Jamaah Ungkap Pengalaman Saat Berhaji di Masa Pandemi

 Jamaah haji tahun ini merasa berkesan dengan pelaksanaan ibadah mereka di Tanah Suci. Banyak yang mengatakan haji kali ini mengubah hidup mereka dengan kenangan yang tidak akan pernah mereka lupakan.

Salah seorang peziarah asal Yordania, Dina, berbagi perjalanan pribadinya selama berhaji. “Kami tidak berdandan dengan pakaian dan perhiasan yang mewah, kami berdandan dengan gembira,” kata Dina, dilansir dari The National, Jumat (23/7).

“Kenangan yang saya buat di sini sangat berharga. Saya menghabiskan hari-hari berhaji dengan orang-orang asing dan menciptakan ikatan yang mendalam dengan mereka. Sungguh saya tidak bisa menjelaskannya. Tetapi saling peduli melalui setiap langkah mungkin menjadi salah satu alasannya,” tambahnya.

Dina, bersama orang lain yang baru dikenalnya, saling membawa beban satu sama lain dalam perjalanan panjang antar lokasi, dan mendorong kursi roda untuk orang-orang dalam kelompok kami. Juga mengoleskan salep yang menenangkan untuk meringankan rasa sakit mereka dan menyembuhkan lecet di kaki mereka karena berjalan di panas.

“Kami telah melakukan semuanya. Rasanya sangat menyenangkan berada di sana untuk satu sama lain terlepas dari dari mana mereka berasal. Ini adalah pelajaran berharga dan tersembunyi yang diajarkan Haji kepada kita,” ujarnya.

Asma, seorang peziarah Saudi, juga berbagi pengalamannya di haji tahun ini. “Hari ini adalah hari pertama kami bersantai. Setelah kami melepas ihram kami, membersihkan diri dan berpakaian untuk tawaf, kami pergi ke Masjidil Haram dan melakukan shalat zuhur dan tawaf ifadah,” ucapnya.

Asma bertemu teman-teman dari kamp lain dalam perjalanan ke sana dan di halaman Masjidil Haram. Mereka bertukar salam Idul Adha dan makan bersama sebelum shalat Ashar di Masjidil Haram dan kembali ke kamp. “Ada perasaan yang indah saat bisa melakukan itu dengan orang-orang yang baru saja Anda temui,” katanya.

IHRAM

Muslim Kenya Sedih tak Bisa Berhaji Tahun Ini

Umat Muslim di Kenya merasakan kesedihan yang dalam ketika mendengar kabar tentang penyelenggaraan pelaksanaan haji tahun ini  kembali ditiadakan. Rajab Rama seorang pengusaha Muslim Kenya berusia 48 mengaku kecewa ketika ia mengetahui pupusnya kesempatan berhaji tahun ini.

Ia bersama Muslim lainnya mengetahui kabar itu dalam pelaksanaan sholat Jumat di Masjid Al Aksa Kenya pekan lalu. Peniadaan haji tahun ini bagi jamaah luar negeri karena kebijakan pembatasan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi. 

Ketua Dewan Tertinggi Muslim Kenya (Supkem) Hassan Ole Naado mengonfirmasi kepada Muslim Kenya dewan tersebut telah menerima berita tentang pembatalan haji 2021 untuk jamaah haji internasional sebagai tanggapan atas pandemi virus corona. Ole Naado mengatakan kepada media lokal salah satu pelajaran pembatalan haji tahun lalu dan tahun ini adalah bahwa itu adalah ketetapan ilahi. Ia menambahkan hanya Allah yang memilih mereka yang akan menjadi tamu-Nya untuk haji.

“Dewan Tertinggi Muslim Kenya telah menerima berita tentang pembatalan haji bagi jemaah haji internasional untuk musim 2021. Kami telah menerima itu adalah desain ilahi Allah bahwa orang banyak akan lagi tahun ini tidak melakukan haji. Kerajaan Arab Saudi hanya memainkan naskah yang ditahbiskan oleh Pencipta kita jauh sebelum penciptaan alam semesta,” katanya.

Ole Naado meminta Muslim Kenya berserah kepada Allah agar dapat diterima untuk haji di masa depan. Hafeez Mohammed (62 tahun) yang berkecimpung dalam bisnis mobil juga mengungkapkan kekecewaannya.

