Dari Masjid Kita Selamatkan Anak-anak Kita!

Tentu kita prihatin, hari ini banyak masjid yang kurang berfungsi, kecuali hanya untuk sholat semata. Padahal, masjid bisa menjadi tempat sosialisasi yang terbaik bagi anak-anak.

“ANAK-ANAK kaum Muslimin berada dalam bahaya,” ucap seorang ibu dalam sebuah perbincangan ringan usai acara talk show di Depok Jawa Barat.

Seorang ibu yang lainnya pun penasaran, “Bahaya gimana bu?” Ibu yang memulai pembicaraan itu pun menjawab, “Lihat saja anak sekarang, baca Qur’an kurang, sholat masih sulit ditegakkan, ke masjid apalagi. Akhirnya, habis maghrib anak-anak pada asyik nonton TV,” jelasnya dengan mimik serius.*

***

Kegelisahan ibu tadi memang layak kita renungkan. Terlebih jika melihat perkembangan zaman yang kian kurang kondusif bagi terpeliharanya iman pada anak-anak kita.

Selama ini, banyak ulasan tentang mendidik anak sebatas pada teori, metode dan tips bagaimana menjadikan pribadi anak sholeh. Belum ada yang mengurai bagaimana membangun lingkungan anak yang mengantarkan mereka menjadi sholeh dan sholehah.

Padahal, sekuat apa pun keluarga mendidik putra-putrinya dengan bekal iman yang mantap tetapi mereka tidak didukung dengan lingkungan yang positif, kemungkinan tergelincir juga tidak kecil. Hal ini bisa dilihat dari alumnus pondok pesantren yang kemudian hijrah ke kota. Sebagian ada yang telah meninggalkan tradisi penting yang bertahun-tahun dibangun selama di pesantren.

Akan tetapi, kita tidak perlu berdebat pada soal mana yang lebih menentukan, keluarga atau lingkungan. Karena secara fakta pendidkan keluarga yang baik akan semakin bagus jika didukung dengan lingkungan yang baik.

Untuk itu, perlu kiranya para orangtua saat ini untuk bersama-sama berpikir bagaimana membangun lingkungan yang kondusif bagi keimanan dan ketakwaan buah hati kita bersama.

Memakmurkan Masjid

Memakmurkan masjid adalah perkara penting. Mari perhatikan firman Allah ini;

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 9: 18).

Jadi, tidak mengherankan, jika pertama kali bangunan yang didirikan Rasulullah adalah masjid. Dari masjid itulah segenap kegiatan keumatan dijalankan. Mulai dari pendidikan, sosial hingga militer. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga Muslim harus bahu membahu memakmurkan masjid.

Dalam konteks pendidikan anak, keluarga Muslim harus memiliki kepedulian dengan masjid sehingga masjid tidak saja menjadi tanggug jawab pengurus dalam hal pemakmurannya. Tetapi semua keluarga di sekitar masjid ikut andil memakmurkannya. Apalagi, secara lingkungan, semua orangtua butuh anak-anaknya cinta ibadah. Jika masjid tidak dimakmurkan, bagaimana hal itu bisa diwujudkan?

Program yang Menarik

Tentu kita prihatin, hari ini banyak masjid yang kurang berfungsi, kecuali hanya untuk sholat semata. Padahal, masjid bisa menjadi tempat sosialisasi yang terbaik bagi anak-anak, tempat pendidikan yang terbaik bagi mereka, bahkan tempat yang paling menyenangkan untuk buah hati kita semua.

Lantas bagaimana jika ternyata masjid tidak menarik bagi kebanyakan anak-anak Muslim di negeri ini? Di sinilah tugas orangtua. Harus ada komunikasi yang baik antar orangtua dan pengurus masjid untuk membuat anak-anak tertarik dengan masjid.

Misalnya dengan mengadakan program dengar kisah Nabi dan Rasul yang dipercayakan kepada orang yang memiliki kemampuan bercerita yang menarik. Atau belajar Al-Qur’an Hadits, Shirah dan semua pelajaran dan pengetahuan  sesuai dengan minat anak-anak masa kini.

Jadi, bukan saja anak-anak yang datang ke masjid, sekali waktu perlu ada acara pengajian keluarga dimana anak-anak juga ikut di dalamnya.

Program semacam ini sangat penting bagi keluarga Muslim Indonesia, utamanya untuk mencegah anak-anak salah pergaulan. Di samping juga aman dari berbagai gangguan program-program tidak mendidik dari televisi.

