Mungkinkah Menjadi Sufi di Era Modern?

Sebagian kalangan muslim menyangka, jalan tasawuf itu sulit dan mustahil, apalagi di era modern seperti saat ini. Bagaimana tidak, dalam tasawuf terdapat berbagai cara mendekatkan diri kepada Allah dengan beberapa ritual yang membutuhkan kesiapan jasmani dan rohani, serta butuh konsistensi.

Ada yang menempuh jalan sufi dengan berpuasa dalam rentang waktu cukup lama, setahun bahkan puluhan tahun. Beribadah di malam hari, seperti shalat sunnah, berdzikir, munajat dan ragam pendekatan diri kepada Allah yang lain. Tentu saja, cara-cara di atas sulit dilakukan oleh orang yang memiliki kesibukan karena tugas negara, mencari nafkah, dan lain-lain.

Pada sisi lain, kita sebagai umat Islam membutuhkan asupan gizi untuk mempertebal keimanan kepada Allah. Setiap umat Islam meyakini, dunia hanya sementara saja dan tujuan sebenarnya adalah akhirat. Karenanya, kesibukan apapun di dunia ini tidak boleh mengalahkan tujuan ukhrawi sebagai tujuan inti. Dengan kata lain, membersihkan diri dari perbuatan dosa, akhlak tercela, hawa nafsu jahat dan segala larangan agama harus dilatih untuk dihindari.

Jalan mendekatkan diri kepada Allah itu lazimnya adalah tasawuf. Orang yang menempuh cara tasawuf disebut “sufi”. Tapi, mungkinkah jalan tasawuf itu bisa kita lakukan saat ini?

Satu kuncinya. Jika seseorang menganggap jalan sufi itu mustahil, maka akan sulit dan ada kemungkinan Allah menutup jalan tersebut karena yang bersangkutan beranggapan mustahil. Tapi, kalau masih semangat jalan itu akan terbuka lebar, sebab siapapun memiliki potensi untuk menjadi seorang kekasih Allah.

Syaikh al Imam Tajuddin bin ‘Athoillah as Sakandari dalam kitab tajul arusy nya, mengatakan:

من فاته كثرة الصيام والقيام أن يشغل نفسه بالصلاة على رسول الله صلى الله عليه وسلم. فإنك إن فعلت في جميع عمرك كل طاعة ثم صلى الله عليك صلاة واحدة رجحت تلك الصلاة الواحدة على كل ما عملته في كل عمرك كله من جميع الطاعات لأنك تصلى على قدر وسعك وهو يصلى على حسب ربوبيته

“Bagi seseorang yang sering meninggalkan puasa dan ibadah malam, hendaknya menyibukkan diri dengan membaca solawat kepada Rasulullah SAW. Sesunggunya, jika engkau melakukan segala ketaatan disepanjang umurmu, lalu Allah bershalawat kepadamu denga satu shalawat saja, tentu, hal itu mengungguli segala bentuk ketaatan yang telah engkau lakukan disepanjang umurmu dengan berbagai macam ketaatan. Sebab engkau bershalawat dengan kadar kemampuanmu, sementara Allah bershalawat atas dasar sifat ketuhannanya”.

Ada hal mendasar yang menjadi pijakan ungkapan di atas bahwa shalawat memiliki keampuhan luar biasa sebagai wasilah mendekatkan diri kepada Allah.

Pertama, banyak sekali hadits-hadits Nabi yang menjelaskan keutamaan bersolawat. Paling masyhur adalah hadits yang di riwayatkan oleh imam muslim sebagaimana berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى الله عَلَيْهِ عَشْرًا»

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang bershalawat satu kali kepadaku, Allah akan bershalawat sepuluh kali kepadanya”. (HR. muslim).

Imam Ghazali, mengutip hadits di atas di dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulumuddin, mengatakan:

فهذا جزاءه في الصلاة عليه بلسانه فكيف بالخضور لزيارته ببدنه

“Ini (satu shalawat dibalas sepuluh rahmat) adalah balasan bagi orang yang hanya bersolawat dengan lisan saja”.

Tentu, menurut al Ghazali, ada nilai istimewa membaca shalawat dengan khusuk, membayangkan nabi hadir. Nilai istimewa tersebut sebanding dengan janji pahala yang disematkan dalam shalat tahajjud sekalipun. Apalagi dengan redaksi “asaa an yab’astaka robbuka maqomam mahmuda”. Pahala yang dijanjikan dalam shalat tahajjud menggunakan lafad ” ‘asaa” yang maknanya ” barangkali.

