Berikut ini tata cara mendapatkan Lailatul Qadar. Puasa Ramadhan, Tarawih, Idul Fitri dan Zakat Fitrah adalah paket ibadah di bulan Ramadhan yang sangat istimewa bagi semua umat Islam. Saking istimewanya, sampai-sampai orang yang shalat fardhunya bolong-bolong merasa tidak “afdhal” kalau tidak berpuasa.
Begitu pula orang yang jarang atau tidak pernah shalat Jum’at atau berjamaah di masjid dan mushalla, ikut berbondong-bondong shalat tarawih dan Idul Fitri, bahkan merebut dan menempati tempat yang paling depan.
Sekalipun demikian, akan tetapi tetap lebih baik dari orang yang tidak melakukan apa-apa sama sekali. Artinya, mending orang yang berpuasa sekalipun tidak shalat, dari pada orang yang tidak berpuasa dan tidak shalat.
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana rahmat Allah, ampunan Allah, pahala Allah, dan segala kebaikan Allah ditumpahkan, dihambur-hamburkan dan ditawar-tawarkan kepada umatnya.
Namun sayang sekali, bulan yang paling agung itu terkadang justru di isi dengan persaingan tidak sehat, permusuhan, saling maki akibat perbedaan-perbedaan yang kerap muncul menyertai keagungan Ramadhan.
Ya begitulah manusia. Meski berada dalam bulan suci Ramadhan, tetap saja tak bisa luput dari salah dan dosa. Penulis tak akan panjang lebar membahas ini, melainkan fokus membahas malam Lailatul Qadar. Bagaimana itu?
Hakikat Lailatul Qadar
Muhammad Ibnu Rusyd mengatakan, bahwa Lailatul Qadar yang ada di dalam Al-Qur’an juga disebut dengan Lailatul Mubarakah. Adalah waktu dimana Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia secara utuh, lalu diturunkan secara berangsur kepada Nabi Muhammad Saw. Menurutnya, pada malam Lailatul Qadar inilah Allah memerintahkan para Malaikat turun ke dunia untuk membagi-bagikan rahmatnya.
Lalu kenapa disebut Lailatul Qadar? Menurut sebagian ulama, disebut Lailatul Qadar karena pada malam-malam itu seluruh alam dipenuhi dengan Malaikat.
قال محمد بن رشد: ليلةالقدر هي الليلة المباركة التي ذكر الله انه انزل فيها الكتاب المبين، وانه يفرق فيها كل أمر حكيم وانها (خير من الف شهر) (القدر) وان الملائكة تتنزل فيها بكل أمر، وانها سلام حتى مطلع الفجر. النجم الوهاج في شرح المنهاج
Muhammad Ibnu Rusyd berkata: Lailatul Qadar adalah malam berkah yang sudah Allah firmankan dalam Al-Qur’an, pada malam tersebut Allah membagi-bagikan setiap hal yang bijaksana, “dan sesungguhnya Lailatul Qadar lebih baik di banding seribu bulan.” (al-Qadar: 3) dan para malaikat turun dengan membawa segala sesuatu (dari Allah) dan Lailatul Qadar adalah malam penuh keselamatan sampai terbit fajar.
قيل: سميت بذلك، لعظم قدرها. وقيل: لان الارض تضيق بالملائكة فيها. وهي الليلة المباركة التي فيها يفرق كل أمر حكيم. وهي خصيصة لهذه الامة لم تكن لمن قبلها، وهي باقية الى يوم القيامة، وترى ويحققها من شاء من عباده
Dikatakan, diberi nama Lailatul Qadar karena keagungan kualitasnya, dan diriwayatkan juga (penamaan tersebut) karena pada malam tersebut bumi dipenuhi dengan malaikat, Lailatul Qadar adalah malam barokah yang pada malam tersebut Allah membagi-bagikan setiap hal yang bijaksana.
Tak hanya itu, Lailatul Qadar merupakan salah satu keistemewaan yang dimiliki umat ini (umat Muhammad) dan tidak dimiliki oleh umat sebelumnya. Lailatul Qadar akan tetap ada sampai hari kiamat dan Allah akan mewujudkan Lailatul Qadar terhadap hamba yang dikehendakinya.
Waktu fadhilah Lailatul Qadar
Keberadaan malam Lailatul Qadar sepeninggal Nabi Muhammad Saw. memang menjadi topik yang masih diperdebatkan dikalangan ulama, meskipun keutamaan malam Lailatul Qadar ini bukan hal yang tabu dikalangan umat muslim. Masalah keutamaan Lailatul Qadar pernah disabdakan langsung oleh Nabi Muhammad Saw. Namun, yang menjadi persoalan adalah kapan fadhilah Lailatul Qadar itu bisa didapat.