Sungguh keindahan luar biasa jika suatu kampung atau RT yang setiap maghrib sampai isya’ seluruh anak-anak dan orangtuanya asyik mengaji di masjid. Jika itu terjadi, maka secara otomatis anak-anak kita akan mencintai dan memakmurkan masjid. Jika demikian, maka insya Allah hidayah akan tertanam kuat di dalam hati mereka.

Sinergi dengan Sekolah  

Para orangtua juga harus melakukan komunikasi strategis dengan pihak sekolah. Di sekolah biasanya ada musholla atau masjid. Tetapi, sepertinya hal itu sebatas pajangan. Saatnyalah para orang mengusulkan kepada sekolah agar masjid bisa difungsikan. Utamanya untuk sholat berjama’ah, pelajaran agama atau pun dalam proses belajar mengajar itu sendiri.

Dengan demikian, insya Allah kenakalan remaja akan sedikit teredam dan lama kelamaan akan bisa diminimalisir bahkan dihilangkan. Sekolah harus membuat masjid dan lingkungan sekitarnya indah dan menarik serta representatif untuk kegiatan belajar mengajar bagi para siswa.

Jam pelajaran pun harus menghormati waktu sholat. Para orangtua harus usul kepada sekolah agar setiap kali adzan dikumandangkan, jam pelajaran bisa dihentikan sementara untuk bersegera sholat berjama’ah. Dengan demikian, religiusitas para siswa bisa tetap terpelihara.

Jadi, mari kta bangun perhatian dan kecintaan kita terhadap masjid. Memakmurkan masjid adalah tanggung jawab setiap Muslim secara ilahiyah. Tetapi itu adalah suatu kebutuhan bagi pendidikan generasi masa depan. Semakin makmur masjid, akan semakin banyak orang ke masjid. Dengan demikian maka secara lingkungan, anak-anak kita akan terjaga iman dan takwanya.

Jadi tunggu apalagi, demi masa depan bangsa dan negara, mari kita bangun lingkungan pendidikan iman dan takwa yang bagus dengan gerakan kembali ke masjid.

Seperti nasehat Sunan Kalijogo dalam satu syair populer yang pernah digubahnya, “Wong kang Sholeh Kumpulono” yang artinya, berkumpullah dengan orang-orang sholeh. Dimana lagi kalau bukan di masjid?*

(esqiel/hidayatullah/muslimahzone.com)

 

sumber: Muslimah Zone

Kembalikan iPad, Kejujuran Sopir Taksi Berbalas Umrah

Safdirzon mungkin hanya menjalankan SOP yang ada di perusahaannya dan panggilan jiwanya untuk selalu bertindak jujur,”

Dream – Sopir taksi Blue Bird, Safdirzon tak pernah menyangka bisa berangkat umrah. Kebaikannya mengembalikan iPad penumpang yang tertinggal membawanya ke Tanah Suci.

Kejutan yang diperoleh Safdirzon ini bermula ketika dirinya mengantarkan dua orang penumpang. Terburu-buru cek in mengejar pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma, sebuah iPad tertinggal dalam taksinya.

Kedua penumpang ini ternyata Direktur Utama Hannien Tour, Farid Rosyidin dan Direktur Humas, Arief Munandar. Keduanya tengah menumpang taksi Safdirzon dari Cibinong menuju Bandara Halim Perdanakusuma.

“Safdirzon mungkin hanya menjalankan SOP yang ada di perusahaannya dan panggilan jiwanya untuk selalu bertindak jujur,” kata Arief Munandar dalam keterangan tertulis yang diperoleh Dream, Selasa, 16 Juni 2015.

Menyadari ada barang penumpang yang tertinggal, Safdirzon segera kembali memutar taksinya ke Bandara Halim Perdanakusuma. Dengan tergesar dia mencoba menghubungi petugas bandara agar bisa masuk ke ruang cek in guna memberitahukan adanya barang yang tertinggal.

“Singkat cerita Safdirzon berhasil mengembalikan iPad Dirut Hannien Tour yang tertinggal di mobilnya,” katanya Arief.

Dia menambahkan, aksi Safdirzon bagi perusahaan travel umrah di Cibonong Bogor ini terbilang luar biasa.

“Kejujuran adalah kesederhanaan yang mewah saat ini. Kami berharap Piagam Kejujuran dan hadiah umrah ini akan membuka mata kita dan para pemimpin negeri ini, bahwa budaya kejujuran ini masih hidup di tengah masyarakat kita.” ungkap Arief

 

sumber: Dream.co.id/ Foto: detik.com

Jangan Sepelekan Sahur

Ramadhan hampir tiba. Umat Islam di seluruh dunia menyambut baik bulan penuh berkah itu.