Kedua, keberuntungan seseorang kelak di akhirat tidak ditentukan oleh seberapa banyak amalnya, bahkan Nabi juga demikian, tidak dijamin masuk surga lantaran amalnya, melainkan karena rahmat Allah sebagaimana hadits berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «لَنْ يُنْجِيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ» قَالَ رَجُلٌ: وَلَا إِيَّاكَ؟ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «وَلَا إِيَّايَ، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ، وَلَكِنْ سَدِّدُوا»،

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW sesungguhnya beliau bersabda: “Tidaklah amal seseorang bisa menyelamatkan salah satu diantara kalian”. Berkata seseorang, dan tidak juga engkau?  Wahai Rasulullah. Nabi berkata: “tidak juga saya!”, kecuali Allah melindungiku dari amal itu dengan rahmatnya. Akan tetapi, bersungguh-sungguhlah kalian semua”. (Muttafaq ‘alaih)

Dengan demikian, masih terbuka jalan mendekatkan diri kepada Allah, menjadi sufi dan menjadi kekasih Allah sekalipun di era yang menuntut banyak aktifitas seperti saat ini. Caranya adalah banyak membaca shalawat kepada Rasulullah.

Hal ini tidak berarti menyepelekan amal ibadah layaknya yang ditempuh para sufi. Media para sufi tetap menjadi prioritas utama karena disitu juga terdapat amalan bershalawat kepada Nabi. Memperbanyak membaca shalawat dikhususkan bagi mereka yang memiliki banyak kesibukan. Sehingga menjadi alternatif terbaik untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah di tengah kesibukan tersebut.

ISLAMKAFFAH

Ciri-ciri Orang yang Beruntung Menurut Syekh Abu Ali Al-Jurjani

Artikel ini akan menjabarkan ciri-ciri orang yang beruntung menurut Syekh Abu Ali Al-Jurjani. Nama lengkap Syekh Abu Ali Al-Jurjani adalah Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz bin Hasan bin Ali Al-Qadhi Al-Jurjani. Beliau adalah salah satu ulama sunni yang hidup di abad 4 Hijriah. Dilahirkan tahun 322 Hijriah, dan meninggal tahun 392 Hijriah.

Syekh Fariduddin Attar dalam karyanya Tadzkiratul Auliya’ Juz 1, halaman 660, mengutip ungkapan Syekh Abu Ali Al-Jurjani terkait ciri-ciri orang-orang yang beruntung. Adapun kutipannya tertera sebagai berikut:

من علامة سعادة المرء تيسُّرُ أداء الطاعات، وموافقة السنة، ومحبة أهل الصلاح، وحُسنُ الخُلق مع الإخوان، والقيام بأمور المسلمين

Artinya: Diantara tanda-tanda beruntungnya seseorang, yaitu, mudah melaksanakan ketaatan, perilakunya sesuai dengan sunnah Nabi, mencintai ahli kebaikan, berakhlak baik terhadap sesama saudara, mengurus keperluan kaum muslimin.

Ungkapan Syekh Abu Ali Al-Jurjani di atas, memberi arahan kepada kita agar kita senantiasa mencontoh perilaku orang-orang yang beruntung. Bila kita mencontoh perilakunya, maka kelak kita akan beruntung juga. Adapun perilaku mereka terperinci sebagai berikut:

Pertama, mudah melaksanakan ketaatan. Orang yang beruntung yaitu, orang yang suka atau dipermudah oleh Allah untuk berbuat kebaikan dan ketaatan, walaupun ia dihantui dengan rasa malas. Sedangkan orang yang celaka tidak sempat atau malas untuk melakukan ketaatan. 

Kedua, perilakunya sesuai dengan sunnah Nabi. Orang yang beruntung perilakunya selalu mencontoh sunnah Nabi. Ia tidak pernah berbuat bid’ah (pekerjaan yang tidak ada contoh dari Nabi) Dan ia selalu berusaha menghindari perbuatan yang terlarang dan tercela. 

Ketiga, mencintai orang-orang saleh. Orang yang beruntung mencintai orang-orang yang saleh, seperti mencintai para ulama. Kecintaan mereka dengan tujuan ingin mencontoh kebaikan dan perilaku para ulama.

Keempat, berakhlak baik terhadap sesama saudara. Orang yang beruntung mempunyai perilaku yang terpuji, baik kepada keluarga, teman, dan tetangganya. Ia berusaha untuk tidak menyakiti orang lain dalam pergaulannya. Sehingga ia disukai dan dicintai oleh orang-orang di sekitarnya.

Kelima, mengurus keperluan kaum muslimin. Orang yang beruntung mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ia suka membantu keperluan orang lain. Ia selalu aktif dalam mengikuti kegiatan bakti sosial.

Demikian penjelasan terkait ciri-ciri orang yang beruntung menurut Syekh Abu Ali Al-Jurjani. Wallahu a’lam bissawab.

BINCANG SYARIAH

Kerugian Orang yang Punya Ilmu Tapi tak Mengamalkannya 

Banyak orang yang berilmu tapi mengalami kerugian.

Tanda seorang yang ilmunya manfaat di antaranya adalah membuat orang tersebut makin taat kepada Allah Ta’ala. Maka sangat rugi bila seseorang telah menguasai suatu ilmu, bahkan mengajarkannya kepada orang lain, tetapi ia tak dapat menjadikan ilmu tersebut mengantarkan dirinya sendiri untuk semakin taat pada Allah Ta’ala. 

