Inilah Rukun dan Wajib Haji yang Perlu Diketahui

Untuk melaksanakan ibadah haji ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu rukun dan wajib haji, Apa perbedaan antara keduanya?

HAJI adalah salah satu rukun Islam yang ke-5 yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Para ahli fiqh sepakat bahwa haji wajib dilakukan oleh seseorang mukallaf ketika lima syarat wajib haji terpenuhi, yaitu Islam, baligh,berakal, merdeka (bukan budak), dan mampu.

Allah swt telah menjadikan Baitullah sebagai suatu tempat yang dituju manusia pada setiap tahun. Allah swt. berfirman:

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.” (QS: al-Baqarah: 125).

Baitullah adalah suatu tempat yang didatangi manusia pada setiap tahunnya. Lazimnya mereka yang sudah pernah mengunjungi Baitullah, timbul keinginan untuk kembali lagi yang kedua kalinya.

Maka haji menurut syara’ adalah mengunjungi Baitullah dengan sifat yang tertentu, di waktu tertentu, disertai oleh perbuatan-perbuatan yang tertentu pula.

Dalam melaksanakan ibadah haji, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu rukun dan wajib haji.  Apa itu rukun dan wajib haji? Apa perbedaan antara keduanya?

Rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji. Jika tidak dikerjakan, maka hajinya tidak sah.

Sedangkan wajib haji adalah kegiatan yang harus dilakukan pada saat ibadah haji, yang jika tidak dikerjakan, maka penunai haji harus membayar dam (denda). Di antara rukun haji adalah; ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadhah, sa’i, tahallul, dan tertib.

Rukun Haji

  • Ihram. Berihram adalah niat memasuki aktivitas melaksanakan ibadah haji atau umrah pada waktu dan tempat serta cara tertentu.
  • Wukuf di Arafah. Waktu wukuf bermula dari saat tergelincirnya matahari (masuknya waktu dzuhur) tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar hari berikutnya.
  • Tawaf Ifadhah. Thawaf ifadhah adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Sa’i. Sa’i adalah berlari-lari kecil di antara bukut Shafa dan bukit Marwah.
  • Tahallul. Tahallul adalah mencukur rambut atau memotong rambut kepala minimal tiga helai.
  • Tertib. Tertib adalah mengerjakan rukun-rukun haji secara urut mulai dari thawaf sampai tahallul.

Wajib Haji

Wajib Haji ada lima. Menurut M Syarif Hidayatullah, dalam “Buku Pintar Ibadah”  (Wahana Semesta Intermedia, 2011) menjelaskan wajib haji ada lima, yaitu berihram di miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melontar jumrah, dan thawaf wada’.

Berihram di miqat. Calon haji harus memulai niatnya dan dari titik awal tempat itu yang berniat melaksanakan haji/umrah sudah harus memakai pakaian ihram. Yalamlam adalah tempat berihram calon jamaah haji yang datang dari arah Indonesia bila ia langsung akan menuju ke Makkah dan Bir Ali adalah tempat berihram calon jamaah haji yang datang dari arah Indonesia menuju ke Madinah terlebih dahulu.

Mabit di Muzdalifah. Mabit di Muzdalifah adalah menginap semalam di Muzdalifah pada malam tanggal 9 Dzulhijjah. Waktunya dikerjakan setelah wukuf di Arafah.

Mabit di Mina. Mabit di Mina adalah bermalam selama 3-4 hari di suatu hamparan padang pasir yang panjangnya sekitar 3,5 km. Waktunya adalah malam tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Bermalam di Mina dilakukan semalam penuh, yang boleh dilakukan mulai sore hari sampai terbitnya fajar, dan juga boleh bermalam paling sedikit 2/3 malam.

Melontar jumrah. Melontar jumrah adalah melempar batu pada sebuah tempat yang diyakini untuk memperingati saat setan menggoda Nabi Ibrahim agar tidak melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.

Pada tanggal 16 Tanggal 10 Dzulhijjah melontar jumrah aqabah dengan tujuh butir kerikil. Dan pada hari-hari Tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah melontar ketiga jumrah.

