Meneguhkan Syahadat

Syahadat merupakan gerbang masuk seseorang ketika hendak menjadi Muslim. Dua untai kalimat bermakna “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah” tidak sesederhana yang terlihat.

Kalimat ini menjadi sumpah setia seorang hamba kepada Tuhannya dan seorang pengikut kepada junjungannya. Saat sumpah itu benar-benar dihujamkan, maka empat rukun Islam yang lain – shalat, puasa, zakat, pergi haji – pun akan mudah dilakukan.

Dari segi tata bahasa, kalimat syahadat memiliki makna terdalam. Pengucapan kalimat tidak ada tuhan adalah komitmen seorang hamba untuk “mengesampingkan” apa pun. Penyembahan terhadap bumbu-bumbu dunia seperti keluarga, anak, istri, harta, dan jabatan  harus dikesampingkan pada waktu awal pengucapan.

Penambahan kata “selain Allah” menjadi bukti Allah adalah satu-satunya yang patut dipertuhankan. Sementara, kalimat Rasulullah utusan Allah menjadi komitmen seorang Muslim untuk mengikuti segala sunah yang diajarkan Nabi.

Syahadat berarti ikrar (pengakuan), sumpah dan perjanjian. Pada QS al-Imran ayat 18, Allah SWT berfirman “Allah menyatakan tidak ada tuhan selain Dia; demikian pula para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Di ayat yang lain, Allah SWT berfirman tentang status Rasulullah SAW sebagai utusan. “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan.”(QS al-Ahzab ayat 45).

Para pembesar Quraisy memahami betul inti kalimat syahadat. Karena itu, mereka menolak saat Rasulullah meminta mereka untuk mengucapkan Lailahaillallah Muhammad Rasulullah. Kepada para pembesar Bani Hasyim, Nabi Muhammad bersabda, “Wahai saudara-saudara, maukah kalian aku beri satu kalimat, di mana dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh jazirah Arab?”

Kemudian Abu Jahal menjawab, “Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan kepadaku.” Kemudian, Rasulullah pun mengatakan, “Ucapkanlah laa ilaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah.” Abu Jahal pun menjawab, “Kalau itu yang engkau minta, berarti engkau mengumandangkan peperangan dengan semua orang Arab dan bukan Arab.”

Penolakan Abu Jahal kepada kalimat ini bukan karena dia tidak paham akan makna dari kalimat itu. Abu Jahal justru tidak mau menerima sikap yang mesti tunduk, taat, dan patuh hanya kepada Allah SWT. Jika bersikap seperti itu, Abu Jahal menyadari bahwa semua orang akan tidak tunduk lagi kepadanya.

Abu Jahal ingin mendapatkan loyalitas dari kaum dan bangsanya. Jika dia mengikuti untuk bersyahadat, artinya Abu Jahal dan para pembesar itu menerima semua aturan dan segala akibatnya.

Syekh Muhammad bin Sholeh Al Utsmaini mengatakan, kalimat La Ilaha Illallah bermakna seorang mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada sesembahan yang hak, kecuali Allah. Kalimat ini mengandung makna peniadaan dan penetapan.  Kalimat peniadaan (Laa ilaha) dan penetapan (Illallah) mengandung makna ikhlas. Artinya, memurnikan ibadah hanya untuk Allah saja dengan meniadakan ibadah selain dari-Nya.

“Bagaimana kamu mengatakan tidak ada sesembahan (ilah) kecuali Allah padahal di sana banyak ilah-ilah yang diibadahi selain Allah dan Allah Azza wa Jalla menamainya alihah (jamak dari ilah) dan penyembahnya menyebutnya alihatun,” tulis Syekh Al Utsmaini.  Tentang sesembahan ini, Allah SWT berfirman dalam QS Hud: 101.  “Karena itu tidaklah bermanfaat sedikit pun kepada mereka sesembahan yang mereka seru selain Allah di waktu azab Rabb-mu datang. ” Allah juga berfirman dalam QS al-Isra: 39, yakni “Dan janganlah kamu mengadakan sesembahan-sesembahan lain di samping Allah.

Lebih lanjut, sang syekh mengatakan, makna Muhammad utusan Allah adalah membenarkan apa-apa yang Rasulullah kabarkan, melaksanakan apa yang dia perintahkan, menjauhi apa yang dilarang dan tidak ada ibadah kepada Allah kecuali dengan cara yang disyariatkan darinya. Kalimat ini juga mengandung konsekuensi bahwa seorang Muslim tak memiliki keyakinan bahwa Rasulullah memiliki hak untuk disembah, hak mengatur alam, atau hak dalam ibadah.

