Hutang Indonesia Terhadap Palestina

Banyak pihak yang terpana dengan fakta bahwa setiap issu Palestina, selalu saja menggegerkan Negara dan Bangsa Indonesia, seakan kedua bangsa ini adalah dua bersaudara seibu seayah. Dalam keadaan sesusah apapun Bangsa Indonesia selalu memberikan pembelaan maksimal bagi saudaranya itu.

Kini sebuah Rumah Sakit Indonesia berdiri tegak di Gaza melayani pasiennya secara gratis dan sejak tahun 2012 DPRRI telah mengirim delegasi khusus untuk memastikan berdirinya kantor perwakilan RI di Palestina, bila memungkinkan membuka keduaan besar.

Energi laten yang menyatukan kedua bangsa ini adalah “Persaudaraan Muslim”. Bagaimana itu bisa terjadi? Ini jelas tercatat dalam sebuah buku monumental yang diberi sambutan takzim oleh tokoh-tokoh pejuang Kemerdekaan kita seperti dr. Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI sertaPahlawan Nasional RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI ), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Be

sar) A.H. Nasution.. Buku itu berjudul “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc.

Sebagaimana kita maklumi bahwa kemerdekaan suatu negara wajib mendapat dukungan dari Negara-negara berdaulat yang saat itu telah resmi menjadi anggota PBB. Tanpa itu tidak ada kemerdekaan. Mengharap dukungan dari negara-negara Eropa tentulah bagai menggantang asap atau memeras air dari batu.

Tak ada jalan lain, negara-negara Arab-lah satu-satunya harapan dan
mulailah para perjuang kemerdekaan Indonesia membentuk PANITIA PUSAT PERKUMPULAN KEMERDEKAAN INDONESIA yang diketuai oleh M. Zein Hassan Lc.

Adapun sosok paling berpengaruh di dunia sekaligus yang dikenal sangat
mencintai Indonesia adalah Mufti Besar Palestina Syeikh Amin Al-Husaini.
Kesanalah Zein Hassan memimpin delegasi pertamanya.

Apa yang didapat oleh delegasi tersebut adalah sambutan yang tidak pernah dikira-kira besarnya. Mufti Palestina itu, selain menyambut dengan penuh semangat namun bertindak cepat. Berikut ini dikisahkan oleh penulis buku itu:

” Tepat pada tanggal 6 September 1944 [Setahun sebelum proklamasi] menggaungkan dukungan kemerdekaan Indonesia melalui Radio Berlin versi Bahasa Arab. Berita tersebut disiarkan terus menerus selama dua hari berturut-turut. Di Mesir, harian paling besar Al-Ahram juga menjadikannya head-line, dan selanjutnya dijadikan topik bahasan utama oleh oleh para aktifis dan ulama”. Demikian tulis Zein Hassan pada halaman 40 bukunya itu.

Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang,
mungkin juga para pejabat dinegeri ini. Bahkan dukungan ini telah dimulai
setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan Kemerdekaan RI yang kita kenal sebagai Hari Kemerdekaan kita itu, 17 Agustus 1945.

Dalam kunjungan delegasi pimpinan Zein Hassan tersebut terjadi sebuah
kisah horoik yang seharusnya dipatri baik-baik di dalam setiap dada anak Bangsa Indonesia. Begini kisahnya:

Muhammad Ali Taher adalah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia. Beliau adalah seorang Pemimpin dan saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya yang tersimpan di “Bank Arabia” tanpa meminta tanda bukti. Beliau hanya berikrar dengan katanya:

“Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia …”

Setelah seruan dari Mufti Palestina itu, maka negara berdaulat yang berani mengakui kedaulatan RI pertama kali oleh Negara Mesir, 1949. Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Tim-Teng lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala macam perundingan & pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.

Dukungan mengalir setelah itu, sokongan dunia Arab terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi sangat kuat. Para pembesar Mesir, Arab dan Islam kemudian dengan cergas membentuk ‘Panitia Pembela Indonesia ‘. Para pemimpin negara dan perwakilannya di lembaga internasional PBB dan Liga Arab sangat gigih mendorong diangkatnya isu Indonesia dalam pembahasan di dalam sidang lembaga tersebut (PBB).