Thawaf wada’. Thawaf wada’ adalah suatu penghormatan terakhir kepada Baitullah. Thawaf wada’ merupakan tugas terakhir dalam pelaksanaan ibadah haji dan ibadah umrah di Tanah Suci.*

HIDAYATULLAH

Hukum Melakukan VCS Saat Ihram

Akibat lamanya melakukan aktifitas ibadah haji membuat sebagian jamaah rindu terhadap pasanganya. Salah satu aktifitas seks yang kerap kali dilakukan pasangan saat tidak dapat bertemu secara langsung adalah dengan melakukan Video Call Sex (VCS). Lantas, bagaimanakah hukum melakukan VCS saat ihram?

Dalam literatur kitab fikih, dijumpai banyak keterangan yang menjelaskan tentang kebolehan suami istri untuk melakukan hubungan badan dengan cara apa saja dan dengan posisi apa saja.

Satu-satunya hubungan badan yang tidak diperbolehkan oleh syariat adalah melakukan persetubuhan pada lubang dubur istri, sementara untuk lainnya diperbolehkan sekalipun dengan saling melihat tubuh pasangan saat melakukan Video Call Seks (VCS), dengan syarat pasangan tersebut tidak melakukan onani dengan tangannya sendiri.

Sebagaimana dalam kitab Fathul Muin, halaman 387 berikut,

يجوز للزوج كل تمتع منها بما سوى حلقة دبرها ولو بمص بظرها أو استمناء بيدها، لا بيده، وإن خاف الزنا، خلافا لاحمد، ولا افتضاض بأصبع.

Artinya : “Diperbolehkan bagi suami segala macam bentuk hubungan badan dari tubuh istri kecuali lingkaran duburnya sekapun dengan menghisap klitoris atau onani dengan tangan istri tidak dengan tangannya sendiri sekalipun khawatir zina berbeda dengan pendapat imam Ahmad, dan tidak boleh juga untuk memecahkan keperawanan dengan menggunakan jari.”

Namun demikian, saat melakukan ihram, seseorang tidak diperbolehkan untuk bermesraan dengan pasangannya. Hal ini karena adanya kehaarusan untuk menghindari setiap syahwat saat melakukan ihram. Tetapi, apabila ihramnya telah selesai, maka seseorang diperbolehkan berhubungan dengan pasanganya.

Sebagaimana keterangan Syekh Abu Syuja dalam kitab Taqrib berikut,

 فصل ويحرم على المحرم عشرة أشياء لبس المخيط وتغطية الرأس من الرجل والوجه من المرأة  وترجيل الشعر وحلقه وتقليم الأظفار والطيب وقتل الصيد وعقد النكاح والوطء والمباشرة بشهوة

Artinya, “Sebuah pasal. Seorang jamaah haji yang sedang melakukan ihram diharamkan melakukan sepuluh perkara : mengenakan pakaian yang berjahit, menutup kepala bagi laki-laki dan menutup wajah bagi perempuan, menyisir dan mencukur rambut, memotong kuku, menggunakan wewangian, membunuh binatang buruan, melangsungkan akad nikah, berhubungan badan dan bermesraan dengan syahwat.”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa seseorang yang melakukan ihram, tidak diperbolehkan untuk bermesraan dengan pasangannya. Tetapi, apabila ihramnya telah selesai, maka diperbolehkan baginya untuk kembali berhubungan dengan pasanganya.

Demikian penjelasan mengenai hukum melakukan VCS saat ihram. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH

Ingin Menikah? Simak Motivasi Menikah Menurut Islam

Artikel berikut akan membahas tentang motivasi menikah menurut Islam. Pernikahan menjadi sesuatu yang begitu sakral dan tidak bisa dianggap sebagai permainan. Ketika memutuskan untuk menjadi satu lewat akad yang diucapkan, maka telah terbentuk janji suci antara hamba dengan sang pencipta. Karena begitu ‘putih’ dan kuatnya pernikahan tentu saja butuh motivasi yang besar. Lantas bagaimana motivasi menikah menurut Islam?

Hingga saat ini memilih jalan untuk tidak melajang dan menikah masih menjadi buah pikiran masyarakat kita. Sebagian berpendapat jika pernikahan lebih baik ketimbang melajang. Namun, ada pula yang mengutarakan menjadi ‘lajang’ lebih baik dari pada menikah.

Perbedaan pendapat ini nyatanya juga ditemukan dari kalangan ulama. Pernikahan merupakan suatu bentuk cara beribadah kepada Allah SWT. Namun pandangan yang berseberangan, punya pendapat berbeda.

Mereka yang ingin menikah, tapi belum mampu dan siap menjalaninya malah memicu masalah lain. Kesiapan dalam pernikahan tentu saja tidak hanya bicara soal harta, namun juga fisik, mental dan persoalan lainnya.

