيه بوفاته

Kami berkata: Sesungguhnya Al-imam Al-‘allamah Jalaluddin As-Suyuthi sudah mencukupi kita dalam menolak kesalahan besar tersebut. Beliau berkata dalam kitabnya Al-Hawi:“Kelahiran Baginda Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan paling agungnya nikmat bagi kita, sedangkan wafatnya merupakan musibah yang paling besar bagi kita. Syari’at mendorong untuk menampakkan syukur atas berbagai nikmat, dan sabar serta tabah menghadapi berbagai musibah. Syari’at juga memerintahkan melaksanakan Aqiqah pada waktu kelahiran, dan itu merupakan bentuk menampakan syukur dan kegembiraan dengan lahirnya seorang anak, syari’at tidak memerintahkan menyembelih hewan atau jenis lainnya saat kematian, bahkan melarang prilaku niyahah (meratap). Dalam hal ini, kaidah-kaidah syariat telah menunjukkan bahwa yang hasan (baik) dilaksanakan pada kelahiran Nabi adalah menampakkan kegembiraan atau kesenangan dengan kelahiran Beliau Saw, bukan menampakkan kesedihan sebab wafatnya Beliau Saw. (Haul Al-Ihtifal bi Dzikri Al-Maulid An-Nabi Asy-Syarif, hal. 78)

Maka dari itu, sudah seharusnya kita selaku umat baginda Nabi Muhammad Saw. patut bersyukur dan ikut gembira dengan memperingati hari kelahiran Beliau Saw. Bukan malah mengatakan bahwa memperingati hari kelahiran Nabi adalah bid’ah yang tercela dan tidak ada dalilnya.

Bahwasanya tidak perlu dalil untuk mencintai Nabi kita Rasulullah Muhammad Saw. Beliaulah manusia paling sempurna, pembawa risalah, pembimbing selurut umat Islam dan yang selalu kita nanti-nantikan syafaat-Nya kelak di hari kiamat. Shallahu ‘Ala Muhammad.

BINCANG SYARIAH

Ini Niat Menghadiri Acara Maulid Menurut Habib Sa’ad

Dalam kitab Al-Niyyat, Habib Muhammad bin Alwi bin Umar Al-Idrus atau yang lebih dikenal dengan Habib Sa’ad menyebutkan niat ketika hendak menghadiri tempat acara maulid Rasulullah Saw. Niat menghadiri acara maulid yang dimaksud adalah sebagai berikut;

نَوَيْتُ حُضُوْرَ مَجْلِسِ الصَّلاَةِ عَلَى اْلحَبِيْبِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحُضُوْرَ مَارَغِبُوْا فِيْهِ اْلعُلَمَاء ، وَسِمَاعَ سِيَرَةِ اْلمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحُضُوْرَ مَجْلِسِ اْلوَعْظِ وَالاِرْشَادِ وَأَنْ أَطْبَقَ مَا أَسْمَعُ مِنَ الشَّمَائِلِ اْلمُحَمَّدِيَّةِ وَإِشْغاَلَ اْلوَقْتِ بِاْلخَيْرِوَتَكْثِيْرَ سَوَادِ أَهْلِ اْلحَقِّ وَأَنْ يَرْزُقَنِيَ اللهُ أَخْلاَقَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَوْصَافَهُ كَمَا سَمِعْتُهَا وَأَنْ أَقُوْمَ بِبَعْضِ مَا يَجِبُ لِهَذَا الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْ يُكْرِمَنِيَ اللهُ بِرُؤْيَةِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Nawaitu hudhuuro majlish sholaati ‘alal habiibi shollallaahu ‘alaihi wa sallama wa hudhuuro maa roghibuu fiihil ‘ulamaa, wa simaa-‘a siyarotil mushtofaa shollallaahu ‘alaihi wa sallama wa hudhuuro majlisil wa’zhi wal irsyaadi, wa an athbaqo maa asma’u minasy syamaa-ilil muhammadiyyati wa isyghaalal waqti bil khoiri wa taktsiiril sawadi ahlil haqqi wa ayyarzuqoniyallaahu akhlaaqon nabiyyi shollallaahu ‘alaihi wa sallama wa awshoofahuu kamaa sami’tuhaa wa an aquuma biba’dhi maa yajibu lihadzar rosuuli shollallaahu ‘alaihi wa sallama wa ayyukrimaniyallaahu biru’yatin nabiyyi shollallaahu ‘alaihi wa sallam.