Agar Anda tetap sehat dan bugar saat menjalankan ibadah puasa, ada beberapa tips yang direkomendasikan oleh Ahli Gizi Surgecentre Amerika, Hala Abu Taha:

  1. Jangan tinggalkan sahur: Tidak sedikit mereka yang menyepelekan sahur. Padahal, sahur sangat penting karena tubuh perlu menyerap nutrisi makanan saat memasuki keadaan puasa. Kecuali terpaksa dan darurat, usahakan selalu teratur makan sahur.
  2. Mulailah berbuka dengan kurma: Sumber-sumber gula sederhana dan protein adalah cara yang bagus sebagai kompensasi energi yang hilang selama berpuasa.
  3. Nikmati sup non-krim: Berbuka dengan sup hangat dan non-krim sangat baik, karena dapat mempersiapkan perut seseorang untuk menerima makanan dengan pencernaan yang lebih baik dan kurang nyaman.
  4. Istirahat: Setelah mengkonsumsi makanan manis, beri jeda sepuluh menit sebelum beranjak ke makanan utama. Dengan cara ini, perut tidak akan kewalahan dengan tiba-tiba.
  5. Makan utama yang seimbang: Usahakan mengatur porsi menu makanan dengan satu sumber protein tanpa lemak (ikan bakar atau ayam), salah satu sumber karbohidrat (nasi merah atau kentang rebus manis), dan salah satu sumber mentah atau sayuran.
  6. Panggang tidak digoreng: Abu Taha menyarankan makanan utama yang dikonsumsi tidak digoreng, melainkan dipanggang. “Ini akan menghindarkan rasa kurang nyaman setelah makan dan asupan kalori kurang,” katanya.
  7. Buah untuk pencuci mulut: Abu Taha menekankan bahwa buah-buahan harus masuk ke dalam menu sahur atau berbuka selama berpuasa. Selain itu, konsumsi sirup sebaiknya sedikit dibatasi.
  8. Sahur di akhir waktu: Makan sahur tepat sebelum puasa akan memberikan tubuh dengan sumber energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan produksi untuk hari berikutnya. Sebuah sahur bergizi terdiri dari kombinasi dari karbohidrat kompleks (roti gandum), protein (telur rebus, irisan kalkun atau keju putih), sayuran (yang baru dipotong), dan kalsium (susu rendah lemak).
  9. Tetap terhidrasi: Sementara teh, kopi, dan jus adalah minuman yang populer selama bulan Ramadhan, yang paling penting adalah air. “Setidaknya dua liter air yang harus dikonsumsi setiap hari. Mungkin sulit, tetapi memiliki sebotol air sekitar adalah pengingat yang baik bagi kita untuk minum,” kata Abu Taha.
  10. Tetap bergerak: Berolahraga tetap harus dilakukan selama bulan Ramadhan kecuali ada larangan dari dokter. Abu Taha menyarankan, olahraga dilakukan selama 1 jam, 3-4 kali seminggu.

sumber: Republika Online

Pemerintah Tetapkan Awal Ramadhan Kamis 18 Juni 2015

Jakarta- Pemerintah resmi menetapkan awal puasa Ramadhan 1436 Hijriah/2015 Masehi pada Kamis (18/6) seusai sejumlah ulama dan pakar astronomi menggelar sidang penetapan atau isbat pada Selasa malam.

“Maka 1 Ramadhan baru akan jatuh pada esok lusa yaitu Kamis 18 Juni 2015,” kata Menteri Agama Lukman Hakim di kantornya, Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa.

Menag mengatakan terdapat beberapa pertimbangan dalam penetapan awal Ramadhan. Salah satunya bulan atau hilal terbenam lebih dulu dari matahari.

Selain itu, tidak ada satupun bukti astronomi yang menyatakan hilal bisa dilihat pada Selasa petang sehingga bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari dan bulan Ramadhan datang bukan pada Rabu (17/6).

Anggota tim Hisab Rukyat Kementerian Agama utusan Planetarium dan Observatorium Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Cecep Nurwendaya, mengatakan hilal tidak mungkin terlihat pada Selasa petang merujuk pada kajian ilmu falak atau astronomi. “Berdasarkan perhitungan ilmu falak bahwa bulan mustahil terlihat,” kata Cecep.

