Suhu Tanah Suci Panas, Jamaah Siapkan Alat Pelindung Diri

Suhu di Tanah Suci sedang panas ekstrem  hingg mencapai 50 derajat celcius. Diperkirakan suhu panas ini berlanjut pada musim haji 2019.

Direktur Utama PT Patuna Mekar Jaya H Syam Resfiadi mengatakan suhu panas pada musim haji memang selalu terjadi setiap tahunnya. “Iya memang betul setiap musim haji selalu panas,” katanya, Ahad (24/6).
Bahkan menurut Syam suhu panas akan terjadi sampai bulan Maret Tahun 2020. Untuk itu semua pihak yang berada di Tanah Suci baik secara pribadi atau organisasi perusahaan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) seperti Patuna sudah mengantisipasi agar tidak sakit karena suhu panas.
“Maka dari itu hindari kena terik matahari langsung,” katanya.
Syam mengatakan, antisipasi lain selain menghindari terik matahari langsung, jamaah juga disarankan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti payung, topi dan kacamata hitam. “Dan juga jangan lupa selalu membawa air minumdi botol,”
Syam menuturkan tahun ini Patuna memiliki 400 lebih jamaah haji kusus yang diberangkatkan. Untuk mendampingi jamaah haji selama di Tanah Suci Patuna menerjunkan 4 dokter 10 pembimbing ibadah ada 10 dan 6 crew.
“Insya Allah kita berusaha agar Allah Swt memberi yang terbaik. Amiin,”katanya.

Tempat yang Paling Dicari Jamaah di Masjid Al Haram

Ketika sampai ke Masjidil Haram, jamaah langsung mencari tempat-tempat berikut ini. Di sana mereka langsung bermunajat: mengagungkan asma Allah sambil mengutarakan harapan yang hendak dicapai di masa depan.

Masjid suci ini adalah destinasi utama jamaah haji dan umrah. Setelah sampai ke Tanah Suci, mereka langsung menuju tempat sujud tersebut. Di sana mereka jatuh dalam haru, karena melihat kiblat umat Islam di dunia. Berikut ini adalah tiga tempat yang banyak dikunjungi.

Mathaf Lantai Dasar Masjidil Haram

Artinya tempat thawaf. Lokasinya ada di bagian paling dalam. Meski terdapat banyak lantai, yang paling diincar jamaah adalah tempat thawaf lantai dasar. Karena di sana mereka bisa memegang Ka’bah.

Di tempat inilah jamaah berjalan berputar melawan arah jarum jam sebanyak tujuh kali. Hal itu dilakukannya sambil berzikir. Selesai thawaf, mereka berjalan menuju tempat sa’i. Di sana mereka merenungkan perjuangan Hajar dulu bertahan hidup di tengah lahan tandus bersama bayinya, Nabi Ismail. Perjuangan itu kini diabadikan menjadi sa’i.

Multazam

Multazam adalah dinding Ka’bah yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah disebut sebagai Multazam. Menurut Atiq bin Ghaits Al-Biladi dalam Fadhail Makkah wa Hurmat al-Bayt al-Haram, panjang antara pintu Ka’bah dengan hajar aswad sekitar empat hasta.

Inilah tempat yang paling diburu jamaah haji dan umrah setelah mengerjakan thawaf. Saat sekeliling Ka’bah dipenuhi jamaah, tak mudah untuk mencapai Multazam. Setiap orang berusaha untuk mencapai tempat yang mustajab itu. Jamaah haji dan umrah pun berdoa dengan penuh kekhusyukan. Bersimpuh memohon ampunan dan memanjatkan berbagai harapan kepada Sang Khalik.

Hajar Aswad

Meski mencium hajar aswad adalah sunah, jamaah haji kadung menganggap ritual satu ini adalah keharusan. Sampai ke Makkah rasanya kurang afdhal kalau tidak mencium batu hitam. Ini merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal dari surga, dan yang pertama kali menemukannya adalah Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim.

Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini me – miliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya.

Pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Kabah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena dia selalu menciumnya setiap saat tawaf.

Hendak Kunjungi Tanah Suci Pekan Depan? Waspadai Hujan Lebat

Surat kabar nasional Arab Saudi, Saudi Press Agency, mengutip Wakil Presiden Otoritas Umum untuk Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan (GAMEP) Dr Aiman Ghulam mengatakan, adanya indikator awal yang menunjukkan hujan sedang hingga hujan deras akan mengguyur beberapa kota di Saudi selama pertengahan pekan depan. Wilayah tersebut termasuk Makkah, Madinah, Hail dan Al-Qassim, serta Dataran Tinggi Barat Daya.