Nah, lempangkah jalan Indonesia menuju kemerdekaan. Tidak. ternyata para pejuang kita masih memerlukan dukungan-dukungan luar biasa yang kita sendiri tidak mungkin melakukannya. Itulah yang telah memunculkan Peristiwa patriotik berikutnya sebagaimana dilaporkan oleh Wartawan ‘Al-Balagh’ pada 10/8/47 sebagai berikut:

Di jalan-jalan terjadi demonstrasi- demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 Nopember 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya, demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya Mesir.

Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk mendoakan para syuhada yang gugur dalam pertempuran yang sangat dahsyat itu.

“Yang menyolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal “Volendam” milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said; Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir yang dimotori gerakan Ikhwanul Muslimin (persaudaraan kaum muslim), berkumpul di pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan bendera merah-putih – tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal “Volendam” milik Belanda yang terus menerus berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan.

Kemudian motor boat besar pengangkut logistik untuk “Volendam” bergerak dengan dijaga oleh 20 orang polisi bersenjata beserta Mr. Blackfield, Konsul Honorer Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal Belanda di pelabuhan. Namun hal itu tidak menyurutkan perlawanan para buruh Mesir”.

Disinilah peran sangat besar As-Syeikh Hassan Al-Banna (pernah menerima kunjungan delegasi M. Zein Hassan di Kairo) menggerakkan anggota Ikhwanul Muslimin untuk tidak kendor-kendornya memberikan segala jenis bantuan bahkan sampai mempertaruhkan nyawa mereka.

Lebih lanjut sang wartawan menuliskan:

“Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atasdeknya. Mereka menyerang kamar stirman, menarik keluarpetugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu kejuruan lain.”

Akhirnya Negara Kita Republik Indonesia resmi menjadi negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa ke-60 pada tanggal 28 September 1950, yang ditetapkan dengan Resolusi Majelis Umum PBB nomor A/RES/491 (V) tentang “penerimaan Republik Indonesia dalam keanggotaan di Perserikatan Bangsa Bangsa”. Peristiwa ini terjadi tidak lebih dari satu tahun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag (23 Agustus – 2 November, 2949)

BAGAIMANA TINDAKAN NEGARA-NEGARA BARAT?

Sebaliknya dengan melihat geliat usaha bangsa Indonesia untuk merdeka dan derasnya dukungan dari Negara-negara muslim di Arab, majalah TIME edisi (25/1/46)dengan sinisnya menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab, begini tulisnya:

“Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa.”

Menyadari betapa rumit dan berbahayanya usaha-usaha untuk meraih kemerdekaan itu maka pantaskan kita terus berupaya menyadarkan putra-putri bangsa Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya Palestina.

Berikutnya saya terakan sambutan para tokoh kita pada terbitan buku yang sangat monumental itu:

[1] Drs. Moh. Hatta:

“Kemenangan diplomasi Indonesia yang dimulai dari Kairo. Karena dengan pengakuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya terhadap Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, segala jalan tertutup bagi Belanda untuk surut kembali atau memungkiri janji, sebagai selalu dilakukannya di masa-masa yang lampau.”

[2] A.H. Nasution:

“Karena itu tertjatatlah, bahwa negara-2 Arab jang paling dahulu mengakui RI dan paling dahulu mengirim misi diplomatiknja ke Jogja dan jang paling dahulu memberi bantuan biaja bagi diplomat-2 Indonesia di luar negeri.

Mesir, Siria, Irak,Saudi-Arabia, Jemen,memelopori pengakuan de jure RI bersama Afghanistan dan IranTurki mendukung RI. Fakta-2 ini merupakan hasil perdjuangan diplomat-2 revolusi kita. Dan simpati terhadap RI jang
tetap luas di negara-2 Timur Tengah merupakan modal perdjuangan kita
seterusnja, jang harus terus dibina untuk perdjuangan jang ditentukan oleh UUD ’45 : “ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Saduran tulisan
Rahmat Bin Abu Seman
Sumber FDMN H. Hasanain Juaini

 

 

sumber: Kabar Lombok

Israel Tahan Dua Bocah Palestina Usia 12 Tahun

Palestina (11/7) – Pada hari Minggu, Israel mengadili 2 tahanan termuda di dunia. Mereka adalah anak-anak Palestina, Shadi Farrah dan Ahmad al-Zaatari yang berusia 12 tahun.