Berdasarkan kajian ilmu falak, kata dia, bulan sudah terbenam terlebih dahulu sebelum matahari. Sehingga hari ini hilal tidak mungkin terlihat.

Menurut dia, jika ada yang melihat bulan pada Selasa petang maka dipastikan bukan hilal.

sumber: Republika Online

 

Anda bisa mendownload di sini Jadwal Imsyakiyah Ramadhan 1436H untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Inilah Lokasi Pelaksanaan Pengamatan Hilal Ramadlan 1436H

Jakarta– Hari ini, Selasa (16/06), Kementerian Agama akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal bulan Ramadlan 1436H. Melalui mekanisme sidang itsbat tersebut, Kemenag akan menetapkan kapan dimulainya puasa bagi umat Islam atau awal Ramadlan.

Sidang itsbat akan dihadiri oleh perwakilan ormas-ormas Islam di seluruh Indonesia, serta para duta besar negara sahabat. Proses sidang akan dimulai pukul 17.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal menjelang awal Ramadlan 1436H.

Proses sidang itsbatnya, dijadwalkan berlangsung selepas salat Magrib setelah adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan di seluruh Indonesia. “Sidangnya tertutup. Hasilnya disampaikan secara terbuka,”  terang Dirjen Bimas Islam Machasin, Senin (15/06).

Kementerian Agama menurunkan sejumlah pemantau hilal Ramadlan 1436H di beberapa lokasi di seluruh provinsi Indonesia.

Berikut ini daftar lokasi rukyat awal Ramadlan 1436H:

  1. Aceh: Pantai Lhoknga (Aceh Besar), Nol Km Sabang (Kota Sabang), Calang (Aceh Jaya), Suak Geudebang  Meulaboh (Aceh Barat), dan Tapak Tuan (Aceh Selatan);
  2. Sumatera Utara: Atap Kantor Gubernur Sumut;
  3. Sumatera Barat: Menara Suar Navigasi Bukit Lampu, Bukit Langkisau, Puncak Panorama Sitinjau Laut, Puncak Panorama Aripan, Sikaladi, Pantai Tiku, Bukit Ampang, Pantai Gondoriah, Padang Hijau Gadut, Gunung Bungsu, Bukit Sariak, dan Bukit Punggung Ladiang;
  4. Riau: Hotel Primer (Jl. Jend Sudirman Pekanbaru), Kantor Bupati Kab. Rokan Hilir, dan Pantai Marina Bengkalis;
  5. Kepulauan Riau: Bukit Cermin Tanjung Pinang;
  6. Jambi: Novita Hotel (Jl. Gatot Subroto Jambi), JOB Pertamina Jambi, Abadi Suite & Tower Hotel (Jl Gatot Subroto);
  7. Sumatera Selatan: Hotel Aryaduta (Jl. POM 9 Kampus Palembang), dan Lubuk Linggau (Jl. Bukit Sulat Kota Linggau);
  8. Bangka Belitung: Pantai Desa Penagan, Kec. Mendo Barat Kab. Bangka;
  9. Bengkulu: Hotel Horison Kota Bengkulu;
  10. Lampung: Bukut Cantik (Kalianda Lampung Selatan), dan Pantai Lemong (Krui Lampung Barat);
  11. DKI Jakarta: Masjid Al-Musyari’in Basmol Jakarta Barat, PP Al-Husiniyah Cakung Jakarta Utara, Kanwil Kemenag Provinsi DKIJakarta (Lantai 7), Pulau Karya Kep. Seribu Jakarta;
  12. Jawa Barat: Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu Kab. Sukabumi, Bosscha Lembang Bandung, Kab. Bandung Barat, Gunung Babakan(Kota Banjar), Gunung Panenjoan (Kab. Kuningan), Pantai Santolo (Pameungpeuk Kab. Garut), Pantai Cipatujah (Kab. Tasikmalaya), Pantai Gebang (Kab. Cirebon);
  13. Banten: Hotel Patra Jasa (Anyer), Mercusuar Anyer;
  14. Jawa Tengah: Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah, Pantai Binangun (Kab. Rembang), Kab. Banyumas, Pantai Cigandu (Kab. Batang), Ponpes Assalam (Surakarta), Pantai Kartini (Kab. Jepara), Pantai Alam Indah (Kota Tegal), Pantai Larung (Kab/Kota Pekalongan), dan Pantai Ayah (Kab. Kebumen);
  15. Di Yogyakarta: POB Sekh Bela Belu (Bantul Parang Tritis), Pantai Trisik (Kab. Kulon Progo), Bukit Brambang (Gunung Kidul);
  16. Jawa Timur: Pantai Sunan Drajat /Tanjung Kodok Paciran Lamongan, Pantai Awar-awar Tuban, Pelabuhan PT Semen Gresik Tuban, Menara Masjid Agung Surabaya, Helipad AURI Ngliyep Kab. Malang, Pantai Serang  Kab. Blitar, Pantai Srau Pacitan, Pantai Mleman Lumajang, Pantai Nyamplong Kobong, Gunung Sadeng Jember, Pantai Kalbut Situbondo, Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi, Pantai Ambat Tlanakan Pamekasan, Bukit Condrodipo Gresik, Pantai Gebang Bangkalan, Bukit Wonocolo Bojonegoro, Pulau Gili Kab. Probolinggo, Pantai Pasongsongan Sumenep, Kabupaten Sampang, Pantai Bawean Kab. Gresik, Kabuh Kab. Jombang;
  17. Kalimantan Barat: Pantai Indah Kakap, Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya;
  18. Kalimantan Tengah: Di atas Hotel Aquarius;
  19. Kalimantan Timur: Hotel Mitra Lantai 8, Kota Samarinda;
  20. Kalimantan Selatan: Bank Kalsel Jl. Lambung Mangkurat, Pantai Kanggisung (Pelahari Kab. Tanah Laut), Pantai Kotabaru (Kab. Kotabaru), Amuntai (Kab. Hulu Sungai Utara); Marabahan (Kab. Barito Kuala);
  21. Bali: Hotel Patra Jasa Pantai Kute, Bali;
  22. NTB: Taman Rekreasi Luang Balo (Kota Mataram), Hotel Pasific Senggigi (Kab. Lombok Barat), Malimbo (Kab. Lombok Barat), Menara Asmaul Husna Islamic Center, Jl. Udayana (Mataram), dan Kab. Sumbawa Barat;
  23. NTT: Rumah Jabatan Bupati Kupang, Kec. Amfoang Tengah (Kab. Kupang), Kec. Mamboro (Kab. Sumba Barat), Kec. Katiku Tnh Sel (Kab. Sumba Tengah);
  24. Sulawesi Selatan: Tanjung Bunga di atas Gedung GTC Makassar Pantai Losari;
  25. Sulawesi Barat: Tanjung Rangas Kec. Simboro (Kab. Mamuju), Desa Mosso Kec Sendana (Kab. Majene);
  26.  Sulawesi Tenggara: Pantai Buhari Tanggetada, Kab. Kolaka;
  27. Sulawesi Utara: Apartemen Manado Trade Center;
  28. Gorontalo: Menara Keagungan Limboto;
  29. Sulawesi Tengah: Desa Merana Kec. Sundue Kab. Donggala;
  30. Maluku: Pantai Latuhalat Kes. Nusanile, Kota Ambon;
  31. Maluku Utara: Pantai RUA Ternate dan Kantor Kemenag Tidore;
  32. Papua: Kab. Bika Numfor; dan
  33. Papua Barat: Tanjung Saoka, Kota Sorong; Fak-fak; dan Pantai Sidai Kab. Manokwari.

 

sumber: Portal Kemenag RI

 

Anda ingin mengetahui mengenai metode hisab dan ruhyat? silakan download ebooknya di sini!

Tips Tetap Fit dan Kuat Dalam Menjalani Puasa

Sebetulnya menjalani ibadah puasa tidak harus lemas seharian. Ada beberapa cara yang bisa dijalani berikut ini bersama dr. Dewi Ema Anindia di sini agar berpuasa tetap segar seharian.

KlikDokter.com – Berpuasa di bulan Ramadhan tidak harus menjadi waktu dimana Anda bisa mengkonsumsi makanan berlebihan secara bebas di malam hari dan menjadi tidak aktif di siang hari.

Selama berpuasa metabolisme tubuh dapat menurun yang dapat menimbulkan rasa lemas dan lelah. Namun, dengan rencana yang baik ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga agar Anda tetap fit dan kuat selama puasa nanti.

  • Makan yang Benar

Bersama-sama menyantap makanan dengan keluarga dan teman merupakan hal yang sangat penting selama bulan Ramadhan. Namun hal ini bukan berarti Anda harus banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Pada saat sahur, cobalah konsumsi makanan yang dapat memberikan Anda energi untuk bertahan sepanjang hari. Yakni dengan kombinasi sayuran dan buah yang kaya akan serat, serta makanan yang dimetabolisme tubuh secara lambat seperti:

  • nasi merah,
  • gandum,
  • serta produk susu yang rendah lemak.