Dilansir Saudi Gazette, Sabtu (27/10), intensitas curah hujan diperkirakan akan meningkat di sekitar wilayah Makkah, Madinah, Hail, Al-Qassim serta daerah barat Provinsi Riyadh.

Menurut Ghulam, kemungkinan terjadi banjir di lembah-lembah dan wadi (palung sungai kering yang hanya mengandung air selama hujan lebat) di daerah-daerah tersebut.

GAMEP menyatakan, bahwa mereka mengikuti kondisi cuaca melalui sistem pemantauan lanjutan sepanjang waktu. GAMEP berkoordinasi dengan otoritas tekait dan akan mengeluarkan laporan rinci dalam hal ini.

Sebelumnya pada Rabu (24/10) malam lalu waktu setempat, hujan lebat disertai badai juga melanda banyak wilayah di Saudi. Akibatnya, lalu lintas kendaraan terganggu dan berpengaruh terhadap kehidupan normal warga di banyak kota.

Karena kondisi ini, pusat krisis dan manajemen bencana di emirat Makkah mengimbau warga dan para ekspatriat (pekerja asing) untuk berhati-hati. Mengingat, cuaca buruk kemungkinan berlanjut di Makkah, Jeddah, Taif, Bahra, Jumoom, Dahban, Osfan, dan Thuwal. Hujan deras sampai sedang juga mengguyur banyak provinsi lain, termasuk Hail, Tabuk, Al-Baha, dan wilayah Perbatasan Utara. (Kiki Sakinah)

 

KHAZANAH REPUBLIKA

Kaus Ganti Presiden ‘Dikibarkan’ di Mina, Menag: Jemaah Tahan Diri

Madinah – Di tengah prosesi puncak haji di Mina, beredar video jemaah haji Indonesia ‘mengibarkan’ kaus dengan tagar #2019GantiPresiden. Menag Lukman Hakim Saifuddin meminta jemaah menahan diri.

“Mari kita jaga bersama menjaga kota suci ini dari pengaruh-pengaruh luar yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan ibadah kita,” ujar Lukman, yang juga merupakan amirul hajj, di Madinah, Arab Saudi, Senin (27/8/2018).

Dalam video yang viral itu, tampak jemaah haji Indonesia mengaitkan kaus putih dengan tulisan ‘#2019GantiPresiden’ ke sebuah tongkat. Tongkat itu kemudian dijunjung tinggi ke atas saat jemaah tengah berjalan kaki, seperti bendera yang tengah dikibarkan. Dari gambar yang beredar, tampak lokasi kejadian berada di jalan yang ada di tengah-tengah perkemahan di Mina, Mekah.

Lukman mengingatkan kembali mengenai prosesi ibadah haji dengan memakai kain ihram. Makna dari penggunaan kain dua helai itu adalah mengenai tidak adanya lagi sekat-sekat perbedaan di antara manusia satu dengan yang lain.

“Kita menggunakan kain ihram dalam wukuf dalam puncak haji kita di Arafah. Wukuf itu untuk menunjukkan tidak adanya perbedaan yang prinsipil dan nonprinsipil sekaligus. Mari kita jaga bersama-sama perbedaan aspirasi politik. Jangan sampai mencemari atau mempengaruhi secara negatif usaha kita bersama di Tanah Suci ini,” ujar Lukman.

Lukman meminta setiap jemaah haji tidak membawa persoalan di Tanah Air ke Tanah Suci di Mekah maupun Madinah. Termasuk mengenai politik praktis yang sedang hangat di Indonesia menjelang Pilpres 2019.

“Sebaiknya tidak dilakukan hal-hal seperti itu. Sebaiknya masing-masing kita bisa menahan diri untuk tidak melibatkan persoalan-persoalan yang ada di Tanah Air di Tanah Suci. Karena Tanah Suci ini milik kita bersama, milik umat Islam Indonesia, tanpa adanya sekat-sekat perbedaan aspirasi politik praktis,” kata Lukman.

Dalam kesempatan ini, Lukman juga menyatakan jemaah haji dan delegasi Indonesia menghormati pemerintah Arab Saudi yang telah meminta agar kesucian Mekah dan Madinah dijaga.

“Jadi dalam banyak media Imam Besar Masjid Haram Syekh Abdurahman As-Sudais bahwa ini adalah kota suci Mekah dan Madinah. Kita berhaji dalam rangka ingin melaksanakan ibadah, dan mari kita jaga bersama menjaga kota suci ini dari pengaruh-pengaruh luar yang tidak kaitannya sama sekali dengan ibadah kita,” tutur Lukman.

DETIK