Sebagaimana dilansir The Palestinian Information Center (10/7), pasukan rezim menangkap Shadi Farrah dan Ahmad al-Zaatari pada 30 Januari 2016 ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah yang kemudian mereka ditangkap dengan tuduhan membawa pisau.

Penangkapan anak berusia di bawah umur merupakan sebuah pelanggaran yang telah dilakukan oleh Israel, karena secara hukum tidak diperbolehkan untuk menahan anak yang masih berusia di bawah umur. (Cahaya Kemenangan)

 

sumber: Bumi Syam

Ini Lima Perusahaan di Permukiman Palestina dalam Daftar Kampanye Boikot

Sejumlah perusahaan masuk dalam daftar boikot oleh kampanye Boycott Divestment and Sanctions (BDS). Berikut lima di antaranya berada di wilayah permukiman Palestina, seperti dilansir dari situs resmi BDS.org:

 

 

  1. Soda Stream

Perusahaan soda ini mengubah air menjadi air mineral dan minuman rasa lainnya. Menurut CNN, penjualan produk mereka meroket dengan pendapatan senilai 436 juta dolar AS pada 2012. Pabrik Soda Stream terletak di area industri di wilayah permukiman Mishot Adumim.

Perusahaan ini mengklaim tak melanggar hukum internasional dengan beroperasi di wilayah permukiman. Sebab mereka mengatakan pabriknya mempekerjakan penduduk lokal Palestina.

Namun menurut situs WHO Profits, para pekerja Palestina di Soda Stream menderita karena kerja keras. Pekerja Palestina dipandang sebagai tenaga kerja murah untuk dieksploitasi.

 

2. Mapal Plastics

Sebuah perusahaan swasta Israel yang terletak dan dimiliki sebagian oleh Kibbutz Mevo Hama. Berada di permukiman di Golan yang diduduki.

Mapal memproduksi lembar dan gulungan polypropylene untuk kemasan, percetakan dan panel surya. Mapal bergerak di industri karet dan produk plastik.

 

3. Eden Springs Water

Eden Springs menyalurkan lebih dari 680 juta liter air di 18 negara, membuatnya menjadi salah satu penyedia air kemasan terkemuka di dunia. Perusahaan ini terus beroperasi di wilayah pendudukan ilegal di Dataran Tinggi Golan.

Pada 1983 pemerintah Israel memberikan persetujuan untuk produksi komersial air, dan dalam setahun pengusaha Israel Giorah Naftali mulai menempa korporasi yang tidak hanya makmur di Israel, tetapi meluas di seluruh Eropa.

Korporasi membeli dan membuat penawaran dengan berbagai perusahaan, termasuk superstar Danone dan Nestle.

 

4. Arava

Arava mengekspor buah, sayuran dan rempah organik dan konvensional. Beberapa produknya tumbuh di permukiman di Lembah Yordan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk paprika, anggur, tomat, dan lainnya.

Arava juga mengekspor produk yang dikemas di rumah pengemasan di wilayah permukiman seperti Gigal, Netiv Hagdud, Mechola, Na’aran dan Ro’i. Perusahaan ini juga memiliki tanaman anggur di permukiman Ro’i dan mengekspor strawberi dan rempah-rempah dari Gaza.

 

5. G4S

G4S mengelola keamanan di Penjara Ofer di wilayah teritori Palestina yang diduduki. Mereka menyediakan layanan dan peralatan untuk menjalankan pemeriksaan dan membantu penjara Israel memenjarakan tahanan politik Palestina.

PBB mencap perusahaan ini sebagai perusahaan yang dikenal karena kekerasannya terhadap tahanan. Mereka sempat mengatakan akan memastikan praktik bisnisnya sejalan dengan kebijakan etika bisnis mereka.