Bagi mereka yang ingin menikah, tentu saja selain beberapa hal di atas, motivasi pun dibutuhkan sebagai ‘semen’ penguat. Tidak dapat dipungkiri jika setiap orang pasti punya motivasi yang berbeda saat memutuskan untuk menikah.

Entah itu karena perasaan cinta yang melimpah ruah, ingin hidup bersama dengan kekasih, dorongan keluarga, dan masih banyak lagi. Nyatanya, Islam sendiri punya beberapa motivasi menikah.

Apa saja? Mari ikuti sampai tuntas.

Pertama, motivasi menikah muncul karena khawatir tidak dapat menjaga diri dari risiko berbuat dosa. ‘Bablas’ tidak menjaga pandangan dan kendali akan hawa nafsu.

 كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَبَابًا لَا نَجِدُ شَيْئًا فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ منكُم الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ )

“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan dalam ba’ah, kawinlah. Karenanya sesungguhnya perkawinan lebih mampu menjaga pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu melaksanakannya hendaklah berpuasa karena sesungguhnya puasa menjadi tameng (gejolak hasrat seksual.” (HR. Bukhari)

Jika melansir buku berjudul ‘Nasihat Pernikahan Imam al-Ghazali’  Menuju Keluarga Samawi terbitan Turos Pustaka, dalil di atas menunjukkan motivasi pernikahan muncul karena ketakutan hamba. Hamba merasa khawatir tidak dapat menjaga diri dari gejolak hasrat.

Kedua, motivasi menikah adalah untuk beribadah dan menyempurnakannya.

مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الْإِيمَانِ، فَلْيَتَّقِ اللَّهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي

Barangsiapa menikah, ia telah menyempurnakan setengah agamanya. maka hendaknya ia bertaqwa kepada Allah untuk setengah sisanya” (HR. Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath [1/1/162], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ash-Shahihah [199-202]).

Masih di dalam buku ‘Nasihat Pernikahan Imam al-Ghazali’  Menuju Keluarga Samawi terbitan Turos Pustaka, dalil di atas menunjukkan jika pernikahan adalah ‘penjaga’ manusia yang rentan tergelincir karena nafsunya. Menjaga diri dari perbuatan adalah ibadah. Di sisi lain, menikah juga menyempurnakan setengah dari agama.

Ketiga, bukan hanya melindungi dari hawa nafsu, menikah merupakan sunah dari Rasulullah Saw.

النِّكَاحُ من سُنَّتِي فمَنْ لمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي فَليسَ مِنِّي ، و تَزَوَّجُوا ؛ فإني مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ

Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku, bukan bagian dariku. Maka menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku (di hari kiamat) (HR. Ibnu Majah no. 1846, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2383).

Dengan menjalankan sunah Rasulullah Saw, tentu banyak hal baik yang akan dituai. Salah satunya mendapatkan pahala. Mengikuti jejak suri teladan terbaik yaitu Rasulullah tentu saja mengarahkan kita kepada kebaikan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika pernikahan secara garis besar mengajak pada kebaikan, apa bila dilandaskan pada niat yang baik pula. Dalam sebuah pernikahan, dibutuhkan motivasi agar dapat menjalaninya dengan kuat, apa lagi ketika dihadapi saat dihadapi oleh pelbagai persoalan.

Di dalam sendiri, menghadirkan banyak motivasi yang di dalam tulisan ini, hanya penulis hadirkan tiga versi. Nah, kamu pilih yang nomor berapa?

BINCANG SYARIAH

Tips Bagi Jamaah Haji dari Madinah yang Baru Tiba di Makkah

Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi

Sebanyak 58.981 jamaah haji Indonesia dari 153 kloter telah diberangkatkan ke Madinah. Sementara, 48.603 Orang jamaah haji masih berada di Madinah menunggu jadwal keberangkatan menuju Makkah.

Untuk hari ini dijadwalkan, 6.573 jamaah haji dari 17 kloter berangkat ke Makkah. Adapun jadwalnya, ada 11 kloter dijadwalkan berangkat pukul 8.00 Waktu Arab Saudi (WAS), dua kloter pada pukul 14.00 WAS, dan empat kloter pada pukul 18.00 WAS.

Nana Sudiana, jamaah haji dari SOC 10 berbagi kiat bagi Jamaah haji dari Madinah yang bari tiba di Makkah :

Pertama, hapalkan nama dan lokasi pemondokan (hotel).

