Dicabutnya Anugerah Allah kepada si Ahli Ibadah

DAHULU di kalangan Bani Israil, ada seorang fasik yang gemar berbuat berbagai dosa, keji, dan kemungkaran. Setelah menghabiskan sebagian umurnya berbuat keburukan, munculah penyesalan dalam hatinya. Dia mulai berpikir untuk bertobat.

Lalu dia mendengar ada seorang zuhud dan ahli ibadah di kalangan Bani Israil. Bahkan berkat kezuhudannya, Allah memerintahkan awan untuk senantiasa mengikuti dan menaunginya dari teriknya matahari. Ahli ibadah ini juga termasuk yang doanya dikabulkan.

Akhirnya si fasik yang ingin bertobat itu memutuskan bertemu dengan orang zuhud untuk meminta didoakan agar dosanya diampuni.

Ketika berhasil menemukan tempat peristirahatan orang zuhud, si fasik melihatnya sedang bersandar pada sebuah dinding. Seperti biasa, dia dinaungi awan dari sengatan matahari.

Ketika si ahli ibadah melihat orang fasik mendatanginya, ia langsung beranjak dan menjauh. Bahkan semakin dekat orang fasik, semakin kasar dan buruk celaan ahli ibadah untuk mengusirnya.

Orang fasik yang ingin bertobat itupun pulang dengan hati yang hancur, tak berdaya. Tangisannya mengalir deras. Bersamaan dengan itu, awan yang menaungi si ahli ibadahpun hilang dan malah menaungi oranf fasik yang menyesali dosanya.

Kemudian Allah SWT berfirman pada nabi di zaman itu, “Sesungguhnya Allah lebih menyayangi dan mengasihi hamba-Nya melebihi diri mereka sendiri.”

Demikianlah Allah mencabut anugerah dari seorang ahli ibadah yang zuhud. Derajat dan kedudukannya sirna ketika ia berperilaku buruk bahkan pada orang fasik sekalipun. Kedekatan seorang manusia dengan Yang Maha Esa harusnya dibarengi kedekatan dengan makhluk ciptaan-Nya. Karena cinta tak melahirkan apapun selain cinta.[Islamindonesia]

 

INILAH MOZAIK

Perempuan Inggris Pertama yang Pergi Haji

Pada musim haji tahun 1933 silam, menyimpan cerita tersendiri bagi masyarakat Kota Suffolk, Inggris, khususnya umat Islam. Sebab, pada tahun itu, salah seorang penduduknya pergi ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Hebatnya lagi, ia adalah seorang perempuan. Namanya adalah Lady Evelyn Zainab Murray Cobbold. Konon, dialah Muslimah pertama asal Inggris yang menunaikan ibadah haji.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk kepercayaan Anglikan, berita kepergian Evelyn Cobbold ke Makkah itu membuat kaget masyarakat Inggris, terutama penduduk Kota Suffolk. Mengingat Evelyn Cobbold berasal dari keluarga bangsawan Suffolk yang paling berpengaruh. Kabar tersebut langsung menghiasi pemberitaan media-media di Inggris saat itu. Sejumlah media bahkan menempatkannya sebagai headline di halaman depan.

Ia berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji pada April 1933. Saat menunaikan haji, usianya terbilang lanjut, 65 tahun. Lady Evelyn mengakui, ibadah haji memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupannya. Ia pun merasa takjub dengan ritual ibadah rukun Islam ini.

“Bayangkan! Seseorang menceburkan diri ke dalam kelompok manusia yang begitu besar dengan jumlahnya mencapai jutaan orang, dan datang dari segenap penjuru dunia untuk melakukan ibadah suci di tempat yang suci. Mereka menceburkan diri ke dalam kelompok manusia, lalu dengan segala kerendahan hati, khusyuk, dan tunduk bersama-sama memuji, membesarkan, dan menyucikan Allah,” ujarnya.

Mengunjungi negeri tempat awal munculnya agama Islam dan menyaksikan tempat-tempat bersejarah dalam perjuangan Rasulullah SAW, menjadi pengalaman yang hebat sepanjang hidupnya.

“Dari pengalaman ini, saya terdorong untuk mencontoh kehidupan Rasulullah,” paparnya.

Ia juga melihat ibadah haji sebagai sarana untuk memperkokoh rasa persaudaraan di kalangan kaum Muslimin di seluruh dunia. Perbedaan warna kulit dan jarak antara satu dan yang lain tidak menjadi penghalang. Segala perbedaan kesukuan dan mazhab dikesampingkan pada saat itu.