Namun G4S belum mengindikasikan akan menghentikan pelayanannya di penjara Israel yang secara ilegal memindahkan tahanan Palestina. Penjara Israel terkenal dengan penyiksaan sistematis dan perlakukan buruk pada tahanan Palestina, termasuk anak-anak.

 

sumber: Republika Online

Akibat Pembantaian di Gaza, Eksportir Israel Rugi Diboikot

Perusahaan eksportir asal Israel harus menderita kerugian akibat ulah pemerintahnya yang tetap meneruskan pembantaian di Jalur Gaza. Sebuah perusahaan eksportir dari Israel mengakui jika perjanjian ekspor besar harus batal akibat serangan militer Israel yang telah menghabisi ribuan warga Palestina.

Perusahaan pembuat jus buah Priniv mengungkapkan kepada media berbahasa Ibrani, The Marker, seperti dikutip MINA, jika perjanjian untuk mengekspor jus buah segar ke Swedia telah dibatalkan. Pihak Swedia menolak untuk menerima impor tersebut karena jus itu diproduksi di Israel.

Konsumen jus segar di Belgia dan Prancis juga membuat permintaan serupa. Direktur Priniv Ido Yaniv mengungkapkan, adanya penurunan penjualan selama penyerangan Israel ke Jalur Gaza, seperti dilaporkan oleh Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) yang dipantau MINA.

Yaniv memprediksi jika perusahaannya akan menderita kerugian senilai 1,5 juta shekel akibat pembantaian di Gaza. Sebelumnya, banyak aksi boikot terhadap produk Israel yang tidak terungkap media oleh perusahaan-perusahan di Eropa. Mereka takut jika bisnis mereka diasosiasikan dengan rezim kolonialisme brutal dan apharteid yang ada di Israel.

Pada Februari, sebuah perusahaan Belanda dan sebuah perusahaan asal Italia menarik diri dari tender untuk membangun fasilitas pelabuhan di Israel.

Sementara itu, aktivis dari Lembah Yordania dari Tepi Barat, Palestina, telah melaporkan jika petani telah dikontak oleh penjual ritel dari Eropa untuk mengonfirmasi apakah mereka benar-benar berasal dari Palestina atau warga Israel.

 

sumber: Republika Online

Serdadu Zionis Lecehkan Gadis Palestina di Kompleks Masjidil Aqsha

BAITUL MAQDIS TERJAJAH, Jum’at (PIC): Ketegangan terjadi di Gerbang Damaskus Masjidil Aqsha, Baitul Maqdis terjajah pada Rabu (9/3) pagi lalu. Pasalnya, petugas keamanan Zionis memaksa seorang gadis Palestina melepaskan pakaiannya untuk digeledah. Seorang saksi mata wanita mengatakan pada Quds Press bahwa serdadu wanita ‘Israel’ memerintahkan gadis Palestina itu melepaskan pakaiannya di depan umum.

Tentu saja si gadis Palestina menolak menuruti perintah petugas keamanan Zionis itu. Hal itu mengakibatkan ketegangan di antara serdadu Zionis dan warga Palestina yang bergegas datang ke tempat kejadian untuk menolong si gadis.

Para saksi mata menyatakan, gadis Palestina itu meminta serdadu pria Zionis pergi saat ia akan melepaskan pakaiannya. Akan tetapi, si serdadu pria menolak pergi sehingga terjadi bentrokan antara para pemuda Palestina dan petugas keamanan Zionis yang menyemprotkan gas merica ke arah warga Palestina.* (PIC | Sahabat Al-Aqsha)

 

sumber: Sahabat Al-Aqsha7

Indonesia Lantik Konsul Kehormatan Pertama untuk Ramallah Palestina

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Minggu waktu Yordania, telah melantik Konsul Kehormatan pertama Indonesia di Palestina, Maha Abu-Shusheh, yang berkedudukan di Ramallah.

Upacara pelantikan dilakukan di KBRI Amman dihadiri oleh Menlu Palestina Riyad al-Maliki, para duta besar negara-negara ASEAN dan OKI di Amman, demikian keterangan Kementerian Luar Negeri, Senin.