Maka hendaknya ilmu itu dapat menerangi diri sendiri dan orang lain sehingga selamat dunia dan akhirat. Banyak orang yang berilmu tapi mengalami kerugian, ia pandai dalam menasihati orang berdasarkan ilmu yang dimilikinya, tapi ia sendiri tidak pernah mengamalkan ilmu-ilmu yang dimilikinya itu atau yang dinasihatkan kepada orang lain. 

Maka sejatinya orang tersebut perlahan-lahan sedang menghancurkan dirinya sendiri sebab tidak mau mengamalkan ilmu bagi dirinya untuk menjadi orang yang lebih baik dan taat kepada Allah.

Sebagaimana dalam kitab At Targib Wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Thabrani:

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَثَلُ الَّذِىْ يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَوَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيْئُ لِلنَّاسِ وَيَحْرِقُ نَفْسَهُ.

Artinya: Nabi Muhammad SAW bersabda: Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada umat manusia, tapi dia melupakan dirinya sendiri, bagai umpama lampu (obor/lilin), dia menyinari orang lain tapi dia membakar dirinya sendiri. 

Maka sebuah kesalahan besar bagi orang yang memiliki ilmu, bisa menasihati orang lain, tapi tidak mau mengamalkan ilmunya bagi dirinya sendiri. Juga kesalahan besar orang yang tidak mempunyai ilmu, sebab amalnya akan menjadi sesat. 

Begitu pun sebuah kesalahan bagi orang yang berilmu, tapi pelit terhadap ilmunya atau tidak mau menyampaikan pada orang lain. Maka yang terbaik adalah orang yang memiliki ilmu, dia amalkan dan sinari hidupnya dengan ilmu itu, lalu ia juga menyampaikan ilmunya kepada orang lain sehingga tersinari dan memperoleh keselamatan. 

IHRAM

Panduan Lengkap Cara Mendapatkan Visa Umroh Keluarga di Arab Saudi

Arab Saudi telah mengumumkan prosedur baru untuk mendapatkan visa umroh bagi keluarga Muslim yang tinggal di luar kerajaan. Visa ini memungkinkan pemegangnya untuk melaksanakan ibadah umroh di Makkah, kota suci umat Islam. Untuk memudahkan proses aplikasi, berikut adalah langkah-langkahnya:

Syarat dan Ketentuan: Pemohon visa harus menjadi warga negara Saudi atau warga ekspatriat yang tinggal di Kerajaan. Kementerian Haji dan Umroh telah mengeluarkan kebijakan bahwa visa kunjungan keluarga ini dapat diajukan oleh penduduk Kerajaan yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan penerima manfaat.

Proses Aplikasi:

  • Ajukan permohonan visa melalui Platform Nasional Terpadu Visa (Visa.Mofa.gov.sa) yang dikelola oleh Kementerian Luar Negeri.

Langkah-langkah Setelah Visa Diterima:

  • Pemegang visa harus membuat janji umroh melalui aplikasi Layanan Nusuk atau Tawakklana sebelum menuju Masjidil Haram di Makkah. Ini penting untuk memastikan kelancaran proses pelaksanaan ibadah umroh.

Informasi Tambahan:

  • Arab Saudi telah membuka peluang bagi lebih banyak umat Muslim dari luar negeri untuk melaksanakan umroh selama musim umroh saat ini. Diperkirakan sekitar 10 juta Muslim akan melaksanakan umroh selama musim ini, yang telah dimulai sebulan yang lalu.
  • Sebagai upaya untuk memberikan kenyamanan lebih bagi para tamu Allah, pemerintah Saudi telah memperkenalkan fasilitas baru bagi umat Islam luar negeri. Ini termasuk izin bagi pemegang berbagai jenis visa masuk, seperti visa pribadi, visa kunjungan, dan turis, untuk melaksanakan umroh dan mengunjungi tempat-tempat suci seperti Al Rawda Al Sharifa, di mana makam Nabi Muhammad SAW terletak di Masjid Nabawi Madinah. Semua ini bisa diatur setelah memesan janji temu.
  • Durasi berlaku visa umroh telah diperpanjang dari 30 hari menjadi 90 hari, memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi para pelaksana umroh. Otoritas Saudi juga telah membuka pintu masuk melalui jalur darat, udara, dan laut, serta memperbolehkan keberangkatan dari berbagai bandara.
  • Ekspatriat yang tinggal di negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga berhak mengajukan visa turis untuk melaksanakan umroh, tanpa memandang profesinya.
  • Arab Saudi juga telah memperluas akses e-visa kunjungan ke delapan negara baru, membawa jumlah total negara yang memiliki akses ke layanan masuk ini menjadi 57. Warga negara dari negara-negara ini dapat datang ke Arab Saudi untuk umrah dan pariwisata.
  • Pemegang visa Schengen, AS, dan Inggris juga memiliki kesempatan untuk merencanakan umroh mereka. Ini dapat dilakukan melalui aplikasi Nusuk sebelum kedatangan di Arab Saudi.