“Kesatuan akidah umat Islam telah menjadi persaudaraan yang kokoh kuat, persaudaraan yang telah memberikan inspirasi kepada mereka untuk dapat mewarisi kebesaran nenek moyang mereka,” katanya.

Pengalamannya selama menunaikan haji ini, kemudian ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul Pilgrimage to Mecca. Buku ini dirilis pertama kali pada 1934. Seiring perjalanan waktu dan usia yang cukup lanjut, perempuan bangsawan kerajaan Inggris ini akhirnya wafat pada Januari 1963.

 

REPUBLIKA

Terlanjur Pamer Aurat di Sosial Media

ALLAH Ta’ala tidak membebani manusia di atas kemampuannya, dan memberikan ganjaran terbaik mereka yang bersegera dalam seluruh urusan ketaatan dan kebaikan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Abu Hurairah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apa yang aku larang hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian. Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan karena penentangan mereka terhadap para nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Setiap manusia banyak berbuat salah (dosa). Dan sebaik-baik dari orang-orang banyak berbuat salah (dosa) adalah orang-orang yang banyak bertobat.” (HR Tirmidzi, no. 2499 dari sahabat Anas bin Malik).

“Orang yang telah bertobat dari dosa-dosanya (dengan sungguh-sungguh) adalah seperti orang yang tidak punya dosa.” (HR. Ibnu Majah no. 4250)

Berkata Fudhail bin ‘Iyadh,

“Engkau berbuat kebaikan (amal saleh) pada sisa umurmu (yang masih ada), maka Allah akan mengampuni (dosa-dosamu) di masa lalu, karena jika kamu (tetap) berbuat buruk pada sisa umurmu (yang masih ada), kamu akan di siksa (pada hari kiamat) karena (dosa-dosamu) di masa lalu dan (dosa-dosamu) pada sisa umurmu.”

Maka, terhadap foto-foto yang telah lalu, jika masih ada dijumpai lakukanlah semampu kita dengan hal berikut:

1. Meminta kepada sahabat yang memposting foto untuk menghapusnya, jika tidak mau melakukannya, un-friend adalah salah satu opsi agar ia tidak tampil dalam wall kita, dan un-friend bukan bermaksud memutuskan silaturrahim, ia hanya sekedar sarana agar foto tidak tampil.

2. Melakukan un-tag terhadap foto-foto yang terkait dengan diri kita dengan posisi tidak syar’i.

Semoga Allah Ta’ala memberikan keistiqamahan atas hijrah yang telah dilakukan. Yassirlana. [Ustadz DR. Wido Supraha]

INILAH MOZAIK

Mengapa Nabi SAW Lahir di Arab?

Kita memang perlu menelisik hikmah ilahiah di balik pemilihan Semenanjung Arab, bukan bagian dunia yang lain, sebagai tempat diangkatnya Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul. Kemudian, menggali hikmah di balik terpilihnya masyarakat Arab sebagai bangsa pertama yang diserahi tanggungjawab untuk memikul dakwah Islam.

Untuk itu, pertama, kita harus mengenal karakter dan ciri khas bangsa Arab sebelum kelahiran Islam. Selain itu, kita harus mengetahui gambaran geografis kawasan yang mereka diami, termasuk posisinya di antara beberapa daerah yang mengelilinginya. Bahkan, kita harus memiliki gambaran tentang berbagai bangsa lain yang ada pada saat itu, seperti Persia, Romawi, Yunani, dan India termasuk termasuk tradisi yang berkembang, kebiasaan, dan ciri khas peradaban masing-masing.

Saat itu, di dunia terdapat dua bangsa besar yang menjadi pusat peradaban dunia, yaitu Persia dan Romawi. Selain itu, ada pula Yunani dan india.

Kala itu, Persia menjadi tempat pertarungan berbagai pandangan agama dan filsafat. Di wilayah ini terdapat aliran Zoroaster yang dianut para penguasa. Salah satu ajarannya adalah menganjurkan setiap laki-laki untuk menikahi ibu, anak perempuan, atau saudara perempuannya. Bahkan, Raja Yazdajird II yang berkuasa pada pertengahan abad kelima Masehi menikahi putri kandungnya sendiri. Ajaran aneh ini hanya salah satu dari sekian banyak ajaran agama Zoroaster yang benar-benar menyimpang dari akal sehat. Akan tetapi, tentu bukan di sini tempatnya untuk membeberkan semua itu.

Selain itu, di Persia juga terdapat kepercayaan Mazdakiah. Menurut imam Al-Syahristani, agama ini setali tiga uang dengan Zoroaster; sama-sama aneh. Salah satu ajarannya adalah menghalalkan semua wanita dan harta yang ada di dunia ini. Dalam pandangan mereka, manusia adalah milik bersama, sebagaimana air, api, dan harta. Agama sesat ini mendapatkan banyak pengikut dari kalangan sesat yang gemar menuruti dan mengumbar hawa nafsu.