Pelantikan Konsul Kehormatan RI untuk Palestina ini dilakukan beberapa saat menjelang keberangkatan Menlu RI menuju Ramallah. Israel tidak memberikan ijin terbang helikopter angkatan udara Yordania yang akan membawa Retno.

Namun, itu tidak menyurutkan niat pemerintah Indonesia untuk melantik Konsul Kehormatan RI Ramallah.

Retno meminta Maha Abu-Shusheh berperan aktif meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Palestina.

“Saya harap Konsul Kehormatan RI di Ramallah dapat menjadi penyambung tali persaudaraan rakyat Indonesia dan Palestina,” ujar Retno.

Konsul Kehormatan RI di Ramallah juga bertugas melayani dan melindungi Warga Negara Indonesia dan badan hukum Indonesia serta meningkatan kerjasama ekonomi dan sosial budaya kedua negara.

Konsul Kehormatan RI juga bertugas mempromosikan ekonomi, perdagangan, pariwisata, investasi, tenaga kerja dan jasa, serta promosi sosial budaya.

Pembukaan Konsul Kehormatan RI di Ramallah adalah konsul kehormatan pertama di antara 41 kedutaan besar dan konsul asing di Ramallah, sementara konsul kehormatan asing lainnya di Palestina saat ini berada di Bethlehem.

Retno menyatakan pelantikan dan pembukaan kantor Konsul Kehormatan di Ramallah adalah bukti nyata dukungan Indonesia terhadap Palestina.

“Dukungan Indonesia kepada perjuangan rakyat Palestina tidak pernah padam dan pada hari ini kita maju satu langkah lagi dengan pelantikan Konsul Kehormatan RI di Ramallah,” ujar dia. [AW/antara]

 

sumber: Panji Mas

Zionis Israel Larang Menlu RI Masuk Ramallah Palestina

Israel melarang Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi masuk ke Wilayah Otoritas Palestina pada Ahad (13/3). Indonesia dijadwalkan membuka kedutaan besar Indonesia di Ramallah pada hari ini.

Dikutip Haaretz, keputusan melarang Retno masuk Ramallah dibuat karena penolakannya mengunjungi Yerusalem untuk bertemu anggota pemerintahan Israel. Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik.

Retno telah mengumumkan rencananya mengunjungi Palestina sepekan lalu setelah konferensi tingkat tinggi OKI di Jakarta. Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas menghadiri konferensi tersebut dan bertemu dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo.

Jokowi saat itu mengatakan produk yang diproduksi dari permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Golan Heights harus diboikot. Pernyataan tersebut termauk dalam klausul rangkuman konferensi.

Retno dijadwalkan pergi ke Ramallah juga untuk bertemu dengan Menlu Palestina Riyad al Maliki dan Presiden Abbas. Terkait keputusan larangan pada Retno ke Ramallah, Al Maliki mengatakan ia akan pergi ke Amman, Yordania untuk menemuinya.

Kantor Perdana Menteri dan Kementeri Luar Negeri Palestina menolak mendiskusikan larangan tersebut. Namun Haaretz melaporkan ada kontak antara Israel dan Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Pejabat Israel mengatakan jika Retno ingin pergi ke Ramallah, maka ia harus mengunjungi Yerusalem untuk bertemu dengan pejabat Israel.

Sejak beberapa tahun terakhir, Israel memberlakukan aturan bagi negara mana pun yang ingin masuk Palestina harus dengan izin Israel. Israel tidak mengizinkan menteri dari negara barat atau negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan mereka masuk ke Palestina tanpa juga mengunjungi Israel.

Misalnya pada November 2014, Israel mencegah Menlu Kolombia mengunjungi Ramallah. Meski demikian, Israel mengizinkan Menlu dari Arab atau negara Muslim lainnya mengunjungi Ramallah meski mereka tidak mengunjungi Israel.