Aku berniat menghadiri majlis atau tempat shalawat terhadap Rasulullah Saw, menghadiri tempat yang dicintai oleh para ulama, mendengarkan kisah perjalanan Rasulullah Saw, menghadiri tempat nasehat dan pengajaran, aku berniat mempraktekkan apa yang aku dengar mengenai keutamaan-keutamaan Rasulullah Saw, mengisi waktu dengan kebaikan, memperbanyak kumpulan orang-orang yang berada dalam kebenaran, agar Allah memberikan padaku akhlak-akhlak Nabi Saw dan sifat-sifatnya sebagaimana aku mendengarnya, agar aku bisa melakukan kewajiban yang harus dihaturkan pada Rasulullah Saw, dan juga agar Allah memuliakan aku dengan bermimpi bertemu Nabi Saw.

BINCANG SYARIAH

Resep Hati yang Lapang

“Berusahalah untuk tidak bersedih, baik atas sesuatu yang luput atau hilang, atau atas perlakuan seseorang pada kita. Jika pun kita akhirnya tetap merasa sedih, maka jangan terbawa sampai menjelang tidur malam. Yakinlah semua dalam pengaturan-Nya, maka mohonlah kekuatan dari-Nya.” 

Nasihat bijak ini terucap dari seseorang ibu renta (87 tahun) yang Ahad kemaren kutemui di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat,  ketika kumintakan resep hidup sehatnya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkaruniakan usia yang berkah kepadanya… Amin. 

Ini resep yang singkat, namun pasti tak sesingkat itu  menemukan, apalagi menerapkannya.  Namun ini disampaikan oleh seseorang yang telah mengalaminya, ia pasti tau bahwa itu tak mudah, namun jika itu disampaikannya, maka kita harus meyakini bahwa selalu ada peluang untuk meraih Kebaikan, yaitu menjalani hidup tanpa kesedihan yang berlarut-larut. 

Susah atau mudah adalah persepsi yang akan menjebak kita. Maka keputusannya ada pada kita juga, berpikirlah positif maka keberhasilan tak pernah menjauh.

Kesedihan ibarat cairan yang mulai pekat. Semakin kita larut dan terinternalisasi di dalamnya, maka semakin kita lebih jauh tenggelam. 

Semua seakan semakin gelap dan kita semakin merasa tak berdaya keluar darinya. Karena ketakberdayaan itu hakekatnya kitalah yang menciptakan. 

Merasa lemah mengaburkan akal sehat, dan kita tak bisa lagi memaknai peluang serta kesempatan. Semua ikhtiar seakan terkubur dan bumi seakan diam, beku dan cuma menatap sendu.

Simaklah kata-kata Ibu di atas tadi, “Berusahalah untuk tidak bersedih.”  Rasanya tak mungkin sepanjang hidup kita tak mengalami kesedihan, tetapi kita pasti bisa menghindari bahkan menghentikannya.

Sampai di sini kita faham, menjauhi atau keluar dari rasa sedih harus dimulai dari diri sendiri, jangan terlalu bergantung pada orang lain. 

Yang pertama, tidak usah menyangkal bahwa kita memang sedang sedih. Kedua, cari dan sadari apa penyebabnya.  Ketiga, mendekatlah pada Allah, dengan melakukan shalat di tengah malam, lalu mengadu kepada-Nya. 

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ 

“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS: Ar-Ra’d: 28).

Jauhi atau hindari hal-hal yang memicu atau menjurus pada perasaan sedih, perbanyaklah kesibukan, mohonlah kesabaran dan tetap bersyukur kepada Allah. 

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ 

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS: Al-Baqara: 156).

Bahkan sebagai seorang Muslim, kita harus mampu menjadi pribadi yang menebarkan manfaat pada sesama, memberi solusi. jJika  tidak demikian, posisi kita setidaknya bukan yang malah menambah masalah. 

Sedih tak boleh kita tularkan, bahkan yakinlah sebagaimana Allah telah menguatkan kita, maka kita pun mampu menguatkan sesama.  