Sementara itu, imperialisme Romawi mencengkeram kuat. Kerajaan besar ini terlibat konflik berkepanjangan dengan kaum Nasrani Syria dan Mesir. Berbekal kekuatan militer yang mereka miliki, Romawi mengobarkan semangat imperialisme ke penjuru dunia, Salah satu misinya adalah menyebarkan ajaran Kristen yang telah dimodifikasi sesuai keinginan mereka.

Sebagaimana Persia, Romawi juga pernah “sakit keras”. Pada saat itu, hampir seluruh wilayah Romawi dilanda kesulitan. Ketimpangan ekonomi muncul dalam bentuk penindasan dan pajak yang mencekik kebanyakan rakyat.

Adapun Yunani kala itu masih tenggelam dalam kubangan takhayul dan mitologi teologis yang menjebak penduduknya dalam debat kusir yang tidak bemanfaat.

Sementara itu, tentang India dinyatakan Prof. Abu Hasan Al-Nadwi sebagai berikut. Semua penulis sejarah India sepakat menyatakan, sejak paruh awal abad itulah, akhirnya mereka banyak yang tersesat. Mereka tega membunuh anak-anak perempuan dengan dalih menjaga kehormatan. Mereka rela mengeluarkan harta secara berlebihan demi mengejar kemuliaan. Mereka juga tak segan untuk saling membunuh satu sama lain demi menjaga harga diri.

Kondisi seperti inilah yang digambarkan Allah Swt. dalam firmanNya, “… dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat,” (QS Al-Baqarah [2]: 198).

Ayat ini lebih merupakan petunjuk bahwa kesesatan bangsa Arab rupanya lebih dapat “dimaafkan” dibandingkan bangsa lain kala itu, bukan untuk menunjukkan kebodohan atau penghinaan terhadap mereka. Alasannya, bangsa lain tenggelam dalam kemerosotan moral, padahal mereka di tengah obor peradaban dan tamadun yang terang-benderang. Kelebihan yang mereka miliki justru memerosokkan mereka ke dalam jurang kerusakan.

Sementara itu, secara geografis, Semenanjung Arab terletak tepat di antara semua bangsa yang tengah bergejolak.

Prof. Muhammad Al-Mubarak menyatakan, siapa pun yang melihat Semenanjung Arab pasti akan melihat bahwa wilayah ini memang terletak tepat di tengah-tengah dua peradaban besar: peradaban Barat materialis yang menciptakan potret manusia dalam bentuk yang sama sekali tidak sesuai dengan kebenaran dan peradaban spiritual-khayali yang berpusat di Timur, seperti India dan Cina.

***

Melalui gambaran kondisi bangsa Arab dan bangsa lain di sekitarnya sebelum Islam, kita dapat dengan mudah mengungkap hikmah ilahiah yang tersembunyi di balik ketetapan Allah Swt. memilih Semenanjung Arab, bukan wilayah yang lain, sebagai tempat kelahiran Rasulullah Saw. sekaligus pengangkatan beliau sebagai utusan-Nya. Allah SWT. menjadikan bangsa Arab sebagai bangsa pertama yang menerima dakwah agung ini. Dari kalangan merekalah yang pertama dititahkan Allah untuk menebarkan dakwah islam ke seluruh penjuru bumi agar semua manusia menyembah Allah SWT.

Banyak orang berpendapat, pemeluk agama sesat dan pemuja peradaban yang rusak akan sulit diobati sebab mereka memandang baik kerusakan yang menjangkiti diri mereka, bahkan membanggakannya. Adapun mereka yang berada dalam fase pencarian akan lebih mudah menerima kebodohan karena tidak akan membanggakan tamadun atau peradaban yang mereka sendiri belum mencapainya. Kelompok yang kedua ini tentu lebih mudah untuk diobati dan diarahkan. lni tentu bukan hikmah ilahiah yang kita maksud karena analisis seperti ini hanya pantas dilakukan oleh mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dan jengah bersusah-payah.

Kalau saja Allah SWT. berkehendak menjadikan Islam lahir di tempat lain, seperti Persia, Romawi, atau India, pastilah Dia menyiapkan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan dakwah di sana, sebagaimana yang Dia siapkan di Semenanjung Arab. Demikian itu tidaklah sulit bagi Allah SWT karena Dialah Zat Yang Maha Menciptakan segala sesuatu.