Misal, Menlu Yordania, Nasser Judeh yang mengunjungi Ramallah dan Bethlemen. Juga pejabat lain dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Maroko dan negara Islam lain. Keputusan pada Indonesia kali ini baru pertama kali dan tidak pernah terjadi sebelumnya. [AW/ROL]

 

sumber: Panji Mas

Surat Cinta Untuk Saudaraku Kaum Muslimin

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika suara dentuman itu kembali terdengar. Keras, menggetarkan , bergemuruh, lalu menghancurkan. Menyusul kemudian pekikan takbir, jeritan dan tangis anak-anak, rintihan hati perempuan tersayat, dan erangan berlafazh dzikir dari bibir rakyat Palestina yang terluka.

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika darah segar rakyat Palestina tertumpah membasahi bumi. Seluruh tubuhnya bocor ditembus muntahan peluru zionis Israel. Serangan itu tidak memandang usia. Baik itu anak bayi, balita, remaja, dewasa, sampai usia senja, semuanya menjadi korban kebengisan Zionis sang penjajah. Ditambah lagi serangan rudal, bom, dan roket-roket zionis yang meluluh lantakkan bangunan, sekolah, rumah sakit, pabrik-pabrik dan seluruh infrastruktur yang ada. Membumi hanguskan. Semuanya, tak bersisa, tak bermoral, tanpa henti.

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika rakyat Palestina mengalami penyiksaan demi penyiksaan. Penyiksaan yang tak berperi kemanusiaan, biadab, dan bengis. Sepatu laras dan kokongan senjata tak henti mendera tubuh rakyat Palestina. Lalu kemudian, diseret dan dimasukkan dalam penjara dengan tuduhan yang tidak beralasan. Jangan tanyakan bagaimana penyiksaan yang dialami oleh sebagian rakyat Palestina di penjara sana. Sebab, tangan ini tak sampai hati untuk menorehkannya, mengingat begitu bengis, begitu kejam, begitu mengerikan penyiksaan yang dialami rakyat Palestina di sana.

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika Muslimah Palestina di renggut kehormatannya, terkoyak, lalu dihempaskan begitu saja di sudut-sudut penjara gelap, atau sudut-sudut reruntuhan bangunan, atau di pinggir jalan yang berakhir oleh gigitan anjing jalanan. Muslimah dijadikan bahan mainan oleh zionis yang kejam. Tak memandang bahwa muslimah Palestina bukanlah lawan tandingan. Muslimah diseret oleh zionis kejam, dilecehkan, dicampakkan.

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika rakyat Palestina harus kuat menahan dinginnya malam. Tegar menembus dinginnya salju yang menusuk tulang. Taka ada tempat bernaung, apalagi selimut tebal. Mimpi indah berganti dengan keheningan yang mencekam. Sesekali bunyi ledakan dan dentuman menyelingi heningnya malam.

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika warga Palestina harus rela kelaparan. Tak ada sesuap nasi yang mengenyangkan juga air yang menyegarkan. Rela mengais-ngais sisa-sisa makanan di bak-bak pembuangan. Tak ada bahan makanan, alat memasak, bahkan dapur untuk memasak. Semua telah rata dengan tanah. Sumber makanan diboikot. Rakyat Palestina disiksa dengan kelaparan yang berkepanjangan.

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika satu generasi di bantai sebab melakukan perlawanan terhadap seorang zionis yang telah melakukan tindak kekerasan. Perlawanan terhadap satu orang zionis dibalas dengan kematian satu generasi keluarga di Palestina. Sungguh biadab bukan ?

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika rakyat Palestina yang hendak melaksanakan sholat dan kegiatan ibadah apapun di rumah Allah, dilarang oleh Zionis yang berkuasa. Rumah Allah dilecehkan dan dihancurkan. Adzan dilarang untuk dikumandangkan. Hak-hak rakyat Palestina dirampas oleh penjajah yang tidak beradab.

Di manakah kaum muslimin ?

Ketika negara-negara yang dibelakang Yahudi mengalirkan banyak dana untuk membumi hanguskan Palestina.

Tidakkah sampai semua kabar itu kepadamu wahai kaum muslimin ?

Kini, Palestina tengah meregang nyawa. Palestina kita, warisan para Nabi, tanahnya diberkahi, negara yang prioritas untuk dikunjungi setelah mekkah dan madinah, kini tengah sakarat !