Hanya, Rasulullah merupakan seorang hamba yang tidak berdusta dan tidak memiliki kemampuan sedikit pun untuk memberi manfaat dan mudarat untuk dirinya sendiri ataupun orang lain, kecuali apa yang dikehendaki Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam QS al-Anfal:50. “Katakanlah (ya Muhammad): Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malakikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku..”

Karena itu, meneguhkan kembali kalimat syahadat sangat relevan pada zaman yang penuh dengan fitnah dan cobaan ini. Maraknya aliran sesat di bumi nusantara mengharuskan kita untuk menjaga diri dan keluarga lewat mempertebal akidah. Kalaulah kita jauh dari aliran sesat, mengingat lagi syahadat dapat menggerus syirik-syirik kecil yang kerap dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanpa sadar, pengingkaran ini sering kita lakukan sehingga dapat membatalkan syahadat. Kita meninggalkan sunah-sunah Rasulullah yang seharusnya menjadi komitmen saat mengucap syahadat. Sering kali kita mengutamakan pertandingan sepakbola ketimbang panggilan azan, larut dalam rapat berjam-jam tanpa memerhatikan waktu shalat, menunda untuk membayar zakat padahal sudah memenuhi nisabnya, dan sebagainya. Maka, sebagaimana wudhu yang diperintahkan untuk diulang saat kentut atau buang air kecil, sudah semestinya kita perbaharui lagi syahadat. Kali ini dengan lebih khusyuk.

Ingin Bahagia? Tempuhlah Jalan Rasulullah

SESUNGGUHNYA Islam benar-benar menaruh perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusannya, baik agama dan dunianya di saat lapang maupun sulit, bangun maupun tidur, di kala bepergian maupun menetap, saat makan maupun minum, waktu bahagia maupun sedih.

Singkat kata, tidak ada satu hal pun, baik kecil maupun besar, melainkan telah dijelaskan oleh Islam.

Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah menggoreskan buat kita melalui ucapan dan perbuatannya rambu-rambu adab yang seyogyanya ditempuh oleh setiap mukmin di dalam hidupnya.

Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah menjelaskan, siapa saja yang menghendaki kebahagiaan, hendaklah ia menempuh jalan hidup Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dan meneladani adabnya.

Berikut diantaranya 12 adab seorang muslim saat tidur dan bangun tidur:

1. Muhasabah. Hendaklah menghitung-hitung sesaat sebelum tidur, mengoreksi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Ini sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya itu baik, maka hendaknya memuji Allah, jangan memuji diri sendiri, dan jika sebaliknya, maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.

2. Tidurlah seawal mungkin, jangan larut malam, berdasarkan hadis yang bersumber dari `Aisyah “Bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wassalam tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan salat.” (Muttafaq `alaih)

3. Berwudulah sebelum tidur dan berbaring miring ke sebelah kanan. Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, Al-Bara bin `Azibz menuturkan, Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda, “Apabila kamu akan tidur, maka berwudulah sebagaimana wudu untuk salat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan” Dan tidak mengapa berbalik ke sebelah kiri nantinya.

4. Kibaskan sprei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadis Abu Hurairahz bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda, “Apabila seorang dari kalian akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kain tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya” Di dalam satu riwayat dikatakan, “Tiga kali.” (Muttafaq `alaih)

5. Berbaringlah dengan miring kanan. Jangan tidur tengkurap. Abu Dzar menuturkan, “Nabi shallallahu alaihi wassalam pernah lewat di dekatku, di saat itu aku sedang tengkurap, maka Nabi shallallahu alaihi wassalam membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda, “Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka.” (HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani)

6. Jangan tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadis yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wassalam telah bersabda, “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya.” (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dinilai sahih oleh Al-Albani).

7. Tutuplah pintu, jendela, dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah bersabda, “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman.” (Muttafaq alaih)

8. Baca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadis-hadis sahih yang menganjurkan hal tersebut.

9. Baca doa-doa dan zikir yang keterangannya sahih dari Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, seperti: “Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-Mu.” Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani) Dan ucapkan, “Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al-Bukhari)

10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdoa dengan doa berikut ini: “Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan setan dan kehadiran mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani)

11. Bila bermimpi baik, maka bergembiralah dan ceritakan hanya kepada orang yang senang kepadamu. Bila mimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali, baca taawudz jangan diceritakan kepada orang lain, dan pindahlah posisi tidur, atau bangunlah dan salatlah.