“Saya sudah beberapa kali pergi umroh. Setiap ada kesempatan, saya selalu berangkat umroh dan haji. Secara pribadi, saya merasa seperti saya benar-benar terbiasa menerima ini begitu saja. Sekarang saya sedih untuk semua orang yang selalu ingin pergi haji. Saya bersyukur kepada Allah atas kesempatan yang saya miliki,” katanya.

“Arab Saudi telah bekerja dengan baik untuk memerangi pandemi. Betapa saya berharap jumlah (orang Nigeria yang diizinkan untuk pergi haji) bisa 10 kali atau bahkan 20 kali lebih banyak. Ini adalah tempat yang besar, berventilasi baik dan dapat menampung banyak orang tanpa menyebarkan penyakit,” katanya.

Pemerintah Saudi mengatakan dalam siaran pers baru-baru ini haji tahun ini akan dibatasi untuk penduduk dan ekspatriat di Kerajaan Arab Saudi. Jumlah total jamaah haji tahun ini dibatasi hanya 60 ribu orang, termasuk semua kebangsaan dan warga negara di dalam Kerajaan Arab Saudi.

IHRAM

Menko PMK Jamin Dana Haji yang Dikelola BPKH Aman

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pengelolaan dana haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) telah berjalan dengan sangat baik dan aman. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan menyerbarkan informasi yang belum tentu benar.

“Bisa kami pastikan kalau pengelolaan dana haji dilaksanakan dengan sangat profesional, prudent, penuh kehati-hatian dan semuanya aman,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (4/6).

Kemudian, ia menegaskan informasi yang beredar di masyarakat terkait pengelolaan dana haji sepenuhnya tidak benar. BPKH, kata dia, merupakan badan yang independen dan profesional yang tidak bisa dicampuri oleh siapapun. Sehingga pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan secara objektif. 

“Tidak ada namanya isu-isu seperti yang berkembang di masyarakat. Artinya apa? dana haji saya jamin aman,” kata dia.

Ia menjelaskan alasan tidak diberangkatkannya jamaah haji Indonesia untuk tahun ini karena mempertimbangkan kemaslahatan dan keselamatan umat di masa pandemi Covid-19 yang belum usai.

“Jumlah yang berangkat itu ratusan ribu. Tentu saja tidak mudah untuk mengelola mereka terutama dalam kaitannya dengan status kesehatannya. Meskipun pilihan yang harus diambil pahit dan tidak menyenangkan tetapi keputusan itu demi kebaikan masyarakat,” kata dia.

Ia berharap keputusan pahit ini adalah pil yang justru menjadi obat untuk masyarakat semua. Bukan sesuatu yang harus disesali. “Mudah-mudahan tahun depan kami sudah bisa berangkat seperti sedia kala,” kata dia.

Sebelumnya diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan untuk tidak memberangkatkan calon jemaah haji Indonesia tahun 1442 H/2021 M. Ini merupakan tahun kedua tidak adanya keberangkatan haji di masa pandemi.

Keputusan ini tentu membuat daftar tunggu calon jamaah haji menjadi lebih lama. Sebagaimana penjelasan dari Ketua BPKH, Anggito Abimanyu menyatakan kalau jumlah waiting list per hari ini sudah mencapai 5.017.000 orang. 

Jadi, jika per tahun kuota haji Indonesia misalkan tetap 220.000 orang, setidaknya memerlukan waktu setidaknya 22 tahun. Tetapi sekali lagi peniadaan pelaksanaan haji tahun ini harus dilihat sebagai ihtiar untuk menjaga keselamatan para calon jemaah haji.

IHRAM

Cek Dana Haji Anda di Virtual Account (VA) di situs BPKH, linknya: https://va.bpkh.go.id

Outlook Haji-Umroh 2021 dan Ancaman Mutasi Virus Covid-19

Di penghujung akhir tahun 2020 Arab Saudi kembali menutup penerbangan internasional dari dan ke Arab Saudi setelah munculnya temuan mutasi virus Covid-19 di wilayah Eropa. Kebijakan ini dalam rangka melindungi kesehatan warga Saudi dan jamaah umroh pada umumnya.

Hal ini otomatis menjadikan akses jamaah umroh dari luar Arab Saudi kembali tertutup. Lalu, bagaimana proyeksi pemberangkatan umroh dan haji tahun 2021?