Mereka, rakyat Palestina, berjuang dengan sepenuh jiwa dan raga demi menyelamatkan nyawa Al-Aqsha, jantung Palestina. Tak peduli berapa banyak nyawa telah melayang, menggapai gelar mulia sebagai syuhada. Tak peduli, betapa perihnya kehilangan, betapa seramnya pembantaian. Mereka tetap bangkit merapatkan barisan. Berada dalam garda terdepan.

Sebab, bagi mereka semua itu akan berganti kenikmatan kekal di surga, sebagai balasan atas pertahanan dan perjuangan mereka menjaga kemuliaan Al-Aqsha, warisan para Nabi, dari tangan penjajah.

Lihatlah, mereka mempertanggung jawabkan warisan para Nabi.

Lantas, bagaimana dengan kita wahai kaum muslimin ?

Apa yang telah kita lakukan untuk Palestina ?

Masihkah kita mau menutup mata atas apa yang telah dilakukan oleh saudara kita di sana ?

Kelak, di hari akhir, mereka semua akan menjadi kekasih Allah, yang mendapatkan perlakuan yang istimewa. Dan bagaimana dengan nasib kita wahai kaum muslimin ? Masihkah Allah mau melihat wajah kita, atas ketidakpedulian kita hari ini terhadap Palestina dan saudara kita di sana ?
Tidakah ada rasa iri terhadap mereka, wahai kaum muslimin ?

Oh di manakah kaum muslimin ?

Lindungilah kami ya Allah di mana saja kami berada. Bukalah hati kami ya Allah atas apa yang menimpa saudara kami di sana. Jadikanlah kami umat yang bersatu padu, layaknya bangunan yang tersusun kokoh. Berilah kami kekuatan ya Allah, untuk menyelamatkan kemuliaan Islam dari tangan-tangan kaum kuffar. Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir.

InsyaAllah, Palestine tomorrow will be free!.*/Mustabsyirah, pegiat komunitas penulis Malika

 

sumber: Hidayatullah

Rakyat Indonesia tak Dirugikan dengan Boikot Produk Israel

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi memastikan masyarakat Indonesia tidak akan dirugikan dengan adanya gerakan boikot produk Israel. Sebab, produk Israel di Indonesia tidak banyak. Pemboikotan produk dari negeri zionis pun tidak akan berdampak signifikan pada konsumen Indonesia.

“Kalau produk Israel, saya kira tak banyak. Kalau sukses itu kemenangan politis dan tak akan berdampak pada perekonomian yang signifikan terhadap konsumen Indonesia,” kata Tulus kepadaRepublika.co.id, Kamis (10/3).

Pemerintah, ia menjelaskan, harus bisa membedakan mana produk Israel dan Yahudi. Sebab, ia berujar, produk Yahudi banyak digunakan konsumen Indonesia. “Kalau produk Israel dari Israel, kalau Yahudi dari Yahudi, kan ada unsur dari seluruh dunia, itu cukup signifikan,” jelasnya.

Tulus meyakini, jika ada satu produk Israel yang diboikot dan dibutuhkan masyarakat, maka banyak barang yang dapat menggantinya. “Sangat bisa kalau masyarakat butuh, karena kita banyak pilihan,” lanjutnya.

Kecuali, ujar Tulus, bagi negara Timur Tengah. Produk Israel sangat dibutuhkan khususnya buah-buahan. “Karena Israel penghasil produk buah-buahan terbesar di Timur Tengah dan mengekspor ke Rusia,” lanjutnya. Tulus berujar, YLKI mendukung larangan masuknya produk-produk Israel ke Indonesia.

Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT LB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menghasilkan dua dokumen penting, yakni Resolusi dan Deklarasi Jakarta, untuk membantu kemerdekaan Palestina. Salah satu isi Deklarasi Jakarta, yakni melarang masuknya produk-produk hasil dari permukiman ilegal Israel.

Para pemimpin negara OKI memberi dukungan bagi dilaksanakannya konferensi perdamaian internasional. Dunia Islam juga mendorong masyarakat internasional melarang masuknya produk-produk hasil dari permukiman ilegal Israel.