12. Ketika bangun tidur hendaknya ucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari). Atau dengan ayat penutup Ali Imran, kemudian salat. (HR. Al-Bukhari 103, Muslim 763, Ahmad 2165, An-Nasai 1620, Abu Dawud 58)

 

INILAH MOZAIK

Congkak karena Harta, Ingat Kisah Qarun

Sekarang mari kita temui Qarun. Dulunya, Qarun adalah sosok yang sangat miskin lagi papa. Melihat kondisinya, Na bi Musa pun memberikan dua ekor kambing sebagai modal untuk usaha.

Qarun pun bersungguh-sungguh hingga peternakannya berkembang biak sangat cepat. Ia pun menjelma menjadi seorang saudagar muda dengan kesuksesan luar biasa.

Kunci gudang tempat penyimpanan hartanya saja, harus dibawa oleh 70 ekor unta. Setiap orang yang melihatnya akan mengkhayalkan bagaimana rasanya kalau kesuksesan Qarun bisa tepercik agak secuil kepada mereka.

Sayangnya, harta yang berhasil dikumpulkan Qarun menjadikannya congkak. Ketika Nabi Musa memintanya untuk berzakat, ia menolak. Menurutnya, hartanya adalah hasil jerih payahnya. Akhirnya azab Allah untuknya pun disegerakan di dunia. Ia ditelan oleh bumi bersama seluruh hartanya.

Kesadaran bahwa kesuksesan berasal dari Allah inilah yang harus melekat pada diri setiap Muslim. Seorang petani harus menyadari, Allahlah yang menumbuhkan tanaman hingga ia bisa panen besar.

Seorang pengusaha harus memahami, Allah yang mendatangkan solusi dari berbagai permasalahan bisnis yang ia hadapi. Sehingga, perusahaannya bisa tumbuh dengan baik. Sehingga, ketika kesuksesan telah diraih, ia tidak melupakan Allah.

Ia telah mengikutsertakan Allah sedari awal ia memulai usaha. Ia jadikan Allah tempat bergantung dan bertawakal atas usaha yang telah ia lakukan. Dan ia menjadikan Allah tempat memohon, agar diberikan kemudahan dan kesuksesan. Apabila pertolongan Allah telah datang, maka kesuksesan akan berfungsi menjadikannya lebih dekat kepada Allah.

Rahasia Ikhlas

“Tuan guru, ceritakanlah kepada kami sebuah hadis yang tuan dengar langsung dari baginda Rasulullah SAW,” kata salah seorang pemuka Syam kepada Abu Hurairah RA.

“Sesungguhnya manusia yang pertama kali akan diadili—pada pengadilan akhirat nanti—adalah seseorang yang mati dalam peperangan (mati syahid),” jawab Abu Hurairah mengutip hadis Rasulullah SAW.

Abu Hurairah berkata, “Dihadapkanlah orang tersebut kepada Allah SWT, lalu disodorkan amalannya dan Allah pun Maha Mengetahuinya.” Kemudian, Allah SWT bertanya, “Apa saja yang kamu kerjakan ketika di dunia?” Orang tersebut menjawab, “Saya berperang di jalan-Mu ya Allah, sampai-sampai saya mati terbunuh.” Allah berfirman, “Kamu bohong, yang benar kamu berperang supaya kamu dapat dikatakan sebagai ‘pahlawan’ dan mereka telah menyebutmu demikian.” Lalu, Allah memerintahkan malaikat untuk menyingkirkan orang tersebut dari hadapan-Nya dan melemparnya ke dalam neraka.

Ada juga seseorang yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain. Lalu, dihadapkanlah orang tersebut kepada Allah SWT. Diajukanlah amal orang tersebut kepada-Nya dan Dia-pun Maha Mengetahui. Kemudian, Allah SWT bertanya, “Apa yang kamu kerjakan waktu di dunia?” Orang itu menjawab, “Saya belajar Alquran dan telah pula mengajarkannya.”

“Kamu bohong, kamu belajar Alquran supaya dikatakan sebagai orang pandai, ulama, atau intelektual. Engkau membaca Alquran supaya dikatakan sebagai orang yang mampu membaca Alquran dengan baik, dan itu semua sudah dikatakan oleh mereka.” Lalu, Allah memerintahkan malaikat untuk menyingkirkan orang tersebut dari hadapan-Nya serta melemparkannya ke dalam neraka.