Pada saat berbuka, terkadang kita akan tergoda untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat manis dan makanan gorengan serta mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak. Ketahuilah, ini kurang tepat. Pola makan tersebut justru dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di lambung.

Untuk itu, saat berbuka puasa konsumsilah makanan dalam jumlah sedikit dan air putih dahulu, bisa dilanjutkan dengan sup sayur dan makanan yang mengandung 5 sumber nutrisi untuk tubuh yaitu sayuran, buah, nasi merah dan protein seperti ikan atau ayam.

Berikut beberapa kiat lainnya yang dapat dilakukan untuk menjaga tetap fit dan segar selama berpuasa.

  • Tetaplah Aktif

Berpuasa bukan berarti Anda harus berhenti berolahraga. Apabila Anda sudah memiliki rutinitas olahraga sebelumnya maka jangan dihentikan. Anda bisa melakukan olahraga beberapa jam setelah berbuka puasa. Agar tidak kelelahan, jagalah tingkat energi Anda dengan mengkonsumsi makanan dengan kandungan protein, karbohidrat kompleks, serta sayuran.

  • Tidur yang Cukup

Tidur Anda bisa terganggu selama bulan puasa, terkadang kita tergiur untuk menunggu sahur bersama teman atau keluarga yang membuat kita sering begadang. Namun ingat bahwa Anda membutuhkan waktu tidur yang cukup agar tetap fit dan segar keesokan harinya untuk itu tidurlah selama 7-8 jam dalam sehari untuk menjaga agar tubuh tetap kuat dan fit.

 

sumber: Klikdokter.com

Baca Ini Sebelum Mulai Berolahraga di Bulan Puasa

Jakarta – Tubuh akan memasuki fase puasa 8 jam atau lebih setelah kita menghabiskan makan yang terakhir atau setelah lambung menghabiskan absorpsi nutrisi dari makanan yang terakhir.

Pada normalnya, gula darah tubuh yang disimpan di hati dan otot merupakan sumber energi utama tubuh. Selama Anda berpuasa cadangan dari glukosa digunakan pertama kali sebagai sumber energi.

Saat cadangan tersebut habis, maka lemaklah yang menjadi sumber energi tubuh. Selama bulan Ramadhan kita berpuasa dari sahur hingga maghrib dan hanya ada waktu yang sangat sebentar untuk mengisi cadangan energi kita.

Saat kita berpuasa tubuh kita akan secara alami menjadi kurang aktif oleh karena kurangnya energi yang biasanya kita dapatkan dari sumber makanan juga karena ada perubahan waktu tidur Anda. Oleh karena itu sangatlah penting ketika Anda memutuskan untuk berolahraga ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

Olahraga

  • Ketika berpuasa hendaklah kurangi jenis olahraga dengan intensitas tinggi dan kurangi intensitas olahraga Anda menjadi 60-65%.
  • Kurangi juga durasi Anda berolahraga dibandingkan hari biasanya.
  • Jenis olahraga yang dapat Anda lakukan selama waktu puasa bervariasi dari aerobik, yoga dan olahraga jenis kardio yang ringan seperti berjalan selama dalam waktu maksimum 30 menit.
  • Ketika Anda sudah berbuka puasa Anda boleh melakukan olahraga seperti mengangkat beban ringan, situp, push up ataupun jalan cepat di treadmill.
  • Anda juga bisa melakukan olahraga dengan intensitas sedang seperti jalan cepat atau jalan menanjak ditreadmill sebelum sahur.
  • Pentin untuk diingat, saat Anda merasa pusing hingga lemas yang berlebihan untuk segera memberhentikan olahraga.

Konsumsi Air Putih yang Banyak

Air sangat penting bagi tubuh untuk banyak hal, seperti mengatur suhu tubuh hingga mengangkut nutrisi serta mengatur produksi energi. Dehidrasi sangat sering timbul ketika berolahraga saat puasa. Apabila Anda berencana olahraga usahakan untuk mengonsumsi air putih sebanyaknya ketika bisa.

  • Coba konsumsi 300-400ml cairan sebelum tidur, dan 300-400ml cairan sebelum sahur, dalam 1 hari usahakan konsumsi 1-2L air.
  • Kurangi juga konsumsi kopi, soda, dan teh oleh karena kafein merupakan diuretik (BAK terus-terusan) sehingga dapat menstimulasi hilangnya cairan tubuh.