 

sumber: Republika Online

Mungkinkah Dunia Islam Bersatu?

Sejatinya jumlah Muslim di sentero jagad raya telah mencapai 1,57 miliar jiwa. Secara kuantitas umat Islam memang begitu besar.  Menurut data yang rilis The Pew Forum on Religion and Public Life, satu dari empat penduduk di muka bumi adalah Muslim. Sayangnya, dari segi kualitas masih tertinggal dibandingkan peradaban yang lain.

Mayoritas umat Islam yang tersebar di negara-negara tertinggal dan berkembang masih dililit kebodohan dan kemiskinan. Terlebih lagi, kondisi umat Islam dunia  terkotak-kotak dan mengalami perpecahan. Tiap negara Muslim cenderung bersaing untuk memperebutkan pengaruhnya.

Terlebih, saat ini,  negara-negara Muslim di Timur Tengah dan Afrika tengah menghadapi masalah dalam negeri yang amat pelik. Demo besar-besaran melanda sejumlah negara Muslim.  Palestina masih terus dijajah Israel. Selama tak bisa bersatu,  peradaban Islam sulit untuk bangkit.

Inilah salah satu tantangan yang dihadapi umat Islam.  Salah satu lembaga  atau organisasi yang diharapkan bisa mempersatukan umat Islam adalah  Rabithah al-‘Alam al-Islami atau Liga Dunia Islam. Inilah organisasi Islam transnasional (internasional) non-pemerintah yang didirikan pada  Zulhijah 1381 H, yang bertepatan dengan tanggal 18 Mei tahun 1962 M.

Organisasi itu terbentuk ketika terjadi krisis politik yang terjadi antara Arab Saudi dan Mesir. Kalangan intelektual, ilmuwan, dan politisi dari sejumlah negara Muslim pun bertemu dan berembuk untuk menggagas sebuah pertemuan darurat pada Musim Haji  1962. Pertemuan tersebut digagas oleh penguasa Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdul Aziz Al-Saud.

Mereka yang hadir dalam pertemuan di kota Makkah itu menggambarkan organisasi yang baru dibentuk itu sebagai sebuah “organisasi budaya Muslim” dan “organisasi umat Islam”, melayani seluruh umat dan tidak bertindak sebagai agen pemerintah mana pun.

Memajukan dakwah Islam, menentang konspirasi yang merugikan Islam, dan membahas permasalahan masa depan umat Islam. Ketiga isu utama itulah yang menjadi tujuan dibentuknya Liga Dunia Islam pada 1962.

Liga Dunia Islam – sebagai organisasi Islam transnasional —  pada era globalisasi ini dihadapkan pada setumpuk tantangan, salahsatunya  dalam bidang informasi. Sekjen Liga Dunia Islam, Dr Abdullah bin Abdul Muhsin Atturki, mengatakan, Rabithah al-Alam al-Islami harus terus mewaspadai berbagai perubahan yang meliputi dunia Islam dan perkembangan teknik dalam bidang informasi yang dapat mempengaruhi kesadaran manusia di era globalisasi ini.

Liga Dunia Islam menekankan pentingnya mengedepankan budaya dialog guna memperkuat hubungan manusia dan meningkatkan perdamaian global. Menurut Dr Atturki, Islam menyerukan untuk menggalang dialog, pemahaman dan kerja sama antarnegara untuk kepentingan kemanusiaan.

Guna mempersatukan umat yang terkotak-kotak, Liga Dunia Islam berharap agar pelaksanaan ibadah haji bisa dijadikan momentum untuk membangun ukhuwah. Ibadah haji adalahmutiara berharga bagi umat Islam. Pada momen itulah, umat Islam akan memperluas semangat persaudaraan mereka ke level maksimal.  ”Kami (Liga Dunia Islam, red) menyeru para pemimpin umat Islam untuk memanfaatkan momen ibadah haji untuk mewujudkan persatuan umat,” ujar Dr Atturki.

 

Oleh Nidia Zuraya

sumber: Republika Online