Setelah itu, ada seseorang yang diberi keluasan harta oleh Allah SWT, lalu dihadapkanlah orang tersebut. Diajukanlah amal orang tersebut kepada-Nya dan Allah pun Maha Mengetahui. Allah SWT bertanya, “Apa yang kamu kerjakan ketika di dunia?” Orang tersebut menjawab, “Saya telah infakkan harta yang saya miliki demi Engkau, ya Allah.” Allah berfirman, “Kamu bohong, kamu melakukan semua itu supaya kamu dikatakan orang yang dermawan, dan itu sudah dikatakan oleh mereka.” Lalu, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk menyingkirkan orang tersebut dari hadapan-Nya serta melemparkannya ke dalam neraka,” pungkas Abu Hurairah sebagaimana disebutkan dalam kitab Shahih Muslim.

Allahu Akbar. Rahasia ikhlas ternyata benar-benar tak seorang pun yang tahu. Hanya Allah yang benar-benar mengetahuinya, “Sirrun min asrariy, rahasia di antara rahasia-Ku,” kata sebuah hadis Qudsi. Banyak ulama yang menyebut beberapa di antara tanda ikhlas. Pertama, istiqamah, terus-menerus dalam ibadah, baik ada maupun tidak ada orang, dipuji atau dihina. Kedua, tidak ‘geer’ karena pujian dan tidak sakit hati karena hinaan.

Ketiga, pantang berkeluh kesah karena semuanya diputuskan Allah dengan rahmat, ilmu, dan kebijakkan-Nya sehingga tampaklah pada wajahnya yang selalu tersenyum. Keempat, baik sangka dengan selalu memuji Allah atas segala peristiwa dan kejadian-Nya. Kelima, qanaah, puas bukan hanya dengan nikmat Allah, melainkan atas segala keputusan Allah.

Berikutnya at-tawadhu’ (rendah hati), lalu  asy-syahiyyu (ringan tangan) untuk memberi. Selanjutnya, bersemangat hanya pada yang halal karena orientasi hidupnya akhirat, memaafkan dengan mendoakan yang menyakiti, kalaupun dipuji ia balas dengan doa.

Hobi dan kesibukannya adalah bermuhasabah diri dan tidak tertarik mencari aib orang lain, lalu lisannya terus berzikir, beristighfar, dan bershalawat. Hati bertekad selalu menghidupkan sunah harian Rasulullah SAW. Dan, mudah menitikkan air mata ketika sedang dalam puncak kenikmatan taat. Wallahu a’lam.

 

Oleh: Muhammad Arifin Ilham

Desember, Suhu di Tanah Suci Dingin Ekstrem

Cuaca di Tanah Suci Makkah sudah mulai dingin dengan intensitas ekstreme. Cuaca dingin yang sampai menusuk tulang itu sudah dimulai sejak awal Desember 2018. “Sekarang sudah mencapai 15 derajat,” kata Ustaz Hamsudin saat berbincang dengan Republika.co.id melalui sambungan telepon, Senin (17/12).

Mukimin asal Madura, Jawa Timur ini mengatakan suhu yang paling dingin itu terasa ketika waktu malam sampai menjelang subuh. Suhu dingin mulai bisa dirasakan bersahabat ketika waktu sudah pukul 09.00 Waktu Saudi. “Menjelang subuh dingin banget. Tapi kalau sudah siang, tidak terlalu dingin,” katanya.

Ustaz Hamsudin yang saat ini membimbing jamaah dari travel Shabila Jakarta ini mengatakan dengan cuaca yang dingin, banyak jamaah yang tidak kuat dan sampai jatuh sakit. Bahkan kata dia ada jamaah yang sampai mengeluarkan darah dari hidung saking tidak kuatnya menahan rasa dingin. “Iya memang kebanyakan seperti itu  (banyak yang sakit, Red),” katanya.

Hamsudin bersyukur dari sembilan jamaah umrah yang dibawah bimbingannya selama proses ibadah umrah sehat semua. Karena selalu mengikuti apa yang disampaikannya, bagaimana agar bisa bertahan di cuaca dingin yang ekstreme.

Hamsudin mengimbau kepada jamaah yang baru mau berangkat ke Tanah Suci untuk menjaga kesehatan. Juga membawa pakaian yang bisa melindungi dari dinginnya suhu di Makkah dan Madinah.

Ingatkan Travel Ilegal, Kemenag: Biaya Umrah Rp 20 Juta

Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masyarakat khususnya umat Islam, termasuk di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang ingin berangkat menunaikan ibadah umrah untuk mewaspadai perusahaan travel ilegal.

“Calon jamaah sebelum mendaftar dan menunaikan ibadah umrah, pastikan terlebih dahulu perusahaan travel yang digunakan. Apakah berizin dan terdaftar di Kementerian Agama ataukah tidak,” ucap Kasubdit Pemantauan, Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kemenag, Nur Alya Fitra, di Palu, Selasa (18/12).