Begitu sampai di pemondokan (hotel), jamaah haji bisa langsung meminta kartu nama hotel dan mencatat nama hotelnya.

Catat, bila perlu memfoto nama hotel di bagian depan gedung tersebut.

Jamaah juga bisa memastikan men-tag nama hotel di peta digital yang ada di telepon seluler masing-masing. Dari peta digital ini juga bisa dilihat, bangunan apa saja yang berada di sekitar hotel.

Tak lupa, dalam peta digital tadi, lihat juga arah, rute serta jarak tempuh hotel ke masjidil haram, baik bila dengan berjalan kaki atau dengan mobil.

Mengenal dengan baik nama hotel dan letaknya, di tengah bangunan yang hampir serupa akan menjadi kunci jamaah haji tak tersesat ketika menuju atau pulang dari masjidil haram. 

Kedua, kenali pintu masuk masjid dengan baik.

Menurut Nana yang juga Direktur Akademizi ini, Masjidil haram memiliki luas bangunan yang sangat besar. Luasnya sekitar 365 ribu meter persegi. Sebelum dilakukan revitalisasi, keseluruhan pintu masuk Masjidil Haram berjumlah 120 buah. 

Dari semua pintu, mengelompok menjadi lima pintu utama. Perinciannya mulai dari pintu bernama Bab King Fahad, nama ini mencakup pintu masuk nomor 70 hingga 93. Bab Umrah, King Abdul Aziz, King Abdullah, dan Safa Marwah mencakup pintu-pintu bernomor 20 sampai 25. 

Kelompok pintu King Fahd, King Abdul Aziz dan King Abdullah akan mengarahkan pada masjid baru hasil revitalisasi Masjidil Haram. Posisinya tepat menghadap Hotel Dar at Tauhid Continental serta Zam-zam Tower.

“Penamaan pintu ini sebenarnya ditujukan agar mudah dihafal jamaah,” kata dia.

Agar tak tersasar, jamaah haji bisa menghafalkan atau mencatat pintu masuk-nya. Bila sempat, foto saja dengan gadget masing-masing, nama pintu masuk dan nomor pintunya yang dilewati agar bisa dilihat kembali saat akan keluar masjid. 

Ketiga, temui petugas haji saat ada kendala.

Jamaah haji dari Indonesia dianggap paling beruntung, mengingat demikian banyaknya petugas dan pendamping haji yang disediakan untuk membantu jamaah. 

Para petugas di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja selama 24 jam di masjid di Masjidil haram, bahkan sejak dari hotel tempat jamaah haji menginap hingga di terminal-terminal bus shalawat serta di titik-titik tertentu pada rute-rute yang jamaah haji lalui. 

“Kadang ada sejumlah petugas yang memang sengaja menyisir jamaah yang tersesat atau tertinggal dari kelompoknya,” kata Nana.

Jadi bagi jamaah haji yang memiliki kendala, seperti lupa jalan kembali ke hotel, atau tertinggal dengan rombongan, pastikan bisa menemukan petugas haji Indonesia dan mintalah pertolongan mereka. Petugas haji ini mudah dikenali kerena mereka mengenakan seragam lengkap dan rompi dengan tulisan “Petugas Haji Indonesia Tahun 2023”.

Disebut Nana, keberadaan mereka juga tersebar di titik-titik strategis sekitar masjidl Haram, terminal bus shalawat serta sekitar pemondokan jamaah haji.

Apabila di antara jamaah haji juga mengalami kendala, seperti hilang barang, bingung mencari hotel dan lainnya, bisa segera temui petugas dan melaporkannya. Para petugas ini nanti dengan sigap akan membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Keempat, Kalau ragu dan tidak menguasai situasi dan kondisi, jangan pergi sendirian

Bagi jamaah haji, Nana menyarankan pergi berombongan atau berkelompok akan lebih aman. Karena sejatinya, pergi sendirian memiiki potensi tersasar lebih tinggi. Apalagi bagi jamaah haji yang berkategori lansia. 

Mengingat banyaknya jamaah lansia, disarankan ketika mereka hendak pergi ke masjidil Haram ajaklah beberapa orang dalam regu atau rombongan. 

“Dan kalaupun ketika bersama-sama ini juga tersasar, situasinya akan lebih aman,” kata Nana.