Mengenai persoalan ini, para ulama pecah menjadi empat pendapat. Pendapat pertama, mengatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi setiap hari di bulan Ramadhan. Pendapat kedua, Lailatul Qadar terjadi di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan tanpa ditentukan apakah pada hari-hari ganjil atau bukan. Pendapat ketiga, Lailatul Qadar terjadi pada hari-hari ganjil di sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Dan pendapat keempat, malam Lailatul Qadar hanya bisa diperoleh pada tujuh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Perbedaan tersebut didasarkan pada beberapa hadist tentang waktu terjadinya Lailatul Qadar yang diriwayatkan dengan berbagai macam matan (redaksi) yang berbeda. Dari berbagai perbedaan di atas, Imam Syafi’i lebih memilih pendapat ulama yang mengatakan bahwa, Lailatul Qadar bisa didapat pada hari-hari ganjil di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan.
Berbeda dengan Imam Qadhi Husain, beliau lebih setuju dengan ulama yang berpendapat bahwa, malam Lailatul Qadar bisa didapat pada malam-malam sepuluh terakhir bulan tanpa mengkhususkan pada malam ganjil tertentu. Sebuah hadits mengatakan:
حدثنا عفان، حدثنا وهيب، حدثنا ايوب، عن عكرمة، عن ابن عباس، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: التمسوها في العشر الأواخر من رمضان، في تاسعة تبقى، او سابعة تبقى، او خامسة تبقى
Artinya: “menceritakan kepada kami Affan, menceritakan kepada kami Wuhaib, menceritakan kepada kami Ayyub dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dari Nabi Muhammad Saw, beliau bersabda: carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh terakhir dari bulan ramadhan, pada malam ke sembilan yang tersisa (21), tujuh yang tersisa (23) dan lima yang tersisa (25).”
Hadits lain mengatakan:
حدثنا محمد بن بشار، حدثنا محمد بن جعفر، حدثنا شعبة، عن عقبة بن حريث، قال: سمعت ابن عمر يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: التمسوها في العشر الأواخر يعني ليلة القدر، فان ضعف احدكم، او عجز، فلا يغلبن على السبع البواقي
Artinya: “menceritakan kepadaku Muhammad bin Yasar, menceritakan kepadaku Muhammad bin Jakfar, menceritakan kepadaku Syu’bah, dari Uqbah bin Harits beliau berkata: aku mendengar Ibnu Umar berkata: Rasulullah Saw bersabda: carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh terakhir, yakni Lailatul Qadar, apabila dari salah satu dari kalian tidak mampu maka janganlah kalian memaksakan diri pada tujuh malam yang tersisa.”
ولفظ الشافعي: وطلبها في الوتر منه، أي: من العشر، احب إلي، ومن هذاالخبر اخذ القاضي الحسين تأكد طلبها في العشر الأخير ايضا، لان الوتر لا يدري انه اراد به الماضي او الوتر المستقبل، فيدحل فيه الكل
Pernyataan Imam Syafi’i: “Mecari Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadlan lebih aku sukai”, dari pernyataan Imam Syafi’i ini ada sebuah hadist yang dijadikan dasar dari kesunnahan mencari Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan (tanpa menghususkan pada malam- malam ganjil), karena tidak diketahui malam terakhir yang telah lalu ataukah yang akan datang. Karena itu, masuklah semua sepuluh hari tersebut.”
Cara mendapatkan Lailatul Qadar
Fadhilah Lailatul Qadar bisa didapat dengan beberapa cara yang pernah dicontohkan oleh Nabi. Semasa hidupnya, Kanjeng Nabi selalu berusaha mendapatkan fadhilah Lailatul Qadar dengan cara beri’tikaf di masjid pada malam hari dan siang hari. Imam Kamaluddin menambahkan bahwa, orang mukmin dianjurkan menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan cara melaksanakan shalat, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak doa.
Keutamaan beribadah pada malam Lailatul Qadar sebanding dengan beribadah dalam kurun waktu seribu bulan. Dan, barang siapa yang bangun malam pada Lailatul Qadar, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu.
Dalam kitab Nihayah al-mathlab fi dirasah al-mazhab, dikatakan:
صدر الشافعي كتاب الاعتكاف بالقول في ليلة القدر، فان رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يلتمسها في العشر الأواخر، ويعتكف فيها ليلا، ونهارا
Imam Syafi’i memulai bab tentang I’tikaf dengan pembahasan tentang Lailatul Qadar. Sesungguhnya Rasulullah Saw. mencari keutamaan Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan dan beri’tikaf pada malam hari dan siang hari.
Secara tak langsung, Imam Syafi’i mengatakan, bahwa untuk memperoleh malam Lailatul Qadar maka harus mengikuti cara-cara Kanjeng Nabi seperti, memperbanyak baca Al-Qur’an, doa, karena itu adalah malam-malam yang paling utama dan lebih baik dibandingkan seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadarnya.
Demikian juga dalam kitab Fiqhu al-Ibadah, Syafi’i, 566:
ويستحب ان يطلبها لما روي ابو هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من قام ليلة القدر ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من دنبه
Artinya: “Disunnahkan mencari Lailatul Qadar berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra. dari Nabi Muhammad Saw., beliau bersabda: barang siapa yang bangun pada malam Lailatul Qadar dalam keadaan beriman dan ikhlas karena Allah Swt., maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Demikian penjelasan tata cara mendapatkan Lailatul Qadar. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bisshawaab.
BINCANG SYARIAH