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR: Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

«إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا»

“Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya.” (HR: Bukhari, dan Muslim)

Satu hal lagi yang kusaksikan dari Ibu ini ialah Ia tak merasa perlu harus membebani anak-anaknya. Misalnya untuk menolongnya berjalan, karena ia sudah merasa mampu dan tertolong dengan menggeser kursi lipat sebagai pengganti tongkat. 

Sata memakna ini sebagai perasaan bersyukur yang dalam dari seseorang. Ia tak menyesali apa yang telah hilang dari dirinya, karena ia masih memiliki banyak hal sebagai karunia-Nya. 

Mengingat banyak hal menyenangkan di masa lalu tak selalu berarti bahwa kita tak pernah mengalami kesedihan, tapi ini adalah pilihan cerdas dan bijak.  

Ibu ini punya banyak cerita menarik tentang kriterianya dalam memilih teman. Ia lebih suka berteman dengan yang pintar, ia bisa detail menceritakan kebisaan teman sekolahnya.  

Ia adalah sosok luar biasa, ia bukan saja tak mau bersedih,  ia bahkan berharap tak ada yang diingat orang di sekitarnya kecuali kenangan yang indah. Inilah kelapangan hati yang dimiliki seseorang.

Inilah sikap luar biasa, agar hati tidak terus rusak dengan kenangan-kenangan buruk.  Semoga Allah menjadikan beliau dan kita semua dalam ketaatan kepada-NYA.*/ Hamid Abud Attamimi

Pribadi Nabi Muhammad Ketika Diajak Bicara

Kepribadian Nabi Muhammad Saw semakin matang setelah menikah dengan Khadijah bint Khuwailid dan dikaruniai putra putri. Kepada keluarganya, Muhammad paling lembut dan penuh kasih sayang.

“Sifatnya yang sangat rendah hati lebih kentara lagi. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan hati-hati sekali tanpa menoleh kepada orang lain,” tulis Husen Heikal dalam bukunya Sejarah Muhammad.

Tidak saja mendengarkan kepada yang mengajaknya bicara, bahkan ia memutarkan seluruh badannya. Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak ia mendengarkan, bila bicara selalu bersungguh-sungguh.

“Tapi sungguhpun begitu ia pun tidak melupakan ikut membuat humor dan bersenda-gurau. Tapi yang dikatakannya itu selalu yang sebenarnya,” katanya.

Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnya. Bila ia marah tidak pernah sampai tampak kemarahannya, hanya antara kedua keningnya tampak sedikit berkeringat. Ini disebabkan ia menahan rasa amarah dan tidak mau menampakkannya keluar. Semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada, berkemauan baik dan menghargai orang lain. Bijaksana ia, murah hati dan mudah bergaul.

Tapi juga ia mempunyai tujuan pasti, berkemauan keras, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang bergaul dengan dia.

“Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang bergaul dengan dia akan timbul rasa cinta kepadanya,” katanya.

Alangkah besarnya pengaruh yang terjalin dalam hidup kasih-sayang antara dia dengan Khadijah. Pergaulan Muhammad dengan penduduk Makkah tidak terputus, juga partisipasinya dalam kehidupan masyarakat hari-hari.

IHRAM

8 Pintu Surga dan Kapan Waktunya Dibuka untuk Muslim?

Terdapat 8 pintu surga yang diperuntukkan untuk Muslim

Surga dapat dimasuki bagi siapa saja yang memenuhi syarat. Mereka dapat masuk dari pintu mana saja yang telah disediakan. Terdapat delapan pintu surga yang disediakan bagi mereka yang terpilih.  

Kedelapan pintu surga tersebut adalah pertama, pintu sholat yaitu bagi mereka yang rajin sholat. Mereka yang semasa hidupnya adalah ahli ibadah dalam hal ini sholat dapat memilih masuk dari pintu tersebut. 

Kedua, pintu amal jariyah, mereka yang semasa hidup di dunia merupakan seorang ahli sedekah dapat memilih pintu ini untuk masuk surga. Ketiga, pintu untuk ahli puasa. Mereka yang menghabiskan usianya untuk lebih banyak berpuasa dapat memilih pintu ini untuk masuk surga.

Keempat, pintu jihad, orang yang semasa hidupnya selalu mengedepankan untuk berjuang di jalan Allah maka mereka dapat memilih pintu ini.