Pertama akan saling mengingatkan rute yang telah dilewati, dan kedua, bisa tenang secara psikologis, karena walau tersasar ada yang menemani.

“Jamaah yang berkelompok tidak akan mudah jatuh pada kepanikan atau stres. Dengan adanya beberapa orang, mereka lebih mudah mencari solusi bersama,” kata Nan

Kelima, selalu membawa serta alas kaki

Alas kaki atau sandal perlu mendapat perhatian khusus jamaah haji saat masuk ke masjid. Ini terkadang menjadi sumber kepanikan ketika jamaah hanya menaruh di rak yang ada di dekat pintu masuk masjid.

Sebaiknya, kata Nana, sandal atau alas kaki dimasukan dalam kantong khusus dan dibawa kemanapun jamaah berada saat di dalam masjid. 

Begitu jamaah haji keluar masjid, ia tak perlu lagi mencari dimana posisi sandalnya berada. Ini juga sekaligus mengantisipasi bila ternyata pintu keluar dari masjid berbeda dengan pintu ketika masuk. 

Beberapa kejadian, karena jamaah menemukan sandalnya, ia terpaksa keluar masjid tanpa alas kaki. Bila dipaksakan, apalagi untuk berjalan kaki menuju terminal bus shalawat yang agak jauh, kaki jamaah bisa terluka atau melepuh. Apalagi ketika kejadian-nya di siang hari yang panas. 

IHRAM

Tips Sa’i Aman Bagi Jamaah Risti dan Lansia

tempat sa’i semakin diramaikan jamaah haji dari berbagai kawasan.

Haji merupakan jenis ibadah yang memerlukan ketahanan fisik. Bagi jamaah yang tergolong kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia (lansia), dibutuhkan strategi untuk bisa menjalankan ibadah umrah dengan baik dan aman, terutama saat Sa’i.

Tips berikut bisa dilakukan jamaah risti dan lansia saat menjalankan sa’i. Jamaah bisa menggunakan metodenya istirahat-istirahat,” kata Juru Bicara PPIH Pusat, Ramadhan Harisman, dalam keterangan pers yang didapat Republika.co.id, Ahad (11/6/2023).

Dari Safa ke Marwa, jamaah disebut harus jalan kaki kurang lebih 400 meter. Saat jalan dari Safa ke Marwa jamaah bisa berhenti sejenak dan istirahat dulu, lalu berdoa selama dua menit untuk menurunkan denyut nadi.

Adapun yang terpenting, Ramadhan meminta jamaah untuk memberikan kesempatan jantung beristirahat supaya tidak terlalu terforsir. Setelah istirahat sejenak, jamaah bisa kembali berjalan.

“Setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya sa’i lebih lama, tapi lebih aman,” kata dia.

Ia pun menyebut ada baiknya jamaah yang masih muda dan sehat dapat mendampingi jamaah risti dan lansia. Hal ini bertujuan agar mereka tidak tertinggal dengan kelompoknya.

Jamaah yang memiliki riwayat penyakit jantung dan Penyakit Paru Osbstruktif Kronis (PPOK) disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. Petugas akan terus memantau jamaah risti karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Tanah Air.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 10 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jumlah total kedatangan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi berjumlah 118.541 orang atau 308 kelompok terbang (kloter).

“Jumlah jamaah dan petugas yang didorong hari ini dari Madinah ke Makkah sebanyak 6.270 orang atau 16 kloter,” ujar dia.

Disampaikan Ramadhan, terdapat tiga jamaah haji yang meninggal dunia di Makkah. Mereka atas nama Acu Sanan Inun asal kloter JKS 40, Bhunidhi Sahumi Samit asal kloter SUB 08, serta Asnawi Said Mihi asal kloter SUB 43

Sampai saat ini, jumlah jamaah haji yang wafat di Makkah sebanyak 15 orang. Secara keseluruhan, jamaah yang wafat berjumlah 40 orang dan sesuai ketentuan mereka akan dibadalhajikan. 

IHRAM

Tips Sa’i Bagi Jamaah Haji Lansia dengan Manajemen Denyut Nadi

Dari bukit Safa ke Marwah jamaah haji harus jalan kaki kurang lebih 400 meter.

Ibadah haji merupakan ibadah yang memerlukan ketahanan fisik. Bagi jamaah haji yang tergolong kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia (lansia) butuh strategi untuk bisa menjalankan ibadah umrohnya dengan baik dan aman terutama saat sa’i.