Dengan langkah-langkah baru ini, Arab Saudi berkomitmen untuk memberikan pengalaman umroh yang lebih mudah dan nyaman bagi umat Islam dari seluruh dunia.

IHRAM

Sungai Eufrat dan Tanda-Tanda Hari Kiamat

Allah ‘Azza Wajalla dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama telah mengabarkan tentang hari Kiamat dalam banyak dalil, baik di dalam Al-Qur’an maupun hadis-hadis yang sahih tentangnya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah ‘Azza Wajalla,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ اَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكٰرٰى وَمَا هُمْ بِسُكٰرٰى وَلٰكِنَّ عَذَابَ اللّٰهِ شَدِيْدٌ

Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya guncangan hari Kiamat itu adalah sesuatu yang sangat besar. Pada hari kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui melupakan anak yang disusuinya, setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi, azab Allah itu sangat keras.” (QS. Al-Hajj: 1-2)

Syekh Abdurrahman As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,

(يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ)

 مع أنها مجبولة على شدة محبتها لولدها، خصوصا في هذه الحال، التي لا يعيش إلا بها.

( وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا)

 من شدة الفزع والهول، 

( وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى )

 أي: تحسبهم -أيها الرائي لهم- سكارى من الخمر، وليسوا سكارى.

“(Pada hari kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui melupakan anak yang disusuinya.)

Padahal, di kondisi normal, seorang ibu akan sangat mencintai anaknya, terlebih di kondisi yang demikian, yang seorang anak tidaklah mampu hidup, kecuali dengan pertolongan ibunya. (Tetapi di hari Kiamat, seorang ibu sampai lupa dengan anak yang disusuinya -pent).

(Setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya)

karena betapa ngerinya kondisi di hari itu.

(Dan kamu melihat manusia mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk.)

Kamu mengira mereka mabuk karena khamar, padahal mereka tidaklah mabuk (karena khamar).”

Kita bisa membayangkan betapa kejadian di hari Kiamat sangat mengerikan. Sampai-sampai ada orang yang sebelumnya begitu besar rasa sayangnya dan tidak akan terbayang menelantarkan kesayangannya, tiba-tiba mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, bukan memikirkan orang lain pada hari Kiamat. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

Kelak manusia akan dikumpulkan di hari Kiamat dalam kondisi tak berbusana dan tak beralas kaki.” (Aisyah radhiyallahu ‘anha) mengatakan, “Tidakkah laki-laki dan wanita bisa saling melihat satu sama lain ya Rasulullah?!” (Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama) menjawab, “Wahai Aisyah, sungguh kondisi di hari itu jauh lebih dahsyat dibandingkan urusan tersebut.” (HR. Muslim no. 2859)

Dan yang menjadi fokus kita di dunia bukanlah memikirkan kapan akan terjadi hari Kiamat atau menebak-nebak apakah benar tanda ini dan tanda itu merupakan tanda hari kiamat ataukah bukan. Akan tetapi, yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan baik agar siap ketika hari tersebut datang. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama pernah ditanya tentang kapan terjadinya hati Kiamat, beliau menjawab,

ما أعْدَدْتَ لَهَا

Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menghadapinya?!” (HR. Bukhari no. 6171)

Meskipun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama dalam banyak hadis sudah menjelaskan tanda-tanda hari Kiamat, baik tanda besar maupun kecil.

Syekh Sulaiman Al-Asyqar menjelaskan [1],

“Ada tanda kiamat kecil yang sudah terjadi dan ada yang belum terjadi. Dan yang sudah terjadi pun ada yang usai dan ada yang masih berulang. Atau muncul perlahan demi perlahan. Atau nanti di masa akan datang lebih banyak daripada yang pernah terjadi.

Tanda yang pernah terjadi dan akan berpotensi muncul berulang kali di antaranya adalah pembebasan Persia, Romawi, Konstantinopel, disandarkannya urusan kepada yang bukan ahlinya, kerusakan kaum muslimin, dll.

Tanda yang belum pernah terjadi seperti kembalinya tanah Arab penuh dengan kebun dan sungai sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis,

Kiamat tidak akan terjadi sampai harta kekayaan ditumpuk dan melimpah ruah, hingga seseorang pergi keluar membawa zakat dan kesulitan untuk mendapatkan orang yang berhak menerimanya. Dan juga (kiamat tidak akan terjadi) sebelum tanah Arab menjadi subur dengan padang rumput dan sungai-sungai.’ (HR. Muslim no. 157).”

Dan di antara tanda-tanda kiamat kecil yang belum pernah terjadi dari 9 tanda yang disebutkan oleh dalil adalah mengeringnya sungai Eufrat.