Diet yang Benar

Karbohidrat kompleks merupakan jenis makanan yang dapat mengeluarkan energi secara perlahan dan tepat untuk dikonsumsi selama puasa. Anda bisa mengkonsumsi:

  • sayuran,
  • kacang-kacangan,
  • buah,
  • gandum,
  • ara,
  • dan kentang.

Konsumsi juga protein yang cukup untuk tubuh seperti daging, telur, ikan serta kacang-kacangan.

 

sumber: Klikdokter.com

Sejuta Keajaiban Sedekah

Sedekah, mendengar namanya, orang sudah kenal keutamaannya. Sedekah berasal dari As-Shidq, artinya jujur. Seorang muslim yang bersedekah berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang merupakan bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan ke pihak lain. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut sedekah sebagai ‘burhan’ (bukti). Dalam hadis dari Abu Malik Al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim 223).

Sedekah disebut ‘burhan’ karena sedekah merupakan bukti kejujuran iman seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah identik dengan sifat seorang mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa yang dimiliki identik dengan sifat orang munafik. Untuk itulah, setelah Allah menceritakan sifat orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang beriman memperbanyak sedekah. Di surat Al-Munafiqun, Allah berfirman,

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Infakkanlah sebagian dari apa yang Aku berikan kepada kalian, sebelum kematian mendatangi kalian, kemudian dia meng-iba: “Ya Rab, andai Engkau menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa bersedekah dan aku menjadi orang shaleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).

Untuk itulah, seorang hamba hanya akan mendapatkan hakekat kebaikan dengan bersedekah, memberikan apa yang dia cintai. Allah berfirman,

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ

“Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian infakkan apa yang kalian cintai.” (QS. Ali Imran: 92)

 

sumber: PengusahaMuslim.com

Ilustrasi: Muslim.or.id

 

 

 

Matematika yang Bertuhan

Rumus matematika di sekolah menyatakan, 10-1 = 9. Maka, mulanya orang terperanjat tatkala Ustadz Yusuf Mansur menyodorkan formula: 10 – 1 = 19.

Lho, kok gitu? Rumus dari mana tuh?

Padahal, yang dikemukakan Ustadz Yusuf bukan barang baru. Itu adalah formula matematika sedekah, yang tersurat dalam Kitab Al Qur’an yang telah diturunkan berabad-abad lalu.

Matematika sedekah di atas diambil dari Surat Al-An`am ayat 160, yang menyebutkan bahwa Allah SWT menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah).

‘’Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).’’

Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya bukan 9, melainkan 19. Sebab yang satu, yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.

Kita terkaget-kaget, karena belum menyadari bahwa ilmu matematika juga ‘’bertuhan’’. Maklum, bertahun-tahun kita dididik dengan matematika sekuler, yang mengesampingkan faktor spiritualitas dari kalkulator.

Padahal, matematika adalah salah satu ayat Allah SWT. Baik ayat kauniyah (sunatullah), maupun tanziliyah (Qur’an dan Hadits).

Abdusysyakir dalam bukunya yang berjudul ‘’Ketika Kyai Mengajar Matematika’’ (2007) menyatakan, sesungguhnya matematika memiliki hubungan yang sangat erat dengan tradisi spiritual umat Islam, akrab dengan Al Qur’an, dan menjadi “jalan” menuju pencapaian manfaat-kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Matematika sebagai bagian dari ayat kauniyah, diakui para pakar ilmu hitung sejak dahulu. Misalnya Galileo (1564-1642 SM). Seperti dikutip Harry Frank and Steven C Althoen dalam Statistics: Concepts and Applications (1994), ahli dari Galilea itu pernah menyatakan: “Mathematics is the language in which God wrote the universe.’’ Matematika adalah bahasa Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini.

“Setiap kehidupan adalah matematis,” cetus Prof Abdul Halim Abdullah Shabazz, Guru Besar Matematika di Clark Atlanta University, AS. Tokoh Islam di Amerika, Malcolm X, menandaskan, ‘’Matematika adalah hidup, dan hidup adalah matematika.’’

Matematika sedekah bersifat progresif. Semakin banyak yang dikurangkan, kian besar jumlah yang ditambahkan. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT melipatgandakan sedekah hingga 700x lipat.

‘’Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.’’

Dalam ayat ke-10 Surat Az-Zumar bahkan kelipatan ganjarannya tak terhingga. Tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan, dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.’’