Juru Bicara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat, Ramadhan Harisman mengatakan, ada tips yang bisa dilakukan jamaah risti dan lansia saat menjalankan sa’i dari bukit Safa ke Marwah di Masjidil Haram.

“Dari bukit Safa ke Marwah jamaah haji harus jalan kaki kurang lebih 400 meter. Saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa dua menit untuk menurunkan denyut nadi,” kata Ramadhan, Ahad (11/6/2023).

Ramadhan mengatakan, intinya yang penting jamaah haji memberikan kesempatan kepada jantung untuk istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi melakukan sa’i, setiap putaran dari Sofa ke Marwah harus istirahat. Dengan metode ini mungkin selesainya sa’i lebih lama tapi lebih aman.

“Karenanya, sebaiknya jamaah yang masih muda dan sehat untuk mendampingi jamaah risti dan lansia agar tidak tertinggal dengan kelompok jamaahnya,” ujar Ramadhan.

Ia mengatakan, disarankan jamaah haji yang punya riwayat penyakit jantung dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. Petugas terus memantau khusus jamaah risiko tinggi karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Tanah Air.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga tanggal 10 Juni 2023, pukul 24.00 WIB, jumlah total kedatangan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi berjumlah 118.541 orang atau 308 kelompok terbang.

“Jumlah jamaah dan petugas yang didorong hari ini dari Madinah ke Mekkah sebanyak 6.270 orang atau 16 kloter,” jelas Ramadhan.

Disampaikan Ramadhan, terdapat tiga jamaah haji yang meninggal dunia di Makkah atas nama Acu Sanan Inun asal kloter JKS 40, Bhunidhi Sahumi Samit asal kloter SUB 08, dan Asnawi Said Mihi asal kloter SUB 43

“Sehingga sampai dengan saat ini jumlah jamaah haji yang wafat di Makkah sebanyak 15 orang. Secara keseluruhan, jamaah yang wafat hingga sampai saat ini berjumlah 40 orang. Sesuai ketentuan, jamaah yang wafat akan dibadalhajikan,” ujarnya.

IHRAM

Kiswah Ka’bah Dinaikkan Menyusul Persiapan Haji 2023

Kain kiswah juga dinaikkan untuk mencegah praktik ibadah yang salah.

Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, telah menaikkan kiswah Ka’bah sekitar tiga meter dan area di bawahnya telah ditutupi dengan kain katun putih. Ini merupakan tradisi tahunan yang dilakukan Kerajaan dalam mempersipakan musim haji. 

Dilansir dari Arab News, pada Ahad (11/6/2023), ini prosedur yang sama diulang setiap tahun sebelum musim haji untuk melindungi kiswah, karena beberapa peziarah menyentuhnya saat mengitari Ka’bah. Presiden Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, Dr. Abdulrahman Al-Sudais juga hadir saat kiswah dinaikkan.

Asisten presiden jenderal untuk urusan Kompleks Raja Abdulaziz untuk Ka’bah Suci Kiswa, pameran, teknik, teknis, dan urusan operasional, Sultan Al-Qurashi, mengatakan bahwa menaikkan bagian bawah kiswah berfungsi untuk menjaga kebersihan dan (integritas) dan mencegah gangguan.

“Kain kiswah juga dinaikkan untuk mencegah praktik beberapa peziarah berdasarkan kepercayaan yang salah,” ujar Al-Qurashi.

Setiap tahun, pada hari kesembilan bulan Islam Dul Hijjah, kain sutra hitam dilepas dan kiswah baru disampirkan di tempatnya.

Sumber:

https://www.arabnews.com/node/2319271/saudi-arabia

Haji Ramah Lansia dan Tangis Haru Suhartini di Makkah

Jamaah haji Indonesia sudah mulai berdatangan dari Madinah dan Jeddah.

Oleh Fuji Eka Permana dari Makkah, Arab Saudi

Suhartini, jamaah haji lansia asal Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta turun dari bis menggunakan kursi roda. Ia nampak kelelahan saat tiba di Makkah setelah melakukan perjalanan panjang dari Jakarta ke Jeddah kemudian ke Makkah.

Petugas haji layanan lansia di Makkah membantu Suhartini untuk turun dari kursi roda dan duduk di kursi. Di balik wajah lelahnya, Suhartini menyimpan haru, tidak lama kemudian ia menangis seolah tidak percaya sudah sampai Tanah Suci, Makkah.

