Para ulama membahas macam-macam kekufuran dengan jenis pembagian yang banyak dan beragam. Macam kekufuran dapat dibagi menjadi beberapa pembagian. Jenis pembagian yang beragam tidak menunjukkan perbedaan. Namun, hal itu disebabkan karena perbedaan tinjauan atau sudut pandang saja. Pada pembahasan ini akan disebutkan macam-macam kekufuran berdasarkan penyebabnya.
Kufur akbar dan kufur asghar
Ditinjau dari hukumnya, kekufuran dibagi menjadi kufur akbar dan asghar. Kufur akbar menyebabkan hilangnya iman secara keseluruhan dan pelakunya bukan lagi seorang mukmin. Kufur akbar dapat terjadi karena keyakinan, atau ucapan, atau perbuatan. Sedangkan kufur asghar akan meniadakan kesempurnaan iman, namun tidak menghilangkan iman secara total. Ini merupakan kekufuran amal, yaitu berupa semua maksiat yang dinamai oleh syariat sebagai perbuatan kekufuran, namun pelakunya masih dianggap mukmin. [1]
Kekufuran Ditinjau dari Sebabnya
Kufur juhud dan takdzib
Kufur jenis ini yaitu seperti kekufuran yang terjadi pada orang yang mengenal kebenaran Islam di dalam hatinya, namun dia mengingkari dan tidak mau mengakuinya. Perbedaan antara juhud dan takdzib yaitu bahwa makna takdzib lebih luas daripada juhud. Kufur juhud terjadi pada lisan, adapun takdzib bisa terdapat dalam hati, lisan, dan juga amal perbuatan. Perbedaan ini ditunjukkan dalam firman Allah,
فَإِنَّهُمْ لاَ يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللّهِ يَجْحَدُونَ
“Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu. Akan tetapi, orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.“ (QS. Al-A’am: 33)
Contoh kufur jenis ini adalah kufurnya Fir’aun dan orang-orang yang mengikutinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلْماً وَعُلُوّاً فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka, perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.“ (QS. An-Naml: 14)
Demikian pula kufur yang terjadi pada kaum Yahudi ketika mereka menentang kenabian Rasul kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka menyembunyikan status kanabian beliau. Mereka menyembunyikan sifat kenabian yang terdapat dalam kitab mereka, meskipun mereka telah mengenal Nabi seperti mereka mengenal anak-anak mereka. Allah Ta’ala menjelaskan kondisi mereka,
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءهُمْ وَإِنَّ فَرِيقاً مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.“ (QS. Al-Baqarah: 146)
Allah Ta’ala juga berfirman,
فَلَمَّا جَاءهُم مَّا عَرَفُواْ كَفَرُواْ بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّه عَلَى الْكَافِرِينَ
“Maka, setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allahlah atas orang-orang yang ingkar itu.” (QS. Al-Baqarah: 89)
Kufur jenis ini bisa terjadi secara keseluruhan seperti kekufuran orang yang menentang risalah nabi atau wahyu yang Allah turunkan. Bisa juga terjadi pada sebagian perkara, misalnya kufurnya orang yang menentang sebagian kewajiban Islam, menolak keharaman yang telah Allah tetapkan, atau menolak semua maupun sebagian dari sifat-sifat Allah.
Kekufuran yang terjadi pada sebagian risalah ini bisa dimaafkan jika terjadi karena kebodohan atau karena pengaruh takwil dan pelakunya tidaklah dikafirkan. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis mengenai orang yang mengingkari kekuasaan Allah atas dirinya sehingga memerintahkan keluarganya untuk membakar mayatnya dan menyebarkan abunya ketika angin bertiup. Meskipun demikian, Allah tetap mengampuni orang tersebut dan merahmatinya karena dia melakukannya karena ketidaktahuan.
Kufur I’rad
Kufur i’rad adalah berpalingnya pendengaran dan hati dari rasul dan tidak mau membenarkannya ataupun mendustakannya, tidak pula loyal dan membencinya, serta tidak mau mendengarkannya sama sekali. Dia meninggalkan kebenaran Islam dan tidak mau mempelajarinya apalagi mengamalkannya. Dia lari dan menjauhi dari tempat yang disebutkan kebenaran di situ. Ini adalah merupakan bagian dari kafir i’rad, yaitu berpaling dan meninggalkan kebenaran.
Kufur Syak
Kufur syak yaitu kufur karena keraguan, yaitu tidak menegaskan kebenaran Nabi dan tidak pula secara tegas mendustakannya. Sikapnya ragu dan bimbang untuk mengikutinya. Dalil mengenai kufur jenis ini adalah firman Allah,
وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَذِهِ أَبَداً وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِن رُّدِدتُّ إِلَى رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْراً مِّنْهَا مُنقَلَباً قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلاً
“Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri. Ia berkata, ‘Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang. Dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu.’ Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya (sedang dia bercakap-cakap dengannya), ‘Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?’“ (QS. Al-Kahfi: 35-37)
Kufur Nifaq
Yaitu menampakkan diri mengikuti petunjuk yang dibawa rasul, namun menolak dan mengingkarinya dalam hati. Jadi, dia beriman secara lahiriah namun batinnya kafir. Dalil mengenai kufur nifaq adalah firman Allah,
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ
“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS. Al-Munafiqun: 3)
Kufur Istikbar
Yaitu kufur karena enggan dan sombong, yang bisa membatalkan amalan hati. Kufur istikbar bisa membatalkan amalan hati, yaitu seseorang mengenal kebenaran dalam hatinya dan lisannya, akan tetapi menolak menerimanya dan beragama dengannya, baik dengan sombong tidak mau menerima atau meremehkan kebenaran tersebut. Demikian pula dengan bersikap sombong dan meremehkan orang-orang yang mengikuti kebenaran.
Contohnya adalah kufurnya iblis. Iblis tidak menentang perintah Allah dan tidak pula ingkar, namun dia menanggapi perintah Allah dengan enggan dan sombong. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.“ (QS. Al-Baqarah: 34)
Kekufuran orang yang telah mengenal kejujuran Rasul bahwasanya beliau membawa kebenaran dari Allah. Dia mengakui hal tersebut, dia tidak ragu dengan kejujuran sang Nabi, akan tetapi tidak mau patuh kepadanya karena enggan dan sombong atau dikuasai dengan kesombongan dan kemuliaan terhadap nenek moyang sehingga tidak mau membenci nenek moyang dan memvonis bahwa agama tersebut adalah kekufuran.
Kufur karena mengaku mengetahui ilmu gaib
Kufur karena memiliki keyakinan bahwa ada yang mengetahui ilmu gaib selain Allah. Ini merupakan kekufuran yang membatalkan keimanan karena bertentangan dengan firman Allah,
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah.’” Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.“ (QS. An-Naml: 65)
Alllah Ta’ala juga berfriman,
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ
“Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Dia sendiri.“ (QS. Al-An’am: 59)
Demikian penjelasan mengenai sebab-sebab kekufuran. Semoga kita terhindar dari berbagai jenis kekufuran yang bisa membatalkan keimanan kita.
***
Penulis: Adika Mianoki
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/78911-sebab-sebab-kekufuran.html