Hikmah terpilihnya Semenanjung Arab ini senada dengan hikmah terpilihnya Rasulullah yang ummi alias tidak dapat membaca dan menulis. Bagi Allah, demikian itu bisa jadi agar manusia tidak meragukan misi kenabian yang diemban Muhammad SAW. Selain itu, Allah SWT. mengunci mati semua pintu keraguan terhadap keabsahan dakwah Rasulullah SAW.

Hal lain yang turut menyempurnakan hikmah ilahiah yang sedang kita bicarakan ini ialah, lingkungan tempat tinggal rasul yang buta huruf itu memang seharusnya lingkungan yang juga ”buta huruf”, berbeda dengan semua bangsa yang ada di sekitarnya. Maksudnya, bangsa Arab kala itu adalah bangsa yang belum ”terkontaminasi” peradaban yang ada di sekelilingnya. Pikiran mereka belum dicemari berbagai macam filsafat yang tidak jelas ujung-pangkalnya.

Hikmah ilahiah lainnya adalah menyingkirkan keraguan dari dada semua manusia. Tidaklah mudah untuk dipercaya, andaikata nabi yang diutus Allah SWT. dari kalangan terpelajar yang menguasai kitab-kitab kuno, sejarah bangsa-bangsa purba, dan peradaban di sekitarnya. Di samping itu, Allah SWT. juga ingin menyingkirkan keraguan manusia, seandainya dakwah islam lahir di tengah bangsa ‘ berperadaban tinggi dan memiiiki pemikiran filsafat yang sudah terbangun, semisal Persia, Yunani, atau Romawi. Jika itu terjadi, pasti akan muncul banyak ”setan” yang menyangkal kenabian Muhammad Saw. Mereka akan menuduhnya sebagai upaya eksperimental-kebudayaan atau sebagai salah satu pemikiran lilsafat belaka.

Berkenaan dengan hikmah Ilahiah ini, Al-Qur’an secara gamblang menyatakan, ”Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (AI-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (QS Al-Jumu’ah [62]: 2).

Memang sudah kehendak Allah untuk memilih utusan yang buta huruf. Adalah kehendak-Nya memilih tempat kelahiran rasul pilihan-Nya di tengah bangsa yang sebagian besar masyarakatnya buta huruf. Tujuannya agar mukjizat kenabian dan syariat islam dapat menyala terang di dalam dada setiap insan, tanpa harus dikotori berbagai paham dan ajaran karsa kreatif manusia. Hal ini menunjukkan, betapa besar rahmat Allah SWT.  bagi hamba-hamba-Nya. Wallahua’ lam. [Paramuda/BersamaDakwah]

BERSAMA DAKWAH

Sholawat Nabi; Keutamaan, Bacaan dan Artinya

Sholawat Nabi merupakan salah satu amal yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam. Sebagai bentuk ibadah kepada Allah sekaligus sebagai bukti kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Keutamaan sholawat Nabi sungguh luar biasa. Melalui artikel ini, kita berusaha menyajikannya disertai contoh-contoh bacaan sholawat Nabi untuk diamalkan sehari-hari.

Pengertian Sholawat

Sholawat secara bahasa merupakan bentuk jamak dari sholla yang artinya doa. Secara istilah, sholawat merupakan doa dan pujian untuk Nabi.

Sholawat ada tiga macam. Pertama, sholawat dari Allah. Kedua, sholawat dari malaikat. Ketiga, sholawat dari manusia atau umatnya.

Menurut Ibnu Katsir, sholawat dari Allah artinya adalah pemberian rahmat dan kemuliaan. Jika dari malaikat, artinya adalah memohonkan ampunan. Dan jika dari umatnya artinya adalah doa agar beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa sholawat dari Allah berarti menambah kemuliaan. Ada pula ulama yang menjelaskan bahwa Allah bersholawat kepada Nabi Muhammad artinya Allah memujinya di hadapan malaikat-malaikat-Nya.

Keutamaan Sholawat Nabi

Membaca sholawat Nabi memiliki banyak keutamaan. Di antaranya:

1. Allah memerintahkan hambaNya untuk bersholawat

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hambaNya untuk bersholawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzaab: 56)

2. Allah bersholawat untuk Nabi Muhammad

Berbeda dengan perintah lainnya yang Allah memerintahkan saja, sholawat ini luar biasa. Dia memerintahkan sekaligus melakukannya juga. Sebagaimana surat Al Ahzab ayat 56 di atas.

Dan seperti penjelasan sebelumnya, Allah bersholawat untuk Nabi Muhammad maknanya Dia memuliakannya di depan para malaikat dan memberinya rahmat.