Kelima, pintu untuk orang yang berhaji tetapi sebagian ulama menyebutkan untuk orang yang mampu menahan amarah. Mereka yang menjalankan haji mabrur atau semasa hidupnya mampu menahan amarah maka pintu surga ini menantinya. 

Keenam, pintu bagi mereka yang selalu mendahulukan bagian kanan untuk mengerhakan kebaikan. Mereka yang menjalankan sunnah rasul untuk menggunakan bagian kanan tubuhnya maka disediakan pintu khusus untuk mereka saat masuk surga.

Ketujuh, pintu untuk orang tua. Baik ayah maupun ibu yang menjalani perannya sesuai dengan anjuran Alquran dan hadits maka dapat memilih pintu ini. Sesuai dalam hadits Rasulullah SAW:  

الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه “Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah.” (HR  Ahmad dan at-Tirmidzi) 

Kedelapan, pintu taubat, mereka yang mampu bertaubat setelah melakukan kesalahan dan Allah ridho untuknya, maka pintu surga ini akan terbuka lebar. 

Kemudian, kapan waktu pintu surga ini akan dibuka? Pintu surga akan dibika selebar-lebarnya. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

والذي نَفْسِي بيَدِهِ، إنَّ ما بيْنَ المِصْرَاعَيْنِ مِن مَصَارِيعِ الجَنَّةِ، كما بيْنَ مَكَّةَ وحِمْيَرَ – أوْ كما بيْنَ مَكَّةَ وبُصْرَى

“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya antara dua daun pintu dari pintu-pintu surga seperti jarak antara Makkah dan Himyar, dan seperti jarak antara Makkah dan Bashrah.”

Pintu surga terbuka untuk orang-orang yang ada di dunia ini, dan akan dibuka setiap Pada  Senin dan Kamis, sebagaimana Nabi bersabda. Selain itu surga juga dibuka ketika bulan Ramadhan, ketika seorang hamba melakukan wudhu untuk sholatnya, dan terakhir saat hari kebangkitan.n Ratna Ajeng Tejomukti

Sumber: mawdoo3  

KHAZANAH REPUBLIKA

Beda Surga dan Neraka, Apa Saja Ciri-Ciri Penghuninya?

Terdapat perbedaan antara surga dan neraka dari segi definisi dan penghuni

Allah SWT menyiapkan surga dan neraka sebagai imbalan terhadap setiap amalan yang dikerjakan umat manusia di dunia. Seperti apakah ciri-ciri penghuni surga dan neraka?   

Dikutip dari laman Mawdoo3, pengertian surga dalam istilah syariat adalah tempat keabadian dan kemuliaan. Allah telah menjadikan surga untuk hamba-Nya yang saleh dan taat dalam menjalani kehidupan di dunia.

Dan Allah memuliakan mereka di dalam surga dengan kenikmatan melihat Dzat-Nya yang Mahamulia. Dan banyak lagi kebahagiaan dan kesenangan di surga. Penghuni surga punya ciri yang dijabarkan dalam Alquran dan sunnah. Semuanya merujuk pada sifat saleh di dunia dan mereka bahagia tinggal di dalam surga.  

Ciri yang pertama adalah bahwa (mereka penghuni surga) itu punya punya sifat orang-orang bertakwa. Yaitu artinya mereka melakukan perbuatan yang saleh atau benar dengan pekerjaannya seperti diperintahkan Allah pada mereka, dan meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah pada mereka dan untuk dmencegah dari adzab.  

Termasuk sifat penghuni surga adalah mereka menafkahkan hartanya dalam keadaan sempit maupun lapang, maka mereka menafkahkan atau membelanjakan harta mereka dengan cara yang diperintahkan Allah, dan mereka mengeluarkan zakar, dan berinfak untuk berjihad dan sejenisnya bagaimana pun situasinya. 

Ciri penghuni surga juga adalah mengekang amarah, maka mereka tidak menyakiti yang lain dan tidak membenci seseorang pun. Melainkan mereka memaafkan orang yang zalim atau menyakiti mereka, tidak terbawa untuk membalas dendam, dan mereka mencari ampunan Allah dari dosa kecil dan dosa besar karena mereka takut kepada-Nya. 