Kemenag mencatat terdapat 1.006 perusahaan travel berizin yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Di Sulawesi Tengah, terdapat empat perusahaan travel yang berizin.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2018 disebutkan bahwa Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU)/travel yang berizin, dilarang memfasilitasi pemberangkatan jamaah umrah dari travel yang tidak berizin.

“Kemenag saat ini terus melakukan pemantauan dan pengawasan untuk travel-travel yang memberangkatkan jamaah umrah tanpa izin,” kata Nur Alya.

Dia menekankan, 1.006 perusahaan travel yang berizin tidak boleh mengambil atau memberangkatkan jamaah umrah dari perusahaan travel yang tidak berizin.

Nur Alya mengemukakan, Kemenag terus membantu masyarakat untuk kemudahan melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

Salah satu bentuk layanan kemudahan itu yakni, sebut dia, Kemenag menyiapkan aplikasi umrah cerdas. Lewat Aplikasi Umrah Cerdas, calon jamaah umrah dapat mengetahui travel atau jasa penyelenggara umrah yang mendapat izin dari pemerintah lewat Kementerian Agama.

“Di android kita masing-masing ada aplikasi namanya umrah cerdas. Nah aplikasi ini dapat diunduh lewat play store. Dengan begitu, ketika ada travel yang menawari keberangkatan umrah, maka masyarakat dapat mengecek travel tersebut di aplikasi itu apakah berizin atau tidak,” sebut  Nur Alya.

Lewat aplikasi itu, urai dia, dapat diketahui travel disertai nomor izin, komisaris, direktur serta alamat lengkap perusahaan travel penyelenggara umrah. Karena itu lewat aplikasi itu dapat diketahui travel legal dan tidak legal.

“Pastikan dulu travelnya sebelum menggunakan perusahaan itu untuk berangkat umrah,” imbuh Nur Alya.

Selain mengecek izin travel, ia menyebut, calon jamaah umrah juga mengecek harga/biaya umrah. Kemenag telah menerbitkan regulasi bahwa harga referensi untuk ibadah umrah senilai Rp20 juta per orang per sekali keberangkatan.

Dia menjelaskan, bila ada perusahaan travel yang menawarkan perjalanan ibadah umrah dengan biaya di bawah dari Rp20 Juta, maka patut untuk diwaspadai.

“Jadi biaya Rp20 Juta itu include semua, paket layanan. Di situ ada akomodasi, transportasi, konsumsi, tempat nginap dan seterusnya. Itu satu paket, termasuk pengurusan visa dan perlengkapan umrah,” kata dia.

 

REPUBLIKA

Pesan Perdamaian untuk para Politikus

SUDAH saatnya para tokoh bisa menjadi bisa menjadi lebih bijak, lebih matang, lebih arif, dan juga lebih mementingkan kebersamaan.

Jangan sampai karena ada fenomena Pilpres kita malah menuhankan Pilpres. Pipres itu cuman sebuah episode dalam hidup kita. Memang benar Pilpres itu penting, tapi itu bukanlah segala-galanya. Jangan sampai karena Pilpres kita mengorbankan akhlak, mengorbankan akal sehat, mengorbankan ukhuwah kita, dan juga mengorbankan kebersamaan kita.

Seharusnya Pilpres ini adalah bentuk fastabiqul khoirot. Yaitu berlomba-lomba dalam berniat baik dan juga melakukan yang terbaik, karena itulah yang menjadi pemenangnya.

Siapapun yang jadi presiden, hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala lah yang berhak menentukannya. Tapi yang berniat dan bersikap baik itulah yang dapat diraih untuk menjadi pemenangnya. [*]

 

KH Abdullah Gymnstiar

INILAH MOZAIK

Pandai Melihat Dosa Sendiri

SAUDARAKU, ketika seseorang mengendarai mobil, kemudian hujan sangat deras dan pembersih atau kipas kaca tidak berfungsi maka ia pun dilanda gelisah dan khawatir.

Kegelisahan dan rasa khawatir itu tentu bukan karena tidak ada jalan, melainkan karena ia tidak bisa melihat jalan. Lalu, apa yang harus ia lakukan, apakah memikirkan jalan ataukah membersihkan kaca dahulu? Tentu jawabannya adalah yang kedua, seperti itulah taubat.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah Shallallahu a’laihi Wasallam bersabda, “Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar, dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah mengarunianya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”. (HR.Ahmad).

Karakter orang yang bertaubat adalah dirinya tidak melihat kesalahan yang dilakukan orang lain terhadapnya. Dia hanya fokus pada kesalahan yang telah ia lakukan. [*]

KH Abdullah Gymnstiar

INILAH MOZAIK