3. Malaikat bersholawat untuk Nabi Muhammad

Sebagaimana ayat 56 dari Surat Al Ahzab di atas, para malaikat juga bersholawat untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang artinya, malaikat memohonkan ampunan untuk beliau.

4. Siapa bersholawat satu kali, Allah membalasnya 10 kali

Di antara keutamaan sholawat, siapa yang bersholawat kepada Nabi Muhammad sekali, Allah bersholawat kepadanya 10 kali.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim)

Sholawat dari Allah ini artinya adalah pemberian kebaikan. Sebagaimana hadits lain:

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ مَرَّةً وَاحِدَةً كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ

“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah Azza wa Jalla mencatat untuknya sepuluh kebaikan” (HR. Ahmad)

5. Bersholawat satu kali, dihapus 10 dosa

Keutamaan lainnya yang sangat luar biasa, siapa yang bersholawat satu kali, Allah akan menghapus sepuluh dosanya.

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيئَاتٍ

“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh sholawat dan menghapus darinya sepuluh dosa” (HR. Ahmad)

6. Bersholawat satu kali, diangkat 10 derajat

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh sholawat, menghapus darinya sepuluh dosa dan mengangkat derajatnya sepuluh derajat.” (HR. An Nasa’i)

7. Mendapat syafaat Rasulullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan memberikan syafa’at kepada umatnya di akhirat nanti. Siapakah yang paling berhak dengan syafaa itu? Yang paling berhak adalah yang paling banyak bersholawat kepada beliau.

أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً

“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi)

8. Menjadi orang paling dekat dengan Nabi

Orang yang memperbanyak sholawat juga akan semakin dekat kedudukannya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah bersholawat kepadaku pada hari Jumat, karena sesungguhnya sholawat umatku diperlihatkan kepadaku pada setiap hari Jumat. Siapa saja yang paling banyak sholawatnya, maka ia menjadi orang yang paling dekat kedudukanya dariku” (HR. Baihaqi)

9. Memudahkan terkabulnya doa

Doa memiliki syarat dan adab agar dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara adab berdoa agar lebih dikabulkan Allah adalah bersholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi waallam.

كل دعاء محجوب حتى يصلي على محمد

“Setiap doa akan terhalang hingga diucapkan sholawat kepada Muhammad” (HR. Thabrani)

10. Dimasukkan ke dalam surga

Orang yang banyak membaca sholawat akan dimudahkan untuk masuk surga. Sebaliknya, orang yang disebut nama Nabi Muhammad namun tidak bersholawat kepada beliau, orang itu akan disimpangkan dari jalan surga.

مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَخَطِئَ الصَّلاةَ عَلَيَّ ، خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang aku disebutkan di sisinya lalu ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku, maka ia akan disimpangkan dari jalan surga” (HR. Thabrani)

 

Hakikat Sholawat

Di antara misionaris ada yang berupaya untuk menyebarkan syubhat terkait sholawat. Mereka mengatakan kepada umat Islam terutama yang masih awam, “Kalian bersholawat meminta agar Nabi Muhammad mendapat keselamatan, berarti belum ada jaminan keselamatan. Jika Nabi saja belum ada jaminan keselamatan, bagaimana mungkin bisa memberikan jaminan keselamatan kepada kalian?”

Hal seperti itu adalah syubhat yang mereka lontarkan. Agar umat Islam yang masih awam menjadi ragu-ragu dengan agamanya.

Mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa hakikat sholawat bukanlah karena Nabi Muhammad belum mendapat jaminan keselamatan lantas didoakan agar selamat. Namun seperti telah dijelaskan di atas, sholawat itu adalah doa agar beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan. Beliau pasti mendapat keselamatan. Beliau pasti mendapat rahmat. Beliau pasti mendapat kemuliaan. Sebab beliau adalah hamba Allah yang paling dicintai-Nya.

Namun, kitalah umat yang membutuhkan keselamatan dan rahmat sehingga dengan bersholawat kepada beliau, kita dibalas Allah dengan sholawat dalam arti diselamatkan, diampuni dosa kita dan diangkat derajat kita.

Ibaratnya, kemuliaan Rasulullah adalah sebuah wadah yang telah penuh sempurna. Ketika kita bersholawat, kita menuangkan air ke wadah tersebut dan jatuhnya kepada kita. Kita bersholawat kepada beliau, kebaikan dan hasilnya kembali kepada kita.

Bacaan Sholawat Nabi

Bacaan sholawat Nabi banyak macamnya. Ada yang pendek, ada yang panjang. Jadi tidak harus kita membaca sholawat yang panjang-panjang, khususnya jika kita orang awam yang memiliki banyak kesibukan. Bacaan sholawat yang pendek pun bisa kita amalkan.