Di antara sifat ahli surga lainnya yaitu mereka bersemangat dalam sholat, maka mereka takut di dalam sholatnya, dam mereka melakukannya dengan tenang.  Mereka memohon dalam sholatnya menghadap Allah. Mereka menjaga keturunan mereka dari perbuatan fahsyaa atau tercela dan dosa seperti zina, homoseksual, bahkan melindungi keturunannya dari menyentuh dan melihatnya. 

Para penghuni surga juga menjaga amanat, apapun yang mereka katakan, kerjakan atau pun yang mereka lihat, maka mereka tidak menceritakan pada siapapun tentang apa yang dikatakan orang lain kepada orang lainnya, dan mereka tidak mengabarkan kepada siapa pun tentang perbuatan orang lain di hadapan orang lainnya, dan jika seseorang mempercayai mereka dengan harta, mereka mengembalikan yang sama seperti mereka menyimpannya. 

Mereka menepati janji, jika mereka menjanjikan sesuatu mereka akan memenuhi dan mereka memegang kukuh itu, dan itu termasuk dalam komitmennya. Rasulullah menjelaskan bahwa ahli surga memiliki panjang enam puluh hasta, dam mereka tidak berambut, usia mereka antsra tiga puluh dan tiga puluh tiga tahun. Dan mereka akan memiliki ketampanan di atas Nabi Yusuf dan hati mereka di atas hati Nabi Ayyub. 

Sedangkan pengertian neraka menurut syariat yaitu tempat tinggal orang-orang kafir yang mereka kekal abadi di dalamnya. Dan di dalamnya mereka merasakan berbagai jenis azab yang pedih. Dan merasakan malu yang tak kuasa dipikul siapa pun. Banyak keterangan tentang neraka dalam syariat Islam tentang sifatnya, dan penghuninya. 

Api neraka sangat besar, dengan tujuh puluh ribu pasak dari setiap pasak ada tujuh puluh ribu penyiksa yang menyeretnya.  Dan semua ahli neraka tuli, bisu, dan juga buta. Dan terpasang tali api di leher mereka. Mereka menyeret-nyeret perut mereka. Mereka berwajah hitam seolah-olah wajah mereka ditutupi kepingan malam yang gelap.

Mereka tidur di atas kasur api, berselimut api, dan makanan mereka tak lain adalah duri dan Zaqqum yang seandainya air minum ahli neraka itu jatuh ke bumi maka hancurlah semua orang. Minuman mereka minyak mendidih. Dari kulit orang-orang kafir mengalir nanah yang bau. 

Adapun pakaiannya juga dari api. Jika mereka ingin mencoba memanjat ke atas untuk keluar dari neraka, mereka di bawa kembali dengan palu besar dan Malaikat memukul mereka hingga jatuh ke dalamnya lagi. Jika merka menangis bukan air mata tetapi darah. 

Mereka tidak akan mati tetapi tetap hidup dan merasakan penderitaan. Kulit mereka yang hancur diperbarui, setiap kali dibakar dan hancur Allah akan menggantinya dengan kulit lain yang baru untuk mereka merasakan siksaan.

Sumber: mawdoo3

KHAZANAH REPUBLIKA

5 Pertanyaan Allah Kepada Manusia di Hari Kiamat

Mati itu pasti. Setiap orang, setiap yang bernyawa pasti mati. Selain Allah, semua pasti mati. Tapi, kapan kematian itu menghampiri, tidak satupun yang mengetahui, kecuali Allah. Kalau demikian, kematian bukan sesuatu yang mesti ditakuti karena pasti terjadi. Namu, bagi sebagian orang, kematian menjadi momok mengerikan, menakutkan dan suatu keadaan yang sangat mencekam.

Bagi umat Islam, kematian bukan akhir dari segalanya. Ia menjadi babak baru dan pintu gerbang menuju kehidupan berikutnya yang abadi. Alam kubur adalah fase menunggu hari kiamat. Maka, apakah seseorang termasuk orang yang beruntung atau buntung tanda-tandanya telah tampak ketika ia memasuki alam kubur. Di sini, ganjaran amal baik akan diberikan. Begitu pula sebaliknya, amal buruk akan dibalas dengan siksaan.

Dan penentuan apakah akan hidup bahagia ataukah penuh derita adalah saat hari kiamat. Semua manusia akan dihadapkan kepada Allah satu persatu, tanpa pendamping dan tanpa penerjemah untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya waktu di dunia.