Mengeringnya sungai Eufrat

Sungai Eufrat adalah sungai terpanjang di Asia barat daya dengan panjang sekitar 1.740 mil, berlokasi di negara Turki, mengalir ke tenggara melewati Suriah dan Irak. Fenomena akan mengeringnya sungai Eufrat ini merupakan salah satu tanda dekatnya hari Kiamat yang disebutkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama dalam sabda beliau,

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حتَّى يَحْسِرَ الفُراتُ عن جَبَلٍ مِن ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عليه، فيُقْتَلُ مِن كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وتِسْعُونَ، ويقولُ كُلُّ رَجُلٍ منهمْ: لَعَلِّي أكُونُ أنا الذي أنْجُو

Kiamat tidak akan terjadi sampai Eufrat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan akulah orang yang selamat.‘” (HR. Muslim no. 2894)

Yang dimaksud dari kata (انحسار) adakah tersingkapnya apa yang ada di dalam sungai tersebut karena airnya hilang. Sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Sulaiman Al-Asyqar hafidzahullahu,

ومعنى انحساره: انكشافه لذهاب مائه، كما يقول النووي، وقد يكون ذلك بسبب تحول مجراه، فإن هذا الكنز أو هذا الجبل مطمور بالتراب وهو غير معروف، فإذا ما تحول مجرى النهر لسبب من الأسباب ومرّ قريباً من هذا الجبل كشفه، والله أعلم بالصواب

Maksudnya adalah tersingkap karena airnya mengering. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam An-Nawawi rahimahullahu. Boleh jadi disebabkan karena alirannya terhambat sehingga gunung emas yang dimaksud yang tertutup tanah akan tersingkap. Dan dengan mengeringnya aliran air sungai Eufrat, maka akan semakin dekat pula tersingkapnya posisi gunung tersebut. Wallahu a’lam.” (Al-Qiyamah Al-Shughra, hal. 199-200)

Beberapa ulama berupaya untuk mengurai kapan hal ini akan terjadi atau sudah terjadi. Sebagian menyebutkan bahwa tanda ini akan muncul ketika kemunculan hewan melata, atau ketika keluarnya Imam Mahdi, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari (13: 81).

Sebagian ulama lain menyatakan pandangan bahwa peristiwa ini akan terjadi ketika Nabi Isa ‘alaihissalam turun ke bumi. Karena di zaman itulah manusia bergelimang harta. Mungkin tersingkapnya emas di sungai Eufrat adalah salah satu sebabnya.

Akan tetapi, yang jelas tidak ada dalil pasti yang menunjukkan secara jelas bagaimanakah mengeringnya sungai Eufrat akan terjadi? Akan seperti apa saat itu? Dan kapan saat itu terjadi? Yang perlu kita persiapkan adalah bagaimana amalan kebaikan kita saat ini. Tidaklah seorang muslim menyibukkan diri untuk mencari informasi waktu terjadinya, melainkan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin jika fitnah harta tersebut terjadi. Wallahu Ta’ala a’lam.

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

Catatan kaki:

[1] Disampaikan secara ringkas dari kitab beliau Al-Qiyamah Al-Sughra, hal. 137-206.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/87275-sungai-eufrat-dan-tanda-tanda-hari-kiamat.html

Pesan Seorang Ibu Pedagang Kopi Untuk Anaknya Di Vatikan: Ingat Kita Ini Islam

Menuntut ilmu boleh dimana saja bahkan pesan Rasulullah beberapa abad lampau menyuruh umat muslim untuk belajar hingga ke negeri Cina, karena ilmu pengetahuan sangat luas dan wajib untuk dipelajari sebagai bekal kehidupan.

Dalam menuntut ilmu agama, seseorang tidak selalu harus di komunitas setempat, bahkan seorang muslim dapat belajar di jantung pusat agama Katolik, seperti yang dialami oleh Deni Iskandar, pemuda muslim yang mendapatkan kesempatan belajar di Vatikan, Roma, Italia.

Dilansir dari laman wartakota.tribunnews.com pada Minggu (27/8/23). Keteguhannya pada ajaran Islam, tak menggoyahkan imannya meski membaur dengan umat Katolik.

Kepada Tribunnews.com, Deni Iskandar mengungkapkan hal itu karena pesan sang bunda, Iyot (62).

“Den, tidak apa-apa belajar di Roma, tapi ingat ya, kita ini Islam. Kata orang-orang yang ngomong ke Emak, di Vatikan itu Katolik semua, jadi awas jangan tertarik oleh materi, kita ini Islam,” ucap Deni menirukan pesan Iyot.

Menurut Deni, pesan itu keluar ketika mengantarnya ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta) untuk belajar di Roma, Italia, karena mendapat beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate, Vatikan, beberapa waktu lalu.

Kepasrahan seorang ibu inilah yang merupakan bekal bagi Deni Iskandar pada akhir Januari 2023, menapaki sejarah hidupnya sendiri.

“Sepanjang hidup, sesekalinya emak melihat bandara ketika mengantarkan saya ke Bandara Soetta menuju ke Roma, Italia. Proses menuju Roma sangat lancar, dan saya yakin bahwa hal itu terjadi karena emak merestui niatan kepergian saya ke Roma,“ kisah Deni Iskandar, Jumat (25/8/2023).

Deni Iskandar selama enam bulan bersekolah di Roma studi tentang hubungan antar agama.