Berikut ini adalah contoh-contoh bacaan sholawat:

1. Sholawat ketika mendengar nama Nabi Muhammad disebut

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Semoga shalawat dan salam dari Allah atasnya (Rasulullah)”

2. Sholawat paling ringkas

صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Semoga shalawat dari Allah atas (Nabi) Muhammad”

3. Sholawat ringkas untuk beliau dan keluarganya

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ

“Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad”

4. Sholawat tasyahud

Sholawat ini diajarkan Rasulullah sendiri dan diriwayatkan Imam Bukhari. Sholawat ini juga menjadi sholawat saat tasyahud dalam sholat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia

Masih banyak bacaan sholawat lain, baik dalam hadits maupun yang disusun oleh para ulama. Semoga kita semua dimudahkan Allah untuk membiasakan bersholawat dan kelak mendapat syafaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

 

BERSAMA DAKWAH

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Bahaya Orang tak Cebok Sehabis Kencing

ISLAM datang dengan membawa peraturan yang semuanya demi kemaslahatan umat manusia, di antaranya tentang menghilangkan najis. Islam mensyariatkan agar umatnya melakukan istinja (cebok dengan air) dan istijmar (membersihkan kotoran dengan batu), lalu menerangkan cara melakukannya, sehingga tercapai kebersihan yang dimaksud.

Sebagian orang menganggap enteng masalah menghilangkan najis. Akibatnya badan dan bajunya masih kotor. Dengan begitu, shalatnya menjadi tidak sah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa perbuatan tersebut salah satu sebab dari azab kubur.

Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata, “Suatu kali Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melewati salah satu kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,”Keduanya diazab, tetapi tidak karena masalah besar (dalam anggapan keduanya) -lalu bersabda- benar (dalam riwayat lain, “Sesungguhnya ia masalah besar”), salah satunya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan yang satu lagi suka mengadu domba.”( HR. Al-Bukhari , lihat Fathul Bari; 1/317.)

Bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan,”Kebanyakan azab kubur disebabkan oleh buang air kecil.”( HR. Ahmad, 2/236; Shahihul Jami’; 1213.)

Termasuk tidak cebok setelah buang air kecil adalah orang yang menyudahi hajatnya dengan tergesa-gesa sebelum kencingnya habis, atau sengaja kencing dalam posisi tertentu atau di suatu tempat yang menjadikan percikan air kencing itu mengenainya atau sengaja meninggalkan istinja dan istijmar tidak teliti dalam melakukannya.

Saat ini, banyak umat Islam yang menyerupai orang-orang kafir dalam masalah kencing. Beberapa kamar kecil hanya dilengkapi dengan bejana air kencing permanen yang menempel di tembok dalam ruangan terbuka. Setiap yang kencing, dengan tanpa malu berdiri dengan disaksikan orang yang lalu lalang keluar masuk kamar mandi. Selesai kencing ia mengangkat pakaiannya dan mengenakannya dalam keadaan najis.

Orang tersebut telah melakukan dua perkara yang diharamkan; pertama, ia tidak menjaga auratnya dari penglihatan manusia dan kedua, ia tidak cebok dan membersihkan diri dari kencingnya.

 

 

Sumber: Kitab Muharramat Istahana Bihan Naaskarya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Munajjidatau alsofwah

INILAH MOZAIK

Manusia dan Allah Bagaikan Hamba dan Tuannya

HAMBA berasal dr kata abid. Yang berarti mengabdi (beribadah) kepada yang menciptakan/Tuhan/Rabb, sedangkan Ibadah berarti menaati perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hubungan manusia dengan Allah Ta’ala bagaikan hubungan seorang hamba dengan tuannya. Si hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat atas segala perintah tuannya. Demikianlah, karena posisinya sebagai abid/hamba.

Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah: 5)

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)

Ibadah berakar kata ‘abada yang artinya mengabdikan diri/ menghambakan diri. Ibadah dalam artian segala aktivitas penyembahan kepada sang Pencipta.

Ibadah juga berarti adalah melaksanakan segala aspek kehidupan sesui dengan nilai-nillai yang sudah ditetapkan oleh sang pencipta/Tuhan/Rabb/Allah Ta’ala dan semua perbuatan baik yang mendatangkan manfaat bagi diri dan orang lain adalah ibadah atau amal saleh.

Ummat/ummah berarti: “masyarakat” atau “bangsa”. Kata tersebut berasal dari kata amma-yaummu, yang dapat berarti: “menuju”, “menumpu”, atau “meneladani”. Dari akar kata yang sama, terbentuk pula kata: um yang berarti “ibu”, dan imam yang berarti “pemimpin”.