Dengan matematika pula, Ustadz Yusuf Mansur mengajarkan percepatan dalam mengembangkan PPPA Daarul Qur’an.  Seperti kata Robert Harold Schuller dalam acara Hour of Powers: ‘’The mathematics of high achievement can be stated by a simple formula. Begin with a dream. Divide the problems and conquer them one by one. Multiply the exciting possibilities in your mind. Substract all the negative thoughts to get started. Add enthusiasm. Your answer will be the attainment of your goal.”

‘’Matematika untuk prestasi tinggi,’’ katanya, ‘’dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang sederhana. Mulailah dengan sebuah mimpi. Bagilah masalah-masalah yang ada menjadi bagian-bagian kecil dan taklukkanlah satu demi satu. Kalikanlah dengan kemungkinan-kemungkinan yang positif dalam pikiran anda. Kurangkanlah semua pikiran-pikiran yang negatif untuk memulai. Tambahkanlah antusiasme. Jawabannya adalah pencapaian cita-cita Anda.”

Ustadz Yusuf Mansur ‘’mimpi’’ mencetak 100.000 Penghafal Al Qur’an, ketika ia dan kawan-kawan masih harus ‘’berburu’’ calon santri di Kampung Bulak di awal tahun 2000-an. Alhamdulillah, kini sudah ‘’dipanen’’ setidaknya 30.000 santri tahfidz Qur’an.

Oleh: Ust. Anwar Sani

sumber: Daqu.or.id

ilustrasi: Sukarja

 

Demi Naik Haji, Penjual Bubur Candil Ini Menabung 24 Tahun

BANYUMAS, KOMPAS.com — Sariyah, perempuan berusia 52 tahun asal warga Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, pada tahun 2014 akan menunaikan ibadah haji.

Bukan karena mendapat “durian runtuh”, Sariyah, yang merupakan penjual bubur candil keliling, ini dapat berangkat ke Mekkah. Sebab, dia sudah memulai tekad bisa berhaji sejak 1990. Selama 24 tahun itu pula dia tekun menabung.

“Saya kalau nabung tidak setiap hari, kadang dua atau tiga hari sekali, bahkan jika memang tidak ada sisa uangnya, saya baru satu minggu menabung. Itu pun sekali menabung saya hanya Rp 20.000,” ungkap dia yang ditemui di rumahnya, Minggu (7/9/2014).

“Setiap hari, dari hasil keliling jualan bubur candil sama sepeda biasanya saya dapat Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Ya kadang-kadang malah kurang dari itu,” kata Sariyah.

Namun, dengan tekadnya yang besar, dia berhasil mengumpulkan uang. Pada 2010, dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor Kementerian Agama Banyumas. Namun, dia harus masuk dalam daftar antrean dan baru akan berangkat haji pada 2014 ini. “Saat itu, saya mendaftar dengan uang Rp 25 juta dan harus mengantre empat tahun,” kata dia.

Meski sudah mendaftarkan diri, Sariyah tetap meneruskan kebiasaannya untuk gemar menabung. “Saya nabung terus karena uangnya kan masih kurang untuk ongkos dan sangu (bekal) haji,” sambung dia lagi.

Satu kunci untuk bisa mewujudkan niat beribadah haji, menurut dia, adalah ketekunan dan selalu berdoa. “Kuncinya hanya satu, niatnya harus sungguhan dan selalu berdoa kepada Allah SWT, lalu kita berusaha,” ungkap dia.

Dulu, sebelum menggunakan sepeda onthel untuk berjualan, dia hanya menggendong barang dagangannya. “Dulu waktu jualan menggunakan gendong, setiap hari penghasilan saya antara Rp 5.000 sampai Rp 7.000. Alhamdulilah sekarang sudah lumayan,” kata perempuan satu anak ini.

Sudah lebih dari 10 tahun, Sariyah harus hidup sendiri sejak suaminya meninggal dunia. Selama itu, dia menggantungkan hidupnya dari pendapatan sebagai penjual bubur candil keliling.

Alhamdulillah dari hasil usaha sebagai penjual bubur candil keliling saya bisa menyekolahkan putra saya,” ungkap dia.

Kini, putra Sariyah satu-satunya, bernama Ilham Setiawan, sudah bekerja dan memiliki keluarga yang tinggal di Jakarta. Sariyah akan menjadi salah satu calon jemaah haji yang bertolak ke Tanah Suci dengan kelompok penerbangan 47. “Berapa pun pendapatan saya setiap hari, saya selalu syukuri,” ujar dia menutup perbincangan.

 

sumber: Kompas.com