Allah berfirman, “Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada kami (untuk dihisab)”. (QS. Yassin: 32).

Begitulah, pada akhirnya semua akan kembali pada pengadilan Allah. Pada saat itu, Allah bertanya kepada manusia tentang lima hal. Pertama, umurmu digunakan untuk apa? Kedua, apa yang kamu lakukan saat masih muda? Ketiga, hartamu engkau peroleh dari mana? Keempat, hartamu engkau pergunakan untuk apa? Dan, kelima, apa yang kamu perbuat dengan ilmumu?

Lima pertanyaan ini yang menentukan apakah manusia di akhirat akan hidup suka cita atau duka cita, penuh kebahagiaan atau penderitaan. Sebab, seluruh perbuatan manusia saat hidup di dunia akan dibalas oleh Allah. Kebaikan dibalas dengan nikmat dan keburukan dibalas dengan laknat. Bagi yang beramal shaleh akan ditempatkan di surga dengan kenikmatan tiada tara, sementara bagi yang senang melakukan kemaksiatan dan dosa akan dicampakkan ke neraka dengan siksa yang pedihnya tak terbayangkan.

Karena itulah, manfaatkan umur selama masih bisa bernafas untuk kepentingan ibadah dan bermanfaat bagi yang lain hanya demi Allah. Usia muda adalah masa produktif yang harus menjadi semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Begitu pun harta adalah titipan untuk kita menjadi amanah dengan cara mendapatkan dengan cara halal dan untuk kepentingan kebaikan. Semuanya dipandu oleh ilmu yang manfaat untuk ibadah dan amal kebaikan.

ISLAM KAFFAH

Menkes: Setelah Karantina Lima Hari, Jamaah Bisa Umroh

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan calon jamaah haji dan umroh Indonesia bisa melaksanakan ibadah di Arab Saudi, termasuk bagi masyarakat yang menerima vaksin Covid-19 Sinovac.

Meskipun begitu, ia menyebut ada syarat tambahan yang harus di penuhi jamaah. Syarat yang dimaksud adalah karantina selama lima hari setelah tiba di Arab Saudi.

Informasi tersebut merupakan hasil koordinasi dirinya dengan Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi Tawfiq bin Fauzan Al-Rabiah. “Beliau memang janji untuk membantu (umroh). Sekarang vaksin Sinovac bisa dipakai (untuk masuk Arab Saudi), tapi harus ada karantina selama lima hari, kemudian bisa melakukan ibadah,” kata Budi dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (22/10).

Sebelumnya, Arab Saudi menerima pendatang yang telah divaksin Sinovac dan Sinopharm asalkan mendapatkan booster (suntikan ketiga). Vaksin penguat yang digunakan adalah salah satu dari empat vaksin yang telah disetujui Arab Saudi, yaitu Moderna, Pfizer, J&J, dan AstraZeneca.

Namun, Pemerintah Indonesia terus berusaha melakukan lobi kepada Kerajaan Arab Saudi agar jamaah umroh  yang hendak beribadah ke Tanah Suci dapat dipermudah aksesnya. Beberapa waktu yang lalu, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama bersama Pusat Kesehatan Haji, serta Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan sempat mengadakan temu diskusi.

Pertemuan ini membahas mengenai Skema Keberangkatan, Kepulangan dan Skrining Kesehatan Jamaah Umrah dengan para Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Asosiasi Umrah di Indonesia. Dalam diskusi, Dirjen PHU Hilman Latief menyampaikan saat ini rencana pelaksanaan ibadah umroh masih menunggu informasi resmi dari Kerajaan Arab Saudi.

“Namun kita tetap harus mempersiapkan skema teknis penyelenggaraan ibadah umroh, mulai dari pemberangkatan, skrining kesehatan, karantina dan kepulangannya,” ujarnya.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana pun menyampaikan untuk mencegah terjadinya transmisi atau penularan penyakit di masa pendemi saat ini, ia menyebut ada beberapa peraturan yang harus diikuti. Di antaranya, skrining kesehatan sebelum keberangkatan dengan swab PCR dan karantina setelah jamaah tiba kembali di Indonesia. 

“Sesuai peraturan saat ini (SE Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Covid-19) menyatakan semua pelaku perjalanan internasional yang tiba di Indonesia wajib mengikuti proses karantina selama lima hari,” katanya.

IHRAM