Misalnya, Ummat Islam bermakna masyarakat atau bangsa yang beragama Islam. Ummat Muhammad berarti masyarakat yang mempunyai pemimpin atau meneladani Muhammad. Jadi, perbedaan hamba dan ummat terletak pada hubungan dengan Tuhan dan Manusia.

Wallahu A’alam. [Ustadzah Novria Flaherti]

 

INILAH MOZAIK

Delapan Karunia Allah di Hati Seorang Mukmin

ALLAH memberikan delapan karunia ke hati seorang mukmin. Apa saja karunia itu?

1. Kehidupan

“Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami Hidupkan dan Kami Beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana?” (Al-Anam 122)

2. Kesembuhan

“Serta melegakan (menyembuhkan) hati orang-orang yang beriman.” (At-Taubah 14)

3. Hidayah

“Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (At-Taghabun 11)

4. Keimanan

“Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan.” (Al-Mujadalah 22)

5. Ketenangan

“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin.” (Al-Fath 4)

6. Cinta Keimanan

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu.” (Al-Hujurat 7)

7. Kesatuan Hati

“Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman).”(Al-Anfal 63)

8. Ketenteraman

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Rad 28). [IslamIndonesia ]

 

INILAH MOZAIK

Ketika Google dan Facebook Jualan ‘Negara Islam’

Google dan Facebook merupakan dua platform media digital yang menguasai dunia saat ini. Jutaan orang mengakses laman keduanya setiap hari, bahkan setiap detik. Tak mengherankan bila banyak pihak yang berhasrat untuk bisa memanfaatkan Facebook dan Google sebagai sarana mempromosikan, mengiklankan, atau mengampanyekan sesuatu, termasuk ide atau gagasan politik.

Dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2016 lalu, misalnya, Facebook dan Google ternyata tidak berdiri di zona netral atau bebas dari persaingan politik. Kedua raksasa media digital ini ternyata gencar menayangkan dua video pariwisata palsu yang kontroversial guna memengaruhi pilihan politik penggunanya. Iklan tersebut bertajuk “Pesan Perjalanan Anda ke Negara Islam Prancis”.

Dalam iklan itu ditayangkan seakan Prancis memberlakukan syariat Islam. Menara Eiffel yang ikonik ditampilkan dengan bulan sabit dan bintang bertengger di pucuknya. Lukisan legendaris karya Leonardo Da Vinci, yakni Mona Lisa, digambarkan mengenakan burka di wajahnya.

“Berdasarkan hukum syariat, Anda dapat menikmati semua yang ditawarkan negara Islam Prancis, selama Anda mengikuti peraturan,” kata narator dalam tayangan iklan tersebut, dikutip laman Engadget.

Iklan ini terus ditayangkan selama berpekan-pekan menjelang waktu Pemilihan Presiden AS. Iklan ini secara khusus menargetkan pengguna Facebook dan Google yang berdomisili di Nevada dan North Carolina, AS. Iklan ini menjadi bukti bahwa Facebook dan Google terlibat dalam sebuah kampanye politik di AS.

Iklan menjelang Pemilihan Presiden AS disponsori oleh kelompok Secure America Now (SAN). Mereka adalah kelompok advokasi konservatif dan nirlaba yang kampanyenya mencakup anti-Hillary Clinton dan anti-Islam. SAN didirikan 2011 untuk menentang pembangunan pusat komunitas Muslim dan masjid di Manhattan, dekat lokasi serangan World Trade Center pada 11 September 2001.

Menurut laporan internal dari biro iklan yang mengeksekusi kampanye SAN, seperti dikutip laman Bloomberg, para karyawan di Google dan Facebook terlibat langsung dalam proyek ini. Para karyawan di kedua perusahaan membantu menargetkan agar iklan milik SAN itu menjangkau sasaran khalayak yang tepat. Dana yang dikucurkan untuk menggarap dan menayangkan iklan rasis ini mencapai jutaan dolar AS.

Salah satu pekerja di Harris Media, perusahaan yang menggarap kampanye SAN mengaku tak nyaman dengan konten-konten yang dimunculkan. “(Kampanye) Ini dirancang untuk memicu ketakutan di hati orang-orang,” katanya.

Tak hanya di AS, kampanye politik melalui Facebook terjadi pula di Jerman. Awal tahun ini, misalnya, Facebook menjalin kerja sama dengan partai Alternative for Germany (AfD) yang berhaluan kanan dan memiliki sikap antiimigran.