“Alhamdulillah hirobbil alamin, saya bisa sampai Makkah dengan selamat,” kata Suhartini sambil menangis haru, ia tidak mampu menahan tangisnya yang pecah.

Petugas haji layanan lansia, Syarifuddin tetap menyimak jamaah haji lansia asal Kabupaten Bantul yang sedang menangis dan mengungkapkan rasa syukurnya telah sampai Makkah. Dia tidak menyela Suhartini yang sedang menangis sambil berkata-kata.

Suhartini mengungkapkan bahwa layanan yang diberikan kepadanya sebagai jamaah haji lansia sangat baik. Mulai dari embarkasi, di pesawat, di Jeddah sampai Makkah merasa terlayani dengan baik.

“Jamaah haji yang lansia-lansia dilayani dengan bagus, mulai dari pertama perjalanan sampai di hotel (di Makkah),” ujar Suhartini yang masih tetap menangis saat tiba di Makkah, Jumat (9/6/2023) malam.

Suhartini sambil menangis menyampaikan sambil terbata-bata bahwa dirinya terus didampingi dan diarahkan oleh petugas haji hingga sampai Makkah pada Jumat (9/10/2023) malam.

Suhartini juga terharu ada temannya sesama jamaah haji yang tidak memiliki kaki. Suratini tetap di dekat jamaah haji yang tidak memiliki kaki tersebut karena merasa iba kepadanya.

“Saya kasihan jadi saya dekat terus dengan dia (jamaah haji disabilitas), karena dia lebih parah jadi saya menemani,” ujar Suhartini sambil terbata-bata karena tangisnya yang bercampur rasa haru dan syukur belum reda.

Suhartini mengucapkan terimakasih kepada para petugas haji yang telah melayani dengan bagus dan setulus hati. Jamaah haji lansia ini mengaku merasakan ketulusan para petugas haji yang melayaninya.

Suratini juga mengetahui Kementerian Agama (Kemenag) mengusung tagline ‘Haji Ramah Lansia’ tahun ini. Sehingga ia dapat berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Untuk itu, ia menyampaikan terimakasih kepada penyelenggara haji yang telah mewujudkan mimpi jamaah haji lansia bisa ke Tanah Suci.

Syarifuddin mendampingi Suhartini yang baru saja tiba di Makkah mendoakan semoga jamaah haji Indonesia semuanya menjadi haji yang mabrur.

“Kami senang kalau ibu senang, kami senang kalau ibu sehat, kami akan melayani dengan baik, doakan juga kami para petugas haji,” ujar Syarifuddin kepada Suratini yang masih belum reda tangisnya.

Sebagaimana diketahui, jamaah haji Indonesia sudah mulai berdatangan dari Madinah dan Jeddah. Sebanyak 30 persen atau sekitar 67.000 jamaah haji adalah lansia. Kemenag berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji lansia.

IHRAM

Sebagian Besar dari 37.309 Jamaah Haji yang Tiba di Makkah Masuk Kategori Risti

Para jamaah haji Indonesia diimbau memperbanyak air minum

Oleh : Fuji E Permana. reporter Republika.co.id dari Makkah Arab Saudi

Sebanyak 37.309 jamaah haji yang datang ke Makkah dari Madinah termasuk dalam kategori sebagai jamaah haji berisiko tinggi (risti). Sebagian besar di antara mereka menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah, Andi Ardjuna Sakti mengatakan, data 37.309 jamaah haji risti yang datang ke Makkah didapat setelah 96 kloter berpindah dari Madinah ke Makkah dalam tujuh hari pertama. Umumnya jamaah haji risti memiliki komorbid yang menjadi pemicu penyakitnya kambuh dan menjadi parah akibat cuaca panas.

Menurutnya, dalam sepekan pertama pergeseran jamaah haji dari Madinah ke Makkah pada 1 Juni – 7 Juni 2023, sudah ada 1.919 jamaah yang memeriksakan diri ke  Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Selain itu, dideteksi juga 145 kasus kesehatan ditemukan di sektor dan sebanyak 13 kasus dirujuk ke rumah sakit.

“Pencegahan yang paling mudah (agar tidak mudah sakit) minum air tanpa menunggu haus,” kata Ardjuna di Makkah, Jumat (9/6/2023).

Ardjuna mengatakan, KKHI mencoba mencari faktor penyebab banyaknya jamaah haji yang sakit. Menurutnya, ada kemungkinan jamaah haji kecapekan setelah menempuh perjalanan dari Madinah ke Makkah yang memakan waktu kurang lebih 4-5 jam.