Tidak banyak dan tidak mudah mendapatkan beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate, Vatikan, untuk bersekolah di Roma.

Di akhir studinya itu, ia mendapat kesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Rabu (28/06/2023).

Kesempatan yang tiada duanya dan mungkin tidak pernah akan terulang lagi.

Iyot, seorang single parent yang hanya lulusan Madrasah Tsanawiyah.

Ia adalah ibu dari Deni Iskandar. Karena nasib, Iyot menjadi penjual kopi di pasar kambing Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dia memiliki tiga anak yakni satu perempuan telah meninggal dan dua anak laki-laki dan Deni anak kedua.

ISLAMKAFFAH

Empat Travel Umroh Dibekukan, Berikut Tips Memilih Travel Umroh Terpercaya

Kemenag (Kementerian Agama) telah mengambil tindakan tegas dengan membekukan sementara izin dari empat perusahaan travel umroh yang terbukti melanggar aturan. Dalam konteks ini, Kemenag juga mengingatkan para calon jamaah umroh untuk berhati-hati dalam memilih perusahaan travel umroh yang terpercaya guna menghindari risiko menjadi korban selanjutnya.

Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umroh dan Ibadah Haji Khusus Kemenag RI, Mujib Roni, memberikan panduan bagi masyarakat sebelum mendaftar umroh. Panduan ini perlu diikuti secara cermat untuk mencegah kerugian, baik secara materi maupun non-materi.

Cara Memilih Travel Umroh yang Terpercaya

  1. Periksa Izin Resmi Travel: Pastikan bahwa perusahaan travel umroh memiliki izin resmi dan dioperasikan oleh pihak yang bertanggung jawab, sesuai dengan ketentuan izinnya.
  2. Baca Testimoni: Ulasan dari jamaah sebelumnya dapat memberikan gambaran tentang kualitas layanan travel. Pastikan untuk membaca testimoni sebelum membuat keputusan.
  3. Jadwal Perjalanan: Setelah mendaftar, pastikan Anda mengetahui jadwal keberangkatan dan kepulangan, serta durasi tinggal di Arab Saudi.
  4. Pastikan Tiket Pesawat: Pastikan bahwa tiket pesawat untuk perjalanan pulang dan pergi telah disediakan. Jangan berangkat sebelum tiketnya dikonfirmasi.
  5. Akomodasi di Arab Saudi: Periksa dan pastikan hotel tempat Anda akan menginap di Makkah dan Madinah selama perjalanan.
  6. Harga dan Paket Layanan: Bandingkan harga dan paket layanan dari berbagai travel umroh untuk memastikan Anda mendapatkan nilai terbaik.
  7. Periksa Visa: Pastikan bahwa travel umroh memberikan dukungan dalam mengurus visa perjalanan Anda.

Sebelumnya, Kemenag telah mengambil tindakan pembekuan izin terhadap empat Perusahaan Penyelenggara Ibadah Umroh (PPIU) yang gagal dalam memberangkatkan jamaah umroh, yaitu PT Amana Berkah Mandiri, PT Arofah Mina, PT Mubina Fifa Mandiri, dan PT Arafah Medina Jaya.

Tindakan ini melibatkan pembekuan izin operasional selama satu tahun bagi PT Arofah Mina, PT Mubina Fifa Mandiri, dan Amana Berkah Mandiri, serta pembekuan selama enam bulan bagi PT Arafah Medina Jaya.

Selama periode sanksi administratif ini, keempat PPIU dilarang menerima pendaftaran dan tidak diizinkan untuk memberangkatkan jamaah umroh. Mereka juga diwajibkan untuk mengatur ulang jadwal keberangkatan jamaah serta mengembalikan biaya kepada mereka yang membatalkan keberangkatannya.

IHRAM

Beragam Jenis Kurma dari Timur Tengah dan Afrika, Ini Ciri Khas dan Popularitasnya

Kurma memiliki tempat istimewa dalam kehidupan umat Islam, dengan bentuknya yang kecil dan rasa manisnya saat matang. Buah yang tak terpisahkan dari budaya muslim ini dikenal sebagai kurma. Di Indonesia, kurma sering kali melimpah saat bulan Ramadhan tiba, menjadikannya buah yang sangat spesial. Selain itu, kurma juga mendapat perhatian khusus dalam banyak hadits.

Mengacu pada buku “Kurma Khasiat dan Olahannya”, perkebunan kurma tersebar di seluruh wilayah Arab dengan beragam jenis yang menarik. Di bawah ini, kami menghadirkan rangkuman jenis-jenis kurma dari Timur Tengah dan Afrika, beserta ciri khas yang membedakan setiap jenisnya:

  • Kurma Aabel dari Libya: Kurma jenis ini berasal dari Libya.
  • Kurma Ajwah’ dari kota Ajwah, Saudi Arabia: Dikenal karena hadis yang mencantumkannya, kurma ini memiliki tempat istimewa di hati umat Islam.
  • Kurma Amir Hay’ dari Irak: Buahnya memiliki tekstur lunak dengan kulit tipis dan daging tebal.
  • Kurma Abid Rahim dari Sudan: Salah satu variasi kurma yang berasal dari Sudan.
  • Kurma Amer (Amir) Hajj: Juga dikenal sebagai “the visitor’s date”, kurma ini terkenal di banyak wilayah.
  • Kurma Barakawi dari Sudan: Jenis kurma yang juga berasal dari Sudan.
  • Kurma Barhee dari Arab Saudi: Bentuknya silinder dengan kulit yang berubah menjadi cokelat gelap saat matang. Rasanya lunak, dengan daging buah yang tebal dan aroma khas.
  • Kurma Bireir dari Sudan: Jenis kurma yang tumbuh di Sudan.
  • Kurma Deglet Nour dari Arab Saudi: Jenis kurma ini menjadi komoditas ekspor dengan rasa yang tidak terlalu manis. Dikenal sebagai kurma pilihan di negara-negara seperti Algeria, Amerika Serikat, dan Tunisia.
  • Kurma Derrie dari Irak: Dikenal dengan warna hitamnya, kurma ini memiliki bentuk panjang ramping.
  • Kurma Halawy (Halawi) dari Arab: Rasanya sangat manis dengan ukuran yang kecil hingga sedang.
  • Kurma Haleema dari Libya: Varian kurma dari Libya.
  • Kurma Hayany dari Mesir: Dikenal dengan warna gelap kemerahan dan tekstur lunaknya.
  • Kurma Khadrawy: Jenis yang populer di wilayah Arab. Buahnya lembut dengan warna yang sangat gelap.
  • Kurma Khalasah: Salah satu variasi kurma di Arab Saudi yang memiliki rasa yang tidak terlalu manis.
  • Kurma Khstawi (Kusatawi, Kustawy) dari Irak: Kurma dengan tekstur lunak dan ukuran kecil.
  • Kurma Maktoom dari Arab: Ukurannya besar dengan warna cokelat kemerahan. Dagingnya tipis, lunak, dan rasanya manis.
  • Kurma Migraf’ (Mejraf): Kurma ini sangat populer di Yaman, memiliki ukuran besar dan warna keemasan.
  • Kurma Saidy (Saidi): Bertekstur lunak dan sangat manis. Jenis ini digemari di Libya.
  • Kurma Thoory’ (Thuri): Jenis kurma berwarna cokelat kemerahan yang populer di Algeria.

Di Indonesia, berbagai jenis kurma juga banyak dikenal dan diapresiasi, termasuk:

  • Kurma Ajwah atau Kurma Nabi
  • Kurma Saudi Arabia, Kurma Tunisia, dan Kurma Mesir
  • Kurma Nagal Madinah dan Kurma Madinah
  • Kurma Lulu

Dengan keberagaman jenis dan karakteristik uniknya, kurma tetap menjadi buah yang tak ternilai bagi umat Islam dan menemukan tempat khusus dalam berbagai budaya di seluruh dunia.

Rujukan IHRAM

Menghadiahkan Bacaan Alquran untuk Orang yang Telah Meninggal: Rahmat dan Keberkahan

Dalam konteks spiritualitas dan hubungan antara dunia dan akhirat, menghadiahkan bacaan Alquran bagi individu yang telah meninggal dunia menjadi tindakan yang sangat bernilai.

Seperti yang dijelaskan dalam kisah berikut, bacaan Alquran yang dihadiahkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan rahmat Allah ta’ala, menerangi perjalanan roh individu yang telah berpulang.

قال أبو محمد : ورأيت لبعض من يوثق بحديثه قال: ماتت لي امرأة فقرأت في بعض الليالي آيات من القرآن فأهديتها لها ودعوت الله عز وجل ، واستغفرت لها وسألت ، فلما كان في اليوم التالي حدثتني امرأة تعرفها وتعرفني قالت لي: رأيت البارحة فلانة في النوم يعني الميتة المذكورة ، في مجلس حسن ، في دار حسنة .

Keterangan dari Abu Muhammad Abdul Haq membawa kita ke dalam pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh bacaan Alquran terhadap orang yang meninggal. Dalam pengalamannya, setelah membaca Alquran dengan niat menghadiahkannya kepada seorang wanita yang telah meninggal, dia mendapat mimpi yang menakjubkan. Dalam mimpinya, dia melihat wanita tersebut berada dalam suatu majelis yang indah dan bermakna di tempat yang baik dalam akhirat.

Dalam pandangan Imam Qurthubi, hadiah bacaan Alquran mampu mencapai orang yang telah meninggal. Bacaan Alquran yang dihaturkan kepada mereka menjadi bentuk rahmat, karena mereka mendengarkannya di alam baka. Tidak hanya itu, bagi individu yang masih hidup yang memberikan hadiah bacaan Alquran untuk orang yang telah meninggal, pahalanya tidak akan hilang. Mereka tetap akan mendapatkan pahala atas bacaan tersebut.