Iklan ini pun digarap oleh Harris Media. Dalam pertemuan di kantor Facebook, Berlin, para eksekutif mendorong AfD dan Harris Media untuk memanfaatkan fitur Facebook Live di samping belanja iklannya untuk lebih menargetkan pemilih di Jerman.

Profesor pemasaran dari University of Maryland Robert H Smith School of Business Wendy Moe berpendapat, keputusan Google untuk bekerja sama dengan kelompok politik tampaknya dilakukan untuk menguji strategi periklanan mereka.

“Ini membantu mereka mengasah rencananya dan mencari tahu cara terbaik untuk menyasar khalayak yang diinginkan,” kata Moe.

Juru bicara Google pun telah angkat bicara menanggapi isu ini. “Kami memiliki kebijakan ketat yang mengatur ke mana kami mengizinkan iklan Google muncul dan kami menerapkan kebijakan ini dengan penuh semangat. Bila kami menemukan iklan yang melanggar kebijakan ini, kami segera menolak dan berhenti menampilkannya,” katanya.

Hingga berita ini ditulis, Facebook belum memberikan komentar terkait keterlibatannya dalam kampanye politik, baik di AS maupun Jerman.

Oleh: Kamran Dikarma/ (Editor: Yeyen Rostiyani).

REPUBLIKA

Katakan Insya Allah

Saat itu, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas, kaum kafir Quraisy bersekongkol bersama para pendeta Yahudi untuk menjatuhkan Rasulullah. Maka, diutuslah dua Quraisy, an-Nadlr bin al-Harits dan ‘Uqbah bin Abi Mu’ith. Oleh para pendeta Yahudi dua utusan ini diberi saran, “Jika be nar Muhammad itu seorang Rasul, pasti ia bisa menjawab tiga hal yang pernah terjadi. Tanyakan kepadanya tentang pemuda-pemuda yang pernah tinggal di dalam gua, seorang pengembara penakluk dari Masyriq hingga negeri Maghrib dan tentang apa itu ruh.”

Keduanya menghadap Rasulullah dan menanyakan ketiga hal tersebut. Rasulullah menyanggupi, “Aku akan menjawabnya tentang hal-hal yang kamu tanyakan itu besok (tanpa mengatakan Insya Allah).” Saat itu, Rasulullah sangat yakin bahwa Allah akan menurunkan wahyu tentang tiga hal tersebut.

Namun, selama 15 malam lamanya, Rasulullah menunggu-nunggu wahyu dari Allah. Bahkan, malaikat Jibril yang biasanya datang pun tak kunjung datang sehingga orang-orang Makkah saat itu tampak goyah. Betapa sedihnya Rasulullah dan tidak tahu apa yang harus beliau katakan kepada kaum kafir Quraisy.

Hingga suatu hari, Jibril datang menyampaikan wahyu tentang ketiganya sambil mengingatkan, “Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan atau menjawabnya esok hari”. Kecuali (dengan mengatakan), ‘Insya Allah’ (Jika Allah menghendaki). Dan ingatlah Tuhanmu jika engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada itu” (QS al-Kahfi: 23-24).

Seorang teman yang datang dari menunaikan ibadah haji bercerita tentang keberpisahan dengan istrinya pada hari pertama di Makkah. Setelah dirunut ada satu kesalahan yang diucapkan istrinya menjelang keberangkatannya. Saat itu ia bertanya, “Dik, ingat ya nanti kalau di tanah suci jangan misah-misah!” Istrinya yang merasa yakin tidak akan berpisah langsung menyahut, “Ya ndak mungkinlah, Mas.” Baru turun dari bus di waktu subuh di Masjidil Haram pada hari pertama, ia langsung berpencar dan baru bertemu kembali pada jam sembilan malam.

Manusia kadangkala terlalu optimistis, kalau bukan sombong, dengan usahanya sendiri. Ia lupa jika Allah tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur. Islam mengajarkan, setelah menciptakan, Allah tidak lantas membiarkan semuanya berjalan tanpa kendali.

Dengan doa hamba-Nya, Allah akan tetap mengatur dan mengabulkannya. Hal ini tentu saja berbeda dengan model pemikiran Barat (Deisme) yang meyakini bahwa apa yang dilakukan manusia di dunia ini tidak ada campur tangan Tuhan.

Ungkapan “insya Allah” adalah tanda seseorang itu beriman dengan keberadaan Tuhan. Sebagai simbol bahwa manusia itu lemah di hadapan-Nya. Sekuat dan semaksimal apa pun usaha manusia, jika Allah tidak menghendaki, hal itu tidak akan terjadi.

 

Oleh: Bahrur Surur-Iyunk

REPUBLIKA

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!