Kesuksesan penyelenggaran haji dan umroh Arab Saudi pada 2020 cukup membuat optimistis umroh bakal tetap berjalan 2021 dengan sejumlah skenario. Awal tahun 2021, jika mengikuti skenario tahapan pembukaan umroh dari Arab Saudi maka Masjidil Haram diharapkan dapat menampung 100 persen sesuai hitungan protokol tindakan pencegahan, yaitu 20 ribu jamaah umroh per hari dan 60 ribu jamaah sholat per hari.

Pada skenario tahap ketiga, Arab Saudi mengizinkan ibadah umroh dan sholat bagi warga Saudi, mukimin, dan warga dari luar kerajaan sejak 1 November 2020. Penerapan aturan bagi calon jamaah umroh dari luar Kerajaan Arab Saudi sesuai dengan skenario tahapan pembukaan umroh yang telah disusun jauh-jauh hari.

Ada tiga tahap yang direncanakan. Pertama, mengizinkan warga negara Saudi dan ekspatriat yang tinggal di sana (mukimin) untuk menunaikan ibadah umroh mulai 4 Oktober 2020 M. Kedua, mengizinkan ibadah umroh dan sholat di Masjidil Haram bagi warga negara Saudi dan mukimin mulai 18 Oktober 2020 M.

Skenario ini sebenarnya sudah berjalan mulus, namun Arab Saudi perlu sejenak membaca kembali situasi setelah munculnya temuan mutasi virus Covid-19 di wilayah Eropa. Baru kemudian membuka kembali akses umroh bagi jamaah asing, termasuk jamaah umroh dari Tanah Air.

Di sisi lain, Kementerian Agama dan Komisi VIII DPR telah memetakan mitigasi penyelenggaraan haji Tahun 2021 seiring masih berlangsungnya pandemi Covid-19. Waktu terus berjalan sehingga berbagai potensi masalah dipetakan dan disiapkan skema mitigasinya.

Kemenag-DPR memetakan, masalah penyelenggaraan haji, antara lain, terkait tiga skema penyelenggaraan ibadah haji, kuota normal, pembatasan kuota, dan pembatalan keberangkatan dan dampak yang ditimbulkannya. Dampak tersebut, terutama terkait layanan akomodasi, transportasi, konsumsi dan juga kesehatan, termasuk juga kemungkinan dampak pada Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).

Berdasarkan sejumlah catatan pengiriman jamaah umroh ke Tanah Suci, Kemenag juga melakukan sejumlah evaluasi atas penyelenggaraan ibadah umroh pada masa pandemi. Pertama, Kemenag menilai, perlu dilakukan karantina jamaah sebelum saat keberangkatan, minimal tiga hari.

Karantina ini dilakukan guna memastikan proses tes PCR/SWAB dilakukan dengan benar dan tidak mepet waktu keberangkatan. Karantina juga dinilai dapat menghindari risiko adanya pemalsuan data status Jamaah. Kedua, Kemenag menyebut penting melakukan verifikasi dan validasi dokumen hasil SWAB/PCR.

Proses ini bisa dilakukan oleh petugas Kementerian Kesehatan RI, sesuai protokol kesehatan untuk pelaku perjalanan dari luar negeri. Evaluasi ketiga, jamaah harus melaksanakan disiplin ketat terkait penerapan protokol kesehatan selama masa karantina. Penerapan protokol dilakukan baik di Tanah Air maupun di hotel tempat jamaah menginap di Saudi.

Skenario perjalanan umroh tahun 2021 juga akan ditunjang dengan hadirnya vaksin Covid-19. Sehingga dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan ditunjang oleh vaksin Covid-19 diharapkan penyelenggaran ibadah umroh 2021 berjalan lancar.

Kesuksesan penyelenggaran umroh menjadi kunci dibukanya penyelenggaraan ibadah haji 2021 bagi jamaah asing. Selama proses menuju ke sana, Arab Saudi yang sudah pengalaman dengan penyelenggaraan umroh dan haji tahun 2020 pada masa pandemi, kemungkinan bakal lebih fleksibel menerapkan buka tutup penerbangan internasional atau mengaturan pembagian visa jamaah umroh, sesuai dengan ambang batas ancaman penularan Covid-19 yang masih menghantui.

Oleh: Muhammad Fakhruddin, Jurnalis Republik

KHAZANAH REPUBLIKA