Terkait hal ini, telah disampaikan bahwa pahala dari membaca Alquran diberikan kepada pembaca, sementara pahala mendengarkan Alquran diberikan kepada mayat. Dalam esensi ini, terdapat hubungan yang begitu kuat antara keduanya, dan rahmat Allah mengalir melalui perantaraan bacaan suci Alquran. Seperti tertulis dalam Surat Al-A’raf ayat 204,

وقد قيل: إن ثواب القراءة للقارئ وثواب الاستماع للميت ، وكذلك تلحقه الرحمة ، قال الله تعالى : وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ . الأعراف ٢٠٤

Dan dikatakan bahwa pahala membaca Alquran bagi orang yang membacanya dan pahala mendengarkan bacaan Alquran bagi mayat. Dan itu semua merupakan Rahmat baginya. Sebagaimana firman Allah ta’ala: “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat (surat Al Araf ayat 204)”

Dengan demikian, menghadiahkan bacaan Alquran bagi mereka yang telah meninggal menjadi tindakan yang melampaui batas dunia fisik. Bacaan tersebut tidak hanya menghadirkan rahmat bagi mereka yang telah berpulang, tetapi juga membawa berkah bagi pembaca dan pendengar.

Dalam perjalanan spiritual kita, mari terus menjaga dan menguatkan hubungan dengan Alquran, membawa manfaat bagi mereka yang telah meninggal dan diri kita sendiri.

IQRA REPUBLIKA

Perbedaan Mukmin dan Munafik dalam Menghadapi Kekayaan: 3 Aspek Menarik

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas mengenai perbedaan mencolok antara mukmin dan munafik ketika mereka diberkahi dengan kekayaan. Perspektif yang diberikan oleh ulama sufi terkenal pada zamannya, Syekh Hatim Al-Asham, akan membimbing kita melalui tiga poin kunci yang membedakan kedua kelompok ini.

Mengambil inspirasi dari karya monumental Syekh Fariduddin Attar, “Tadzkiratul Auliya’ Juz 1,” pada halaman 324, ungkapan Syekh Hatim Al-Asham membuka pandangan tentang perilaku mukmin saat kekayaan mengalir. Kutipan yang diberikan adalah sebagai berikut:

والمؤمن إذا جمع من الدنيا جمع من غير رغبة، وإن منع كان عليه شديدًا، وإذا أنفق أنفق في طاعة الله تعالى لوجهه

Artinya: Orang mukmin ketika mengumpulkan harta dia kurang suka. Jika tidak bersedekah dia merasa tersiksa. Dan ketika menggunakan hartanya, dia menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah dan semata mata hanya mengharapkan ridha Allah.

Berlandaskan kata-kata bijak Syekh Hatim Al-Asham di atas, kita dapat mengidentifikasi tiga sikap utama yang membedakan perilaku mukmin saat kekayaan mengalir. Pertama, mukmin tidak terbuai oleh harta yang dimilikinya. Ini berarti, ia tidak tergoda oleh nafsu serakah atau keserakahan. Kedua, jika ia tidak memberikan sedekah, ia merasa gelisah dan terganggu. Ini mendorongnya untuk membantu mereka yang membutuhkan dengan tulus.

Ketiga, mukmin menggunakan kekayaannya sebagai alat untuk beribadah kepada Allah, dengan harapan mencari keridhaan-Nya. Oleh karena itu, kita yang diberkahi dengan harta hendaknya menggunakannya untuk berbuat kebajikan, menghindari pemborosan dalam jalan dosa yang pasti akan menarik murka-Nya.

Selanjutnya, Syekh Fariduddin Attar merujuk pada pemikiran Syekh Hatim Al-Asham mengenai perilaku munafik saat dianugerahi kekayaan. Ungkapan Syekh Hatim Al-Asham yang diutip adalah sebagai berikut:

المنافق إذا جمع شيئا من الدنيا جمع بالحرص، وإن منع منع بالرضا، وإن أنفق أنفق بالمعصية 

Artinya: Orang munafik ketika mengumpulkan harta dia sangat rakus. Ketika tidak mau bersedekah dia justru ridha. Dan ketika menggunakan hartanya justru menggunakannya untuk kemaksiatan. 

Perbedaan yang jelas antara perilaku mukmin dan munafik dalam menghadapi kekayaan tergambar dari tiga aspek utama yang dijelaskan. Pertama, sikap tamak dan serakah selalu melingkupi munafik, walaupun kekayaan yang dimilikinya melimpah. Kedua, ketika tiba saat memberi sedekah atau menolong sesama, munafik merasa enggan karena takut menjadi miskin. Ketiga, harta yang dimiliki oleh munafik dihabiskan untuk kesenangan duniawi dan perilaku berdosa.

Dengan demikian, pemahaman tentang perbedaan mukmin dan munafik dalam menyikapi kekayaan memberi kita panduan berharga untuk memanfaatkan kekayaan dengan cara yang benar. Dalam menghadapi rejeki yang diberikan oleh Allah, marilah kita merenungkan nilai-nilai mukmin dan menjauhi perilaku munafik. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita semua.

Wallahu A’lam Bishawab.

BINCANG SYARIAH