Setelah jamaah haji sampai hotel di Makkah, jamaah haji ada yang langsung diminta untuk umroh wajib. Ada juga yang istirahat satu sampai dua jam saja.”Mengingat usia yang lansia, (jamaah haji lansia) butuh istirahat lebih,” ujar Ardjuna.

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

Sebelumnya, Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Edi Supriyatna mengatakan bahwa jamaah haji lansia perlu didampingi. Di dalam kloter diterapkan strategi body system, artinya dalam satu kamar yang terdapat jamaah haji lansia didampingi oleh jamaah haji yang tidak lansia. Jadi sesama jamaah haji saling membantu.

“Kalau ingin melakukan aktivitas ibadah, itu (jamaah haji lansia) betul-betul didampingi, kalau perlu didampingi dalam melakukan ibadah gunakan kursi roda dan lain-lain dan terus didampingi sampai selesai ibadahnya,” ujar Edi.

Edi menambahkan, jika jamaah haji lansia memiliki komorbid, tetap minum obat yang rutin diminum sejak dari Indonesia. Ini untuk membantu agar penyakitnya tidak kambuh saat berada di Makkah.

IHRAM

Alhamdulillah Lebih Dekat ke Masjid Nabawi: Kebahagiaan Jamaah Haji

Jamaah haji harus memperbanyak baca doa setiap hari.

Jamaah haji asal Kabupaten Luwu Utara, Sulsel, yang tergabung dalam Kloter UPG 14, Atikah mengaku bersyukur menempati Front Taiba Hotel di Madinah. Perempuan yang suaranya dominan dalam video viral tersebut mengatakan bersyukur saat ini hotel lebih dekat dengan Masjid Nabawi, hanya beberapa langkah saja. 

“Alhamdulillah, lebih dekat ke Majid Nabawi, lebih mudah untuk kursi roda lansia, lebih senang karena tidak perlu menyeberang jalan lagi,” kata Atikah Jumat malam (9/6/2023)

Disinggung dengan layanan konsumsi untuk jamaah haji? “Alhamdulillah makanan datang tepat waktu dan menu bisa dinikmati semua, seperti makan di Sulsel. Terima kasih atas semua fasilitas yang telah diterima ini,” tambahnya. 

Hal hang sama disampaikan untuk layanan kesehatan dan bimbingan ibadah. “Pembimbing ibadah keliling kamar. Kesehatan selalu datang cepat,” ujarnya.

“Kepada bapak Menteri Agama, saya jamaah haji kloter 14 UPG mengucpakan terima kasih sudah menyiapkan pelayanan, fasilitas, bantuan untuk jemaah haji. Maaf atas kekurangan dan kekhilafan saya,” kata Atika. 

Sementara itu, Ukkas, pria yang ada di video viral tersebut menyatakan hotel yang sekarang ditempati fasilitasnya lebih bagus. Menurutnya, peristiwa yang terjadi di hotel sebelumnya, Frontel Al Harithia karena miskomunikasi. Setelah bertemu kembali dengan pihak hotel dan dijelaskan, maka selesai. 

“Fasilitas hotel yang sekarang (Front Taiba, Red) lebih bagus, lega semua, konsumsi enak. Terima kasih atas pelayanannya. Terima kasih banyak Pak Menteri Agama,” ungkapnya. 

Kasi Layanan Akomodasi Daker Madinah Ali Machzumi memberikan klarifikasi terkait viralnya potongan video yang dinarasikan terjadi penelantaran jamaah UPG 14. Menurut Ali, rombongan jamaah UPG 14 asal Kabupaten Luwu Utara tidak telantar, hanya dipindahkan ke hotel yang lebih strategis.

Jamaah haji kelompok terbang (kloter) 14 Embarkasi Makassar (UPG 14) tidak telantar. Jamaah UPG 14 pindah penginapan, justru lebih dekat dengan Masjid Nabawi.

Potongan video yang viral, kata Ali Machzumi, adalah suasana saat proses pemindahan jamaah dari hotel asal ke hotel berikutnya. “Sebenarnya ini masalah sudah selesai. Di awal hanya ada miskomunikasi. Pihak majmuah memindahkan jamaah ke hotel yang lebih dekat dengan Masjid Nabawi,” kata Ali Machzumi di Madinah, Jumat (9/6/2023).

IHRAM